Oleh :
RANDI HARDI AKBAR NIM. 070 500 038
JURUSAN TEKHNOLOGI HASIL HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan di CV. Pavettia Kurnia Atsiri yang berlokasi di kampung Cirendeu, Desa Cipancar, Kecamatan Seranganjang, Kabupatan Subang, Jawa barat. Dari tanggal 16 Maret sampai tanggal 16 April 2010.
Disetujui, Ketua Jurusan PHH
M. Fikri Hernandi, S. Hut, MP NIP.197011271998021001
Samarinda, 2010 Pembimbing,
Ir. Sarbin Rahman, M. Si NIP. 1960040619931002
Disahkan, Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028198803003
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Praktek Kerjal Lapang (PKL) ... 3
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4
A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4
B. Menejemen Perusahaan dan Ketenaga Kerjaan... 5
C. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 7
BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 8
A. Bahan Baku yang Diperoleh ... 8
B. Persiapan Bahan Baku... 8
C. Proses Penyulingan ... 11
D. Penanganan Minyak Hasil Penyulingan ... 15
E. Pengujian Mutu ... 16
F. Penanagan Akhir ... 18
G. Penyimpanan atau Penggudangan ... 19
H. Pemasaran... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 23 A. Kesimpulan ... 23 B. Saran... 25 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tubuh Utama Halaman
1. Difisi produksi minyak atsiri ... 7
2. Lamanya proses penyulingan... 13
3. Data produksi minyak atsiriper satu kali produksi ... 13
4. Daftar harga minyak per satu kilogram... 20
5. Proses Penyulingan Tergantung Bahan Baku... 24
6. Minyak atsiri yang di hasilkan per satu kali produksi... 24
DAFTAR GAMBAR No. Lampiran Halaman 1. Denah Struktur Organisasi ... 26
2. Alat Penyulingan Sistem Boiler ... 27
3. Peralatan Ketel Suling ... 28
4. Peralatan Kondensor ... 29
5. Peralatan Sepalator ... 30
6. Produk Minyak Atsiri... 31
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di CV. Pavettia Kurnia Atsiri Kampung Cirendeu Desa Cipancar Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang-JawaBarat.
Dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar –besarnya kepada:
Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan material maupun moril dalam menyelesaian studi dan penyusunan laporan PKL, serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi.
Bapak Ir. Wartomo MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Bapak Fikri Hernandi, S. Hut, MP selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Sarbin Rahman, M. Si selaku dosen pembimbing Juga pengantar PKL Bapak Ir. Yusdiansyah, MP selaku dosen penguji
Bapak Asep Kurnia Muhtar selaku Direktur Utama dan Ir. A.D.A Feriyanto selaku wakil direktur CV Pavettia Kurnia Atsiri beserta Bapak Kepala Bagian dan seluruh staf/karyawan yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL di perusahaan tersebut.
Rekan–rekan angkatan 2007 khususnya satu tempat rekan-rekan praktek dan rekan–rekan lainnya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Samarinda Mei, 2010
penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang dengan jumla h sumber daya alam yang sangat besar dimana penyediaan produk-produk hasil hutan termasuk tumbuhan berguna Indonesia (Penghasil Minyak Atsiri) untuk bahan baku industri merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapi pada bidang kehutanan pada saat ini, hal ini disebabkan karna ilmu pengatahuan tentang minyak atsiri belum dipahami masyarakat di Indonesia dan hanya sebagian kalangan masyarakat yang memahami tentang minyak atsiri. Dilain pihak industri minyak atsiri pada saat ini mempunyai kapasitas produksi yang sangat tinggi yang sesuai dengan kemampuan hasil hutan non kayu untuk memasok bahan baku.
Pada saat ini dan masa yang akan datang, minyak atsiri memiliki peranan dalam kehidupan manusia. Dimana dari tahun ketahun permitaan akan minyak atsiri Indonesia dalam dunia internasional semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, minyak atsiri tidak hanya digunakan untuk wewangian (parfum) melainkan dapat pula untuk penggunaan bumbu dapur dan lainnya.
Untuk mengant isipasi tuntutan akan kebutuhan minyak atsiri di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri minyak atsiri baik yang memiliki skala produksi besar, menengah, atau pun kecil (home industry).
Peranan sumber daya manusia dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri- industri yang ada memiliki peranan yang sangat penting, dimana hal ini dikarenakan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi semakin berteknologi tinggi sehingga target produksi dan hasil yang maksimum dapat dicapai.
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai salah satu lembaga pendidikan, mempunyai program dalam rangka mewujudkan dan menunjang peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL). Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kegiatan perkuliahan dan juga untuk menambah pengetahuan da pengalaman bagi mahasiswa.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Tujuan dari PKL ini secara umum adalah meluaskan wawasan dan meningkatka n pengetahuan mengenai kegiatan perusahaan dan juga meningkatkan keterampilan fisik. Adapun tujuan dari PKL secara khusus adalah sebagai berikut :
(1) Memahami prinsip kerja kegiatan-kegiatan Industri Minyak Atsiri.
(2) Memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan praktis tertentu dalam kegiatan produksi Minyak Atsiri.
(3) Mengevaluasi kegiatan produksi Minyak Atsiri serta membandingkan dengan teori atau ilmu pengetahuan yang di peroleh sebelumnya. (4) Menjelaskan secara rinci, baik secara tulisan maupun lisan, tanpa melihat
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
CV. Pavettia Kurnia Atsiri secara resmi berdiri pada tanggal 12 Februari 2008 yang merupakan perusahaan dengan spesialisasi di bidang sumber daya minyak atsiri. Perusahaan berlokasi di Kampung Cirendeu, Desa Cipancar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Luas lokasi Perusahaan ini kurang lebih 20 hektar, yang terdiri dari sebagai berikut :
(1) Tempat Penyulingan (2) Kantor
(3) Lapangan tempat untuk pengeringan bahan baku (4) Bengkel untuk pembuatan alat penyulingan (5) Persemaian
(6) Lahan Perkebunan
Saat ini, CV. Pavettia Kurnia Atsiri memiliki 6 divisi usaha yaitu (1) Divisi produksi
(2) Divisi budidaya dan pembibitan (3) Divisi pembuatan alat
(5) Divisi penyewaan alat (6) Divisi retail atsiri
Lokasi Perusahaan ini terletak antara perbatasan Kabupaten Subang dengan Kota Purwakarta tepatnya kurang lebih 3 km dari kaki gunung Sagalaherang. Ada beberapa pertimbangan mengapa Perusahaan ini di bangun dilokasi tersebut :
(1) Dekat dengan sumber air
(2) Lahan di daerah tersebut subur dan kelembapannya sangat cocok ba gi tumbuhan penghasil Minyak Atsiri
(3) Tempatnya mudah di akses dari berbagai kota di Jawa Barat.
Ada pun visi dari perusahan ini adalah menjadi perusahaan minyak atsiri terintegrasi dengan konsep “Engineered Indonesian Essential Oil Heritage”.Perusahan ini pun mempunyai misi sebagai berikut :
- Diversifikasi aneka jenis minyak atsiri
- Mengembangkan teknik -teknik yang optimal dalam penyulingan minyak atsiri
- Mengembangkan jaringan pemasaran minyak atsiri terutama skala retail
B. Manajemen Perusahaan CV. Pavettia Kurnia Atsiri
1. Struktur Organisasi
CV. Pavettia Kurnia Atsiri dipimpin oleh dua orang direktur utama, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Ketenaga Kerjaan
CV. Pavettia Kurnia Atsiri memiliki komitmen terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia. Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efesien dan selamat serta bertanggung jawab.
Seluruh karyawan CV. Pavettia Kurnia Atsiri yang eksis dalam perusahaan tersebut berjumlah kurang lebih 49 orang. Diantarnya 13 orang sebagai karyawan tetap perusahaan dan 25 orang pegawai tidak tetap (pekerja borongan atau bekerja jika dibutuhkan).
Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen CV. Pavittia Kurnia Atsiri telah mempersiapkan pelatihan
yang menyeluruh, baik keterampilan maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi profesional.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada CV. Pavettia Kurnia Atsiri dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2010 sampai dengan tanggal 16 April 2010 dengan waktu kerja mulai pukul 07.30 WIB dan waktu lembur hingga pukul 04.30 WIB dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu. Kegiatan ini dilakukan di berbagai divisi perusahaan yaitu divisi produksi, divisi budidaya dan pembibitan, divisi pembuatan alat ( perbengkelan ) dan divisi pemasaran.
Kegiatan PKL pada CV. Pavettia Kurnia Atsiri dilaksanakan di divisi produksi yang terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut;
Tabel 1 divisi produksi minyak atsiri
No Bagian Awal
Pelaksanaan
Akhir Pelaksanaan 1 Persiapan Bahan Baku 16 Maret 2010 21 Maret 2010 2 Proses Penyulingan 22 Maret 2010 24 Maret 2010 3 Penanganan Minyak Hasil
Penyulingan
25 Maret 2010 28 Maret 2010
4 Pengujian Mutu 29 Maret 2010 1 April 2010 5 Penanganan Akhir 1 April 2010 7 April 2010 6 Penyimpanan atau
Penggudangan
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Bahan Baku yang diperoleh
CV. Pavettia Kurnia Atsiri memproses aneka jenis minyak atsiri di antaranya adalah minyak nilam, minyak sereh wangi, minyak pala, minyak cengkeh (jika musim kemarau), dan aneka jenis minyak atsiri lainnya sesuai dengan pesanan. Untuk bahan baku minyak sereh wangi dan nilam diusahakan dari kebun yang dikelola perusahaan maupun dari plasma petani di sekitar pabrik. Sedangkan bahan baku untuk minyak pala, cengkeh, dan aneka minyak atsiri dari tanaman keras lainnya diperoleh dari para pemasok (supplier).
Untuk kelancaran proses produksi, CV. Pavettia Kurnia Atsiri memiliki 5 jenis alat penyulingan yang berbeda kapasitasnya yaitu untuk kapasitas 25 kg, 250 kg, 500 kg dan 1 ton yang terdiri dari sistem kukus dan sistem boiler.
Produksi yang dihasilkan oleh CV. Pavettia Kurnia Atsiri yaitu berupa Minyak Atsiri untuk keperluan local dan ekspor. Minyak Atsiri yang dihasilkan memiliki jumlah Rendemen mencapai 3%. Kemudian Minyak Atsiri ditampung pada dirigen, lalu dipacking pada botol-botol dengan ukuran sesuai permintaan.
B. Persiapan Bahan Baku
Dalam hal ini, bahan baku yang telah dipanen akan diproses lebih lanjut sehingga bahan baku tersebut siap diolah. Persiapan bahan baku terdiri dari Pembersihan bahan baku, Perajangan dan Proses Pengeringan, adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan Bahan Baku
Bahan baku yang telah di panen kemudian dibersihkan dari kotoran ( daun rerumputan berupa ilalang ). Ini dilakukan agar tumbuhan yang akan disuling mendapaat hasil rendemen sulingan yang maksimal (rendemen di atas 3%), dan kotoran yang tercampur dalam bahan baku tidak menggangu dalam proses penyulingan.
2. Perajangan a. Prosedur Kerja
Proses perajangan yaitu proses pemotongan bahan baku yang fungsinya untuk mempermudah keluarnya minyak sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Proses perajangan dilakukan secara manual menggunakan alat yang di sediakan ( parang dan kapak ). Setelah selesai perajangan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam karung kemudian di timbang untuk persiapan proses penyulingan.
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
Parang, kapak, alss potong berupa, karung dan nilam c. Kuantitas
Perajangan dilakukan dalam 1 hari kerja d. Pembahasan
Bahan baku harus dirajang/dipotong menjadi kecil agar mempermudah keluarnya minyak dari bahan baku sehingga minyak yang dihasilkan sangat maksimal
Semakin kecil pemotongan bahan baku maka semakin mudah dan semakin banyak minyak yang dihasilkan.
3. Pengeringan a. Prosedur kerja
Bahan baku yang telah dipanen kemudian di keringkan secara alami atau buatan yaitu dengan cara dikeringkan di atas terpal atau tikar dengan menggunakan tenaga matahari ada pula di keringkan dengan cara kering udara, apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan ( hujan ). Apabila bahan baku yang dikeringkan tidak baik ( masih lembab) maka akan mempengaruhi rendemen minyak yang dihasilkan.
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan Tikar, terpal dan nilam
c. Kuantitas
Pengeringan bahan baku dilakukan selama 3 hari sampai bahan baku menjadi kering
d. Pembahasan
Bahan baku yang telah dirajang kemudian dikeringkan Pengeringan dapat dilakukan secara alami dan kering udara Pengeringan alami menggunakan tenaga matahari
Apabila cuaca tidak baik maka dikeringkan dengan cara kering udara yaitu dengan cara diangin-anginkan di sekitar tempat penyulingan.
C. Proses Penyulingan
1. Persiapan Peralatan Penyulingan
a. Prosedur kerja
Mempersiapkan alat-alat penyulingan yang terdiri dari ketel penyulingan, kondensor, sepalator, blower dan cawan untuk penampungan minyak sementara serta ember untuk menampung hasil minyak yang telah berada dalam cawan.
Proses penyulingan dalam perusahaan ini menggunakan system boiler dan sistem kukus atau penyulingan uap dan air (water steam destilation).
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
Ketel penyulingan, sepalator, kondensor, blower, penjepit, sekop garpu, kayu bakar, korek api, ember, sendok,, air dan nilam
c. Kuantitas
Persiapan proses penyulingan dilakukan sebelum melaksanakan proses penyulingan.
d. Pembahasan
Sebelum dilakukan proses penyulingan harus mempersiapkan peralatan penyulingan.
Peralatan yang dipersiakan: ketel suling, kondensor, sepalator, blower dan tungku pengapian
2. Penyulingan a. Prosedur kerja
Proses penyulingan menggunakan sistem kukus sebelum proses penyulingan terlebih dahulu memp ersiapkan bahan bakar, mengontrol air di bak kondensor, mengisi air dalam ketel penyulingan. Setelah
mempersiapkan semuanya, bahan baku tersebut di masukkan ke dalam ketel penyulingan kemudian di suling hingga menghasilkan minyak.
Lamanya proses penyulingan tergantung dari jenis bahan baku yang akan disuling. Karena tumbuhan yang satu dengan lainnya memiliki banyak minyak yang berbeda-beda.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
Ketel penyulingan, sepalator, kondensor, blower, penjepit, sekop garpu, kayu bakar, korek api, ember, sendok,, air dan nilam
c. Kuantitas
Proses penyulingan dilaksanakan dalam 1 hari kerja d. Pembahasan
Proses penyulingan menggunakan system kukus
Lamanya penyulingan tergantung dari jenis bahan baku yang akan disuling.
Table 2. lamanya proses penyulingan
No Bahan baku Lamanya penyulingan
1 Nilam 9 jam
2 Serehwangi 8 jam
3 Pala 20 jam
4 Cengkeh 12 jam
Table 3. Minyak yang dihasilkan dari proses penyulingan per satu kali produksi
No Bahan baku Banyaknya bahan baku (/kg)
Minyak yang dihasilkan (/kg) 1 Nilam 250 kg 5 kg 2 Serehwangi 1 ton 10 kg 3 Pala 500 kg 52,5 kg 4 Cengkeh 500kg 25 kg
3. Penampungan Hasil Penyulingan a. Prosedur kerja
Minyak yang telah keluar dari proses penyulingan ditamp ung ke dalam penampungan sementara berupa ember.
b. Alat dan bahan
Sendok, ember, nilam dan serehwangi c. Kuantitas
Penampungan hasil penyulingan dilakukan dalam waktu 1 hari d. Pembahasan
Minyak yang keluar dari kondensor kemudian masuk ke dalam sepalator kemudian ditampung di wadah berupa ember.
D. Penanganan Minyak Hasil Penyulingan 1. Pemisahan Minyak dan Air
a. Prosedur kerja
Minyak yang keluar dari kondensor akan masuk ke dalam sepalator atau alat pemisah minyak dan air, dimana minyak dan air akan keluar melalui dua saluran dari dalam sepalator.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Sepalator dan minyak atsiri
c. Kuantitas
Pemisahan minyak dan air dilakukan dalam waktu 1 hari kerja d. Pembahasan
Di dalam sepalator minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya 2. Penyaringan
a. Prosedur kerja
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain monel, dimana minyak dan air akan terpisahkan dengan sendirinya.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Ember, sendok, kain monel dan minyak atsiri
c. Kuantitas
Penyaringan dilakukan dalam waktu 1 hari kerja d. Pembahasan
Minyak yang telah ditampung di ember kemudian di saring menggunakan kain monel.
Kain monel merupakan sebuah kain yang berfungsi sebagai pemisah minyak dan air.
E. Pengujian Mutu
Dalam pengujian mutu ini minyak atsiri ini, terdapat 3 pengujian. Pengujian itu antara lain sebagi berikut :
1. Pemeriksaan pendahuluan ( warna, kejernihan, bau ) a. Prosedur kerja
Dalam pemeriksaan warna dan kejernihan dilakukan dengan secara kasat mata, untuk bau dilakukan secara penciuman.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Gelas ukur, pipet dan minyak atsiri c. Kuantitas
Analisa sifat fisika dilakukan dalam waktu 1 hari kerja d. Pembahasan
Pengujian sifat fisika minyak atsiri dilakukan secara kasat mata dan indera penciuman
Pengujian sifat fisika meliputi warna, kejernihan dan bau 2. Analisa sifat kimia
a. Prosedur kerja
Analisa sifat kimia ini dilakukan pengujian yang sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Alat yang digunakan adalah meterlak yaitu alat untuk mengukur kadar minyak. Yaitu dengan cara mencelupkan meterlak, sehingga mandapat nilai yang terdapat atau tercantum dalam metelak tersebut.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Gelas ukur, meterlak dan minyak atsiri
c. Kuantitas
Analisa sifat kimia dilakukan dalam waktu 1 hari kerja d. Pembahasan
Analisa sifat kimia dilakukan secara sederhana menggunakan meterlak Meterlak adalah alat untuk mengukur kadar minyak atsiri
F. Penanganan Akhir 1. Pengemasan
a. Prosedur kerja
Minyak yang telah diproses mela lui tahapan-tahapan kemudian dikemas pada botol kecil bervolume 5 ml, 10 ml, 50 ml, 100 ml, dan 500 ml.
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Botol kemasan, gelas ukur dan minyak atsiri c. Kuantitas
Pengemasan dilakukan dalam 1 hari kerja d. Pembahasan
Minyak atsiri yang sudah diproses melalui beebrapa tahap kemudian siap untuk dikemas
Minyak dikemas kedalam botol bervolume 5 ml, 10 ml, 50 ml, 100 ml dan 500 ml untuk skala retail
Minyak dikemas kedalam dirigen bervolume 20 liter untuk skala curah.
2. Pemberian label kemasan a. Prosedur kerja
Setelah dikemas botol-botol tersebut diberi label dengan membawa merk ‘VETIA’ sebagai media pemasaran minyak atsiri untuk skala retail
b. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah: Gunting dan label kemasan
c. Kuantitas
Pemberian label kemasan dilakukan dalam 1 hari kerja d. Pembahasan
Minyak yang telah dikemas kemudian diberi label
Label berupa stiker dengan merk ’ VETIA ’ sebagai media pemasar minyak atsiri untuk skala retail
G. Penyimpanan atau Penggudangan
Setelah dikemas dan diberi label kemudian disimpan di gudang untuk persiapan pemasaran. Ini dilakukan karena hasil minyak yang ada tidak terjadi penguapan, karena minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap. Selain itu minyak atsiri semakin lama disimpan, semakin tinggi harga jualnya. H. Pemasaran
Pemasaran produk CV. Pavettia Kurnia Atsiri ditangani oleh direktur perusahaan ini sendiri. Dan hasil produk ini dikirim keluar negeri (Ekspor). Hasil ini dikirim ke negara di Asia Tenggara (Singapore), di Asia lainnya seperti Taiwan dan Cina. Dan di kirim ke benua Eropa seperti Prancis. Produksi minyak atsiri yang dihasilkan pada CV. Pavettia Kurnia Atsiri dipasarkan pula hampir ke seluruh provinsi diseluruh Indonesia.
Perusahan ini pun menjadi tempat pengumpulan hasil minyak atsiri dari industry perumahan (home industri) didikan perusahaan ini untuk di pasarkan ke berbagai provinsi di Indonesia dan di ekspor keluar negeri.
Adapun juga daftar harga minyak atsiri per satu kilogram dapat kita lihat pada Tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4.
No Jenis minyak atsiri Harga jual (/kg)
1 Nilam Rp. 310.000,00
2 Serehwangi Rp. 90.000,00
3 Pala Rp. 510.000,00
4 Cengkeh Rp. 80.000,00
I. Pembahasan
1) CV. Pavettia Kur nia Atsiri memperoleh bahan baku nilam dan serehwangi yang diusahakan perusahaan maupun dari plasma petani di sekitar pabrik. Sedangkan bahan baku untuk minyak pala, cengkeh, dan aneka minyak atsiri dari tanaman keras lainnya diperoleh dari para pemasok (supplier). Untuk kelacaran produksi CV. Pavettia Kurnia Atsiri mempunyai 5 alat penyulingan yang berbeda kapasitasnya yaitu untuk kapasitas 25 kg, 250 kg, 500 kg dan 1 ton yang terdiri dari sistem kukus dan sistem boiler.
2) Sebelum dilaksanakan proses penyulingan bahan baku harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan bahan baku meliputi pembersihan baku yaitu membersihkan bahan baku dari kotoran ( dedaunan dan rerumputan berupa ilalang) kemudian bahan baku dirajang yaitu bahan baku dipotong-potong menjadi kecil agar mempermudah
keluarnya minyak dan memperbanyak keluar minyak sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Setelah dirajang kemudian bahan baku dikeringkan, apabila cuaca dalam keadaan baik maka pengeringan dilakukan menggunakan tenaga matahari dan apab ila cuaca tidak baik maka pengeringan dilakukan secara kering udara yaitu dengan cara dianginkan-anginkan.
3) Sebelum dilakukan proses penyulingan harus mempersiapkan alat penyulingan. Alat penyulingan meliputi ketel penyulingan, kondensor, sepalator, tungku pengapian, blower dan wadah berupan ember. Setelah mempersiapkan alat penyulingan kemudian bahan baku ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam ketel penyulingan untuk disuling. Lamanya proses penyulingan tergantung dari jenis bahan baku yang akan disuling. Setelah keluarnya minyak dari kondensor kemudian minyak ditampung sementara didalam wadah berupa toples.
4) Sebelum minyak di wadah berupa ember, minyak terlebih dahulu masuk ke dalam alat sepalator yaitu alat pemisah minyak dan air. Pada alat ini, minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya dengan catatan minyak masih tercampur dengan air. Kemudian minyak yang masih tercampur dengan air kemudian disaring menggunakan kain monel. Kain monel berfungsi sebagai pemisah antara minyak dan air.
5) Setelah minyak itu disaring maka minyak tersebut merupakan minyak murni. Kemudian minyak diuji. Pengujian minyak dilakukan dengan dua cara yaitu analisa sifat fisika dan analisa sifat kimia. Analisa sifat fisika meliputi analisa warna, bau dan kejernihan. Untuk warna da n kejernihan diuji secara kasat mata sedangkan pengujian sifat kimia yaitu pengujian kadar minyak yang terkandung di dalamnya. Pengujian ini menggunakan alat yang disebut meterlak.
6) Setelah minyak diproses melalui beberapa tahapan-tahapan kemudian minyak siap dikemas ke dalam kemasan. Kemasan berupa botol dan dirigen yang bervolume 5 ml, 10 ml, 50 ml, 100 ml dan 500 ml. Adajuga yang dikemas ke dalam dirigen bervolume 20 liter untuk skala curah. Setelah dikemas kemudian diberi label dengan membawa merk ‘ VETIA’ untuk pemasaran minyak skala retail.
7) Setelah minyak dikemas dan diberi label kemudian minyak-minyak tersebut disimpan di gudang untuk persiapan pemasaran. Untuk pemasaran minyak atsiri dikirim keluar negeri (ekspor) ke beberapa negara diantaranya Peranc is, Thailand, China dan Singapore. Adapula hasil minyak dipasarkan di seluruh Indonesia.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kandungan ligni pada pohon karet ( Hevea brasiliensis ) berdasarkan letak batang, yaitu pada bagian pangkal sebesar 32,53 % tengah sebesar 27,17 % dan bagian ujung 21,24 %.
2. Dari keterangan di atas dapat di simpulkan pada bagian pangkal batang memiliki kandungan lignin lebih banyak di bandingkan pada bagian tengah dan ujung.
B. SARAN
1. Penulis menyarankan, agar penelitian tentang lignin pada pohon kayu karet
( Hevea brasiliensis ) lebih di perluas lagi dengan menganalisis komponen kimia kayu lainnya dengan membedakan umur pohon dan tempat tumbuhnya sehingga dapat menginformasikan tentang data yang lengkap khususnya dalam pemanfaatan tanaman pohon kayu karet.
Jumlah karyawan dari semua divisi : - 13 orang pegawai tetap
- 25 orang pegawai tidak tetap (pekerja borongan atau bekerja hanya saat dibutuhkan)
Gambar 6. Produk Minyak Atsiri