• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik..."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel.. ... iii

Daftar Grafik ... iv

Bab I Pendahuluan ... I-1 A. Latar Belakang ... I-1 B. Dasar Hukum ... I-3 C. Maksud dan Tujuan ... I-4 D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... I-4 E. Teknik Pengumpulan Data ... I-6 F. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data ... I-6 G. Kondisi Capaian Target MDGs ... I-8 H. Permasalahan... I-39 I. Tantangan ... I-40

Bab II Arah Kebijakan dan Strategi Dalam Pencapaian Target MDGs di Kabupaten

Kendal ... II-1 A. Arah Kebijakan Pencapaian Target MDGs ... II-1 B. Strategi Pencapaian Target MDGs ... II-4

Bab III Target Kinerja Pencapaian Tujuan MDGs ... III-1 A. Target Kinerja ... III-1 B. Program dan KegiatanPendukung Pencapaian Tujuan MDGs ... III-7

Bab IV Monitoring dan Evaluasi ... I V-1 A. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi ... IV-1 B. Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi ... IV-12

Bab V Penutup ... V-1 Lampiran-Lampiran

(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Status Capaian Tujuan ke-1 MDGs Kabupaten Kendal ... I-8

Tabel 1.2

Perkembangan Laju PDRB per Tenaga Kerja di Kabupaten Kendal Tahun

2007-2011 ... I-12

Tabel 1.3

Status Capian Tujuan ke-2 MDGs Kabupaten Kendal ... I-14

Tabel 1.4

Status Capian Tujuan ke-3 MDGs Kabupaten Kendal ... I-18

Tabel 1.5

Status Capian Tujuan ke-4 MDGs Kabupaten Kendal ... I-20

Tabel 1.6

Status Capian Tujuan ke-5 MDGs Kabupaten Kendal ... I-24

Tabel 1.7

Status Capian Tujuan ke-6 MDGs Kabupaten Kendal ... I-29

Tabel 1.8

Status Capian Tujuan ke-7 MDGs Kabupaten Kendal ... I-33

Tabel 1.9

Luasan Lahan Rusak dan Tidak rusak per Kecamatan tahun 2011 ... I-35

(3)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan

Kabupaten Kendal tahun 2007-2011 ... I-10 Grafik 1.2. Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Tingkat Jawa Tengah 2011 ... I-10 Grafik 1.3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

di Kabupaten Kendal tahun 2007-2011 ... I-11 Grafik 1.4. Perbandingan IPG Kabupaten Kendal dan Kabupaten Sekitarnya Serta

Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2011 ... I-17 Grafik 1.5. Perbandingan IDG Kabupaten Kendal dan Kabupaten Sekitarnya Serta

Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2011 ... I-17 Grafik 1.6. Sebaran AKB di Provinsi Jawa Tengah ... I-21 Grafik 1.7. Sebaran AKB di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-21 Grafik 1.8. Sebaran AKABA di Provinsi Jawa Tengah ... I-22 Grafik 1.9. Sebaran bayi kurang dari 1 tahun yang telah Mendapatkan Imunisasi

Campak di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-23 Grafik 1.10. Sebaran AKI di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-26 Grafik 1.11. Sebaran Persalinan ditolong Nakes di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-26 Grafik 1.12. Sebaran Persalinan dibawah Usia 18 Tahun di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-27 Grafik 1.13. Sebaran HIV/AIDs di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-31 Grafik 1.14. Sebaran Penderita TB Paru di Kabupaten Kendal tahun 2011 ... I-32 Grafik 1.15. Capaian Rumah Tangga dengan Akses Air Minum dan Sanitasi layak

Kabupaten Kendal tahun 2010-2011 dan Target MDGs Jawa Tengah untuk

Kabupaten Kendal tahun 2015 ... I-37 Grafik 1.16. Sumber Air Utama masyarakat per Kecamatan Kendal tahun 2011 ... I-37 Grafik 1.17. Jumlah Rumah Tangga yang Memiliki Jamban per Kecamatan tahun 2011 ... I-38

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan kemiskinan, pengangguran, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan dan lingkungan hidup menjadi perhatian serius dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada bulan September tahun 2000, diselenggarakan pertemuan World Summits diikuti oleh Perwakilan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas tentang penggulangan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan dan lingkungan hidup. Hasil kesepakatan World Summits tersebut selanjutnya ditindaklanjuti melalui sidang Majelis Umum PBB yang mengesahkan kesepakatan tersebut kedalam Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000 tentang Deklarasi Millenium PBB atau lebih dikenal dengan nama Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs). Deklarasi tersebut mencanangkan komitmen global untuk menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam satu paket kebijakan pembangunan guna mempercepat pencapaian pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia pada tahun 2015.

Deklarasi tersebut merupakan Komitmen global yang dituangkan ke dalam delapan tujuan utama yang dijabarkan ke dalam indikator terukur secara kuantitatif disertai target waktu pencapaiannya. Delapan tujuan utama tersebut adalah (1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; (3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu hamil; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Ke delapan tujuan akan dicapai selama kurang lebih 25 tahun yaitu sejak tahun 1990 sebagai tahun dasar sampai dengan tahun 2015. Diharapkan pada tahun 2015 delapan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai target yang ditetapkan, atau bahkan dapat dicapai lebih cepat.

Pemerintah Indonesia sebagai salah satu Negara yang turut menandatangani Deklarasi PBB tersebut memiliki konsekuensi harus mewujudkan pencapaian target MDG’s tersebut. Komitmen pemerintah Indonesia dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004 – 2009, kemudian dipertegas pada RPJMN 2010 – 2014 dan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Upaya untuk mewujudkan pencapaiaan target MDGs telah dilakukan melalui berbagai upaya, meskipun hasilnya belum menunjukkan hasil yang maksimal. Beberapa tujuan telah berhasil dicapai sebelum waktunya, namun ada beberapa tujuan yang sampai dengan tahun 2011 belum dapat tercapai dan masih perlu terus diuapayakan pencapaiannya. Lahirnya Inpres No. 3 tahun

(5)

2010 sebagai langkah strategis untuk mempercepat pencapaian target tujuan pembangunan millennium.

Inpres No. 3 tahun 2010 menegaskan 10 langkah strategis dalam pembangunan nasional dan daerah. Sepuluh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membentuk kelembagaan yang berfungsi melakukan koordinasi kementerian dan lembaga terkait langsung dengan pencapaian target-target MDGs.

2. Mengintegrasikan target-target indikator pencapaian MDGs sebagai indikator kinerja perencanaan penganggaran di tingkat nasional dan daerah.

3. Menerapkan kerangka pengeluaran jangka menengah untuk program-program pencapaian MDGs, terutama penanggulangan kemiskinan, pengangguran, gizi buruk dan kurang, meningkatkan kesehatan ibu dan balita, penanganan HIV/AIDS dan sanitasi.

4. Mengatasi kesenjangan pencapaian MDGs antar daerah melalui peningkatan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) berdasarkan target-target MDG`s.

5. Memberikan perhatian khusus terhadap 20 dari 33 provinsi yang pencapaian target MDGs di bawah rata-rata nasional.

6. Memberikan insentif fiskal bagi daerah-daerah yang mampu mencapai target MDGs yang berhasil menerapkan sistem jaminan sosial secara menyeluruh.

7. Mensinergikan anggaran penanggulangan kemiskinan dan memperbesar proporsi dalam bentuk dana perimbangan di daerah, terutama melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi alokasi anggaran.

8. Mengimplementasikan anggaran responsif gender (ARG) dan pro poor budget dalam perencanaan penganggaran di tingkat pusat dan daerah.

9. Meningkatkan anggaran kesehatan minimal lima persen (5%) dari produk domestik bruto (PDB) yang saat ini masih paling rendah diantara negara-negara ASEAN.

10. Memperbaiki sistem basis data kependudukan sebagai dasar pencapaian indikator MDGs dan penggunaan data terpilah berdasarkan gender.

Perkembangan pencapaian pencapaian target MDG’s di Indonesia menurut Unesco sampai dengan tahun 2010 telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Kemajuan pesat terutama dalam mengurangi kemiskinan, memperbaiki pendidikan dan peran perempuan dalam masyarakat, namun capaiannya belum merata secara nasional karena penyebaran daerah yang sangat bervariasi. Masih banyak provinsi, yaitu 20 dari 33 provinsi (60,06%), belum dapat mencapai target-target MDGs sesuai dengan rata-rata nasional. Hal tersebut merupakan tantangan besar yang harus dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun terakhir, termasuk dalam pencapaian target ke 11 tentang perbaikan pemukiman kumuh yang target pencapaiannya ditunda sampai dengan 2020.

Untuk mempercepat pencapaian target MDG`s di daerah, setiap kabupaten/kota perlu menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) tentang Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) sebagaimana dinyatakan dalam roadmap pencapaian tujuan MDG`s nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menindaklanjuti arahan dari pemerintah pusat dengan

(6)

penyusunan RAD MDG’s Provinsi Jawa Tengah yang ditetapkan dengan Peraturan Gunernur Nomor Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDG`s) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015.

Kabupaten Kendal sampai tahun 2012 belum memiliki Dokumen Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDG`s). Oleh karena itu Kabupaten Kendal perlu menyusun RAD MDG’s dengan berpedoman pada panduan yang dikeluarkan bappenas dengan memperhatikan road map pencapaian tujuan MDG`s nasional, dan RAD MDG`s Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015. RAD MDG’s Kabupaten Kendal nantinya akan menjadi acuan kebijakan bagi setiap stakholder pembangunan untuk mencapai target MDG’s secara lebih sistematis dan terencana sehingga target dapat tercapai. Dengan demikian Kabupaten Kendal mampu memberikan kontribusi positif bagi pencapaian target pembangunan mellenium di Indonesia.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs), adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 4. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 5. Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

6. Undang-Undang No. 15 tahun 2005 tentang Ratifikasi Hak-Hak Ekonomi dan Sosial (Ekosob).

7. Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 8. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Kewenangan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.

10. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014.

11. Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam pembangunan Nasional. 12. Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan.

13. Perpres No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

14. Perda Jawa Tengah No. 3 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah 2008 – 2013.

15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDG`s) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal tentang RPJMD Kabupaten Kendal tahun 2010-2015.

(7)

C. Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan ini adalah Menyusun dokumen perencanaan berupa Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium Kabupaten Kendal

Tujuan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium Kabupaten Kendal adalah :

1. Memberikan pedoman dan petunjuk praktis bagi segenap SKPD pengampu urusan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium pada 2015. 2. Sebagai road map bagi anggota DPRD Kabupaten Kendal dalam rangka melaksanakan tugas

pengawasan dan penganggaran dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian kesetaraan gender sesuai dengan Tujuan Pembangunan Millenium.

3. Memberikan Pedoman bagi stakeholder untuk berpartisipasi dalam rangka percepatan pencapaian target MDG’s.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium Kabupaten Kendal sebagian besar memanfaatkan data sekunder. Data yang dipakai adalah data yang telah dipublikasikan maupun belum oleh SKPD terkait dan juga Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang masih ada relevansinya dengan kegiatan ini. Selain itu juga melalui studi kepustakaan terhadap dokumen-dokumen, buku-buku dan laporan yang dapat memberikan informasi secara komprehensif tentang data yang ada kaitanya dengan penyusunan RAD MDGs ini. Data yang dibutuhkan untuk penyusunan RAD MDG`s, antara lain sebagai berikut :

No Tujuan Data Yang Dibutuhkan Sumber/SKPD

1 Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

 Jumlah penduduk miskin berdasarkan garis kemiskinan BPS tahun 2001 – 2010 (series).  Indek kedalaman kemiskinan (IKK)

 Laju Pertumbuhan PDRB per tenaga kerja  Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk

usia 15 tahun ke atas

 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja

 Prevalensi balita dengan berat badan rendah / kekurangan gizi

 Prevalensi balita gizi buruk  Prevalensi balita gizi kurang

 Jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah 1.400 Kkal per kapita perhari.

 Jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah 2.000 Kkal per kapita perhari.

Bappeda, BPS, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, DKK, BPPKB 2 Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI  Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs  Proporsi murid kelas 1 yang berhasil

menamatkan SD/ MI

 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SMP/MTs

Bappeda, BPS, Dinas Pendidikan

(8)

No Tujuan Data Yang Dibutuhkan Sumber/SKPD

 Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki

3 Tujuan 3:

Mendorong

Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

 Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi  Rasio melek huruf perempuan terhadap

laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun

 Kontribusi pendapatan dari perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non-pertanian  Jumlah kursi yang diduduki perempuan di

DPRD Kabupaten Kendal. Bappeda, BPS, BPPKB, Dinas Pendidikan, Setwan 4 Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak

 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup

 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup

 Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak. Bappeda, BPS, BPPKB, DKK 5 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu

 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

 Angka pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia 15-49 (semua cara dan cara modern)

 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000 perempuan usia 15-15-19 tahun

 Cakupan pelayanan antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)  Unmet need (kebutuhan keluarga

berencana/KB yang tidak terpenuhi)

Bappeda, BPS, DKK, BPPKB

6 Tujuan 6: Memerangi

HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi usia 15-24 tahun

 Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir

 Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.

 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral  Angka kejadian dan tingkat kematian Malaria

.

 Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida.

 Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis.

 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS.

Bappeda, BPS, DKK, BPPKB serta PKBI. 7 Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

 Luas kawasan tertutup pepohonan (Ha) berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan (Ha).  Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

Bappeda, BLH, Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, Energi dan Sumber

(9)

No Tujuan Data Yang Dibutuhkan Sumber/SKPD

 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO)  Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam

batasan biologis yang aman

 Data proporsi kawasan lindung dan kawasan lindung perairan (Ha).

 Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum layak (kota dan desa)

 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar yang layak (kota dan desa)

 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan (%)

Daya Mineral; Dinas Cipta Karya Kabupaten Kendal:

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai untuk kegiatan ini melalui teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat atau merekam data sekunder yang telah dipublikasikan oleh pihak yang berwenang maupun data yang tidak dipublikasikan secara luas, misalnya laporan bulanan SKPD/instansi/lembaga lain yang berwenang. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penyusunan RAD MDG`s adalah sebagai berikut :

1. Diskusi Kelompok Terfokus (Focussed Group Discussion/FGD). FGD dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali dan mengetahui lebih mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan permasalahan dan tantangan dalam percepatan pencapaian MDGs sampai dengan akhir perencanaan. Pelaksanaan FGD dilakukan dalam empat kelompok sesuai dengan jumlah Pokja, yaitu : (1) Pokja Kemiskinan; (2) Pokja Pendidikan dan Kesetaraan Gender; (3) Pokja Kesehatan dan (4) Pokja Lingkungan Hidup.

2. Check list. Check list dipergunakan untuk menginventarisasi kebutuhan data dan isian data sekunder dari SKPD pengampu urusan yang erat kaitannya dengan capaian tujuan MDG`s.

3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah cara memperolah data langsung dari tempat kajian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data penelitian yang relevan dengan kajian ini.

F. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan pengolahan data yang dilaksanakan dalam penyusunan RAD MDG`s terdiri dari : 1. Editing dilaksanakan dengan mengecek kembali kelengkapan, mengurutkan dan menyusun data

secara sistematis agar mudah untuk dilakukan analisis. Pengelompokkan jawaban dan konsistensi informasi dari nara sumber sangat penting agar data dan informasi siap diolah dan sesuai dengan tujuan pengumpulan data.

2. Coding adalah pemberian nilai atau skor jawaban dan tanggapan nara sumber.

3. Tabulasi data dilakukan dengan menyusun data dalam bentuk tabel agar dapat dilakukan pengolahan, perbandingan dan penyusunan data secara series.

(10)

Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan dalam penyusunan RAD MDG`s Kabupaten Kendal, adalah sebagai berikut :

1. Analisis kualitatif, untuk menganalisis data yang tidak dapat dihitung dengan angka, yaitu analisis deskriptif. Data kualitatif berupa analisis kebijakan dan program pembangunan, analisis sosial budaya dan analisis informasi dari nara sumber dalam FGD.

2. Analisis kuantitatif, untuk menganalisis data yang berupa angka-angka dengan menggunakan tabel analisis dengan distribusi frekuensi dan perbandingan persentase (%), sehingga dapat diketahui perkembangan dan trend/kecenderungan dari tahun ke tahun. Selain itu digunakan juga teknik analisis komparasi yaitu membandingkan hasil capaian pembangunan dengan capaian nasional, provinsi dan kabupaten sekitarnya.

Analisis data akan dilakukan sampai pada tingkat kecamatan, hal ini dapat dilakukan karena ketersediaan data indikator MDG’s di Kabupaten Kendal tersedia sampai tingkat kecamatan. Hal ini tentunya akan memberikan nilai tambah dalam analisis, permasalahan dan tantangan yang dihadapi serta arah dan kebijakan yang diambil bisa lebih tepat sasaran dan efektif.

Untuk analisis perhitungan target-target MDG`s, maka ditampilkan data setiap indikator dikemukakan kondisi sekarang, permasalahan dan tantangan yang dihadapi kemudian dibandingkan dengan target MDG`s nasional dan provinsi. Selisih diantara keduanya menggambarkan besar kecilnya masalah yang akan diselesaikan terkait dengan pencapaian target MDG`s. Untuk menggambarkan perkembangan dari tahun ke tahun dari setiap indikator maka dihitung proyeksi berdasarkan data kuantitatif yang ada selama 3 – 5 tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan tersebut maka ditentukan analisis status capaian masing-masing indikator berdasarkan 3 (tiga) kategori, yaitu :

1. Status sudah tercapai atau kondisi yang sangat baik, sehingga di tahun-tahun mendatang tinggal mempertahankan atau memperbaikinya.

2. Status akan tercapai atau kondisi yang cukup baik, adalah penggambaran dari indikator yang pada akhir perencanaan dapat tercapai dengan baik. Sehingga memerlukan dukungan pencapaiannya dari segenap pemangku kepentingan.

3. Status perlu perhatian khusus atau kondisi yang kurang memadai, sehingga pencapaiannya pada akhir perencanaan memerlukan kerja keras dan dukungan segenap pemangku kepentingan atau dukungan lintas sektoral.

(11)

G. Kondisi Capaian Target MDGs Tujuan 1.

Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Tabel 1. 1.

Status Capaian Tujuan ke-1 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan Dasar Kondisi Saat Ini Target MDGs 2015 Status Sumber Data

Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015

1.1 Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional (%) 22,84% (2003) 14,26% (2011) 8,46 BPS, Susenas 1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 4,01 (2003) 2,21 (2011) 2,14 BPS, Susenas Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda

1.4 Laju Pertumbuhan PDRB per tenaga kerja (%)

15,93

(2010) NA 5,18 – 5,3 BPS 1.5 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas (%) NA 94,42 (2010) 72,31 BPS 1.7

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja (%) 29,5 (2010) 31,8 (2012) 52,85 Pusdatinak er

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1.8 Prevalensi balita dengan berat badan

(12)

Indikator Acuan Dasar Kondisi Saat Ini Target MDGs 2015 Status Sumber Data gizi (%)

1.8a Prevalensi balita gizi buruk (%) 0,03 (2009) 0,02 (2011) 0,53 Dinkes

1.8b Prevalensi balita gizi kurang (%) 2,52 (2009) 8,5 (2011) 7,39 Dinkes 1.9 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum: < 1.400 Kkal/kapita/ hari 3,33 (2010) 1,65 (2011) Menurun Dinkes < 2.000 Kkal/kapita/ hari 9,37 (2010) 9,08 (2011) Menurun Dinkes

Target 1A : Menurunkan hingga setengahnya Proporsi Penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dalam kurun waktu 1990-2015

1. Proporsi Penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari. Dengan berpatokan pada BPS, ukuran kemiskinan tidak menggunakan U$$ 1,00 per kapita per hari, akan tetapi dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini disebut dengan garis kemiskinan yaitu mengukur kemiskinan dari sisi pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.

2. Persentase Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan berdasarkan hasil penghitungan proporsi penduduk miskin. Dalam penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin, BPS menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) modul konsumsi. Hasil perhitungan persentase penduduk miskin disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Keterangan :

(13)

Penduduk miskin di Kabupaten Kendal menurut data dari BPS dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut tentunya merupakan indikator yang baik bagi pemerintah daerah karena telah berhasil menurunkan angka penduduk miskin. Berikut ini ditampilkan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kendal tahun 2007-2011.

Grafik 2.1.

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Kab. Kendal Tahun 2007 - 2011

Sumber data : Data BPS diolah

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal apabila dibandingkan dengan kondisi Provinsi Jawa tengah masih lebih rendah yaitu 14,26% (Kendal) dan 16,21 (Jateng). Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang telah mencapai 12,36%. Berikut adalah posisi kabupaten Kendal dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah dibandingkan dengan angka kemiskinan provinsi dan nasional.

Grafik 2.2.

(14)

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Semakin tinggi nilai P1, semakin tinggi kesenjangan kemiskinan. Sedangkan Indeks keparahan kemiskinan adalah distribusi penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai P2, semakin tinggi intensitas kemiskinan.

Grafik 2.3.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Kendal Tahun 2007-2011

Sumber data : Data BPS diolah

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata – rata kesenjangan pengeluaran masing – masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks kedalam kemiskinan di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2007-2011) terlihat fluktuatif. Namun apabila dilihat pada tahun terakhir, indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Kendal mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 3,48 pada tahun 2010 menjadi 2,21 pada tahun 2011.

Untuk melihat sebaran pengeluaran penduduk diantar penduduk miskin itu sendiri digunakan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index – P2), yaitu ukuran indeks yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks Keparahan kemiskinan di Kabupaten Kendal juga mengalami penurunan dari 1,3 tahun 2010 menjadi 0,59 pada tahun 2011.

(15)

Target 1B : Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda.

1. Laju PDRB per Tenaga Kerja

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per tenaga kerja merupakan salah satu cara untuk melihat tingkat produktivitas tenaga kerja dalam satu wilayah. Dengan melihat laju PDRB per tenaga kerja maka akan mendapatkan gambaran mengenai kecepatan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Kendal.

PDRB per Tenaga Kerja Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 10,4 juta rupiah meningkat dari 10 juta rupiah pada tahun 2008 atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,06%. Sedangkan pertumbuhan laju PDRB dari tahun 2009 ke 2010 mencapai 15,93%. PDRB per tenaga kerja dihitung dari nilai PDRB dibagi jumlah tenaga kerja pada tahun yang sama.

Perkembangan laju PDRB per tenaga kerja di Kabupaten Kendal pada tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. 2.

Perkembangan Laju PDRB per Tenaga Kerja di Kabupaten Kendal Tahun 2008– 2011

No Tahun PDRB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Jumlah Tenaga Kerja (orang) PDRB per Tenaga Kerja Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Laju PDRB per Tenaga Kerja (%) 1 2008 4.821.331 482.124 10.000.188,75 - 2 2009 5.090.233 489.173 10.405.793,04 4,05 3 2010 5.394.079 447.120 12.064.052,16 15,93 4 2011* 5.717.410 446.514 12.804.548,12 6,13

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2012 *) Angka sementara

2. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

Rasio kesempatan kerja untuk penduduk kelompok usia 15 tahun di Kabupaten Kendal merupakan jumlah penduduk yang masuk pada kategori produktif yang memasuki lapangan pekerjaan. Besarnya rasio kesempatan kerja penduduk usia 15 tahun ke atas pada 2010 adalah 94,42% angka tersebut sudah melampaui target MDGs untuk Kabupaten Kendal yang harus mencapai angka 72,31% pada tahun 2015. Tingkat rasio kesempatan kerja penduduk memberikan gambaran tingkat sumberdaya

(16)

kesiapan pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan, tingkat keamanan dalam berusaha, pertumbuhan ekonomi yang baik, terkendalinyan inflasi dan pertumbuhan investor dalam berbagai sektor.

3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja.

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja menunjukkan peningkatan jumlah tenaga kerja yang bekerja secara mandiri atau berwirausaha. Pada tahun 2010 angka yang dicapai dari indikator ini mencapai 29,5% dan meningkat menjadi 31,8% pada tahun 2012. Angka capaian ini masih jauh dari target MDGs yaitu 52,85%. Dengan capaian itu maka pemerintah Kabupaten Kendal perlu memberikan perhatian khusus kepada indikator ini.

Target 1C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1. Prevalensi Balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi

Prevalensi Balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi merupakan kondisi dimana jumlah balita berada di bawah rata-rata dilihat dari status kecukupan gizi. Kondisi asupan gizi pada seorang anak dapat dilihat dari kondisi keluarga atau orang tua anak itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Angka balita dengan berat badan rendah atau kekurangan gizi salah satu penyebab paling menonojol adalah dilatarbelakangi dengan kondisi kemiskinan yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa keluarga yang termasuk pada kategori keluarga miskin memiliki hubungan yang dekat dengan terjadinya balita gizi rendah.

a) Prevalensi Balita gizi buruk

Kejadian balita gizi buruk di Kabupaten Kendal terlihat mengalami penurunan. Pada tahun 2010 angka gizi buruk adalah 0,03 menurun menjadi 0,02 pada tahun 2011.Persentase tersebut sudah berada di bawah kondisi Jawa Tengah dan target MDGs untuk indikator ini juga sudah dapat tercapai.

b) Prevalensi Balita gizi kurang

Perkembangan prevalensi balita gizi kurang di Kabupaten Kendal setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 prevalensi balita kekurangan gizi sebesar 2,52% dan pada tahun 2011 menjadi sebesar 8,5%. Ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 5,98% dalam jangka dua tahun terakhir. Selain itu juga angka tersebut masih berada di atas target MDGs provinsi.

2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum.

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum merupakan upaya untuk menilai status ketahanan pangan rumah tangga dan status gizi individu kelompok masyarakat. Ada dua untuk melihat dasar status ketahanan pangan masyarakat. Pertama dilihat dari

(17)

ketahanan makanan keluarga, asuhan bagi ibu dan anak dan pemanfaatan sanitasi lingkungan. Sedangkan yang kedua adalah dengan melihat kecukupan makanan dan keadaan kesehatan.

a) Kategori <1.400 Kkal/kapita/hari

Pada dasarnya penduduk di Kabupaten Kendal jika dihitung dengan kategori penduduk dengan tingkat konsumsi kurang dari 1400 KKal/kapita/hari masih ada 3,33% pada tahun 2010 dan turun menjadi 1,65% pada tahun 2011. Selain itu yang perlu menjadi perhatian adalah kemungkinan adalah kualitas dari makanan yang menjadi asupan bagi penduduk terutama penduduk yang masuk pada kategori miskin.

b) Kategori < 2.000 Kkal/kapita/hari

Jumlah penduduk Kabupaten Kendal yang masuk pada kategori penduduk dengan status kekurangan gizi tahun 2011 mencapai 9,08 atau turun dari 9,37 pada tahun 2010.

Tujuan 2.

Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

Tujuan MDG’s kedua (Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua) diukur melalui Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan SD/MI/Paket A, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI/Paket A dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan laki-laki.

Status capaian MDGs Kabupaten Kendal menunjukan bahwa Angka Partisipasi Murni SD/MI tahun 2012 sebesar 86,27%, Angka Partisipasi Murni SMP sebesar 98,12%, Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/ MI sebesar 99. Gambaran pencapaian target MDGs Pendidikan Dasar Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 3.

Status Capaian Tujuan ke-2 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target

MDGs 2015 Status Sumber Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk semua

Target 2 A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI 94 (2002) 86,27 (2012) 100% Dinas Pendidikan, BPS

(18)

Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Capaian target tujuan kedua MDGs untuk indikator Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs, dan Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/ MI, sudah mengarah pada pencapaian target 2015 (On Track). Berdasarkan data yang ada capaian target MDGs tahun 2012 untuk indikator Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs meningkat dibandingkan tahun 2002. Tahun 2002 APM SMP/MTs sebesar 94% tahun 2012 meningkat menjadi 98,12%. indikator Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs Kondisi ini menunjukan adanya peningkatan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, dengan demikian pada tahun 2015 target MDGs untuk Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar akan tercapai. Sementara itu untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI masih memerlukan perhatian karena capaiannya masih berada jauh dibawah target MDGs, dan mengalami penurunan Tahun 2002 APM SD/MI sebesar 94%, tahun 2012 menurun menjadi 86,27%.

Capaian indikator Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/ MI tahun 2012 sebesar juga meningkat dibandingkan tahun 2010. Apabila dibandingkan target MDGs sebesar 100%, data yang ada sudah menunjukkan arah pada pancapaian target capaian MDGs tersebut. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SMP/MTs menurun dibandingan sebelumnya tahun 2010 sebesar 98,9%, menurun menjadi 98,12%. Data yang ada sudah menunjukkan arah pada pancapaian target capaian MDGs tersebut.

Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki tahun 2012 telah mencapai 99% kondisi ini perlu ditingkatkan untuk mencapai target MDGs sebesar 100%.

2.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 68 (2002) 98,12 (2012) 100% Dinas Pendidikan, BPS 2.3

Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/ MI 99 (2010) 99 (2012) 100% Dinas Pendidikan 2.4

Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SMP/MTs 98,98 98,12 100% Dinas Pendidikan 2.3

Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki

99 99 100%

Dinas Pendidikan,

BPS Keterangan : Sudah tercapai Akan tercapai Perlu perhatian khusus

(19)

Upaya pencapaian target MDGs telah dilakukan oleh Kabupaten Kendal adalah menyusun berbagai kebijakan dan melaksanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan capaian indikator tujuan pembangunan millennium tersebut yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Kendal 2012-2015. Kebijakan tersebut antara lain : 1) Meningkatkan ketersediaan kualitas ruang kelas dan sarana embelajaran pendidikan dasar meningkatkan APM pendidikan dasar dan menengah untuk pendidikan dasar dan untuk SMP pada tahun 2015; 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan dasar untuk sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA terakrediasi A; 3) Meningkatkan guru layak mengajar tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) ; 4) Meningkatkan pendidik bersertifikat pada pendidikan dasar dan menengah; 5) Meningkatkan Partisipasi penduduk usia 15 – 44 tahun yang putus sekolah untuk menempuh pendidikan kesetaraan dan life skill; dan 6) Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pelayanan pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah dengan meningkatkan sekolah yang menjalankan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Secara berkualitas

Tujuan 3.

Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Indikator yang digunakan untuk mengukur kesetaran gender adalah Indek Pembangunan Gender (IPG) dan Indek Pemberdayaan Gender (IDG). Indikator IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhitungkan ketimpangan gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan nilai IPG. IPG memiliki komposit persentase angka harapan hidup, persentase rata-rata lama sekolah, dan upah buruh non pertanian, sedangkan nilai IDG merupakan komposit persentase perempuan pekerja profesional, persentase perempuan dalam angkatan kerja, dan persentase keterlibatan perempuan di parlemen.

Tahun 2009 IPG Kabupaten Kendal sebesar 64,28, tahun 2011 meningkat menjadi 65,30. IPG kabupaten Kendal tahun 2011 masih dibawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah (66,45). Namun jika dibandingkan dengan Kabupaten lain disekitarnya IPG Kabupaten Kendal berada diatas Kabupaten Batang, Pemalang, dan Pekalongan. Selengkapnya pertumbuhan IPG Kabupaten Kendal dapat dilihat pada grafik sebagai berikut ini :

(20)

Grafik 2.4.

Perbandingan IPG Kabupaten Kendal dan Kabupaten Sekitarnya Serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Sumber : Kementerian PP PA, 2012

IDG Kabupaten Kendal tahun 2008 sebesar 56,91, tahun 2011 meningkat menjadi 64,56. Meskipun mengalami peningkatan IDG Kabupaten Kendal masih berada dibawah rata-rata Jawa Tengah, Kabupaten Batang, Pekalongan dan Kabupaten Pemalang. Tahun 2011 IDG Jawa Tengah sebesar 68.99, untuk Kabupaten Batang sebesar 64,74, Kabupaten Pekalongan 68,44, dan Kabupaten Pemalang sebesar 69,95. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Grafik 2.5.

Perbandingan IDG Kabupaten Kendal dan Kabupaten Sekitarnya Serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2010

Sumber : Kementerian PP PA, 2012

Dalam bidang pendidikan, kesenjangan gender dan pemberdayaan perempuan diukur melalui rasio perempuan terhadap laki-laki ditingkat pendidikan dasar menengah dan tinggi dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun. Rasio perempuan terhadap laki-laki tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi adalah angka hasil bagi APM laki-laki jenjang pendidikan

(21)

tertentu dibagi dengan APM perempuan pada jenjang pendidikan yang sama. Apabila hasil bagi 95% - 105% dapat disimpulkan masih dalam kategori kesetaraan gender. Terjadi ketimpangan gender apabila hasil bagi lebih besar dari 105% atau lebih kecil dari 95%, sedangkan apabila hasil bagi lebih besar dari 105% atau lebih kecil dari 95%, maka disimpulkan terjadi ketimpangan gender.

Pada bidang ketenagakerjaan kesenjangan gender dan pemberdayaan perempuan diukur menggunakan indikator kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian dan Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD. Gambaran status capaian masing-masing indikator pada Tujuan MDGs ke 3 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 4.

Status Capaian Tujuan ke-3 MDGs Kabupaten Kendal Indikator Acuan

Dasar

Saat ini Target MDGs 2015

Status Sumber

Tujuan 3 : Mendorong kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Target 3 A : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.

3.1 Rasio Perempuan terhadap laki-laki ditingkat pendidikan dasar menengah dan tinggi - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SD/ MI 108 (2010) 108 (2012) 100% Dikpora - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMP 41,74 (2010) 41,19 (2012) 100% Dikpora - Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMA 18,24 (2010) 18,9 (2012) 100% Dikpora - Rasio APM perempuan/ laki-laki di Perguruan Tinggi 9,69 (2010) 11,09 (2012) 100% Dikpora 3.1 a

Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun 90,09 (20112) 90,09 (2012) 100% Dikpora 3.2 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian 34,65 34,65 48,25 Pusdatinake r

(22)

Indikator Acuan Dasar

Saat ini Target MDGs 2015 Status Sumber 3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD 18% (2009) 18 % (2012) 18% Sekertariat Dewan

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di SD/MI sebesar 108%. Kondisi ini menunjukan ada sedikit ketimpangan gender, partisipasi perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki untuk jenjang pendidikan SD/MI dalam status sudah tercapai.

Untuk Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMP, Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMA, Rasio APM perempuan/ laki-laki di Perguruan Tinggi menunjukan adanya ketimpangan gender dimana partisipasi perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Untuk Rasio APM perempuan/ laki-laki di di SMP sebesar 41,19%, Rasio APM perempuan/ laki-laki di SMA sebesar 18,9%, Rasio APM perempuan/ laki-laki di Perguruan Tinggi 11,09%. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dimana capaian indikator masih jauh dari taget MDGs tahun 2015 sebesar 100%.

Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun. Pada tahun 2010 sebesar 34,65 dan tidak mengalami peningkatan di tahun 2012. Status indikator ini memerlukan perhatian khusus dimana masih adanya ketimpangan gender pada indikator tersebut. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian tahun 2012 sebesar 34,65%. Kondisi ini masih dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 48,25%. Kondisi ini memerlukan perhatian dalam mencapai target MDGs tahun 2015.

Di bidang politik terdapat Undang-Undang yang mengamantkan dengan jelas keterwakilan perempuan sebesar 30% dalam kepengurusan partai politik ditingkat pusat, dan daerah dalam daftar yang diajukan untuk calon anggota legislatif. Hal ini termuat dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Komisi Pemilihan umum (KPU), Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, disusul dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam pemilihan legislatif tahun 2004, kursi yang diduduki oleh perempuan di DPRD Kabupaten Kendal sebesar 18%, ini menunjukan Kabupaten Kendal sudah secara efektif menuju (on-track) pencapaian kesetaraan gender pada indikator proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD.

Keterangan :

(23)

Tujuan 4.

Menurunkan Angka Kematian Anak

Pada tujuan 4 ini target yang akan dicapai adalah mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 dengan indikator sebagai berikut:

a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup b. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup c. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak.

Tabel 1. 5.

Status Capaian Tujuan ke-3 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target

MDGs 2015 Status Sumber Target 4 A : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015

4.1

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 5,60 (2009) 11,66 8,5 (Provinsi Jawa Tengah) DKK 4.2 Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup 8,1 (2009) 12,95 11,95(Prov Jateng) DKK 4.3

Proporsi anak anak berusia 1 tahun diimunisasi campak 93,60 (2008) 96,20 Meningkat 95% (Provinsi Jawa Tengah) DKK

Keterangan : Sudah tercapai Akan tercapai Perlu perhatian khusus

Angka Kematian Bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Kendal dari tahun 2009 – 2011 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AKB Kabupaten Kendal sebesar 8,1 per 1.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2011 menjadi 11,66 per 1.000 Kelahiran Hidup. AKB Kabupaten Kendal lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal perlu kerja keras untuk menurunkan AKB pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan target 2015 AKB berdasarkan Peraturan Gubernur No 20 tahun 2011 sebesar 8,5 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan hasil evaluasi Provinsi Jawa Tengah Jumlah Kematian Bayi berada di eks Karesidenan Pekalongan dengan jumlah kasus pada tahun 2011 sebesar 1.265 kasus atau 21,25%, dengan kasus terbesar adalah Kabupaten Brebes. Sedangkan kasus terbesar kedua berada di Karesidenan Semarang sebanyak 1.063 kasus, dengan kasus terbesar adalah Kota Semarang. Sedangkan Eks

(24)

Grafik 2.6.

Sebaran Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah

Angka Kematian bayi di Jawa Tengah 5 terbesar adalah Kabupaten Rembang, Temanggung, Batang, Banjarnegara, Purworejo dan Kota Semarang, Sedangkan Kabupaten Kendal dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah angka kematian bayi menduduki urutan 12 dengan jumlah kasus 33 kasus (11,66 per 1.000 kelahiran hidup).

Penyebab Kematian Bayi pada umumnya adalah kasus asfiksia dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), begitu pula di Kabupaten Kendal. Ibu Hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dapat menyebabkan bayi lahir dengan asfiksia dan BBLR. Kasus asfiksia adalah gangguan perfusi uteroplasenta akibat dari vasospasme dan kerusakan arteria spiralis. (Prasetya, 2010).

Berdasarkan hasil survey dalam rangka penilaian MDGs tingkat desa dan kecamatan jumlah kematian bayi pada tahun 2011 sebanyak 223 kasus, dengan jumlah kasus tertinggi di Kecamatan Patebon.

Grafik 2.7.

(25)

Cakupan Kunjungan Bayi. Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini adalah indkitaro antara dalam rangka penurunan AKB. Pada tahun 2011 Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Kendal sebesar 94,65%. Kondisi ini telah mencapai target dalam SPM Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes 741 tahun 2008 (tahun 2015 sebesar 90%).

Cakupan Neonatus Komplikasi yang ditangani. Cakupan Neonatus Komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Pada tahun 2011 cakupan neonates komplikasi yang ditangani sebesar 84,45%. Kondisi ini telah mencapai target dalam SPM Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes 741 tahun 2008 (tahun 2015 sebesar 80%).

Angka Kematian Balita yaitu jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. AKBA Kabupaten Kendal dari tahun 2009 – 2011 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AKBA Kabupaten Kendal sebesar 8,1 per 1.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2011 menjadi 12,95 per 1.000 kelahiran hidup.

Jumlah kematian balita terbesar berada di eks Karesidenan Pekalongan sebanyak 1.336 kasus. Sedangkan jumlah kematian di eks karisidenan Pati hanya 937 kasus. Dibandingkan dengan kabupaten/kota di Jawa Tengah posisi Kabupaten Kendal pada urutan ke 26.

Grafik 2.8.

(26)

Kabupaten/kota yang memiliki angka kematian balita 5 terbesar adalah Kabupaten Rembang, Batang, Temanggung, Banjarnegara, dan Purworejo. Penyebab kematian balita adalah infeksi. Penyakit infeksi penyebab kematian adalah pneumonia, diare, TB, DBD dan HIV AIDs. Cakupan pneumonia balita di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebanyak 7,84%, cakupan penemuan diare di Kabupaten Kendal sebesar 34%.

Program menurunkan angka kematian bayi dan balita adalah pemberian imunisasi. Proporsi bayi kurang dari 1 tahun yang telah mendapat imunisasi Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebesar 96,2%. Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan target MDGs Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 (95%).

Berdasarkan hasil survey dalam rangka penilaian MDGs tingkat desa dan kecamatan proporsi anak yang mendapat imunisasi campak, Kecamatan Patebon merupakan Kecamatan yang memiliki proporsi paling kecil. Kecamatan yang memerlukan perhatian khusus adalah Patebon, Singorojo, Boja, Patean, Limbangan, Cepiring, Kaliwungu Selatan, Kaliwungu, dan Sukorejo.

Grafik 2.9.

Sebaran Anak Usia sampai dengan 1 Tahun diimunisasi Campak Bayi di Kabupaten Kendal Tahun 2011

(27)

Tujuan 5.

Meningkatkan Kesehatan Ibu

Tujuan nomor lima (5) MDGs adalah meningkatkan kesehatan ibu dan mencakup (2) dua target yakni Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015; dan mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015. Sedangkan indikatornya yaitu (1) Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup; (2) Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih; (3) Angka pemakaian kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun (cara modern dan semua cara); (4) Tingkat kelahiran pada remaja (per 1.000 perempuan usia 15 – 19 tahun); (5) Cakupan pelayanan antenatal (K4); dan (6) Unmet need KB (Kebutuhan keluarga berencana / KB yang tidak terpenuhi).

Kondisi capaian masing-masing target dan indikator tujuan 5 MDGs Kabupaten Kendal tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. 6.

Status Capaian Tujuan 5 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target MDGs 2015

Status Sumber

Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target 5 A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015

5.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 150,17 (2008) 164,9 (2011) 90 Dinkes 5.2

Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) 90 (2008) 96 (2011) 98,94 Dinkes

Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

5.3

Angka pemakaian

kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun (semua cara) 78,79 (2010) 78,74 (2011) Meningkat BPMPKB Angka pemakaian kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun (cara

34,9 (2008)

35,7 (2011)

(28)

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target MDGs 2015 Status Sumber modern) 5.4

Tingkat kelahiran pada remaja (per 1.000 perempuan usia 15 – 19 tahun) 9,3 (2008) 8,8 Menurun BPMPKB 5.5 Cakupan pelayanan antenatal (K1) 102,69 (2008) 102,2 100 BPMPKB Cakupan pelayanan antenatal (K4) 93.47 (2008) 95,6 93,85 5.6 Unmet need KB (Kebutuhan keluarga berencana / KB yang tidak terpenuhi) 12,04 (2010) 11,12 4 BPMPKB

Keterangan : Sudah tercapai Akan tercapai Perlu perhatian khusus

Target 5 A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015

Angka kematian ibu di Kabupaten Kendal dari tahun ke tahun mengalami kondisi yang fluktuatif, namun yang perlu mendapatkan perhatian ekstra adalah kondisi tahun 2011 yang mencapai angka 164,9 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut selain mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu 150,17 pada tahun 2010 juga masih sangat jauh dari target yang dicanangkan oleh Provinsi Jawa Tengah untuk Kabupaten Kendal pada tahun 2015 yaitu 90 dari 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan hasil penilaian MDGs award Kecamatan Patebon memiliki kasus kamatian tertinggi yaitu 4 kasus. Kecamatan yang perlu mendapat perhatian adalah Petebon, Gemuk, dan Ringinarum. Kasus kematian tertinggi terjadi pada kasus kematian pada saat nifas.

(29)

Grafik 2.10.

Sebaran AKI di Kabupaten Kendal Tahun 2011

Sumber data: form isian MDGs Awards diolah

Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar 90% meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar 96%. Angka tersebut sudah cukup mendekati target tahun 2015 nanti sebesar 98,94% sehingga target tersebut optimis dapat terpenuhi.

Berdasarkan hasil penilaian MDGs Award kecamatan yang perlu mendapat perhatian adalah Kecamatan Kendal, Kaliwungu, dan Patebon.

Grafik 2.11.

(30)

Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

Jumlah angka pemakaian pemakaian kontrasepsi pada perempuan menikah usia 15-49 tahun (Semua Cara) pada tahun 2011 mencapai angka 78,74%, sedangkan yang memakai cara modern angkanya mencapai 35,37%. Apabila dilihat dari CPR semua cara Kabupaten Kendal telah melampaui target MDGs tahun 2015. Meningkatnya jumlah pemakaian alat kontrasepsi tersebut sesuai dengan target MDGs Provinsi Jawa Tengah yaitu meningkatnya jumlah pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia subur. CPR pada perempuan menikah dengan metode semua cara adalah penggunaan alat kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Sedangan CPR dengan metode modern adalah penggunaan alat kontrasepsi dengan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.

Indikator lain yang ada dalam target ini adalah Tingkat kelahiran pada remaja (per 1.000 perempuan usia 15 – 19 tahun). Tingkat kelahiran pada remaja pada tahun 2011 sebesar 8,8% kondisi ini lebih rendah dibandingkan capaian pada tahun 2008 yaitu 9,3%. Pemerintah Kabupaten Kendal sendiri merasa optimis target dapat dicapai pada tahun 2015 yaitu menurunkan angka kelahiran pada remaja (per 1.000 perempuan usia 15 – 19 tahun).

Berdasarkan hasil penilaian MDGS award, kecamatan yang memiliki jumlah persalinan dibawah usia 18 tahun yang paling banyak adalah Kecamatan Pageruyung yang kemudian diikuti oleh kecamatan Patebon, Singojo dan Boja. Sedangkan Kecamatan yang memiliki kasus terkecil adalah Kecamatan Kaliwungu Selatan.

Grafik 2.12.

Sebaran Persalinan Dibawah Usia 18 Tahun di Kabupaten Kendal Tahun 2011

(31)

Cakupan pelayanan antenatal (K4) pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 capaian K4 sebesar 95,6% lebih tinggi dibandingkan capaian pada tahun 2008 yaitu 93,47%. Angka tersebut sudah melampaui apa yang ditargetkan oleh MDGs Provinsi Jawa Tengah yaitu 93,85% pada tahun 2015. Angka pelayanan Antenatal (K1) pada tahun 2008 adalah 102% dan pada tahun 2011 angka K1 sudah mencapai 102%. Sedangkan angka unmetneed KB di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sudah mencapai angka 8,8%, dibandingkan dengan tahun 2008 angka unmetneed mencapai 9,3%, mengalami penurunan.. Adapun target MDGs Jawa Tengah untuk Kabupaten Kendal adalah 4%. Kabupaten Kendal perlu memperhatikan penurunan unmetneed untuk dapat mencapai target MDGs 2015.

Tujuan 6.

Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

Target yang akan dicapai pada tujuan ini adalah:

1. Target 6a: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru dengan indikator : a. Prevalensi HIV dari total populasi.

b. Persentase Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi terakhir.

c. Persentase penduduk 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. 2. Target 6b: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan

sampai dengan tahun 2015 dengan indikator proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obat antiretroviral.

3. Target 6c: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015 dengan indikator:

a. Angka kejadian Tuberkulosis per 100.000 penduduk. b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk. c. Proporsi kasus TB yang ditemukan melalui DOTS.

d. Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS (cure rate). e. Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk.

f. Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk). g. Kematian DBD.

(32)

Tabel 1. 7.

Status Capaian Tujuan 6 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target

MDGs 2015 Status Sumber Tujuan 6 : Memerangi HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

Target 6 A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015

6.1

Prevalensi HIV 19,51 (2010) 13,04 Mengendalik an penyebaran HIV dan AIDS Dinkes 6.2

Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi

- 70% Meningkat

Dinkes

6.3

Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS

18,8 (2010)

34,54 Meningkat

Dinkes

Target 6 B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV / AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015

6.4

Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat obatan antiretroviral 21,95% (2010) 21,74% (2011) Meningkat Dinkes

Target 6 C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberculosis) hingga tahun 2015

6.5 Prevalensi malaria (per 1.000 penduduk) 0,0066 Menurun Dinkes 6.6. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun) 122 Dinkes Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 55,4 (2007) 121 Menurun Dinkes

Tingkat kematian karena tuberculosis (per 100 penduduk) 1,9 (2008) 3,1 <0,003 Dinkes

(33)

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target

MDGs 2015 Status Sumber Proporsi kasus TB yang

ditemukan melalui DOTS

28,5% (2008) 47,68% 70%

Dinkes Proporsi kasus TB yang

disembuhkan melalui DOTS (cure rate)

90,8 (2008)

89,63% 85 %

Dinkes

Penyakit Menular Lainnya: DBD **) Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk) 4,3 (2007) 5,35 35% *) Dinkes

Angka Kematian DBD 0,5% (2007) 0,07% 1% *) Dinkes

Keterangan : Sudah tercapai Akan tercapai Perlu perhatian khusus *) Target Jawa Tengah

**) Demam Berdarah Dengue, di Jawa Tengah merupakan jenis penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian serius meskipun tidak termasuk dalam salah satu indikator pada tujuan ke-6 Road Map RAD MDG’s 2015.

Penyakit HIV AIDs seperti fenomena gunung es. Jumlah temuan kasus HIV AIDs oleh petugas kesehatan, diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi nyata yang ada dimasyarakat, karena pada umumnya penderita HIV AIDs cenderung menyembunyikan informasi atau menutup diri. Prevalensi kasus HIV di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebesar 13,04 per 100.000 penduduk. Dibandingkan dengan kondisi Jawa Tengah Kabupaten Kendal lebih tinggi dibandingkan capaian Jawa Tengah pada tahun 2011 (0,10 per 100.000 penduduk). Namun demikian untuk mencapai target yang ditetapkan dalam MDGs Jawa Tengah, Kabupaten Kendal masih perlu perhatian (target Jawa Tengah tahun 2015 < 0,5). Penyebaran HIV AIDs di Jawa Tengah dapat dilihat pada gambar. Kasus Baru HIV tertinggi berada di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kota Semarang, Temanggung, Sragen dan Klaten. Seda ngkan jumlah kasus baru HIV Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebanyak 7 kasus, berada diurutan ke 10 dari 35 kabupaten/kota. Sedangkan kasus AIDs baru tertinggi berada di Kabupaten Sragen, Kebumen, Kota Semarang, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Jepara. Sedangkan Kabupaten Kendal menduduki urutan 10 dengan jumlah kasus AIDs baru sebanyak 7 kasus. Kabupaten Kendal memiliki potensi besar dalam penyebaran HIV AIDs.

Berdasarkan hasil survey dalam penilaian pencapaian MDGs di Kecamatan dan Desa, jumlah penderita HIV AIDs terbanyak berada di Kecamatan Gemuh dengan 7 kasus. Sedangkan berdasakan jumlah suspect HIV/AIDs anak-anak dan ibu hamil yang dirujuk VCT yang tertinggi adalah Kecamatan Rowosari.

(34)

Grafik 2.13.

Sebaran HIV dan AIDs di Kabupaten Kendal Tahun 2011

Sumber data: form isian MDGs Awards diolah

Proporsi penggunaan kondom pada resiko tinggi. Berdasarkan data permintaan Kondom, penggunaan kondom pada resiko tinggi pada tahun 2011 sebesar 70%. Target MDGs pada tahun 2015 adalah meningkat, sehingga diprediksikan pada tahun 2015 Kendal dapat mencapai target MDGs.

Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS. Penduduk yang memiliki pengetahuan tentang HIV AIDs pada tahun 2011 sebesar 34,54%. Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yaitu hanya 18,1%.

Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat obatan antiretroviral. Penduduk Kabupaten Kendal yang terkena HIV AIDs yang mendapat pengobatan antiretroviral hanya 21,74% pada tahun 2011 kondisi ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 21,95%.

Target 6 C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberculosis) hingga tahun 2015

Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk).

Tingkat prevalensi TB di Kabupaten Kendal dari tahun 2007 – 2011 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 prevalensi TB sebesar 55 per 100.000 penduduk meningkat menjadi 121 per 100.000 penduduk pada tahun 2011. Target MDGs jawa Tengah pada tahun 2015 adalah menurun, sehingga Kabupaten Kendal pada indikator ini perlu perhatian.

Pada indikator penemuan TB melalui DOTs (CDR = Case Detection rate) Kabupaten Kendal mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 CDR Kabupaten Kendal sebesar 47,68%, dibandingkan dengan target MDGs (70%) dan Renstra Kementrian Kesehatan (75%) kondisi ini perlu mendapat perhatian. Sedangkan angka kesembuhan (CR= cure rate) Kabupaten Kendal cenderung mengalami

(35)

penurunan. Pada tahun 2007 CR sebesar 90% menurun pada tahun 2011 menjadi 89%. Angka Kematian TB (CFR =Case Fatality Rate) cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 CFR TB sebesar 5,5% menurun pada tahun 2011 menjadi 3,1%. Namun demikian capaian pada tahun 2011 dibandingkan dengan target MDGs pada tahun 2015 (<0,0003) perlu mendapat perhatian.

Berdasarkan hasil survey dalam rangkan penilaian percepatan pencapaian target MDGs di Kecamatan dan Desa, Jumlah penderita TB Paru di Kabupaten Kendal sebanyak 788 kasus, dengan kasus tertinggi di Kecamatan Rowosari.

Grafik 2.14.

Sebaran Penderita TB Paru di Kabupaten Kendal Tahun 2011

Sumber data: form isian MDGs Awards diolah

Kasus Malaria. Kabupaten Kendal bukan merupakan daerah endemis malaria. Kasus malaria yang ditemukan di Kabupaten Kendal penularannya bukan berasal dari Kendal namun berasal dari daerah lain. Penderita Malaria masuk ke Kabupaten Kendal sudah membawa penyakit Malria. Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk sebesar 0,0066 per 1.000 penduduk.

Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan buku MDGs Nasional DBD bukan merupakan indikator dalam tujuan 6. Pemerintah Jawa Tengah menambahkan DBD dikarenakan Jawa Tengah merupakan daerah endemis DBD. Incident Rate (IR) DBD pada tahun 2008-2011 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 IR DBD sebesar 3,4 per 100.000 penduduk turun tahun 2011 menjadi 5,35 per 100.000 penduduk. Sedangkan Angka Kematian karena DBD (CFR DBD) cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 CFR DBD sebesar 0,5% meningkat pada tahun 2011 menjadi 0,07%. Kondisi ini lebih tinggi dari target MDGs tahun 2015 (1%).

(36)

Tujuan 7.

Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Tabel 1. 8.

Status Capaian Tujuan ke-7 MDGs Kabupaten Kendal

Indikator Acuan

Dasar Saat ini

Target MDGs

2015 Status Sumber Tujuan 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Target 7A: memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang 7.1 Rasio luas kawasan

tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 66,49 (2010) 56,89 (2012) 57,49 Bappeda

7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) 1,23 (2010) 1,24 (2012) 1,26 BLH 7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton 0,56 (2010) 0,56 (2012) 0,54 BLH 7.4 Proporsi tangkapan ikan berada dalam batasan biologis yang aman (perikanan laut) 97,5 (2010) 97,5 (2012) 100

Target 7B : menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang siginfikan pada tahun 2010

7.5 Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan

80,3 (2010) 80,3 (2012) 80,3 (Tetap) Namun kualitas tutupan pepohonan ditargetkan naik 5% dari 2010 Dinas Kehutanan

Target 7C : menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman Produktif Belum Menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan

terhadap penggunaan Bentor sebagai moda transportasi di kota Gorontalo dapat diuraikan bahwa Bentor memegang peranan penting sebagai angkutan umum masyarakat karena

terputus-putus dan sumbernya tidak diketahui. c) Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung maggot dengan taraf (2%,3%,4%) dalam pakan tidak memberikan pengaruh terhadap kualitas eksterior

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian mengenai aliran tak tunak fluida kental MHD yang melewati pelat datar dengan pengaruh konveksi campuran, maka peneliti memberikan saran

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan dari REKSA DANA BNP PARIBAS SOLARIS yang diterima secara lengkap dan benar oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek REKSA DANA BNP

Tujuan khusus pembua usus pembuatan hay adalah tan hay adalah agar tanaman hija agar tanaman hijauan (pada uan (pada waktu waktu panen yang berlebihan) dapat

Tujuan dari Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Badan Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016–2021 adalah sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan