• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON (Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON (Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON

(Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA)

KABUPATEN KARANGANYAR

Gita Agustining Esty, Suprapti Supardi, Nuning Setyowati

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami no. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457

Email : esty.gita@yahoo.com, Telp. 085758209799

Abstract : The purpose of this research were: (1) to find out the kind of damage

that occurs on the melon seeds, (2) to find out the factors considered CV. MGA quality control implementing of the melon seeds, (3) to find out the quality control implementation of the melon seeds in the CV. MGA. (4) to find out the application of statistical tools in controlling the quality of melon seeds in the CV. MGA. The basic method of this research is descriptive analytical. Location research selected by purposive method in the CV. MGA Karanganyar regency. Determination of the respondents in this research conducted by purposive as much as eleven respondents. methods of data analysis is to use statistical quality control with a check sheet tools, control chart p, Pareto diagrams, and cause-effect diagrams. The results of check sheet tools known types of damage melon seeds is gabuk, small, and kikik. The use of p control chart is known that melon seed varieties LADIKA and MAI 116 is outside the control limits and MAI 119 within the limits of control. Based on Pareto diagram is known that 92.13% damage is defect product gabuk type, kikik type is 5.15% and 2.72% for small type. Using cause-effect diagrams dominant factor gabuk causes is the human factor then environmental factors and equipment factor.

Key Words : Melon Seeds Quality, Damage Product, Statistical Quality Control

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada benih melon, mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon, mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA, mengetahui penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas benih melon di CV. MGA. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian dipilih secara

purposive yaitu di CV. MGA Kabupaten Karanganyar. Penentuan responden pada

penelitian ini dilakukan secara purposive sebanyak 11 responden. Metode analisis data menggunakan statistical quality control dengan alat bantu check sheet, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Hasil analisis menggunakan

check sheet diketahui jenis-jenis kerusakan benih melon yaitu gabuk, kecil, dan

kikik. Penggunaan peta kendali p diketahui bahwa benih melon varietas LADIKA dan MAI 116 berada di luar batas kendali dan MAI 119 berada di dalam batas kendali. Berdasarkan diagram pareto diketahui bahwa 92,13% kerusakan yang terjadi adalah produk rusak jenis gabuk, jenis kikik sebesar 5,15% dan jenis kecil sebesar 2,72%. Penggunaan diagram sebab akibat faktor dominan penyebab gabuk adalah faktor manusia selanjutnya faktor lingkungan dan faktor peralatan.

Kata Kunci: Kualitas Benih Melon, Produk Rusak, Pengendalian Kualitas Statistik

(2)

PENDAHULUAN

Peningkatan produksi sektor pertanian didukung pula dengan peningkatan subsektor di dalamnya yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Menurut Arief (1990:1) Hortikultura terbagi menjadi tiga golongan yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, dan tanaman bunga atau hias. Tanaman melon termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim. Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan produksi dan kualitas melon yaitu tidak terlepas dari dukungan subsistem hulu yang menghasilkan benih melon.

Menurut Agustri (2008) benih merupakan salah satu penentu keberhasilan agribisnis, karena itu penggunaan benih bermutu dari varietas unggul sangat menentukan keberhasilan produksi di bidang pertanian, termasuk hortikultura. Dalam upaya mencapai perkembangan agribisnis hortikultura tersebut, maka industri perbenihan dalam negeri dituntut untuk mampu memenuhi semua segmen pengguna benih dan memproduksi benih yang sesuai kebutuhan pengguna. Perusahaan yang bergerak dibidang perbenihan yaitu Multi Global Agrindo (MGA) yang berlokasi di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karaganyar. Menurut Burlikowska (2011:487-488) kualitas sangat penting dirasakan bagi perusahaan seiring dengan pertumbuhan kebutuhan pelanggan yang bertujuan untuk menawarkan produk sesuai dengan harapan pelanggan.

CV. MGA dalam memproduksi benih melon yang berkualitas mengalami masalah ketika terjadi tingkat kerusakan benih melon yang di luar batas toleransi yang dapat diterima oleh perusahaan. Tingkat kerusakan ini ditandai dengan banyaknya produk yang cacat dari jumlah keseluruhan yang diproduksi. Menurut Grant dan Richard (1989:7) produk cacat didefinisikan sebagai produk yang gagal

memenuhi spesifikasi dalam satu atau lebih karakteristik kualitas. Berdasarkan laporan data produksi diketahui bahwa jumlah benih melon yang diproduksi sebanyak 2.067.500 benih masih terdapat produk benih yang rusak dengan jumlah 670.250 benih. Agar tingkat kerusakan pada benih melon di CV. MGA dapat berkurang maka peniliti ingin melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas benih melon dalam upaya pengendalian tingkat kerusakan menggunakan alat bantu statistik. Menurut Lakshmi dan Ramesh, (2012:142) penggunaan teknik statistik mampu membantu menentukan adanya sinyal penyebab dan memberikan peringatan untuk melakukan penyesuaian dalam proses serta menghindari adanya produk di luar kontrol dalam proses produksi.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah pertama Mengidentifikasi jenis kerusakan yang terjadi pada benih melon yang diproduksi oleh CV. MGA. Kedua Mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon. Ketiga Menganalisis pelaksanaan pengendalian kualitas di CV. MGA dalam upaya menekan tingkat kerusakan benih melon. Keempat Menganalisis penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas benih melon di CV. MGA.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analitis. Metode penelitian deskriptif mempunyai ciri memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung (Asmani, 2011:40). Dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis oleh karena itu

(3)

metode ini sering disebut juga sebagai metode analitik (Surakhmad, 1994:140).

Lokasi Penelitian

Penentuan obyek penelitian dilakukan secara purposive. Metode purposive ini yaitu penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian yaitu di CV. MGA Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan CV. MGA mampu memproduksi benih melon setiap tahun secara kontinyu dan juga di CV. MGA masih mengalami masalah pengendalian kualitas terkait banyaknya tingkat kerusakan produk benih melon yang terjadi.

Penentuan Responden

Penentuan responden pada penelitian ini secara purposive atau sengaja berdasarkan keterkaitan dan kompetensi responden terhadap data yang dibutuhkan. Responden pada penelitian ini adalah karyawaan CV. MGA yang memahami informasi terkait kualitas benih melon, pemilik CV. MGA, dan petani pengguna benih melon dari CV. MGA. Karyawan tersebut merupakan karyawan yang ikut langsung dalam proses produksi benih melon yang terdiri dari karyawan bagian Riset and Development (RnD) dan karyawan bagian produksi. Jumlah responden yang diambil sebanyak 11 responden yaitu 3 karyawan bagian Riset and Development (RnD), 4 karyawan bagian produksi, 3 petani pengguna benih melon, dan pemilik CV. MGA.

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer dan data sekunder. Data primer yng diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interviewing) kepada pihak manajemen atau karyawan CV. MGA dan petani pengguna benih melon serta observasi langsung di CV. MGA. Data sekunder

yang diambil meliputi profil perusahaan, data hasil produksi benih melon dan hasil pengujian kualitas benih melon di CV. MGA.

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu (1) wawancara mendalam yang dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam dan lengkap dari karyawan CV. MGA. (2) Observasi yaitu pengamatan secara langsung di CV. MGA dengan mengamati cara kerja pegawai yang ada, mengamati proses produksi benih melon dari awal sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh CV. MGA. (3) Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen perusahaan yang berupa laporan jumlah produksi dan jumlah produk cacat yang berkaitan dengan topik penelitian serta gambar proses produksi benih melon.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu : (1) Identifikasi jenis-jenis kerusakan pada produk benih melon yang diproduksi oleh CV. MGA menggunakan alat bantu yaitu check sheet. Menurut Nasution (2005:97-110) cheek sheet merupakan salah satu alat dalam quality control yang berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana. (2) Identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon yaitu informasi atau data yang dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dicatat kemudian disusun dan dianalisis. wawancara mendalam dilakukan dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara. (3) Analisis pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan pedoman

(4)

wawancara sebagai instrumen pengambilan data atau informasi yang dibutuhkan. (4) Analisis penerapan alat bantu statistik dalam pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA menggunakan beberapa alat bantu.

Analisis Peta Kendali (Control Chart). Adapun langkah-langkah dalam

membuat peta kendali p sebagai berikut: 1) Menghitung Proporsi Kerusakan. p = . Keterangan : np adalah jumlah gagal dan n adalah jumlah yang diperiksa. 2) Menghitung garis pusat/Central Line (CL). Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( ). CL = = . Keterangan : ∑np adalah jumlah total yang rusak dan ∑n adalah jumlah total yang diperiksa. 3) Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit

(UCL). UCL = + 3 .

Keterangan: adalah rata-rata ketidak sesuaian produk dan n adalah jumlah produksi. 4) Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL). LCL = – 3 . Keterangan : adalah rata-rata ketidak sesuaian produk dan n adalah jumlah produksi. Catatan : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0.

Analisis Diagram Pareto

Merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan

(ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus diselesaikan (ranking terendah).

Analisis Diagram Sebab - Akibat (Fishbone Diagram) digunakan untuk

mengetahui factor-faktor penyebab kerusakan produk Langkah-langkah dalam penyusunan diagram sebab–akibat (Fishbone Diagram) adalah sebagai berikut ini: 1) Mengidentifikasi masalah utama. 2) Mencari faktor penyebab dari masalah. 3) Menemukan penyebab utama yang paling berpengaruh. 4) Membuat rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Kerusakan Produk Benih Melon yang Terjadi di CV. MGA

Di CV. MGA dalam melakukan pengendalian kualitas produk benih melon masih terjadi kerusakan pada produk tersebut. Melalui alat bantu check sheet dalam mengumpulkan data bahwa terdapat tiga jenis kerusakan yang terjadi pada produk benih melon yaitu jenis gabuk, kikik, dan kecil. Gabuk merupakan benih melon yang tidak berisi (kopong), sedangkan kikik merupakan benih melon yang bentuknya tidak normal dan kecil merupakan benih melon yang ukurannya tidak sesuai standar benih normal (ukurannya lebih kecil dari ukuran benih normal). Berikut ini merupakan hasil pengumpulan data menggunakan check sheet :

Tabel 1. Data Produksi Benih Melon dan Jenis Produk Cacat di CV. MGA, 2012 No Varietas Jumlah

produksi

Jenis produk cacat (biji) Jumlah produk rusak

Persentase produk

rusak

Gabuk Kecil Kikik

1 MAI 116 87.500 17.500 750 2.000 20.250 23%

2 LADIKA 357.500 105.000 5.000 15.000 125.000 35%

3 MAI 119 1.622.500 495.000 12.500 17.500 525.000 32% Total 2.067.500 617.500 18.250 34.500 670.250 32% Sumber : CV. MGA, 2012

(5)

Dari tabel 1 diketahui bahwa jenis produk cacat pada produksi benih melon yaitu gabuk sebanyak 617.500 biji dari total produksi, jenis kikik sebanyak 34.500 biji dari total produksi dan jenis kecil sebanyak 18.250 biji dari total produksi. Benih melon varietas MAI 119 lebih banyak diproduksi dikarenakan varietas benih melon tersebut jumlah permintaan dari konsumen lebih banyak dibandingkan dengan varietas benih melon lainnya.

Faktor-faktor yang Dipertimbangkan

CV. MGA Dalam Melaksanakan

Pengendalian Kualitas Benih Melon

Tenaga Kerja. Produktivitas tenaga

kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sikap mental, keterampilan, jaminan sosial, dan tingkat penghasilan. Selain itu, pendidikan dan pengalaman kerja juga mempengaruhi produktivitas setiap individu. Dalam hubungannya dengan menghasilkan produk yang berkualitas, tenaga kerja harus memiliki sikap mental, keterampilan, jaminan sosial yang jelas, tingkat penghasilan yang cukup, pendidikan, dan pengalaman kerja yang baik untuk menunjang produktivitas sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas. CV. MGA dalam meningkatkan kinerja atau produktivitas para karyawan ada beberapa hal yang telah dilakukan diantaranya memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk mengikuti pelatihan, memberikan tunjangan hari raya (THR), tunjangan pensiun dan tunjangan kesehatan.

Bahan Baku. Bahan baku yang

digunakan oleh perusahaan sangat mempengaruhi kualitas dari suatu produk yang akan dihasilkan, sehingga CV. MGA harus memperhatikan kualitas dari bahan baku tersebut. Bahan baku utama yang digunakan oleh CV. MGA untuk memproduksi benih melon yaitu benih dari buah melon itu sendiri. Sehingga semakin baik kualitas bahan baku yang

digunakan maka akan semakin baik pula kualitas produk yang dihasilkan. Demikian pula sebaliknya, jika bahan baku yang digunakan untuk proses produksi kurang baik maka akan berdampak pada produk yang akan dihasilkan juga kurang baik.

Peralatan. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan benih yaitu cangkul, ember, pisau pemotong buah, sprayer, tong tempat penyimpanan benih dan mesin pengatur suhu dan kelembaban dalam ruang penyimpanan benih. Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka perusahaan dapat melakukan perawatan terhadap peralatan dengan baik. Tujuan dari adanya perawatan ini untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada peralatan produksi.

Metode Kerja. Metode kerja yang

digunakan perusahaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Metode kerja yang dilakukan oleh CV. MGA untuk mengendalikan kualitas produk yang akan dihasilkan yaitu dengan penerapan sistem operasional prosedur (SOP) yang telah di tetapkan perusahaan. CV. MGA menetapkan SOP yang berlaku dalam kegiatan perusahaan sesuai dengan bagian unit kerja karyawan, seperti SOP bagian R&D, SOP bagian produksi, dan SOP bagian pemasaran.

Keadaan Lingkungan. Keadaan

lingkungan yang baik untuk untuk pertumbuhan tanaman melon sangat mempengruhi kualitas benih yang akan dihasilkan. Lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman melon perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya yaitu antara 10-12 jam per hari. Tanaman melon akan baik ditanam pada ketinggian 300-1.000 m dpl, pada tanah berpasir yang banyak mengandung unsur hara sebagai nutrisi untuk tanaman melon dengan pH 5,8-7. Kelembaban yang optimal untuk penyimpanan benih melon sekitar

(6)

40-50%, sedangkan kelembaban untuk tanaman melon sekitar 70-80%. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman melon yang baik yaitu antara 20-30°C, sedangkan untuk suhu penyimpanan benih melon yang baik sekitar 20-25°C.

Penerapan Pengendalian Kualitas Benih Melon di CV. MGA

Pengendalian Terhadap Bahan Baku. Karakteristik bahan baku yang

ditetapkan di CV. MGA yaitu benih melon yang berasal dari buah melon yang beratnya diatas 0,6 kg, benih melon yang berukuran ˃ 0,9 cm, benih melon yang tidak tercampur dengan benih lainnya (benih melon seragam), benih yang warnanya masih kekuning-kuningan bukan benih yang berwarna coklat tua (benih busuk), benih yang bentuknya normal bukan benih yang cacat atau benih gabuk

Pengendalian Terhadap Proses Produksi. Budidaya Melon. Dalam

budidaya melon yang perlu diperhatikan adalah dari persemaian sampai panen buah melon. Kegiatan budidaya tanaman melon dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Lama masa panen melon yang digunakan untuk dijadikan benih umumnya memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan untuk konsumsi. Lama masa panen melon yang dijadikan benih sekitar umur 70-75 hari. Hal ini dilakukan karena pentingnya kematangan biji yang ada di dalam buah melon untuk dijadikan benih.

Processing Benih. Processing benih merupakan kegiatan pengambilan biji pada daging buah. Setelah itu benih dicuci hingga bersih kemudian dilakukan perendaman benih dengan larutan oxonia selam 30 menit yang bertujuan untuk menghilangkan hama atau penyakit yang masih tertingal pada benih, selanjutnya dikeringkan di green house selama 7-10 hari.

Penyeleksian Benih. Penyeleksian

benih dilakukan untuk memisahkan benih dari kotoran seperti kerikil atau sisa-sisa daging buah yang menempel. Kegiatan yang dilakukan dalam penyeleksian benih ini adalah memisahkan benih normal, benih abnormal (bentuk benih yang tidak sesuai dengan bentuk benih normal) dan benih yang tidak berisi.

Penyimpanan Benih. Penyimpanan

benih dilakukan di dalam ruang penyimpan benih. Ruang penyimpanan benih ini didesain seperti ruangan hampa udara, tidak ada ventilasi dan ada alat pengatur suhu dan kelembaban yang disebut waki yang berguna untuk menjaga kualitas dari benih melon. Lama benih melon disimpan sekitar 5 tahun.

Pengendalian Terhadap Produk Jadi. Kriteria benih melon yang berkualitas adalah benih melon mempunyai tingkat keseragaman 85%, benih melon mempunyai tingkat uji daya tumbuh 85%, benih melon dengan kadar air < 8,0%, benih yang sehat bebas dari hama penyakit.

Penerapan Pengendalian Kualitas Statistik

Analisis Membuat Peta Kendali p

Tabel 2. Hasil Perhitungan Batas Kendali Produksi Benih Melon di CV. MGA, 2012 No Varietas Jumlah produksi (biji) Jumlah produk rusak (biji) Proporsi produk rusak (p) CL UCL LCL 1 MAI 116 87.500 20.250 0,23 0,324 0,325 0,323 2 LADIKA 357.500 125.000 0,35 0,324 0,325 0,323 3 MAI 119 1.622.500 525.000 0,32 0,324 0,325 0,323 Sumber : Data Produksi Benih Melon Tahun 2012 Menggunakan Rumus Peta Kendali p

(7)

Berdasarkan perhitungan tabel 2, maka dapat dibuat grafik peta kendali p sebagai berikut : 3 2 1 0,36 0,34 0,32 0,30 0,28 0,26 0,24 0,22 Sample Pr op or ti on _ P=0,3242 UCL=0,3253 LCL=0,3231 1 1

P Chart of jumlah produk rusak

Tests performed with unequal sample sizes

Gambar 1. Peta Kendali p Terhadap Jumlah Produk Rusak di CV. MGA, 2012 Berdasarkan grafik peta kendali p

terdapat dua titik yang berada diluar batas kendali merupakan benih melon varietas MAI 116 dan LADIKA karena nilai proporsi produk rusak yaitu 0,23 dan 0,35 yang berada di luar batas kendali atas yaitu 0,325 dan batas kendali bawah

sebesar 0,323. Satu titik yang diterima didalam batas kendali yaitu benih melon varietas MAI 119 dengan nilai proporsi produk rusak 0,32 yang berada di dalam batas kendali atas dan bawah yang ditetapkan.

Menentukan Prioritas Perbaikan Dengan Menggunakan Diagram Pareto

Tabel 3. Jumlah Jenis Produk Cacat Benih Melon, 2012

No Jenis produk cacat Jumlah (biji) Persentase Persentase kumulatif

1 Gabuk 617.500 92,13% 92,13%

2 Kikik 34.500 5,15% 97,28%

3 Kecil 18.250 2,72% 100%

Total 670.250 100%

Sumber : CV. MGA, 2012

Berdasarkan tabel 3 di atas maka dapat disusun diagram pareto seperti terlihat pada gambar berikut :

jumlah produk cacat 617500 34500 18250

Percent 92,1 5,1 2,7

Cum % 92,1 97,3 100,0 jenis produk cacat gabuk kikik Other

700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 100 80 60 40 20 0 ju m la h p ro d u k ca ca t P e rc e n t

Pareto Chart of jenis produk cacat

Gambar 2. Diagram Pareto Produk Rusak Benih Melon di CV. MGA, 2012 Dari hasil pengamatan pada gambar

2 dapat diketahui bahwa 92,13% kerusakan yang terjadi pada produksi

benih melon di CV. MGA tahun 2012 adalah produk rusak jenis gabuk kemudian jenis kikik sebesar 5,15% dan

Keterangan:

1. Melon varietas MAI 116 2. Melon varietas LADIKA 3. Melon varietas MAI 119

(8)

jenis kecil sebesar 2,72%. Sehingga perbaikan yang dapat dilakukan dengan memfokuskan pada produk rusak jenis gabuk.

Menentukan Faktor Penyebab Dominan Dengan Menggunakan Diagram Sebab Akibat. Melalui diagram

sebab akibat untuk menentukan faktor

dominan yang mempengaruhi kualitas benih melon dilihat berdasarkan seringnya kemunculan subfaktor penyebab yang ditimbulkan. Banyaknya produk cacat benih melon jenis gabuk ini disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi, faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

Tabel 4. Faktor yang Diamati dan Masalah yang Terjadi Pada Kerusakan Benih Melon Jenis Gabuk di CV. MGA

No Faktor yang diamati Masalah

1 Manusia a. Kurang teliti dalam perompesan

b. Kurang teliti dalam teknik penyilangan c. Kurang teliti dalam pemberian dosis pupuk 2 Lingkungan a. Kelembaban udara tinggi

b. Iklim yang tidak bisa diperkirakan oleh manusia 3 Peralatan a. Sprayer yang sering rusak

Sumber : Data Primer, 2012

Usulan atau Rekomendasi Tindakan Perbaikan Untuk Mengatasi Penyebab Produk Cacat Pada Benih Melon.

Tabel 5. Usulan atau Rekomendasi Tindakan Perbaikan Untuk Mengatasi Penyebab Produk Cacat Pada Benih Melon di CV. MGA

No Faktor yang diamati

Permasalahan Tindakan Perbaikan

1 Manusia a. Kurang teliti dalam proses

pemeliharaan

b. Kurang teliti dalam proses penyilangan

c. Kurang teliti dalam pemberian dosis pupuk

a. Perusahaan membuat bagian kerja baru yaitu bagian pengwas yang bertugas untuk mengawasi proses produksi b. Mengadakan program pelatihan kepada

seluruh karyawan

2 Lingkungan a. Suhu udara dan kelembaban

tinggi

b. Iklim yang tidak bisa diprediksi oleh manusia

a. Perusahaan menyediakan alat

pengeringan benih

b. Perusahaan menggunakan plastic house di atas tanaman melon untuk melindungi tanaman dari curah hujan yang tinggi

3 Peralatan a. Sprayer yang sering rusak a. Perusahaan secara rutin selalu memeriksa keadaan sprayer dan menyiapkan cadangan sprayer

Sumber : Data Primer, 2012

SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang ada melalui hasil penelitian maka dapat disimpulkan yaitu: (1) Jenis-jenis kerusakan pada produksi benih melon yang terjadi di CV. MGA ada tiga jenis kerusakan produk yaitu jenis gabuk (benih yang kopong), kikik (benih yang

tidak normal) dan kecil (benih yang ukurannya dibawah standar benih normal). (2) Faktor yang mempengaruhi kualitas benih melon di CV. MGA yaitu faktor manusia, lingkungan, metode, bahan baku dan peralatan. (3) Penerapan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA terdiri dari pengendalian terhadap bahan baku, pengendalian terhadap proses produksi dan

(9)

pengendalian terhadap produk jadi. Pengendalian tersebut dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). (4) Penerapan pengendalian kualitas secara statistik diperoleh hasil yaitu : a) Dalam analisis peta kendali p terdapat dua titik yang berada diluar batas kendali yaitu benih melon varietas MAI 116 dan LADIKA serta satu titik yang diterima yaitu benih melon varietas MAI 119. b) Dengan analisis diagram pareto diketahui bahwa 92,13% kerusakan yang terjadi adalah produk rusak jenis gabuk kemudian jenis kikik sebesar 5,15% dan jenis kecil sebesar 2,72%. c) Dengan analisis diagram sebab akibat berdasarkan subfaktor kemunculan penyebab yang ditimbulkan diketahui bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kualitas benih melon adalah faktor manusia selanjutnya faktor lingkungan dan peralatan.

Saran yang dapat diberikan kepada CV. MGA Karanganyar terkait dengan pengendalian kualitas benih melon yaitu perusahaan seminimal mungkin dapat mengendalikan jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi dengan cara menerapkan pengendalian kualitas secara statistik pada proses produksi benih melon. Perusahaan membuat instruksi kerja secara jelas dan tertulis seperti uraian tugas yang jelas mengenai tahap-tahap teknik penyilangan tanaman melon. Perusahaan membuat bagian kerja baru yaitu bagian pengawas yang bertugas untuk mengawasi proses produksi. Perusahaan mengadakan program pelatihan seperti, untuk karyawan bagian produksi program pelatihan yang diberikan yaitu penggunaan teknologi yang tepat dalam proses produksi benih melon. Bagi karyawan yang tidak tetap dapat diberikan pelatihan seperti pelatihan mengenai teknik budidaya yang tepat untuk menghasilkan benih yang berkualitas. Perusahaan menyediakan alat pengeringan benih seperti oven dryer untuk mengantisipasi terjadinya kondisi

kelembaban tinggi di green house. Perusahaan menggunakan plastic house di atas tanaman melon ketika curah hujan tinggi. Perusahaan secara rutin selalu memeriksa dan melakukan perawatan terhadap sprayer serta selalu menyiapkan cadangan peralatan sprayer.

DAFTAR PUSTAKA

Agustri, 2008. Upaya Perbaikan Industri Benih Hortikultura Untuk Mengurangi Impor Benih. http://hortikultura.deptan.go.id. Diakses Pada Tanggal 13 November 2012.

Arief, A. 1990. Hortikultura. Andi Offset. Yogyakarta.

Asmani, J.M. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis. Diva Press. Yogyakarta.

Burlikowska, M. 2011. Using Control Charts X-R in Monitoring a Chosen Production Process. Journal of achievement in materials and manufacturing engineering vol. 9 no. 2.

Grant, E.L, dan Richard S.L. 1989. Pengendalian Mutu Statistis. Diterjemahkan oleh : Hudaya Kandahjaya. Erlangga. Jakarta. Lakshmi, A. Dan Ramesh. 2012.

Statistical Quality Control in Paper Machine – AN NP Approach. European Journal of Economics, Finance and Administrative Science Issue 50. Surakhmad, W. 1994. Pengantar

Penelitian Ilmiah : Dasar-dasar Metode Teknik. Tarsito. Bandung.

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia indonesia. Jakarta.

(10)

Gambar

Gambar 1. Peta Kendali p Terhadap Jumlah Produk Rusak di CV. MGA, 2012  Berdasarkan  grafik  peta  kendali  p

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang harus melakukan prestasi.. Peristiwa yang menyebabkan darurat di luar kesalahan pihak yang harus

Tanggal ini bersejarah karena menjadi patokan berlakunya peraturan perundang-undangan baru, yaitu Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (UU-BCB). Selama

Penerjemahan bebas sering tidak terikat pada pencarian padanan kata atau kalimat tetapi pencarian padanan cenderung terjadi pada tataran wacana atau paragraf. Penerjemahan

sesudah adopsi IFRS ke dalam PSAK pada perusahaan manufaktur yang. terdaftar di Bursa

Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah: ukuran ruang, ukuran dan posisi bukaan, ukuran dan posisi ventilasi (yang akan dikembangkan dan diuji), kecepatan

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Program Studi Magister Teknik Informatika-UAJY dan bersifat rahasia. Dilarang untuk me-reproduksi dokumen ini tanpa

Fanny Elizabeth teman setia seperjuangan mengerjakan laporan Tugas Akhir, Elizabeth Tri Astuti untuk masukan, refensi bukunya serta semangat dan doa yang

Dari berbagai pendapat para ahli mengenai konsep dan definisi dari assesment (penilaian) dan E-Learning diatas, penulis berasumsi bahwa penerapan assesment jika