• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauan yang sangat luas.

Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa pada umumnya mempunyai fungsi yang sama. Sebagai alat informasi, alat yang mendidik dan sebagai sarana hiburan.

Media massa sebagai alat pemberi informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Selain sebagai pemberi informasi, media massa juga berfungsi sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang.

Media sebagai alat penghibur (fungsi entertainment), artinya media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul, disaat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapi atau lari dari perasaan jenuh.

(2)

Khalayak juga memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis dari mengkonsumsi media massa. Manusia tidak saja perlu untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun ia juga harus memenuhi kebutuhan rohaninya atau jiwanya. Kebutuhan ini dapat terpuaskan dengan adanya media massa. Media massa memenuhi kebutuhan tersebut dengan sajian yang menurut media yang bersangkutan dapat dinikmati dan memiliki nilai estetika.

Fungsi lain dari media massa sebagai sarana hiburan dan pelepasan adalah sebagai penyaluran emosi. Emosi pasti melekat dalam diri setiap manusia, dan layaknya magma yang tersimpan di dalam perut bumi, emosi ada saatnya untuk dikeluarkan. Emosi butuh penyaluran, dan salah satu salurannya adalah dengan mengkonsumsi media massa atau memproduksi media yang senada dengan emosinya.

Ketenangan memang bukan hal yang mudah ditemui di tengah-tengah kesibukan sehari-hari. Dalam pemberitaan-pemberitaan di media massa, kerap diungkapkan bagaimana kegelisahan yang sering melanda kehidupan modern ini. Orang zaman sekarang cenderung hidup tanpa ketenangan, mudah emosi dan kerap diganggu perasaan kesal, sementara persoalan hidup datang silih berganti, mereka seperti tidak tahu cara menetralisir ketegangan hidup.

Seandainya saja orang masih melihat ada yang berharga dalam hidupnya, tentu ia akan berusaha keluar dari rentetan masalah yang dihadapinya. Karena itu, perlu bagi setiap orang menyadari potensi atau kegemaran tertentu yang bisa dijadikannya sebagai sarana melepaskan diri dari masalah atau emosi. Sarana- sarana ini bisa menyegarkan kembali pikiran dan perasaan yang sedang penat. Orang bisa menetralisir ketegangan hidupnya dengan mendengarkan musik atau

(3)

memainkan alat musik yang disukainya. Sarana pelepasan, kalau digunakan dengan semestinya tidak akan mencelakakan kita. Semuanya bisa memberikan ‘makanan’ sehat yang akan menyiapkan kita berfungsi lebih efektif dalam dunia yang tak pernah lepas dari persoalan.

Media massa berupa radio bisa menjadi sebuah alternatif untuk menyalurkan emosi dan beban pikiran yang dimiliki seseorang. Kreativitas yang tinggi dari para pekerja radio dengan melahirkan suatu program acara yang manarik dan dapat menampung keluh-kesah atau curahan hati pendengarnya merupakan salah satu pilihan untuk tempat pelepasan dan ‘melarikan diri’ dari suatu masalah.

“You’ve Got A Friend” adalah sebuah program acara radio yang dimiliki Delta FM, direlay dari 99,5 FM FeMale Radio Jakarta dan ditemani sang penyiar yang menjadi teman baik pendengar sepanjang malam. Program acara “You’ve Got A Friend” ini biasa disingkat dengan YGAF. Acara YGAF ini disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat, dari pukul 21.00-24.00 WIB. Penyiar akan mengajak pendengar berbagi dan menikmati kekuatan lagu-lagu yang punya keterkaitan dengan pengalaman, masalah atau memori yang dimiliki oleh pendengar.

Sesuai dengan judulnya, program acara “You’ve Got A Friend” ini menemani para pendengar layaknya seorang teman, serta mengajak pendengar untuk saling berbagi cerita pengalaman hidup masing-masing atau masalah yang sedang dihadapi. Program acara ini didesain untuk sharing, ajang mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Setiap hari ada satu atau lebih topik cerita yang

(4)

(short message system) yang disediakan, selanjutnya pendengar akan ikut menanggapi atau memberikan masukan terhadap topik permasalahan atau cerita yang dibahas tersebut. Program acara “You’ve Got A Friend” ini tidak melulu membahas topik masalah yang sedang dihadapi, penyiar juga mengajak pendengar untuk berbagi memori atau pengalaman-pengalaman hidup yang sedih, lucu atau bahagia.

Pada program acara “You’ve Got A Friend” ini, penyiar selalu mengangkat topik-topik ringan, sehingga pendengar santai mengikuti acara ini. Musik-musik yang dihadirkan juga enak didengar, dengan berbagai macam variasi jenis musik yang disukai oleh pendengar umumnya. Lagu-lagu yang diputar pada acara ini tidak selalu baru, tetapi juga lagu-lagu lama yang tak lekang oleh waktu dan enak didengar. Kebanyakan lagu-lagu lama itu membuka memori pendengar akan kenangan dari lagu tersebut.

Pada umumnya, segmentasi dari radio Delta FM adalah pendengar yang sudah dewasa atau berusia 30-50 tahun ke atas, tetapi selama peneliti mendengar program acara ini, usia pendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM banyak yang berkisar 18-30 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa mahasiswa yang berusia dalam kisaran 20-an tahun juga turut mendengarkan acara ini dan ikut berbagi cerita di dalamnya, mengingat usia pada tingkat mahasiswa masih tergolong pada usia yang cenderung memiliki emosi yang masih labil dan rentan pada konflik terhadap orang lain dan dirinya sendiri, berupa persoalan hidup, pencarian jati diri, dsb. Di tengah himpitan konflik dan persoalan hidup yang mendera, mahasiswa memerlukan suatu tempat atau wadah untuk melepaskan masalah dan kepenatan hidup, juga melepaskan diri dari kesepian dan program

(5)

acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin melepaskan emosi, masalah serta pengalaman hidup masing-masing.

Peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) sebagai lokasi dan objek penelitian, karena mahasiswa adalah elemen yang memiliki wawasan yang cukup luas dan selalu berusaha menjalani hidup lebih bijaksana dan peka terhadap orang dan lingkungan sekitar. Pertimbangan lain yang menjadikan mahasiswa sebagai objek penelitian adalah karena mahasiswa merupakan khalayak yang sangat aktif dalam menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik. Alasan lain peneliti memilih mahasiswa FISIP USU sebagai objek penelitian adalah karena peneliti juga seorang mahasiswa FISIP USU sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) di Kota Medan.

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU di kota Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

b. Masalah yang diteliti adalah pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) pendengar, dalam hal ini adalah mahasiswa FISIP USU.

c. Objek penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU program reguler S-1 stambuk 2005-2006 yang masih aktif kuliah dan yang sudah pernah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM minimal tiga kali.

(7)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana tampilan acara, topik yang diangkat pada program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM yang disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 21.00 WIB – 24.00 WIB.

b. Untuk mengetahui apakah program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM mampu memenuhi kebutuhan pelepasan (diversion) mahasiswa FISIP USU.

c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.

(8)

1. 5 Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004 : 6).

Teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data (Bungin, 2005 : 25).

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Uses and Gratifications, dan Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa.

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial

(social interaction) dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh interkomunikasi (intercommunication) (Effendy, 2004 : 3).

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita

(9)

menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur yaitu (Effendy, 2005:10):

- Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

- Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang - Media : orang yang menerima pesan

- Komunikan : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

- Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Komunikasi dapat berlangsung dengan atau tanpa media. Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa (mass communication). Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek. Sedangkan menurut ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menggunakan media massa. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang audio visual (Ardianto, 2003:11).

Salah satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu

(10)

komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui sama sekali.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekepeer (pentasbih informasi). Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan di kontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda (delayed). (Nurudin, 2004 : 7)

Saat ini bidang komunikasi massa sedang mengalami perubahan besar. Karena media teknologi baru yang memberi lebih banyak kemudahan bagi para pengguna, konsep dasar komunikasi massa mengalami perubahan.. Teori dalam komunikasi massa butuh penyesuaian dan beradaptasi berkaitan dengan perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru (Severin dan Tankard, 2007 : 20).

(11)

1.5.2 Teori Uses and Gratifications

Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses Of

Mass Communications: Current Perspectives and Gratification Research.

Dikatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi (Nurudin, 2004:181) Katz juga mengatakan bahwa penelitian ini diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan Apa yang dilakukan Media untuk khalayak (What do the media do to people?) (Effendy, 2003: 289).

Dalam Rakhmat (2005:205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz, 1974 menjelaskan bahwa mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini

1. Khalayak dianggap aktif, artinya: sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

(12)

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya (Nurudin, 2004:181). Maka penjabaran uses and gratifications digambarkan seperti berikut (Rakhmat 2004 : 65):

(13)

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek -Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan -Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi - Pengetahuan

- Personal Identity - Hubungan dengan isi

Gambar 1. Model Uses and Gratifications

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa Anteseden meliputi Variabel Individual yang terdiri dari data demografis seperti; usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Dalam variabel lingkungan yang tercakup di dalamnya adalah organisasi, sistem sosial dan struktur sosial.

Motif tidak terbatas, tapi operasionalisasi Blumler dalam Rakhmat (1993:66) menyebutkan tiga orientasi: Orientasi Kognitif (kebutuhan informasi),

Surveillance (pengawasan lingkungan) atau eksplorasi realitas, diversi (kebutuhan

akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identitas personal (yakni menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa motif dasar menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Oleh Katz, Blumler dan Gurevitch dalam Rakhmat (2005:208) kontak sosial tersebut dikelompokkan pada “aliran”

Unifungsional. Kemudian disebutkan dua fungsi media massa lainnya (“aliran” bifungsional). Media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi —

Menurut Weiss; atau hiburan dan informasi— Menurut Wilbur Schramm. Yang lain lagi menyebutkan empat fugsi media massa dalam memenuhi kebutuhan:

(14)

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan yang terakhir adalah Efek media, yang dapat dioperasioanalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

1.5.3 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat ibadat. (Rakhmat, 2005:212)

Khalayak merupakan pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa. Khalayak aktif dalam memilih media karena masing-masing orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Khalayak yang senang mencari berbagai informasi akan mencari kepuasan pada media yang bisa memberikan kebutuhannya itu lewat media yang dipilihnya. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. (Nurudin, 2004:181)

Uses and Gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat

(15)

kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan (Effendy, 2003:294), sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs).

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan

2. Kebutuhan Afektif ( Affective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif ( Social Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.

(16)

1.6 Kerangka Konsep

Nawawi (1997 : 40) mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai, dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian.

Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel-variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefenisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil-dalil yang dapat diuji.

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel, sebagai berikut :

a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 1991 : 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Acara “You’ve Got A Friend” di

Delta FM .

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahului (Rakhmat, 1991:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan

(17)

1.7 Model Teoritis

Karakteristik Kebutuhan Program Acara Pemenuhan Reponden Pelepasan “You’ve Got A Friend” Kebutuhan

(Diversion) di Delta FM Pelepasan

(Diversion)

Gambar 2. Model Teoritis

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori yang telah dijelaskan di atas, maka dibuat operasioanalisasi variabel yang berfungsi untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dengan penelitian, yaitu :

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM a. Frekuensi penyiaran b. Waktu penyiaran c. Lama penyiaran d. Format penyiaran - tampilan siaran

- penilaian terhadap siaran - pemilihan lagu

e. Tema atau materi acara f. Kejelasan materi acara g. Kualifikasi penyiar

- membawa acara

- menguasai materi acara - suara penyiar

Anteseden Motif Penggunaan

Media

(18)

Variabel Terikat (Y)

Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

a. Hasrat ingin melepaskan diri dari permasalahan

b. Melepaskan emosi

c. Melepaskan diri dari kegiatan rutin d. Sesaat melupakan masalah yang ada e. Mengurangi ketegangan

f. Mengurangi kegelisahan yang sedang dialami

g. Menghilangkan kebosanan

h. Melupakan sejenak tugas berat yang sedang dilakukan i. Mengatasi kesepian j. Terhibur k. Sejenak bersantai Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin b. Departemen c. Angkatan / Stambuk

d. Frekuensi mendengarkan Program Acara “You’ve Got A Friend”

Tabel 1. Operasional Variabel

I.9 Defenisi Variabel Operasional

Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya (Bulaeng, 2004:60). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

(19)

• Frekuensi penyiaran, yaitu intensitas atau seberapa sering program acara tersebut disiarkan. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat.

• Waktu penyiaran, yaitu jadwal penyiaran suatu program acara disiarkan. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” disiarkan pada pukul 21.00 WIB. • Lama penyiaran, yaitu durasi program acara tersebut disiarkan. Acara

“You’ve Got A Friend” berdurasi selama 3 jam.

• Format penyiaran, yaitu bentuk atau tampilan suatu program acara. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” menyuguhkan kepada pendengar topik-topik cerita yang akan dibahas pada jam siaran tersebut kemudian penyiar mempersilahkan pendengar lain untuk memberikan komentar atau masukan.

• Tema atau materi acara, yaitu sesuatu yang menjadi bahan untuk dipikirkan, dibicarakan, dsb. Dalam penelitian ini, apa saja bahan cerita yang diangkat dalam program acara “You’ve Got A Friend”.

• Kejelasan materi acara, yaitu keadaan jelas/ gamblang suatu materi acara. Dalam hal ini, kejelasan jalan cerita yang diangkat atau yang disampaikan dalam program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh responden saat mendengarnya.

• Kualifikasi penyiar, yaitu keahlian atau kecakapan yang diperlukan penyiar ketika membawan suatu acara radio. Kepiawaian dan karakter suara penyiar harus dapat menarik perhatian pendengar, komunikatif dan aktraktif. Kemampuan penyiar membawakan dan menguasai materi siaran

(20)

juga menjadi modal utama. Dalam hal ini, yang menjadi penyiar program acara “You’ve Got A Friend” adalah Rudi Dahlan.

2. Variabel Terikat (Pemenuhan kebutuhan Pelepasan (Diversion)), terdiri dari : • Hasrat ingin melepaskan diri dari masalah, yaitu keinginan responden

untuk melepaskan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan dengan bergabung dan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Melepaskan emosi, yaitu responden bisa menyalurkan/ mencurahkan keadaan atau reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, tekanan, kecintaan, keberanian yang bersifat subjektif) yang terpendam dalam hatinya pada acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM. • Melepaskan diri dari kegiatan rutin, yaitu responden bisa meninggalkan

sejenak kegiatan rutin dengan mendengarkan dan bergabung pada program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Sesaat melupakan masalah yang ada, yaitu responden bisa melupakan masalah yang sedang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengurangi ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri responden setelah mendengarkan atau bergabung dalam program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengurangi kegelisahan yang sedang dialami, yaitu responden bisa mengurangi kegelisahan yang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan berbagi dalam acara tersebut.

(21)

• Menghilangkan kebosanan, yaitu responden kembali memiliki kesenangan dan melupakan sebuah kejenuhan yang sempat dirasakan setelah mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Melupakan sejenak tugas berat yang sedang dilakukan, yaitu responden bisa sejenak melupakan tugas berat yang sedang dilakukan ketika mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengatasi kesepian, yaitu responden bisa mengalihkan rasa kesepian yang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan bergabung dalam acara tersebut. Dengan merasakan memiliki teman dan sahabat, rasa kesepian bisa diatasi.

• Terhibur, yaitu responden merasa terhibur setelah mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Sejenak bersantai, yaitu responden bisa merasakan sejenak relaksasi dan sejenak bersantai dari rutinitas hidup yang dialami.

3. Karakteristik Responden

• Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria dan wanita yang dijadikan sampel atau responden.

• Departemen, yaitu disiplin ilmu yang trecakup dalam suatu bidang tertentu.

• Angkatan, yaitu tahun masuk mahasiswa FISIP USU yang menjadi responden.

• Frekuensi mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend”, yaitu tingkat keseringan responden mendengarkan acara “You’ve Got A Friend”

(22)

1.10 Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena marupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991 : 44).

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Ho : Tidak terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

 Ha : Terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISP USU.

Gambar

Gambar 2. Model Teoritis
Tabel 1. Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana diketahui pula bahwa beban angin yang bekerja saat ini sesuai informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) dijumpai bahwa kondisi besarnya kecepatan angin

Teori yang digunakan adalah iklan media cetak, majalah sebagai media massa cetak, konstruksi realitas dan makna, perempuan sebagai model dalam iklan, feminisme, dominasi

sesuai Pasal 362 KUHP. Adapun pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan menurut Bapak Faisal, salah seorang Pembina warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas

mengalami modifikasi, akan mempengaruhi muatan protein secara keseluruhan dan akan mempengaruhi titik isoelektrik protein tersebut. Pada penelitian ini enzim -amilase hasil

Gambar alat disolusi (Merk Hanson Type Vision G2 Elite 8TM). Gambar alat spektrofotometer

Penilaian Risiko Produksi berdasarkan Pendapatan Bersih Pada Brokoli, Caisin, Sawi Putih dan

Blok diagram sederhana dari USART ditunjukkan pada Gambar 5.1 dan untuk Register I/O dan pin I/O yang dapat diakses ditampilkan dengan huruf tebal seperti Register UCSRA,

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan serta perbedaan hasil beberapa penelitian sebelumnya, maka dilakukan penelitian dengan judul