• Tidak ada hasil yang ditemukan

APENDISITIS PERFORASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APENDISITIS PERFORASI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

oleh

Nama: dr. Mirna Ramzie

Pembimbing

dr. Yenni Murvanti dr. Etha Wilda Panjaitan

(2)

Apendisitis Akut: Apendisitis akut adalah suatu radang

yang timbul secara mendadak pada apendik dan

merupakan salah satu kasus akut abdomen yang

paling sering ditemui.

Apendisitis Perforasi: pecahnya appendiks yang sudah

ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam

rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada

dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi

oleh jaringan nekrotik.

(3)

Epidemiologi:

Pada semua umur

Insidens teringgi kelompok umur 20-30 tahun

Insidens laki-laki= perempuan, kecuali pada umur

20-30 tahun laki-laki > perempuan

Etiologi

Obstruksi lumen merupakan penyebab utama

appendicitis. Erosi membran mukosa appendiks dapat

terjadi karena parasit seperti Entamoeba histolytica,

(4)

Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dll) ↓

Mukus yg diproduksi akan mengalami bendungan ↓

Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks

Aliran darah berkurang ↓

Edema dan ulserasi mukosa → Apendisitis akut fokal ↓ ↓

Terputusnya aliran darah Nyeri epigastrium ↓

(5)

Obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri menembus dinding ↓

Peradangan peritoneum → Apendisitis supuratif

↓ ↓

Aliran arteri terganggu

↓ ↔ Nyeri di daerah

kanan bawah

Infark dinding apendiks ↓

Gangren

┌ Dinding apendiks rapuh ┐ Infiltrat Perforasi

↓ ↓

(6)

Gambaran Klinis:

Rasa sakit di daerah epigastrum, daerah periumbilikus, di seluruh abdomen atau di kuadran kanan bawah

Anoreksia, mual, dan muntah

Demam tidak tinggi (kurang dari 380C), kekakuan otot, dan

konstipasi.

Pemeriksaan Fisik:

Inspeksi: perut kembung(+) Penonjolan perut kanan bawah

pada masaa atau abses periapendikuler.

Palpasi: Mc Burney Sign , Rovsing sign, Blumberg sign

Perkusi: Pekak hati menghilang pada perforasi

Auskultasi: Normal, peristaltik (-) pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata

(7)

Rectal Toucher

Uji Psoas

Uji Obturator

Alvarado Score:

Characteristic Score M = Migration of pain to the RLQ 1 A = Anorexia 1

N = Nausea and vomiting 1

T = Tenderness in RLQ 2

R = Rebound pain 1

E = Elevated temperature 1

L = Leukocytosis 2

S = Shift of WBC to the left 1

Total 10

Dinyatakan

appendisitis akut bila skor > 7 poin

(8)

Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan urin

Pemeriksaan Radiologi:

Foto polos abdomen

USG

Barium enema

CT-Scan

(9)

Perawatan Kegawatdaruratan:

Pemasangan infus terapi kristaloid.

Pasien dipuasakan

Analgesik dan antiemetik parenteral untuk

kenyamanan pasien.

Antibiotik intravena spektrum luas untuk gram

negatif dan anaerob diindikasikan.

Tindakan Operasi:

Apendiktomi (pemotongan apendiks)

(10)

Massa periapendikuler

Terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan/ atau lekuk usus halus.

Apendisitis perforasi

Pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri

menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam

sesudah 24 jam

Peritonitis

Bila infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum

(11)

Anamnesis

Anak laki-laki, umur 9 tahun, dengan keluhan

nyeri perut kanan bawah dialami satu hari sebelum

masuk rumah sakit, awalnya nyeri dialami dari ulu

kemudian berpindah perut bagian kanan bawah lalu

nyeri dirasakan di seluruh bagian perut. Mual (+),

muntah (+), isi muntahan cairan. Demam (+) dialami

1 hari yamg lalu, dirasakan terus-menerus turun

dengan obat penurun panas. BAB (-) sejak 1 hari yang

lalu, flatus (-), BAK (+) normal. Riwayat trauma(+),

terjatuh dari sepeda ± 3 hari yang lalu, posisi jatuh

terlungkup.

(12)

Vital sign

Kesadaran : Compos Mentis

Nadi : 80 x/menit, teratur, kuat Suhu : 37,8oC

Respiratory rate : 26x/menit

Pemeriksaan generalis

Kepala : Mata : anemia(-), ikterik(-), RC (+/+), pupil isokor  3mm/3mm, T/H : dbn

Leher : Pembesaran KGB (-), TVJ (+) normal

Thorax : Bentuk dada simetris (+), gerak pernapasan simetris (+) Cor : S1S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo : SP: vesikuler/vesikuler, ST: RH (-), Wh (-) Abdomen : St.lokalis

(13)

Status lokalis (Abdomen)

Inspeksi : Bentuk simetris

Auskultasi : Peristaltik (-), metalic sound (-)

Palpasi : Dinding perut simetris, massa (-), Nyeri tekan (+)

kuadran kanan bawah (Mc.Burney sign). Nyeri lepas (+), Rovsing sign (+), defans muskular (+) di seluruh lapangan abdomen. Psoas sign dan Obturator sign tidak dapat dilakukan karena pasien kesakitan bila dilakukan pergerakan.

Perkusi : Timpani, pekak hati menghilang

Rectal toucher

Tonus sphinter ani baik, ampula recti kosong, mukosa licin, nyeri tekan(+) jam 9-12, massa(-). Pada handscoon feses(+), darah(-), lendir (-).

(14)

WBC 11,9 4-11 RBC 6,44 4,5-6,5 PLT 221 150-450 HGB 14,1 13-18 HCT 45,1 37-47 B.S.R 18 2-12 Bleeding time 2’ <5 Coagulation time 7’ 5-11

(15)

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan

radiologis pada jantung dan paru

(16)

Kesimpulan: -Ileus (kesan obstruktif),

-Tidak tampak tanda-tanda perforasi

(17)

Diagnosis Kerja : Peritonitis ec. Apendisitis Perforasi Planning/Terapi :

-Inf. RL 20 gtt/i

-Inj. Cefotaxime 500mg/8 jam -Inj. Ranitidin 25mg/8 jam

-Paracetamol syr 3x CI

-Pemasangan NGT terbuka -Puasa pre operasi

-Pro Laparatomy Cito

Konsultasi : Konsul dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah umum

(18)

21 -01-2104 (H-1) 22-01-2014 (H-2) 23-01-2014

Dokter Spesialis Anak visie: S: Nyeri (+) di seluruh lapangan perut, Nyeri tekan (+), Demam (+) O: Abdomen: Defense muskular (+), Nyeri tekan (+) seluruh lapangan perut

Peristaltik (-)

A: Dx: Sangkaan Akut Anjuran: cek darah lengkap, CT/BT, elektrolit Foto thoraks

Foto polos abdomen Konsul Sp. Bedah Umum

S: Dilakukan laparatomy a/i Diffuse Peritonitis ec Appendisitis Perforasi dengan General Anastesi.

Lemah(+), Nyeri luka operasi (+) O: Sens: Compos Mentis

TD: 115/70,HR: 109x/i RR: 20x/i, T : 370C

NGT (+) terbuka, poly chateter (+) Abdomen: Soepel, peristaltik (-), luka operasi tertutup verban, drain(+)

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -Puasa sampai dengan peristaltik (+) normal

-O2 2l/i

-IVFD RL 20 gtt/i (24 jam pertama) D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari

-Inf.Metronidazole 500mg/8 jam -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam

-Inj.Fentanyl 200mg + Miloz 10 mg (2cc) 1-2 cc/jam (syringe pump)

Rencana: Bahan post operasi di periksakan ke Patologi Anatomi

S: Lemah(+), Nyeri luka operasi (+), flatus (+), BAB (-), perut kembung (+) O: Sens: Compos Mentis

TD: 100/70 HR: 103x/i RR: 20x/i T : 360C

NGT (+) terbuka, poly chateter (+) Abdomen: Soepel, peristaltik (+) lemah, perut kembung (+)luka operasi tertutup verban, drain (+)

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -O2 2l/i

-IVFD D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari

-Inf.Metronidazole 500mg/8 jam -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam

-Inj.Fentanyl 200mg + Miloz 10 mg (2cc) 1-2 cc/jam (syringe pump) -Inj. Alinamin F 1amp/12 jam -Dulcolax Sup. 1x

-Boleh minum 3-5 sdt /30 mnt Anjuran: Pasien pindah ke ruangan FOLLOW-UP

(19)

(24-25 ) -01-2104 (H-3-4) 26-01-2014 (H-5) 27-01-2014 (H-6)

S: Baik, Nyeri luka operasi (+), flatus (+), BAB (+), perut

kembung (+)

O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i

RR: 20x/i T : 37,30C

NGT (+) Aff, poly chateterAff,

Abdomen: Soepel, peristaltik (+) normal, perut kembung (-), luka operasi tertutup verban, drain (+) A: Post op. Laparatomy a/i

difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi

P: -Diet M II

-IVFD D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari -Inf.Metronidazole 500mg/8 jam

-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -Inj. Alinamin F 1amp/12 jamAff

Rencana Ganti Verban 25-01-2014 Hasil PA: Massa Nekrosis, tidak dijumpai tanda-tanda malignancy

S: Baik, Nyeri luka operasi (+) berkurang, flatus (+),perut kembung (+), muntah (+) , mencret (+) 3x 1 hari ini O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i

RR: 20x/i T : 360C

Abdomen: Distensi (+), peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban luka masih basah, drainAff

A: Post op. Laparatomy a/i

difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi

P: -Diet M II

-IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari -Inf.Metronidazole 500mg/8 jamAff

-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½ tab -Syr Antasida 3x CI Anjuran: Jika muntah lagi/ kembung pasang NGT

S: Baik, Nyeri luka operasi (-) , Demam(-), sesak nafas (-), flatus (+),perut kembung (+) berkurang, mual(-), muntah (-) , mencret (+) berkurang

O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i

RR: 20x/i T : 370C

Poly chateter (+), NGT terbuka (+) Abdomen: Distensi (-), peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -Diet teh dengan NGT terbuka - IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari

-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½ tab -Syr Antasida 3x CI

(20)

28-01-2014 (H-7) 29-01-2014 (H-8) 30 Januari- 02 Februari 2014 (H9-12)

S: Baik, Nyeri luka operasi (-), flatus (+),perut

kembung (+) berkurang, mual(-), muntah (-) , BAB (+) normal

O: Sens: Compos Mentis HR: 84x/i

RR: 20x/i T : 370C

NGT (+) tertutup , jika perut tidak kembung dan muntah lagi Aff

Abdomen: Soepel,

peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban luka masih basah

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec

appendisitis perforasi P: -Diet M I

- IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i

-Inj. Meropenem 1gr/hari -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam

-Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½

tabAff

-Syr Antasida 3x CI

S: Baik, flatus (+),perut kembung (+) berkurang,, BAB (+) normal

O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i

RR: 20x/i T : 370C

Abdomen: Distensi (-),

peristaltik (+) normal, perut kembung (-), luka operasi tertutup verban luka masih basah

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec

appendisitis perforasi P: -Diet M II

-IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i

-Inj. Meropenem 1gr/hari -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam

-Inj.Novalgin 1amp/8 jam -Syr Antasida 3x CI

habis, Aff

S: Baik, flatus (+),perut

kembung (+) berkurang, BAB (+) normal

O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i

RR: 20x/i T : 370C

Abdomen: peristaltik (+) normal, luka operasi tertutup verban luka kering

A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec

appendisitis perforasi P: -Diet M II

- IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i Aff infus, ganti obat injeksi  obat oral

-Levofloxacin tab 2x500mg -Paracetamol tab 3x500mg -Ranitidin tab 2x1

-Becomp C tab 2x1 Pasien boleh PBJ

(21)

 Apendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui.

 Obstruksi lumen merupakan penyebab utama appendicitis.

 Faktor kebiasaan dan pola makanan sehari-hari yang rendah serat juga menjadi salah satu faktor terjadinya apendisitis.

 Gejala yang khas yaitu tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan anorexia kemudian berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya defans muskular.

(22)

Pada

pemeriksaan

laboratorium

didapati

peningkatan leukosit

Pada pemeriksaan radiologi biasany paling sering

dilakukan USG dan foto polos abdomen

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita

apendicitis meliputi penanggulangan konservatif

(cairan infus, antibiotik, puasa, NGT) dan operasi (

Apendektomi, Laparatomi)

Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan

appendicitis. Komplikasi yang sering terjadi adalah

massa periapendikuler dan apendisitis perforasi.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formasi model hujan debit yang sesuai dengan kondisi Daerah Aliran Sungai Gajah Wong dengan menggunakan beberapa parameter yang

Maka dari itu, dengan adanya arahan yang jelas mengenai keharusan untuk cerdas dan berprestasi, maka mahasiswa etnis Cina yang masih mengikuti budayanya lebih dapat mengatur

Bab III adalah Hasil penelitian dan Pembahasan yang mendeskripsikan tentang status hukum seorang isteri dengan suami mafqud dan proses penyelesaian perkara perceraian

48 Berdasarkan hasil plot terlihat bahwa pertumbuhan rumput laut Gracilaria gigas dapat dimodelkan secara logistik dengan menggunakan model pertumbuhan logistik

Hubungan yang dianalisa dibatasi pada pola hubungan antara perkembangan sistem keuangan, yang diwakili oleh variabel sektor perbankan (Kredit dan Pembiayaan),

Gastropati hipertensi portal adalah suatu keadaan perubahan makroskopik mukosa lambung yang dihubungkan dengan dilatasi dan ektasia vaskuler mukosa dan submukosa akibat

Kt/V urea adalah dimana Kt merupakan jumlah bersihan urea dari plasma persatuan waktu dan V merupakan volume distribusi dari ureum V dalam satuan liter, K adalah klearensi dalam

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan