oleh
Nama: dr. Mirna Ramzie
Pembimbing
dr. Yenni Murvanti dr. Etha Wilda Panjaitan
Apendisitis Akut: Apendisitis akut adalah suatu radang
yang timbul secara mendadak pada apendik dan
merupakan salah satu kasus akut abdomen yang
paling sering ditemui.
Apendisitis Perforasi: pecahnya appendiks yang sudah
ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam
rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada
dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi
oleh jaringan nekrotik.
Epidemiologi:
Pada semua umur
Insidens teringgi kelompok umur 20-30 tahun
Insidens laki-laki= perempuan, kecuali pada umur
20-30 tahun laki-laki > perempuan
Etiologi
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama
appendicitis. Erosi membran mukosa appendiks dapat
terjadi karena parasit seperti Entamoeba histolytica,
Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dll) ↓
Mukus yg diproduksi akan mengalami bendungan ↓
Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks
↓
Aliran darah berkurang ↓
Edema dan ulserasi mukosa → Apendisitis akut fokal ↓ ↓
Terputusnya aliran darah Nyeri epigastrium ↓
Obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri menembus dinding ↓
Peradangan peritoneum → Apendisitis supuratif
↓ ↓
Aliran arteri terganggu
↓ ↔ Nyeri di daerah
kanan bawah
Infark dinding apendiks ↓
Gangren
↓
┌ Dinding apendiks rapuh ┐ Infiltrat Perforasi
↓ ↓
Gambaran Klinis:
Rasa sakit di daerah epigastrum, daerah periumbilikus, di seluruh abdomen atau di kuadran kanan bawah
Anoreksia, mual, dan muntah
Demam tidak tinggi (kurang dari 380C), kekakuan otot, dan
konstipasi.
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi: perut kembung(+) Penonjolan perut kanan bawah
pada masaa atau abses periapendikuler.
Palpasi: Mc Burney Sign , Rovsing sign, Blumberg sign
Perkusi: Pekak hati menghilang pada perforasi
Auskultasi: Normal, peristaltik (-) pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata
Rectal Toucher
Uji Psoas
Uji Obturator
Alvarado Score:
Characteristic Score M = Migration of pain to the RLQ 1 A = Anorexia 1N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
S = Shift of WBC to the left 1
Total 10
Dinyatakan
appendisitis akut bila skor > 7 poin
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan Radiologi:
Foto polos abdomen
USG
Barium enema
CT-Scan
Perawatan Kegawatdaruratan:
Pemasangan infus terapi kristaloid.
Pasien dipuasakan
Analgesik dan antiemetik parenteral untuk
kenyamanan pasien.
Antibiotik intravena spektrum luas untuk gram
negatif dan anaerob diindikasikan.
Tindakan Operasi:
Apendiktomi (pemotongan apendiks)
Massa periapendikuler
Terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan/ atau lekuk usus halus.
Apendisitis perforasi
Pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri
menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam
sesudah 24 jam
Peritonitis
Bila infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum
Anamnesis
Anak laki-laki, umur 9 tahun, dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah dialami satu hari sebelum
masuk rumah sakit, awalnya nyeri dialami dari ulu
kemudian berpindah perut bagian kanan bawah lalu
nyeri dirasakan di seluruh bagian perut. Mual (+),
muntah (+), isi muntahan cairan. Demam (+) dialami
1 hari yamg lalu, dirasakan terus-menerus turun
dengan obat penurun panas. BAB (-) sejak 1 hari yang
lalu, flatus (-), BAK (+) normal. Riwayat trauma(+),
terjatuh dari sepeda ± 3 hari yang lalu, posisi jatuh
terlungkup.
Vital sign
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 80 x/menit, teratur, kuat Suhu : 37,8oC
Respiratory rate : 26x/menit
Pemeriksaan generalis
Kepala : Mata : anemia(-), ikterik(-), RC (+/+), pupil isokor 3mm/3mm, T/H : dbn
Leher : Pembesaran KGB (-), TVJ (+) normal
Thorax : Bentuk dada simetris (+), gerak pernapasan simetris (+) Cor : S1S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo : SP: vesikuler/vesikuler, ST: RH (-), Wh (-) Abdomen : St.lokalis
Status lokalis (Abdomen)
Inspeksi : Bentuk simetris
Auskultasi : Peristaltik (-), metalic sound (-)
Palpasi : Dinding perut simetris, massa (-), Nyeri tekan (+)
kuadran kanan bawah (Mc.Burney sign). Nyeri lepas (+), Rovsing sign (+), defans muskular (+) di seluruh lapangan abdomen. Psoas sign dan Obturator sign tidak dapat dilakukan karena pasien kesakitan bila dilakukan pergerakan.
Perkusi : Timpani, pekak hati menghilang
Rectal toucher
Tonus sphinter ani baik, ampula recti kosong, mukosa licin, nyeri tekan(+) jam 9-12, massa(-). Pada handscoon feses(+), darah(-), lendir (-).
WBC 11,9 4-11 RBC 6,44 4,5-6,5 PLT 221 150-450 HGB 14,1 13-18 HCT 45,1 37-47 B.S.R 18 2-12 Bleeding time 2’ <5 Coagulation time 7’ 5-11
Kesimpulan : Tidak tampak kelainan
radiologis pada jantung dan paru
Kesimpulan: -Ileus (kesan obstruktif),
-Tidak tampak tanda-tanda perforasi
Diagnosis Kerja : Peritonitis ec. Apendisitis Perforasi Planning/Terapi :
-Inf. RL 20 gtt/i
-Inj. Cefotaxime 500mg/8 jam -Inj. Ranitidin 25mg/8 jam
-Paracetamol syr 3x CI
-Pemasangan NGT terbuka -Puasa pre operasi
-Pro Laparatomy Cito
Konsultasi : Konsul dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah umum
21 -01-2104 (H-1) 22-01-2014 (H-2) 23-01-2014
Dokter Spesialis Anak visie: S: Nyeri (+) di seluruh lapangan perut, Nyeri tekan (+), Demam (+) O: Abdomen: Defense muskular (+), Nyeri tekan (+) seluruh lapangan perut
Peristaltik (-)
A: Dx: Sangkaan Akut Anjuran: cek darah lengkap, CT/BT, elektrolit Foto thoraks
Foto polos abdomen Konsul Sp. Bedah Umum
S: Dilakukan laparatomy a/i Diffuse Peritonitis ec Appendisitis Perforasi dengan General Anastesi.
Lemah(+), Nyeri luka operasi (+) O: Sens: Compos Mentis
TD: 115/70,HR: 109x/i RR: 20x/i, T : 370C
NGT (+) terbuka, poly chateter (+) Abdomen: Soepel, peristaltik (-), luka operasi tertutup verban, drain(+)
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -Puasa sampai dengan peristaltik (+) normal
-O2 2l/i
-IVFD RL 20 gtt/i (24 jam pertama) D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari
-Inf.Metronidazole 500mg/8 jam -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam
-Inj.Fentanyl 200mg + Miloz 10 mg (2cc) 1-2 cc/jam (syringe pump)
Rencana: Bahan post operasi di periksakan ke Patologi Anatomi
S: Lemah(+), Nyeri luka operasi (+), flatus (+), BAB (-), perut kembung (+) O: Sens: Compos Mentis
TD: 100/70 HR: 103x/i RR: 20x/i T : 360C
NGT (+) terbuka, poly chateter (+) Abdomen: Soepel, peristaltik (+) lemah, perut kembung (+)luka operasi tertutup verban, drain (+)
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -O2 2l/i
-IVFD D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari
-Inf.Metronidazole 500mg/8 jam -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam
-Inj.Fentanyl 200mg + Miloz 10 mg (2cc) 1-2 cc/jam (syringe pump) -Inj. Alinamin F 1amp/12 jam -Dulcolax Sup. 1x
-Boleh minum 3-5 sdt /30 mnt Anjuran: Pasien pindah ke ruangan FOLLOW-UP
(24-25 ) -01-2104 (H-3-4) 26-01-2014 (H-5) 27-01-2014 (H-6)
S: Baik, Nyeri luka operasi (+), flatus (+), BAB (+), perut
kembung (+)
O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i
RR: 20x/i T : 37,30C
NGT (+) Aff, poly chateterAff,
Abdomen: Soepel, peristaltik (+) normal, perut kembung (-), luka operasi tertutup verban, drain (+) A: Post op. Laparatomy a/i
difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi
P: -Diet M II
-IVFD D5% 2:1 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari -Inf.Metronidazole 500mg/8 jam
-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -Inj. Alinamin F 1amp/12 jamAff
Rencana Ganti Verban 25-01-2014 Hasil PA: Massa Nekrosis, tidak dijumpai tanda-tanda malignancy
S: Baik, Nyeri luka operasi (+) berkurang, flatus (+),perut kembung (+), muntah (+) , mencret (+) 3x 1 hari ini O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i
RR: 20x/i T : 360C
Abdomen: Distensi (+), peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban luka masih basah, drainAff
A: Post op. Laparatomy a/i
difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi
P: -Diet M II
-IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari -Inf.Metronidazole 500mg/8 jamAff
-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½ tab -Syr Antasida 3x CI Anjuran: Jika muntah lagi/ kembung pasang NGT
S: Baik, Nyeri luka operasi (-) , Demam(-), sesak nafas (-), flatus (+),perut kembung (+) berkurang, mual(-), muntah (-) , mencret (+) berkurang
O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i
RR: 20x/i T : 370C
Poly chateter (+), NGT terbuka (+) Abdomen: Distensi (-), peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec appendisitis perforasi P: -Diet teh dengan NGT terbuka - IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i -Inj. Meropenem 1gr/hari
-Inj.Ranitidin 50mg /12 jam -Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½ tab -Syr Antasida 3x CI
28-01-2014 (H-7) 29-01-2014 (H-8) 30 Januari- 02 Februari 2014 (H9-12)
S: Baik, Nyeri luka operasi (-), flatus (+),perut
kembung (+) berkurang, mual(-), muntah (-) , BAB (+) normal
O: Sens: Compos Mentis HR: 84x/i
RR: 20x/i T : 370C
NGT (+) tertutup , jika perut tidak kembung dan muntah lagi Aff
Abdomen: Soepel,
peristaltik (+) normal, perut kembung (+), luka operasi tertutup verban luka masih basah
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec
appendisitis perforasi P: -Diet M I
- IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i
-Inj. Meropenem 1gr/hari -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam
-Inj.Novalgin 1amp/8 jam -New diatab 3x ½
tabAff
-Syr Antasida 3x CI
S: Baik, flatus (+),perut kembung (+) berkurang,, BAB (+) normal
O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i
RR: 20x/i T : 370C
Abdomen: Distensi (-),
peristaltik (+) normal, perut kembung (-), luka operasi tertutup verban luka masih basah
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec
appendisitis perforasi P: -Diet M II
-IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i
-Inj. Meropenem 1gr/hari -Inj.Ranitidin 50mg /12 jam
-Inj.Novalgin 1amp/8 jam -Syr Antasida 3x CI
habis, Aff
S: Baik, flatus (+),perut
kembung (+) berkurang, BAB (+) normal
O: Sens: Compos Mentis HR: 80x/i
RR: 20x/i T : 370C
Abdomen: peristaltik (+) normal, luka operasi tertutup verban luka kering
A: Post op. Laparatomy a/i difffuse peritonitis ec
appendisitis perforasi P: -Diet M II
- IVFD D5% 2:1 s/s RL 20 gtt/i Aff infus, ganti obat injeksi obat oral
-Levofloxacin tab 2x500mg -Paracetamol tab 3x500mg -Ranitidin tab 2x1
-Becomp C tab 2x1 Pasien boleh PBJ
Apendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui.
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama appendicitis.
Faktor kebiasaan dan pola makanan sehari-hari yang rendah serat juga menjadi salah satu faktor terjadinya apendisitis.
Gejala yang khas yaitu tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan anorexia kemudian berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya defans muskular.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
didapati
peningkatan leukosit
Pada pemeriksaan radiologi biasany paling sering
dilakukan USG dan foto polos abdomen
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita
apendicitis meliputi penanggulangan konservatif
(cairan infus, antibiotik, puasa, NGT) dan operasi (
Apendektomi, Laparatomi)