• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah Pernikahan Sejenis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah Pernikahan Sejenis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MPK AGAMA ISLAM

PERANAN LEMBAGA SOSIAL ISLAM TERHADAP

PERNIKAHAN SEJENIS

HOME GROUP 5

Nama Penulis :

Adni Adzkiah (1506729973) Firda Amalia Afrah (1306402242) Bimo Satrio Putra Erlyandi (1506739904) Dhita Mutiara Nabella (1506733245) M. Zhafran Raihan Z. (1306396536)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

(2)

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah agama “Peranan Lembaga Sosial Islam terhadap Pernikahan Sejenis” dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam kami kirimkan kepada Rasulullah Muhammad saw. yang telah mewasiatkan kita petunjuk akan agama yang lurus sehingga kita bisa hidup dalam zaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Seterusnya terimakasih kepada dosen pembimbing MPK Agama Islam Kelas E dalam hal ini Bapak Abdul Razak yang telah mengayomi kami selama proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di FMIPA UI tahun ajaran 2015/2016 sehingga kami dapat membuat makalah yang sistematis.

Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menghasilkan manfaat baik bagi kami para penyususn makalah maupun bagi pembaca makalah ini dan dapat menambah refernsi pengetahuan keislaman kita sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

Bogor, 26 Mei 2016

(3)

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……… i KATA PENGANTAR………. 2 DAFTAR ISI……… 3 BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 4 1.2 Rumusan Masalah………... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……… 5

1.4 Metode Penulisan……… 5

1.5 Sistematika Penulisan……….. 5

BAB II: PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Definisi Lembaga Sosial Islam...……… 6

2.2 Peran dan Fungsi Lembaga Sosial Islam.………..………… 6

2.3 Karakteristik Lembaga Sosial Islam…… ………. 7

2.4 Macam Lembaga Sosial ……… 8

2.5 Pernikahan Sejenis Terjadi lagi di Bali.………….………..….. 8

2.6 Manfaat Keberadaan Lembaga Sosial Islam……….. 9

BAB III: PENUTUP 3.1 Kesimpulan……… 9

3.2 Saran……….. 9

3.3 Ucapan Terima Kasih……… 10

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peristiwa pernikahan sejenis semakin mencuat di media masa akhir-akhir ini. Tuntutan segolongan orang yang memiliki perilaku menyimpang yakni LGBT yang terjadi di negara liberal memberikan dampak negatif terhadap negara lain berupa semakin beraninya mereka memaksakan tuntutan yang sama kepada pemerintah. Pemerintah Indonesia dengan tegas melarang adanya pernikahan sejenis karena berlawanan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara yaitu Pancasila. Tercantum pada sila pertama yang menyatakan ketuhanan yang maha esa, tidak ada satu agama pun yang membolehkan terjadinya pernikahan sejenis.

Baru-baru ini terdengar kabar terjadi pernikahan sesama jenis di Bali. Dari foto yang beredar, pasangan gay yang belum diketahui identitasnya tersebut melangsungkan pernikahan di sebuah hotel mewah dengan disaksikan kedua orang tua mempelai. Aparat keamanan segera menindaklanjuti kejadian ini karena dikhawatirkan terjadi konflik dalam masyarakat.

Peran lembaga sosial islam di masyarakat yang mayoritas Hindu perlu lebih ditingkatkan lagi. Salah satu fungsi lembaga sosial Islam diantaranya sebagai kontrol sosial yang mengawasi, memantau dinamika perkembangan sosial masyarakat. Hal yang perlu ditingkatkan lagi penekanannya pada konsistensi masyarakat dalam menjalankan syariat Islam. Apabila fungsi ini berjalan dengan baik, segala tatanan masyarakat baik muslim maupun nonmuslim akan tertata dengan baik dan meminimalisasikan kemungkinan terjadinya penyimpangan norma agama khussusnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran lembaga sosial Islam dalam kehidupan bermasyarakat? 2. Mengapa pernikahan sejenis terjadi di Bali?

(5)

5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas MPK Agama Islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang penyalahgunaan IPTEK di kalangan masyarakat.

1.4 Metode Penulisan

Kami menggunakan metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan

makalah ini. Referensi makalah ini tidak hanya bersumber dari buku, tetapi juga bersumber dari media media lain seperti e-book, website, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan pemicu. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.

(6)

6 BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Lembaga Sosial Islam

Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan dari istilah asing social institution.Tetapi para pakar menyatakan bahwa padanan dari istilah trsebut adalah pranata sosial, karena merujuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur tingkah laku masyarakat. Selain itu juga ada ahli ilmu sosial yang menggambarkan padanan lain yaitu bangunan sosial, terjemahan dari bahasa Jerman Soziale Gebilde.

Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan tata hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka di dalam masyarakat.

Dari sedikit uraian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa istilah lembaga mengandung dua pengertian, yaitu pranata yang mengandung arti norma atau sistem, dan bangunan yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi sosial.

Lembaga sosial Islam adalah sistem norma yang didasarkan pada ajaran Islam, yang sengaja diadakan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam yang sangat beragam mengikuti perkembangan zaman. Contoh lembaga sosial Islam antara lain MUI, NU, Muhammadiyah, dan masjid.

2.2 Peran dan Fungsi Lembaga Sosial Islam

Peran lembaga agama dibidang sosial adalah sebagai pencipta suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Peran agama sebagai sosialisasi individu akan tampak secara nyata pada saat individu tumbuh menjadi dewasa. Pada saat itu, individu memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.

Nahdhatul Ulama sendiri memiliki fungsi melakukan koordinasi bagi tercapainya tujuan yang ditentukan, baik tujuan yang bersifat keagamaan maupun

(7)

7

kemasyarakatan. Karena pada dasarnya, NU adalah jamiyah diniyah yang membawa paham keagamaan. Ulama sebagai mata rantai pembawa fatwa keagamaan Islam ahlussunah wal jama`ah, selalu ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan pembimbing utama jalannya organisasi

Muhammadiyah memiliki fungsi mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik (ini dibuktikan dengan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah yang berjumlah ribuan).

Semakin berkembang dan tersebarnya jumlah masjid dari perkotaan sampai ke pelosok desa, merupakan potensi utama dalam mengoptimalkan peranan masjid sebagai sarana pembinaan umat, dengan mengimplementasikan fungsi – fungsi masjid yaitu fungsi persatuan dan Ukhuwah Islamiyah. Salat berjamaah merupakan kegiatan yang dapat mempererat ukhuwah sesama muslim. Fungsi pewaris nilai-nilai ajaran agama Islam diimplementasikan dengan memosisikan masjid menjadi tempat pengajaran dan pendidikan Islam.

2.3 Karakteristik Lembaga Sosial Islam

Setiap lembaga sosial pada umumnya memiliki lambang atau simbol yang terwujud dalam tulisan yang biasanya berupa gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Contoh lambang yang ada pada masjid di Indonesia.

Lembaga sosial memiliki aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi yang tertulis maupun tidak tertulis yang menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya pada lembaga sosial KUA memiliki aturan tertentu untuk mengurusi pernikahan.

Lembaga sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur warga masyarakatnya. Lembaga sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah .Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.

(8)

8

Alat-alat perlengkapan berupa sarana dan prasarana baik keras (hardware) maupun lunak (soft ware) digunakan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan-tujuan dari lembaga sosial. Karena masing-masing pranata memiliki tujuan-tujuan yang berbeda-beda, maka perlengkapannya pun berbeda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.

Ideologi pada sebuah lembaga sosial merupakan dasar pemikiran yang dimiliki secara bersama dan dianggap ideal bagi para pendukung lembaga. Ideologi pada lembaga sosial Islam disesuaikan dengan ajaran Islam, yaitu Alquran, As-sunah, dan ijtihad.

Lembaga sosial yang sudah terbentuk tidak akan lenyap begitu saja. Lembaga sosial terbentuk dalam waktu lama dan umumnya bertahan dalam waktu yang lama. Berbagai pandangan dan perilaku masyarakat akan menjadi bagian dari lembaga sosial setelah bergabung dalam waktu yang lama.

2.4 Macam Lembaga Sosial

Lembaga sosial dapat dikelompokkan menjadi lembaga sosial keluarga, lembaga sosial agama, lembaga ekonomi, lembaga sosial pendidikan, dan politik. Secara khusus, makalah ini membahas mengenai lembaga sosial agama yaitu agama Islam. Di Indonesia, lembaga sosial Islam dapat dicontohkan seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI. Lembaga-lembaga inilah yang melakukan pengawasan terhadap masyarakat yang mengatur tentang kehidupan beragama dan menjaga syariat.

2.5 Pernikahan Sejenis Terjadi lagi di Bali

Pernikahan sejenis yang terjadi di Bali sempat menggemparkan media masa. Pernikahan sejenis yang melibatkan pasangan gay berlangsung di sebuah hotel mewah. Dari foto yang beredar, tampak acara berlangsung hikmat dan tidak ada protes dari masyarakat. Namun beberapa waktu setelah foto tersebut beredar, aparat keamanan segera mengklarifikasi kejadian tersebut dan mengamankan lokasi kejadian untuk menghindari keributan.

Lancarnya prosesi pernikahan sejenis tanpa ada perlawanan dari masyarakat menandakan luputnya pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga sosial

(9)

9

Islam. Sudah barang tentu pernikahan sejenis tidak dapat diterima oleh masyarakat karena meloangtgtar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila khususnya nilai ketuhanan. Peran dan fungsi lembaga sosial Islam belum berjalan optimal. Harus dicermati akar permasalahan tersebut apakah komitmen lembaga sosialtersebut kurang kuat dalam menjalankan fungsinya atau ada yang lain. Seharusnya, lembaga sosial Islam aktif dan gencar berdakwah di setiap tempat dengan rutin agar hal ini tidak terulang lagi. Terutama masjid yang keberadaannya sudah tersebar di mana-mana.

2.6 Manfaat Keberadaan Lembaga Sosial Islam

Manfaat yang bisa dirasakan dengan keberadaan lembaga sosial Islam seperti NU, Muhammadiah, MUI bagi masyarakat adalah masyarakat memiliki sebuah patokan atau arah mengenai semua aspek kehidupan. Lembaga sosial Islam bertindak sebagai pengawas sosial agar kehidupan masyarakatnya sesuai dengan aturan dan norma agama Islam. Dengan adanya lembaga sosial Islam, perilaku masyarakat akan terjaga dari perilaku menyimpang dan menuntun mereka melakukan setiap tindakan sesuai syariat.

Komitmen yang kuat sangat diperlukan untuk mencapat manfaat tersebut. Perlu peningkatan pengawasan dan karakteristik lembaga sosial Islam supaya masing-masing lembaga sosial memiliki pengaruh yang dapat membuat masyarakat berjalan sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran

Lembaga sosial Islam berperan dalam menjaga nilai-niai dan norma-norma keislaman. Menjaga masyarakat agar di setiap perbuatan berdasarkan syariat Islam. Pernikahan sejenis merupakan tindakan yang melanggar syariat Islam. Pernikahan sejenis terjadi lagi di Bali menurut penulis disebabkan oleh luputnya pengawasan lembaga sosial Islam terhadap warganya. Selain itu, komitmen untuk menjalankan

(10)

10

fungsi lembaga dirasa kurang. Sehingga, pernikahan yang terselenggara di hotel mewah terjadi. Solusi yang dapat dilakukan adalah menguatkan peran lembaga sosial Islam dengan cara menggencarkan dakwah di masjid-masjid, mengadakan majlis taklim, dan mengadakan pengajian rutin. Diharapkan adanya aktivitas atau kegiatan tersebut, lembaga sosial Islam dapat memantau perkembangan warganya.

3.2 Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula kami mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad saw yang telah membawa umat Islam ke jalan yang diridhoi Allah swt. Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Abdul Razak M.Si selaku dosen MPK Agama Islam kelas E. 2. Teman-teman kelas E MPK Agama Islam.

3. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga makalah yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terhadap penulisan makalah ini dengan harapan dapat menulis lebih baik lagi untuk selanjutnya. Terimakasih.

Daftar Pustaka

HD, Kaelany. 2011. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press

Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendikiawan Muslim. Jakarta: Ukhuwah Insyaniyah

(11)

11

Murdiyatmoko, J. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji masyarakat : Grafindo Media Pratama Ali, Mohammad Daud. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penghitungan disimpulkan bahwa menggunakan metode perkecambahan UAK (Uji Antar Kertas) adalah yang lebih efektif untuk mendapatkan gambaran tentang viabilitas benih

Dalam kurikulum pendidikan tahun 2012/2013 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk anak kelas 4 Sekolah Dasar (SD), terdapat sub-bab “Keragaman Budaya

Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat Percentage Population Aged 10 Years and Over Who

Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa selama proses pembelajaran matematika di Luar Kelas (Outdoor mathematics) pada materi pokok keliling dan luas persegi panjang

Ini dibuktikan dengan adanya kenaikan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari data awal, siklus 1 dan siklus 2, maka disimpulkan bahwa penggunan metode resitasi

[r]