• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 10"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Desain pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran sebagai bagian dari mutu pendidikan yang bertolak dari pandangan bahwa mutu pendidikan dan pemahaman adalah suatu sistem. Dalam konteks meningkatkan kualitas pembelajaran melalui media audio visual, desain pembelajaran diatur agar mempunyai fungsi optimal demi mencapai mutu pembelajaran pada setiap peserta didik. Menurut Marger, dikutip Hamzah B. Uno, inti dari desain pembelajaran adalah : 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran; 2) Pemilihan teknik pembelajaran; dan 3) Menggunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin membentuk rangsangan pada indera peserta didik.1

Setiap pendidik di sekolah berusaha untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran melalui berbagai cara. Upaya meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. melalui media audio visual merupakan salah satu indikator ke arah peningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sejarah Islam di sekolah. Menurut Ahmad Munjin Nasih, cakupan tujuan pembelajaran sejarah Islam materi Sejarah Nabi Muhammad saw. yaitu :

1. Membantu peningkatan iman peserta didik dalam rangka pembentukan pribadi muslim, di samping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam dan kebudayaannya. 2. Memberi bekal kepada peserta didik dalam rangka melanjutkan

pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi atau bekal menjalani kehidupan pribadainya

3. Mendukung perkembangan Islam masa kini dan mendatang, di samping meluaskan cakrawala pandangannya terhadap makna Islam bagi kepentingan kebudayaan umat manusia.2

1

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm. 8.

2

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran

(2)

Program pendidikan pra sekolah untuk anak usia dini seperti Taman Kanak-kanak atau PAUD memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai bagi peserta didik, agar pada saatnya memiliki kesiapan, baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut. Kenyataan di lapangan, khususnya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Batang pembelajaran mengedepankan aspek pengembangan pemahaman dan keterampilan peserta didik dengan fasilitas yang sederhana. Para guru menyadari agar out put pendidikan TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban berkualitas dan mampu bersaing, tetapi dengan fasilitas sederhana, diperlukan kreativitas guru untuk berimprovisasi mendesain pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, sehingga mampu mendongkrak mutu pembelajaran. Melalui usaha tersebut kendala-kendala yang muncul ini segera dapat diatasi. Salah satu media pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mudah dijangkau TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban dengan kondisi fasilitas terbatas, yaitu media audio visual.

Media pembelajaran memiliki makna perantara pada proses pembelajaran.3 Menurut Nana Sudjana, media audi visual dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dan visualisasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik.4 Jenis-jenis media audio visual dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti LCD Proyektor, televisi, film, dan semua jenis-jenis alat peraga yang dapat didengar dan dilihat.5

Jenis-jenis media audio visual di atas merupakan media pembelajaran yang terbukti ampuh membantu guru menyampaikan pesan pada pembelajaran Penerapan media audio visual secara tepat pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. sangat penting guna membentuk karakter berakhlakul karimah. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. selalu memikat karena mengundang peserta didik untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya

3

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm. 11

4

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Jakarta : Sinar Baru Algesindo, 2009), cet. ke-8, hlm. 129.

5

(3)

makna-makna itu menimbulkan kesan mendalam di hati peserta didik, menyentuh perasaan, mendidik jiwa, dan membangkitkan semangat untuk berpegang teguh pada ajaran Islam yang diaktualisasikan dalam bentuk keimanan yang kokoh dan perilaku keseharian yang mencerminkan akhlakul karimah.

Materi pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. mencakup kisah atau cerita tentang jati diri dan eksistensi nabi Muhammad saw. dalam lintas sejarah. Sebagimana dijelaskan M. Atho Mudzar, bahwa banyak bangunan pengetahuan tentang Islam, sebenarnya adalah produk sejarah. Karena itu, semuanya dapat dan perlu dijadikan sasaran pendidikan dan penelitian.6 Kisah atau pengetahuan terebut mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan dan kesadaran. Guru pengampu pembelajaran sejarah harus menyadari sifat alamiah manusia atau peserta didik untuk menyenangi cerita atau kisah tersebut, dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan dan kesadaran. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah mengeksploitasi cerita itu untuk dijadikan salah satu teknik pendidikan. Pendidikan Sejarah Nabi Muhammad saw. menggunakan berbagai jenis cerita, seperti cerita sejarah faktual sisi-sisi kehidupan nabi Muhammad saw. yang dimaksudkan agar kehidupan manusia bisa meneladani dan dijadikan i`tibar pada contoh cerita sejarah faktual tersebut. Dian Rakyat menegaskan, perbincangan mengenai sejarah dan peradaban manusia dianggap menarik kiranya bukan karena fungsinya dalam membantu melakukan rekontruksi terhadap kejayaan masa lalu umat manusia. Sejarah dan peradaban menarik dan diperlukan untuk melakukan proyeksi terhadap masa depan umat manusia.7

Menurut Ahmad Hasimy, mempelajari kisah terutama sejarah hidup Nabi Muhammad saw yang diangkat pada pembelajaran sejarah dapat digunakan sebagai salah satu cara menyampaikan ajaran yang terkandung di balik cerita atau kisah tersebut, yaitu aspek keteladanan, persatuan, keimanan, dan akhlak yang mengacu pada timbulnya kesadaran moral dan ketakwaan kepada Allah SWT.8

6

M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 24.

7

Dian Rakyat, Agama dan Dialog antar Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 2011), hlm. xii.

8

Ahmad Hasimy, Nabi Muhammad saw. sebagai Panglima Perang, (Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 2008), hlm. 160.

(4)

Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan suatu pola yang mampu menjembatani tercapainya tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. untuk memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran senantiasa perlu ditingkatkan. Oleh karena itu guru mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. harus senantiasa meningkatkan kompetensinya agar mampu berkreasi dalam proses pembelajaran di kelas agar tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Desain pembelajaran demikian diharapkan mampu menjadi basis pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. yang mengacu tercapainya hasil belajar peserta didik secara maksimal.

Kesulitan utama pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. disebabkan mata pelajaran ini berbentuk kisah tentang beragamnya sisi-sisi kehidupan Nabi Muhammad saw. di masa lalu sehingga peserta didik dibutuhkan kemampuan dasar untuk mengingat pelajaran atau hikmah dari kisah tersebut guna diaplikasikan dalam kehidupan sekarang. Di samping itu peserta didik harus mampu menghafal nama-nama tokoh, tempat, dan tahun kejadian kisah tersebut.

Beragamnya kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di atas, dapat menyebabkan peserta didik merasa bosan dan jenuh. Kondisi seperti ini menghambat kesiapan peserta didik memahami kandungan kisah-kisah dalam materi Sejarah Nabi Muhammad saw.. Padahal inti utama pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. terletak pada kandungan kisah tersebut, di samping melatih kemampuan peserta didik berkaitan dengan hafalan nama-nama tokoh, tempat dan tahun kejadiannya. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. tercapai, dibutuhkan kreativitas guru menerapkan metode pembelajaran inovatif ditunjang dengan media pembelajaran yang tepat dan mampu mengakses kebutuhan peserta didik memahami kandungan mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw..

Selama ini pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan berceramah atau bercerita, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar

(5)

tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal demikian menyebabkan kurangnya semangat peserta didik mengikuti pelajaran, rendahnya pemusatan perhatian peserta didik serta rendahnya respon umpan balik dari peserta didik terhadap pertanyaan guru. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. pada peserta didik di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan.

Evaluasi yang diberikan berdasarkan aspek kognitif peserta didik menunjukkan banyak peserta didik tidak berdaya mengingat dan menyebutkan nama-nama tokoh, tempat, dan tahun kejadian yang mengiringi kehidupan nabi Muhammad saw. Evaluasi berdasarkan aspek afektif dan psikomotorik menunjukkan peserta didik masih belum mencerminkan perilaku yang islami, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perilau sosial keagamaan peserta didik baik terhadap guru, sesama teman, atau terhadap orang tua. Pada aspek pembinaan kepribadian peserta didik juga masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan banyak peserta didik yang belum memiliki tanggung jawab, lekas putus asa, dan kurang memiliki semangat belajar. Berdasarkan identifkasi dari Ibu Mawaddatur Rohmah, S.Pd.I selaku wali kelas kelompok B, hal tersebut berkaitan dengan beragamnya tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran dalam satu kelas, dan kurangnya pemberian kaidah-kaidah mendasar yang dapat ditiru dan dapat dijadikan pedoman yang mantap bagi peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran sesuai dengan norma-norma di masyarakat yang selama ini dijunjung tinggi.

Menghadapi permasalahan pembelajaran di atas dan guna menjembatani rendahnya pemahaman peserta didik, guru perlu mencari solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. dapat tercapai. Guru perlu memberikan materi pelajaran dengan media audio visual, di mana peserta didik dapat memahami dan menguasai gerakan/keterampilan melalui apresiasi langsung melalui media audio visual berupa animasi gambar hidup berisi bahan pelajaran sejarah nabi Muhammad saw. yang menarik dan sistematik.

(6)

Pentingnya meningkatkan pemahaman peserta didik menggunakan media audio visual disebabkan kompetensi peserta didik terhadap pelajaran sangat rendah terutama pada aspek kognitif dan pengamalan nilai-nilai keagamaan sehari-hari. Fakta ini dibuktikan dengan masih sering terlihat peserta didik kurang berperilaku sopan santun terhadap guru atau temannya sendiri, sering bertengkar dalam pembelajaran di kelas, sebagaian besar peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan guru, dan banyak peserta didik kurang apresiatif terhadap materi pelajaran. Kondisi ini ditambah adanya odong-odong, sepur mini, dan game player yang berseliweran di sekitar pemukiman warga, sehingga banyak anak-anak yang gandrung bermain game, naik odong-odong, ataupun naik sepur mini tersebut sampai lupa makan, apalagi belajar, walaupun sudah ditakut-takuti dengan tragedi naas nan memilukan di perlintasan kereta api Weleri – Rowosari beberapa waktu yang lalu. Tentu saja banyak keluhan datang dari orang tua murid bahwa anaknya ogah-ogahan kalau disuruh belajar oleh orang tua, anak-anaknya juga sering membantah kalau disuruh mengaji. Kondisi memprihatinkan tersebut disebabkan anak lebih suka main game, naik odong-odong, ataupun naik sepur mini dari pada belajar atau mengaji. Munculnya keluhan tersebut merupakan permasalahan tersendiri yang perlu segera dicari pemecahannya.

Realitas yang mencerminkan rendahnya pemahaman peserta didik untuk mengambil ibrah terhadap materi Sejarah Nabi Muhammad saw. menginspirasi peneliti mengangkat tema ini dengan harapan menjadi solusi alternatif terhadap permasalahan yang muncul dan pada sisi lainnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Rendahnya kompetensi belajar peserta didik karena ketidakmampuan memahami pelajaran yang diberikan guru. Hal ini dibuktikan lemahnya kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik, seperti peserta didik tidak berdaya menyebutkan nama-nama tokoh, tempat dan

(7)

tahun kejadian sejarah nabi. Kelemahan lainnya ditunjukkan dengan rendahnya apresiasi peserta didik mengamalkan materi pelajaran dalam realitas sosial, seperti peserta didik kurang memiliki tata krama, beberapa peserta didik masih suka berkelahi hanya karena faktor kecil dan sebagainya.

2. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. masih menggunakan pola konvensional, guru lebih banyak berceramah dan mencatatkan materi pelajaran di papan tulis atau dikte dengan orientasi menyelesaikan materi pelajaran dalam silabus.

3. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. belum menyentuh aspek pembinaan kepribadian peserta didik agar memiliki tanggung jawab belajar, tidak lekas putus asa, dan mempunyai spirit tinggi.

4. Peserta didik tidak mempunyai sosok panutan agar dapat ditiru dan diidolakan sehingga dapat menjembatani kebutuhan peserta didik untuk menerapkan materi pelajaran dalam kehidupan sosial.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, yang menjadi fokus penelitian ini ialah upaya peneliti untuk meningkatkan pemahaman pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. kepada peserta didik menggunakan media audio visual di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Perumusan Masalah

Meninjau latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah yang diangkat pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimanakah implementasi media audio visual pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

2. Apakah implementasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

(8)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penetapan rumusan masalah d atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Implementasi media audio visual pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Upaya meningkatkan pemahaman Sejarah Nabi Muhammad saw. menggunakan media audio visual peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara Teoritis-Akademis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah karya ilmiah di bidang pendidikan Islam khususnya tentang pendidikan sejarah di lembaga pendidikan pra sekolah seperti TK dan PAUD.

b. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan penelitian lain atau kajian ilmiah yang bertema sama dengan mata pelajaran yang berbeda dan belum diteliti di sini.

2. Secara Praktis-Pragmatis

a. Bagi peneliti (Guru), Bagi peneliti, untuk menambah kemampuan dan pengalaman penulis, khususnya pada bidang penelitian ilmiah (penelitian tindakan kelas) melalui penerapan media audio visual pada proses pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. guna pencapaian tujuan pembelajaran di Kelompok B TK ABA.

b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kesiapan diri dalam belajar sehingga ketika mengikuti pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di sekolah/madrasah berhasil dengan baik.

c. Bagi kepala sekolah, sebagai pedoman mengambil kebijakan peningkatan kualitas pembelajaran sejarah melalui penerapan media audio visual sehingga dapat menjadi pijakan untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Batang.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, tentunya perusahaan ini harus melaksanakan strategi operasi yang tepat supaya mencapai keunggulan dibandingkan dengan

Seiring semakin berkembangnya dunia teknologi informasi maka Komisi Pemilihan Umum mempunyai cara untuk mensosialisasikan Pemilu kepada masyarakat luas yaitu salah

koefisien korelasi berganda dapat dilihat dari nilai R yaitu sebesar 0,971 hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan yang secara bersama-sama yang sangat kuat antara

Keberhasilan yang saya capai setelah mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk memenuhi dan mengembangkan kompetensi penunjang pelaksanaan pembelajaran

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa perilaku kesehatan cenderung beresiko adalah berikan pendidikan kesehatan tentang PHBS Cuci tangan 6 langkah,

Batang pemukul pada bagian sisi atas, kiri dan kanan dilengkapi dengan pisau ketam sebagai pemotong serat, dan pada permukaan atas dari rumah mesin dilengkapi

Dial indikator yang pertama diletakkan tepat di atas pelat loading, kemudian dial indikator yang kedua diletakkan pada pinggir bawah kemiringan embankment untuk membaca deformasi

Pantas Hasibuan, MKed(Paru), Sp P(K) sebagai Sekretaris Departemen Pulmonolgi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU/ SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan dan pembimbing penelitian