• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP MUMPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP MUMPS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI PAROTITIS / MUMPS / GONDONGAN / KEBAGUSAN DI POLI THT RSUD PAMBALAH BATUNG AMUNTAI

TANGGAL 06 MARET S/D 11 MARET 2017

OLEH

MUHAMMAD MEINI ISRA’ ZIANOR, S. Kep RABIATUL ADAWIAH, S. Kep

SAPRIYAMI, S. Kep YUMERLIN, S. Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan

2. Judul Penyuluhan : Parotitis/Mumps/ Gondongan/Kebagusan 3. Hari dan Tanggal : Jum’at 09 Maret 2017

4. Waktu : Pukul 10.30 – 11.00 Wita . (30 menit)

5. TIU : Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang Penyakit Parotitis serta pencegahan yang dilakukan

6. TIK :

a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian Parotitis

b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan 1 dari 2 tujuan upaya pencegahan

7. Sasaran : Klien dan keluarga di Poli THT 8. Pokok Pembahasan: a. Pengertian Parotitis

b. Penyebab Parotitis c. Pencegahan Parotitis 9. Metode : Ceramah dan diskusi

10. Media : Leaflet

11. Kegiatan :

NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN

1. 2. - Pembukaan. - Perkenalan. - Penjelasan topik penyuluhan. Isi - Penyajian bahan tentang. a. Pengertian 5 Menit 15 Menit - Memberi salam. - Memperkenalkan diri. - Memberi penjelasan topik penyuluhan. Memberi penyuluhan tentang Parotitis - Membalas salam. - Mendengarkan dan memperhatikan. - Memperhatikan. - Mendengarkan dan memperhatikan.

(3)

3. Parotitis b. Penyebab Parotitis c. Upaya pencegahan Parotitis Penutup - Tanya jawab - Evaluasi 5 Menit 5 Menit - Memberi kesempatan untuk bertanya - Memberi pertanyaan - Mengajukan pertanyaan - Menjawab pertanyaan 12. Evaluasi :

a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian Parotitis

b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan 1 dari 2 Upaya pencegahan Parotitis

13. Pengorganisasian.

- Penyuluh : Rabiatul Adawiah, S. Kep - Moderator : Yumerlin, S. Kep

- Fasilitator : M. Meini IZ, S. Kep - Observer : Sapriyami, S. Kep

14. Lampiran:

(4)

PAROTITIS / MUMPS / GONDONGAN

A. Pengertian

1. Parotitis epidemika adalah infeksi akut, menular dengan gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.

2. Parotis epidemika adalah penyakit virus menyeluruh, akut yang kelenjar ludahnya membesar, nyeri terutama kelenjar parotis, merupakan tanda-tanda yang biasa ada.

3. Gondongan (mumps/parotitis epidemika) adalah infeksi virus menular mengakibatkan pembengkakan unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua sisi) pada kelenjar liur disertai nyeri.

4. Parotitis epidemika adalah penyakit akut dan menular yang disebabkan virus yang menyerang kelenjar air liur di mulut, terutama kelenjar parotis yang terletak pada tiap-tiap sisi muka, tepat di bawah dan di depan telinga.

Kesimpulannya, parotitis epidemika adalah penyakit infeksi akut dan menular yang diakibatkan oleh virus yang menyerang kelenjar parotis di mulut yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri.

B. Etiologi

Disebabkan oleh virus “mumps” yaitu paramyxovirus. Virus itu sudah berada dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak. Biasanya bila salah satu anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus itu sangat menular.

C. Patofisiologi

Virus masuk tubuh via hidung maupun mulut. Proliferasi terjadi di parotis atau epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (menyebar melalui darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar atau saraf dan yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis. Pada manusia, selama fase akut virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan

(5)

nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pancreas kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

D. Manifestasi Klinis

Masa tunas 14-24 hari dimulai dengan stadium prodormal lamanya 1-2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot, suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5°-39.5°C kemudian timbul pembengakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian dapat bilateral (tidak selalu). Pembengkakan tersebut terasa nyeri, baik spontan maupun perabaan terlebih bila pasien makan dan minum yang terasa asam. Ini merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika.

Tanda dan gejala :

1. Nyeri pada salah satu atau kedua kelenjar liur disertai bengkak. 2. Demam ringan, nyeri dada otot leher dan rasa lemas, sakit kepala. 3. Nafsu makan berkurang, merasa tidak enak badan.

4. Puncak bengkak pada 1-3 hari dan berakhir pada 3-7 hari. 5. Sudut mandibula tidak jelas.

6. Posisi daun telinga meningkat.

7. Makanan dengan rasa asam menyebabkan rasa nyeri pada kelenjar liur.

E. Insiden dan Epidemiologi

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemic dan epidemic. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah dan mungkin dengan urine. Virus dapat di isolasi dari faring 2 hari sebelum sampai 6 hari setelah terjadi pembesaran parotis. Virus dapat pula diisolasi dari faring. Virus dapat ditemukan dalam urine dari hari pertama sampai hari ke-14 setelah terjadi pembesaran kelenjar. Baik infeksi klinis maupun subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup. Bayi sampai umur 6-8 bulan tidak dapat terjangkit penyakit ini karena masih dilindungi oleh antibody yang didapatkan dari ibunya secara transplasental.

(6)

F. Diagnosis Banding

Diagnosis banding ini mencakup parotitis sebab lain. Seperti pada infeksi virus termasuk infeksi virus imuno defisiensi manusia (HIV), influenza, parainfluenza 1 dan 3, sitomegalovirus atau keadaan koksavirus yang jarang dan infeksi koriomeningitis limfositik. Infeksi-infeksi ini dapat dibedakan dengan uji laboratorium spesifik, parotitis suparatif, parotitis berulang, kalkulus salivarius, limfadenitis, preaurikuler/servikal anterior, limfosarkoma, tumor parotis lain yang jarang, dan orkitis.

G. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya pembengkakan di daerah temporomandibuler (antara telinga dan hidung).

H. Prognosis

Pada umumnya bagus sekali karena jarang ditemukan kematian.

I. Penatalaksanaan

1. Istirahatkan penderita selama masih demam dan pembengkakan masih ada karena terdapat gangguan menelan atau mengunyah. Sebaiknya diberikan makanan lunak dan hindari makanan dan minuman yang asam karena dapat menimbulkan nyeri.

2. Daerah pipi atau leher bisa juga dikompres secara bergantian panas dan dingin.

(7)

3. Obat pereda nyeri (asetaminofen dan ibuproven) bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh diberikan pada anak-anak karena memiliki risiko terjadinya Syndroma

Reye. Kortikosteroid diberikan selama 2-4 hari dan globulin gama

diperkirakan apabila terdapat arkitis.

J. Perawatan

Pasien Parotitis Epidemika tidak dirawat di Rumah Sakit kecuali jika ada komplikasi yang memerlukan pengobatan khusus. Yang perlu disampaikan kepada orang tua untuk merawat anaknya di rumah adalah kesukaran waktu makan, gangguan rasa aman dan nyaman, risiko terjadi komplikasi.

1. Kesukaran makan

Pasien yang menderita parotitis merasakan sukar untuk membuka mulutnya dan sakit mengunyah di samping adanya anoreksia. Akibatnya anak tidak mau makan.

Makanan dapat diberikan dalam bentuk lunak/cair tetapi cukup kaloti dan zat gizinya. Harus sering diberi minum; sedikit-sedikit tapi sering karena kelenjar ludah tidak berfungsi makan akan menyebabkan selaput lender kurang basah dan anak akan susah menelan ludahnya. Biasanya jika bengkak menyusut anak akan makan lunak biasa.

2. Gangguan rasa aman dan nyaman

Gangguan rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh pasien karena demam yang tinggi, sakit membuka mulut/mengunyah, sakit kepala, nyeri otot terutama pada otot kunyah akan sakit sekalipada saat sedang bengkak besar sehingga anak yang kecil akan selalu menangis pada waktu disuruh membuka mulutnya.

K. Pencegahan

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan secara aktif dengan pemberian vaksin parotitis merupakan bagian imunisasi rutin bagi kanak-kanak. Vaksin Mumps biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan

(8)

Campak dan Rubella (MMR) yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas. Vaksinasi memberikan perlindungan yang bagus sekali paling sedikit 4 tahun. Atau bisa dilakukan upaya pencegahan sederhana yaitu dengan memberi anak asupan makanan yang bergizi, buah-buahan segar serta sayur-sayuran.

Daftar Pustaka

(9)

DAFTAR HADIR PENYULUHAN DENGAN MATERI PAROTITIS STASE KMB STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

DI POLI THT RSU PAMBALAH BATUNG AMUNTAI TANGGAL 10 MARET 2017

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rongga mulut terdapat air liur atau ludah yang dihasilkan oleh kelenjar ludah yang terletak.. di bawah lidah disebut kelenjar

Mucocele terjadi karena pada saat air liur kita dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil yang disebut duktus.. Terkadang

TBC adalah penyakit menular akibat kuman yang dapat menyerang semua bagian tubuh (IPD, 2001)1. TBC disebabkan oleh suatu kuman yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat oleh

Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak- anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat terjadi

Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat terjadi

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus, Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus,

Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta mengakibatkan gejala

Peradangan pada saluran dan kelenjar reproduksi → epididimitis, prostatitis, uretritis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak ditularkan