“Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Remaja”
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan Keluarga” Dosen Pembimbing : Neng Ratih W. S.Kep
Di susun oleh : Kelompok 3
Chika Hardiyanti 144011.01.14.651 Eka Setia Resti 144011.01.14.654 Lala Abd. Muthalib 144011.01.14.665 M. Arifin Saimi 144011.01.14.675 Novalin A. Saidin 144011.01.14.680
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY JAYAPURA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyeselaikan makalah yang berjudul “Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Remaja” dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan kami materi dan rekan - rekan kelompok kami yang sudah membantu dalam menyelesaikan malakah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing agar kami dapat memperbaiki penulisan dalam makalah kami.
Jayapura, 13 Oktober 2016
DAFTAR ISI Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Tujuan ... C. Metode Penelitian ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga ... B. Fungsi Keluarga ... C. Pengertian dari tahap perkembangan sesuai dengan pembagian ... D. Masalah Yang Dihadapi ... E. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun) ... BAB III PENUTUP ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Remaja dalam masa perkembangannya terjadi perubahan, baik secara biologis, psikologis maupun sosial, yang umumnya pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan atau psikososial (Depkes RI, 2000). Perubahan alamiah dalam diri remaja sering berdampak pada permasalahan remaja yang cukup serius. Triswan (2007) mengemukakan perilaku remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kasus-kasus seperti aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS di kelompok remaja.
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru. Bila tidak diberikan informasi/pelayanan yang tepat dan benar, maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang berisiko, seperti masalah tumbuh kembang (perubahan fisik dan psikososial), masalah gizi remaja (anemia kurang darah, KEK, obesitas), penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya), infeksi menular seksual (IMS), HIV/AIDS, dan perilaku seksual yang tidak sesuai norma-norma yang berlaku.
Masa remaja, dianggap sebagai masa topan badai dan stress (storm and stress), karena telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Disinilah peran penting keluarga dalam membimbing dan mengarahkan remaja menuju masa depan yang cerah.
Masa remaja adalah suatu masa transisi antara masa anak – anak dan dewasa, masa dimana terjadi perubahan - perubahan fisik, mental dan psikologis secara drastis. Karena perubahan – perubahan seperti inilah masa remaja sering disebut sebagai suatu masa kritis.
Keluarga sering menjadi sorotan utama bila remaja bermasalah. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri karena remaja itu sendiri merupakan bagian dari keluarga. Peran kelurga dalam membina dan mengatasi masalah remaja amatlah diperlukan. Perawatan kesehatan pada remaja sebagai bagian dari perawatan kesehatan keluarga, juga merupakan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh remaja . Pendekatan pada keluarga, diharapkan mampu untuk mengenal masalah – masalah yang terjadi pada keluarga khususnya masalah yang terjadi pada remaja, sehingga permasalahan yang ada dapat diatas secara efektif.
Keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesialisasi didalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target layanan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota dalam situasi sehat sakit.
Salah satu tujuan perawatan keluarga adalah memberikan pelayanan kepada keluarga untuk mencapai sehat yang optimal, keluarga disini adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailan & maglaya, 1978).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga pada anak remaja dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan dan model konseptual Friedman.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran tentang konsep keluarga, konsep anak remaja, konsep asuhan keperawatan keluarga dan konseptual model keperawatan Friedman. b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada keluarga dengan tahap
anak remaja.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga dengan tahap anak remaja pada tingkatan atau level III atau IV dan mengintegrasikan dengan model Friedman.
d. Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan keluarga dengan tahap anak remaja pada tingkatan atau level III atau IV dan mengintegrasikan dengan model Friedman.
e. Mampu menganalisis antara teori (konsep) dengan kasus keluarga pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak remaja.
f. Mampu memberikan rekomendasi terhadap asuhan yang dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual.
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran – peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
d Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2. Tipe Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut : a Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat). 2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. 3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri. 5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama. 10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
b Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother). Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah. 2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah. 5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak. 9) Foster family
Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
B. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu : 1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
b Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
C. Pengertian dari tahap perkembangan sesuai dengan pembagian D. Masalah yang dihadapi
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang mengancam. Ketidakefektifan koping merupakan ketidakmampuan penilaian yang tepat terhadap stressor, pilihan yang tidak adekuat terhadap respons untuk bertindak,dan
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia (NANDA, 2012). 1 Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepadaorang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). HarrolD. Lasswel (dalam Riswandi, 2009) menjelaskan bahwa komunikasi padadasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan “siapa” mengatakan“apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwakomunikasi merupakan penyampaian informasi dalam sebuah interaksi tetepmuka yang berisi ide, perasaan, perhatian makna, serta pikiran
yangdiberikan pada penerima pesan dengan harapan si penerima pesanmenggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap danperilakunya.
2 Pola Komunikasi Keluarga
3 Stressor jangka pendek Kebutuhan sehari-hari yang belum tercukupi. 4 Stressor jangka panjang : biaya sekolah anak-anak
5 Respon keluarga terhadap stressor: Berusaha bekerja keras untuk menghasilkan uang. 6 Strategi koping : Menjalani kehidupan dengan berusaha mencari nafkah
7 Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada
8 Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja ) 9 Budaya anak remaja ( p’kemb dg teman sebaya ) 10 Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-2 dg ortu )
Masalah-masalah kesehatan :
a. Masalah kesehatan fisik klg biasanya baik,tp promosi kesh tetap perlu diberikan. b. Perhatian pd gaya hidup klg yg sehat ; penyakit jantung koronen pd ortu ( usia 35 th ) c. pada remaja : kecelakaan, penggunaan obat-2an,alkohol, mulai menggunakan rokok
sbg alat pergaulan,kehamilan tdk dikehandaki.
d. Konseling Dan pendidikan she ttg sex education menjadi sangat penting.
e. Terdapat beda persepsi antara ortu dg anak remaja tenting sex education --> konseling hrs terpisah antara ortu dg anak
f. Persepsi remaja ttg sex education : uji kehamilan,AIDS,alat kontrasepsi Dan aborsi.
E. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
1 Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonom)
2 Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi) 3 Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4 Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
5 Menyeimbangkan kebebasan dg tgjwb ketika remaja menjadi dewasa Dan semakin mandiri
6 menfokuskan hub perkawinan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Remaja dalam masa perkembangannya terjadi perubahan, baik secara biologis, psikologis maupun sosial, yang umumnya pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan atau psikososial (Depkes RI, 2000).
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru. Bila tidak diberikan informasi/pelayanan yang tepat dan benar, maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang berisiko, seperti masalah tumbuh kembang (perubahan fisik dan psikososial), masalah gizi remaja (anemia kurang darah, KEK, obesitas), penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya), infeksi menular seksual (IMS), HIV/AIDS, dan perilaku seksual yang tidak sesuai norma-norma yang berlaku.
B. Saran 1 Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak usia remaja.
2 Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama pada keluarga dengan usia remaja.
3 Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia remaja dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.