• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KESATUAN BISNIS MANDIRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KESATUAN BISNIS MANDIRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPOR AN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KESATUAN

BISNIS MANDIRI KAYU CEPU PERUM PERHUTANI UNIT 1

JAWA TENGAH

Oleh : WIDIYANTI NIM. 130 500 076

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2016

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Kesatuan Bisnis Mandiri Inustri Kayu Cepu

Nama : Widiyanti

Nim : 130 500 076

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Hj. Eva Numarini, S.Hut., MP. NIP. 197508081999032002

Lulus UjianPadaTanggal :

Penguji, Penguji I,

Ir. H. Joko Prayitno, MP NIP. 196607041992031005 Pembimbing,

M. Fikri Hernandi S. Hut.,MP NIP.197011271998021001

Penguji II,

Ir. Abdul Kadir Yusran NIP.195407101987031003

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat serta berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Kerja Lapang dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penulisan dan uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penulis menyadari pula bahwa keterbatasan akan kemampuan yang dimiliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapang masih banyak mengalami hambatan dan masalah. Namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Semua Pihak Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Kayu Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang tidak dapat disebutkan satu persatu, dimana sudah banyak memberikan pengalaman serta wawasan baru terutama tentang cara berfikir kritis dan mampu memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi suatu perusahaan baik itu dilapangan maupun di industrinya sendiri.

2. Dosen pembimbing yaitu Bapak M. Fikri Hernandi,S.Hut.,MP. yang telah membimbing dan memberikan saran, sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini .

3. Dosen Penguji I Bapak Ir. Joko Prayitno, MP dan Dosen Penguji II Bapak Ir. Abdul Kadir Yusran yang telah banyak memberikan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

4. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Ibu Hj. Eva Nurmarini, S.Hut.,MP.

5. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Bapak Hamka, S. TP., MP., M.Sc

6. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yaitu Bapak Ir. Hasanudin, MP

7. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak disebutkan satu-persatu.

8. Para staf pengajar, administrasi dan PLP di Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan sedikit manfaat, umumnya bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan khususnya Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Samarinda, 23 Mei 2016

(4)

iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... i ABSTRAK ... ii RIWAYAT HIDUP ... ii KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

1. Arang ... 5

2. Briket Arang ... 5

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL ... 10

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ... 11

A. Persiapan Bahan Baku ... 11

1. Tujuan ... 11

2. Dasar Teori ... 11

3. Alat dan Bahan ... 11

4. Prosedur Kerja ... 14

5. Hasil yang Dicapai ... 14

6. Pembahasan ... 14

B. PGM (Penggergajian Mesin) ... 15

1. Tujuan ... 15

2. Dasar Teori ... 15

3. Alat dan Bahan ... 17

4. Prosedur Kerja ... 18

C. Kiln dry (Proses Pengeringan) ... 18

1. Tujuan ... 18

2. Dasar Teori ... 19

3. Alat dan Bahan ... 19

4. Prosedur Kerja ... 21

5. Hasil yang Dicapai ... 22

6. Pembahasan ... 22

D. Garden Furniture ... 22

1. Tujuan ... 22

2. Dasar Teori ... 22

3. Alat dan Bahan ... 23

4. Prosedur Kerja ... 25

5. Hasil yang Dicapai ... 26

(5)

iv

E. Veneer ... 26

1. Tujuan ... 26

2. Dasar Teori ... 27

3. Alat dan Bahan ... 27

4. Prosedur Kerja ... 28

5. Hasil yang Dicapai ... 31

6. Pembahasan ... 31

F. House Component ... 31

1. Tujuan ... 31

2. Dasar Teori ... 32

3. Alat dan Bahan ... 32

4. Prosedur Kerja ... 34

5. Hasil yang Dicapai ... 36

6. Pembahasan ... 36

G. Finger Join Laminating ... 37

1. Tujuan ... 37

2. Dasar Teori ... 37

3. Alat dan Bahan ... 38

4. Prosedur Kerja ... 40

5. Hasil yang Dicapai ... 42

6. Pembahasan ... 42

1. Tujuan ... 42

2. Dasar Teori ... 42

3. Alat dan bahan ... 44

I. Ware House... 44

1. Tujuan ... 44

2. Dasar teori ... 44

3. Alat dan Bahan ... 45

4. Prosedur Kerja ... 45

5. Hasil yang Dicapai ... 46

6. Pembahasan ... 47

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(6)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Daftar Jumlah Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan ... 5

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Pintu/House Component ... 7

2. Hasil FJL (Finger Join Laminating) ... 7

3. Produk E2E ... 8

4. Produk S2S ... 8

5. Hasil Syatan Veneer ... 9

6. Pemberian Tanda Pada Log ... 11

7. Penumpukan ... 13

8. Prosedur Kerja PGM (Penggergajian Mesin) ... 16

9. Proses Pembelahan... 18

10. Proses Stacking ... 19

11. Prosedur Kerja (Kiln Dry) ... 21

12. Prosedur Kerja Di Garden Furniture ... 24

13. Mesin four Side Moulder ... 25

14. Bak Perebusan Veneer ... 28

15. Prosedur Kerja Pembuatan Veneer Mesin Mesin Hidrolik press ... 30

16. Mesin As Planer ... 33

17. Mesin Spindle ... 34

18. Mesin Mesin Hidrolik press ... 34

19. Prosedur Kerja House Componen ... 35

20. Mesin Shaper... 36

21. Mesin Jointing ... 40

22. Prosedu Kerja Di Pabrik FJL (Finger join Laminating) ... 41

(8)

vii

Lampiran

24.Penandaan (tempat tumpuk,jumlah batang dan asal log) ... 52

25. Blower pengatur suhu. Penandaan ... 52

26. Qualiti control sortimem ... 53

27. Ukuran dari sortimen. . ... 53

28. Penentuan Mutu. ... 54

29. Decking ... 54

30. Moisture Content ... 55

31. Produk House Componen ... 55

(9)

?

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bidang studi Kehutanan merupakan kurikulum yang sudah ditentukan.Kegiatan ini merupakan lanjutan dari perkuliahan yang ditempuh selama dibangku kuliah, dan mempunyai acuan kepada mahasiswa yang bersangkutan, sehingga mempunyai koordinasi antara Mahasiswa, Akademik dan perusahaan yang ditempati, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik.

Dalam rangka memantapkan materi perkuliahan yang didapatkan dibangku kuliah maka diadakan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan untuk menambah pengalaman.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang ini adalah agar mahasiswa lebih memahami prinsip kerja kegiatan industri pengolahan kayu padat dan industri pengolahan kayu lainnya, memiliki pengetahuan teknis dan keterampilan praktis tertentu, pengetahuan untuk menambah kepercayaan diri, melatih menggunakan daya nalar terhadap kegiatan di lapangan, disamping itu juga memahami penggunaan alat sarana yang lainnya dalam tahapan industri pengolahan kayu.

C. Hasil Yang Diharapkan

Diharapkan setelah mahasiswa selesai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan, juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat langsung

(10)

?

kegiatan di lapangan, sehingga dapat membandingkan antara teori yang diterima dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

(11)

?

BAB II

KEADAAAN UMUM PERUSAHAAN

A. TUJUAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya KBM Industri Kayu Cepu KBM-IK Cepu

berdiri tahun 2006 berdasarkan keputusan Perum Perhutani Unit I Jawa Timur Nomor : 1614/Kpts/II2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang Penetapan Nama, Tempat dan Kedudukan KBM sebagai penjabaran Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 554/Kpts/Dir/2005 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani. Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Kayu yang melakukan kegiatan industri pengolahan kayu dan pemasaran hasilnya. Industri pengolahan kayu yang dikelola oleh Perum Perhutanai Unit I Jawa Tengah adalah industri pengolahan kayu di Cepu dan Brumbung.

KBM-IK Cepu adalah satuan organisasi di bawah Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang bertanggung jawab atas kegiatan penyelenggaraan pengolahan usaha bisnis Perum Perhutani secara mandiri untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Sedangkan cikal bakalnya adalah penggabungan Kesatuan Industri Pengolahan Kayu Jati (KIPKJ) Cepu dengan PGM daerah dalam wilayah Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang berdiri sejak tanggal 2 November 1977 dalam rangka menunjang program pemerintah dalam Repelita I dan II.

(12)

?

2. Ketenagakerjaan

KBM Industri Kayu Cepu memiliki komitmen terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efisien dan selamat serta bertanggung jawab. Seluruh karyawan KBM Industri Kayu Cepu yang aktif dalam perusahaan tersebut berjumlah kurang lebih 200 orang Seluruh karyawan memiliki tanggung jawab pada tiap satu unit bagian dan menggunakan s istem kerja berupa shift atau rolling.

Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen KBM Industri Kayu Cepu telah mempersiapkan sistem pelatihan yang menyeluruh, baik managerial maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi profesional.

3. Struktur Organisasi

KBM Industri Kayu Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, struktur organisasi perusahaan dapat di lihat pada lampiran.

Tabel 1. Daftar Jumlah Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Karyawan Perum

Laki-laki Perempuan SD 20 1 SMP 41 6 SMA 100 23 DIPLOMA 3 - S1 NON KEHUTANAN 2 - S1 KEHUTANAN 2 - S2 2 - JUMLAH 170 30 JUMLAH KESELURUHAN 200

(13)

?

B. MANAJEMEN PERUSAHAAN

1. Bahan baku

Bahan baku yang didapat dari KBMIK cepu didapatkan dari beberapa daerah yaitu seperti Blora, Mantingan, Kendal, Kebunharjo, Randublatung dan Cepu sebagai penyuplai yang menentukan produk dengan jaminan mutu kayu Jati produksi KPH (Kesatuan Pemangku Hutan) sabagai pengolahan kayu jati.

2. Produk yang dihasilkan

A. Produk kayu yang di hasilkan berupa RST : 1. Ukuran bahan pada buku

a) Decking dengan ukuran 19 x 100 x (1050-2400) mm b) Flooring dengan ukuran 15 x 100 x (200-1000) mm c) Lamparket dengan ukuran 10 x 65 x (300-600) mm d) Long strip dengan ukuran 15 x 75 x (200-1400) mm e) Parket blok dengan ukuran 12 x 54 x (305-2557) mm f) Parket stock dengan ukuran 12 x 52 x (155-160) mm g) List dengan ukuran 15 x 15 x (125-450) mm

15 x 15 x (500-900) mm h) Reng dengan ukuran 15 x 25 x ( 125-275) mm

15 x 25 x (300-500) mm 15 x 25 x (600-900) mm 15 x 25 x (1000 up) mm 2. Ukuran cutting

a) Decking dengan ukuran 22 x 103 x (1080-2430) mm b) Flooring dengan ukuran 18 x 103 x (230-1030) mm

(14)

?

c) Lamparket dengan ukuran 13 x 68 x (330-630) mm d) Long strip dengan ukuran 18 x 78 x (230-1430) mm e) Parket blok dengan ukuran 15 x 57 x (358-2560) mm f) Parket stock dengan ukuran 15 x 55 x (185-190) mm g) List dengan ukuran 18 x 18 x (150-480) mm

18 x 18 x (530-930) mm

h) Reng dengan ukuran 15 x 25 x ( 125-275) mm

15 x 25 x (300-500) mm

15 x 25 x (600-900) mm 15 x 25 x (1000 up) mm

B. Produk kayu yang dihasilkan berupa Moulding : 1) Pintu / kusen

Gambar 1. Pintu 2) FJL (Finger Join Laminating)

(15)

?

3) E2E , E4 , dan S4

Gambar 3. Produk E2E

Gambar 4. Produk S2S 4) Veneer

(16)

?

3. Pemasaran

KBM (Kesatuan Bisnis mandiri) Industri Kayu Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah memproduksi kayu jati dan kayu gergajian dengan kualitas ekspor, namun tidak dapat langsung di ekspor dari perusahaan, melai nkan harus melalui perusahaan swasta atau PT sebagai pengekspor, namun pembayaran tetap atas nama perhutani. Panjang log yang akan digergaji adalah 1 - 3 meter. Untuk ukuran khusus diperuntukkan khusus permintaan buyer/pembeli, dengan rata - rata diameter 30 - 60 cm.

Pemasaran Ekspor dari hasil Industri KBM Industri Kayu Cepu menembus kawasan Asia seperti Singapore, China, Australia dan Eropa seperti Itali. Dan untuk pemasaran lokal melayani pesanan diberbagai daerah di Indonesia tanpa melalui Perusahaan swasta atau PT, melainkan langsung berhubungan dengan Perum Perhutani KBM Industri Kayu Cepu.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

1. Lokasi

Kompleks industri dengan luas areal ± 23 hektar berlokasi di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro. Jarak dari Surabaya ke KBM IKC melalui jalan darat memakan waktu 7 jam atau 148 km.

2. Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di KBM Industri Kayu Cepu ini dilaksanakan pada tanggal 02 Maret 2016 02 Mei 2016 dengan

(17)

?

waktu kerja mulai pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.

(18)

??

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Persiapan Bahan Baku

Kegiatan perusahaan diawali dengan persiapan bahan baku diantaranya yaitu proses penyediaan log pada proses Praktek kerja lapang yang penulis ikuti .

1. Tujuan

Tujuan persiapan bahan baku ini adalah agar proses penggergajian dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.

2. Dasar Teori

Bahan baku perlu dipersiapkan dan direncanakan sedetail mungkin, mengingat semua proses kerja sesuai dengan SOP (Standar

Operational Prosedure) .

3. Alat dan Bahan : a. Log b. Cat c. Palu tok

d. Alat tulis menulis e. Kamera

4. Prosedur kerja A. Penerimaan log

1) Kayu jati yang dipasok dari daerah blora, cepu, Kendal, randubalatung, mantingan dan kebonharjo kemudian diangkut ke pabrik menggunakan mobil truk. Setelah mobil truk sampai ke pabrik, log diturunkan dari truck di TPK input menggunakan secara

(19)

??

manual dengan tenaga manusia dan disusun dengan rapi berdasarkan asal log .

2) Kemudian log yang telah tersusun di TPK di Lakukan pengecekan oleh tim Quality Control yang meliputi dari pemeriksaan yaitu ukuran panjang, diameter dan mutu log , dapat dilihat pada lampiran 24.

Gambar 6.Daftar Tumpuk Log

3) Dalam penerimaan kayu dilapangan menggunakan surat bukti DP (daftar penerimaan) dari masing-masig KPH (kuasa pemangku hutan) supliyer

4) Pemeriksaan log lanjutan dilakukan oleh tim TPK input sesuai dengan surat bukti DP ( daftar penerimaan).

5) Pemberian nomor urut kayu menggunakan palu tok

6) Gunakan tanda kotak segi empat dengan cat pada nomor kayu bagi kayu-kayu yang diterima.

(20)

??

7) Kemudian pada tumpukan log diberikan keterangan tentang asal daerah pengambilan log dan jumlah batang log

B. Penumpukan log

1) Penumpukan kayu ditempatkan pada blok yang sudah ditentukan

Gambar 7. Penumpukan log

2) Penumpukan kayu, menurut status kayu, kelompok ukuran, panjang dan diameter.

3) Penumpukan Log di tempatkan pada tempat-tempat yang terlindungi dari sinar matahari dan tempat yang tegenang air. 5. Hasil Yang Dicapai

Dengan adanya dasar teori dan prosedur kerja di KBM Industri Kayu Cepu yang dilakukan dalam dunia kerja, hasil yang dicapai selama melakukan kegiatan praktek kerja lapang memuaskan.

6 Pembahasan

Dengan adanya kegiatan persiapan bahan baku, maka kelangsungan proses produksi akan berjalan terus menerus dan terjamin kelancarannya. Persiapan bahan baku ini merupakan langkah awal sebelum masuk kedalam produksi sehingga proses ini sangat

(21)

??

menentukan proses produksi selanjutnya. Selain itu dalam persiapan bahan baku yang harus diperhatikan berapa banyak log dipasok.

B. PGM (Penggergajian Mesin)

1. Tujuan

Membelah log menjadi beberapa bagian dengan ukuran berbeda-beda sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

2. Dasar teori

Log yang akan di gergaji biasanya merupakan kayu jati yang

sudah dipilih oleh petugas dari penggergajian itu sendiri, petugas dari penggergajian akan memilih langsung log yang ada di TPK input. Umumnya log yang di Perum Perhutani adalah 1 - 2 meter dengan diameter rata-rata 30 - 60 cm. Mata gergaji yang digunakan di Perum Perhutani Cepu berukuran 3 mm, sedangkan untuk perusahaan swasta lebih banyak menggunakan mata gergaji ukuran 4 - 6 mm.

Kemudian setelah log menjadi beberapa bagian ukuran yang ditentukan dilakukan penentuan kualitas kayu jati yang dilakukan oleh Tim penguji lapangan yang ditempatkan di KPH. Kayu jati sendiri di ambil dari beberapa daerah seperti Cepu, Randubelatung, Mantingan, dan beberapa daerah lainnya.

(22)

??

PROSEDUR KERJA PGM (Penggergajian Mesin)

Gambar 8. Prosedur Kerja PGM (Penggergajian Mesin)

TPK INPUT

Permintaan bahan baku dari PGM Rencana Kerja PGM (Penggergajian Mesin) Tempat

penumpukkan di LOT I dan

LOT II

Permintaan BBI (Bahan Baku Industri)

Mesin LBS (log band saw) Mesin log Carriage Mesin Catroll

Cross cut Mesin DRS (double reguller saw) sekunder Quality control Pencatat Produksi Kiln Dry TPK Out Put

(23)

??

3. Alat dan Bahan : a. Log

b. Fork lift c. Mesin Catrol d. LBS (Log Ban Saw)

e. DRS (Double Reguler Saw) f. Alat Log Carriage

g. Mesin pemotong atau Cross Cut 4. Prosedur Kerja

a. Menerima Surat Perintah Kerja (SPK) dari bagian PPIC dan membuat Rencana Kerja PGM (KBM-IKC)

b. Mesin Log diangkut dari TPK Input menggunakan fork lift kemudian diangkat dan diletakkan ke Mesin Log Carriage menggunakan Katrol. c. Proses produksi sampai dengan menghasilkan output harus dapat

mengkat egorikan, memisahkan dan menandai proses dan hasil proses dengan status bahannya (Sertifikat atau Non Sertifikat). d. Setelah di belah di mesin LBS selanjutnya di proses di Mesin BRS.

(24)

??

e. Berlanjut ke mesin Cross Cut untuk dipotong menurut jenis ukurannya. f. Kemudian dilakukan quality control (menentukan mutu sortimen). dapat

dilihat pada lampiran 26.

g. Selajutnya Packing untuk dikirim ke TPK Out Put dan Kiln Dry.

C. Kiln Dry

1. Tujuan

Kiln dry adalah untuk membantu proses pengeluaran air yang terdapat didalam kayu. Kadar air kayu memberikan pengaruh besar terhadap ketahanan kayu.

2. Dasar teori

Pengertian dari pengeringan adalah mengeluarkan Kadar Air yang terdapat didalam kayu untuk menambah daya tahan dan pemakaian kayu itu sendiri dalam jangka panjang. Komponen yang akan dikeringkan dihitung dan dicek kesesuaiannya dan kemudian diregister pada buku penerimaan dan direkapitulasi. Komponen yang masuk selanjutnya distacking ,

Setelah stacking masuk kedalam chamber. Setelah komponen keluar dari chamber kemudian di Ouality Control dan jika telah sesuai dengan persyaratan selanjutnya dikirim ke gudang penumpukkan.

3. Alat dan Bahan : a. Chamber/oven

b. Blower pengatur suhu

c. Fork lift

d. Sortimen

(25)

??

4. Prosedur kerja

a. Sortimen hasil penggergajian di PGM (penggergajian mesin) dikirim ke TPK dan kiln dryer. Sortimen di TPK sebelum di masukan di oven dilakukan proses stacking atau penyusunan sortimen berdasarkan ukuran masing -masing sortimen.

Gambar 10. Proses stacking

b. Proses pengovenan pertama dengan suhu C dengan pengovenan terakhir C.

c. Pengecekan dilakukan setiap 2 hari sekali pada jam 06:00 pagi menggunakan alat ukur Kadar Air Moisture Meter.dan setiap dua hari sekali suhu dinaikkan C, dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 25. d. Setelah kadar air mencapai standar 8-12% maka sortimen akan

dikeluarkan dari dalam ruang chamber menggunakan fork lift untuk disimpan di gudang penumpukan bahkan bisa langsung diantar ke pabrik pengolahan moulding untuk diolah, tergantung pesanan langsung dari pabrik moulding sendiri.

(26)

??

PROSEDUR KERJA (KILN DRY)

Gambar 11. Prosedur Kerja (Kiln Dry)

PGM

(penggergajian mesin)

Penerimaan SPK

Rencana kerja KILN DRYER

Permintaan BBI Stacking Chamber/Oven Quality Control Gudang Penumpukan Cek Mc Awal Cek Mc Berkala Hasil sortimen dalam Chamber/Oven Cek Mc Akhir

(27)

??

5. Hasil Yang dicapai a. Flooring b. Decking c. Papan 6. Pembahasan

Sementara dalam proses pengeringan ini sendiri bahan bakar yang digunakan adalah limbah dari kayu jati yang tidak dapat digunakan lagi. Saat proses pengeringan bahan bakar akan selalu ditambah agar suhu tidak berubah untuk mengoptimalkan proses pengeringan. Pengecekkan berkala juga perlu dilakukan untuk mengetahui setiap penurunan kadar air.

D. Garden Furniture (GF)

1. Tujuan

Dalam pabrik Garden Furniture akan mengolah produk sortiment berupa decking dan flooring untuk menjadi E2E, E4 , dan S4 yang biasa digunakan untuk pasar ekspor khususnya.

2. Dasar teori

Proses atau hasil olahan lanjutan dari BBI (Bahan Baku Industri) dan RST (Rough Sawn Timber) kemudian di proses untuk dijadikan E2E, E4, dan S4. Berdasarkan cara kerjanya menggunakan beberapa mesin untuk membentuk setiap bagiannya, diantaranya : mesin FMS I dan II (fore sade moulder), Band Saw, dan Round Tenon.

Dalam proses di pabrik Garden Furniture menggunakan kayu jati yang telah melalui proses sebelumnya. Untuk produk yang dihasilkan sendiri harus dipisahkan sesuai kualitas mutu dari produk tersebut .

(28)

??

Penentuan mutu meliputi menurut jenis, ukuran dan mutunya. Untuk kualitas mutu terdiri dari mutu :

a. Mutu A : Mempunyai serat lurus dan tampa cacat b. Mutu B : terdapat cacat

c. Mutu C : Memiliki banyak cacat, Gubal, Keputihan, bergelombang dll

3. Alat dan Bahan : a. Dongkrak dorong b. Mesin FMS I dan II f. Mesin T-plener g. Band saw

h. Mesin Round tenon i. Mesin pengepakkan

(29)

??

PROSEDUR KERJA DI GARDEN FURNITURE

Gambar 12. Prosedure Kerja di Garden Furniture

Kiln dryer

Penerimaan SPK (surat perintah kerja)

Rencana kerja Moulding GF

Permintaan BBI (bahan baku industri)

Band Saw FMS I Quality control Pengemasan FMS II Round Tenon

(30)

??

4. Prosedur Kerja

a. Proses pada pabrik GF pertama akan menerima BBI dari kiln dryer dan dicatat dengan DK 340 serta membuat laporan gudang komponen masuk. Dilanjutkan pengecekan BBI yang dilampiri daftar kitir penyerahan agar dicocokkan dengan BBI yang datang ke pabrik . Berlanjut proses ke mesin moulding.

b. Di proses di mesin Band Saw untuk memotong panjang kayu sesuai ukuran jenis sortiment

c. Berlanjut ke Mesin FMS I (Fore Sade Moulder) untuk membentuk dua sisi pingul tumpul. Dan mesin FMS II (Fore Sade Moulder) untuk membentuk Grove dan Tounge.

Gambar 13. Mesin Four Sade Moulder

d. Terakhir akan di proses di mesin Round Tenon untuk kemudian berlanjut ke pengujian dan pengemasan.

e. Proses Pengujian akan ditentukkan terlebih dahulu presisi produknya untuk kemudian dilanjutkan pengujian kualitas mutunya .setiap mutu A, B, dan C dikapling sesuai dengan jenis,ukuran, dan mutunya. Sesuai Lampiran

(31)

??

5. Hasil yang dicapai

Dari proses Garden Furniture ( FG) dapat dihasilkan produk berupa : a. E2E Flooring dan Decking

b. E4 Flooring dan Decking c. S4 Flooring dan Decking 6. Pembahasan

Dalam produk yang dihasilkan di pabrik Garden Furniture memiliki perminat lebih banyak untuk penjualan ekspor dikarenakan produk yang di hasilkan memiliki persyaratan khusus yang disesuaikan dengan permintaan pasar luar negeri, dan dengan kualitas mutu yang sangat diperhatikan. Sedangkan untuk dalam negeri sendiri untuk produk ini masih sangat kurang, hal tersebut dikarenakan produk ini memiliki harga yang relatif mahal dan juga penggunanya juga relatif kecil atau hanya digunakan oleh kalangan atas saja.

E. Veneer

1. Tujuan

Mempelajari proses pembuatan veneer yang menggunakan metode penyayatan. Pembuatan veneer sendiri dilakukan jika ada pesanan dari pembeli karena dalam Industri Kayu Cepu.

2. Dasar Teori

Veneer merupakan lembaran tipis kayu yang dihasilkan melalui

beberapa proses mesin. Ketebalannya bervariasi tergantung dari fungsi dan pemakaiannya. Veneer yang digunakan untuk lapisan akhir sebuah plywood (multipleks) atau papan buatan lainnya biasanya cukup tipis,

(32)

??

Namun berkualitas baik terutama dari sisi estetika atau keindahan arah serat kayu dan jenis permukaan veneer yang diperlukan oleh konsumen mempengaruhi metode penyayatan kayu menjadi veneer.Kayu tertentu dan juga untuk memperoleh nilai ekonomisnya.

3. Alat dan Bahan

a. Vistock (balok/belambangan)

b. Fork lift

c. Cooking vat (Bak perebusan) d. Mesin Slice

e. Alat tulis menulis f. Mesin catroll g. Gerobak dorong

h. Band Dryer (pengering) 4. Prosedur Kerja

a. Dalam pabrik veneer pertama akan menerima SPK (Surat Perintah Kerja) dari bagian PPIC dan membuat rencana kerja di pabrik untuk menyelesaikan waktu kerjanya. Penerimaan bahan baku vistock (Balok) dari PGM dicatat.

b. Proses Pembuatan Veneer yang pertama adalah perebusan, sebelum direbus bak rebus (Cooking vat) dibersihkan. Lamanya perebusan minimal 72 jam atau tiga hari dengan suhu antara 80-100° C.

(33)

??

Gambar 14. Bak perebusan veneer

c. Setelah selesai direbus dengan suhu dan waktu yang telah ditentukan

vistok (Balok) diangkat satu persatu dari bak perebusan menggunakan

mesin katrol dan diletakkan digerobak dorong .

d. Sebelum masuk proses slice petugas akan menentukan arah penyayatan agar lembaran veneer yang dihasilkan sesuai dengan permintaan buyer atau SPK (Surat Perintah kerja)

e. Setelah itu vistok yang telah ditentukan arah sayatnya diletakkan di mesin slice dengan gerobak dorong, kemudian mesin slice dinyalakan dan setiap lembaran yang dihasilkan dalam satu buah vistok (Balok) akan dicatat oleh petugas.

f. Lembaran veneer yang telah dicatat langsung masuk ke proses pengeringan ,namun pengeringan ini dilakukan jika ada permintaan yang menginginkan kadar air tertentu.

(34)

??

PROSEDUR KERJA PEMBUATAN VENEER (Slicing)

Gambar 15. Prosedur Kerja Pembuatan Veneer

PGM Rencana Kerja Penentuan arah serat kayu Sliceing Sortasi vinir Quality Control Packing Cooking vat/Perebusan Surat Perintah Kerja (SPK)

Band Dryer Penyerahan Ware House/Pemas aran Persiapan BBI berupa balok/belambangan

(35)

??

5. Hasil yang dicapai

Perum Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Cepu dalam satu hari mampu memproduksi Veneer 25.000 - 30.000 m2 tergantung jumlah pesanan dari Buyer.

6. Pembahasan

Biasanya pembuatan veneer dengan mesin kupas (peel/rotary) terutama pada pabrik plywood, namun di Perum Perhutani dalam membuat veneer menggunakan slicing atau penyayatan. Sehingga kayu yang akan di slice harus berbentuk balok. Terlebih dahulu balok yang akan disayat direbus selama 72 jam agar menjadi lunak dan tidak mudah sobek saat disayat. Dalam sistem ini rendemen yang dihasilkan tinggi pada produksi slicing.

F. House Component

1. Tujuan

Mempelajari tentang cara-cara menghasilkan produk komponen rumah seperti pintu, kusen, jendela dan lainnya. Memahami setiap proses yang dilakukan di pabrik House Component sehingga dapat mengerti proses awal hingga akhir.

2. Dasar Teori

Pengertian dari House component adalah proses lanjutan hasil olahan dari BBI (Bahan Baku Industri) untuk kemudian akan diproses menjadi produk rumah seperti : kusen, pintu, jendela, dll. Berdasarkan cara kerjanya membentuk setiap bagian dalam prosesnya terdiri dari beberapa mesin diantaranya : Mesin As Planer, Mesin T Planer, Mesin

(36)

??

double Croos Cut, Mesin spindel,Mesin four side moulder, Mesin Bor, Press hidrolik, Mesin Sanding.

Dalam proses di pabrik House Component, BBI (Bahan Baku Industri) bahan didapatkan dari bagian klin dry yang telah melalui proses pengeringan sebelumnya. Proses tambahan juga akan dilakukan jika ada permintaan khusus dari buyer/pembeli seperti ukuran dan motif yang diinginkan. Komponen yang akan di buat House Component harus di

setting agar serasi menurut motif kayu, serat kayu, dan warna kayu agar

serasi. Komponen yang sudah di setting harus di beri tanda agar dalam prosesnya tidak terjadi kesalahan.

Untuk produk House Component massal atau untuk stok pabrik, Planing Production inventory and control (PPIC) akan membuatkan SPK (Surat Perintah Kerja) untuk kemudian di proses oleh GF dan House

component.

3. Alat dan Bahan : a. Alat tulis-menulis b. Meteran

c. BBI

d. Mesin As Planer e. Four side moulder f. Mesin T Planer g. Double Croos Cut h. Mesin Spindel i. Press Hidrolik

(37)

??

4. Prosedur Kerja

a. Proses House Component yang pertama produk BBI dari kiln dry dikirim ke pabrik dengan melampirkan dok umen penyerahan. Kemudian di cocokkan dengan kitir penyerahan agar BBI yang dikirim tidak terjadi kekeliruan atau salah jumlah dan ukuran. Pabrik akan memproses BBI yang dikirim sesuai dengan SPK yang telah dibuat oleh bagian Production inventory and control (PPIC).

b. Setelah proses pendataan dan pengujian selesai dilanjutkan ke proses produksi menggunakan mesin di mulai dari Mesin As planer, untuk menghaluskan kedua sisi membentuk siku 90°.

Gambar 16. Mesin As planer

c. Masuk ke mesin T planer untuk menghaluskan rata kedua permukaan. d. Dipotong di mesin cross cut untuk memotong ukuran sesuai

permintaan.

e. Membuat alur dan profil pada produk dilakukan di Mesin Spindle juga untuk membuat lubang profil.

(38)

??

Gambar 17. Mesin spindle

f. Kemudian di lem secara rata pada lubang pen dan diberi potongan kayu kecil pada setiap lubangnya tujuannya untuk menyatukan kedua sortiment agar kuat .

g. Lalu di proses dengan mesin press hidrolik selama ± 30 menit.

Gambar 18 . Mesin pres hidrolik

h. dan yang terakhir proses ke Mesin Sanding untuk mengamplas permukaan agar terlihat halus kemudian Packing .

(39)

??

PROSEDUR KERJA DI HOUSE COMPONENT

Gambar 19 . Prosedur Kerja House component

Kiln dryer

Penerimaan SPK (surat perintah kerja)

Rencana kerja Moulding GF

Mesin As Planer

Mesin T Planer

Double Cross Cut

Mesin sanding Pengemasan Mesin Spindel

Press Hidrolik

Pengiriman ke ware house Four side moulder

(40)

??

5. Hasil yang dicapai a. Kusen

b. Pintu c. Jendela d. Dan lain-lain 6. Pembahasan

Produk yang dihasilkan di pabrik House Component ini memiliki tingkat kesulitan jika permintaan produk menginginkan bentuk alur atau profil yang lain. untuk produk massal atau stok akan di proses sesuai dari SPK dari bagian PPIC (Planing Production Invertory and Control).

Produk yang akan dirakit motif sebelumnya dipilih sesuai dengan, serat kayunya, warna kayunya harus serasi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai lebih dari produk kayu berbahan baku kayu yang lain. Setelah proses terakhir pengecekkan ulang sudut-sudut profil, sambungan-sambungan agar memperoleh hasil yang presisi dan agar ukuran tepat sesuai dengan ketentuan dan permintaan.

G. Finger Join Laminating

1. Tujuan

Mempelajari cara pembuatan FJL (Finger Join Laminating) yang nantinya bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis produk yang bernilai jual, karena dalam proses laminasi itu sendiri, bahan baku yang industri gunakan adalah sortiment reng yang mana lebih efektif penggunaanya dan sebagai pengoptimal pemakaian bahan baku jika di proses menjadi

(41)

??

2. Dasar Teori

Pengertian dari FJL (Finger Join Laminating) adalah potongan-potongan kayu yang sudah tidak dapat digunakan sebagai bahan baku yang kemudian dirangkai melalui penempelan dan laminating. Berdasarkan cara kerjanya menggunakan beberapa mesin diantaranya :

Mesin FMS Moulder, Mesin Shaper, Mesin Jointing, Press Hidrolik, Mesin Double Tenon, Cross Cut, Mesin Planer.

Sebelum diproses dipabrik FJL bahan baku berupa reng akan di sortir terlebih dahulu . Memisahkan warna terang dengan diberi tanda kapur merah, warna sedang dengan tanda kapur warna biru, dan warna gelap dengan tanda kapur warna hitam. Memberi tanda posisi kayu untuk

on side / on top. Memberi tanda potong pada cacat kayu dengan kapur

putih.

3. Alat dan Bahan :

a. Alat Tulis Menulis dan Kapur Warna b. BBI (Reng) c. Mesin FMS Moulder d. Mesin Shapper e. Mesin Jointing f. Press Hidrolik g. Double Tenon h. Cross Cut i. Mesin Planner

(42)

??

4 Prosedur Kerja

a. Sebelumnya akan melakukan permintaan kebutuhan bahan baku pada TPK RST Persediaan. Setelah dikirim penerimaan bahan baku disertai dengan kitir pengiriman dari TPK persediaan dan dicocokan dengan fisik yang diterima, bila terjadi ketidaksesuaian dilakukan pembenaran pada kitir yang diterima.

b. Kemudian masuk ke proses produksi dengan menggunakan beberapa mesin, yang pertama masuk mesin FMS Moulder disertai sortasi menurut warnaya dan penandaan jika terjadi cacat.

c. Berlanjut ke mesin Shapper untuk membentuk Finger atau Geriginya pada arah memanjang.

(43)

??

d. Mesin jointing untuk merekatkan dengan diberi lem pada celah geriginya.

Gambar 21. Mesin jointing

e. Kemudian ke mesin Press Hidrolik untuk menyatukan setiap potongan reng yang telah disambung dan di beri lem pada arah sisi lebarnya . f. Masuk ke Double Tenon untuk memotong lebar.

g. Cross cut untuk memotong arah panjang . h. Mesin Planner untuk meghaluskan permukaan

i. Dan yang terakhir akan diuji dan ditentukan kualitas mutu B dan C. Penentuan mutu dilihat dari warnanya.

j. Setelah Proses Produksi selesai selanjutnya membuat laporan barang jadi dengan menggunakan form laporan produk jadi.

k. Selanjutnya FJL (Finger Join Laminating) yang sudah jadi dikirim ke ware house disertai kitir pengiriman dari pabrik FJL .

(44)

??

PROSEDUR KERJA DI PABRIK FJL ( FINGER JOIN LAMINATING )

Gambar 22. Prosedur Kerja di Pabrik FJL (Finger Join Laminating)

TPK RST Persediaan

Rencana Kerja Pabrik FJL Mesin FMS Moulder Mesin Shapper Mesin Jointing Press Hidrolik Mesin Planner Pengujian Mesin Double Tenon

Cross Cut

(45)

??

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dalam pabrik FJL ini adalah lembaran FJL yang tersusun menjadi sambungan telah melalui proses laminating serta proses pengujian.

6. Pembahasan

Dalam pabrik FJL adalah salah satu bagian dari perusahaan perum perhutani yang sangat memberi keuntungan, karena bahan baku yang digunakan dalam pembuatan FJL adalah bahan baku yang tidak dapat digunakan lagi yaitu berupa reng atau potongan-potongan kecil yang kemudian di proses menjadi lembaran yang bisa terpakai lagi. Ukuran dari FJL sendiri bermacam-macam diantaranya :

a. 25 x 500 x 4000 mm b. 22 x 500 x 4000 mm c. 20 x 500 x 4000 mm d. 18 x 500 x 4000 mm e. 15 x 500 x 4000 mm

Untuk proses pengepresan di mesin Press Hidrolik dibutuhkan waktu pengepresan untuk cuaca panas ± 15 20 menit dan untuk cuaca dingin berkisar ± 25 30 menit, setelah dikeluarkan dari Press Hidrolik dibiarkan selama satu hari sebelum di proses selanjutnya.

Bahan perekat akan dicampur dengan hardener dan perbandingan campuran lem tersebut adalah untuk 15 m3 = 1kg lem / ¼ kg Hardener .

Untuk pengujian FJL hanya ada dua kelas mutu yaitu mutu B dan C pengujiannya dilihat dari warna permukaannya jika warna cenderung

(46)

??

gelap masuk mutu B dan jika cenderung cerah atau ada bagian berwarna putih akan masuk kelas C.

H. RISET DAN PENGEMBANGAN (RND)

1. Tujuan

Memanfaatkan limbah dari PGM yang sudah tidak dimanfaatkan lagi, kemudian diolah kembali untuk pembuatan seperti : pintu, kursi , meja dan lain lain.

2. Dasar teori

Unit riset dan pengembangan adalah unit pabrik yang diperuntukan untuk pembuatan contoh produk maupun pengembangan produkbaru.

3. Alat dan bahan a. Alat tulis menulis b. Kamera c. Mesin planer d. Mesin spindel e. Mesin sanding f. Mesin multizer g. Mesin tenon

h. Mesin double cross cut 4. Prosedur kerja

Proses pembuatan jendela yaitu sebagai berikut : a. Mempersipakan BBI untuk pembuatan jendela

(47)

??

c. Setelah dipotong kemudian dilanjut dimesin multizer untuk membuat bagian lubang

d. Kemudian dihaluskan kembali dengan mesin planer e. Membuat purusan yaitu dimesin tennon

I. Ware House

1. Tujuan

Dalam Ware House semua produk dari berbagai pabrik moulding disimpan dan di data setiap produk yang masuk. Sehingga setiap produk yang masuk ke ware house akan terdata dan di susun atan dikapling berdasarkan jenis dan ukurannya .

2. Dasar Teori

Pengertian Ware House adalah Gudang penyimpanan hasil produk dari setiap pabrik yang kemudian akan di data dan dibuatkan kapling menurut jenis dan ukuran produk tersebut.

3. Alat dan Bahan a. Alat Tulis-menulis b. Produk

c. Gerobak Dorong d. Fork Lift

4. Prosedur Kerja

Barang yang dikirim dari pabrik diadakan inspeksi penerimaan barang agar data yang ada sesuai dengan fisik produk. Barang jadi atau produk yang telah diterima selanjutnya ditumpuk perjenis produk.

(48)

??

WARE HOUSE

PABRIK GF PABRIK VINIR PABRIK HC PABRIK FJL

Untuk penerimaan barang jadi terlebih dahulu dibuatkan daftar stelan muatan form, kemudian FAKO, dan DKO . Sebelum dimuat diatas truk dilakukan pemeriksaan muatan dengan mengacu pada form muatan.

Dan terakhir bagian pemasaran setiap bulan harus membuat rekapitulasi penjualan produk didalamnya teridentifikasi nomor invoice, deskripsi barang, tujuan pelabuhan, nama buyer, nama kapal, nama perusahaan ekspedisi.

PROSES PENGIRIMAN BARANG/PRODUK DI WARE HOUSE

Gambar 23. Proses Prosedur Pengiriman Barang/Produk di Ware House

5. Hasil yang dicapai

a. E2E Flooring dan Decking b. E4 Flooring dan Decking c. S4 Flooring dan Decking d. Veneer

e. House Component (Kusen, pintu, jendela, dll) f. FJL.

(49)

??

6. Pembahasan

Dalam gudang Ware House semua barang/produk di kapling berdasarkan jenis, ukuran, dan kualitas mutunya. Semua barang yang masuk ke ware house telah di cek kembali menurut kitir dari setiap pengiriman yang dilakukan oleh pabrik dan agar memastikan kembali di ware house dilakukan pengujian kembali. Barang/produk akan diangkut menggunakan forklift.

Pembeli akan melihat barang yang akan dibeli langsung ware house dengan didampingi seorang dari bagian ware house untuk mengantar dan memilihkan barang yang diinginkan oleh pembeli. Setelah melakukan proses registrasi pembayaran di bagian pemasaran, pembeli akan datang kembali ke ware house untuk memastikan barang yang akan dibeli kembali sebelum proses pengiriman dilakukan. Barang yang sudah selesai registrasi akan di kapling di depan ware house untuk selanjutnya diangkut ke truk dan akan dikirim sesuai permintaan pembeli.

(50)

??

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada beberapa prosedur yang digunakan pada PERUM PERHUTANI mengenai proses pengolahan kayu jati mentah menjadi barang jadi dan siap digunakan,

a. Persiapan bahan baku meliputi proses TPK sampai sortasi log b. Penggergajian

c. Pengeringan d. Garden Furniture e. Veneer

f. House Component g. Finger Join Laminating h. Ware House

2. Alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan di pabrik memiliki banyak alat dan mesin di setiap bagian pengolahan. Perawatan pada alat dan mesin tersebut juga sangat diperhatikan oleh Perhutani Industri Kayu Cepu, sehingga pemakaian alat dan mesin terhitung cukup lama.

B. Saran

1. Agar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan, karena efektifitas produksi tergantung dari kondisi karyawan.

2. Perusahaan juga perlu memperhatikan SDM (sumber daya manusia) bagi karyawan yang memiliki nilai skill lebih, sehingga dapat member motivasi tersendiri bagi setiap karyawan.

(51)

??

3. Memperhatikan waktu kerja karyawan agar pekerjaan dan hasil per hari kerja lebih optimal.

4. Pemanfaatan limbah disetiap pabrik harus lebih di optimalkan. Selain agar tidak menumpuk dan hanya dibakar juga dapat memberikan pendapatan yang menguntungkan untuk perusahaan.

(52)

??

DAFTAR PUSTAKA

Suhartono.2014.Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Cepu,Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Hutan. Samarinda

Tim Fahutan IPB. (1993).

Krisdianto dan Ginuk Sumarni. (2004). Perbandingan Persentase Volume Teras Kayu Jati Cepat Tumbuh dan Konvensional Umur 7 Tahun Asal Panajam, Kalimantan Timur. Puslitbang Hasil Hutan. Bogor.

Osly Rachman, Jamaludin Malik.(2011). Penggergajian dan Pemesinan Kayu Untuk Industri Perkayuan Indonesia. Jakarta: Balitbang Kehutanan.

Mohammad Siarudin, Ary Widiyanto.(2012).

(53)

STRUKTUR ORGANISASI IK I CEPU TAHUN 2015/2016

MANAGER PRODUKSI CEPU Ir. HENGKI HERWANTO, MP

PENGENADALI KINERJA SETYONO, S.Hut.M.Tech

Asman PPIC Asman PGM Cepu Asman PGM Rdb Asman GF Asman Intake BBI

SRI PURWATI Warlim Sujadi Suhermanto M. Mohid

Kaur Renc. Produksi Kaur Produksi Cepu Kaur Produksi Rdb Kaur Intake BBI Cepu

Subijanto Rusdiyono Legiono Sagito

Kaur Data,Pelaporan & IT Kaur Pengeringan Kaur Teknik Rdb Kaur Intake BBI Rdb

Suhariyanto Jumari Suparto Markum

Kaur R & D KOSONG

Kaur GF 2

Kaur QC Asman Maintenance Penguji Industri Ky Tk.I Asm SDM,Umum & Keu KOSONG

KOSONG Suwono Gunawan Priyono

Kaur GF 3 Ngudi Waluyo Kaur Teknik Cepu Penguji Industri Ky Tk.II Kaur SDM

Suyanto Supriyono Joko Waluyo Aspandi, S.Pd Kaur FJL

Teguh Imam Nugroho KOSONG

Kaur Pemeliharaan Suyono Kaur Umum

Heru Supyanto Abdul Rohim Budi Utomo Kaur GF1 / Moulding

Sukartiko Dwi Saputro Sunoto Yuwono

Kaur Pengasahan Winarto Kaur Keuangan

Agus Martono Kuri Kaur Vineer

KOSONG

(54)

??

Gambar 24 . Penandaan (tempat tumpuk,jumlah batang dan asal log)

(55)

??

Gambar 26 . Qualiti control sortimem

(56)

??

Gambar 28 . Penentuan kualitas

(57)

??

Gambar 30. Moisture Content

Gambar

Gambar 2. Hasil FJL (Finger Join Laminating)
Gambar 5. Hasil sayatan veneer
Gambar 6.Daftar Tumpuk Log
Gambar 7. Penumpukan log
+7

Referensi

Dokumen terkait

itu, Islam telah meletakkan basis-basis kebijakannya berupa: (1) perintah membayar zakat kepada orang-orang yang mampu untuk para mustahiq; (2)

• PADA MASA KEGELAPAN INI ILMU PENGETAHUAN DI EROPA TIDAK BERKEMBANG. KARYA ILMUWAN YANG MASIH MENJADI PEGANGAN HANYA KARYA ARISTOTELES. PADA ABAD 12 M, YANG DIKLAIM SEBAGAI AWAL

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektir belajar,

Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizid. Bila anak kurang gizi

Timing belt juga perlu untuk diperiksa apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang muali terlihat getas, retak- muali

Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, dalam bentuk 0ebsite atau brosur.. !ukti tersedia ebsite(brosur yang

U Urraaiiaan n K Ko od dee S Saattu uaan n K Ko oeeffeessiieen n Ha Harg rga Sa a Satu tuan ( an (Rp Rp)) Ju Juml mlah H ah Har arga ( ga (Rp Rp)) 2  2   TENAGA  TENAGA

Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang di akhir dialog tersebut adalah….!. (Menghampiri Aksan) Jangan sedih, itu bukan