• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017

PENGARUH MODAL KERJA DAN PENJUALAN

TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SUB

SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

Bunga Teratai 1

Abstrak

Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Bapak Eko A. Widyanto, SE., M.SA selaku Pembimbing I dan Bapak Mansyur, SE.,M.Si selaku Pembimbing II. Laba digunakan untuk mengukur kinerja oerasional perusahaan dan mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga mendapatkan 7 sampel perusahaan food and beverages. Hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas sig F sebesar 0,000 < 0,05 artinya secara simultan variabel Modal Kerja dan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Dan secara parsial variabel Modal Kerja dan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Modal Kerja, Penjualan, dan Laba Bersih

Pendahuluan

Dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif perusahaan dituntut untuk semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satu yang bisa dilakukan perusahaan adalah meningkatkan efisiensi modal kerja dalam rangka menghasilkan penjualan, sehingga kinerja keuangan perusahaan bisa ditingkatkan. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan aktivitas usaha Perusahaan. Modal kerja yang digunakan diharapkan akan dapat kembali masuk ke perusahaan dalam waktu pendek melalui penjualan. Pengelolaan modal kerja yang baik sangat penting agar kelangsungan usaha pada suatu perusahaan dapat dipertahankan seingga tidak mengalami kebangkrutan.

1

(2)

Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan memperlancar aktivitas perusahaan juga meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan.

Selain efisiensi dari pengelolaan modal kerja perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain salah satunya tingkat penjualan. Kegiatan penjualan adalah salah satu faktor penentu atas perolehan laba yang optimal sehingga kontinuitas perusahaan terjamin dengan perkembangan perusahaan yang diharapkan akan terus meningkat. Tujuan akhir dari peningkatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu diharapkan akan berdampak pada laba bersih yang terus meningkat. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan seperti pengambilan keputusan pemberian kompensasi, bonus, ataupun penentuan besarnya pengenaan pajak.

(3)

Dari gambar rata-rata modal kerja dan penjualan terlihat bahwa pertumbuhan setiap tahunnya mengalami peningkatan namun tidak diikuti dengan pertumbuhan laba bersih yang meningkat. Masih saja terjadi fluktuasi laba bersih yang berarti masih saja terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba atau laba negatif walaupun modal kerja dan penjualan meningkat.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Kerangka Dasar Teori

Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

Modal Kerja

Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:112), menyatakan bahwa “modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai.

Penjualan

Menurut Mulyadi (2008:202), yaitu “penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

(4)

Modal Kerja

Harnanto (2003:444) mengemukakan bahwa “laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi”.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dimana metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Definisi Operasional

1. Modal Kerja (X1) adalah sebagai investasi perusahaan seperti kas, piutang

dagang dan persediaan. Formulasi yang digunakan untuk menghitung modal kerja bersih adalah total aktiva lancar dikurangi total utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Penjualan (X2) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual

barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut. Adapun yang menjadi alat ukur penjualan dalam penelitian ini adalah jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang di perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Laba Bersih (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini laba bersih yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dan Sampel

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dari tahun 2011 hingga tahun 2015 terdapat 14 perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya dari seluruh populasi yang ada, maka sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan tersebut terdiri atas 7 sampel perusahaan food and beverages, yaitu:

1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2. PT Delta Jakarta Tbk

3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 4. PT Mayora Indah Tbk

5. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 6. PT Sekar Bumi Tbk

(5)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan, dan informasi lainnya yang diunduh dengan menggunakan media internet, yaitu dengan mengakses situs http://www.idx.co.id/.

Alat Analisis Data

1. Teknik Analisis Regresi Berganda : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana : Y = Laba Bersih X1 = Modal Kerja X2 = Penjualan a = Konstanta b1 ,b2 = Koefisien regresi e = error (pengganggu) 2. Uji Asumsi Klasik :

a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Multikolinieritas d. Uji Autokorelasi

Pengujian Terhadap Koefisien Regresi

1. Uji Simultan ( Uji F )

Digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Uji Parsial (Uji t)

Digunakan untuk menguji variabel-variabel independen secara individu berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data perkembangan Food & Beverage yang terdadtar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015

(dalam jutaan rupiah) KODE

PERUSAHAAN TAHUN MODAL KERJA PENJUALAN LABA BERSIH

AISA 2011 814,745 1,752,802 149,951 2012 327,943 2,747,623 253,664 2013 1,048,280 4,056,735 346,728 2014 2,483,778 5,139,974 377,903 2015 1,713,179 6,010,895 373,750 ICBP 2011 5,591,771 19,367,155 2,066,365 2012 6,308,953 21,574,792 2,282,371

(6)

2013 6,625,132 25,094,700 2,235,040 2014 7,413,800 30,022,463 2,574,200 2015 7,959,156 31,741,100 2,923,148 ROTI 2011 42,022 813,342 115,933 2012 24,362 1,190,825 149,149 2013 43,684 1,505,520 158,015 2014 112,707 1,880,263 188,648 2015 417,071 2,174,502 270,539 SKBM 2011 54,449 650,044 7,563 2012 32,808 753,709 12,703 2013 67,329 1,296,618 58,266 2014 122,572 1,480,764 90,094 2015 43,306 1,362,245 40,150 ULTJ 2011 316,486 2,102,384 101,323 2012 931,716 2,809,851 353,431 2013 929,716 3,460,231 325,127 2014 1,151,135 3,916,789 283,061 2015 1,541,937 4,393,933 523,101 MYOR 2011 2,249,507 9,453,866 483,486 2012 3,389,166 10,510,626 744,428 2013 3,753,173 12,017,837 1,013,558 2014 3,394,431 14,169,088 409,618 2015 4,302,852 14,818,731 1,250,233 DLTA 2011 481,515 564,051 151,715 2012 511,414 719,952 213,421 2013 589,121 867,067 270,498 2014 663,224 879,253 288,499 2015 761,587 699,507 192,045 Analisis

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MODAL PJ LABA

N 35 35 35

(7)

Parametersa,b Std. Deviation .76581 .54349 .59084 Most Extreme Differences Absolute .101 .112 .119 Positive .101 .112 .107 Negative -.089 -.089 -.119 Kolmogorov-Smirnov Z .599 .664 .703

Asymp. Sig. (2-tailed) .866 .770 .706

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,866 , 0,770 , 0,706 > Sig. 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

c. Uji Multikolinearitas

a. Dependent Variable: Laba Bersih

Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

MODAL ,318 3,146

(8)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai X1 0,318 > 0,1 dan VIF

3,146 < 10 dan nilai Tolerance X2 0,318 > 0,1 dan VIF 3,146 < 10. Artinya, pada

setiap variabel tidak terjadi multikolinearitas dengan variabel lainnya. d. Uji Autokorelasi

a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ b. Dependent Variable: LABA BERSIH

Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa besarnya nilai Durbin-Watson adalah 0,953. Nilai tersebut berada di antara 2-dU , 2-dL dan dL-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .268 .585 .458 .650 MODAL .433 .107 .561 4.057 .000 PJ .410 .150 .377 2.726 .010

a. Dependent Variable: LABA

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = 0,268 + 0,433X1 + 0,410X2

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar 0,268 artinya jika modal kerja (X1), penjualan (X2) nilainya adalah 0, maka laba bersih (Y) nilainya adalah Rp 0,268.

2. Koefisien regresi variabel modal kerja (X1) sebesar 0,433 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Modal kerja mengalami kenaikan Rp 1, maka laba bersih (Y) akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,433. Koefisien bernilai positif artinya modal kerja berpengaruh positif terhadap laba bersih, semakin besar modal kerja maka semakin besar laba bersih.

3. Koefisien regresi variabel penjualan (X2) sebesar 0,410 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan penjualan mengalami kenaikan Rp 1, maka laba bersih (Y) akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,410. Koefisien bernilai positif artinya penjualan berpengaruh positif terhadap laba bersih, semakin besar penjualan maka semakin besar laba bersih.

Model Durbin-Watson

(9)

a. Koefisien Korelasi (R)

a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ b. Dependent Variable: Laba Bersih

Hasil angka R sebesar 0,898 atau 89,8%. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel independen yakni Modal Kerja dan Penjualan terhadap variabel dependen yakni Laba Bersih.

b. Koefisien Determinasi (R2)

a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ b. Dependent Variable: Laba Bersih

Hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,806. Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Modal Kerja dan Penjualan mempengaruhi variabel Laba Bersih sebesar 80,6%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yaitu sebesar 19,4%.

c. Uji F (Simultan)

a. Dependent Variable: Laba Bersih

b. Predictors: (Constant), MODAL KERJA , PJ

Berdasarkan tabel, probabilitas signifikansi yang menunjukkan nilai sebesar 0,000 yang berarti nilai probabilitas sig F < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak H1 diterima yang menyatakan bahwa variabel Modal

Kerja dan Penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

d. Uji t (Parsial)

a) Variabel Modal Kerja (X1)

Nilai thitung variabel modal kerja sebesar 4,057 dengan probabilitas sig t

sebesar 0,000. Karena probabilitas sig t <0,05, maka secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.

Model R R Square Adjusted R Square

1 .898a .806 .794

Model R R Square Adjusted R Square

1 .898a .806 .794

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.562 2 4.781 66.329 .000b Residual 2.307 32 .072 Total 11.869 34 Model t Sig. 1 (Constant) ,458 ,650 MODAL KERJA 4,057 ,000 PER 2,726 ,010

(10)

b) Variabel Penjualan (X2)

Nilai thitung variabel penjualan sebesar 2,726 dengan probabilitas sig t

sebesar 0,010. Karena probabilitas sig t <0,05, maka secara parsial penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.

Pembahasan

a. Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Bersih

Hasil menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gitosudarmo dan Basri (2008) yaitu modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi risiko dan menaikkan laba.

Namun pada praktik di lapangan hasil penelitian di atas tidak sejalan dengan fakta yang ada dan terjadi pada beberapa perusahaan food and beverage yang meskipun modal kerja sudah ditingkatkan, tetap saja laba bersihnya tidak dapat dinaikkan. Terdapat beberapa faktor penyebab tidak terdapat terdorong naiknya laba bersih salah satunya yaitu adanya peristiwa pelemahan ekonomi global yang mempengaruhi laju pertumbuhan sektor food and beverage

b. Pengaruh Penjualan terhadap Laba Bersih

Hasil menunjukkan bahwa penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Rahardjo (2003) bahwa, adanya hubungan yang erat mengenai volume penjualan terhadap peningkatan laba bersih perusahaan dalam hal ini dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih karena bila penjualan hasil produksi perusahaan meningkat maka diharapkan akan menaikkan laba bersih pula, selama hasil penjualan atau pendapatan tersebut lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Namun, pada praktik di lapangan hasil penelitian di atas merupakan fakta yang terjadi pada beberapa perusahaan food and beverage yang dimana penjualannya terus naik tetapi tidak di imbangi dengan peningkatan laba bersih. Adapun faktor yang menyebabkan laba bersih menurun antara lain naiknya beban penjualan dan administrasi umum.

c. Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan secara Simultan terhadap Laba Bersih Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Modal Kerja dan Penjualan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia. Dan mempunyai hubungan yang sangat kuat. Modal kerja dan penjualan secara bersama-sama berkontribusi terhadap perubahan perolehan laba bersih sebesar 80,6% terhadap laba bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang tercatat di Bursa Efek

(11)

Indonesia. Sisanya sebesar 19,4% merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel yang sedang diteliti, seperti biaya dan harga jual.

Penutup

Secara simultan variabel Modal Kerja dan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

Secara parsial variabel Modal kerja dan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

Agar perusahaan food and beverage dapat memaksimalkan laba bersih yang diperolehnya Perusahaan sebaiknya membuat perencanaan yang lebih baik terhadap pengelolaan ataupun penggunaan modal kerja. Dan sebaiknya bisa mengatur biaya-biaya dalam memproduksi sehingga pencapaian laba bersih dapat sesuai target dan tidak mengalami penurunan yang signifikan.

Daftar Pustaka Buku :

Ambarwati, Sri: Dwi, Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fahmi, Irham. 2011. Analisa Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi Kedua. Yogyakarta. Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir, 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-6, Jakarta:Rajawali Pers.

Mulyadi. 2008. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat.

Narafin. M. 2006. Penganggaran, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. S. Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku ke-2. Edisi 5. Jakarta:Salemba Empat.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Edisi kedua,cetakan kedua belas, CV. Alfabeta, Bandung.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Jurnal, Tesis, dan Skripsi :

Aldiansyah, Y. 2010. Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Bersih Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Jurnal. Fakultas Ekonomi UNIKOM.

(12)

Ariesti, Eva. 2008. Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap Peningkatan Laba Bersih (Studi Kasus PT Indo Perkasa Usahatama Semarang).

Effendi, M. 2004. Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Peningkatan Laba Bersih PT. Agromesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi, UNIKOM.

Rochmawati, Kurnia. 2014. Pengaruh Laba Bersih dan Dividen Per Lembar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Farmasi yang Terdaftar DI Bursa Efek Indonesia.

Ruwindas, Dikti Kusmeidi, 2011. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan: Studi Kasus pada CV Dandy Handycraft Tasikmalaya.

Sasongko, S. N. 2014. Pengaruh Modal Kerja dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih (studi kasus pada perusahaan industri logam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia).

Supriadi, Yoyon dan Ratih Puspitasari. 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan dan Profitabilitas Perusahaan: Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa.

Internet :

http://library.binus.ac.id>eColls>eThesisdoc http://m.republika.co.id/

Referensi

Dokumen terkait

e. Apostrof, pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatuyang tidak hadir. Asindeton, gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa katam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai laba bersih di pengaruh modal kerja dan penjualan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman

Berdasarkan permasalahan, hasil dan pembahasan tentang kajian kenyamanan dan keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

Menurut Hetzel (1983), Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan

kota layak anak dengan pendekatan kelurahan ramah anak di Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang maka dapat ditarik kesimpulan pada masing- masing ruang

Hal itu terlihat pada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan kontekstual berbasis berpikir kritis nilai nya lebih tinggi serta seluruh siswa ikut

Hasil pengujian hipotesis menunjukkn adanya pengaruh antara Modal Kerja terhadap Laba Bersih. Hasil perhitungan yang positif antara dua variable diatas menunjukkan bahwa

Tahap kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut: (1) Pelaksana kegiatan