• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaporan Korporat 2 - Pelapoan Berkelanjutan Dan Pelaporan Terintegrasi(1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelaporan Korporat 2 - Pelapoan Berkelanjutan Dan Pelaporan Terintegrasi(1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaporan Korporat

Pelaporan Berkelanjutan dan

Pelaporan Terintegrasi

Disusun oleh :

Nurul Komariah Rizki

01044881517003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

A

(2)

Pelaporan perusahaan berevolusi dari laporan keuangan, management reporting, green

reporting, laporan berkelanjutan, dan laporan terintegrasi. Pelaporan berkelanjutan

menekankan pada pelaporan informasi sosial, lingkungan dan keuangan, serta tata kelola korporasi yang menjadi pilar dasar bisnis. Pengembangan model SR didasarkan pada teori

triple bottom-line of business (3-P) dari John Elkington (1997):

“Apabila suatu korporasi ingin tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan maka

korporasi itu harus peduli dan bertanggung jawab terhadap alam semesta (planet), masyarakat (people) dan pertumbuhan keuntungan bisnis itu sendiri (profits).”

Pelaporan berkelanjutan bertujuan memberikan informasi yang utuh dan terintegrasi kepada stakeholder dengan tujuan utamanya adalah untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Pelaporan berkelanjutan yang dikembangkan Global

Reporting Inisiatives (GRI) sejak 1999 hingga saat ini, mendapat respon yang luar biasa

dari korporasi dan sudah diterapkan sekitar 10.000an perusahaan global. Banyak korporasi di Indonesia (sekitar 100-an perusahaan) sudah mengaplikasikan pelaporan berkelanjutan dalam pelaporan informasinya kepada stakeholders.

Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui 5 (lima) mekanisme, yaitu :

1. Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang berkaitan dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan kebijakan tersebut beserta dampaknya.

2. Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan untuk memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para pemasok dan mata rantainya.

3. Keterlibatan stakeholders.

4. Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk

(3)

membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan.

5. Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.

Sustainability Report dapat diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report). Beberapa alasan perusahaan menyajikan Sustainability Report terpisah dari annual report, antara lain :

a. Sustainability Report sebagai alat komunikasi bagi manajemen dengan para stakeholder untuk menyampaikan pesan bahwa perusahaan telah menjalankan sustainable development.

b. Memperoleh image baik (citra positif) dari stakeholder. c. Pencarian legitimasi dari stakeholder.

National Center for Sustainability Reporting (NCSR) setiap tahun menyelenggarakan ajang / penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA). Ajang tahunan ISRA diselenggarakan atas kerjasama NCSR bersama Indonesia-Netherlands Association (INA) serta American Chamber of Commerce (AMCHAM) dengan dukungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). ISRA diharapkan dapat meningkatkan tanggungjawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan utama (key stakeholders) dan meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas publik. ISRA diberikan kepada perusahaan yang telah mempublikasikan Sustainability Report, baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report).

Terdapat 3 (tiga) kriteria yang sering dipakai sebagai penilaian ajang penghargaan ISRA antara lain :

a. Kelengkapan (completeness), meliputi: profil perusahaan, dampak penting, kebijakan sosial/lingkungan, komitmen manajemen, target dan tujuan kebijakan

(4)

sosial/lingkungan, layanan produk dan jasa, kebijakan pengadaan bahan baku dan isu-isu yang terkait dengannya, kebijakan pelaporan dan pembukuan, dan hubungan antara pelaporan sosial/lingkungan dengan masalah pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development), sistem manajemen (management system) serta tata kelola perusahaan (corporate governance).

b. Kepercayaan (Credibility), meliputi: pencapaian utama saat ini, penyebutan anggota tim yang bertanggung jawab untuk isu sosial/ekonomi, sistem manajemen dan integrasinya ke kegiatan usaha, perencanaan ketidakpastian dan manajemen risiko, proses audit internal, ketaatan (compliance) atau ketidaktaatan terhadap peraturan, data-data mengenai dampak sosial/ekonomi, data-data keuangan konvensional yang berhubungan, laporan keuangan sosial/lingkungan dan full cost accounting, akreditasi atau sertifikasi ISO, penjabaran mengenai interaksi dengan pihak terkait atau proses dialog, pemanfaatan masukan dari pihak-pihak yang terkait, serta pernyataan dari pihak ketiga

c. Komunikasi (Communication), meliputi: tata letak dan penampilan, kemudahan dipahami, dibaca dan proporsional uraian tiap bagian, mekanisme komunikasi dan umpan balik (feedback), ringkasan pelaporan (executive summary), tersedia petunjuk kemudahan untuk membaca laporan, pemanfaatan sarana intranet & internet, acuan bagi website dan pelaporan lain, dan hubungan antar pelaporan, kesesuaian grafik, gambar dan foto dengan narasi, dan integrasi dengan laporan keuangan (financial statement).

B

Pelaporan Terintegrasi

Laporan keuangan memiliki kelemahan mendasar dan menyesatkan para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi dan lainnya. Alasannya, laporan keuangan hanya menyajikan informasi item-item keuangan (posisi dan kinerja keuangan) dan indikator-indikator keuangan. Sedangkan informasi lain yang mendasari informasi keuangan (sosial,

(5)

lingkungan, tatakelola, risiko dan prospek, keberlanjutan bisnis, dll) diabaikan dalam pelaporan.

Management Reporting (MR) meski menyajikan informasi keuangan dan informasi

lain terkait pengelolaan perusahaan, namun tidak menyajikan bagaimana komitmen, kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang menjadi pilar dasar bisnis.

Implikasi negatif:

 Kepedulian perusahaan pada isu-isu sosial dan lingkungan rendah

 Meningkat eskalasi krisis sosial dan lingkungan

 Meningkatkan risiko sustainabilitas bisnis

 Merugikan kepentingan stakeholders

Green Reporting (GR) selain menyajikan pelaporan keuangan, juga menitikberatkan

pada pelaporan CSR (CSR Reporting) atau Pelaporan Lingkungan (Environmental

Reporting). Green Accounting dikembangkan dalam upaya menghasilkan Green Reporting.

Keterbatasannya:

 Pelaporan Keuangan dan Pelaporan CSR/Lingkungan kebanyakan dinyatakan dalam bentuk pelaporan terpisah sehingga membingungkan pemakai.

 Kurang ada integrasi antara pelaporan keuangan dengan pelaporan CSR/lingkungan serta pengelolaan perusahaan

 Lebih banyak dinyatakan dalam laporan tahunan (annual report)

Pelaporan berkelanjutan / Sustainability Reporting (SR) yang digagas oleh Global

Reporting Inisiatives (GRI) pada 1999 menyajikan pelaporan informasi sosial, lingkungan

(6)

 Tidak menyajikan informasi tentang strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi yang dapat menimbulkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

 Akibatnya, informasi dalam SR tidak utuh dan tidak lengkap untuk pertimbangan keputusan para stakeholder

Pada tahun 2011, the International Integrated Reporting Committee (IIRC) dan didukung oleh GRI mengembangkan model pelaporan korporasi yang baru yang disebut: Pelaporan Terintegrasi (Integrated Reporting).

“Integrated Reporting demonstrates the linkages between an organization s strategy,‟ governance and financial performance and the social, environmental and economic context within which it operates. By reinforcing these connections, Integrated Reporting can help business to take more sustainable decisions and enable investors and other stakeholders to understand how an organization is really performing.”

(www.theIIRC.org)

Implikasi Pelaporan Berkelanjutan terhadap Pelaporan Akuntansi

 Memunculkan gerakan para akuntan untuk mereformasi Akuntansi konvensional yang lebih memfokuskan proses akuntansi pada transaksi/ peristiwa keuangan untuk menghasilkan Laporan Keuangan dengan mengembangkan Akuntansi Berkelanjutan (Sustainability Accounting/SA).

 Akuntansi Berkelanjutan menekankan proses akuntansi (pengakuan, pengukuran, pencatatan, peringkasan, pelaporan dan pengungkapan informasi) pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial, lingkungan dan finansial untuk menghasilkan

(7)

Model Integrated Reporting dikembangkan

 Menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan bisnis kepada para stakeholder

 Membantu mengintegrasikan sustainabilitas bisnis ke dalam strategi and operasi

 Meningkatkan relasi dengan para stakeholder utama

 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan

 Menyederhanakan pelaporan eksternal (LK, LM, SR)

 Menunjukkan posisi perusahan sebagai leader and innovator

 Meningkatkan relasi dengan komunitas investor, kreditor dan mitra usaha

 Meningkatkan akses modal/pendanaan

 Meningkatkan reputasi dan memperkuat brand perusahaan

 Patuh terhadap regulasi

Esensi Pelaporan Terintegrasi

Menurut The International Integrated Reporting Committee (IIRC): Pelaporan Terintegrasi adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi, terutama tercermin dalam “integrated report”, kepada para stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu. Integrated reportadalah suatu komunikasi yang ringkas dan terintegrasi tentang bagaimana strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Pelaporan Terintegrasi menggabungkan sejumlah laporan (keuangan, catatan manajemen, tatakelola dan remunerasi, dan pelaporan berkelanjutan) ke dalam satu paket pelaporan untuk menjelaskan kemampuan suatu organisasi dalam penciptaan nilai dan mempertahankan nilainya dalam jangka panjang. Menyajikan secara bersama informasi

(8)

material tentang strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek suatu organisasi yang mencerminkan konteks komersial, sosial dan lingkungan dimana organisasi itu beroperasi. Output dari Pelaporan Terintegrasi adalah integrated report yang menjadi laporan utama dari suatu organisasi

Integrated Reporting bertujuan untuk:

1. meningkatkan kualitas informasi bagi penyedia modal keuangan (financial capital) dalam rangka memudahkan alokasi modal yang efektif dan efisien,

2. memajukan sebuah pendekatan yang lebih padu dan efisien dalam laporan perusahaan yang mengomunikasikan secara keseluruhan faktor – faktor yang berpengaruh secara material terhadap kemampuan perusahaan menciptakan nilai antar waktu,

3. meningkatkan akuntabilitas dan stewardship akan enam jenis modal (sumber daya) yang dimiliki oleh perusahaan yakni sumber daya keuangan (financial), produk yang dihasilkan (manufactured), intelektual (intellectual), manusia (human), sosial dan hubungan (social and relationship), dan alam (natural) serta meningkatkan pemahaman keterkaitan antar sumber daya tersebut, serta

4. mendukung integrated thinking, pengambilan keputusan, dan tindakan yang fokus pada penciptaan nilai dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Terdapat tujuh prinsip yang menjadi panduan mendasar (guiding principles) dalam <IR>, ketujuh prinsip tersebut yakni:

1. Strategic focus and future orientation yang berarti integrated report harus bisa memberikan wawasan terkait strategi perusahaan, bagaimana strategi tersebut berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, penggunaan serta dampak dari penerapan strategi tersebut terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

(9)

2. Connectivity of information, dimana integrated report harus bisa menunjukkan gambaran secara keseluruhan dari kombinasi, keterkaitan, dan ketergantungan antar faktor yang mempengaruhi penciptaan nilai perusahaan.

3. Stakeholder relationships, integrated report harus bisa memberikan wawasan yang berkaitan dengan sifat dan kualitas hubungan perusahan dengan key stakeholders, termasuk bagaimana dan sejauh mana perusahaan memahami, mempertimbangkan, dan merespon kebutuhan kepentingan pemangku kepentingan yang sah.

4. Materiality, integrated report harus bisa men-disclose informasi mengenai hal – hal yang secara substantif mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai jangka pendek, menengah, dan panjang.

5. Conciseness yang berati integrated report harus disajikan secara ringkas dengan menyajikan konteks yang cukup untuk membantu memahami strategi, tata kelola, kinerja, dan prospek perusahaan tanpa dibebani dengan informasi yang kurang relevan. 6. Reliability and completeness, berarti integrated report harus menyajikan laporan yang

lengkap atau mencantumkan segala hal yang material serta andal atau bebas dari salah saji material.

7. Consistency and comparability yang berarti bahwa informasi dalam integrated report harus disajikan dalam basis yang konsisten antar waktu serta disajikan dalam cara yang memudahkan perbandingan dengan perusahaan lain sampai pada tingkat bahwa perbandingan tersebut material dalam penciptaan nilai perusahaan antar waktu.

Integrated report minimal harus berisi delapan elemen (content elements) berikut,

1. Organizational overview and operating context yang menjelaskan visi, misi, apa yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam lingkungan seperti apa perusahaan beroperasi. 2. Governance atau tata kelola yang menjelaskan bagaimana struktur tata kelola

perusahaan, dan bagaimana struktur ini mendukung penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

3. Business model yang menggambarkan bagaimana sistem perusahaan dalam mengubah input menjadi output dan outcome melalui kegiatan bisnis dengna tujuan untuk

(10)

memenuhi tujuan strategis perusahaan dan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

4. Risk and opportunities dimana perusahaan menyajikan faktor kunci dari risiko dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan, bagaimana faktor kunci ini akan mempengaruhi penciptaan nilai perusahaan, dan bagaimana perusahaan menanggulangi hal tersebut, termasuk di dalamnya ketersediaan, kualitas, dan keterjangkauan sumber daya yang relevan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

5. Strategy and resource allocation yang berisi tujuan strategis perusahaan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, bagaimana strategi perusahan dalam mencapai tujuan tersebut, rencana alokasi sumber daya dalam rangka implementasi strategi, serta bagaimana perusahaan akan mengukur pencapaian dan target outcome dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

6. Performance menjelaskan bagaimana pencapaian tujuan strategis perusahaan yang bisa berisi baik informasi kuantitatif maupun kualitatif serta apa saja key outcomes yang berpengaruh terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

7. Outlook berisi apa saja tantangan dan ketidakpastian yang bisa saja dihadapi oleh perusahaan dalam rangka menjalankan strategi serta dampak potensial tantangan dan ketidakpastian tersebut terhadap model bisnis serta kinerja dan outcome di masa yang akan datang.

8. Basis of Presentation berisi bagaimana perusahaan menentukan hal – hal yang material untuk ditampilkan dalam integrated report, termasuk bagaimana perusahaan meng-kuantifikasikan dan mengevaluasi hal – hal tersebut.

Kesimpulan

Tren pelaporan korporasi di masa datang adalah beralih dari pelaporan terpisah menuju pelaporan terpadu (integrated reporting). Integrated Reporting (IR) menyajikan informasi yang komprehensif dan terpadu tentang semua aspek dan dimensi organisasi

(11)

keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Ada perbedaan yang signifikan fokus dan kandungan informasi dalam Sustainability Reporting (SR) dan Integrated Reporting (SR).

Mengingat sangat pentingnya Sustainability Reporting dalam implementasi GCG di perusahaan, Kementerian BUMN mengadakan workshop tentang Sustainability Reporting berdasarkan GRI Index. Melalui workshop tersebut, diharapkan BUMN menjadi aware dan mencoba mendalami Sustainability Report. Oleh karena itu, sudah saatnya di masing-masing perusahaan memiliki staf yang bersertifikat Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS), agar dalam penyusunan Sustainability Reporting menjadi lebih lancar. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mensosialisasikan Sustainability Report adalah menyusun pedoman standar CSR yang merujuk pada ISO 26000. Akhirnya semoga semakin banyak perusahaan (swasta maupun BUMN) yang menerapkan Sustainability Reporting sebagai implementasi GCG sehingga tercapai sustainability company.

Integrated reporting menjadi suatu tantangan tersendiri bagi akuntan karena nanti,

klien-nya tidak hanya membutuhkan laporan keuangan namun juga laporan non-keuangan yang lebih kompleks. Dimana laporan yang berhubungan dengan sumber daya non keuangan seperti lingkungan dan manusia bukan merupakan expertise dari akuntan. Untuk itu, dalam menjawab tantangan ini kita sebagai akuntan muda dan calon akuntan harus memperluas wawasan terkait dengan hal – hal non keuangan dimulai sejak dini. Agar jika nantinya pelaporan Integrated reporting sudah menjadi mandatory requirement kita dapat berpartisipasi secara aktif dalam menjawab kebutuhan pasar.

Sumber Bacaan:

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/10/PKP-14-Sustainable-and-Intergerated-Reporting.pptx

(12)

 http://jagoakuntansi.com/2015/12/integrated-reporting-sebuah-pendekatan-baru-dalam-pelaporan-nilai-perusahaan/

Referensi

Dokumen terkait

Kedepannya diharapkan distribusi vaksin ke daerah yang sulit dijangkau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah vaksin yang rusak pada saat pengiriman... BAB 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengencer sitrat kuning telur dan tris kuning telur mempunyai pengaruh yang sama terhadap kemampuan daya hidup spermatozoa pada

Dalam keputusan tersebut Mahkamah mengatakan bahwa Dekrit Norwegia bulan Juli 1935 yang menetapkan batas suatu zona penangkapan ikan ekslusif sepanjang hampir 1000 mil dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, kepercayaan, dan atribut produk Islam terhadap kepuasan nasabah di Bank Tabungan

Karena dengan adanya struktur organisasi, setiap individu atau pegawai memiliki tanggung jawab yang sama serta adanya garis koordinasi yang sama sehingga setiap

Bandar Lampung sebagai sebuah kota, tidak boleh memiliki jarak dengan kemanusiaan, di sinilah pentingnya untuk membicang ulang kota, sebagai tempat tinggal manusia yang

Penelitian ini bertujuan mengamplifikasi gen HA virus AI pada daerah antigenic yang diisolasi dari beberapa jenis unggas di wilayah kerja Balai Penyidikan dan

Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan