• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS PETANI PESISIR DAN PEGUNUNGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PEDESAAN RAIS SONAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS PETANI PESISIR DAN PEGUNUNGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PEDESAAN RAIS SONAJI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN

KOMUNITAS PETANI PESISIR DAN PEGUNUNGAN

DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

MASYARAKAT PEDESAAN

(Studi Kasus Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan

Pedesaan di Desa Cigadog, Kec. Cikelet dan Desa Girijaya, Kec.

Kersamanah, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat).

RAIS SONAJI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

▸ Baca selengkapnya: sub tema kehidupan di pesisir dan pegunungan

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ; “Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan : Studi Kasus Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan Pedesaan di Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet dan Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut”, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir karya ilmiah ini.

Bogor, Februari 2009

RAIS SONAJI A 152040031

▸ Baca selengkapnya: agen pemberdayaan komunitas

(3)

ABSTRACT

RAIS SONAJI. The Empowerment Dinamics of Coastal and Mountain Peasant community Institutions in Realizing Rural Society Food Security in Garut District. Case Study of Empowerment Dinamics at Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet and Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Garut District, West Java.

Under direction of FREDIAN TONNY NASDIAN and HANDEWI PURWATI P.S. RACHMAN

Food crisis and poverty elevation are the main problems of rural community development. The main objective of this research is to analyze the empowerment dynamic of coastal and mountain peasant community institutions to realizing rural community food security. Method used in this research were ”sustainable livelihood” approach and “community empowerment” studies, based on participatory and positive sum approaches, through qualitative and case studies.

The results of the research indicates that: (1) different of sociological and ecological characteristics caused different manner and form of food institutions, relatively, (2) process and results of food security programs implementation at mountain peasant community was relatively more successful in comparison with coastal peasant community, and this phenomenon happened because of institutions capacities in mountain peasant community are relatively more stronger than institutions capacity in coastal peasant community, (3) structures and processes of institutional change in coastal peasant community tends to supporting by two pillars of institution (regulative an normative), meanwhile structures and processes of institutional change in peasant community tends to supporting by three pillars of institution (regulative, normative and cultural-cognitive) continuously, (4) adaptation pattern that was developed by mountain peasant community to solve the food crisis problems, tends to have the character long-range (adaptive mechanism) and sustainable, while the mountain peasant community tends to have short-range (cope mechanism) and unsustainable character, (5) economic institutions characteristic of mountain peasant community expands toward ”gotong-royong” (mutual assistance) economic institution, where the nature of cooperation tend to positive sum, meanwhile economic institutions characteristic of coastal peasant community expand toward ”local capitalist” and “loan-shark” institutions, where the nature of cooperation tend to zero sum, especially for poor peasant.

Keywords : Empowerment Dinamics, Coastal and Mountain Peasant Community, Institution, and Rural Community Food Security.

(4)

RINGKASAN

RAIS SONAJI. Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan : Studi Kasus Dinamika Pemberdayaan Ketahanan Pangan Pedesaan di Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet dan Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh FREDIAN TONNY NASDIAN dan HANDEWI P.S. RACHMAN.

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia paling utama dan pemenuhan kebutuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan pilar utama bagi eksistensi dan kedaulatan sebuah bangsa. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah mengingat bahwa bangsa Indonesia pada saat ini tengah menghadapi permasalahan pangan yang serius. Permasalahan pangan tersebut tidak hanya terbatas pada sub-sistem produksi, melainkan juga pada sub-sistem distribusi, dan sub-sistem konsumsi. Maka melalui penelitian ini, diharapkan dapat dirumuskan suatu strategi pemberdayaan kelembagaan ketahanan pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan bagi komunitas petani pesisir dan pegunungan di Kabupaten Garut.

Penelitian ini memiliki tujuan pokok untuk mengkaji dinamika pemberdayaan kelembagaan ketahanan pangan komunitas petani di pedesaan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, dengan berbasiskan pada keragaman aspek sosiologis dan ekologis. Sedangkan tujuan spesifik dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengidentifikasi peta sosial dan sumber-sumber kehidupan (human

capital, social capital, natural capital, phisycal capital, financial capital) komunitas desa, (2)

Mengidentifikasi proses kebijakan dan hasil implementasi program pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan komunitas desa, (3) Mengidentifikasi peran dan menganalisis tingkat partisipasi kelembagaan lokal, intervensi pemerintah dan swasta dalam mewujudkan ketahanan pangan komunitas desa melalui implementasi Program Desa Mandiri Pangan, (4) Menganalisis dinamika kelembagaan dan aktor (masyarakat, pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi) dalam mengakses dan memanfaatkan sumber-sumber kehidupan di tingkat lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan komunitas desa.

Penelitian ini terutama difokuskan pada studi kelembagaan, maka penelitian ini didasarkan pada paradigma konstruktivisme yang berimplikasi pada penggunaan metode penelitian kualitatif dan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth interview), diskusi kelompok terarah (focus grup

discussion), penelusuran sejarah hidup (life history), pengamatan berpartisipasi (participant observation), studi arsip, dokumen dan studi pustaka. Sedangkan metode analisis yang

digunakan adalah model analisis siklus interaktif antara data yang terkumpul, pereduksian data, penampilan data dan penarikan kesimpulan. Agar penarikan kesimpulan memiliki validitas data yang kebenarannya dapat diyakini dan diuji, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data dan metode.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan pada aspek peta sosial dan sumber-sumber kehidupan (livelihood resources) maka dapat disimpulkan bahwa komunitas petani pesisir relatif memiliki kelebihan dan kekuatan pada modal alam (natural capital), jika dibandingkan dengan komuitas petani pegunungan. Sedangkan komunitas pegunungan relatif memiliki kelebihan dan kekuatan pada modal manusia

(5)

(human capital), kapital sosial (social capital), modal fisik (physical capital), dan modal keuangan (financial capital). Perbedaan dalam kepemilikan/penguasaan sumber-sumber kehidupan di atas, menjadi faktor pembeda dan penyebab mengapa komunitas petani pegunungan relatif lebih tahan pangan dan sejahtera jika dibandingkan dengan komunitas petani pesisir.

Perbedaan karakteristik sosiologis dan ekologis komunitas petani pesisir dan pegunungan menyebabkan terjadinya perbedaan dalam karakteristik kelembagaan ketahanan pangan yang ada. Perbedaan tersebut terutama terletak pada aspek kapasitas kelembagaan. Dimana kapasitas kelembagaan komunitas petani pegunungan relatif lebih kuat dan efektif jika dibandingkan dengan kelembagaan komunitas petani pesisir. Ditinjau dari aspek sosiologis, faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan kapasitas tersebut adalah karena proses evolusi bersama

(co-evolution) kelembagaan komunitas petani pegunungan ditopang oleh tiga pilar

kelembagaan (regulative, normative, cultural-cognitive) secara kontinum. Sedangkan pada proses evolusi bersama (co-evolution) kelembagaan komunitas petani pesisir cenderung hanya ditopang oleh dua pilar saja yakni pilar regulative dan normative. Sementara itu, pilar cultural-cognitive nyaris tidak diberi ruang dalam proses perkembangan kelembagaan komunitas petani pesisir, terutama pada masa pemerintahan Orde Baru.

Proses dan hasil program-program pemberdayaan kelembagaan pangan pada komunitas pegunungan relatif lebih baik jika dibandingkan dengan komunitas pesisir. Dimana komunitas petani pegunungan relatif lebih berhasil membangun kelembagaan pangan berkelanjutan berbasis pada pendekatan partisipatif, penguatan jejaring kerjasama (networking) dan sinergy yang bersifat “positive sum” dengan para pemangku kepentingan (stakeholders). Sedangkan komunitas petani pesisir belum berhasil membangun kelembagaan pangan berkelanjutan yang bersifat “positive sum”, dan hal ini disebabkan oleh relatif masih lemahnya (SDM, kapasitas kelembagaan komunitas, kapital sosial, jejaring kerjasama), serta dukungan teknis dan non-teknis dari pemerintahan “atas desa”.

Ditemukan pula perbedaan dalam hal pola adaptasi yang dikembangkan kedua komunitas guna mengatasi kerawanan pangan. Pola adaptasi yang dikembangkan komunitas petani pegunungan cenderung bersifat jangka panjang (adaptive mechanism) yaitu dengan memperkuat sumber-sumber kehidupannya melalui membangun kelembagaan ekonomi yang berkelanjutan dengan berbasiskan pada nilai ”gotong royong” (lumbung paceklik, beras perelek, tabungan, arisan dan lembaga keuangan desa). Sedangkan pada kasus komunitas petani pesisir, pola adaptasi yang dikembangkan cenderung bersifat jangka pendek (coping mechanism) terutama bertujuan untuk mengakses pangan, dengan cara bergantung pada sumberdaya alam yang ada (pertanian dan kelautan) dan meminjam dari tengkulak/bandar. Ditemukannya gejala bahwa kelembagaan ekonomi masyarakat di Desa Girijaya berkembang ke arah kelembagaan “gotong royong” yang sifat jalinan kerjasamanya cenderung “positive-sum”, sedangkan untuk kelembagaan ekonomi masyarakat di Desa Cigadog cenderung berkembang ke arah kelembagaan “kapitalis lokal” atau “rentenir” (loan-shark), dimana jalinan kerjasamanya bersifat “zero-sum”, terutama bagi petani kecil.

Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian ini, maka secara teoritis dapat dijelaskan bahwa kondisi ketahanan pangan sebuah komunitas dipengaruhi oleh faktor-faktor : (1) kondisi sumber-sumber kehidupan (human capital, social capital,

(6)

natural capital, physical capital dan financial capital) yang dimiliki komunitas tersebut, (2)

Pola relasi sosial antar stakeholders dalam mengakses (pola entitlement) dan memanfaatkan sumber-sumber kehidupan yang ada pada komunitas tersebut, (3) Tingkat kerentanan (vulnerability) atau kemampuan suatu komunitas tersebut dalam merespon perubahan yang disebabkan oleh adanya tekanan shock, trend dan seasonality, (4) Struktur dan proses perkembangan kelembagaan pangan (lokal & intervensi) yang ada pada komunitas tersebut, dan (5) Proses dan implementasi kebijakan terkait dengan ketahanan pangan pada komunitas tersebut.

Terkait dengan hubungan antara kelembagaan dan ketahanan pangan komunitas petani pedesaan, maka dari hasil penelitian ini setidaknya dapat diajukan sebuah proposisi bahwa : suatu komunitas petani pedesaan dimana proses perubahan dan perkembangan kelembagaan ketahanan pangannya ditopang dengan tiga pilar kelembagaan (regulative, normative, cultural-coginitive) secara kontinum, maka secara relatif akan menunjukan kondisi ketahanan pangan komunitas yang lebih kuat jika dibanding dengan komunitas petani pedesaan dimana proses perubahan dan perkembangan kelembagaan ketahanan pangannya hanya ditopang oleh dua pilar kelembagaan saja (regulative dan normative).

Proposisi di atas sama sekali tidak ditujukan untuk membuat generalisasi karena pada dasarnya penelitian ini tidak ditujukan untuk verifikasi suatu teori atau hipotesis, melainkan lebih kepada untuk menjelaskan (explanatory) suatu realitas sosial yang berada dalam lingkup ruang dan waktu yang tertentu dan terbatas. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa fakta-fakta dan realitas sosial yang berhasil ditangkap dan dijelaskan oleh peneliti pada akhirnya juga akan bersifat relatif dan terbatas. Kata Kunci : Dinamika Pemberdayaan, Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan,

Kelembagaan dan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan.

(7)

@Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(8)

DINAMIKA PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN

KOMUNITAS PETANI PESISIR DAN PEGUNUNGAN

DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

MASYARAKAT PEDESAAN

(Studi Kasus Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan

Pedesaan di Desa Cigadog, Kec. Cikelet dan Desa Girijaya, Kec.

Kersamanah, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat).

Rais Sonaji

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Sosiologi Pedesaan

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI PEDESAAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(9)
(10)

Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah keadaan suatu

kaum, sehingga mereka mau merubah keadaan yang ada pada

dirinya sendiri.”

(Al-Qur’an, Ar Ra’ad (Guruh), Surat ke – 13, ayat 11)

Segala sesuatu yang baik dan benar dari tesis ini dipersembahkan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih penulis kepada :

1. Allah SWT

2. Kedua orang tua penulis tercinta, Ibu Suprapti dan Bapak Yusuf Suhanda

3. Seluruh guru-guru penulis dari sejak Taman Kanak-Kanak hingga saat ini

4. Kakak terkasih (Mbak Ratna Yusianti & Mas Sigit Yunanto) dan Adik tersayang (Ralin Dwisasi & Takwin Saptaji)

5. Seluruh warga komuitas Desa Cigadog dan Desa Girijaya

(11)

PRAKATA Bismillahirrahmannirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang karena hanya melalui limpahan karunia, berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan naskah tesis ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan juga kehadapan Nabi Muhammad saw, guru terbaik peradaban manusia sepanjang masa, serta kepada para sahabat (r.a.) beliau, selaku pewaris dan penerus tongkat estafet beliau. Penelitian dengan judul : “Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan : Studi Kasus Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan Pedesaan di Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet dan Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut ini, dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2008. Meski waktu penelitian ini terhitung relatif pendek, namun sebenarnya peneliti memiliki bekal pengalaman berinteraksi dengan komunitas petani pesisir di Desa Girijaya dan komunitas petani pegunungan di Desa Cigadog sejak pertengahan Agustus 2007. Sehingga melalui bekal tersebut, peneliti telah memiliki sedikit pengetahuan tentang gambaran umum kedua komunitas tersebut, yang kemudian diperdalam pada saat penelitian ini berlangsung.

Rasa hormat, syukur dan terima kasih yang tulus dan mendalam juga penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ibu Suprapti dan Bapak Yusuf Suhanda. Dimana selain beliau telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan penuh cinta kasih, juga telah memberikan bekal pendidikan yang teramat berharga bagi penulis untuk menjalani dan mengarungi hidup ini. Atas semuanya itu, kiranya hanya Allah SWT yang mampu membalasnya dengan limpahan rahmat, karunia, serta nikmat-Nya, yang semoga senantiasa mengalir tiada putus-putusnya, baik di dunia ini dan di akhirat kelak. Amin ya Rabbal alamin.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya juga penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Handewi P.S. Rachman, MS selaku anggota komisi pembimbing, atas pembimbingannya sejak penyusunan proposal hingga selesainya penyusunan naskah tesis ini. Dalam pandangan penulis, beliau-beliau tidak hanya sekedar pembimbing tesis, melainkan lebih dari itu beliau-beliau telah memberi spirit kepada penulis untuk tetap semangat dan sabar dalam proses penyelesaian studi ini. Kepada Ibu Dr. Titik Sumarti, MS selaku dosen penguji luar, penulis juga sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kritik, saran dan masukan-masukannya yang sangat konstruktif demi perbaikan tesis ini. Atas segala kebaikan, perhatian dan pengertian beliau-beliau, penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT, Dia Yang Maha Pemurah semoga kiranya ridho dan berkenan membalas segala amal kebaikan beliau-beliau dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal’alamin.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada Ibu dan Bapak Dosen pada Program Sosiologi Pedesaan IPB, Ibu Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS, DEA.., Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti, MS., Ibu Dra. Winati Wigna, MDS., Ibu Dr. Ir. Ekawati Sri Wahyuni, MS., Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS., Bapak Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, MS., Bapak Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS., Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS, Bapak Ir. Said Rusli, MS., Bapak Dr. Ir. Felix M.T. Sitorus, MS., Bapak Dr. Ir. Djuara Lubis, MS., dan Bapak Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc., Agr., atas segala bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan. Tidak lupa,

(12)

penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Dr. Ir. Felix Sitorus, MS dan Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS, dimana beliau-beliau sempat pula berkenan menjadi komisi pembimbing penulis, hingga akhirnya penulis meminta perubahan komisi pembimbing, karena mengingat terjadinya perubahan topik penelitian. Semoga Allah SWT, Dia Yang Maha Pemurah kiranya ridho dan berkenan membalas segala amal kebaikan beliau-beliau semuanya dengan pahala yang berlimpah. Amin ya Rabbal’alamin.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan pula kepada seluruh pimpinan dan staf karyawan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, LPPM IPB yakni Bapak Prof. Ir. Dedi Soedharma, DEA., Bapak Dr. Lilik B. Prasetyo, MSc., Bapak. Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Bapak Dr. Ir. Untung Sudadi, MS, Bapak Dr. Hefni, MSc., Bapak Dr. Ir. Parulian Hutagaol, MSc., Pak Wawan, Pak Kadir, Pak Eman, Pak Sumantri, Pak Jantan, Pak Kusma, Pak Nata, dkk., Ibu Syarifah, Mbak Arnis, Mbak Ellyn, Mbak Atik, Mbak Nana, Ibu Siti, Kang Yudi Setiawan, Kang Tri, Mas Syarif, Mas Setyo, Bang Mursalin, serta teman-teman di Laboratorium; Pak Ade, Pak Gamal, dkk., atas segala dukungan, bantuan dan kebaikan hatinya kepada penulis selama penulis menempuh studi S2 ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga Bapak H. Budi Mulyo Utomo, SE, MM., Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti, MS., Mas Aji, De Indri, dan De Raras atas segala dukungan, kebaikan dan kemurahan hatinya. Bapak dan Ibu selama ini telah memperlakukan penulis sebagaimana layaknya bagian dari keluarga. Kiranya hanya do’a yang dapat penulis haturkan, semoga Allah SWT, Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, ridho dan berkenan membalas segala kebaikan budi Bapak dan Ibu dengan balasan yang sempurna. Amin Ya Rabbal’alamin.

Penulis juga sangat berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Program Studi Sosiologi Pedesaan dari berbagai angkatan, antara lain : Kak Ulfa, Kak Rossy, Mas Sindu, Mas Anton, Mbak Siti Masithoh, Pak Awal, Bang Rinto, Mas Husain As’adi, Mas Septri, Pak Witra, Mas Iman, Pak Hidayat, Mbak Heru, Mbak Dyah Ita, Mbak Hana atas segala persahabatan, kebaikan hati, serta diskusi-diskusinya yang kritis dan hangat. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada para sahabat ; saudari Vera Octafrina, Mbak Arnis, Mbak Siti Masithoh, Mbak Anggra, dan Mas Siwi atas segala doa, dukungan, bantuan, informasi dan kebaikan hatinya kepada penulis, terutama atas bantuannya pada kegiatan kolokium, seminar dan ujian sidang. Semoga Allah SWT, membalas segala kebaikan teman-teman semua dengan kebaikan yang berlimpah.

Mengingat bahwa penulis sewaktu kuliah pada Program Sosiologi Pedesaan pernah mendapat kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan Exchange Research

Student di Universitas Tsukuba, Jepang, maka penulis ingin menyampakan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Profesor Misa MASUDA selaku pembimbing akademik (academic advisor ), atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan, serta perhatian, dukungan dan kebaikan hatinya selama penulis belajar di Universitas Tsukuba. Demikian juga untuk seluruh rekan-rekan di Laboratorium

Kengkyo Gakusei ; Iwanaga San, Ishikawa San, Onda San, Iida San, Kaori Shiga San,

Kaori Miyanaga San, Eriko San, Asanao San, dkk., terima kasih atas persahabatan dan diskusi-diskusinya yang hangat.

(13)

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada seluruh responden di Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet dan Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, diantaranya adalah : Bapak Sukarna (Kepala Desa Cigadog) dan Ibu, Bapak Drs. Wawan Ridwan (Kepala Desa Girijaya) dan Ibu Ratih sekeluarga atas segala informasi, kebaikan dan perhatiannya kepada penulis selama belajar di desa. Bapak Ayi Priatna, SE. dan Bapak Matin, Ibu Neneng, SP., dan Ibu Yuyun, K.K. SE. (Pendamping Program Desa Mapan Desa Girijaya dan Cigadog) atas segala informasi dan kebaikannya. H. Mama Ajengan Koko atas segala kebaikan hati beliau yang telah menuturkan cerita tentang sejarah desa serta do’a-nya, Ajengan H. Dodo dan Ajengan A. Misbah atas informasi dan do’anya. Bapak Ir. Sutarya dan Bapak Lukman, SP. (Koordinator BPP Kec. Cikelet dan Kec. Kersamanah) atas segala informasi dan pengalaman, serta kebaikan hatinya. Bapak Omon, Bapak Apud, dan Bapak Muldan sekeluarga, atas segala informasi, pengetahuan, pengalaman dan kebaikan hatinya, para ketua kelompok afinitas di Desa Cigadog dan Girijaya (Pak Muldan, Pak Sutarman, Pak Mahdar, Pak Endin, Pak Rahmat, Pak Omon, Ibu Endang, Ibu Oyong, Ibu Nonok, Ibu Enung, Ibu Elin, Ibu Elis, Bapak Utet) beserta seluruh anggotannya atas segala informasi dan pengetahuannya, seluruh aparat pemerintahan Desa Cigadog (Pak Ahmad Juana, Pak Mahdar,Pak Satar, dkk.) atas informasi dan bantuannya, seluruh aparat pemerintahan Desa Girijaya (Pak Asep Sumarna, Pak Ici, Pak Lebe, Pak Punduh, dkk.) atas informasi dan bantuannya, serta Ibu Ir. Indriani, MM (Kepala KPSDM-KP Kab. Garut), Bapak Helyanto, SP, MP. (Kasi Ketahanan Pangan, KPSDM-KP Kab. Garut) beserta seluruh staf atas segala informasi dan fasilitasinya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Teh Janah dan Mang Iwan atas segala dukungan, pertolongan, do’anya selama penulis berusaha menyelesaikan tesis ini di Ciampea. Kiranya hanya Allah SWT yang mampu membalas segala semua kebaikan saudara-saudara sekalian dengan balasan yang baik dan berlimpah.Amin.

Last but not least, penulis juga menyampaikan rasa cinta dan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada (alm) Simbah Kakung dan Simbah Putri atas segala curahan kasih sayang dan do’a-do’anya. Serta kepada saudara-saudara sedarah dan sejiwa penulis ; Mbak Ratna Yusianti sekeluarga, Mas Sigit Yunanto sekeluarga, Ade Ralin Dwisasi sekeluarga, Ade Takwin Saptaji sekeluarga, terima kasih atas segala curahan kasih sayang, perhatian, dukungan, motivasi serta do’a-do’anya kepada penulis, baik itu di masa-masa bahagia maupun pada masa-masa yang terasa begitu berat dan sulit. Semoga Allah SWT, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kiranya ridho dan berkenan untuk mengumpulkan semua keluarga kita kembali, di sini dan kelak di yaumil akhir dalam kondisi dan keadaan yang lebih baik. Amin ya Rabbal’alamin.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan demi menuju pada hasil yang lebih baik. Sesungguhnya semua pengetahuan yang baik dan benar itu datangnya dari Allah, Yang Maha Mengetahui lagi Maha Pemurah, sedangkan segala kekurangan yang ada pada karya ini sepenuhnya itu datang dari segala keterbatasan yang ada pada penulis sebagai manusia.

Alhamdulillahirabbil’alamin.

Bogor, Februari 2009 Penulis

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis, Rais Sonaji dilahirkan di Desa dan Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 4 Februari 1976 dari orang tua Ibu Suprapti dan Bapak Yusuf Suhanda. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Aisyiyah tahun 1981-1982, Madrasah Diniyah Awaliyah 1983-1988, SDN I Jampangkulon tahun 1982-1988, SMPN Jampangkulon 1988-1991, SMAN Jampangkulon tahun 1992-1994. Pada tahun 1994 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) pada Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menamatkan studi S1 pada tahun 2000 dengan tersusunnya sebuah karya ilmiah (skripsi) yang berjudul : ”Kemiskinan Struktural dan Gizi Buruk Pada Masyarakat Pedesaan (Kasus

Marasmus di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat)”. Hingga kemudian pada tahun 2004, penulis mendapatkan kesempatan lagi

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 pada Program Studi Sosiologi Pedesaan (SPD), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti Pendidikan Program S2, pada tahun 2005 penulis juga pernah mendapat kesempatan berpartisipasi dalam Program Exchange Research Student (Tokubetsu Kenkyugakusei) periode September 2005 – Agustus 2006 di Universitas Tsukuba, Jepang dengan pendanaan dari JASSO Scholarship. Selama setahun penulis melakukan penelitian dengan topik : “Study on Modernization Process of Forest

Land Tenure in Japan and the Changing Role of Forest Resources for Farmhouse Management and Rural Society, with Special Attention to it’s Implication to Solve the Forest Issues in Indonesia”.

Sejak tahun 2000 hingga saat ini, penulis bekerja dan mengabdikan diri pada Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB, sebagai Peneliti. Disamping itu, penulis sejak masa kuliah hingga tahun 2005, juga memperoleh kesempatan menjadi Asisten Dosen di IPB untuk mata kuliah ; Sosiologi Umum (1997-1998), Ekologi Manusia (2002-2004), Penyuluhan Perkebunan (2003-2004). Pernah pula penulis mendapat kesempatan menjadi Asisten Dosen di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor untuk mata kuliah Ekologi Manusia (2004 - 2005).

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 10

1.4. Manfaat Penelitian... 11

BAB II. PENDEKATAN TEORITIS... 12

2.1. Masyarakat Desa dan Komunitas Petani ... 12

2.2. Kelembagaan Komunitas Petani... 15

2.2.1. Konsep dan Fungsi Kelembagaan ... 15

2.2.2. Kelembagaan dan Kepemimpinan... 17

2.2.3. Perkembangan Kelembagaan... 20

2.3. Pengembangan dan Pemberdayaan Komunitas Petani... 30

2.3.1. Konsep Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat... 30

2.4. Dinamika Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan... 33

2.4.1. Konsep dan Dimensi Ketahanan Pangan... 33

2.4.2. Dinamika Ketahanan Pangan ... 35

2.5. Kerangka Pemikiran... 39

BAB III. PENGALAMAN METODOLOGIS ... 47

3.1. Hipotesa Pengarah ... 47

3.2. Paradigma Penelitian... 49

3.3. Metode Penelitian... 51

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 52

(16)

Halaman

3.5. Teknik Analisis Data... 57

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian... 58

BAB IV. PETA SOSIAL DAN SUMBER-SUMBER KEHIDUPAN DI DESA CIGADOG DAN DESA GIRIJAYA ... 61

4.1. Gambaran Umum Lokasi Desa Cigadog ... 61

4.2. Gambaran Umum Desa Girijaya... 62

4.3. Modal Manusia (Human Capital) ... 63

4.3.1. Gambaran Umum Kependudukan ... 63

4.3.2. Gambaran Umum Tingkat Pendidikan... 64

4.3.3. Karakteristik Matapencaharian Penduduk... 66

4.4. Kapital Sosial (Social Capital) ... 69

4.5. Modal Alam (Natural Capital)... 71

4.5.1. Sejarah Pemanfaatan Sumberdaya Lahan ... 71

4.5.2. Sumberdaya Lahan Pertanian dan Pola Pemanfaatannya... 77

4.5.3. Sumberdaya Kelautan dan Pola Pemanfaatannya... 84

4.5.4. Sumberdaya Peternakan ... 86

4.6. Modal Fisik (Physical Capital) ... 88

4.7. Modal Keuangan (Financial Capital)... 92

4.7.1. Modal Keuangan Komunitas... 92

4.7.2. Modal Keuangan Lembaga Pemerintah Desa... 94

4.8. Ikhtisar ... 96

BAB V. PROSES KEBIJAKAN DAN HASIL IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN KOMUNITAS DESA... 100

5.1. Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional... 100

5.2 Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Garut ... 105

5.3. Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Terkait Ketahanan Pangan pada Komunitas Petani Pesisir... 107

5.4. Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Terkait Ketahanan Pangan pada Komunitas Petani Pegunungan ... 110

5.5. Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan : Suatu Analisis... 114

(17)

Halaman

BAB VI. PERAN DAN PARTISIPASI KELEMBAGAAN LOKAL, PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM DINAMIKA PEMBERDAYAAN PROGRAM DESA MANDIRI

PANGAN... 118

6.1. Kelembagaan Terkait dalam Program Desa Mandiri Pangan ... 118

6.1.1. Kelembagaan Aparat Pemerintah Pengelola Program Desa Mapan... 120

6.1.2. Kelembagaan Pelayanan Usaha Produktif Pedesaan... 125

6.1.3. Kelembagaan Masyarakat ... 131

6.1.3.1. Lumbung Paceklik dan Beras Perelek... 132

6.1.3.2. Lembaga Produksi Pertanian... ... 136

6.1.3.3. Lembaga Permodalan dan Pemasaran Produksi Pertanian... 138

6.1.3.4. Lembaga Produksi Industri Rumah Tangga... 139

6.1.3.5. Lembaga Agama, Sosial dan Seni Budaya Lokal... ... 140

6.2. Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Program Mapan ... 142

6.2.1. Tahap Persiapan ... 143

6.2.2. Tahap Penumbuhan... 153

6.2.3. Tahap Pengembangan... 159

6.3. Analisis Peran dan Partisipasi Stakeholders dalam Implementasi Program Desa Mapan... 170

BAB VII. ANALISIS DAN STRATEGI DINAMIKA PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS PETANI PESISIR DAN PEGUNUNGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN... 177

7.1. Analisis Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan ... 177 7.1.1. Sosial-Budaya ... 182 7.1.2. Ekonomi... 187 7.1.3. Kesehatan ... 195 7.1.4. Politik ... 200 7.1.5. Ekologi ... 205 xvii

(18)

Halaman

7.2. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan Pangan ... 207

7.2.1. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir... 208 7.2.1.1. Sosial-Budaya... ... 208 7.2.1.2. Ekonomi... 210 7.2.1.3. Kesehatan... ... 215 7.2.1.4. Politik... ... 216 7.2.1.5. Ekologi... 217

7.2.2. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Komunitas Petani Pegunungan ... 218 7.2.2.1. Sosial-Budaya... ... 218 7.2.2.2. Ekonomi... 219 7.2.2.3. Kesehatan... ... 223 7.2.2.4. Politik ... 225 7.2.2.5. Ekologi... 226

BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 228

8.1. Kesimpulan ... 228

8.2. Implikasi ... 232

DAFTAR PUSTAKA ... 240

LAMPIRAN ... 245

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tiga Pilar “Penopang” Kelembagaan (Three Pillar of Institutions) ... 27 Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian Dinamika Pemberdayaan

Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan dalam

Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan... 59 Tabel 3 Matriks antara Tujuan, Data yang Dibutuhkan, Sumber Data,

Teknik Pengumpulan Data... 60 Tabel 4 Keadaan Penduduk Desa Cigadog dan Desa Girijaya Berdasarkan

Kelompok Umur Tahun 2007 ... 63 Tabel 5 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Girijaya dan Desa

Cigadog Tahun 2007 ... 65 Tabel 6 Jenis Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Cigadog dan

Desa Girijaya, Kabupaten Garut Tahun 2007... 66 Tabel 7 Keadaan Lahan di Cigadog dan Desa Girijaya, Berdasarkan Jenis

dan Penggunaannya Tahun 2007... 78 Tabel 8 Luas Pertanaman dan Produksi Tanaman Pangan di Desa

Cigadog dan Desa Girijaya Tahun 2007... 79 Tabel 9 Penguasaan Aset Lahan oleh Rumah Tangga Petani di Desa

Cigadog Tahun 2007 ... 80 Tabel 10 Pola Tanam Komoditi Tanaman Pangan di Lahan Kering

(Ladang) di Desa Cigadog Tahun 2007 ... 81 Tabel 11 Pola Perubahan Musim Hujan dan Musim Kemarau di Desa

Cigadog Tahun 2002 - 2008... 81 Tabel 12 Pola Tanam Komoditi Tanaman Pangan di Lahan Sawah di Desa

Girijaya Tahun 2007 ... 83 Tabel 13 Pola Tanam Komoditi Tanaman Pangan di Lahan Kering (Darat)

di Desa Girijaya Tahun 2007... 83 Tabel 14 Jenis Musim dan Komoditas Ikan di Wilayah Perairan Laut

Garut Selatan Tahun 2008... 85 Tabel 15 Jenis dan Jumlah Ternak yang Diusahakan Penduduk Desa

Cigadog dan Desa Girijaya Tahun 2007... 87 Tabel 16 Kondisi Keuangan Lembaga Pemerintahan Desa Cigadog Tahun

2006 dan Desa Girijaya Tahun 2007... 94 Tabel 17 Sumber Pendapatan Keuangan Lembaga Pemerintahan Desa

Cigadog Tahun 2006 dan Desa Girijaya Tahun 2007... 95

(20)

Halaman

Tabel 18 Ringkasan Sumber-Sumber Kehidupan (Livelihood Sources)

Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan Tahun 2008 ... 97 Tabel 19 Analisis Prinsip-Prinsip Pemberdayaan pada Kebijakan dan

Kegiatan Operasional Ketahanan Pangan 2005-2009 ... 102 Tabel 20 Program-Program Pemberdayaan Masyarakat di Desa Cigadog,

Tahun 2008 ... 108 Tabel 21 Program-Program Pemberdayaan Masyarakat di Desa Girijaya

Tahun 2008 ... 111 Tabel 22 5 (Lima) Elemen Pengembangan Masyarakat dalam

Program-Program Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Petani Pesisir

dan Pegunungan... 116 Tabel 23 Fungsi dan Peran Lembaga Aparat Pengelola dan Pelaksana

Program Desa Mandiri Pangan... 123 Tabel 24 Perbandingan Kondisi Lembaga Aparat Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Kecamatan Cikelet dan Kersamanah, 2008 ... 124 Tabel 25 Jenis Kelembagaan Pelayananan (Sosial-Ekonomi) yang ada di

Desa Cigadog... 126 Tabel 26 Jenis Kelembagaan Pelayananan (Sosial-Ekonomi) yang ada di

Desa Girijaya ... 129 Tabel 27 Nama dan Kualifikasi Pendamping Program Desa Mandiri

Pangan di Desa Cigadog dan Girijaya... 146 Tabel 28 Jumlah dan Karakteristik Umum Kelompok Afinitas di Desa

Cigadog... 149 Tabel 29 Jumlah dan Karakteristik Umum Kelompok Afinitas di Desa

Girijaya ... 149 Tabel 30 Evaluasi Kegiatan Prioritas Tahap Penumbuhan Tingkat

Kabupaten dan Desa ... 155 Tabel 31 Perkembangan Program Aksi Desa Mandiri Pangan (Periode

Bulan Oktober 2008) di Desa Cigadog... 166 Tabel 32 Perkembangan Program Aksi Desa Mandiri Pangan (Periode

Bulan Oktober 2008) di Desa Girijaya ... 167 Tabel 33 Pihak-Pihak yang terlibat dalam Program Desa Mapan dan

Tingkat Keterlibatannya dalam memberdayakan kelompok

afinitas... 171 Tabel 34 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan... 181

(21)

Halaman

Tabel 35 Karakteristik Sosial Budaya Komunitas Petani Pesisir dan

Pegunungan ... 186 Tabel 36 Karakteristik Sumberdaya Alam Komunitas Petani Pesisir dan

Pegunungan ... 188 Tabel 37 Tingkat Pengeluaran Pangan Rumah Tangga (RT) Miskin pada

Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan, 2006... 196 Tabel 38 Indikator Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin pada

Komunitas Pesisir dan Pegunungan Tahun 2006 ... 197 Tabel 39 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Komunitas Petani Pesisir dan

Pegunungan Berdasarkan Kejadian Kekurangan Bahan Pangan

Pokok, Tahun 2006 ... 197 Tabel 40 Faktor Penyebab Kekurangan Pangan pada Rumah Tangga

Miskin di Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan, Tahun

2006... 198

(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Lima Komponen Kegiatan dalam Pengembangan Masyarakat... 32 Gambar 2 Kerangka alur berfikir hasil perpaduan antara konsep Sustainable

Livelihood (DfID) dengan Entitlement (Amartya Sen)... 37 Gambar 3 Kerangka Pemikiran Pemberdayaan Kelembagaan Ketahanan

Pangan Komunitas Petani Pesisir dan Pegunungan... 46 Gambar 4 Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif ... 58 Gambar 5 Kelembagaan-kelembagaan yang Terkait Langsung Program

Desa Mapan... 120 Gambar 6 Alur Monitoring dan Evaluasi Program Desa Mandiri Pangan .... 121 Gambar 7 Alur Penyusunan Data Base Program Desa Mandiri Pangan ... 147 Gambar 8 Tingkatan Partisispatif Multi-Pihak dalam Implementasi

Program Desa Mandiri Pangan di Komunitas Petani Pesisir dan

Pegunungan... 172 Gambar 9 Kerangka Pemikiran Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan

Komunitas Petani Pedesaan dalam Mewujudkan Ketahanan

Pangan... 177 Gambar 10 Strategi Nafkah serta Mobilisasi Modal dan Sumberdaya

Manusia pada Komunitas Petani Pesisir di Desa Cigadog ... 191 Gambar 11 Strategi Nafkah serta Mobilisasi Modal dan Sumberdaya

Manusia pada Komunitas Petani Pegunungan di Desa Girijaya... 192 Gambar 12 Pilar Penopang Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir di Desa

Cigadog pada Masa Orde Baru... 202 Gambar 13 Pilar Penopang Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir di Desa

Cigadog pada Masa Orde Reformasi ... 203 Gambar 14 Pilar Penopang Kelembagaan Komunitas Petani Pesisir di Desa

Cigadog pada Masa Orde Reformasi ... 204

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet dan

Desa Girijaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut... 245 Lampiran 2 Peta Penggunaan Lahan Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet,

Kabupaten Garut Tahun 1990... 246 Lampiran 3 Peta Penggunaan Lahan Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet,

Kabupaten Garut Tahun 2003... 247 Lampiran 4 Peta Penggunaan Lahan Desa Girijaya, Kecamatan

Kersamanah, Kabupaten Garut Tahun 1990 ... 248 Lampiran 5 Peta Penggunaan Lahan Desa Girijaya, Kecamatan

Kersamanah, Kabupaten Garut Tahun 2003 ... 249 Lampiran 6 Karakteristik Data Responden... 250 Lampiran 7 Gambaran Umum Kronologis Kasus Sengketa Lahan antara

Para Petani Penggarap di Desa Cigadog dengan Perusahaan

Perkebunan Sawit (PT. Condong)... 251 Lampiran 8 Foto-Foto Penelitian... 265

(24)

Penguji Luar Komisi Sidang Tesis : Dr. Ir. Titik Sumarti, MS.

Referensi

Dokumen terkait

Judul Artikel : Kontestasi Diskursus Ketahanan Pangan Dan Pembentukan Kuasa Pengetahuan Perempuan Pada Keluarga Petani Sawah Di Sumatera Selatan..

Judul Tesis : Kajian Pemberdayaan Petani Rumput Laut dan Kontribusinya terbadap Kesejabteraan Masyarakat Pesisir di Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakartal. Nama :

Judul Tesis : Kajian Pemberdayaan Petani Rumput Laut dan Kontribusinya terbadap Kesejabteraan Masyarakat Pesisir di Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakartal. Nama :

Ketiga , faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan petani kecil adalah kapasitas petani kecil pada aspek kemampuan manajerial, meningkatkan usaha dan teknik budidaya

Sedangkan tujuan jangka pendek adalah melakukan review arah, tujuan, pendekatan program yang terkait dengan kebijakan ketahanan pangan (program desa

Dikaitkan dengan perbaikan pengelolaan sumberdaya lahan dan air untuk pemantapan ketahanan pangan secara nasional, regional dan lokal, lima elemen kelembagaan

Kedua program tersebut di atas kemudian dijabarkan ke dalam 9 kegiatan yaitu: (1) Perumusan kebijakan ketahanan pangan melalui analisis ketersediaan, cadangan pangan dan

– Isna Windani 137 Meskipun usahatani jagung masih bersifat subsisten, petani tidak hanya mempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menciptaka ketahanan pangan