• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM BERBASIS MOBILE COMPUTING MENGGUNAKAN METODE INFERENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM BERBASIS MOBILE COMPUTING MENGGUNAKAN METODE INFERENSI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

22

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

BERBASIS MOBILE COMPUTING MENGGUNAKAN

METODE INFERENSI

Ijma Solihah1, A.Gunawan2, Apip Supiandi 3

1

STIMIK Nusa Mandiri e-mail : agustina.or.novi@gmail.com

2

AMIK BSI Sukabumi e-mail : agunawan.agn@bsi.ac.id

3

STIMIK Nusa Mandiri e-mail : apip.aup@nusamandiri.ac.id

Abstrak

Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka peran dari teknologi informasi semakin berguna untuk berkembang di berbagai bidang termasuk pada bidang kesehatan. Salah satunya yaitu sistem yang digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit pada ayam, makalah ini bertujuan untuk membuat desain aplikasi sistem pakar penyakit pada ayam. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk membuat sistem pakar penyakit pada ayam yaitu menggunakan metode inferensi. Pada metode inferensi, merupakan teknik untuk menurunkan kesimpulan berdasarkan hipotesa yang ada, tanpa harus menggunakan tabel kebenaran. Para peternak memiliki pengetahuan yang minim mengenai teknis penanganan penyakit pada ayam. dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mewakili seorang pakar yang memiliki basis pengetahuan dan pengalaman terhadap penyakit ayam, yaitu sebuah sistem pakar. Kemudian agar mendapatkan nilai informasi yang lebih cepat dan fleksibel, sistem pakar ini akan diaplikasikan dalam bentuk aplikasi mobile.

Keywords: Sistem Pakar, Penyakit Ayam, Aplikasi Mobile

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi telah mengalami perubahan secara cepat dan dinamis. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang menginginkan perubahan yang lebih baik lagi dari teknologi informasi yang sudah ada. Sehingga peran dari teknologi informasi semakin berguna untuk dapat berkembang di berbagai bidang termasuk pada bidang kesehatan. (Level Perdana, Didik Nugroho, & Kustanto, 2013)

Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar memberi nilai tambah pada teknologi era informasi yang semakin canggih. (Kusrini, 2002)

Menurut Bapak Bayu drh, Usaha peternakan cukup diminati oleh masyarakat yaitu peternakan ayam ras pedaging atau Broiler, karena ayam merupakan jenis unggas yang

menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam akan menghasilkan keuntungan yang berlipat.

Satwa Utama Group (SUG) yang ada di wilayah Desa Parungseah Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi adalah salah satu badan usaha yang memiliki jenis usaha peternakan ayam Broiler. Berdasarkan hasil observasi pada peternakan ayam di SUG, serta wawancara dengan pakar ayam yang menangani penyakit ayam pada peternakan di SUG dalam hasil observasi menemukan permasalahan yaitu umumnya para peternak memiliki pengetahuan yang minim mengenai teknis penanganan penyakit ayam. Keadaan ini mengakibatkan peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam. Akan tetapi, jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan terbatas, terutama di pedesaan, Sehingga untuk mendatangkannya

(2)

diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Penanganan ayam dalam kondisi buruk pun harus secepat mungkin ditangani sehingga kemungkinan ayam mati akibat hal tersebut dapat diminimalisir. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka tertarik untuk menjadikan ini sebagai bahan informasi dan data untuk mengangkat penelitian dengan judul “sistem pakar diagnosa penyakit ayam berbasis mobile computing menggunakan metode forward chaining”. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peternak 2. Metode Penelitian

Model waterfall bisa diartikan “model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software” (Pressman, 2010:39). Model waterfall menurut Pressman memiliki beberapa tahapan, seperti communication,

planning, modeling, construction, dan

deployment.

Sumber: “Software Engineering 7rd

Edition :39

Gambar 1. Tahapan Model Waterfall Menurut Pressman

a. Communication

Tahapan ini sering juga disebut dengan

analisis requirment, yakni dilakukan analisa

terhadap kebutuhan software, kemudian diikuti dengan pengumpulan data-data tambahan. Baik yang terdapat dalam jurnal, artikel, maupun dari internet.

b. Planning

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication. Pada tahap ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau dengan kata lain sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan software dan termasuk rencana yang akan dilakukan.

c. Modeling

Proses modeling ini akan menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. proses ini berfokus pada

rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. d. Construction

Constuction merupakan proses pembuatan

kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh

user. Tahapan ini merupakan tahapan nyata

dalam menegerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahap ini. Setelah pengkodean selesai, maka tahap selanjutnya melakukan

testing terhadap sistem yang telah dibuat.

Tujuan dari testing adalah untuk menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

e. Deployment

Tahap deployment bisa dikatakan tahapan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang di buat harus dilakukan pemeliharaaan secara berkala. 3. Pembahasan

Berikut ini permasalahan yang didapat saat melakukan penelitian di Satwa Utama Group, dan analisa kebutuhannya, yaitu : 3.1 Identifikasi Masalah

Setelah menganalisa umumnya para peternak khusus nya di SUG memiliki pengetahuan yang minim mengenai teknis penanganan penyakit ayam. Keadaan ini mengakibatkan peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam. Akan tetapi, jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan terbatas, terutama di pedesaan, Sehingga untuk mendatangkannya diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Penanganan ayam dalam kondisi buruk pun harus secepat mungkin ditangani sehingga kemungkinan ayam mati akibat hal tersebut dapat diminimalisir. 3.2 Analisa Kebutuhan

Spesifikasi kebutuhan (system requirement) dari sistem pakar pengidentifikasi penyakit pada ayam adalah:

(3)

a. Pengguna dapat memilih menu panduan b. Pengguna dapat melihat menu tentang c. Pengguna dapat melihat menu info

penyakit

d. Pengguna dapat melihat Diagnosa Penyakit

e. Pengguna dapat keluar dari aplikasi Halaman Menu Diagnosa penyakit :

a. Pengguna dapat mendiagnosa penyakit yang menyerang pada ayam pedaging. b. Pengguna dapat mendapatkan solusi

pengobatan dari hasil mendiagnosa penyakit yang menyerang pada ayam pedaging.

Dengan memanfaatkan teknologi yang semakin maju maka aplikasi ini diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis mobile computing supaya Penggunaan aplikasi tersebut akan lebih praktis dan efisien.

3.3 Desain

Aplikasi ini di rancang untuk membantu pengguna atau user dalam memcahkan suatu masalah khusus nya bagi para peternak di SUG, Aplikasi ini di Design User

Friendly untuk memberikan kemudaan pada

saat user menjalankan aplikasi ini, Rancangan Algoritma

Rancangan algoritma yang digunakan pada Sistem pakar ini adalah Forward Chaining, karena untuk memudahkan user dalam mendeteksi suatu penyakit ayam, Forward

Chaining disebut juga penalaran dari bawah

ke atas karena penalaran dari fakta level bawah menuju konklusi pada level atas yang didasarkan pada fakta, dalam hal ini pelacakan dimulai dari informasi masukan dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.

3.4. Software Architecture

Software Arcitecture pada sistem ini digambarkan menggunakan UML (Unified

Modeling Language), menyediakan 4 jenis

diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya statis atau dinamis. Ke 4 diagram dalam UML ini adalah Use Case

Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Deployment Diagram, berikut

contoh gambar dan keterangan Use Case Diagram:

1. Use Case Diagram

Use case diagram dari sistem yang akan dirancang sebagai berikut:

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ayam

Tabel 1. Deskripsi Use Case Diagram

Panduan

3.5. User Interface

Berikut contoh User Interface dari Program sistem pakar ayam

(4)

Gambar 4. Tampilan Menu Utama

3.6 Implementasi 1. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan terbentuk atas fakta-fakta berupa informasi tentang cara menimbulkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Pengetahuan ini adalah suatu representasi pengetahuan (knowledge representation) dan cara suatu pendekatan pemikiran dari seorang pakar. 2. Tabel Pakar

Dari hasil wawancara dengan beberapa pakar ayam, dapat diambil sebuah kesimpulan mengenai penyakit dan gejala yang ditimbulkannya. Basis pengetahuan dari pakar tersebut dapat digambarkan dalam sebuah tabel pakar sebagai berikut: Tabel 2. Tabel Pakar

Keterangan:

Baris pertama menunjukan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, diantaranya: G001: Ayam ngorok

G002: Nafsu makan bisa normal atau berkurang

G003: Iritasi mata, mata berair sampai berbusa, mata mulai sipit.

G004: Batuk sambil mengeluarkan cairan dari mulut

G005: Ayam tampak mengantuk, tidak aktif G006: Nafsu makan rendah

G007: Pertumbuhan lambat

G008: Afkir dan kematian selalu tinggi G009: Lubang hidung ingusan, ayam sulit bernapas dan bernapas dengan mulut. G010: Pembengkakan di sekitar mata, mata merah dan berbusa ,mata bisa tertutup rapat,

G011: Berat badan menyusut G012: Kotoran tidak berbentuk

G013: Nafsu makan normal,bobot tidak tercapai, postur dan bobot tidak sesuai G014: Kotoran terlihat merah kecoklatan G015: Kotoran berupa pasta atau encer berwarna putih

G016: Kotoran warna putih biasa melekat di ventral kloaka

G017: Kematian tinggi

Kolom pertama tabel menerangkan rule macam-macam penyakit, diantaranya: P001: Chronic respiratory disease (Crd) / Ngorok

P002: Colibacilosis / Gangguan pencernaan P003: Coryza (Snot) / flu

P004: Necrotic Enteritis (NE) / Radang usus P005: Pullorum / Berak Kapur

3.7 Rule – Rule pada Pakar

Setelah ditunjukan mengenai tabel pakar, maka didapatkan rule untuk menentukan penyakit pada ayam pedaging berdasarkan gejala yang ditimbulkannya, diantaranya:

a. Rule penyakit Chronic respiratory disease (crd) / Ngorok:

If = “[G001] Ayam ngorok”

And “[G002] Nafsu makan bisa normal atau berkurang”

And “[G003] Iritasi mata, mata berair sampai

berbusa, mata mulai sipit”

And “[G004] Batuk sambil mengeluarkan cairan dari mulut”

Then “identifikasi penyakit Chronic

respiratory disease (crd) / Ngorok” 3.8 Pohon Pakar Keputusan

Selain representasi pengetahuan, diperlukan juga bagaimana mekanisme inferensi suatu

(5)

penyakit pada ayam dari gejala-gejala yang ada. Mekanisme inferensi yang digunakan dalam pembuatan konsultasi berbasis komputer ini menggunakan decision tree (pohon keputusan), sehingga didalam penyelesaian masalah lebih mudah dilakukan penelusuran untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan akhir yang baik. Mekanisme inferensi yang digunakan dalam pembuatan konsultasi dapat diilustrasikan pada gambar seperti dibawah ini:

Gambar III.19 Pohon Keputusan (Decision Tree)

Gambar 5. Pohon Keputusan (Decision Tree)

3.9. Testing

Pengujian software dalam penelitian ini dilaksanakan oleh pihak pengguna, sedangkan untuk metode pengujian yang digunakan adalah teknik pengujian black

box. Teknik pengujian black-box berfokus

pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam. Pengujian black

box didesain untuk mengungkap kesalahan

pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program. Dari serangkaian uji coba didapat hasil yang cukup baik. Semua fungsi menu berjalan dengan tepat sesuai dengan perancangan, dan fungsi mouse sebagai penunjuk operasional sistem juga berjalan sesuai dengan rencana. Secara keseluruhan sistem ini sudah layak untuk diujicobakan kepada user Sodikin, Noersasongko, dan Pramdi, (2009 : 751)

Tabel 3. Pengujian Menu Panduan

Tabel 4. Pengujian Menu Tentang

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamata n Kesimp ulan Penguji an Klik Tentang Muncul Tampilan Menu Tentang Muncul Tampilan Menu Tentang Sesuai

Tabel 5. Pengujian Menu Info Penyakit

Data Masukan Yang Diharapka n Pengamata n Kesimpul an Pengujian Klik Info Penyakit Muncul Tampilan Menu Info Penyakit Muncul Tampilan Menu Info Penyakit Sesuai

Tabel 6. Pengujian Menu Diagnosa Penyakit Data Masuka n Yang Diharap kan Pengamat an Kesimpul an Pengujia n Klik Diagnos a Penyakit Muncul tampilan Pertany aan gejala klinis Muncul tampilan Pertanyaa n gejala klinis Sesua i Memilih Gejala penyakit dari pertany aan gejala klinis Muncul tampilan penyeba b penyakit dan muncul Nama penyakit dari hasil Identifik asi Muncul tampilan penyebab penyakit dan muncul Nama penyakit dari hasil Identifikas i Penyakit berdasark an gejala Sesua i Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesim pulan Penguj ian Klik Panduan Muncul Tampilan Menu Panduan Muncul Tampilan Menu Panduan Sesuai

(6)

Penyakit berdasa rkan gejala yang dipilih di sertai dengan solusi pengob atan yang dipilih di sertai dengan solusi pengobat an Tidak memilih Gejala penyakit dari pertany aan gejala klinis Muncul tampilan hasil solusi akhir dan cara penang anan lebih lanjut Muncul tampilan hasil solusi akhir dan cara penangan an lebih lanjut Sesuai

Tabel 7. Pengujian Menu Keluar Data Masu kan Yang Diharapk an Pengam atan Kesimpulan Pengujian Klik Kelua r Keluar dari aplikasi Keluar dari aplikasi Sesuai 4. Simpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan dari pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ayam berbasis mobile computing. Dalam upaya membantu para peternak khusus ny di SUG dalam menangani penyakit pada masa pemeliharaan ayam, aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah, diantaranya;

1. Sistem pakar dibuat agar membantu para peternak dalam mendapatkan informasi tentang penyakit yang menyerang ayam, dan tidak diharuskan untuk berkonsultasi langsung dengan para pakar ayam

2. Sistem pakar ini dirancang dalam bentuk aplikasi mobile berabasis

android, sehingga memudahkan dalam

penggunaannya. Selain itu, karena dibuat dalam aplikasi mobile, maka informasi yang didapat akan lebih

real-time atau bisa didapatkan pada saat itu

juga, dan bisa langsung digunakan dimanapun.

3. Aplikasi sistem pakar ini memberikan pengetahuan berbagai jenis penyakit beserta gejala yang ditimbulkannya dan dilengkapi dengan solusi untuk mengatasi penyakit tersebut, dengan begitu para peternak akan lebih cepat tanggap dalam menangani penyakit yang menyerang ayamnya.

Referensi

Level Perdana, Didik Nugroho, & Kustanto. (2013). Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Ginjal Dengan Metode Forward Chaining. Jurnal TIKomSin, 1-6

Kusrini. 2002. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi Publisher

Pressman, R. S. (2010). Software Engineering a Practitioner's approach.

Prastuti Sulistyorini. (2009). Pemodelan Visual dengan Menggunakan UML dan Rational Rose. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.1.

Sodikin, Noersasongko, & Pramdi. (2009). Penyesuaian Dengan Modus Pembelajaran Untuk Siswa Smk Kelas X. Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2.

Gambar

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem  Pakar Diagnosa Penyakit Ayam
Gambar 4.  Tampilan Menu Utama
Gambar 5. Pohon Keputusan (Decision  Tree)
Tabel 7. Pengujian Menu Keluar  Data  Masu kan  Yang  Diharapkan  Pengamatan  Kesimpulan Pengujian  Klik  Kelua r  Keluar dari  aplikasi  Keluar dari  aplikasi  Sesuai  4

Referensi

Dokumen terkait

Teknik ini dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunting kain sesuai desain dan menggunakan lasercut untuk mendapatkan potongan kain yang lebih tajam seperti desain

infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis. secara

Untuk menentukan alokasi waktu penulis membuat konsep berupa jadwal harian dalam menghafal yang bisa digunakan oleh santri dan asâtîź dalam mengontrol hafalan

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa logam berat Pb tidak ada hubungan dengan kepadatan cacing tanah, namun secara deskriptif dapat dilihat dari berat dan rata-rata panjang

Abstrak: Partai Politik (Parpol) adalah salah satu keleng- kapan utama negara demokrasi. Parpol memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang

HUBUNGAN BULLYING DI TEMPAT KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN DI KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dengan apresiasi yang sangat besar dan pengetahuan luas tentang fondasi intelektual PR, kita akan menggerakan bidang ini ke arah sesuatu yang strategik, dua cara, level

English (2004: 4 — 5) menyatakan ada e mpat indikator yang digunakan untuk mengukur penalaran analogi, yaitu (i) encoding : siswa dapat mengidentifikasi setiap bentuk