• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara geografis, pulau Sebuku terletak pada koordinat 116,3384o – 116,3640o BT dan

03,5209o – 03,5771o LS (Bakosurtanal). Panjang pulau sekitar 35 km dari utara ke

selatan dan lebar pulau sekitar 10 km pada titik terluar. Topografi umum dari Pulau Sebuku yaitu memiliki elevasi maksimum sebesar 125 m sepanjang barisan bukit yang memanjang di bagian timur pulau. Pada bagian barat, topografinya tidak merata yaitu pada rentang antara 5 sampai 25 meter. Dari zona pantai bagian barat terdapat zona rawa berair tawar yang dibatasi zona mangrove dengan lebar sampai 500 meter.

Pada saat awal operasi populasi penduduk sekitar 4000 orang dengan infrastruktur yang minim. Saat ini populasi meningkat menjadi sekitar 4500 orang dan PT Bahari Cakrawala Sebuku (PT BCS) sebagai pemegang Kontrak Karya (CoW no. 009/PK/PTBA – BCS/1994) telah membangun jalan akses lokal dan pelabuhan baru pada bagian selatan pulau. Operasi yang dilakukan PT BCS melibatkan sekitar 700 tenaga kerja (BCS dan kontraktor), dimana sekitar 320 orang diantaranya merupakan penduduk lokal. Daerah Kontrak Karya PT BCS mempunyai luas daerah eksplorasi ± 18000 Ha serta daerah eksploitasi ± 5800 Ha (lihat Gambar 2.2). Akses menuju Pulau Sebuku dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu, menggunakan pesawat udara dari Balikpapan atau Banjarmasin, atau menggunakan speedboat reguler dari Kotabaru. Terdapat 4 lokasi tambang batubara di Pulau Sebuku, yaitu pit Kanibungan, pit Matangkarang, pit Daeng Setuju, dan pit Tanah Putih. Namun untuk penelitian kali ini hanya difokuskan pada pit Tanah Putih saja. Pit Tanah Putih terletak di bagian barat pulau Sebuku seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.

(2)

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah

(3)

Eksplorasi awal dilakukan sejak tahun 1991 dan eksplorasi rinci selesai pada tahun 1994-1995. Studi kelayakan selesai pada tahun 1996 oleh perusahaan Coleman and Associates Pty Ltd. Kontrak proses konstruksi, penambangan, dan pengolahan diberikan kepada John Holland pada Bulan Februari 1997 dan merupakan hasil dari sebuah proses tender. Kontraktor penambangan diberikan kepada Leighton Contracting Indonesia (LCI), namun pada tahun 2003 kontrak dengan LCI habis, dan kontrak baru diberikan kepada PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA).

2.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Daerah Pulau Sebuku mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim dalam satu tahun yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan pencatatan data curah hujan dari PT. BUMA selama kurun waktu 7 bulan terakhir tahun 2008, diperoleh data curah hujan dan durasi hujan per bulan seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Data Curah Hujan dan Durasi Hujan Tahun 2008 (Dep. Engineering PT BUMA - Sebuku)

2.3 Keadaan Geologi

Secara regional pembentukan Cekungan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan terbentuk pada zaman Tersier Awal, sebagai dasar cekungan, batuannya terdiri dari batuan ubahan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Daerah tambang batubara di pit Tanah Putih secara garis besar termasuk kedalam bagian cekungan Kalimantan Selatan yang disebut cekungan Pasir. Cekungan ini terdiri dari batuan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Rain & Slip 100,2 144,0 106,0 105,5 108,6 127,6 178,8

MM 183,1 110,4 256,7 145,7 225,8 290,5 375,7 -50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 -20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 200,0

Curah Hujan (Milimeter)

(4)

beku dan batuan sedimen mengandung batubara, yang disebut batuan Paleogen, kemudian selain itu terdapat batuan Neogen mengandung batubara yang tebalnya mencapai 14 meter, terletak di sepanjang pantai antara Balikpapan,Teluk Ampar, Pulau Nangka, Pulau Laut dan Pulau Sebuku.

Stratigrafi daerah Pulau Sebuku terdiri dari Kelompok Rijang, Formasi Haruyan Formasi Pintap, Formasi Tanjung dan Alluvial (Gambar2.4). Daerah tambang batubara pit Tanah Putih, termasuk dalam Formasi Tanjung yang berumur Eosen. Batubara Eosen dimulai dengan proses transgresi dalam lingkungan pengendapan dari rawa ke darat. Struktur geologi daerah pendataan membentuk perlipatan sinklin (grabben fault) dan tersesarkan (Kanibungan fault) berarah barat-timur dengan arah kemiringan (dip) 5° sampai dengan 20°.

Gambar 2.4 Peta Geologi Daerah Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Puslitbang Geologi, 1994)

Pembentukan endapan batubara memiliki bentuk yang berlapis dan lensa (lihat Gambar 2.5), dimensi endapannya memiliki panjang ± 3500 m, lebar ± 1400 m, tebal 80 m, jurus (strike) 10 NE, dengan kemiringan (dip) 20o(Djunaedi, 2006). Tiap lapisan terdiri dari batu lumpur yang cukup dominan dan serpihan (shale) dengan lapisan batubara interbedded diantaranya. Sumber daya dan cadangan endapan batubara mempunyai sumber daya terukur, kelas cadangannya terbukti. Cadangan batubara

(5)

pada tahun 1999 adalah 15.000.000 ton (Djunaedi, 2006). Perhitungan penetapan sumber daya cadangan menggunakan program Australian Code For the Reporting of identified Mineral Rersources and ore Reserves (Australian Code).

Gambar 2.5 Foto Situasi pit Tanah Putih per 16 Juli 2008

Kadar kualitas batubara ditetapkan berkisar antara 5800 – 6000 kcal (Lampiran D) dan termasuk dalam kelas high volatile bituminous.

2.4 Proses Penambangan

Pembangunan infrastruktur telah dimulai pada bulan Juli tahun 1997 dengan pengupasan lapisan batuan penutup untuk membangun bendungan, bund-wall, dan Run of Mine (ROM) stockpile area. Lalu penambangan batubara mulai dilakukan pada bulan Desember 1997. Produksi batubara tahunan mencapai 3Mtpa. PT BCS memegang kendali atas manajemen kontraktor dan memiliki tanggung jawab teknis secara keseluruhan atas pekerjaan yang mencakup operasi geologi dan kontrol kualitas batubara, perencanaan tambang (jadwal produksi dan pengolahan), pengapalan dan penjualan batubara, serta pengelolaan manajemen lingkungan tambang. Meskipun PT BCS memiliki tanggung jawab penuh atas seluruh aktifitas yang terjadi di lokasi tambang, manajemen kontraktor dan personel teknisnya turut bertanggung jawab dalam proses perencanaan dalam rangka mencapai hasil yang optimal dan menjaga hubungan kerjasama yang baik antara kontraktor dan kliennya.

Proses penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka. PT BUMA mengoperasikan beberapa alat angkut Komatsu (Gambar 2.6) untuk pengangkutan lapisan batuan penutup dan batubara, lalu alat muat excavator Komatsu serta wheel

(6)

loaders untuk proses pemuatan material. Sedangkan unit pendukung yang digunakan berupa bulldozer, grader, road compactor dan water trucks.

Gambar 2.6 Alat Angkut Komatsu HD 465

Dalam upaya meningkatkan perolehan (recovery) penambangan batubara, maka strategi yang dilakukan oleh PT BCS adalah dengan mencampur antara lapisan batubara kualitas rendah dengan batubara kualitas tinggi. Serta melakukan pemotongan tegak batubara di dinding akhir. Pembersihan lantai batubara juga dilakukan dan kemudian dimasukkan dalam pabrik pencucian batubara (washing plant) untuk tujuan yang sama. Pengolahan batubara menggunakan peralatan dan proses Dense Medium Separation (DMS), melalui tahap pengolahan, kominusi (crushing), dan pencucian (washing). Ada dua cara pengolahan, yang pertama adalah batubara tanpa pencucian (bypass), dan yang kedua adalah batubara yang harus melalui proses pencucian (washing). Perolehan pengolahan batubara bypass hampir mencapai 100%, sedangkan batubara yang melalui proses pencucian hanya 80%.

2.5 Lingkungan Tambang

Manajemen lingkungan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan operasional tambang dan program pengelolaan lingkungan tambang menggunakan standar yang ditetapkan oleh Lembaga Lingkungan Hidup Australia. Menurut peraturan yang tertulis dalam Kebijakan Lingkungan Perusahaan Strait Resources, operasi tambang batubara Sebuku melaksanakan manajemen lingkungan tambang dalam setiap aktifitas sehari – hari. Penanganan limbah tambang (tailing) dilakukan dalam areal penambanga (inpit), hasil tailing dialirkan ke daerah yang sudah tidak aktif, diendapkan, dinormalkan pH-nya, kemudian dipompakan keluar.

(7)

Gambar 2.7 Pit Matangkarang yang Telah di Reklamasi

Program manajemen lingkungan juga sesuai dengan syarat peraturan perundangan Indonesia tentang pelestarian lingkungan hidup. Pemantauan dari pemerintah dilakukan dengan audit internal setiap tahun dan inspeksi reguler yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan perwakilan dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Dari Gambar 2.7 dapat dilihat salah satu contoh pit yang telah selesai ditambang dan telah direklamasi.

2.6 Program Pengembangan Masyarakat

Program pengembangan masyarakat berjalan seiring dengan operasi penambangan, hal ini sudah menjadi filosofi yang dianut oleh Straits Resources Group dan semua anak perusahaannya (termasuk PT BCS). Program ini bertujuan mensejahterakan masyarakat sekitar tambang sehingga kehadiran operasi tambang dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat tersebut.

Program pengembangan masyarakat merupakan komponen yang sangat penting untuk menjaga hubungan perusahaan dengan masyarakat Sebuku. Keikutsertaan secara aktif PT BCS dalam kehidupan bermasyarakat adalah faktor utama penyebab tidak adanya gangguan pada operasi penambangan. PT BCS telah bekerja keras untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat lokal.

(8)

Gambar 2.8 Pelabuhan Tanjung Kopala

PT BCS telah menyediakan bantuan finansial dan sumberdaya untuk membantu pembangunan beberapa proyek infrastruktur. Hal tersebut sudah termasuk pembangunan dan perbaikan sekolah di desa Bagu dan Belambus, serta meningkatkan dan mengembangkan jaringan jalan dan pelabuhan (lihat Gambar 2.8) bagi masyarakat sekitar.

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah
Gambar 2.3 Data Curah Hujan dan Durasi Hujan Tahun 2008   (Dep. Engineering PT BUMA - Sebuku)
Gambar 2.4 Peta Geologi Daerah Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan  Selatan (Puslitbang Geologi, 1994)
Gambar 2.5 Foto Situasi pit Tanah Putih per 16 Juli 2008
+4

Referensi

Dokumen terkait

 korosi sumuran pada bagian yang tidak tertutup oleh oksida aluminium  bocor Untuk tube SS 316L. defleksi + tegangan akibat tekanan

Bangunan penenang merupakan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton kedap air dengan kapasitas, ukuran, dan ketinggian seperti dalam gambar.. Bangunan ini dilengkapi dengan

Meskipun FedEx telah menetapkan standar biaya dan kinerja perusahaan, tetapi FedEx harus melakukan penyesuaian budaya agar layanan yang diberikan menjadi pilihan tepat

pengambilan sampel dilakukan hanya satu periode, yaitu pada waktu surut. Lokasi penelitian dibagi atas 3 stasiun pengamatan, stasiun I dengan ciri-ciri mangrove yang tumbuh

Bahwa dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon termasuk Pasangan Calon Nomor Urut 2, yang bersifat terstruktur, sistemik, dan masif bahkan melibatkan dan

Penelitian yang menguji pengaruh peluang pertumbuhan terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan manajer dimulai oleh Gul, dkk (2000) yang menjelaskan bahwa

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas asimetri informasi (AdjSpread) terhadap variabel terikat manajemen laba (discretionary accruals)