• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS PADA CAFÉ ROEMAH KEDUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS PADA CAFÉ ROEMAH KEDUA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN

BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN

MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS PADA

CAFÉ ROEMAH KEDUA

SKRIPSI

Oleh:

ANISAH PURNAMASARI

311410842

PROGRAM STUDI

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN

BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN

MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS PADA

CAFÉ ROEMAH KEDUA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

ANISAH PURNAMASARI

311410842

PROGRAM STUDI

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

(3)

i

PERSETUJUAN

SKRIPSI

IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS

PADA CAFÉ ROEMAH KEDUA Yang disusun oleh:

ANISAH PURNAMASARI 311410842

telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal ………

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Andri Firmansyah, S.Kom., M.kom Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.

NIDN: 0401127203 NIDN: 0413097702

Mengetahui,

Kaprodi Teknik Informatika

Aswan Sunge, S.E, M.Kom NIDN: 0426018003

(4)

ii

PENGESAHAN

SKRIPSI

IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERS

PADA CAFÉ ROEMAH KEDUA

Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika Yang disusun oleh

ANISAH PURNAMASARI 311410842

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tangal …………..

Susunan Dewan Penguji

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

Muhtajuddin Danny, M.Kom Ir. U. Darmanto Soer, M.Kom

NIDN: 0401056703 NIDN: 0429106003

Mengetahui,

Ketua STT Pelita Bangsa Kaprodi Teknik Informatika

Dr. Ir. Supriyanto, M.P Aswan Sunge, S.E, M.Kom

(5)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu institusi pendidikan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah menjadi tanggungjawab saya pribadi.

Bekasi, 01 Nopember 2018

Materai 6.000

Anisah Purnamasari NIM: 311410842

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tersusunlah Skripsi yang berjudul “Implementasi Jaringan Hotspot Dan Bandwidth Management Dengan Menggunakan Mikrotik Routers Pada Café Roemah Kedua ”.

Skripsi tersusun dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan dalam rangka menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) pada Program Studi Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Penulis sungguh sangat menyadari, bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sudah selayaknya, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

a. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku Ketua STT Pelita Bangsa

b. Bapak Aswan Sunge, S.E, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa.

c. Bapak Andri Firmansyah, S.Kom,. M.Kom selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

d. Ibu Retno Fitri Astuti, S.T.,M.T.selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

e. Seluruh Dosen STT Pelita Bangsa yang telah membekali penulis dengan wawasan dan ilmu di bidang teknik informatika.

(7)

v

f. Seluruh staff STT Pelita Bangsa yang telah memberikan pelayanan terbaiknya kepada penulis selama perjalanan studi jenjang Strata 1.

g. Rekan-rekan mahasiswa STT Pelita Bangsa, khususnya angkatan 2014, yang telah banyak memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi jenjang Strata 1.

h. Ibu dan Ayah tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat dalam perjalanan studi Strata 1 maupun dalam kehidupan penulis.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang terdapat dalam Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi khasanah pengetahuan Teknologi Informasi di lingkungan STT Pelita Bangsa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Bekasi, Nopember 2018

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... vi DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... ix ABSTRAK ... xii ABSTRACT ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 4 1.3 Rumusan Masalah ... 4 1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Tujuan dan Manfaat ... 5

1.5.1 Tujuan ... 5

1.5.2 Manfaat ... 5

(9)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Analisis ... 10

2.3 Implementasi ... 10

2.4 Pengenalan Jaringan Komputer ... 11

2.4.1 Klasifikasi Jaringan Komputer ... 12

2.4.2 Dasar Perancangan Jaringan ... 14

2.4.3 Peralatan Jaringan ... 16

2.4.4 Konsep Networking Model ... 19

2.4.5 Bandwidth ... 22

2.4.6 Pengalamatan IP... 22

2.4.7 Private dan Public IP Address ... 24

2.4.8 Virtual Private Network (VPN) ... 25

2.4.9 Port Jaringan Komputer ... 27

2.4.10 SNMP (Simple Network Management Protocol) ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 38

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.1.1 Struktur Organisasi ... 38

3.1.2 Topologi Jaringan... 39

3.1.3 Pengumpulan Data ... 40

(10)

viii

3.3 Usulan Implementasi Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth... 43

3.3.1 FlowChart Prosedur Akses Internet Menggunakan Hotspot ... 44

3.4 Desain Yang Diusulkan ... 46

3.4.1 Desain Topologi Jaringan yang Baru ... 46

3.5 Kebutuhan jaringan ( Hardware dan Software ) ... 48

BAB V PENUTUP ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Topologi Star………13

Gambar 2.2 Cakupan Jaringan………...14

Gambar 2.3 Router Cisco 1990 series………17

Gambar 2.4 Router Mikrotik CCR 1009………18

Gambar 2.5 Switch TP-Link 16-Port Gigabit Destop/Rackmount Switch………18

Gambar 2.6 Firewall Fortinet 100D………...19

Gambar 2.7 Konfigurasi Kabel Straight-Through………..20

Gambar 2.8 Model OSI Layer………20

Gambar 2.9 Skema VPN………27

Gambar 2.10 Elemen SNMP………..30

Gambar 3.1 Struktur Organisasi……….40

Gambar 3.2 Topologi Jaringan………...40

Gambar 3.3 NDLC……….42

Gambar 3.4 Flowchart Implementasi Jaringan Hotspot……….45

Gambar 3.5 Flow Chart Prosedur Akses Internet………..46

Gambar 3.6 Desain Topologi Jaringan Baru Café Rumah Kedua……….47

Gambar 3.7 Topologi usulan perancangan jaringan………..49

(12)

x

Gambar 4.2 Login mikrotik Menggunakan Winbox………..52

Gambar 4.3 Address List………53

Gambar 4.4 Konfigurasi Gateway………..54

Ganbar 4.5 Konfigurasi NTP Client………...54

Gambar 4.6 Konfigurasi pembuatan Hotspot……….55

Gambar 4.7 Konfigurasi Menu Radius Server………...55

Gambar 4.8 Konfigurasi Menu Hotspot User Profile………56

Gambar 4.9 Setting Router pada User Manager………56

Gambar 4.10 Konfigurasi Profile Limitation……….57

Gambar 4.11 Konfigurasi Profie pada User Manager………57

Gambar 4.12 Konfigurasi Proses Generate Voucher……….58

Gambar 4.13 Situs yang di blokir………..58

Gambar 4.14 Tampilan halaman Hospot Login PC………...59

Gambar 4.15 Tampilan halaman Hotspot Login Ponsel………60

Gambar 4.16 Tampilan Succes Login………60

Gambar 4.17 Tampilan user aktif yang berhasil login………...61

Gambar 4.18 Tampilan Succes login trial………..61

Gambar 4.19 Tampilan Limitation bandwidth per user……….62

Gambar 4.20 Tampilan hasil test bandwidth………..62

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Rangkuman Tinjauan Penelitian Terdahulu………...10 Tabel 2.2 Tabel Kelas IP………24 Tabel 2.3 Blok alamat IP private………26 Tabel 3.1 Perangkat dan jumlah unit yang tersedia di Cafe Rumah Kedua……...41 Tabel 4.1 Tabel Penggunaan IP pada Router Mikrotik………..53

(14)

xii

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan melakukan implementasi jaringan hotspot dan bandwidth management pada Café Rumah Kedua, sehingga Café dapat memberikan fasilitas hotspot berbasis mikrotik, membagi bandwidth pada jaringan hotspot secara merata kepada setiap pelanggan dan membatasi penggunaan bandwidth sesuai dengan waktu yang tertera pada paket voucher. Metode penelitian yang dilakukan meliputi metode analisis yaitu dengan melakukan survei terhadap sistem yang sedang berjalan dan studi literatur, metode perancangan topologi jaringan yaitu dengan memilih perangkat jaringan yang akan digunakan dan konfigurasi pada setiap perangkat jaringan yang digunakan, melakukan testing jaringan baru, dan kegiatan maintenance (monitoring traffic bandwidth). Hasil penelitian yang didapat adalah implementasi rancangan topologi jaringan hotspot dan bandwidth management dengan menggunakan Mikrotik RouterOS yang dapat mengoptimalkan kinerja jaringan hotspot dan memaksimalkan bandwidth pada jaringan hotspot. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan digunakannya Mikrotik RouterOS pada jaringan hotspot, maka warnet dapat membatasi penggunaan bandwidth pelanggan berdasarkan paket voucher yang telah dibuat dan tidak terjadi tarik menarik bandwidth antar pelanggan karena pembagian bandwidth yang sama rata.

(15)

xiii

ABSTRACT

The The research objective was to analyze and implement network hotspots and bandwidth management at the Second Café House, so that the Café can provide microtic-based hotspot facilities, evenly distribute bandwidth on hotspot networks to each customer and limit bandwidth usage according to the time stated on the voucher package. The research methods included the analysis method, namely by conducting a survey of the system that is running and the study of literature, the design method of network topology by selecting network devices to be used and configuration on each network device used, testing new networks, and maintenance activities ( bandwidth traffic monitoring). The results of the research obtained are the implementation of the design of network hotspot topology and bandwidth management using RouterOS Microtics optimize the performance of hotspot networks and maximize bandwidth on hotspot networks. The conclusion of this study is that by using RouterOS Microtics on hotspot networks, internet cafes can limit the bandwidth usage of customers based on the voucher package that has been made and there is no attraction in attracting bandwidth between customers due to equal bandwidth distribution.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat kebutuhan akan akses internet pun semakin meningkat. Akses internet sangat dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam kegiatan, misalnya untuk berkomunikasi, mengunduh data, mengunggah data, bermain game online, menonton siaran langsung, dan lain lain sesuai kebutuhan si pengguna. Saat ini banyak tempat – tempat umum seperti hotel, pusat perbelanjaan, cafe, restoran, bandara dan sebagainya telah menggunakan internet sebagai bagian dari pelayanan. Pada umumnya tempat – tempat seperti restoran telah menggunakan jaringan nirkabel untuk koneksi pengguna. Agar pengguna dapat mengakses jaringan WLAN maka diperlukan sebuah titik akses hotspot. Menurut (Eko Purwanto, 2015) hotspot merupakan sebuah area dimana pada area tersebut tersedia koneksi internet wireless yang dapat diakses melalui perangkat yang memiliki teknologi Wi-Fi seperti laptop, komputer, smartphone, maupun perangkat lainnya yang mendukung teknologi tersebut.

Jika dibandingkan dengan teknologi kabel, penggunaan hotspot lebih banyak dipilih karena teknologi nirkabel ini lebih mudah dan efisien dalam penggunaan karena tidak banyak membutuhkan kabel sehingga lebih hemat biaya pemasangan dan hanya menggunakan access point saja sehingga mudah diakses oleh pengguna karena pengguna hanya mengkoneksikan dengan jaringan hotspot tanpa perlu menyambungkan kabel. Permasalahan yang umum sering dialami dalam

(17)

penyediaan layanan internet seperti hotspot café adalah masalah hak akses internet dan bandwidth, seperti yang diketahui bukan tidak mungkin dalam suatu jaringan

hotspot akan terdapat pengguna yang tidak diinginkan mencoba untuk mengakses

koneksi hotspot café tersebut. Selain itu sering sekali muncul masalah bandwidth, pengguna pastinya mengingingkan akses internet yang cepat dan stabil, untuk itu diperlukan bandwidth yang besar. Akan tetapi kenyataan sekarang ini menggunakan kapasitas bandwidth yang besar akan membuat pengeluaran biaya menjadi sangat mahal, sehingga pengelolahan bandwidth akan menjadi solusi yang tepat. Untuk memudahkan dalam pengelolaan bandwidth dan pengguna, perangkat yang digunakan adalah mikrotik, karena mikrotik lebih mudah dalam pengoperasiannya karena menggunakan winbox dengan tampilan GUI, selain itu dalam mikrotik terdapat user manager. Dimana dalam user manager dapat digunakan untuk mengatur hak akses user login agar hak akses internet tetap terbatas pada pengguna yang dikehendaki saja, dan juga dapat membatasi penggunaan bandwidth pada pengguna.

Terdapat juga lima penelitian sebelumnya yang membahas topik serupa seperti penelitian yang berjudul “Implementasi Generate Voucher Hotspot Dengan Batasan Waktu ( Time Based ) Dan Kuota ( Quota Based ) Menggunakan User Manager Di Mikrotik” pada tahun 2018, juga pada penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Mikrotik Router Sebagai User Manager Untuk Menciptakan Internet Sehat” pada tahun 2018, penelitian yang berjudul “Analisis Dan Perancangan Jaringan Nirkabel Berbasis Captive Portalmenggunakan Simple Queue Pada Mikrotik Di Smp Al - Azhar 26 Yogyakarta” pada tahun 2017, penelitian yang berjudul “Perancangan Jaringan Hotspot Server Berbasis Mikrotik

(18)

( Studi Kasus di SMKN 1 Panyingkiran )” pada tahun 2017, juga penelitian yang berjudul “Analisis dan perancangan jaringan hotspot server berbasis mikrotik di gedung sekolah smp negeri 21 semarang” pada tahun 2016.

Tentang cafe roemah kedua ialah sebuah café yang beralamat di jalan soekarno hatta, komplek parakan resik no.6A yang letaknya dekat dengan sekolah tinggi farmasi Indonesia, Bandung Kidul, Jawa Barat. Café ini berkonsep seperti halnya rumah jadi setiap pengunjung yang datang bisa bersantai layaknya rumah sendiri. Menu yang di sediakan oleh café ini cukup bervariasi dan tidak jauh berbeda seperti

café pada umumnya hanya saja sasaran utamanya lebih dominan ditujukan untuk

mahasiswa yang ada di lingkungan sekitar. Seiring dengan perkembangan fasilitas yang ada serta untuk di zaman sekarang yang banyak ketergantungan terhadap internet, café ini juga menyediakan akses internet gratis untuk para pelanggan yang datang sehingga dibutuhkan pengaturan untuk setiap pengeluaran data internet yang diakses oleh pelanggan serta diperlukannya analisa untuk membangun sebuah jaringan internet pada café roemah kedua ini

Beberapa masalah yang dihadapi seperti kebutuhan internet, dalam menjalankan aktifitas kinerja bandwith dan ISP( Internet Service Provider) dibagi rata kepada setiap pengguna, padahal setiap pengguna membutuhkan tingkat kebutuhan koneksi internet yang berbeda-beda. Café roemah kedua ini belum menggunakan VLAN yang berfungsi untuk membagi jaringan mereka agar mengurangi resiko gangguan jaringan internet secara menyeluruh.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk membahas lebih dalam masalah ini dan menjadikan judul penelitian yaitu

(19)

“Implementasi Jaringan Hotspot Dan Bandwidth Management Dengan Menggunakan Mikrotik Routers Pada Café Roemah Kedua”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah masalah pokoknya Sebagai berikut :

1. Belum adanya management hotspot pada café roemah kedua.

2. Penggunaan Bandwidth kecepatan internet setiap pengguna tidak merata. 1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah masalah pokok yang menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini :

1. Bagaimana caranya membangun jaringan hotspot pada café roemah kedua? 2. Bagaimana cara memanagement Bandwidth?

3. Bagaimana cara agar kecepatan akses internet sama rata pada setiap pengguna?

1.4 Batasan Masalah

Pada pembahasan ini penulis akan membatasi masalah masalah dalam perancangan analisis hotspot café diantaranya adalah :

1. Analisis dan perancangan jaringan dengan menggunakan mikrotik RB951Ui-2HnD.

2. Management bandwidth dan hotspot rumah makan menggunakan fitur user

manager pada radius server internal yang terdapat pada mikrotik routerboard.

(20)

1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan

Tujuan dari implementasi hotspot pada rumah makan menggunakan mikrotik adalah sebagai berikut :

1. Untuk membangun hotspot pada café.

2. Untuk membagi bandwith pada jaringan hotspot tersebut agar tidak terjadi tarik menarik bandwidth antar pengguna.

3. Untuk membatasi penggunaan hotspot sesuai dengan waktu akses. 1.5.2 Manfaat

Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis

b. Dapat memberikan fasilitas akses internet untuk pelanggan.

c. Dapat membagi bandwidth yang sama rata, sehingga tidak terjadi tarik menarik bandwidth pada pelanggan yang satu dan yang lainnya. d. Dapat memberikan kepuasan akses internet yang lebih stabil kepada

pelanggan. 2. Bagi Pelanggan

a. Mendapatkan akses internet melalui fasilitas hotspot yang diberikan oleh café.

b. Mendapatkan akses internet yang stabil dan sama rata melalui fasilitas yang disediakan oleh rumah makan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk dapat mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan laporan tugas akhir ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk

(21)

mempermudah pembaca menelusuri dan memahami isi laporan tugas akhir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang secara umum, perumusan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang lingkup yang membatasi permasalahan dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran dari keseluruhan bab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan landasan teori yang menjadi dasar pembuatan Skripsi ini yang meliputi teori dasar jaringan, analisa dan pembagian bandwidth.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tinjauan institusi, prosedur dan sistem jaringan yang sedang berjalan, kendala yang sedang dihadapi yang didapat dari hasil survey dan wawancara, dan juga usulan pemecahan masalah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai rancangan pembuatan jaringan hotspot dan memanagement bandwitdth sebagai solusi.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mengemukan beberapa kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan implementasi analisis jaringan hotspot dan bandwidth dengan menggunakan mikrotik routers pada café roemah kedua.

(22)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Di bawah ini beberapa penelitan yang berkaitan dengan jaringan hotspot dan

bandwidth management dengan mikrotik routers serta implementasinya :

1. Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan dengan Menggunakan Mikrotik RouterOS (Studi Kasus : Badan Narkotika Nasional) (Anwar, 2011)

Penelitian ini membahas tentang Sistem Manajemen Jaringan, teknologi internet sangat di perlukan untuk melakukan koordinasi, baik antar department atau cabang yang berada di masing-masing provinsi. Ada beberapa masalah yang dihadapi seperti kebutuhan internet, dalam menjalankan aktivitas kinerja bandwidth dari ISP (Internet Service

Provider) dibagi rata pada semua department, padahal disetiap department membutuhkan koneksi internet yang berbeda-beda. Bahkan

belum menggunakan VLAN yang berfungsi membagi jaringan.

2. Implementasi Generate Voucher Hotspot Dengan Batasan Waktu ( Time Based ) Dan Kuota ( Quota Based ) Menggunakan User Manager Di Mikrotik (Tiara Sukma Fitria dan Agus Prihanto) (Informatika et al., 2018)

Penelitian ini membahas tentang Sistem Generate voucher hotspot

time based pada sebuah Cafe dan Warnet (Warung Internet) yang ingin

akses internet dengan kecepatan dan kuota yang sesuai dengan kebutuhan, kita akan diminta memilih paket voucher yang di inginkan sesuai

(23)

kebutuhan pengguna. Dengan tuntutan tersebut untuk meningkatkan mobilitas serta didukung dengan teknologi radio frequency, terciptalah teknologi WLAN (Wireless Local Area Network). Aplikasi yang digunakan untuk hotspot salah satunya adalah internet. Jadi, dengan

hotspot, user bisa berbagi koneksi internet tanpa kabel, wireless printing,

dan lain-lain.

3. Analisis dan perancangan jaringan hotspot server berbasis mikrotik di gedung sekolah smp negeri 21 semarang (Ilmiah & Ginanjar, 2016)

Penelitian ini membahas tentang perancangan jaringan hotspot server berbasis mikrotik. Dengan melihat permasalahan yang terjadi pada jaringan komputer di smp negri 21 semarang, maka dari itu dibutuhkannya perancangan jaringan dengan menerapkan mikrotik yang akan digunakan untuk pengaturan dan pembagian bandwidth sesuai dengan kebutuhan disekolah.

4. Implementasi hotspot server mikrotik untuk café (Gelar et al., 2015)

Penelitian ini membahas tentang kebutuhan tentang akses internet pada sebuah café dan banyak yang mengimplementasikan layanan internet sebagai sebuah service untuk menarik pelanggan. Dalam akses

hotspot café terdapat berbagai macam kondisi pengguna, sehingga

menimbulkan permasalahan antara lain management bandwidth dan

network management tools. Oleh karena itu timbul solusi dengan

menggunakan mikrotik sebagai router, mikrotik mudah dioperasikan karena menggunakan winbox dalam tampilan GUI.

(24)

5. Analisis Penerapan Mikrotik Router Sebagai User Manager Untuk Menciptakan Internet Sehat (Yuliansyah et al., 2018)

Penelitian ini membahas tentang komunikasi tanpa kabel/nirkable

(wireless) telah menjadi kebutuhan dasar gaya hidup baru masyarakat

informasi. Jaringan internet hotspot yang lebih dikenal dengan jaringan Wi-Fi menjadi teknologi alternative yang lebih mudah diimplementasikan di lingkungan kerja seperti di perkantoran, laboratorium computer, dan sebagainya. Installasi perangkat jaringan Wi-Fi lebih fleksibel tidak membutuhkan kabel penghubung antar computer.

Tabel 2.1 Rangkuman Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Tahun Judul Hardware dan Software

1. 2011 Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan dengan Menggunakan Mikrotik RouterOS (Studi Kasus : Badan Narkotika Nasional)

MikrotikroutersOS,

manajemen jaringan, NDLC

(Network Development Life Cycle)

2. 2018 Implementasi Generate Voucher Hotspot Dengan Batasan Waktu ( Time Based ) Dan Kuota ( Quota Based ) Menggunakan User Manager

Mikrotik, Routers, User Manager

(25)

Di Mikrotik (Tiara Sukma Fitria dan Agus Prihanto) 3. 2016 Analisis dan perancangan

jaringan hotspot server berbasis mikrotik di gedung sekolah smp negeri 21 semarang (Ilmiah & Ginanjar)

Jaringan Komputer, Mikrotik, Type Jaringan.

4. 2015 Implementasi hotspot server mikrotik untuk café (Gelar et al., 2015)

Hotspot Server, Manajemen

Jaringan, NDLC (Network Development Life Cycle)

5. 2018 Analisis Penerapan Mikrotik Router Sebagai User Manager Untuk Menciptakan Internet Sehat. (Yuliansyah)

Internet hotspot, User manager, free radius, mySql, internet sehat.

2.2 Analisis

Pengertian analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya. 2.3 Implementasi

Pengertian implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan; penerapan. Adapun secara etimologis menurut kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah Konsep implementasi berasal dari

(26)

bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means of carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). (Webster dalam Wahab, 2004:64).

Secara sederhana implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermakna pada aktivitas, penerapan, atau pelaksanaan suatu sistem. Ungkapan penerapan mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan penelitian atau norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

2.4 Pengenalan Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel. Informasi berupa data yang mengalir dari suatu komputer ke komputer lain sebagai masing-masing komputer yang terhubung bisa saling bertukar data. (Sofana, 2008:3).

(27)

Sebuah jaringan komputer dapat didefinisikan sebagai sekumpulan alat atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya. (Micro, 2012:1). Dua komputer dikatakan terkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Agar dapat mencapai tujuan, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan. Pihak yang meminta atau menerima layanan disebut client dan yang memberikan atau mengirim layanan disebut pelayan atau server. Topologi ini disebut dengan sistem client-server dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan.

2.4.1 Klasifikasi Jaringan Komputer

Physical topologi adalah gambaran secara fisik tentang komponen –

komponen jaringan komputer, yang meliputi server, workstation, switch, pengkabelan dan lain sebagainya. (Micro, 2012:22).

Bentuk umum yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

a. Star

Hubungan antar node melalui suatu perangkat yang disebut hub/switch ataukonsentrator. Setiap node dihubungkan dengan kabel

hub.

(28)

Berdasarkan dari luas area yang dicakup, jaringan komputer terbagi menjadi tiga ukuran, yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area

Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN). (Sofana, 2014:108).

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai jaringan : a. Local Area Network (LAN)

Jaringan yang lingkupnya paling kecil, biasanya mencakup rumah, gedung atau kampus.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Merupakan jaringan yang mencakup area metropolitan, yaitu sebuat daerah yang besar dari pada LAN dalam sebuah area geografis, biasanya terkoneksi dalam satu kota yang jaraknya mencapai 10 km.

c. Wide Area Network (WAN)

Merupakan jaringan yang mebhubungkan antar LAN yang mencakup jarak geografis yang sangat luas. Dibandungkan LAN, WAN lebih pelan, karena membutuhkan permintaan koneksi ketika ingin mengirim data. WAN beroperasi pada layer 1, 2 dan 3 (khususnya X.25 dan Integrated Services

digital Network (ISDN)).

(29)

2.4.2 Dasar Perancangan Jaringan

Perancangan jaringan membutuhkan perencanaan yang matang dan terstruktur. Agar alur perancangan dapat berlangsung dengan sistematis maka diperlukan suatu prosedur perencanaan yang telah dikembangkan Cisco. Prosedur perancangan jaringan yang dikembangkan oleh Cisco diwakili dengan terminologi

Plan-Design-Implementation-Operate-Optimize (PDIOO). (Mulyadi, 2014:90).

PDIOO ini akan menjadi siklus dalam pembangunan jaringan. Berikut ini adalah penjelasannya :

a. Fase Plan

Kebutuhan jaringan diidentifikasi secara rinci dan peninjauan ulang jaringan yang sudah ada.

b. Fase Design

Jaringan dirancang berdasarkan kebutuhan awal dan data dari existing

network yang sudah diidentifikas pada fase plan. Desain lalu diperbaiki

bila perlu dengan masukan user. c. Fase Implement

Jaringan dibangun sesuai dengan desain yang telah disetujui. d. Fase Operate

Jaringan dioperasikan dan dipantau untuk kerjanya. Fase ini merupakan penghuni terakhir untuk fase desain.

e. Fase Optimize

Permasalahan yang terjadi dianalisa dan diperbaiki, baik sebelum terjadi permasalahaan. Apabila ditemukan masalah atau sesudah masalah

(30)

terjadi. Desain ulang dapat dilakukan apabila terlalu banyak masalah yang ditemukan.

Kebutuhan jaringan dari sisi teknis dapat meliputi hal-hal berikut : 1. Aplikasi yang akan dijalankan pada jaringan.

2. Kebutuhan akan sambungan internet.

3. Protokol yang akan digunakan pada jaringan, misalnya

Routing Protocol.

4. Spesifikasi kabel yang digunakan untuk interkoneksi elemen jaringan. 5. Kebutuhan redudansi.

6. Spesifikasi kebutuhan bandwidth untuk tiap layanan dan jaminan ketersediaan bandwidth tersebut.

7. Harus dapat mendukung peralatan yang sudah ada. 8. Bagaimana keamanan pada jarigan akan diterapkan.

Setelah kebutuhan sudah dilakukan identifikasi langkah selanjutnya adalah tahapan desain. Terdapat dua pendekatan (approach) yang dapat dilakukan dalam mendesain jaringan, yaitu top-down approach dan bottom-up approach. Berikut adalah penjelasannya (Mulyadi, 2014 : 115):

1. Top-down approach

Aplikasi yang akan berjalan pada jaringan ditentukan terlebih dahulu lalu dispesifikasi komponen-komponen jaringan, misalnya kabel, topologi jaringan, device jaringan dan protocol yang dapat mendukung aplikasi tersebut.

(31)

2. Bottom-up approach

Langkah yang pertama dilakukan adalah memilih komponen-komponen jaringan lalu dengan spesifikasi jaringan ini dicoba untuk disesuaikan dengan aplikasi yang diinginkan.

Setelah tahapan desain selesai jaringan siap diuji coba, tahapan ini ditunjukkan pada blok deploy network. Jaringan yang sudah diimplementasi selanjutnya dilakukan monitoring untuk menjamin QoS (Quality of Service) pada jaringan tersebut. Apabila ada masalah yang berlangsung terus menerus makan dijadikan bahan rujukan untuk desain ulang. Setiap kegiatan yang dilakukan harus didokumentasikan.

2.4.3 Peralatan Jaringan

Berikut adalah beberapa peralatan jaringan yang sangat umum digunakan dalam menyusun topologi jaringan.

a. Router

Router berfungsi untuk memisahkan jaringan dengan menggunakan routing protocol, router dapat menentukan jalur terbaik untuk paket-

paketnya. Router bekerja pada layer 3 di model OSI (Network Layer).

Router dapat membagi collision domain dan broadcast domain.

Gambar 2.3 Router Cisco 1900 series (Sumber : Cisco Team, 2018)

(32)

Gambar 2.4 Router Mikrotik CCR 1009 (Sumber : Mikrotik Team , 2018)

b. Switch

Switch alat penghubung jaringan dengan forwarding berdasarkan

alamat MAC. Switch membagi collision domain tetapi tidak membagi

broadcast domain.Switch bekerja pada layer 2 di model OSI (Data link layer) dan juga bekerja pada layer 3 (Network layer) pada model OSI.

Perbedaan yang mendasar antara switch layer 2 dan switch layer 3 adalah kemampuan switch layer 3 dapat melakukan proses routing.

Gambar 2.5 Switch TP-Link 16-Port Gigabit Desktop/Rackmount Switch (Sumber: TP-Link Team, 2018)

c. Firewall

Firewall adalah perangkat keamanan jaringan bisa berupa program

perangkat lunak atau alat jaringan (hardware) khusus. Tujuan utama dari firewall adalah untuk memisahkan koneksi yang di ijinkan atau tidak oleh firewall yang melalu jaringan tersebut.

(33)

Gambar 2.6 Firewall Fortinet 100D (Sumber : Fortinet Team, 2018)

d. Pengkabelan

Pada router dan switch yang menggunakan interface berupa Ethernet, digunakan kabel RJ-45 yang dapat berupa UTP atau STP. Kabel RJ-45 ini mendukung transfer data berkecepatan tinggi sehingga dapat digunakan untuk menghubungkan interface Fast Ethernet. Terdapat dua macam konfigurasi pengkabelan dengan fungsi yang berbeda, yaitu straight-through dan kabel crossover. Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Straight-through Cable

Kabel straight digunakan untuk menghubungkan : ▪ Host ke switch

▪ Router ke switch ▪ Switch ke switch ▪ Host ke host ▪ Router ke host

(34)

Gambar 2.7 Konfigurasi kabel straight-through (Sumber: Cisco Team, 2018)

2.4.4 Konsep Networking Model

Salah satu model referensi standar jaringan komputer yang saat ini digunakan adalah OSI atau (Open Systems Interconnection).

Tujuan dari OSI layer antara lain adalah :

1. Mengurangi kompleksitas dan mempercepat evolusi dalam dunia jaringan, karena masing-masing dapat fokus hanya pada satu layer saja tanpa perlu khawatir dapat menganggu fungsi dari layer yang lain. 2. Menjamin interoperabilitas dan adanya standarisasi untuk berbagai

vendor (seperti router Juniper dengan router Cisco, dapat

berkomunikasi dengan adanya standarisasi).

3. Membuat perusahaan untuk lebih fokus terhadap salah satu bagian dari ke tujuh layer di bawahnya.

(35)

Gambar di atas merupakan gambar dari model OSI. Model OSI terdiri dari 7 layer. Layer 5 sampai dengan 7 sebagai upper layers, maksudnya adalah proses dalam layer itu terjadi pada saat data masih di dalam komputer, sedangkan layer 1 sampai dengan 4 disebut dengan lower layers. (Sofana, 2014:91).

Berikut penjelasan mengenai ke 7 layer tersebut : 1. Application Layer (Layer 7)

Tugas dari layer ini adalah menyiapkan komunikasi end to end. Berperan sebagai interface (yang menghubungkan antara manusia dengan komputer). Protokol yang bekerja pada layer 7 adalah HTTP,

FTP, SMTP, Telnet, SNMP

2. Presentation Layer (Layer 6)

Layer ini bertugas untuk mendefinisikan format data, menampilkan data dan menangani kompresi dan enkripsi. Format data yang bekerja pada layer 6 adalah ASCII, JPEG, GIF, MPEG, WAV, MIDI.

3. Session Layer (Layer 5) Tugas dari layer ini adalah :

a. Memulai dan mengakhiri suatu sesi antar dua end sistem. b. Menjaga agar dua aplikasi atau lebih dapat berjalan bersamaan. c. Menjaga sesi agar tetap terpisah, sehingga tidak salih tumpang tindih. 4. Transport Layer (Layer 4)

(36)

a. Memikirkan bagaimana data dapat terkirim secara :

▪ Reliable (dapat dipercaya) : Mengutamakan pengiriman secara akurat. Contoh Browsing dan email.

▪ Unreliable : Mengutamakan kecepatan dalam mengirim data.Contoh VoIP, Video Streaming.

b. Dapat membuat dan menjelaskan layanan yang digunakan dengan melihat nomor port. Contoh : bila menggunakan port 80, artinya sedang melakukan browsing.

c. Pada layer ini terjadi proses segmentasi (memecah data menjadi ukuran yang lebih kecil) dan juga proses reassemble (penyusunan kembali, data yang telah dipecah). Protokol yang bekerja pada layer 4 adalah TCP, UDP.

5. Network Layer (Layer 3)

Layer ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket, dan mencari jalur terbaik lalu kemudian

melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer 3. Protokol yang bekerja pada layer 3 adalag

IP,IPX, AppleTalk.

6. Data Link Layer (Layer 2)

Layer ini mendefinisikan bagaimana untuk mengirim data melalui suatu media, baik media kabel maupun nirkabel dengan physical addressing. Tugas utama dari layer ini adalah error checking, flow control, Media

Access Control untuk mengatur paket yang berjalan. Protokol yang

(37)

7. Physical Layer (Layer 1)

Layer ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya

Ethernet dan Token Ring), dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga

mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Protokol yang bekerja pada layer ini adalah Ethernet, V.35, RS – 232.

2.4.5 Bandwidth

Bandwidth (lebar pita) dapat mengacu pada pengertian sebagai selisih antara

frekuensi tertinggi dan terendah yang digunakan oleh sinyal network. Umumnya mengacu pada kapasitas Throughput yang diukur dari sebuah protokol atau media

network. (Lammle, 2004:635).

Bandwidth dapat dijadikan acuan dalam kehandalan dari kinerja sebuah

jaringan dikarenakan pengaruh kapasitasnya dalam komunikasi data. Hal inilah yang menjadikan bandwidth berperan penting dalam sebuah jaringan.

2.4.6 Pengalamatan IP

Internet terdiri dari jutaan host dan dimana masing-masing diidentifikasi secara unik oleh pengalamatan pada layer network. Pada saat setiap host dapat mengetahui alamat dari host yang lain hal ini dapat menyebabkan performa dari peralatan jaringan menurun. Membagi jaringan besar menjadi kumpulan grup yang lebih kecil dapat mengurangi overhead yang tidak perlu. Untuk dapat membagi suatu jaringan diperlukan pengalamatan yang terstruktur (hirarki), yang juga digunakan untuk komunikasi antar jaringan melalui internetwork.

(38)

IP versi 4 memiliki hirarki, terdiri dari 32 bit yang ditulis dalam nilai – nilai desimal 4. Desimal tersebut terdiri dari 1 byte atau 8 bit. Setiap desimal dalam alamat IP disebut juga sebagai oktet IP versi 4 didefinisikan pada RFC

791, dimana dijelaskan juga pembagian ke dalam kelas-kelas. Alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu network ID dan host ID. Dimana network ID menentukan alamat jaringan dan host ID menentukan alamat host atau komputer. Untuk menentukan alamat kelas IP, dilakukan dengan memeriksa 4 bit pertama (bit yang paling kiri) dari alamat IP.

Tabel 2.2 Tabel Kelas IP

Kelas AlamatBitPertama Desimal

A 0xxx 1-126

B 10xx 128-191

C 110x 192-223

1. Kelas A

Bit pertama alamat IP kelas A adalah 0, network ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Kelas A digunakan untuk jaringan yang berskala besar, terdapat 126 jaringan dan tiap jaringan dapat menampung hingga 16 juta

host. Alamat IP kelas A dimulai dari 1.0.0.0 sampai dengan

126.255.255.255. Alamat oktet awal 127 tidak boleh digunakan karena digunakan untuk mekanisme Inter-process Communication di dalam perangkat jaringan yang bersangkutan.

(39)

Dua bit awal dari kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertama kelas B bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan host ID 16 bit sisanya. Kelas B digunakan untuk jaringan berskala menengah hingga besar, terdapat 16.384 jaringan dan tiap jaringan dapat menampung 65 ribu host. Alamat kelas B dimulai 128.0.0.0 sampai dengan 192.167.255.255. 3. Kelas C

Tiga bit awal dari kelas C selalu diset 111, sehingga byte pertama kelas Cbernilai antara 192-223. Network ID adalah 24 bit dan host ID 8 bit sisanya. Kelas C biasa digunakan untuk jaringan kecil, terdapat 2.097.152 jaringan dan tiap jaringan dapat menampung 256 host. Alamat kelas C dimulai dari 192.168.0.0 sampai dengan 223.255.255.255.

2.4.7 Private dan Public IP Address

Berikut ini adalah macam – macam IP Address : 1. Private IP Address

Hampir seluruh alamat pada Ipv4 merupakan alamat publik yang dapat digunakan pada jaringan internet, namun terdapat juga blok alamat yang digunakan untuk kepertluan terbatas atau tidak terhubung dengan internet. Alamat tersebut disebut sebagai alamat private :

(40)

Tabel 2.3 Blok alamat IP private.

Kelas IP Blok IP

A 10.0.0.0 – 10.255.255.255

B 172.16.0.0 – 172.31.255.255

C 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Host – host yang tidak memerlukan akses ke internet dapat

menggunakan alamat private sebanyak apapun. Namun, jaringan internal tetap harus didesain dengan pengalamatan yang baik dan terstruktur sehingga alamat yang digunakan tetap unik untuk network internal tersebut. Host yang berada di jaringan yang berbeda dapat menggunakan alamat private yang sama. Paket yang menggunakan alamat tersebut sebagai source dan destination tidak akan muncul di jaringan internet. Router atau

firewall yang terletak di ujung jaringan tersebut harus memblok atau

menterjemahkan alamat-alamat tersebut. 2. Public IP Address

Umumnya alamat IPv4 merupakan alamat publik. Alamat tersebut didesain untuk digunakan pada host yang dapat diakses oleh host lain melalui internet.

2.4.8 Virtual Private Network (VPN)

Terminologi Virtual Private Network (VPN) merujuk kepada hubungan antara sejumlah lokasi pelanggan dengan menggunakan suatu infrastruktur berupa

(41)

(Sofana,2014:228). Dari sudut pandang pelanggan, backbone tersebut seolah-olah diperuntukan hanya untuk kebutuhan pelanggan tersebut. Dalam skala institusi atau organisasi, kebutuhan-kebutuhan komunikasi yang menjadi pendorong digunakannya VPN,antara lain:

1. Komunikasi intra-organizational (intranet) 2. Komunikasi dengan organisasi lain (extranet)

3. Akses oleh mobile user dan home workers yang ingin terhubung dengan

internal network suatu organisasi melalui jaringan publik.

Gambar 2.9 Skema VPN

Sebelum VPN digunakan biasanya organisasi atau perusahaan yang mempunyai kantor cabang, menyewa jalur komunikasi (leased line) dari perusahaan telepon setempat, hal ini sanga taman karena tidak ada trafik data yang dapat keluar dari jalur ini. Namun hal ini dirasa tidak efektif dari segi biaya karena mahalnya biaya sewa ini.

VPN dikembangkan untuk menjadi solusi karena jaringan yang digunakan merupakan jaringan public namun tetap menjamin aspek keamanan dari transfer data (Sofana, 2014:230). Pada gambar diatas pengimplementasian VPN dilakukan menggunakan jaringan public berupa jaringan internet. Dengan

(42)

alternative pengimplementasian seperti ini spek keamanan dicapai dengan mekanismn VPN tunnel.

VPN tunnel adalah jalur logika antara dua perangkat misalnya router PE yang membawa trafik data customer melewati backbone. Penggunaan VPN tunnel ini penting untuk menjamin keamanan trafik data dan untuk menyediakan

QoS yang berbeda antar Customer.

2.4.9 Port Jaringan Komputer

Dalam protokol jaringan TCP/IP, sebuah port adalah aplikasi di atas lapisan transport yang biasanya ditunjukan berupa angka atau nomor port di protocol TCP/UDP . Port dapat dikenali dengan angka 16-bit (dua byte) yang disebut dengan nomor port dan diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, ke dalam Port TCP dan Port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum jumlah port untuk setiap protokol transport yang digunakan adalah 65536 buah (Purbo, 2018).

Dilihat dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis, yakni sebagai berikut:

a. Well-known Port

Nomor port antara 0 hingga 1023 dikenal sebagai well Known Ports. Karena biasanya port ini di alokasikan untuk server dari berbagai aplikasi. Kebanyakan port ini digunakan oleh prosess yang mempunyai hak akses yang paling tinggi seperti administrator atau root.

(43)

b. Registered Port

Nomor port antara 1024-49151 dikenal sebagai Registered port. Port ini biasa digunakan oleh vendor-vendor komputer atau jaringan yang

berbeda untuk mendukung aplikasi dan sistem operasi yang mereka buat. Registered port juga di umumkan kepada masyarakat pengguna internet agar tidak terjadi konflik.

c. Dynamically Assigned Port

Merupakan sisa nomor antara 49152 hingga 65536 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai kebutuhan.

2.4.10 SNMP (Simple Network Management Protocol)

Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah protokol standar

internet yang dirancang untuk mengelola perangkat pada jaringan IP dan memonitor dan mengatur suatu jaringan komputer dari jarak jauh (secara remote) atau dalam satu pusat kontrol saja. Biasanya perangkat yang mendukung SNMP seperti router, switch, server, Personal Computer, printer , dan lain sebagainya. Dengan menggunakan protokol ini bisa didapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Protokol ini menggunakan transport UDP pada port 161. Pengolahan ini dijalankan dengan mengumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel dalam elemen jaringan yang dikelola. (Nugroho, 2014:36).

Dalam aplikasinya, Elemen SNMP terdiri dari tiga bagian, yaitu manager,

agent dan MIB. Manager merupakan software yang berjalan di sebuah host di

jaringan, yang merupakan suatu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan

(44)

yang terpasang menjamin perhatian administrative. SNMP seperti di definisikan oleh Internet Engineering Task Force yaitu satu set standar untuk memanajemen jaringan, termasuk protocol layer aplikasi , skema database dan suatu object data.

Gambar 2.10 Elemen SNMP 2.2.2 Wi-Fi

Wi-Fi adalah singkatan dari wireless fidelity. Teknologi wi-fi digunakan untuk menyediakan akses internet nirkabel di zona terbatas yang dikenal dengan istilah hotspot.

2.2.3 Hotspot

Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa menggunakan koneksi kabel dengan tujuan jaringan internet (http://noc.eepis-its.edu/hotspot.php).

2.2.4 Mikrotik RouterOS

Mikrotik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot.(http://www.mikrotik.co.id/)

(45)

Lisensi Mikrotik

(Athailah, 2013:20-21) Lisensi pada Mikrotik RouterOS adalah menggunakan level. Lisensi pada level disesuaikan dengan kebutuhan. Jika membutuhkan fitur yang lebih tinggi, maka level tersebut dapat ditingkatkan. Tingkatan level pada lisensi Mikrotik adalah sebagai berikut:

• Level 0 (Gratis)

Pada level ini tidak memerlukan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur ini hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan. • Level 1 (Demo)

Pada level ini, Mikrotik dapat digunakan secara penuh, semua fungsi yang disediakan oleh Mikrotik dapat digunakan. Namun, waktu penggunaan Mikrotik dalam level ini hanya dibatasi sampai 24 jam saja. Setelah ini, fitur-fitur yang aktif sebelumnya akan dikunci secara otomatis.

• Level 3

Lisensi level ini sudah mencakup lisensi level 1, dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mengatur semua perangkat keras yang berbasiskan alamat protokol internet (IP Address), baik itu Ethernet Card, maupun hotspot nirkabel yang bertipe client.

• Level 4

Lisensi level ini isinya adalah cakupan dari lisensi level 1 dan 3, serta ditambah fitur untuk mengelola jaringan nirkabel tipe akses poin.

• Level 5

Lisensi level 5 isinya adalah cakupan lisensi level 1, 3, dan 4, serta ditambah fitur untuk mengelola hotspot nirkabel lebih banyak.

(46)

• Level 6

Ini adalah level lisensi yang tertinggi di Mikrotik. Pada lisensi level 6 ini diberikan fitur-fitur yang ada pada semua level lisensi Mikrotik sebelumnya, serta ditambah tanpa ada limitasi apapun.

1. Hotspot Mikrotik

(http://www.mikrotik.co.id/) Sistem hotspot pada mikrotik digunakan untuk memberikan layanan akses jaringan (internet/intranet) di Publik Area dengan media kabel maupun wireless. Hotspot menggunakan autentikasi untuk menjaga jaringan tetap walaupun bersifat publik. Sistem hotspot ini merupakan gabungan atau kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS menjadi sebuah sistem yang sering disebut 'Plug-n-Play' Access. Jaringan hotspot pada mikrotik bersifat bridge network Menu interface yang terdapat pada hotspot mikrotik:

2. Hotspot Server Profile

Hotspot Server Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi- konfigurasi umum dari hotspot server. Profile ini digunakan untuk grouping beberapa hotspot server dalam satu router. Pada server profile terdapat konfigurasi yang berpengaruh pada user hotspot seperti metode autentikasi.

3. Hotspot User Profile

Hotspot User Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi-konfigurasi umum dari user hotspot. Profile ini digunakan untuk grouping beberapa user. User Profile mampu melakukan assign pool ip tertentu ke group user. Parameter Time-out juga bisa diaktifkan untuk mencegah monopoli oleh salah satu user.

(47)

Limitasi juga dapat ditentukan di User Profile berdasarkan Data Rate (Kecepatan Akses) dan Session Time (Waktu Akses).

4. Hotspot User

Hotspot User adalah halaman dimana parameter username, password dan profile dari user disimpan.

Cara kerja hotspot mikrotik adalah sebagai berikut: 1. User mencoba membuka halaman web

2. Authentication Check dilakukan oleh router pada hotspot system

3. Jika belum terautentikasi, router akan mengalihkan ke halaman login User memasukkan informasi login

4. Jika informasi login sudah tepat, router akan: ─ Mengautentikasi client di hotspot system

─ Membuka halaman web yang diminta sebelumnya ─ Membuka popup halaman status

5. User dapat menggunakan akses jaringan

Fitur-fitur yang terdapat pada hotspot mikrotik adalah sebagai berikut: • Autentikasi User

• Perhitungan

- Waktu akses

- Data dikirim atau diterima • Limitasi Data

- Berdasarkan data rate (kecepatan akses) - Berdasarkan jumlah data

(48)

• Support RADIUS • Bypass

2.2.5 Remote Autentication Dial In User Service (RADIUS)

RADIUS adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pencatatan akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. RADIUS menggunakan konsep AAA yaitu (Authentication, Authorization, Accounting).

• Authentication: Perijinan user untuk dapat terkoneksi ke dalam jaringan dengan memberikan identitas berupa username dan password.

• Authorization: Pengalokasian layanan apa saja yang berhak diakses oleh user. Authorization dilakukan setelah user dinyatakan berhak menggunakan jaringan (otentikasi).

• Accounting: Proses pencatatan aktivitas user dalam jaringan, seperti lama waktu penggunaan, kapan mulai, kapan mengakhiri jaringan dan berapa banyak data yang diakses.

2.2.6 User Manager

User Manager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh Mikrotik. Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan Accounting), User Manager memiliki database yang bisa digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login kedalam network, memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga perhitungan serta pembatasan quota yang dilakukan user. (http://www.mikrotik.co.id/) Informasi service yang bisa disimpan dalam database UserManager

(49)

Hotspot Users DHCP Lease Wireless AccessList RouterOS users 2.2.7 Mikrotik Bandwidth Management

Menurut Athailah (2013:22), metode bandwidth management pada Mikrotik RouterOS dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Simple Queue

Simple Queue adalah cara termudah untuk melakukan limit bandwidth yang dapat digunakan untuk mambatasi bandwidth berdasarkan alamat ip tertentu.

Fitur-fitur Simple Queue

• Peer-to-peer traffic queueing

• Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih • Prioritas

• Menggunakan multiple packet marks dari/ip firewall mangle • Membentuk lalu lintas dua arah yaitu download dan upload • Membatasi kecepatan maksimum upload dan download

yang dapat dicapai oleh user 2. Queue Tree

Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain. Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah/ip firewall mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah pengidentifikasi untuk arus paket pada queue tree.

(50)

Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Adik Wijayanto (2013:1-11), dengan judul “Manajemen Bandwidth dan Manajemen User Sebagai Optimasi Jaringan Internet Di MTs NEGERI Giriloyo Bantul Berbasis Mikrotik 5.18” peneliti menggunakan Mikrotik RouterOS versi 5.18 untuk mengoptimasi jaringan internet di sekolah dengan membangun sistem manajemen bandwidth. Selain itu, peneliti juga membangun jaringan hotspot di area sekolah dan membatasi hak akses pengguna dengan melakukan manajemen user. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data, survey, studi literature, perancangan topologi jaringan dan uji coba sistem. Untuk pembangun sistem manajemen bandwidth, peneliti menggunakan metode simple queue. Peneliti membagikan bandwidth sebanyak 1 MGHz ke dua titik di sekolah yakni 512 Mbps untuk laboratorium dan 512 Mbps untuk hotspot. Pengujian dan pembagian bandwidth dilakukan dengan menggunakan winbox. Pengujian yang pertama adalah dengan melakukan login user pada jaringan hotspot. Pengujian kedua adalah dengan melihat hasil limitasi bandwidth yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dari pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil pembatasan hak ases internet yang hanya dapat diberikan pada user yang memiliki username dan password, serta pembagian bandwidth yang terbagi secara merata untuk hotspot dan laboratorium.

Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Tb. A. Hizbullah A (2012:2-13), dengan judul “Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan Mikrotik Routerboard”, peneliti menggunakan Mikrotik Routerboard untuk mengoptimalkan jaringan warnet dan membangun sistem bandwidth management pada warnet tersebut dengan

(51)

menggunakan metode queue tree agar bandwidth yang digunakan menjadi lebih efisien dan tidak terbuang sia-sia. Konfigurasi pada metode queue tree dilakukan dengan mengatur mangle terlebih dahulu. Pada mangle akan dibuat dua buah mark, yaitu mark packet dan mark conection. Baik konfigurasi pada mangle maupun pada queue tree akan dibuat sesuai jumlah komputer yang akan digunakan. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 buah komputer sebagai parameter keberhasilan. Masing- masing komputer akan dicoba untuk melakukan proses mengunduh sejumlah data dari internet dengan ukuran yang telah ditentukan oleh penulis. Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali. Pada pengujian pertama, nilai level prioritas akan disamakan, sedangkan pada pengujian kedua nilai level prioritas masing-masing komputer akan dibedakan. Pengujian ini ditujukan untuk membuktikan apakah bandwidth terbagi secara merata dan apakah level prioritas berjalan dengan baik.

Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Imam Riadi (2010), dengan judul “Optimasi Bandwidth Menggunakan Traffic Shapping”, peneliti menjelaskan tentang pemanfaatan penggunaan bandwidth untuk mengakses jaringan internet dengan metode traffic shapping bandwidth yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth dan mengoptimalkan kapasitas bandwidth yang ada dari berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan QoS (Quality of Service) yakni dengan menetapkan tipe- tipe jaringan lalu lintas. Metode yang digunakan adalah metode literature sumber data yang terkait dan metode ekperimen yaitu melakukan penelitian dengan mengkonfigurasi Mikrotik RouterOS untuk melakukan traffic shapping bandwidth. Dalam traffic shapping ada beberapa tahapan yaitu penandaan semua trafik maksudnya adalah menandai

(52)

semua koneksi yang keluar masuk melewati router mikrotik, penandaan koneksi internasional maksudnya adalah melakukan pengecekan koneksi yang berasal dan tujuan internasional dengan cara mencocokkan IP Address yang ada pada address list router mikrotik, penandaan paket nasional yaitu apabila pada bagian pengecekan koneksi internasional terdapat kesamaan IP Address maka secara otomatis akan ditandai menjadi paket nasional, simple queues yaitu paket akan dipisahkan dan dibatasi sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang diharapkan router dapat melakukan traffic shapping sehingga kualitas koneksi menjadi lebih baik untuk mengakses dan mengambil data.

(53)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penjelasan Tentang Café roemah kedua adalah tempat ini menyediakan berbagai macam makanan ringan, makanan berat dan juga menyediakan beberapa macam minuman yang paling diandalkan ialah kopi. Café ini berdiri pada pertengahan tahun 2018 dan beralamat di jalan soekarno-hatta, komplek parakan resik no.6A, Kota Bandung, meski café ini terbilang masih belum lama dibuka tetapi café roemah kedua ini sudah memiliki cukup banyak pelanggan terutama dikalangan mahasiswa karena letak lokasi café ini dekat dengan kampus dan tak sedikit para mahasiswa mengunjungi tempat ini untuk sekedar berkumpul hingga mengerjakan tugas. Café ini dibangun oleh sekelompok pemuda yang baru memulai untuk berbisnis. Di zaman sekarang yang serba ketergantungan dengan internet hampir setiap tempat umum menyediakan akses internet gratis, demi kenyamanan pelanggan saat berkunjung, café ini memberikan fasilitas guna memberikan rasa kepuasan tinggi bagi pelanggan setia café roemah kedua. Fasilitas internet gratis untuk menjadikan tempat ini sebagai tempat favorit bagi para anak muda terutama dikalangan mahasiswa.

3.1.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari suatu perusahaan. Struktur organisasi sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan karena berhubungan dengan suatu tanggung jawab yang saling berhubungan,

(54)

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Berikut ini adalah struktur organisasi dari Cafe Roemah Kedua :

Struktur Organisasi Cafe Roemah Kedua

Gambar 3.1 Struktur Organisasi 3.1.2 Topologi Jaringan

Topologi jaringan yang berjalan di Café Rumah Kedua disajikan pada gambar 3.2 sebagai berikut.

Gambar 3.2 Topologi Jaringan

Owner

Leader

Chef

Barista

Cashier

(55)

3.1.3 Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang dan melengkapi kesempurnaan pembuatan laporan penulis melakukan beberapa metode kerja pencarian data sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Penulis melakukan Monitoring langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan melakukan metode wawancara dengan Ketua Program Studi maupun dengan Dosen atau Staff.

2. Observasi Ruangan

Penulis melakukan Monitoring langsung pada Cafe Rumah Kedua yang terhubung dengan jaringan internet.

Berdasarkan batasan masalah pada penelitian ini, uji coba simulasi atas perancangan dan implementasi Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth pada jaringan internet menggunakan Hotspot Mikrotik dilakukan pada 3 client saja.

Tabel 3.1 Perangkat dan jumlah unit yang tersedia di Cafe Rumah Kedua

Perangkat Jumlah Unit

Notebook 3

Mikrotik 1

Switch 1

(56)

3.2 Prosedur Peneltian

Berdasarkan referensi definisi sejumlah model pengembangan system yang ada, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan system

Network Development Life Cycle (NDLC). NDLC merupakan model yang

mendefinisikan siklus proses perancangan atau pengembangan suatu sistem jaringan komputer, NDLC mempunyai elemen yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah atau mekanisme proses spesifik. Penerapan dari setiap tahapan NDLC adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 NDLC

1. Analysis

Pada tahap ini dilakukan analissis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.

(57)

2. Design

Dari data-data yang sudah didapatkan sebelumnya, pada tahap desain ini akan dibuat gambar desain alur sistem kerja yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran yang jelas tentang project yang akan dibangun.

3. Simulation Prototyping

Prototipe Tahap ini bertujuan untuk melihat kinerja awal dari penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan awal dari penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan sebelum sistem diterapkan. Biasanya tahap ini menggambarkan secara simulasi atau melakukan uji coba.

4. Implementation

Dalam tahap ini rancangan yang akan di analisa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Cafe Rumah Kedua. Pada tahap ini akan dilakukan beberapa kegiatan seperti :

a. Perancangan konfigurasi Jaringan Hotspot dan Management

Bandwidth pada jaringan internet Cafe Rumah Kedua menggunakan Hotspot

b. Pengujian Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth sebelum dan sesudah penerapan

(58)

c. Menganalisa Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth pada jaringan komputer di Cafe Rumah Kedua.

5. Monitoring

Tahap pengamatan merupakan tahapan yang penting agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring atau pengamatan.

6. Management

Pada tahap ini akan dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar sistem yang dikerjakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan Pada tahap manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau

alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

3.3 Usulan Implementasi Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth Usulan implementasi pada tahapan penelitian yang dilakukan selama pembuatan skripsi. Tahapan yang dilakukan tersebut tertuang pada gambar 3.8 Flowchart Implementasi Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth dengan menggunakan router mikrotik.

(59)

Gambar 3.4 Flowchart Implementasi Jaringan Hotspot dan Management Bandwidth

3.3.1 FlowChart Prosedur Akses Internet Menggunakan Hotspot

Flowchart berikut menggambarkan proses prosedur akses internet pada café Rumah kedua.

(60)
(61)

3.4 Desain Yang Diusulkan

3.4.1 Desain Topologi Jaringan yang Baru

Gambar 3.6 Desain Topologi Jaringan Baru Café Rumah Kedua

Topologi yang digunakan adalah topologi tree karena jika node salah satu jaringan (LAN / wireless) mengalami gangguan, maka node yang lainnya tetap dapat berfungsi kecuali ketika router utama (Mikrotik Routerboard) yang mengalami gangguan. Hal ini akan meminimalisir gangguan pada jaringan hotspot jika jaringan LAN yang mengalami gangguan.

Sistem bandwidth management pada fasilitas hotspot dirancang dengan menggunakan fitur-fitur yang tersedia pada Mikrotik RouterOS.

Gambar

Tabel 2.1 Rangkuman Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Cakupan Jaringan
Tabel 2.3 Blok alamat IP private.
Gambar 2.9 Skema VPN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Struktur Ekonomi Kabupaten Ngada menurut Lapangan Usaha pada tahun 2016 didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (Kategori A) dengan

orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan

Sri Rejeki Isman sudah menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja namun belum maksimal serta belum memenuhi syarat ketentuan UU yang berlaku.. Pada pembahasan

Sebelum melanjutkan analisis regresi Poisson dan regresi binomial negatif maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap data yang akan digunakan. Untuk mengidentifikasi

Apabila ditemukan terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dari ijazah yang diberikan oleh Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab semester 4 (empat) UPI dapat memberikan pemahaman tentang Fiqh, dan thaharah..

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 176 sampel susu sapi yang didapat dari peternakan yang ada di Surabaya (Kaliwaron, Wonocolo, Platuk), Sidoarjo (Sepanjang Taman)

Kemandirian Lembaga Masyarakat dalam aksi PA dan BPTA meningkat Kemensos, Kemnaker, LSM Kementerian/ lembaga terkait, LSM, SP/SB, Dinas Instansi terkait, dan lain-lain