• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mimpin Ginting, Herlince Sihotang, Keling Ginting *)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mimpin Ginting, Herlince Sihotang, Keling Ginting *)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DEHIDRASI

 

RISINOLEAT

 

MENJADI

 

LINOLEAT

 

YANG

 

TERDAPAT

 

DALAM

 

MINYAK

 

JARAK

 

(

Ricinus

 

communis

 

L.)

 

MENGGUNAKAN

 

MOLEKULAR

 

SHIEVE

 

SECARA

 

REFLUKS

 

DALAM

 

BEBERAPA

  

PELARUT

 

ORGANIK

 

Mimpin Ginting, Herlince Sihotang, Keling Ginting*) 

Abstract

Castrol oil can be isolated by extraction from kernel castrol using somes organic solvent. The isolation of castrol oil socletation give percentage 49.90 % using 2-propanol as the solvent, 46.00 % using ethanol as the solvent and 17.00% using n-hexana as the solvent.

Ricinoleic has been found as triglyceride in castrol oil can be dehydrated by refluks using moleculer shieve in somes organic solvent to result linoleic as triglyceride. The product of dehydrated give rendement 82.58% using ethanol as the solvent, 68.75% using diethyl eter as the solvent, 80.83% using petroleum eter as the solvent and 81.69% using n-hexana as the solvent. The analysis by iodine value give best product using petroleum eter as the solvent where before dehydrated is 85 and after dehydrated 120.4.5

The product of methenolysis of castrol oil and dehydratyed castrol oil is analyzed using FT-IR spectroscopy and GC-MS. Based on the analysis, we get 5-methyl ester fatty acid, which are methyl hexadecanoic 2.88% methyl 9,10-octadecadienoic 7.09% methyl 9-octadecadienoic 10.60%, methyl octadecanoic 2.35%, and methyl 12-hydroxy 9-octadecadienoic 77.08%. For the dehydrated castrol oil we get 8 methyl ester fatty acid, which are methyl hexadecanoic 2.99%, methyl 9.10-octadecadienoic 17.58%, methyl9-octadecadienoic 31.28%, methyl octadecanoic 7.08%, methyl 9,10-octadecadienoic (trans) 13.02%, methyl 9-octadecadienoic (trans) 10.74%, methyl 12-hydroxy 9-octadecadienoic 10.22% and another fatty acid 7.14%.

Keywords: Castrol oil, Extraction, Ricinoleic, Dehydrated, Refluks, Molecculer shieve, Linoleic

A. PENDAHULUAN

Minyak jarak yang merupakan suatu trigliserida dapat dibedakan dengan gliserida lainnya dari viskositas, bilangan asetil dan kelarutannya dalam alkohol yang relatif tinggi. Biji jarak mengandung 54% minyak yang disusun oleh beberapa asam lemak sebagai gliserida di antaranya asam risinoleat (75–86%), asam oleat (7–12%), asam linoleat (3,5–8%), asam palmitat (2–3%), asam stearat (1–2,5%) (Ketaren, 1986 dan Sujadmaka, 1922).

Asam risinoleat yang merupakan komposisi terbesar dari minyak jarak adalah asam lemak yang memiliki keunikan tersendiri, karena asam lemak ini merupakan turunan

asam oleat yang pada posisi ω = 7 memiliki

gugus hidroksil serta mengandung ikatan π

pada ω = 9. Dengan demikian memberikan

suatu pemikiran untuk mengubah senyawa ini ke berbagai bentuk senyawa kimia lainnya yang diharapkan bermanfaat dalam

bidang kimia oleo. Kandungan asam lemak essensial yang terdapat dalam minyak jarak sangat rendah menyebabkan minyak jarak tidak dapat digunakan sebagai bahan pangan dan minyak goreng. Sebelum digunakan untuk berbagai macam keperluan, minyak jarak perlu diolah terlebih dahulu untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari minyak jarak. Salah satu pengolahannya adalah dehidrasi yang mana hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri kimia oleo pengganti linoleat dari minyak kemiri maupun minyak jagung (Ketaren, 1986).

Dehidrasi risinoleat dalam minyak jarak telah pernah dilakukan dengan menggunakan

NaHSO4 1% pada suhu 240 0C tekanan

5 mmHg di mana dapat dihasilkan asam linoleat terkonyugasi dan asam linoleat non konyugasi (Rumamurthi, dkk., 1998). Asam linoleat merupakan asam lemak tak jenuh (PUFA) yang merupakan asam-asam yang diperlukan bagi berlangsungnya pertumbuhan

(2)

normal semua jaringan dan ditemukan dalam lipid pembangun struktur sel (Murray, dkk., 1992; Kaban, dan Daniel, 2005).

Asam lemak essensial ω = 6 yaitu linoleat

berperan dalam kesehatan yang telah dibuktikan dari beberapa hasil penelitian, di antaranya dapat mencegah beberapa penyakit kronis (Winarno, 1993). Molekular Shieve adalah bahan pengering pelarut organik di mana sejumlah kecil air dapat memasuki pori-porinya dan terikat kuat pada bagian yang polar dalam molekular shieve (Portfield, 1993). Molekular shive ini mempunyai kemampuan absorbsi yang tinggi pada temperatur tertentu dan tersusun oleh kompleks unsur Al dan Si yang merupakan suatu asam lewis sehingga merupakan suatu katalis dalam reaksi dehidrasi terhadap alkohol sekunder untuk dapat menghasilkan suatu ikatan hidrokarbon tidak jenuh (Thio, 1957). Dari uraian di atas, mengingat kandungan asam lemak essensial dalam minyak jarak sangat rendah, peneliti tertarik untuk meningkatkan asam lemak essensial (linoleat) dan melakukan penelitian dengan judul “Dehidrasi risinoleat menjadi linoleat yang terdapat dalam minyak jarak menggunakan molekular shieve secara refluks dalam beberapa pelarut organik”. Apakah risinoleat yang terdapat dalam minyak jarak dapat didehidrasi menjadi linoleat menggunakan molekular shieve dalam berbagai pelarut organik secara refluks menggunakan alat modifikasi Claisen? Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan nilai tambah dari minyak jarak dalam industri kimia oleo sebagai edible oil, sehingga dapat memberikan informasi di mana sebelumnya tidak dapat digunakan sebagai edible oil tetapi setelah didehidrasi diharapkan dapat digunakan karena risinoleat telah didehidrasi menjadi asam lemak essensial yaitu linoleat.

B. METODE PENELITIAN Bahan-Bahan

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: metanol, benzena, asam sulfat, N-hexana, natrium sulfat

anhydrous, peteroleum eter, dietil eter, kalium iodida, amilum, wijs solution, karbon tetra klorida, kalium bikromat, natrium tiosulfat, natrium hidroksida, asam asetat anhidrit, kalium hidroksida, dan asam klorida adalah berderajat p.a buatan E. Merck sedangkan biji jarak diperoleh dari tanaman jarak yang tumbuh di daerah Berastagi Kabupaten Karo dan molekular shieve yang digunakan mempunyai

diameter 4,10A yang umum digunakan

sebagai bahan pengering pelarut organik.

Alat-Alat

Peralatan untuk melakukan ekstraksi, reaksi dehidrasi, metanolisis terbuat dari alat gelas yang dirancang sendiri sesuai dengan kebutuhan, penguapan pelarut digunakan rotarievaporator, sedangkan untuk analisis spektroskopi FT-IR dan GC-MS dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Prosedur Penelitian

a. Isolasi Minyak Jarak dari Biji Jarak

Biji jarak pertama sekali dipisahkan dari cangkangnya kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Serbuk biji halus kemudian diekstraksi secara sokletasi dengan beberapa jenis pelarut organik. Ekstrak yang diperoleh kemudian dikeringkan

dengan Na2SO4 anhidrous untuk

menghilangkan adanya air. Setelah disaring dengan kertas saring whatman filtrat hasil saringan diuapkan dengan rotarievaporator sehingga diperoleh minyak jarak sebagai residu.

b. Dehidrasi Risinoleat Menjadi Linoleat yang Terdapat dalam Minyak Jarak

Sebanyak 46,6 g minyak jarak dimasukkan ke dalam leher dua yang dilengkapi stirrer, penangas minyak, kolom fraksinasi sepanjang 90 cm, pendingin bola dan

corong pisah serta tabung CaCl2 anhidrous.

Kemudian ditambahkan pelarut organik dan sebanyak 2,0 g molekul shieve yang telah diaktifkan. Selanjutnya direfluks pada suhu pelarut selama lebih kurang 24 jam. Hasil refluks didinginkan dan ditambahkan dietil eter. Kelebihan air dihilangkan dengan

penambahan Na2SO4 anhidrous lalu

(3)

dengan rotarievaporator. Residu dari hasil penguapan dianalisis harga bilangan Iodin, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan hidroksil, asam lemak bebas serta komposisi jenis asam lemaknya.

c. Analisis Hasil Dehidrasi

Penentuan Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak Terdehidrasi

Sebanyak 10 ml sampel dimasukkan ke dalam labu leher dua yang dilengkapi dengan stirrer dan ditambahkan sebanyak 40 ml metanol. Campuran dalam keadaan dingin sambil diaduk ditetesi sebanyak

2 ml H2SO4 pekat secara perlahan dan

ditambahkan benzena sebanyak 40 ml. Selanjutnya direfluks selama 5 jam. Hasil reaksi diuapkan melalui rotarievaporator,

kemudian residu dilarutkan dalam

n-heksana. Ekstrak dicuci berturut-turut

dengan larutan encer NaHCO3 dan

kemudian dengan aquadest yang

selanjutnya dikeringkan dengan Na2SO4

anhidrous. Dilakukan penguapan melalui rotarievaporator dan residu dari hasil penguapan dianalisis dengan spektroskopi FT-IR yang diikuti analisis GC-MS.

Penentuan Bilangan Iodin

Penetuan bilangan iodin dilakukan secara titrasi iodometri menggunakan pereaksi

Wijs serta larutan penitrasi Na2S3O3 dan

indikator larutan kanji (AOCS. Cd 1–25).

Penentuan Bilangan Asam

Penentuan bilangan asam dilakukan secara titrasi acidi alkalimetri menggunakan larutan KOH dan indicator fenolfetalein (AOCS. Cd 3a–65).

Penentuan Bilangan Penyabunan

Ditentukan secara titrasi asidialkalimetri dengan larutan HCl dan indikator larutan fenolpthalein (AOCS.Cd 3–25).

Penentuan Bilangan Hidroksil

Ditentukan berdasarkan harga bilangan

penyabunan sebelum dan sesudah

diasetilasi (AOCS. Cd 13–60).

Penentuan Asam Lemak Bebas

Sebanyak 10 g minyak hasil dehidrasi ditimbang dengan teliti dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 50 ml isopropanol

netral. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan menggunakan indikator fenolfetalein hingga warna merah jambu. Kadar asam lemak bebas (ALB) =

% 100 x ) g ( sample Berat BM x N x V di mana:

V = Volume NaOH yang dipakai untuk titrasi

N = Normalitas larutan NaOH yang

digunakan

BM = Berat molekul asam lemak

penyusun minyak.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari sebanyak 1000 g biji jarak diperoleh kernel (daging biji) sebanyak 700 g. Hasil ektraksi minyak jarak diperoleh dengan menggunakan pelarut 2-propanol (49,9%), etanol (46,00%) dan n-heksana (17%). Dalam hal ini menggunakan pelarut 2-propanol diperoleh kandungan minyak terbanyak, disebabkan karena 2-propanol merupakan alkohol sekunder, di mana risinoleat yang terdapat dalam minyak jarak juga digolongkan ke dalam kelompok alkohol sekunder. 2-Propanol dapat mengekstraksi minyak biji jarak lebih banyak dibandingkan dengan etanol yang merupakan alkohol primer dan n-heksan merupakan hidrokarbon yang non-polar sedangkan risinoleat pada minyak jarak karena memiliki hidroksil memiliki sifat yang sedikit lebih polar.

Hasil dehidrasi risinoleat pada minyak jarak menjadi linoleat menggunakan molekular shieve dalam beberapa pelarut organik diperoleh dengan menggunakan pelarut etanol (82,58%), dietileter (68,75%), petroleum eter (80,83%) dan n-heksana (81,69%). Selanjutnya hasil analisis sifat kimia dari minyak jarak terhidrasi diperoleh hasil seperti pada Tabel 1.

Dehidrasi terhadap minyak jarak dengan menggunakan molekular shieve dalam beberapa pelarut organik secara refluks menggunakan alat modifikasi Claisen ternyata terbaik dijumpai menggunakan

(4)

pelarut petroleum eter dengan bilangan bilangan iodin sebesar 120,45 yang mana sebelumnya minyak jarak sebesar 85. Hal ini disebabkan karena air yang terlepas dari hasil dehidrasi segera membentuk campuran azeotrop dengan pelarut petroleum eter yang tekanan uapnya lebih besar sehingga dapat diikat oleh pelarut tersebut di bawah titik didih air. Pelarut N-heksan memiliki tekanan uap yang lebih rendah sehingga hasilnya di bawah dari hasil dehidrasi menggunakan petroleum eter. Sedangkan pelarut etanol memiliki titik didih langsung membentuk campuran homogen dengan air sehingga proses dehidrasi terhambat dan untuk pelarut dietil eter yang memiliki titik didih terendah, pelarut ini kemungkinan telah menguap sebelum terjadi dehidrasi.

Molekul shieve yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tipe 40A dengan rumus

Na12(Al12Si12O48). Molekular shieve ini

dengan segera dapat menyerap air.

Na12(Al12Si12O48) + xH2O Na12(Al12Si12O48)xH2O

Selanjutnya karena penyusun kompleks dari molekul shieve adalah Al dan Si yang

merupakan alam lewis (Elektrofil, E+),

dalam proses dehidrasi terhadap gugus hidroksil sekunder pada risinoleat yang secara hipotesis mekanismenya diperkirakan seperti pada Gambar 1.

Hasil analisis spektroskopi FT-IR untuk metil ester asam lemak minyak jarak terdehidrasi memberikan spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah

bilangan gelombang 3448 cm-1

menunjukkan adanya gugus –OH, diperkuat

pada daerah bilangan gelombang 1245 cm

-1, pada 2927 dan 2586 cm-1 menunjukkan

adanya serapan C-H sp3 streaching pada

CH2 dan CH3 dan diperkuat dengan

serapan pada daerah bilangan gelombang

1363 cm-1 merupakan C-H sp3 bending

simetri dan 1458 cm-1 merupakan C-H sp3

simetri. Adanya serapan pada daerah

bilangan gelombang 1741 cm-1

menunjukkan gugus C=O untuk ester, diperkuat pada daerah bilangan gelombang

1172 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-C

(=O) ester dan pada 1120 cm-1 adanya

C-O-C. Pada daerah bilangan gelombang

1654 cm-1 merupakan serapan yang lemah

untuk C=C olefin, didukung oleh bilangan

gelombang 3006 cm-1 serta pada daerah

bilangan gelombang 725 cm-1 menunjukkan

puncak vibrasi rocking (CH2)n untuk n lebih

besar 4.

Hasil analisa GC-MS terhadap metil ester asam lemak minyak jarak dan minyak jarak terdehidrasi merupakan suatu campuran asam lemak jenuh dan tak jenuh seperti pada Tabel 2. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa sebelum dehidrasi dijumpai sebanyak 5 jenis asam lemak dari penyusun trigrliserida dari minyak jarak dan sesudah terdehidrasi dijumpai 8 jenis senyawa. Hasil dehidrasi menunjukkan bahwa penurunan risinoleat terjadi sebanyak 66,78% dan penambahan linoleat sebanyak 33,51% sedangkan penambahan oleat = 31,42%.

Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Minyak Jarak Terdehidrasi No Pelarut Bilangan Iodin Bilangan Asam Asam Lemak Bebas (ALB) Bilangan Hidroksi Bilangan Penyabunan 1 Etanol 103,46 3.8 0,18 23 182 2 Dietil-eter 86,6 3.5 0.17 28 179 3 Peroleum Eter 120.45 4.1 0.20 19 187 4 n-Hekasan 110.98 3.9 0,194 21 184

(5)

Tabel 2. Hasil GC-MS Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Sebelum dan Sesudah Dehidrasi No Nama Rumus Kandungan (%)

Sebelum dehidrasi Sesudah dehidrasi 1 Metil palmitat, C17H34O2 2.88 2.99

2 Unknown 7.14 3 Metil linoleat (cis) C19H34O2 7.09 17.58

4 Metil Oleat ,(cis) C19H36O2 10.60 31.28

5 Metil Stearat, C19H38O2 2.35 7.09

6 Metil linoleat ,(trans) C19H34O2 13.02

7 Metil oleat,(trans) C19H36O2 10.74

8 Metil risinoleat C19H36O2 77,08 10.22

Gambar 1. Mekanisme Dehidrasi Risinoleat Menjadi Linoleat pada Minyak Jarak

Analisis spektroskopi MS dari metil risinoleat yang diperoleh dari hasil esterifikasi minyak jarak dan hasil dehidrasi minyak jarak, memberikan puncak ion molekul pada m/z 312 yang merupakan massa rumus dari metil risinoleat (lampiran 1), sedangkan puncak pada m/z 269 menunjukkan massa ion molekul CH2(CH2)2

CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+

dihasilkan dari pelepasan radikal C3H7,

puncak ion molekul pada m/z 255, 241 dan 227 dan merupakan massa dari ion

CH2(CH2)

CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+.

CH2CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,dan

CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,

dihasilklan dari pelepasan radikal, .CH2,

puncak pada ion molekul m/z 157

merupakan massa ion, (CH2)7COOCH3+,

dihasilkan dari pelepasan radikal C4H6O

yang merupakan karakteristik alkohol rantai panjang, puncak ion molekul pada m/z 143 dan 115 merupakan massa ion (CH2)6COOCH3+ dan (CH2)4COOCH3+

dihasilkan dari pelepasan radikal .CH2 dan

(6)

.C2H4, puncak pada m/z=101 merupakan

massa ion (CH2)3COOCH3+ dihasilkan dari

pelepasan radikal CH2, puncak pada ion

molekul m/z 88 merupakan massa ion

CH3CH2COOCH3+ dihasilkan dari

pelepasan .CH yang merupakan karakteristik senyawa hidrokarbon tidak jenuh, puncak pada ion molekul m/z 57

merupakan massa ion CH3CH2C=O+

dihasilkan dari pelepasan radikal .OCH3,

puncak pada ion molekul m/z 43

merupakan massa ion CH3C=O+ dihasilkan

dari radikal CH2.

Hasil analisis GC-MS terhadap metil linoleat hasil dehidrasi dari risinoleat pada minyak jarak memberikan spektrum MS dengan puncak ion molekul pada m/z = 294 merupakan massa rumus dari metil linoleat (Lampiran 2). Puncak-puncak selanjutnya diikuti pada m/z 262 yang merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=CH2CH=CH(CH2)6

CH=C=O+ dihasilkan dari pelepasan

CH3OH yang merupakan karakteristik senyawa metil ester. Puncak-puncak pada m/z 220 merupakan massa dari ion CH3(CH2)4CH=

CH2CH=CH(CH2)6CH=CH2+., dihasilkan dari

pelepasan radikal CH2C=O. Puncak pada

m/z 178 merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH2CH=CH2+.

dihasilkan dari pelepasan radikal C3H6.

Puncak m/z 164 merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH=CH2+.,

dihasilkan dari pelepasan CH2, puncak m/z

123 merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=

CHCH=CH+, dihasilkan dari pelepasan

radikal C2H3 yang merupakan ciri khas

hidrokarbon tidak jenuh. Puncak pada m/z 109, 95, 61, dan 67 merupakan massa dari

ion CH3(CH2)4CH=CHCH=CH+,

CH3(CH2)3CH= CHCH=CH+,

CH3(CH2)2CH=CHCH=CH+,

CH3CH2CH=CHCH=CH+, dihasilkan dari

pelepasan CH2. Yang merupakan karakteristik senyawa hidrokarbon tidak jenuh, puncak pada m/z 41 merupakan massa dari ion CH2CH=CH2+..

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan:

1. Hasil ekstraksi minyak jarak secara sokletasi terhadap biji jarak dari tiga jenis pelarut yang digunakan yakni 2-propanol, etanol, dan N-heksana memberikan hasil yang terbaik adalah menggunakan pelarut 2-propanol.

2. Dehidrasi risinoleat pada minyak jarak menjadi linoleat terhadap minyak jarak menggunakan molekular shieve secara refluks menggunakan pelarut petroleum eter, N-heksana, etanol, dan dietil eter memberikan hasil yang terbaik adalah menggunakan pelarut petroleum eter. 3. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi

FT-IR dan GC-MS menunjukkan bahwa dehidrasi minyak jarak terjadi penurunan risinoleat dari 77,08% menjadi 10,22% sedangkan kenaikan linoleat terjadi perubahan dari 7,09% sebelum dehidrasi menjadi 30,60% sesudah dehidrasi yang terdiri dari campuran cis sebesar 17,58% dan trans sebesar 13,02%.

Saran

1. Perlu dibandingkan dehidrasi risinoleat menjadi linoleat yang terdapat dalam minyak jarak menggunakan dehidrator

lain seperti H2SO4(p), H3PO4, dan

alumina.

2. Adanya asam lemak trans yang

terdapat pada hasil dehidrasi, disarankan lebih baik digunakan sebagai bahan industri kimia oleo dan apabila digunakan sebagai bahan pangan perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu.

(7)

24

E. DAFTAR PUSTAKA

___ , (1989), “Official Methods And

Recommended Practices Of The American Oil Chemits Society

(AOCS)” , 4th edition Vol.1,

Commercial Fats and Oils.

Rumamurthi, S., Monahar, V. and Mani, V.

V. S., (1998), “Characterization of

Fatty Acid Isomers in Dehydrated Castrol Oil and GC-MS Techniques”,

JAOCS Vol. 75: 1297.

Prtifield, W. W., (1993), “Inorganic Chemistry”,

Seconnd Edition, Academic Press, Inc., Sandiego: 165.

Christie, W. W., (1982), “Lipid

Analysis-Isolation, Separation, Indentification and Structural Analysis Of Lipid”, 2nd

edition, Pergaman Press Ltd., Oxford, England: 73.

Silverstein, (1981), ”Penyelidikan

Spektrometrik Senyawa Oranik”, Edisi

ke-4, Erlangga Jakarta.

Sujadmaka, (1992),. “Prospek Pasar

Budidaya Jarak”, Edisi 1, PT. Penebar

Swadaya, Jakarta: 1–20.

Jhon, M. D., (1980), “Principles of Food

Chemistry”, Van Nostrad Reinhold

Co., New York: 38. Thio, P. A., (1977), ”Molecular Shieve for

Selective Adsorption”, Second

Edition, The British Drug Houses Ltd., England, 10, 21.

Kaban, J. dan Daniel, (2005), “ Sintesis n-6

Etil Ester Asam Lemak dari Beberapa Minyak Ikan Air Tawar, ”Komunikasi

Penelitian , Vol. 17(2): 14–20. Winarno, (1993), Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen”, Edisi I, Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Ketaren, S., (1986), “Pengantar Teknologi

Lemak dan Minyak Pangan”, Cetakan

1, Penerbit UI-Press, Jakarta: 264– 268.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Spektrum MS Metil Risinoleat

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Minyak Jarak Terdehidrasi   No  Pelarut  Bilangan  Iodin  Bilangan Asam  Asam Lemak Bebas (ALB)  Bilangan Hidroksi  Bilangan  Penyabunan  1 Etanol  103,46  3.8  0,18  23  182  2 Dietil-eter  86,6  3.5  0.17  28  179  3 Peroleu
Tabel 2. Hasil GC-MS Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Sebelum dan Sesudah Dehidrasi

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan pertama bertujuan untuk mendapatkan jenis media terbaik yang dikaitkan dengan pemakaian zat pengatur tumbuh untuk percepatan pertumbuhan akar pada setek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma terdapat tiga belas kritik sosial yang terdiri dari delapan kritik

Tesis ini, dengan judul Judicial review Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Oleh Mahkamah Konstitusi merupakan karya asli penulis dan bukan

Salah satu bentuk demokrasi yang ada di Indonesia adalah pemilihan kepala daerah, atau biasa disebut pilkada, yang dilakukan untuk menentukan kepala daerah dan wakil kepala

No part of this training material may be translated, reprinted or reproduced or utilised in any form either in whole or in part or by any electronic, mechanical or other means,

Bahkan seorang muslim dituntut untuk menghindari jalan-jalan yang mengarahkan ke perbuatan keji tersebut, seperti kewajiban untuk menundukkan pandangan terhadap lawan jenis,

RINCIAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT

Pengelompokan turbin angin berdasarkan prinsip aerodinamik pada rotor yang dimaksud yaitu apakah rotor turbin angin mengekstrak energi angin memanfaatkan gaya drag