• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM

PELAKSANAAN PROGRAM

PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS

IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS

IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

▸ Baca selengkapnya: program k9 sekolah

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan koordinasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Akhirnya kami berdo’a, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yogyakarta, Desember 2016

Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Kasi PMS LPMP D.I. Yogyakarta

Dr.Subiyantoro,M.Pd. Dra. Titi Sulistiyani

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pada level Pemerintah Pusat penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pada level Pemerintah Daerah oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah memberi rambu-rambu, bahwa peningkatan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu dan target capaian yang jelas. Setiap satuan pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya memiliki tanggung jawab dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan, serta memiliki pola pikir bahwa mutu dan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama (budaya mutu). Oleh karena itu untuk melaksanakan penjaminan mutu, sekolah perlu melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan (whole school development approach) untuk bersama-sama memiliki budaya mutu, yaitu kesadaran kolektif seluruh ekosistem satuan pendidikan untuk mendorong terjadinya proses pencapaian dan peningkatan mutu yang tiada henti, terus-menerus, dan berkelanjutan yang diwujudkan melalui penjaminan mutu secara mandiri sesuai Standar Nasional Pendidikan. Dukungan dan fasilitasi institusi-institusi pendidikan dalam

penerapan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) sesuai tugas dan kewenangannya, akan memperkuat upaya satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai kebutuhan nyata di lapangan.

Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), memprogramkan pengembangan sekolah model dan sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Program ini dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan pendidikan lain (disebut sekolah imbas) dalam menerapkan penjaminan mutu pendidikan, sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di sekolah, memiliki kesatuan hati, tekad, pendapat, dan tujuan, untuk melangkah bersama-sama memajukan pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dalam rangka mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

B. Dasar Hukum

1.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4301);

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

(4)

3.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan serta menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) antara lain mengembangkan :

1. Sekolah model sebagai percontohan sekolah berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.

2. Pola pengimbasan penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah sehingga seluruh sekolah mampu menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada tahun 2019

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program pengembangan sekolah model dan sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)adalah :

1. Sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri;

2. Sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP);

(5)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Sekolah model adalah sekolah yang ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Sekolah model menerapkan

seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada sekolah tersebut. Sekolah model memiliki tanggung jawab mengimbaskan praktik baik penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada lima sekolah di sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya disebut dengan sekolah imbas. Desain Program Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI LPMP D.I. Yogyakarta seperti Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Desain Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta

Gambar 2.1. menunjukkan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal terdiri dari kegiatan koordinasi dan sosialisasi, persiapan petugas pendamping program, workshop SPMI bagi sekolah model dan sekolah imbas, pemberian dana stimulan pengembangan SPMI bagi sekolah model, serta kegiatan pendampingan pengembangan SPMI di sekolah model dan sekolah imbas melalui pembimbingan dan monitoring.

Rakor Sekolah Model (KEG I)  Sosialiasi Program

 Penentuan sasaran (Model dan Imbas)

 Penentuan Fasilitator Daerah (Pendamping)

Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) bagi

Tim PMP Daerah

Mempersiapkan tim pendamping/ petugas bimtek sekolah model

Rakor Penyaluran Bantuan Sekolah Model  Sosialisasi program (model dan Imbas)

 Penjelasan teknis bantuan operasional

 Penandatanganan MoU

 Penyaluran bantuan operasional

 Menentukan TPK Workshop Sekolah Model

Workshop Sekolah Model

Pembekalan dan peningkatan kapasitas sekolah model

Rakor Sekolah Model (KEG II)  Evaluasi Program

 Persiapan Bimteks dan Monev

Bimtek dan Monev Sekolah Model

Evaluasi, Bimbingan teknis dan Supervisi Implementasi Program Peningkatan Mutu

(RTL Workshop Sekmod)

Implementasi Program Peningkatan Mutu (RTL Worshop Sekolah Model)

Wokshop Pengembangan SPMI bagi Sekolah Imbas

 Bidang Manajemen(KEG I)

 Bidang akademik/pembelajaran(KEG II)

Bimtek dan Monev Tim PMP Daerah

Evaluasi, Bimbingan teknis dan Supervisi Implementasi Program Peningkatan Mutu (RTL SPMI Sek

Imbas)

Implementasi Program Peningkatan Mutu (RTL Worshop SPMI)

Potret Sekolah Model

Publikasi Praktek-praktek Baik (good ptactices) ImplementasiSPMI pada Sekolah

(6)

A. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-1 : Koordinasi dan Sosialisasi Program Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan kepada pemerintah daerah serta stakeholder pendidikan di D.I.Yogyakarta terkait penerapan penjaminan mutu pendidikan dengan mengembangkan sekolah model dan pola pengimbasannya. Seluruh pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan modul yang telah disusun oleh tim penjaminan mutu pendidikan pusat disampaikan dalam kegiatan sosialisasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk :

1. Sosialisasi dan Sinkronisasi Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

2. Penentuan calon sasaran sekolah model dan sekolah imbas SPMI.

3. Penentuan calon petugas pendamping pengembangan sekolah model dan imbas SPMI. 4. Harmonisasi dan sinkronisasi Program

Penjaminan Mutu Pendidikan, khususnya dalam Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal,

5. Menjaring peran serta seluruh stakeholders pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Penjaminan Mutu Pendidikan melalui Tim Jejaring Penjaminan Mutu Pendidikan.

Rakor dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 23 Agustus 2016 dihadiri oleh peserta dari LPMP D.I. Yogyakarta serta 21 (dua puluh satu) orang dari Dinas Dikpora DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY, Badan Akreditasi Sekolah D.I. Yogyakarta, Kanwil KEMENAG D.I. Yogyakarta. Tabel II-1 menyajikan rekapitulasi jumlah peserta yang hadir dari luar LPMP D.I. Yogyakarta.

Tabel II-1. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 dari Unsur Dinas Pendidikan DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY, Kanwil Kemenag DIY, Badan Akreditasi DIY, dan BAPPEDA DIY.

No Unit Kerja Jumlah Peserta Keterangan

1 Dinas Dikpora DIY 2 orang

Dikpora DIY : Kabid dan Kasi yang mengurusi SMA/SMK

BAP : Ketua BAP

Kanwil KEMENAG : Kabid Persekolahan

Dikpora Kab/Kota : Kabid/Kasi SD, SMP, SMA/SMK

2 Badan Akreditasi Sekolah DIY 1 orang

3 Kanwil KEMENAG DIY 1 orang

4 Dinas Dikpora Kab. Gunungkidul 5 orang

5 Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo 2 orang 6 Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 4 orang

7 Dinas Dikpora Kab. Sleman 1 orang

8 Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul 2 orang

9 Dinas Dikmenof Kab. Bantul 2 orang

10 BAPPEDA Provinsi D.I. Yogyakarta 1 orang

Jumlah 21 orang

(a) (b)

Gambar 2.2.Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), 23 Agustus 2016. Gambar (a) Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, memaparkan materi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan sesuai Permendikbud 28 Tahun 2016. Gambar (b) Peserta serius mengikuti koordinasi.

1. Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan Program Pengembangan Sekolah model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI bagi 20 sekolah model dan

100 sekolah imbas. Sebagai tindak lanjut koordinasi, masing-masing Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyampaikan usulan sekolah model dan sekolah imbas. Tabel II-2 s.d.Tabel II-4 menyajikan daftar sekolah model dan sekolah imbas untuk masing-masing wilayah Kabupaten/Kota.

(7)

Tabel II-2. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Kabupaten Bantul.

NO JENJANG NAMA SEKOLAH

SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS

1 SD SD NEGERI 2 PADOKAN 1 SD 1 PADOKAN 2 SD WINONGGO 3 SD MUH. SENGGOTAN 4 SD KANISIUS KEMBARAN 5 SD 1 KASIHAN

2 SMP SMP NEGERI 1SEWON 1 SMP 2 SEWON

2 SMP 3 SEWON

3 SMP 4 SEWON

4 SMP MUH. SEWON

5 SMP AL MA'ARIF BAMBANGLIPURO

3 SMA SMA NEGERI 1KASIHAN 1 SMAN 1 Sedayu

2 SMAN 1 Sewon 3 SMAN 1 Jetis 4 SMAN 1 Pajangan 5 SMAN 3 Bantul 4 SMK SMK NEGERI1 SEWON 1 SMKN 1 Pandak 2 SMKN 2 Sewon 3 SMK Muh Imogiri 4 SMK Al Munawir Krapyak 5 SMK Pelita Buana

Tabel II-3. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

NO JENJANG NAMA SEKOLAH KAB/KOTA SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS

1 SD SD Wonosari Baru 1 SDN Wonosari II Kab. Gunungkidul

2 SDN Mulo II 3 SDN Karangtengah Baru 4 SDN Selang 5 SDN Karangrejek I 2 SMP SMPN 1 Karangmojo 1 SMPN 2 Wonosari 2 SMPN 1 Semin 3 SMPN 1 Semanu 4 SMPN 1 Ponjong 5 SMPN 1 Playen

3 SMA SMAN 2 Wonosari 1 SMAN 1 Playen

2 SMAN 2 Playen 3 SMAN 1 Karangmojo 4 SMAN 1 Semin 5 SMAN 1 Tanjungsari 4 SMK SMKN 2 Wonosari 1 SMKN 1 Nglipar 2 SMKN 1 Tepus 3 SMKN 1 Saptosari 4 SMKN 1 Ponjong 5 SMKN 1 Ngawen

5 SD SD N Giwangan 1 SDN Pakel Kota Yogyakarta

2 SDN Kotagede 3

3 SDN Golo

4 SDN Warungboto

5 SDN Muhammadiyah Nitikan

(8)

NO JENJANG NAMA SEKOLAH KAB/KOTA SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS

2 SMP N 4 Yogyakarta 3 SMP N 6 Yogyakarta 4 SMP N 12 Yogyakarta 5 SMP Muhammadiyah 2 Yk

7 SMA SMA N 6 Yogyakarta 1 SMA N 4 Yogyakarta

2 SMA N 5 Yogyakarta 3 SMA N 7 Yogyakarta 4 SMA N 10 Yogyakarta 5 SMA N 11 Yogyakarta 8 SMK SMK N 5 Yogyakarta 1 SMK N 1 Yogyakarta 2 SMK N 3 Yogyakarta 3 SMK N 4 Yogyakarta 4 SMK N 6 Yogyakarta 5 SMK N 7 Yogyakarta

Tabel II-4. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo.

NO JENJANG NAMA SEKOLAH KAB/KOTA SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS

1 SD SD Model 1 SDN Percobaan 3 Pakem Kab. Sleman

2 SDN Maguwoharjo Depok 3 SDN Percobaan 2 Depok 4 SDN Kalasan Baru 5 SDN Gentan Ngaglik 2 SMP SMPN 1 Godean 1 SMPN 3 Godean 2 SMPN 1 Moyudan 3 SMPN 1 Seyegan 4 SMPN 1 Minggir 5 SMPN 1 Gamping

3 SMA SMAN 1 Kalasan 1 SMAN 1 Prambanan

2 SMAN 1 Depok 3 SMAN 1 Ngemplak 4 SMAN 2 Ngaglik 5 SMAN 1 Pakem 4 SMK SMKN 1 Godean 1 SMKN 1 Tempel 2 SMK Muh. 2 Moyudan 3 SMK YPKK 1 Sleman 4 SMK YPKK 2 Sleman 5 SMK Muh Turi

5 SD SDN Brosot 1 SDN Graulan Kab. Kulon Progo

2 SDN Temon 3 SDN 1 Karangsari 4 SDN Jlaban 5 SDN 1 Samigaluh 6 SMP SMPN 4 Wates 1 SMPN 2 Wates 2 SMPN 3 Wates 3 SMPN 5 Wates 4 SMP BOPKRI Wates 5 SMP VIP Pesawat

7 SMA SMAN 1 Wates 1 SMAN 1 Sentolo

2 SMAN 1 Pengasih 3 SMAN 1 Temon 4 SMAN 1 Kalibawang 5 SMAN 1 Lendah 8 SMK SMKN 1 Pengasih 1 SMKN 1 Panjatan 2 SMKN 1 Nanggulan 3 SMKN 1 Temon 4 SMKN 1 Kokap 5 SMKN 1 Samigaluh

(9)

2. Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD)

Permendikbud nomor 28 tahun 2016 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah pasal 9 dan 10 mengamanatkan untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, pemerintah daerah wajib membentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan. Tim ini bertugas membantu

pemerintah daerah melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi dibentuk tim PMP daerah yang terdiri dari tim fasilitator daerah pengembangan sekolah model SPMI dan Sekretariat Tim Penjaminan Mutu Daerah. Tabel II-5 danTabel II-6 memperlihatkan personalia fasilitator daerah dan sekretariat penjaminan mutu pendidikan.

Tabel II-5.Fasilitator Daerah Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugas memberikan pembimbingan dan pendampingan pada sekolah model dalam mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

NO NAMA SEKOLAH MODEL NAMA FASILITATOR

DAERAH UNSUR KAB/KOTA

1 SD 2 PADOKAN Tutik Saptiningsih, M. Pd Pengawas Sekolah Kab. Bantul

SubiyatiI, M. Pd Struktural Dinas

2 SMP N 1 SEWON Drs. Waluyo, M. Pd Pengawas Sekolah

Drs. Suyatno, M. Si Struktural Dinas

3 SMAN 1 Kasihan Kun Purwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah

Suhirman, M.Pd. Struktural Dinas

4 SMKN 1 Sewon H. Sudarman, SIP, M.Pd. Pengawas Sekolah

Sarwa Wibawa, SIP, M.Pd. Struktural Dinas

5 SD Wonosari Baru Drs. Subiyono, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Gunungkidul

Tijan, S.Sos, MM Struktural Dinas

6 SMPN 1 Karangmojo Drs. Sarjono, M.Pd. Pengawas Sekolah

Sumarto, S.Pd, MM Struktural Dinas

7 SMAN 2 Wonosari Drs. Mujiman, MM Pengawas Sekolah

Dra. Indah Parmanawati,

M.Pd. Struktural Dinas

8 SMKN 2 Wonosari Drs. Purwoko Lembono,

M.Pd Pengawas Sekolah

Sukito, S.Pd, M.M Struktural Dinas

9 SD N GiwanganYogyakarta Mardi, M.Pd Pengawas Sekolah Kota Yogyakarta

Dra. Anita Sri Madumurti,

MM Struktural Dinas

10 SMP N 8 Yogyakarta Rudi Darmawan, M.Pd Pengawas Sekolah

Hasyim, M.Acc Struktural Dinas

11 SMA N 6 Yogyakarta Drs. Bambang Supriyono,MM Pengawas Sekolah Drs. Rochmat, M.Pd Struktural Dinas

12 SMK N 5 Yogyakarta Paryoto, MT, M.Pd Pengawas Sekolah

Ngatini, S.Pd,MM Struktural Dinas

13 SD Model Dra. Mugi Rahayu, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Sleman

Drs. Subardi, M.Pd. Struktural Dinas

14 SMPN 1 Godean Drs. Sudarwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah

Drs. Bambang Joko

Gambiro, SH, SE, M.Pd. Struktural Dinas

15 SMAN 1 Kalasan Drs. Sutarto, MM Pengawas Sekolah

Dra. Sri Wartini, M.Pd. Struktural Dinas

16 SMKN 1 Godean Drs. Warjianoko Ponco

Wasana, M.Hum Pengawas Sekolah

Drs. Ery Widaryana, MM Struktural Dinas

17 SD Negeri Brosot Dra. Siti Hibanah, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Kulon Progo

Dra. Tri Rahayuningsih Struktural Dinas

18 SMPN 4 Wates Surgiyantoro, S.Pd, M.Pd. Pengawas Sekolah

Sarjana, SE Struktural Dinas

19 SMA N 1 Wates Drs. Agus Heri Budi Wiyono Pengawas Sekolah Dra. Henry Tatik Widayati Struktural Dinas

20 SMKN 1 Pengasih Agus Priyantoro, M.Pd. Pengawas Sekolah

(10)

Tabel II-6. Sekretariat Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugas melakukan harmonisasi dan koordinasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan.

No Nama Jabatan/Unit Kerja Wilayah Dinas Sekretariat PMP

1 Arif Haryono, SH. Kepala Disdikpora Kab.Sleman Penanggungjawab Kab. Sleman

2 Halim Sutono, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Koordinator 3 St. Haenry D, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota

4 Fajar Taufiq Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota

5 Missa Serriawati, SS. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

6 Dwi Wahyu Ratna H, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

7 Drs. Sudodo, MM. Kepala Disdikpora Kab. GK Penanggungjawab Kab. G. kidul

8 Sri Andari, M.Pd. Kabid TK-SD Dikpora Kab. GK Koordinator

9 Drs. Kusmanto Kabid PLP Dikpora Kab. GK Anggota

10 Sukito, MM. Kabid DIKMEN Dikpora Kab.GK Anggota

11 Dr. Arwan Rifa'i, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

12 Mustari, M.Si. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

13 Drs. Totok Sudarto, M.Pd. Kepala Dinas Dikdas Kab.Bantul Penanggungjawab Kab. Bantul 14 Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd. Kasi PMS LPMP DIY Koordinator

15 Supri Hastuti, MM. Dinas Dikdas Kab. Bantul Anggota 16 Slamet Pamuji, M.Pd. Kabid SD Dikdas Kab. Bantul Anggota 17 Hengky Fitriansyah, S.Si.,

M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

18 Nurul Hidayati, MM. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

19 Drs. Masharun Ghozali,MM. Kepala Dinas DikmenofBantul Penanggungjawab 20 Sukarjo, M.Pd. Kabid Dinas Dikmenof Bantul Koordinator 21 Ristiani Musyarofah, S.Sos.,M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota 22 Nasuha Abdul Aziz, M.Eng. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota 23 Afiat Danifudin, S.Sos. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

24 Slamet Lestariningsih LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

25 Drs. Sumarsana, M.Si. Kepala Disdik Kab. KP Penanggungjawab Kab. K. Progo

26 Sumadi Dinas Pendidikan Kab. KP Koordinator

27 EM. Satya Rahadi K, S.Pd. Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota

28 Tri Wasono Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota

29 Tri Maryunanto, SH. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

30 Ni Ketut Daswati, S.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

31 Drs. Edy Heri Suasana,M.Pd. Kepala Disdik Kota YK Penanggungjawab Kota YK 32 Budi Santosa Asrori, SE.,M.Si. Kabid Disdik Kota YK Koordinator

33 Dra. Suhartati Kabid Disdik Kota YK Anggota

34 Drs. Sugeng Mulyo Subono,

M.Pd. Kabid Disdik Kota YK Anggota

35 Dody Arianto, ST., M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

36 Dwi Widiyanti, M.Hum. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

37 Dr. Subiyantoro, M.Pd. Kepala LPMP DIY Penanggungjawab Provinsi DIY

38 Triana Purnamawati, MM. Dinas Dikpora DIY Koordinator

39 Janiari, S.Pd. Dinas Dikpora DIY Anggota

40 Sinta Ari Dewi, S.IP. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

41 Satyanto Budi Raharjo,M.Acc. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

42 Anita Nurrokhmah, SE. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota

Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan adalah : a. melakukan pembinaan, pembimbingan,

pendampingan, dan supervisi terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan;

b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan;

c. menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan.

B. Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) bagi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) Daerah

Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ini dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan

(11)

mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik perlu adanya pendampingan, pembimbingan, dan pembinaan kepada satuan pendidikan sehingga dibentuk tim Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di tingkat daerah. Tim PMP daerah beranggotakan pengawas sekolah maupun unsur dinas pendidikan lainnya selaku institusi pembina sekolah. Untuk meningkatkan kapasitas tim PMP daerah dalam penjaminan mutu pendidikan, pada tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim PMP daerah. Pelatihan dirancang sefleksibel mungkin baik dari sisi materi maupun metode pelatihan sehingga dapat diikuti oleh semua peserta dari berbagai level. Oleh karena itu, ruang lingkup pelatihan tidak hanya tersampaikannya substansi yang harus diterima oleh peserta pelatihan namun juga termasuk keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta setelah mengikuti pelatihan untuk menjalankan peran dan fungsi masing-masing dalam penerapan penjaminan mutu internal di sekolah.

Tujuan umum pelatihan SPMP bagi Tim PMP Darah adalah untuk meningkatkan kapasitas tim Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) daerah dalam

memfasilitasi satuan pendidikan mengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan internal (SPMI). Sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan pemahaman peserta terhadap:

a. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan b. Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan c. Standar Nasional Pendidikan

d. Konsep dan strategi pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal

e. Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan f. Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu

g. Pelaksanaan pemenuhan dan peningkatan kualitas pengelolaan sekolah

h. Pelaksanaan Pemenuhan dan peningkatan kualitas pembelajaran sekolah

i. Penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu internal

Peserta workshop adalah fasilitator daerah calon pendamping pengembangan sekolah model SPMI, terdiri dari unsur pengawas dan struktural dinas dengan jumlah 40 (empat puluh) orang dari 5 kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Materi yang diberikan oleh narasumber seperti dalam Tabel II-7 di bawah ini.

Tabel II-7. Deskripsi Materi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan

No Materi Deskripsi Materi

1 Grand DesignStrategi ImplementasiPMP: Filosofi dan  konsep penjaminan mutu pendidikan

strategi implementasi penjaminan mutu pendidikan 2 Kebijakan Ditjen Dikdasmen

Kemendikbud tentang PMP

 penjaminan mutu pendidikan ditinjau dari regulasi perundang-undangan : UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun 2005, dan Permendikbud no tentang sistem penjaminan mutu pendidikan

 penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah 3 Desain Program PengembanganSekolah Model PMP dan Peran

Fasda

 desain dan tahapan program pengembangan sekolah model PMP

 peran berbagai stakeholder pendidikan dalam pengembangan sekolah model SPMI

4 Isu-isu Kritis Terkait MutuPendidikan

 menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkan standar nasional pendidikan.

 menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah

 diskusi untuk memahami kondisi pendidikan

5 Standar Nasional Pendidikan

 menjelaskan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standar nasional pendidikan

 menemu kenali prinsip penyelenggaraan pendidikan dari peraturan perundang-undangan.

 menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.

 menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan di Indonesia

6 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

 menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melalui PMP.

 menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.

 menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.

 menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan 7 Konsep Sistem Penjaminan MutuInternal

 menggambarkan siklus penjaminan mutu internal

 menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI

 menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing tahapan dalam siklus dengan benar

8 Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan  prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.

praktek memfasilitasi pelaksanaan pemetaan mutu di satuan pendidikan 9 Penyusunan Rencana PemenuhanMutu menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu EDS

praktik memfasilitasi proses penyusunan rencana pemenuhan mutu 10 Pelaksanaan pemenuhan danpeningkatan kualitas pengelolaan

 menjelaskan mekanisme pemenuhan mutu satuan pendidikan.

 menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS

 Praktik menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS 11

Pelaksanaan pemenuhan dan peningkatan kualitas pembelajaran sekolah

 Prasedur Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Standar Proses.

 Model dan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

(12)

No Materi Deskripsi Materi

12 Penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi

 membuat dokumen rencana evaluasi

 menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan dan peningkatan mutu sesuai rencana

13 Rencana Tindak Lanjut

 menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolah model SPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan

 menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota

14 Pre Test dan Post Test Tes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan sebelum dansetelah pelatihan Setelah mengikuti workshop peserta diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan, sehingga memiliki kompetensi untuk melaksanakan pendampingan pengembangan SPMI pada sekolah model.

Gambar 2.2.Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim PMP daerah. Gambar (a) Sesi pemaparan materi oleh narasumber. Gambar (b) Peserta serius mengikuti kegiatan dan melaksanakan diskusi kelompok

C. Workshop Sekolah Model

Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan pendidikan lain yang akan menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Sekolah model diharapkan dapat mengimbaskan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan workshop sekolah model dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas tim Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan dalam melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal. Workshop sekolah model dirancang sefleksibel mungkin baik dari sisi materi maupun metode workshop sehingga setelah kegiatan, peserta tidak hanya memahami substansi materi, namun juga memiliki keterampilan untuk menjalankan peran dan fungsi masing-masing dalam penerapan penjaminan mutu internal di sekolah.

Workshop dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas tim Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di sekolah dalam mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di satuan pendidikan. Tujuan khusus workshop adalah meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi – materi Sistem penjaminan mutu internal diantaranya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan, Standar Nasional Pendidikan, Konsep dan strategi pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal, Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan, Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu, Pelaksanaan pemenuhan dan peningkatan kualitas pengelolaan sekolah, Pelaksanaan Pemenuhan dan peningkatan kualitas pembelajaran sekolah, Penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu internal.

Workshop Sekolah di susun dengan pola 34 jam pelatihan dengan materi mencakup konsep, kebijakan dan strategi implementasi penjaminan mutu pendidikan internal di satuan pendidikan. Deskripsi masing-masing materi disajikan dalam Tabel II-8 dibawah ini.

Tabel II-8. Deskripsi Materi Workshop Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016

No Materi Deskripsi Materi

1 Kebijakan Ditjen Dikdasmen

Kemendikbud tentang PMP  penjaminan mutu pendidikan ditinjau dari regulasi perundang-undangan :UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun 2005, dan Permendikbud no 63 Tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan

 penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah

2 Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan  menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkan standar nasional pendidikan.

(13)

No Materi Deskripsi Materi

 menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah

 diskusi untuk memahami kondisi pendidikan

3 Standar Nasional Pendidikan  menjelaskan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standar nasional pendidikan

 menemu kenali prinsip penyelenggaraan pendidikan dari peraturan perundang-undangan.

 menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.

 menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan di Indonesia

4 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan  menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melalui PMP.

 menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.

 menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.

 menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan 5

Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal

 menggambarkan siklus penjaminan mutu internal

 menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI

 menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing tahapan dalam siklus dengan benar

6

Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan  prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.

praktek memfasilitasi pelaksanaan pemetaan mutu di satuan pendidikan 7 Penyusunan Rencana Pemenuhan

Mutu  menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu EDSpraktik memfasilitasi proses penyusunan rencana pemenuhan mutu 8 Pelaksanaan pemenuhan dan

peningkatan kualitas pengelolaan  menjelaskan mekanisme pemenuhan mutu satuan pendidikan.menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS

 Praktik menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS 9 Pelaksanaan pemenuhan dan

peningkatan kualitas pembelajaran sekolah

 Prasedur Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Standar Proses.

 Model dan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

 Praktek merencanakan dan melaksanakan pembelajaran 10 Penyusunan rencana dan pelaksanaan

evaluasi  membuat dokumen rencana evaluasimenjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan dan peningkatan mutu sesuai rencana

11 Rencana Tindak Lanjut  menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolah model SPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan

 menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota

12 Pelaksanaan Komitmen  Menjelaskan peran dan fungsi seluruh komponen satuan pendidikan dalam implementasi SPMI

 Penandatangan komitmen implementasi SPMI

13 Pre Test dan Post Test Tes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi workshop, sebelum dan setelah mengikuti workshop

Workshop Sekolah Model dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dengan memberdayakan tim Penjaminan Mutu Pendidikan tingkat Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD) yang telah mengikuti pelatihan

Penjaminan Mutu Pendidikan, sebagai fasilitator/ narasumber, serta sekretariat tim penjaminan mutu pendidikan sebagai pelaksana kegiatan.

(14)

(b)

(c)

Gambar 2.3.Dokumentasi Kegiatan Workshop Sekolah Model. (a) SesiPembukaan dan Pemaparan materi Workshop Sekolah Model Kab. Gunungkidul. Tampak Drs. Sudodo, MM, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Gunungkidul hadir padaacara pembukaan, serta Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, menyampaikan materi tentang Kebijakan Kemendikbud tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (b) sesi kerja kelompok dan diskusi peserta Workshop Sekolah Model Kab. Gunungkidul. Gambar (c) Pemaparan materi dan diskusi kelompok pada Workshop Sekolah Model Kab. Bantul

Workshop diikuti oleh 120 (seratus dua puluh) orang peserta dari 20 (dua puluh) sekolah model jenjang SD, SMP, SMA, SMK. Masing-masing sekolah model mengirimkan 6 (enam) orang terdiri dari kepala sekolah, guru, operator dapodik, dan komite sekolah. Workshop Sekolah Model mampu meningkatkan pemahaman peserta tentang implementasi Sistem Penjaminan mutu Internal, dari konsep sampai dengan tahapan siklus SPMI dari pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, identifikasi masalah mutu, analisis akar masalah, penyusunan rencana pemenuhan mutu (baik bidang manajemen pengelolaan sekolah maupun pelaksanaan pembelajaran), serta penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu internal. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan workshop antara lain proses transfer materi dari narasumber/fasilitator daerah kepada peserta belum sepenuhnya dipahami sehingga diperlukan pendalaman secara teori dan praktik dalam pelaksanaan pendampingan di sekolah model. Pada akhir kegiatan workshop, setiap sekolah model menandatangani komitmen untuk mengembangkan SPMI, serta menuangkannya dalam bentuk rencana implementasi SPMI yang memuat kegiatan :

1. Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dan Sistem Penjaminan Mutu Internal kepada seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait seperti komite sekolah dan pengawas sekolah. 2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan

(Tim PMP)

3. Pemetaan mutu sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

4. Penyusunan rencana pemenuhan mutu, mulai dari analisis permasalahan sampai dengan penyusunan program sekolah

5. Bedah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yaitu kegiatan me-review untuk melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau menginventaris kegiatan untuk penyusunan RKAS tahun mendatang

6. Perbaikan proses pembelajaran mulaidari bedah dokumen perencanaan pembelajaran, dan supervisi pembelajaran

7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pemenuhan mutu

Rencana implementasi SPMI yang disusun oleh satuan pendidikan akan dijadikan acuan oleh Tim PMP-PD ketika melaksanakan pendampingan dan pembimbingan pengembangan SPMI di sekolah model.

D. Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan Sekolah Model

Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, sebagai tindak lanjut workshop sekolah model, masing-masing sekolah model telah menyusun rencana pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mulai dari kegiatan sosialisasi SPMI, pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan, pemetaan mutu sekolah, bedah RKAS, maupun perbaikan proses pembelajaran. Untuk mendukung kegiatan ini, LPMP D.I. Yogyakarta memberikan bantuan stimulan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada masing-masing sekolah.

Rapat koordinasi penyaluran bantuan sekolah model dilakukan untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan strategi implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal pada sekolah model. Pada kegiatan ini dilakukan :

a. Pemaparan desain kegiatan sekolah model dan sekolah imbas SPMI

b. Penjelasan tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban dana stimulan bantuan implementasi pengembangan sekolah model sesuai dengan panduan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan yang disusun oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud. c. Pemaparan tahapan pengembangan sekolah

model penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan Panduan Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan

(15)

yang disusun oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud

d. Penelitian proposal penggunaan bantuan sekolah model

e. Penandatanganan naskah perjanjian penggunaan bantuan.

Rapat koordinasi ini dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2016 bertempat di Ruang Rapat 2 LPMP D.I.

Yogyakarta dengan dihadiri oleh 20 orang kepala sekolah model. Sesudah menerima bantuan implementasi ini, sekolah model mulai mempersiapkan diri untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal. Suasana rapat koordinasi seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan Sekolah Model. Gambar (a) Drs.Taufan Agus Hanafi, M.Pd., selaku Pejabat Pembuat Komitmen LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan tata cara penggunaan dan pertanggung jawaban dana bantuan sekolah model. Gambar (b) Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd, Kepala Seksi PMS LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan desain kegiatan sekolah model dan sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) beserta tahapan pengembangannya.

E. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-2 : Koordinasi dan Persiapan Kegiatan Pendampingan (Bimbingan Teknik dan Monitoring) Pengembangan SPMI

Pemberian bantuan stimulan bagi sekolah model diharapkan mampu mendorong Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di sekolah model. Untuk mengawal penggunaan dana bantuan tersebut serta membantu sekolah mengembangkan SPMI, LPMP D.I. Yogyakarta merancang kegiatan pendampingan melalui monitoring dan bimbingan teknis bagi sekolah model oleh tim PMP daerah. Agar kegiatan tersebut

dapat berjalan dengan baik, perlu dilaksanakan rapat koordinasi untuk persiapan monitoring, bimbingan teknis, dan program pengimbasan SPMI kepada sekolah imbas. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 14 Oktober 2016 bertempat di LPMP D.I. Yogyakarta, dengan mengundang pejabat struktural dinas pendidikan kab/kota/provinsi, pengawas sekolah dan unsur LPMP D.I. Yogyakarta yang tergabung dalam Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat Daerah (Tim PMP-PD). Rekapitulasi peserta yang hadir pada kegiatan tersebut seperti disajikan dalam Tabel II-9.

Tabel II-9. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 : Pesiapan Monitoring, Bimbingan Teknis, dan Pengimbasan Program dari Unsur Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY.

No Unit Kerja Jumlah Peserta Keterangan

1 Disdikpora Kab. Sleman 6 orang

Peserta yang hadir adalah Tim PMP daerah yang menyampaikan materi dalam wokshop Sekolah Model Implementasi SPMI yang akan mendampingi sekolah model dalam mengembangkan SPMI

2 Disdik Kota Yogyakarta 4 orang

3 Dikmenof Kab. Bantul 3 orang

4 Dikdas Kab. Bantul 4 orang

5 Disdikpora Kab. Gunungkidul 8 orang

6 Disdik Kab. Kulon Progo 3 orang

Jumlah 28 orang

Rapat Koordinasi bertujuan untuk :

a. Sosialisasi Panduan Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan yang telah disusun oleh tim penjaminan mutu pendidikan pusat

b. Penjelasan teknis Pelaksanaan Monitoring dan Bimtek: Desain, Strategi, dan Instrumen

c. Koordinasi pelaksanaan pengimbasan Program Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Intenal (SPMI) kepada sekolah imbas. Selanjutnya, dalam rakor ini juga diberikan penjelasan teknis pendampingan meliputi :

1.

Tujuan pelaksanaan pendampingan sekolah model

Meningkatkan pemahaman Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) kepada seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah model.

Meningkatkan keterampilan sekolah dalam melaksanakan SPMI

Menguatkan pelaksanaan SPMI kepada seluruh warga sekolah dan pemangku

(16)

kepentingan di dalam maupun luar sekolah model.

2.

Hasil yang Diharapkan dari pelaksanaan pendampingan sekolah model

Sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri;

Sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai SNP;

Sekolah memiliki budaya mutu;

Sekolah model diharapkan dapat dijadikan percontohan sekolah berbasis SNP melalui penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri dan melakukan pengimbasan penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain hingga seluruh sekolah terampil menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada tahun 2019.

3.

Strategi pendampingan sekolah model

Strategi pendampingan dilakukan melalui kegiatan monitoring dan bimbingan teknis untuk memberikan bimbingan dan saran kepada sekolah model dalam mengimplementasi SPMI mulai dari kegiatan sosialisasi SPMI, pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan di Sekolah (TPMPS), pemetaan mutu melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS), penyusunan rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu/EDS, pelaksanaan rencana pemenuhan mutu, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan mutu, dan penyusunan standar baru untuk menuju siklus SPMI berikutnya.

Disamping pembekalan petugas pendamping pengembangan SPMI di sekolah model, pada rakor ini juga dibicarakan persiapan pengimbasan praktik-praktik baik Implementasi SPMI oleh sekolah model kepada sekolah imbas. Oleh karena itu dalam rakor ini disepakati tentang pengimbasan praktik baik (good practices)

implementasi SPMI, yang akan dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu :

1. Pelibatan sekolah imbas dalam proses pendampingan di Sekolah Model

Strategi ini dilakukan dengan cara mengundang perwakilan sekolah imbas untuk hadir pada kegiatan-kegiatan pengembangan SPMI di sekolah model, terutama pada kegiatan pemetaan mutu, perencanaan pemenuhan mutu, dan pelaksanaan pemenuhan mutu. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat kegiatan pendampingan sekolah model oleh fasilitator daerah dan tim PMP daerah. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan bekal awal kepada sekolah imbas tentang SPMI sebelum mengikuti kegiatan workshop pembinaan SPMI bagi sekolah model. 2. Workshop Pembinaan Sistem Penjaminan

Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah Imbas Workshop ini dilakukan untuk membekali sekolah imbas tentang SPMI secara lebih intensif. Praktik-praktik baik implementasi SPMI yang didapatkan oleh sekolah model, dipaparkan oleh tim TPMPS sekolah model kepada peserta dari sekolah imbas sehingga dapat dijadikan sebagai contoh implementasi SPMI. Workshop SPMI bagi sekolah imbas ini dilaksanakan dengan melibatkan tim jejaring penjaminan mutu pendidikan dari unsur LPMP D.I. Yogyakarta, Tim PMP daerah (Struktural Dinas Pendidikan Kab/Kota), fasilitator daerah dari unsur pengawas, dan Tim TPMPS sekolah model. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu sekolah model, sehingga sekolah model juga dapat melakukan observasi implementasi SPMI di sekolah imbas.

Pada kegiatan rakor ini juga dibahas strategi pelaksanaan kegiatan workshop pembinaan SPMI bagi sekolah imbas dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Tabel II-10 memperlihatkan rencana pelaksanaan kegiatan tersebut untuk masing-masing wilayah kab/kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Tabel II-10.Jadwal Pelaksanaan Workshop Pembinaan SIstem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) bagi Sekolah Imbas LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016

NO WILAYAH JENJANG WAKTU TEMPAT

1 Kab. Gunungkidul Jenjang SD - SMP 14 – 17 Nov 2016 SMKN 2 Wonosari

Jenjang SMA - SMK 14 – 17 Nov 2016 SMKN 2 Wonosari

2 Kab. Sleman Jenjang SD - SMP 15 – 18 Nov 2016 SD Model

Jenjang SMA - SMK 15 – 18 Nov 2016 SMAN 1 Kalasan

3 Kota Yogyakarta Jenjang SD - SMP 15 - 18 Nov 2016 SMPN 8 Yogyakarta

Jenjang SMA - SMK 14 - 17 Nov 2016 SMAN 6 Yogyakarta

4 Kab. Kulon Progo Jenjang SD - SMP 22 – 25 Nov 2016 Dinas Pendidikan KP

Jenjang SMA - SMK 22 – 25 Nov 2016 Dinas Pendidikan KP

5 Kab. Bantul Jenjang SD - SMP 22 – 25 Nov 2016 Dinas Dikdas Bantul

(17)

Suasana rapat koordinasi dan pembekalan petugas pendamping pengembangan dan pengimbasan SPMI tanggal 14 Oktober 2016 seperti di perlihatkan dalam Gambar 2.5.

(a) (b)

(c)

Gambar 2.5. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Pendampingan dan Pengimbasan Implementasi SPMI. Gambar (a) Kepala LPMPD.I.Yogyakarta, Dr.Subiyantoro, M.Pd. didampingiolehDra. Titi Sulistiyani, M.Pd, Kasi PMS LPMP D.I.Yogyakarta, membuka dan menyampaikan pengarahan pada peserta rakor. Gambar (b) Dr. Arwan Rifa’i, M.Pd dan Dwi Widiyanti, M.Hum, menyampaikan penjelasan teknis pelaksanaan pendampingan. Gambar (c) Peserta serius memperhatikan penjelasan dan melaksanakan diskusi kelompok.

F. Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Sekolah Model

Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dilaksanakan untuk menguatkan dan membina sekolah model agar dapat mengimplementasikan SPMI, dan melakukan pengimbasan SPMI kepada sekolah imbas. Di samping itu, pendampingan juga untuk membantu mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat pelaksanaan SPMI di sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di sekolah, untuk memiliki kesatuan hati, tekad, pendapat, dan tujuan, untuk melangkah bersama-sama memajukan pendidikan di sekolah dalam melaksanakan

penjaminan mutu pendidikan dalam rangka mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Permendikbud nomor 28 tahun 2016 pasal 5 menyebutkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Dasar dan Menengah memiliki siklus kegiatan yang terdiri dari :

a.

memetakan mutu pendidikan di sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan;

b.

membuat perencanaan peningkatan mutu yang

dituangkan dalam rencana kerja sekolah;

c.

melaksanakan pemenuhan mutu pengelolaan

sekolah dan proses pembelajaran;

d.

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan;

e.

menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.

(18)

Secara ringkas siklus SPMI tersebut seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 Pasal 5 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mengacu pada Gambar 2.6 pemetaan mutu pendidikan harus menghasilkan dokumen Evaluasi Diri Sekolah berupa profil kinerja sekolah dalam mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan (SNP) (profil mutu). Berdasarkan dokumen profil mutu ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi permasalahan mutu serta mencari penyebab permasalahan, kekuatan, dan kelemahan sekolah dalam mengimplementasikan SNP. Berdasarkan hasil analisis ini disusun rekomendasi program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan pengembangan sekolah. Sekolah melakukan evaluasi/audit untuk melihat dan menillai pelaksanaan program pemenuhan mutu. Apabila sekolahsudah mampu mengimplementasi seluruh SNP maka sekolah dapat menyusun standar melebihiSNP, namun apabila bila tidak, hasil audit

dijadikan masukan untuk menyusun program pemenuhan mutu berikutnya.

Pendampingan Pengembangan SPMI di sekolah model tahun 2016 yang dilakukan oleh LPMP D.I. Yogyakarta bekerja sama dengan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD) baru difokuskan pada tahap pemetaan mutu dan penyusunan rencana pemenuhan mutu. Pelaksanaan pemenuhan mutu hanya dilakukan pada perbaikan proses pembelajaran melalui kegiatan review dokumen perencanaan pembelajarandan pendampingan pembelajaran melalui kegiatan supervisi. Kegiatan pendampingan meliputi kegiatan sosialisasi SPMI, pemetaan mutu sekolah, penyusunan rencana pemenuhan mutu, pengembangan proses pembelajaran, supervisi pembelajaran, serta monitoring dan evaluasi implementasi SPMI dengan strategi kegiatan pendampingan seperti disajikan dalam Gambar 2.7.

(19)

KEGIATAN PENGEMBANGAN SPMI DI SEKOLAH MODEL (MONITORING DAN BIMBINGAN TEKNIS)KEGIATAN PENDAMPINGAN

Gambar 2.7.Desain Pendampingan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Melalui Kegiatan Monitoring dan Bimbingan Teknis oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah.

1. Materi Pendampingan

Mengacu pada strategi kegiatan di atas maka materi pendampingan meliputi :

a) Sosialisasi SPMI kepada pemangku kepentingan sekolah.

b) Pembentukan tim penjaminan mutu pendidikan sekolah.

c) Pelaksanaan evaluasi diri sekolah untuk memetakan kondisi mutu sekolah.

d) Penyusunan perencanaan pemenuhan mutu sekolah.

e) Penjaringan dan pelibatan peran pemangku kepentingan dari luar sekolah.

f) Bedah, penyusunan dan perbaikan dokumen RKAS dan perangkat pembelajaran.

g) Pembahasan pengelolaan keuangan. h) Pembahasan pengelolaan sarana-prasarana. i) Pengembangan rencana pembelajaran intra

dan ekstra kurikuler

j) Pengembangan strategi proses pembelajaran

k) Pengembangan kompetensi guru l) Pengembangan sistem monitoring dan

evaluasi untuk

i. Pengelolaan manajemen dalam sekolah ii. Pengelolaan pembelajaran dalam dan

luar kelas dalam sekolah

2. Prinsip Pendampingan

Pendampingan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti komprehensif, implementatif, dinamis, partisipatif dan koordinatif.

a. Komprehensif yaitu pendampingan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dari semua komponen SNP pada tahapan siklus SPMI dari berbagai sudut pandang pemangku kepentingan sekolah..

b. Implementatif, yaitu pendampingan dilaksanakan dengan menekankan praktik sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di sekolah. Materi teoritis/akademis diberikan untuk memperkuat pelaksanaan praktik lapangan dengan tetap mengacu kepada regulasi di bidang pendidikan.

c. Dinamis, yaitu pendampingan menyesuaikan kondisi daerah dan kemampuan sekolah dalam melaksanakan SPMI.

d. Partisipatif, yaitu pendampingan bersifat partisipatif, yang membuka ruang kepada sekolah untuk menyampaikan pendapat, berbagi pengalaman, melakukan praktik dan memberikan saran kepada pendamping dalam pelaksanaan pendampingan SPMI. e. Koordinatif, yaitu pendampingan

dilaksanakan secara koordinatif antara LPMP, tim pendamping/fasilitator daerah, Tim Penjaminan Mutu Daerah (TPMPD) dan tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS). Hal ini dilakukan untuk memperlancar dan menyamakan visi, misi, dan tujuan serta gerak langkah pelaksanaan SPMI di sekolah.

Monitoring Sosialisasi SPMI, Pembentukan TPMPS dan

Pemetaan Mutu

Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu Sosialisasi SPMI

Pembentukan Tim TPMPS

Pemetaan Mutu/Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu Berdasarkan Pemetaan Mutu/EDS

Pelaksanaan Pemenuhan Mutu

Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Mutu

Bimbingan Teknis Pelaksanaan Pemenuhan Mutu

Monitoring Pelaksanaan Pemenuhan Mutu

(20)

3. Metode Pendampingan

Metode yang digunakan disesuaikan kebutuhan pendampingan dan kondisi sekolah. Pendamping harus mampu memilih dan menggunakan metode pendampingan yang sesuai dengan tingkat perkembangan sekolah yang didampingi, yaitu :

a. Metode Pengarahan

Metode ini dilakukan saat dimana tingkat komitmen, pemahaman dan kemampuan sekolah rendah sehingga peran pendamping cukup dominan. Pendamping perlu menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan tujuan apa yang akan dicapai. Pendamping juga harus memantau terus perkembangannya. Metode ini tetap harus dilakukan dengan cara persuasif.

b. Metode Partisipatif

Metode pendampingan partisipatif atau melibatkan disarankan digunakan pada kondisi dimana tingkat pemahaman dan kemampuan sekolah memadai namun tingkat komitmen sekolah masih rendah. Seluruh komponen sekolah harus dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Seluruh komponen ini harus diberi tahu dan diajak diskusi mengenai mengapa hal-hal yang dimaksudkan perlu untuk dilakukan, dan sebagainya.

c. Metode Konsultatif

Sekolah yang memiliki tingkat komitmen tinggi tetapi tingkat pemahaman dan kemampuan masih rendah, dapat menggunakan metode konsultatif. Peran pendamping pada metode ini relatif kecil. Pendamping hanya membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah. Keputusan diambil sendiri oleh sekolah, dan pendamping hanya memberi pertimbangan. d. Metode delegatif

Peran pendamping menjadi amat terbatas saat kondisi sekolah yang sudah memiliki komitmen, pemahaman dan kemampuan yang memadai. Seluruh aktivitas dapat diserahkan kepada

sekolah terkait apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.

4. Bentuk Pendampingan

Bentuk pendampingan yang dapat diberikan pendamping dalam menjalankan metode tersebut di atas antara lain :

a. Layanan konsultasi

Kegiatan ini berupa layanan konseling yang diberikan oleh pendamping kepada sekolah, dimana sekolah dapat memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah yang dihadapi.

b. Diskusi bersama

Kegiatan ini merupakan interaksi komunikasi dua arah. Interaksi komunikasi dibangun dari adanya topik/pengetahuan yang menjadi permasalahan untuk menghasilkan pemahaman yang baik dan benar. Diskusi juga dilakukan untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan topik bahasan yang bersifat problematis.

c. Ceramah

Penyampaian topik bahasan dilakukan oleh pendamping secara monolog dan satu arah. Kegiatan ini dapat dilakukan pada topik yang dimana tingkat pemahaman sekolah kurang memadai dengan sumber referensi atau rujukan yang ada.

d. Kerja kelompok

Kerja kelompok menitikberatkan kepada interaksi antara komponen dalam kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama sehingga pendamping diharapkan mampu memfasilitasi dalam melibatkan sekolah secara aktif untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.

e. Bimbingan teknis

Dilakukan untuk memberikan bantuan yang biasanya berupa tuntunan dan nasehat untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis.

Deskripsi pelaksanaan masing-masing tahap pendampingan seperti disajikan dalam Tabel II-11.

Tabel II-11.a. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016.

No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan

1 Sosialiasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 1.1. Mensosialisasikan Sistem Penjaminan MutuPendidikan Dasar dan Menengah 1.2. Menyusun strategi dan

mekanisme pelaksanaan SPMI 1.3. Membentuk unit/tim penjaminan mutu pendidikan di sekolah 1. Pemaparan Permendikbud No 28 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah 2. Pemaparan Siklus

dan Tahapan SPMI 3. Pembentukan Unit/Tim Penjaminan Mutu Sekolah a. Pemahaman dan kesadaran warga sekolah tentang SPMI b. Kesepahaman seluruh warga sekolah dalam menerapan SPMI c. SK Tim Penjaminan Mutu Sekolah Fasilitasi dan Bimbingan dari LPMP DIY 2 Pemetaan Mutu

Sekolah 2.1. Sekolah trampilmelakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) untuk

1. Merefleksi

pemahaman sekolah terkait tujuan EDS

a. Dokumen hasil pemetaan (Profil Mutu Dilakukan secara mandiri dibimbing oleh

(21)

No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan

memetakan kondisi kinerja sekolah dalam mengimplementasikan SNP

2.2. Sekolah trampil

melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat– Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) yang berisi potensi keunggulan berikut faktor-faktor penghambat baik internal maupun eksternal sekolah 2.3. Sekolah mampu mengidentifikasi akar permasalahan dalam pemenuhan SNP

dan kegunaan profil mutu sekolah 2. menentukan indikator mutu berdasarkan SNP. 3. menyusun atau memilih instrumen EDS yang sesuai dengan indikator dalam SNP yang telah ditentukan sebelumnya 4. menyusun gambaran kondisi sekolah sesuai indikator dan data yang terkumpul. 5. melakukan analisis

SWOT

6. mengidentifikasikan masalah yang muncul dari analisis SWOT. 7. menentukan akar permasalahan dari setiap masalah utama yang ditemukan. 8. menyusun dokuman

hasil pemetaan mutu

Sekolah) b. Hasil analisis SWOT fasilitator dari Tim PMP-PD 3 Penyusunan Program Pemenuhan Mutu 3.1. Sekolah trampil menyusun program pemenuhan mutu menindaklanjuti hasil pemetaan mutu/EDS 3.2. Sekolah trampil melakukan perencanaan untuk mengatasi permasalah sesuai dengan skala prioritas

1. menyusun prioritas permasalahan yang diselesaikan, mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya dan tingkat kepentingan 2. merencanakan program dan kegiatan yang relevan untuk menyelesaikan permasalahan. a. Dokumen rencana pemenuhan memuat program, kegiatan, sasaran, penanggungjawa b, indikator keberhasilan, pihak yang terlibat dan target . Fasilitasi dan Bimbingan dari Fasilitator Tim PMP-PD

Tabel II-11.b. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 (Lanjutan).

No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan

3 Penyusunan Program Pemenuhan Mutu (lanjutan) 3.3. Sekolah trampil melakukan perencanaan untuk mengatasi permasalah sesuai dengan skala prioritas (Lanjutan)

3. menentukan indikator keberhasilan program dan kegiatan yang

direncanakan sekolah. 4. menetapkan target

output setiap program dan kegiatan yang direncanakan sekolah. 5. mengidentifikasi

penanggung jawab, sasaran dan pihak yang terlibat dalam setiap kegiatan .

6. melakukan kajian RKAS yang ada disekolah berdasarkan hasil pemetaan dan perencanaan. 7. Membahas bersama

untuk mengidentifikasi revisi program dan/atau kegiatan dalam RKAS yang sudah ada jika

memungkinkan atau menginventaris kegiatan untuk penyusunan RKAS tahun mendatang berdasarkan tingkat kemungkinan untuk dilaksanakan.

b. Hasil revisi dan usulan RKAS. Fasilitasi dan Bimbingan dari Fasilitator Tim PMP-PD

(22)

No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan 4 Pengembangan Proses Pembelajaran 3.1. Meningkatkan mutu perencanaan, pelaksanaan dan supervisi pembelajran 3.2. Review perangkat perencanaan pembelajaran (RPP) 3.3. Penyiapan perangkat supervisi pembelajaran 1. Menyiapkan instrumen review dan telaah RPP 2. Melaksanaan telaah RPP 3. Menyiapkan instrumen supervisi pembelajaran a. Instrumen supervisi RPP b. RPP yang telah direview c. Instrumen supervisi pembelajaran Fasilitasi dan Bimbingan dari Fasilitator Tim PMP-PD 5 Monitoring dan Evaluasi Implementasi SPMI Memastikan Kegiatan Pengembangan SPMI di Sekolah terlaksana Mereviewpelaksanaan rencana tindak lanjut pengembangan SPMI yang disusun oleh sekolah

Hasil monitoring

dan evaluasi Fasilitasidan Bimbingan dari LPMP DIY 1. Pendampingan Pemetaan Mutu

Pendampingan pemetaan mutu untuk menghasilkan profil mutu sekolah, menggunakan beberapa instrumen sebagai sumber data mutu, mulai dari hasil akreditasi, hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS), hasil Ujian Nasional, hasil Supervisi Pembelajaran, maupun instrumen pemetaan Manajemen Mutu Terpadu Implementasi Standar Nasional Pendidikan yang disusun oleh tim Seksi PMS LPMP D.I. Yogyakarta mengadopsi instrumen Evaluasi Manajemen Mutu

Terpadu Pendidikan (MMTP) dalam buku Total Quality Management in Education, Third Editionkarya Edward Sallis.

Sebagai salah satu contoh berikut dipaparkan hasil pemetaan mutu sekolah menggunakan instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) dari salah satu sekolah modelseperti disajikan dalam Tabel II-12 dan Gambar 2.8.

Tabel II-12. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan Menggunakan InstrumenEvaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).

NO KOMPONEN INDIKATOR MUTU CAPAIAN PREDIKAT

1 Hubungan Masyarakat 2.83 Rata-Rata (Average)

2 Proses Belajar Mengajar yang Efektif 2.94 Rata-Rata (Average)

3 Organisasi Sekolah 3.10 Rata-Rata (Average)

4 Guru dan Karyawan 3.30 Rata-Rata (Average)

5 Kompetensi Lulusan dan Penilaian 3.40 Rata-Rata (Average)

6 Layanan Peserta Didik 3.50 Rata-Rata (Average)

7 Kemudahan Akses 3.71 Rata-Rata (Average)

8 Lingkungan Fisik dan Sarana prasarana Pembelajaran 3.92 Baik (Good)

9 Kepemimpinan 3.95 Baik (Good)

10 Layanan pelanggan 4.00 Baik (Good)

RATA RATA CAPAIAN 3.42 Rata-Rata (Average)

Keterangan Predikat :

Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75

Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75

Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75

Gambar 2.8. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Kemudahan Akses Layanan pelanggan Kepemimpinan

Lingkungan Fisik dan Sarana prasarana

Pembelajaran Proses Belajar Mengajar yang Efektif Peserta Didik

Guru dan Karyawan Hubungan Masyarakat Organisasi Sekolah

Kompetensi Lulusan dan Penilaian

(23)

Hasil pemetaan mutu pada Tabel II-12 dan Gambar 2.8, berdasarkan nilai capaian masing-masing komponen maka dapat diidentifikasi prioritas komponen layanan pendidikan yang masih perlu untuk ditingkatkan yaitu hubungan masyarakat, proses belajar mengajar yang efektif, organisasi sekolah, guru dan karyawan, kompetensi lulusan dan penilaian dan seterusnya. Untuk melihat aspek-aspek yang memiliki nilai capaian rendah, sekolah dapat

melihat hasil pemetaan untuk setiap komponen seperti contoh pada Tabel II-13 dan II-14.

Hasil pemetaan pada Tabel II-13 memperlihatkan pengelolaan sekolah pada aspek melakukan penelitian untuk menjaring keinginan pelanggan internal dan eksternal secara teratur dan menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri merupakan aspek yang perlu diperbaiki.

Tabel II-13. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen Hubungan Masyarakat.

NO KOMPONEN CAPAIAN PREDIKAT

I Publikasi dan pemasaran 2.50 Kurang (Below Average)

1 Memiliki strategi pemasaran yang tepat 3.00 Rata-Rata (Average)

2 Melakukan penelitian untuk menjaring keinginan pelangganinternal dan eksternal secara teratur 2.00 Kurang (Below Average) II Hubungan Masyarakat 3.00 Rata-Rata (Average)

1 Menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholder 3.00 Rata-Rata (Average)

2 Meminta masukan dari stakeholder secara teratur 3.00 Rata-Rata (Average)

3 Menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri 2.00 Kurang (Below Average)

4 Menjalin kemitraan dengan lembaga selain dunia usaha danindustri (seperti puskesmas, kepolisian, PGRI dsb) 4.00 Baik (Good) Keterangan Predikat :

Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75

Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75

Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75

Tabel II-14. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen Proses Belajar Mengajar yang Efektif.

NO KOMPONEN CAPAIAN PREDIKAT

I Ketepatan Metode Pembelajaran 3.11 Rata-Rata (Average)

1 Guru menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapaitujuan pembelajaran 4.00 Baik (Good) 2 Guru menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sesuaikebutuhan peserta didik 3.00 Rata-Rata (Average) 3 Pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi komunikasi 3.00 Rata-Rata (Average) 4 Strategi pembelajaran di review dan dievaluasi secara teraturmenggunakan kriteria tertentu 3.00 Rata-Rata (Average) 5 Strategi pembelajaran dievaluasi dengan melihat respon siswa (Gurumeminta tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan)

3.00 Rata-Rata (Average)

6 Pembelajaran berpusat pada siswa 3.00 Rata-Rata (Average)

7 Rancangan pembelajaran yang dibuat guru mendorong siswa untukmenjadi pembelajar mandiri 3.00 Rata-Rata (Average)

8 Pembelajaran mengutamakan pada materi essensial 3.00 Rata-Rata (Average)

9 Mengkondisikan peserta didik aktif berinteraksi antar peserta didik

sesuai dengan tujuan pembelajaran 3.00 Rata-Rata (Average)

II Kesesuaian Kurikulum 3.00 Rata-Rata (Average)

1 Kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik 3.00 Rata-Rata (Average)

2 Isi kurikulum relevan dan tidak ketinggalan jaman 3.00 Rata-Rata (Average)

3 Sekolah proaktif terhadap perkembangan kurikulum 3.00 Rata-Rata (Average)

III Monitoring dan Evaluasi 2.60 Kurang (Below Average)

1 Umpan balik peserta didik diperoleh secara teratur 2.00 Kurang (Below Average)

2 Umpan balik pelanggan selain peserta didik diperoleh secara teratur 2.00 Kurang (Below Average) 3 Angket peserta didik dan masyarakat digunakan secara tepat 3.00 Rata-Rata (Average) 4 Sekolah memiliki sistem formal untuk melakukan penilaian dan

evaluasi 3.00 Rata-Rata (Average)

5 Umpan balik peserta didik digunakan sebagai masukan untukmembuat kebijakan 3.00 Rata-Rata (Average) Keterangan Predikat :

Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75

Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75

Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75

Hasil Pemetaan pada Tabel II-14 menunjukkan hampir seluruh aspek penyelenggaraan proses pembelajaran masih berada pada predikat rata-rata, bahkan pada aspek monitoring dan evaluasi masih berada pada predikat kurang.

(24)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g) (h)

Gambar 2.9. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal di SMA Negeri 2 Wonosari. Gambar (a) Tambak Fasilitator dari Tim Penjaminan Mutu Daerah, IndahPermanawati, M.Pd dan Petugas Monev dari LPMP D.I.Yogyakarta, Mustari, M.Si, mendampingi sekolah melakukan pemetaan mutu implementasi Standar Nasional Pendidikan. Gambar (b) dan (c) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pemetaan. Gambar (d) Tim Penjaminan Mutu SMA Negeri 2 Wonosari, Donna, M.Pd, melakukan supervisi pelaksanaan program pemenuhan mutu pada bidang pembelajaran. Gambar (e) Kegiatan Pemetaan Mutu di SMP Negeri 5 Wates. Gambar (f) dan (g) Kegiatan Sosialisasi SPMI. Gambar (h) Fokus Group Discussion Kegiatan Analisis Hasil Pemetaan dan Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu.

2. Identifikasi Masalah Mutu/Analisis SWOT Setelah ditemukan aspek-aspek mutu yang perlu ditingkatkan berdasarkan hasil pemetaan mutu, sekolah melakukan analisis untuk mengidentifikasi permasalahan, akar masalah, kekuatan, kelemahan,

peluang, dan tantangan untuk setiap indikator mutu yang perlu ditingkatkan. Tabel II-15 dan Tabel II-16 menyajikan contoh hasil pemetaan mutu implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo, Gunungkidul.

Gambar

Tabel II-7. Deskripsi Materi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
Gambar 2.2. Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim PMP daerah
Gambar 2.3. Dokumentasi Kegiatan Workshop Sekolah Model. (a) SesiPembukaan dan Pemaparan materi Workshop Sekolah Model Kab
Tabel II-9. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 : Pesiapan Monitoring, Bimbingan Teknis, dan Pengimbasan Program dari Unsur Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitator meminta peserta untuk menyandingkan hasil kerja kelompok A dan B pada masing-masing sekolah dan mengajak peserta untuk mengidentifikasi kondisi- kondisi

KEBIJAKAN MUTU Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali menyadari bahwa penjaminan mutu tidak bisa hanya berorientasi pada langkah prosedur saja, akan tetapi harus di mulai

Pada kasus ini, standar sarpras pendidikan memiliki nilai yang sangat rendah (3.91). Padahal, empat standar lain–standar proses, standar isi, standar penilaian pendidikan,

Maksud dan tujuan kegiatan survei pemetaan dan evaluasi implementasi SPMI adalah pertama, melakukan kegiatan pemetaan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan

Kepala Pusat Penjaminan Mutu melakukan sosialisasi standar peneliti kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain Wakil Ketua 1, Ketua Program Studi

1) Tahap Pengendalian standar merupakan tahapan ketika seluruh isi standar yang dilaksanakan di seluruh tingkat sekolah tinggi, program studi dan termasuk di

IAIN Palangka Raya mengadakan kegiatan audit mutu internal pada waktu yang direncanakan untuk menyediakan informasi kesesuaian sistem manajemen mutu dengan persyaratan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, kegiatan perbaikan mutu yang diterapkan sesuai dengan tahapan siklus SPMI yang dilakukan di SMP Darul Falah Cihampelas meliputi: satu, evaluasi