PERAWATAN DAN PERBAIKAN
ENGINE MANAGEMENT SYSTEM
DAN MOTOR LISTRIK
(C3) KELAS XI
Heri Setyo Basuki
PERAWATAN DAN PERBAIKAN ENGINE
MANAGEMENT SYSTEM DAN MOTOR LISTRIK
SMK/MAK Kelas XI
© 2020
Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada PT Kuantum Buku Sejahtera.
Penulis : Heri Setyo Basuki Editor : Fourdina Ratnasari Desainer Kover : Achmad Faisal
Desainer Isi : Tyas Ayu Rahmaning Subagyo Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-623-7216-62-9
Diterbitkan oleh
PT Kuantum Buku Sejahtera Anggota IKAPI No. 212/JTI/2019
Jalan Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No. 5 Malang - Jawa Timur Telp. (0341) 438 2294, Hotline 0822 9951 2221;
Situs web: www.quantumbook.id
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Kuantum Buku Sejahtera.
iii
Daftar Isi
Prakata ... v
Bab 1 Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel ... 1
A. Memahami Sistem Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel ... 2
B. Macam Sistem Injeksi Bensin dan Diesel ... 2
C. Sistem Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel ... 7
Uji Kompetensi ... 8
Bab 2 Karakteristik Sensor dan Aktuator serta Wiring Diagram dan Pengaruhnya pada Injeksi Bensin dan Diesel ... 13
A. Sensor Suhu ... 14
B. Sensor Udara Masuk (Air Flow Sensor) ... 16
C. Sensor Putaran ... 18
D. Sensor Gas Buang ... 19
E. Aktuator ... 20
F. Sistem Pengaliran Bahan Bakar ... 23
G. Elektronik Control Unit (ECU) ... 27
H. Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Kontrol Injeksi Bensin ... 32
Uji Kompetensi ... 39
Bab 3 Sistem Pengapian Elektronik ... 43
A. Memahami Sistem Pengapian Elektronik ... 44
B. Macam-Macam Sistem Pengapian Elektronik ... 47
C. Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengapian ... 57
Uji Kompetensi ... 63
Bab 4 Sistem Kontrol Kecepatan Otomatis (Cruise Control) ... 67
A. Memahami Sistem Kontrol Kecepatan Otomatis (Cruise Control) ... 68
B. Pengaturan Sistem Kontrol Kecepatan Otomatis (Cruise Control) ... 70
C. Pengatur Kecepatan Konstan Adaptif (Adaptive Cruise Control) ... 71
Uji Kompetensi ... 74
Bab 5 Sistem Kontrol Emisi ... 77
A. Memahami Sistem Kontrol Emisi ... 78
B. Konstruksi dan Komponen Sistem Kontrol Emisi ... 80
C. Perawatan dan Perbaikan Sistem Kontrol Emisi ... 86
Uji Kompetensi ... 89
Bab 6 Sistem Fail Safe (On Board Diagnostic) pada Engine Management System . 93 A. Memahami On Board Diagnostics (OBD) ... 94
B. Penerapan On Board Diagnostics (OBD) pada Engine ... 94
iv
Bab 7 Sistem Kontrol Katup Elektronik ... 103
A. Memahami Sistem Kontrol Katup Elektronik ... 104
B. Macam-Macam Sistem Kontrol Katup Elektronik ... 106
Uji Kompetensi ... 115
Bab 8 Motor Listrik... 119
A. Sejarah Motor Listrik ... 120
B. Inovasi Motor Listrik ... 120
C. Solar Cell ... 121
D. Mikrokontroler ATMega32 ... 129
E. Motor Listrik BLDC ... 131
F. Sistem Kontrol Manual dan Monitoring Motor Listrik ... 133
G. Relay ... 135
H. Sensor Arus ACS712 ... 136
I. Voltage Divider ... 138 J. Sensor Optocoupler ... 139 K. Rotary Encoder ... 141 Uji Kompetensi ... 143 Glosarium... ... 147 Daftar Pustaka ... 150 Biodata Penulis ... 151 Biodata Konsultan ... 152 Tim Kreatif... ... 153
v
Prakata
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya buku Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif ini dapat dirampungkan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas kelancaran dalam penulisan buku ini.
Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 revisi terbaru. Hadirnya buku ini diharapkan dapat menjadi panduan belajar bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Teknik Ototronik.
Dengan mengacu kepada KI/KD Kurikulum 2013 maka buku ini disusun dalam delapan bab yang masing-masing bab membahas materi sesuai dengan kompetensi dasar secara berurutuan. Pada setiap bab disajikan rangkuman serta uji kompetensi dengan harapan peserta didik dapat melakukan evaluasi diri dan pengayaan atas materi yang telah dipelajari. Buku ini telah dirancang sesuai dengan model pembelajaran berbasis HOTS dan STEM serta diselaraskan dengan pembelajaran revolusi industri 4.0 sehingga diharapkan dapat menjadi bahan ajar yang lebih sesuai dalam pencapaian kompetensi peserta didik.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya buku ini. Penulis mengaharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi peserta didik dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya serta bagi semua pihak yang memerlukan.
vi
Do not Pray
for an
Easy
life,
pray for the
strength
to
endure a difficult one
Jangan kamu berdoa untuk hidup yang mudah, Berdoalah agar diberi kekuatan supaya dapat
menghadapi hidup yang sulit. "Bruce Lee"
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 1
1
BA
B
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu
1. memahami komponen dan wiring diagram pada sistem kontrol injeksi bensin dan diesel dengan baik;
2. menjelaskan manfaat dan cara kerja pada sistem kontrol injeksi bensin dan diesel dengan baik; 3. memvalidasi prosedur pemeliharaan atau perawatan pada sistem kontrol injeksi bensin dan diesel
sesuai SOP; serta
4. memahami prosedur pemeliharaan atau perawatan pada sistem kontrol injeksi bensin dan diesel sesuai SOP.
Tujuan Pembelajaran
Sistem Engine serta
Kontrol Injeksi
Bensin dan Diesel
3.1 Menelaah dasar sistem engine
3.2 Memahami sejarah perkembangan teknologi engine management system 3.7 Memahami wiring diagram pada engine
4.1 Memelihara dasar sistem engine
4.2 Menentukan perbedaan sistem sesuai perkembangan teknologi engine management system 4.7 Menentukan lokasi komponen wiring pada engine
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
2
Saat ini seluruh mobil terbaru yang diproduksi dan dijual di Indonesia sudah menggunakan teknologi injeksi untuk pasokan bahan bakarnya. Teknologi lama yaitu karburasi (alatnya disebut karburator) sudah digusur. Jika saat ini ada mobil yang masih menggunakan karburator, mobil tersebut adalah sisa peninggalan waktu yang telah berlalu.
A. Memahami Sistem Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel
Sistem karburator yaitu pengaturan bahan bakar yang memakai sistem kontrol secara mekanis berdasarkan aliran udara pada venturi. Hal ini membuat turunnya tekanan sehingga berakibat pada mengalirnya bahan bakar yang tercampur dengan udara. Konfigurasi kontrol secara mekanis dapat dikatakan sangat rumit, sulit dalam pembuatan, dan sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efisien. Dengan demikian, mengakibatkan emisi gas buang tidak baik (belum dapat menghasilkan syarat gas buang yang ramah lingkungan).
Pengontrolan secara elektronik dengan sistem injeksi bahan bakar sudah diperkenalkan untuk menggantikan sistem konvesional karburator atau injeksi mekanis. Teknologi pengaturan secara elektronik untuk aplikasi engine dari sistem motor berkembang dengan sangat pesat. Penggunaan teknologi pengaturan secara elektronik akan memungkinkan sistem pengontrolan berjalan secara akurat dan tahan lama. Sistem kontrol engine secara elektronik dapat menjawab tiga tantangan yang selalu menjadi acuan utama dari sistem engine, yaitu
1. emisi yang ramah lingkungan; 2. hemat bahan bakar; dan 3. performa engine lebih baik.
Gambar 1.1 Perbedaan karburator dan injeksi Sumber: Heri Setyo Basuki
B. Macam Sistem Injeksi Bensin dan Diesel
Sistem injeksi ditemukan pada tahun 1922–1927 ketika Robert Bosch menemukan pompa injeksi diesel. Sejak tahun 1960, prinsip injeksi bensin diterapkan pada motor bensin. Pada tahun 1967 pabrik motor VW sudah menerapkan sistem D-Jetronik dan pada tahun 1973 sistem injeksi bensin akan dipakai secara meluas pada motor bensin. Macam-macam sistem injeksi bensin dapat diklasifikasikan dalam beberapa macam berdasarkan tempat penyemprotan dan sistem kontrolnya.
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 3
1. Berdasarkan Tempat Penyemprotan dan Diesel
Berdasarkan tempat penyemprotannya, sistem injeksi bensin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung (direct injection) dan secara tidak langsung (indirect injection).
a. Injeksi langsung/Gasoline Direct Injection (GDI)
Pada sistem GDI penginjeksian bahan bakar disemprotkan injektor langsung di ruang bakar. Proses pembakaran menjadi lebih sempurna dan presisi dibandingkan dengan engine biasa. Efeknya tenaga menjadi besar dan konsumsi bahan bakar menjadi ekonomis.
Gambar 1.2 Injeksi langsung Sumber: Heri Setyo Basuki
Penyebab sistem GDI bertenaga besar dan hemat bahan bakar, di antaranya 1) bahan bakar langsung disemprotkan ke ruang bakar (combustion chamber); 2) semprotan bahan bakar lebih mengabut karena tekanan bahan bakar
mencapai 200 bar atau lebih;
3) rasio kompresi dibuat lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak langsung; serta
4) komputer menghitung dengan sangat presisi jumlah dan waktu semprotan. b. Injeksi tidak langsung/indirect injection
Gambar 1.3 Injeksi tidak langsung Sumber: Heri Setyo Basuki
Pada sistem injeksi tidak langsung atau indirect injection, bahan bakar disemprotkan oleh injektor pada saluran masuk (intake manifold) sebelum ruang bakar. Pada teknologi ini tekanan bahan bakar berkisar 2,5–4 bar. Hal ini berbeda dengan sistem GDI yang membutuhkan tekanan tinggi.
Tekanan kerja bahan bakar yang relatif rendah menjadikan teknologi ini tidak memerlukan komponen yang berbahan tangguh. Nilai ekonomis dapat menjadi keunggulan atau keuntungan dari teknologi ini dengan performa yang baik dan emisi gas buang ramah lingkungan. Berdasarkan jumlah pemakaian
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
4
injektor pada sistem, injeksi tidak langsung atau indirect injection dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemakaian injektor tunggal untuk semua silinder yang dinamakan Single Point Injection (SPI) dan pemakaian injektor untuk masing-masing silinder yang dinamakan Multi Point Injection (MPI).
1) Single Point Injection (SPI)
Sistem injeksi ini menyerupai sistem karburator, tetapi telah dilengkapi bahan bakar bertekanan dan pengaturan jumlah penyemprotannya sudah dikontrol secara elektronik.
Gambar 1.4 Single Point Injection (SPI) Sumber: Heri Setyo Basuki
Keterangan: 1= bensin 2= udara 3= katup gas 4= intake manifold 5= injektor 6= engine
Pada sistem Single Point Injection (SPI) injektor terpasang satu buah untuk kebutuhan keseluruhan silinder. Pada sistem Single Point Injection (SPI) ini perbedaan panjang intake manifold masih memengaruhi perbedaan pemasukan bensin ke dalam engine.
2) Multi Point Injection (MPI)
Gambar 1.5 Multi Point Injection (MPI) Sumber: Heri Setyo Basuki
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 5 Keterangan: 1= bensin 2= udara 3= katup gas 4= intake manifold 5= injektor 6= engine
Pada sistem Multi Point Injection (MPI) injektor terpasang satu buah pada masing-masing silinder. Pada sistem Multi Point Injection (MPI) ini panjang intake manifold tidak memengaruhi perbedaan pemasukan bensin ke dalam engine. Ketersediaan udara dijamin dengan bentuk intake manifold yang penampangnya luas pada bagian sebelum dudukan injektor.
2. Berdasarkan Sistem Kontrol Bensin dan Diesel
Berdasarkan sistem kontrolnya maka sistem injeksi bensin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem injeksi mekanis dan elektronis.
a. Sistem injeksi mekanis
Sistem ini sering disebut sebagai sistem injeksi kontinu (K-Jetronic). Hal ini karena injektor menyemprotkan bensin secara terus-menerus dalam masing-masing saluran masuk. K-Jetronic berasal dari bahasa Jerman, K singkatan dari
kontinuierlich yang berarti terus-menerus dan jetronic yang berarti injeksi. Pada sistem ini, pengontrolan jumlah injeksi bahan bakar ke saluran masuk dilakukan oleh pluyer pengontrol di dalam distributor. Plunyer dihubungkan dengan piring sensor yang membuat pluyer naik-turun sesuai dengan aliran udara yang masuk dengan menekan piring sensor tersebut. Contoh motor yang memakai sistem ini, di antaranya Mercedes Benz seri 280E dan 300E tahun 80-an, BMW keluaran lama, Volvo seri lama, Ford seri lama, dan lain-lain. Sistem ini sudah jarang dijumpai karena tidak ada keluaran baru.
b. Sistem injeksi elektronis
Sistem injeksi elektronis dalam hal ini sistem penginjeksiannya dipraktikkan oleh katup elektromagnetik yang berupa injektor. Waktu pembukaan injektor diatur oleh Electronic Control Unit (ECU) berdasarkan masukan dari sensor-sensor.
Gambar 1.6 Sistem injeksi elektronis Sumber: Heri Setyo Basuki
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
6
Keterangan: 1= sensor-sensor
2= ECU (Electronic Control Unit) 3= injektor
4= katup gas 5= busi
Sistem EFI berdasarkan cara sensor mendeteksi udara masuk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe L-EFI dan D-EFI.
1) Tipe L-EFI (L–Jetronic)
Tipe L-EFI atau L-Jetronic berasal dari bahasa Jerman, L singkatan luft yang berarti udara dan jetronic yang berarti injeksi. Sistem ini memakai aliran udara (air flow) sensor untuk mendeteksi jumlah udara yang mengalir di dalam saluran masuk (intake manifold). Dalam hal ini sensor udara masuk terletak sebelum katup gas. Umumnya sensor udara masuk tipe ini ada dua, yaitu
a) sensor mengukur volume udara; dan b) sensor mengukur massa udara (MAF).
Gambar 1.7 Sistem injeksi tipe L-EFI Sumber: Heri Setyo Basuki
2) Tipe D-EFI (D-Jetronic)
Tipe D-EFI atau D-Jetronic berasal dari bahasa Jerman, D singkatan dari
druck yang berarti tekanan. Sesuai dengan artinya, sistem ini memakai sensor tekanan udara yang mengukur tekanan di dalam intake manifold untuk mengetahui jumlah udara masuk. Dalam hal ini udara yang mengalir dalam saluran masuk akan memengaruhi tekanan dalam saluran tersebut. Alat ukuran tekanan oleh sensor tekanan terletak setelah katup gas dan merupakan ciri-ciri dari sistem D-EFI.
Gambar 1.8 Sistem injeksi tipe D-EFI Sumber: Heri Setyo Basuki
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 7
Keterangan: 1= injektor
2= ECU (Electronic Control Unit) 3= saluran sensor tekanan udara (MAP) 4= sensor katup gas (TPS)
5= sensor suhu engine 6= sensor gas buang
C. Sistem Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel
Sistem kontrol injeksi bensin lebih dikenal dengan sebutan Electronic Fuel Injection (EFI). Volume bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor diatur Electronic Control Unit (ECU) berdasarkan masukan dari sensor-sensor. Pada dasarnya sistem kontrol injeksi bensin terdiri atas aliran bahan bakar, sensor dan actuator, serta kontrol (ECU).
Gambar 1.9 Sistem kontrol injeksi bensin/electronic fuel injection Sumber: Heri Setyo Basuki
Keterangan:
1 = karbon arang aktif (kanister) 2 = katup canister
3 = regulator tekanan bahan bakar 4 = injektor 5 = koil 6 = CMP sensor 7 = MAF sensor 8 = ECU 9 = TPS 10 = ISC motor 11 = IAT sensor 12 = filter bahan bakar 13 = knok sensor 14 = CKP sensor 15 = ECT sensor 16 = lambda sensor 17 = DCL
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
8
Tugas Individu
Analisis dan jelaskan alasan sistem GDI bertenaga besar dan hemat bahan bakar.
Rangkuman
Sistem pengontrolan secara elektronik untuk sistem injeksi bahan bakar sudah diperkenalkan untuk menggantikan sistem konvesional karburator atau injeksi mekanis. Penggunaan teknologi pengaturan secara elektronik memungkinkan sistem pengontrolan berjalan secara akurat dan tahan lama. Selain itu, dapat mengurangi polusi lingkungan, hemat bahan bakar, serta stabilitas dan kontrol sistem lebih baik. Berdasarkan tempat penyemprotannya, sistem injeksi bensin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung (direct injection) dan secara tidak langsung (indirect injection). Berdasarkan sistem kontrolnya, sistem injeksi bensin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem injeksi mekanis dan elektronis. Sistem EFI berdasarkan cara sensor mendeteksi udara masuk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe L-EFI dan D-EFI.
Sistem kontrol injeksi bensin lebih dikenal dengan sebutan Electronic Fuel Injection (EFI). Volume bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor diatur oleh Electronic Control Unit (ECU) berdasarkan masukan dari sensor-sensor. Pada dasarnya sistem kontrol injeksi bensin terdiri atas aliran bahan bakar, sensor dan actuator, serta kontrol (ECU).
Uji Kompetensi
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Motor diesel menggunakan bahan bakar ... sebagai pembangkit dayanya. a. avture
b. solar c. bensin
d. gas e. LPG
2. Pembakaran pada motor diesel terjadi pada saat posisi piston .... a. awal langkah kompresi
b. awal langkah isap c. akhir langkah kompresi d. akhir langkah isap e. awal langkah buang
3. Komponen untuk memasukkan bahan bakar diesel ke dalam ruang pembakaran adalah ....
a. injektor (nosel)
b. pompa injeksi (injection pump) c. pompa pemberi (feed pump) d. karburator
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 9
4. Berikut fungsi dari priming pump adalah.... a. menekan bahan bakar ke dalam ruang bakar
b. mengembalikan sisa kelebihan bahan bakar ke tangki bahan bakar c. menekan udara dari pompa injeksi ke dalam ruang pembakaran
d. menekan udara dari sistem bahan bakar agar keluar pada saat mesin mati e. menekan udara dari sistem bahan bakar agar keluar pada saat mesin hidup 5. Motor diesel yang dilengkapi dengan busi pijar (glow plug) tergolong dalam ....
a. motor diesel putaran tinggi b. motor diesel putaran rendah c. motor diesel injeksi langsung d. motor diesel injeksi tidak langsung e. motor diesel 4 tak
6. Terjadinya pembakaran dalam motor diesel disebabkan oleh .... a. percikan api pada busi (spark plug)
b. percikan api pada busi pijar (glow plug) c. semprotan bahan bakar oleh nosel
d. udara dan diisap ke dalam silinder saat langkah isap piston
e. tekanan udara saat kompresi yang mampu membakar bahan bakar saat diinjeksikan
7. Katup penyalur (delivery valve) dalam sistem bahan bakar diesel berfungsi .... a. mencegah turunnya tekanan bahan bakar di belakang nosel pada saat akhir
injeksi
b. mencegah tetesan bahan bakar pada nosel pada saat akhir injeksi c. mengatur tekanan injeksi pompa
d. mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
e. menyalurkan bahan bakar dari nosel ke dalam ruang pembakaran 8. Governor sentrifugal pada pompa injeksi berfungsi ....
a. mengatur jumlah bahan bakar dan diinjeksikan b. menaikkan putaran motor
c. mengendalikan putaran motor agar stabil pada setiap tingkat putaran d. menurunkan putaran motor
e. mamajukan saat injeksi bahan bakar
9. Control rack pada pompa injeksi in-line bergeser untuk menggerakkan .... a. barell agar berputar
b. barell agar naik atau turun
c. plunger pompa agar naik atau turun d. plunger agar berputar
e. rack pinion agar barell berputar
10. Pompa injeksi tipe rotary (distributor) VE menggunakan plunger .... a. single untuk melayani multisilinder
b. single untuk melayani monosilinder c. multi untuk melayani multisilinder d. multi untuk melayani monosilinder e. double untuk melayani multisilinder
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
10
11. Komponen yang berfungsi sama dengan poros nok (cam shaft) pompa injeksi in-line pada pompa rotary VE adalah ....
a. poros pemutar (drive shaft) b. cincin pembocor (spill ring) c. lubang pembocor (spill port) d. pelat pendorong (cam plate) e. tappet (lifter)
12. Pengatur jumlah bahan bakar yang dinjeksikan oleh pompa injeksi rotary dilakukan oleh ....
a. feed pump b. feed hole
c. spill ring dan spill port d. control grove
e. control sleeve
13. Dalam mematikan aliran bahan bakar dari fuel chamber (rotary type) ke suction port, kunci kontak (switch) dibuat OFF dengan tujuan ....
a. feed pump berhenti berputar b. drive shaft berhenti berputar c. plunger berhenti berputar d. cam plate berhenti berputar
e. fuel cut off solienoid menutup saluran
14. Governor unit yang dipakai pada pompa rotary adalah .... a. tipe vacum
b. tipe kombinasi vacum dan centrifugal c. tipe sentrifugal
d. tipe hidraulik e. tipe phneumatic
15. Cara kerja automatic timer pompa injeksi rotary tipe VE berdasarkan .... a. vacum intake manifold
b. centrifugal weight governor
c. tekanan hidraulik bahan bakar dalam fuel chamber d. phneumatic pompa
Sistem Engine serta Kontrol Injeksi Bensin dan Diesel 11
B. Soal Esai
Jawablah dengan tepat dan benar.
1. Sistem injeksi kontinu (K-Jetronic) yaitu ....
2. Pengontrolan jumlah injeksi bahan bakar ke saluran masuk oleh pluyer pengontrol di dalam distributor dilakukan dengan cara ....
3. Contoh motor yang memakai sistem injeksi kontinu yaitu .... 4. Sistem injeksi mekanis disebut juga ....
5. Penyemprotan injektor dilakukan dengan cara .... 6. Pengontrolan injektor dilakukan oleh ....
7. Contoh pengontrolan injektor yaitu ....
8. Berdasarkan tempat penyemprotannya maka sistem injeksi bensin dapat dibedakan menjadi ....
9. Sistem penginjeksian terletak di ....
Perawatan dan Perbaikan Engine Management System dan Motor Listrik
12
C. Soal Esai Uraian
Jawablah dengan ringkas dan benar.
1. Jelaskan yang Anda ketahui tentang sistem kontrol injeksi bensin dan diesel. 2. Jelaskan alasan sistem karburator tidak lagi digunakan saat ini.
3. Sebutkan tiga tantangan yang selalu menjadi acuan utama dari sistem engine. 4. Jelaskan yang dimaksud dengan sistem injeksi mekanis dan elektronis. 5. Sebutkan contoh motor yang menggunakan sistem EFI.