• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "a. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA PAYAKUMBT'H PROVINSI ST'MATERA BARAT

PERATI'RAIT DA.ERAII KOTA PAYAI(IMBT'H

IOMOR:

5

TAHUN2O1S

TENTANG

PERT'BAHAI{ ATAS PERATI'RA.IT DAERAII KOTA PAYAKT'UBTIII

I{OMOR 02 TAHUI| 2012 TEIYTAITG PEITYELEITGGARAAIT ADMINISTRASI XEPENDUDUT(AIT DI KOTA PAYAI('MBTIH

DEITGAIT RAHMAT TT'HAI{ YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBTIH,

Menimbang

a.

bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

Kependudukan

dan

kewajiban

memberikan

perlindungan

dan

pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa penting yang dialami oleh penduduk darr/ atau Warga Negara Indonesia yang berada

di

luar

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa dalam rangka

peningkatan

pelayanan Administrasi Kependudukan kepada masyarakat dan

dengan diterbitkannya

Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor

24

Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor

23

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka perlu penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah

Nomor

02

Tahun

2012

tentang

penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;

c. bahwa

berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2Ol2 tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;

Mengtngat

1.

Undang-Undang

Nomor

8

Tahun

1956

tentang Pembentukan Daerah Otonomi kecil dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah

jo

Peraturan Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

8 Tahun l97O

tentang pelaksanaan pemerintahan Kotamadya

Solok

dan Payakumbuh (l,embaran Daerah

Tahun

1956 Nomor

le);

2.

Undang-Undang

nomor

1 Tahun

1974

tentang Perkawinan (kmbaran Negara Republik Indonesia

Tahun

1974 Nomor

1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

3.

Undang-Undang

Nomor

33

Tahun

2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

(2)

Pemerintah

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor

126,

Tambahan

kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4.

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2006

tentang

Administrasi

Kependudukan

(Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2O06 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674)

sebagaimana

telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2Ol3 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor

23

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;

5.

Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2OIl

tentang Keimigrasian

(kmbaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216);

6.

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2Ol4

tentang Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

244,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten

/

Kota;

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2OO7 tentang

Organisasi Perangkat

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4749);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2OO8 tentang Peraturan Pelaksana Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006:.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan

Atas

Peraturan

Pemerintah

Nomor 27

Tahun 1994

tentang

Pengelolaan Perkembangan Penduduk;

11. Peraturan

Presiden

Nomor

25

Tahun 2008 tentang persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

12. Peraturan

Presiden

Nomor

26

Tahun 2O09 Tentang Penerapan

Kartu

Tanda Penduduk Berbasis Nomor

Induk Kependudukan secara Nasional;

13. Peratural Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2009

Tentang Standar

dan

Spesifrkasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK secara Nasional;

15. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun

2008

tentang Organisasi

dan Tata

Ke{a

Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran

Daerah

Kota

Payakumbuh

Tahun 2008

Nomor O3)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

Kota

Payakumbuh Nomor

1l

Tahun

2O13 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 03

Tahun 2008 tentang Organisasi

dan

Tata Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh ( trmbaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2O13 Nomor I l);

(3)

Dengan PereetuJuan Bcrsaroa

DEWAI| PERWNIILAIT RAI(YAT DADRAII KOTA PAYTIfiIIBT'H

dan

WALIKOTA PAYAKI'UBI'H MEMUTUSI{AI|

Menetapkaa PERATT'RAN DAERAH TENTAITG PERT'BAHAN ATAS PERATT'RAN DA"ERAII KOTA PAYAKUMBT'II NOMOR 2

TAIIUT 2OI2

TENTANG

PEITYELEITGGARAAN ADMINISTRASI T(EPEITDUDUI(AN DT KOTA PAYAIIIIMBUTI

Pasal

I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor

2

Tahun 2Ol2 tentang penyelengaraan Administrasi Kependudukan

di

Kota Payakumbuh (l,embaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 02); diubah sebagai berikut :

1. Pasal

I

diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal

I

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Kota Payakumbuh.

2.

Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Payakumbuh.

3.

Walikota adalah Walikota Payakumbuh.

4.

Administrasi Kependudukan

dan

Pencatatan

Sipil

adalah

rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data

kependudukan

melalui

pendaftaran

penduduk,

pencatatan

sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayan publik dan pembangunan sektor lain.

5.

Instansi Pelaksana adalah perangkat Pemerintah Kota Payakumbuh yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

6.

Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang masuk secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia.

7.

Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

8.

Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

9.

Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang

Administrasi Kependudukan

dan

Pencatatan

Sipil

serta

penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, Kartu Keluarga

dan/

atau Karlu Tanda Penduduk.

10. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang

harus

dilaporkan karena membawa

akibat

terhadap penerbitan atau

perubahan

Kartu

Keluarga,

Kartu

Tanda Penduduk

dan

/

atau

surat

keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

11. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

(4)

12. Karhr Keluarga selanjutnya disingkat dengan KK adalah

kartu

identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta karalrteristik anggota keluarga.

13. Karhr Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah bukti diri sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14.

Karhr

Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el

adalah

Kartu

Tanda Penduduk yang dilengkapi

cip

yang merupalan

identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.

15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh

seseorang

meliputi

kelahiran, kematian,

perkawinan,

perceraian, pembatalan perkawinan pengakuan

dan

pengesahan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan pada register catatan sipil oleh unit ke{a yang mengelola pendataan penduduk dan pencatatan sipil.

16.

Akta

Catatan

Sipil

adalah

akta

yang memuat peristiwa penting yang dialami seseorang meliputi : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,

pembatalan

perkawinan,

pengangkatan

anak,

pengakuan

anak, pengesahan anak, perubahan narna, perubahan status kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya.

LT.lztn Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing

untuk

tinggal

di

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam

jangka

waktu yang

terbatas

sesuai

dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

18. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing

untuk

tinggal menetap

di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19. Kepercayaan

pada Tuhan Yang Maha

Esa

adalah

pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan dan peribadatan terhadap Trrhan Yang Maha Esa secara pengalaman

budi

luhur

yang ajarannya bersumber dari kearifaa lokal bangsa Indonesia.

20. Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya disebut Penghayatan Kepercayaan adalah setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

21. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan selanjutnya disingkat

dengan SIAK, adalah sistem informasi

yang

memanfaatkan teknologi

informasi

dan

komunikasi

untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Petugas Rahasia Khusus adalah Petugas Reserse dan Petugas Intelijen yang melakukan tugas khusus di luar daerah domisilinya.

23. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang

dihasilkan

dari

pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

2.

Ketentuan ayat (7) Pasal 14 dihapus, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai

(5)

ksd

14

Ifonor

ladut

Kcpcadudutan

(1) Setiap penduduk wajib memiliki NIK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku s€umur

hidup

dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitl<an oleh Instansi Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh) kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3)

NIK

sebagaimana dimaksud pada

ayat

(l)

dicantumkan dalam setiap

Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan Paspor, Surat

Izin Mengemudi, Nomor Pokok Wajib Pajak, Polis Asuransi, Sertifikat Hak Atas Tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

berlaku seumur hidup tidak berubah dan tidak mengikuti perubahan domisili.

(5) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah dilakukan

p€ncatatan biodata penduduk sebagaimana dasar penerbitan KK dan KTP pada instansi pelaksana.

(6) Penerbitan

NIK

bagi yang

lahir

di

luar

daerah administrasi instansi pelaksana, dilakukan setelah pencatatan biodata penduduk pada instansi pelaksana tempat domisili orang tuanya.

(7) Dihapus.

3.

Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 31 diubah sehingga Pasal 31 berbunyi sebagai berikut :

Paaal 31

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) yang melampaui batas waktu

60

(enam puluh)

hari

sejak tanggal kelahiran,

pencatatan

dan

penerbitan

akta

kelahiran

dilaksanakan

setelah mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan kelahiran

yang

melampaui

batas

waktu

1

(satu) tahun dikenakan denda administrasi.

(3) Ketentuan lebih

lanjut

mengenai persyaratan dan

tata

cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud

ayat

(l)

tersebut

diatur

lebih

lanjut

dengan Peraturan Walikota Payakumbuh.

4.

Ketentuan ayat (1) Pasal

37

diubah sehingga Pasal

37

berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 37

(1) Setiap Kematian wajib dilaporkan oleh Ketua Rukun Tetangga atau nama lainnya didomisili penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat, paling lambat 3O (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal kematian;

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud

pada

ayat (1),

Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian;

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada

ayat

(2) dilakukan berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang;

(4) Dalam

hal

tedadi ketidakjelasan keadaan seseorang karena hilang atau

mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan;

(6)

5.

Ketentuan ayat (2) Pasal

48

diubah sehingga Pasal

48

berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 48

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terap hanya diperbolehkan terdaftar dalam 1 (satu) KK;

(2) Perubahan susunan keluarga dalam

I

(satu) KK wajib dilaporkan kepada

Instansi

Pelaksana selambat-lambatnya

60

(enam

puluh)

hari

sejak

te{adinya perubahan;

6.

Ketentuan ayat (1), ayat (3), ayat (4), ayat (6) dan ayat (7) Pasal 49 diubah

dan ayat (2) dan ayat (5) dihapus, sehingga Pasal

49

berbunyi sebagai

berikut :

Paeal 49

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el;

(2) Dihapus

(3) KTP-e1 sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku secara nasional.

(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan

masa

berlaku KTP kepada

Instansi Pelaksanaan apabila masa berlakunya telah berakhir dan orang asing sebagaimana dimalsud pada ayat (1) wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku atau mengganti KTP-el kepada Instansi Pelaksana paling lambat 3O (tiga puluh) hari sebelum tanggal masa berlaku izin tinggal tetap berakhir.

(5) Dihapus

(6) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib membawa saat bepergian.

(7) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1 (satu) KTP-el.

7.

Ketentuan ayat (1) Pasal 5O diubah dan ayat (2) dihapus sehingga Pasal 5O

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 5O (1) Masa berlaku KTP-el :

a. Untuk Warga Negara Indonesia berlakunya seumur hidup;

b.

Untuk

Orang

Asing

masa

berlakunya disesuaikan dengan berlakunya Izin Tinggal Tetap.

(2) Dihapus

masa

8.

Ketentuan ayat (1) huruf

a

Pasal 54 diubah, sehingga Pasal 54 berbunyi sebagai berikut :

(5) Dafam

hal

tedadi

kematian seseorang

yang tidak

jelas

identitasnya, Instansi Pelalsana melakukan pencatatan kematian berdasarkan surat keterangan dari Kepolisian.

(7)

Pasal 54

(1) Instansi pelaksana atau pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung jawabnya

wajib

menerbitkan dokumen pendaftaran penduduk sebagai

berikut:

a. KK dan KTP-el paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

b. Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

c. Surat Keterangan pindah datang paling lambat 14 (empat belas) hari

keq'a;

d. Surat keterangan pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

e. Surat Keterangan datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

f.

Surat Keterangan tempat tinggal untuk orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari keda;

g. Surat keterangan kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari kerja; h. Surat keterangan lahir mati paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

i.

Surat keterangan kematian paling lambat 3 (tiga) hari;

j.

Surat keterangan pembatalan perkawinan paling lambat

7

(tujuh) hari kefa;

k. Surat keterangan pembatalan perceraian paling lambat

7

(tujuh) hari, sejak dipenuhinya semua persyaratan;

(2) Pejabat pencatatan sipil wajib mencatat pada register Akta Pencatatan Sipil paling lambat 3O (tiga puluh) hari

kefa

sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

9.

Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal 55 dihapus dan ditambah 2 ayatyaitu ayat(41 dan ayat (5), sehingga Pasal 55 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 55 (1) Dihapus;

(2) Dihapus; (3) Dihapus;

(4) Dalam hal

te{adi

perubahan elemen data, rusak, atau hilang, Penduduk

pemilik

KTP-el

wajib

melaporkan kepada

Instansi

Pelaksana untuk

dilakukan perubahan atau penggantian;

(5) Dalam

hal

KTP-el

rrsak

dan

hilang, Penduduk pemilik KTP-el wajib melapor kepada Instansi Pelaksana melalui camat atau lurah paling lambat

14

(empat belas)

hari

dan

melengkapi

surat

pernyataan penyebab terjadinya rusak dan hilang;

1O. Ketentuan Pasal 63 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, sehingga Pasal 63 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 63

(1) Segala biaya yang diperlukan bagt pelaksanaan penyelenggaraan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Payakumbuh.

(8)

ll.Ketenhran

Pasal 66 ayat (1)

huruf

f,

huruf dan huruf

m

dihapus dan ditambah dengan huruf n, huruf o dan huruf p sehingga Pasal 66 berbunyi sebagai berikut :

(1) Setiap penduduk

dikenai sanksi

administrasi berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting :

a.

Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasa-l 31 ayat (2) dikenakan denda sebesar Rp 75.0O0,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);

b.

Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

c.

Pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)

dikenakan denda sebesar

Rp

150.000,- (seratus

lima puluh

ribu

rupiah);

d.

Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

e.

Pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)

dikenakan denda sebesar

Rp

150.O00,- (seratus

lima puluh

ribu

rupiah);

f.

Dihapus

g.

Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal

38

ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 1O0.O00,- (seraFtus ribu rupiah);

h.

Pengakuan

ana}

sebagaimana dimaksud dalam Pasa-l

39

ayat

(1)

dikenakan denda sebesar Rp 1OO.OO0,- (seratus ribu rupiah);

i.

Pengesahan

anak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal

40

ayat

(l)

dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

j.

Dihapus;

k.

Perubahan

status

kewarganegaraan

di

Indonesia

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

42

ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

l.

Peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 ayat (21

dikenakan denda paling sedikit Rp 10O.0O0,- (seratus ribu rupiah);

m. Dihapus;

n.

Bagr masyarakat yang melanggar Pasal

48

ayat (2) dikenakan denda sebesar Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah);

o.

Bagi masyarakat yang melanggar Pasal

49

ayat (6) dikenakan denda sebesar Rp 5O.OOO,- (lima puluh ribu rupiah)

p.

Bagr masyarakat yang melanggar Pasal

55

ayat (a)

dan

ayat

(5)

dikenakan denda sebesar Rp 5O.OO0,- (lima puluh ribu rupiah);

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp

1.OO0.OOO,- (satu

juta

rupiah) dan bagi Warga Negara Asing paling banyak

Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

12. Ketentuan ayat (1) huruf

a

Pasal 67 dihapus dan penambahan huruf d, sehingga Pasal 67 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 67

(1) Setiap pendudukal dikenai sanksi administrasi berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa kependudukan dalam hal :

a.

Dihapus ;

b.

Pindah datang bagi orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas atau

orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal

24

ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp 2O0.000,- (dua ratus ribu rupiah);

(9)

c.

Pindah datang dari luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22

ayat

(l)

dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

d.

Pindah datang WNI dari luar daerah Kota Payakumbuh yang melampaui batas wa}tu 3O (tiga puluh) hari dikenakan denda sebesar Rp

5O.OOO,-(lima puluh ribu rupiah.

(2) Denda administratif sebagaimana dimalsud pada pasal

(l)

paling banyak Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

13. Ketentuan Pasal 69 dihapus.

14. Diantara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan Pasal 7lA yang berbunyi seb4gai Berikut:

Pasd 71A

Pada

saat

Peraturan Daerah

ini

berlaku

semua

singkatan

"KTP, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor

2

Tafun 2Ol2 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh harus dimaknai "KTP-e1".

Pasal

II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

agar

setiap

orang

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah

ini

dengan penempatannya dalam Lembaraa Daerah Kota Payakumbuh. Ditetapkan di Payakumbuh pada

tanggal

uxotl

PAYAKITMBTTH , Diundangkan di Payakumbuh pada

tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKTIMBT,'H,

BENNI U/ARLIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2015 NOMOR

'

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT : (L/2OLSI RIZA F'ALEPI 29 Mei 2015 ttd ttd 29 Mei 2015

Referensi

Dokumen terkait

Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data

(attractiveness), keahlian (expertise), dan dapat dipercaya (trustworthiness) celebrity endorser maka akan semakin tinggi pula niat beli produk sepatu basket

Pengetahuan dengan cara pencegahan yang tidak baik yang terdapat pada remaja putri tentang PMS yaitu tentang mengonsumsi suplemen vitamin E dapat memperbaiki gejala

Kendala di lapangan adalah sangat sulitnya mencari singkapan pada daerah formasi pembawa batubara, oleh karena banyak keterdapatan batuan metasedimen yang mempunyai ciri-ciri

FORKI mengusulkan atlet dan pelatih melalui Surat Keputusan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia nomor 55/KPTS/PB.FORKI/KU/VIII/10 tanggal 13 Agustus 2010

100 kata tersebut adalah 6,5. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan suku kata, dapat diketahui bahwa terdapat 238 suku kata. Garis potong yang ditarik dari jumlah

Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka. Salah

KPUD sebagai penyelenggara pemilihan mempunyai tugas dan Wewenang, merencanakan penyelenggaraan pemilihan, menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan sesuai dengan