• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR FAKTA LIMBAH TAILING MERAMPAS PENGHIDUPAN NELAYAN MENGHANCURKAN LAUT MOROWALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR FAKTA LIMBAH TAILING MERAMPAS PENGHIDUPAN NELAYAN MENGHANCURKAN LAUT MOROWALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR

FAKTA

LIMBAH TAILING

MERAMPAS PENGHIDUPAN

NELAYAN

MENGHANCURKAN LAUT

MOROWALI

(2)

Sekilas Kawasan PT. IMIP dan PT. HPI

Karena kekayaan akan sumber bahan logamnya, lima belas tahun terakhir Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah merupakan sebuah wilayah yang dikepung oleh penetrasi investasi korporasi pertambangan. Pertambangan nikel merupakan bahan tambang yang paling diminati oleh para investor. Tanah yang banyak mengandung nikel terdapat di Kecamatan Bahodopi, Bungku Timur dan Kecamatan Bungku Pesisir. Sehingga di tiga kecamatan tersebut hingga sekarang terdapat puluhan perusahaan tambang yang memperoleh izin usaha pertambangan dari pemerintah dan kini tengah melakukan aktivitas pengerukan nikel.

Tahun 2012 pemerintah mengeluarkan kebijakan UU Minerba yang melarang eksport mineral mentah sehingga pada tahun yang sama salah satu perusahaan nikel terbesar yang beroperasi di Kecamatan Bahodopi yakni PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) menggagas kerja sama dengan perusahaan BUMN asal China untuk membangun sebuah pabrik industri pengolahan nikel. Dari hasil kerja sama tersebut kemudian berdiri PT. Sulawesi Mining Investment (SMI). Seiring dengan perkembangan investasi pertambangan di wilayah tersebut PT. BDM, PT. SMI dan beberapa perusahaan lain bersama pemodal asal China kemudian mendirikan kawasan Industri pengolahan nikel yang diberi nama Indonesia Morowali Industrial Park atau yang lebih dikenal dengan nama PT. IMIP. Saat ini paling tidak lebih dari 20 lebih perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di kawasan PT. IMIP.

Salah satu perusahaan yang saat ini menyatakan minat untuk menanamkan investasinya di kawasan PT. IMIP adalah PT. Hua Pioner Indonesia (PT. HPI) yang berstatus sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA) dengan jenis usaha/kegiatan pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi. PT. HPI merupakan perusahaan yang berdiri dari joint venture antara PT Huayue Nickel Cobalt dengan kepemilikan saham, PT QMB New Energy Material, PT Teluk Metal Industry dan PT Fajar Metal Industry dengan nilai kepemilikan saham masing-masing sebesar 25 persen.

Keempat perusahaan yang mendirikan PT. HPI adalah perusahaan yang rencananya akan memproduksi baterai lithium dengan bahan dasar nikel dan kobalt. PT. HPI didirikan untuk mengolah pembuangan limbah tailing yang dikeluarkan oleh 4 perusahaan tersebut. Dalam satu tahun perusahaan memproyeksikan akan mebuang 25.300.000 ton dalam bentuk padat ke wilayah laut Morowali. Lokasi rencana pemasangan jalur pipa Deep Sea Tailing Placement (DSTP) seluas 396,9 hektar, tepatnya berada di wilayah laut Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi. Saat proses ini proses perizinan masih dalam pengkajian untuk mendapatkan izin dari kementerian perikanan dan kelautan dan kementerian lingkungan hidup.

LIMBAH TAILING MERAMPAS PENGHIDUPAN NELAYAN

MENGHANCURKAN LAUT MOROWALI

(3)

Temuan-Temuan

1.Pembuangan limbah tailing di wilayah laut Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi akan berdampak pencemaran terhadap Kawasan Konservasi laut sesuai dengan Nomor 52/Kepmen-Kp/2019 Tentang Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Morowali, karena jarak antara rencana izin lokasi ke titik kawasan konservasi sekitar 50 km ini di pulau umbele.

2.Dugaan pelanggaran Perda Nomor No. 10 Tahun 2013 tentang RZWP3K

No Pasal Penjelasan 1. Pasal 11 ayat 12 huruf (c)

Kabupaten Morowali Pulau Langala yang disebut KPU-W-P3K-188;

Pulau Langala yang masuk dalam zona pariwisata.

2. Pasal 15 Ayat 2 huruf (f) yang mengatur tentang zona hutan mangrove.

Kecamatan Bahodopi, Bungku Selatan, Bungku Pesisir dan Menui Kepulauan masuk dalam zona hutan mangrove. 3. Pasal 9 Ayat 3 Huruf (f) yang

mengatur tentang Zona Perikanan Tangkap yang selanjutnya disebut KPU-PT

Wilayah rencana

pembuangan limbah tailing PT. HPI berada dalam sub zona palagis dan sub zona damersal

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 12 Tahun 2018 Pasal 8 Ayat 1 Huruf c yang menyatakan bahwa tidak boleh membuang limbah di laut pada daerah sensitif. Dari ketiga poin penjelasan di atas merupakan wilayah sensitif.

(4)

(dalam RZWP3K ini berada di sub zona palagis dan sub zona demersal) di lapangan di titik koordinat 4 dan 5 ini menjadi tempat pemasangan rumpong masyarakat nelayan.

3.Potensi perikanan yang akan mengalami ancaman

Kabupaten Morowali adalah salah satu wilayah memiliki potensi perikanan laut tertinggi di Sulawesi Tengah. Produksi perikanan di Kabupaten Morowali tahun 2018 mencapai 34.126,6 ton yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 28.359,4 ton di tahun 2017 (Data Dinas Perikanan Kabupaten Morowali Tahun 2019.Data

Perbandingan produksi perikanan laut (ton/pertahun)

Dinas Perikanan Kabupaten Morowali tahun 2018 menunjukkan fakta bahwa di Kabupaten Morowali terdapat 7.138 kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari perikanan tangkap dan 703 kepala keluarga yang mengandalkan penghasilan dari perikanan budidaya di wilayah pesisir dan laut Morowali. Kecamatan Menui Kepulauan dan Kecamatan Bungku Selatan adalah wilayah yang paling banyak dihuni oleh komunitas nelayan tangkap dan petani rumput laut.

(5)

Data Rumah Tangga Nelayan 4 Kecamatan No Kecamatan Nelayan Tangkap (KK) Perikana n Budidaya Laut (KK) Keramb a (KK) Total (KK) 1. Kecamatan Menui Kepulauan 2.237 270 23 2.530 2. Kecamatan Bungku Selatan 3.030 219 3.249 3. Kecamatan Bungku Pesisir 313 313 4. Kecamatan Bahodopi 128 128 Total 5.708 489 23 6.220 Diolah dari data Dinas Perikanan Kabupaten Morowali

4.Dari tahun 2016 sampai saat ini paling tidak terdapat 2 kasus kerusakan lingkungan hingga saat ini belum ada upaya serius untuk pemulihan. Hal ini menjadi penting menjadi pertimbangan sebelum pemerintah berpikir untuk mengeluarkan izin pembuangan tailing ke laut Morowali. Kasus tersebut diantaranya :

 Tenggelamnya 1 unit kapal pengangkut batu bara pada 27 Juni 2020 di wilayah laut Morowali (posisi terletak pada titik koordinat -2049’0,34108’’S 122010’44,43074’’E). Tumpahan batu bara dan BBM kapal tersebut telah mencemari laut Morowali.

 Pengoperasian industri pengolahan nikel di kawasan PT IMIP yang di dukung dengan sumber energi listrik dari PLTU. Dimana saat ini limbah PLTU tersebut langsung dialirkan ke laut tepatnya di Dusun Kurisa yang dahulu nelayan menggunakan karamba jarring apung, tetapi saat ini nelayan di wilayah tersebut sudah tidak bisa lagi melakukan budidaya ikan laut dengan keramba jaring apung sebab suhu air laut yang mencapai 39 derajat celcius. Sementara ikan hanya bertahan di suhu 34 derajat celcius. Melihat kasus ini Kantor Karantina Luwuk

(6)

merekomendasikan untuk tidak melakukan aktifitas budidaya ikan di sekitar wilayah tersebut. Sementara jarak antara Dusun Kurisa dengan lokasi rencana area pembuangan tailing kurang dari 1 kilometer.

 Berdasarkan hasil observasi lapangan WALHI Sulteng di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku Timur, Bungku Pesisir dan Kecamatan Bahodopi, saat ini aktifitas pengerukan ore oleh perusahaan tambang telah menimbulkan dampak serius di sepanjang wilayah pesisir dann pulau-pulau kecil. Dimana pada musim hujan lumpur pekat sisa hasil galian terbawa dan mencemari dan menjadi mengendap di sepanjang wilayah tersebut. Sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem padang lamun, mangrove sebagai tempat berkembangbiaknya ikan teri mengalami degradasi. Sementara petani rumput laut mengalami penurunan produktivitas.

Rekomendasinya :

1. Pemerintah harus melakukan kajian berkaitan dengan oceanografi, kerentanana wilayah laut, patahan aktif rawan gempa, kajian upweling dan daerah –daerah sensitive. karena 34 studi yang dilakukan oleh TIM peneliti pihak PT HPI. Kami membutuhkan perbandingan studi yang dikeluarkan resmi oleh Pemerintah.

2. Dinas Lingkungan Hidup harus melakukan kajian baku mutu terkait limbah tailing yang di produksi oleh PT HPI yang rencananya akan di buang ke laut Morowali, 3. Melindungi wilayah konservasi laut baik yang telah ditetapkan melalui peraturan

pemerintah maupun yang memiliki fungsi untuk perlindungan dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (RZWP3K) yang berpihak kepada komunitas masyarakat nelayan.

4. WALHI Sebagai organisasi advokasi lingkungan, kami mempunyai perhatian terhadap peraturan perundang – undangan yang berdampak pada lingkungan hidup dan perlindungan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hasil temuan diatas maka kami melihat adanya ancaman serius terhadap ekosistem laut dan masyarakat nelayan. Oleh kareena itu kami mengusulkan terhadap pemerintah daerah untuk tidak mengeluarkan izin lokasi pemasangan pipa untuk pembuangan limbah tailing di laut morowali.

Referensi

Dokumen terkait

Karena pada umumnya pemo- delan dimulai dari model yang sederhana dengan mengabaikan hal-halyang kompleks, atau menggunakan asumsi- asumsi secara ketat, maka tidak mustahil hasil

GOMS, goals ini dipakai sebagai pedoman untuk user untuk mengevaluasi apa yang hendak dicapai (tujuannya) dan untuk titik tolak dimana user harus kembali jika terjadi error

[r]

pengaruh dari elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan

Nangka merupakan salah satu buah yang cukup mudah dijumpai diwilayah Indonesa, buah ini terglong buah yang tidak musiman, sehingga terus berbuah sepaanjang tahun, namun

Durasi adalah rentang waktu lamanya suatu peristiwa dapat berlangsung yang biasanya dihitung dalam satuan waktu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

KLINIK MITRASANA DUKUH ZAMRUD KLINIK MITRASANA KALI ABANG KLINIK MITRASANA GRAND WISATA KLINIK MITRASANA SAKURA REGENCY KLINIK MITRASANA KAMPUNG CEREWED KLINIK MITRASANA UJUNG

This site offers you to earn money in bitcoins currency which is digital cryptocurrency and which can be change into USD from many banks around the world or can use to purchase