• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Initial Assessment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Initial Assessment"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP INITIAL ASSESSMENT KONSEP INITIAL ASSESSMENT

A.

A. PenPengergertian Intian Initiaitial Asl Assesssessmenmentt

Initial assessment adalah untuk memprioritaskan pasien dan menberikan Initial assessment adalah untuk memprioritaskan pasien dan menberikan  penanganan segera. Informasi digunakan untuk

 penanganan segera. Informasi digunakan untuk membuat keputusan tentang interensimembuat keputusan tentang interensi kritis dan !aktu "ang di#apai. Ketika melakukan pengka$ian% pasien harus aman dan kritis dan !aktu "ang di#apai. Ketika melakukan pengka$ian% pasien harus aman dan dilakukan se#ara #epat dan tepat dengan mengka$i tingkat kesadaran &Leel Of

dilakukan se#ara #epat dan tepat dengan mengka$i tingkat kesadaran &Leel Of

'ons#iousness( dan pengka$ian A)' &Air!a"% )reathing% 'ir#ulation(% pengka$ian ini 'ons#iousness( dan pengka$ian A)' &Air!a"% )reathing% 'ir#ulation(% pengka$ian ini dilakukan pada pasien m

dilakukan pada pasien memerlukan tindakan emerlukan tindakan penanganan segera dan pada penanganan segera dan pada pasienpasien "ang teran#am n"a!an"a. &*ohn Emor" 'ampbell% +,,- 

"ang teran#am n"a!an"a. &*ohn Emor" 'ampbell% +,,-  +/(.+/(.

Initial assesment adalah proses ealuasi se#ara #epat pada penderita ga!at Initial assesment adalah proses ealuasi se#ara #epat pada penderita ga!at darurat "ang langsung diikuti dengan tindakkan res

darurat "ang langsung diikuti dengan tindakkan resusitasi &Sur"ono dkk% +,,0 (.usitasi &Sur"ono dkk% +,,0 (.

)

).. TTuu$$uuaann 1.

1. MenenMenentukan tukan prioritprioritas penas penilaian ilaian pada pada pendependerita mrita multi trulti trauma.auma. +.

+. MeneraMenerapkan prpkan prinsip pinsip primar" srimar" surei durei dan se#onan se#ondar" sudar" sure" pare" pada pendda penderita muerita multilti trauma.

trauma. 2.

2. MeneraMenerapkan pkan #ara da#ara dan tekn teknik tenik terapi brapi baik paik pada faada fase resuse resusitasi.sitasi. -.

-. MengeMengenal ri!a"nal ri!a"at dan mat dan mekanismekanisme #idera e #idera dalam mdalam membantembantu diagu diagnosis.nosis.

'

'.. KKoommppoonneenn

 Initial assesment 

 Initial assesment  meliputi  meliputi  1.

1. PePersrsiaiapapan penn pendederiritata +

+.. TTrriiaaggee 2.

2. SuSurre" e" prprimimer er &A&A)')'3E3E((

--.. 44eessuusisittasasii 5.

5. PemPemerikeriksaan saan penpenun$un$ang ang untuntuk uk  sure" primer 

sure" primer 

/.

/. SuSurre" se" sekekunundeder &6r &6eaead tod to To

Toe 7 e 7 anamnesis(anamnesis( 8.

8. PemPemerikeriksaan saan penpenun$un$ang ang untuntuk uk  sure" sekunder 

sure" sekunder  0.

0. PePengnga!a!asasan dan dan ean eaaluluasasii ulang

ulang 9.

(2)
(3)

1,. :rutan dari initial assessment  diterapkan se#ara berurutan atau sekuensial% akan tetapi dalam praktek sehari;hari dapat dilakukan se#ara bersamaan atau simultan. 1. Persiapan penderita

11. Persiapan pada penderita berlangsung dalam dua fase "ang berbeda% "aitu fase pra rumah sakit < pre hospital% dimana seluruh penanganan penderita  berlangsung dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit. =ase kedua adalah

fase rumah sakit<hospital dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga dapat dilakukan resusitasi dengan #epat.

a. Tahap Pra 4umah Sakit

1+. Pela"anan korban dengan trauma pra rumah sakit biasan"a dilakukan oleh keluarga ataupun orang sekitar "ang berbaik hati menolong & good

 samaritan ). Prinsip utama adalah tidak boleh membuat keadaan lebih parah &  Do no Further Harm ).

12. Keadaan "ang ideal adalah dimana unit ga!at darurat "ang datang ke  penderita sehingga ambulans harus memiliki peralatan "ang lengkap. Petugas

"ang datang adalah petugas khusus "ang telah mendapatkan pelatihan

kega!atdaruratan. Selain itu% diperlukan koordinasi dengan rumah sakit tu$uan terhadap kondiri< $enis perlukaan sebelum penderita dipindahkan dari tempat ke$adian. 6al ini sangat penting mengingat koordinasi "ang baik antara

 petugas lapangan dengan petugas di rumah sakit akan menguntungkan  penderita.

1-. Tindakan "ang harus dilakukan oleh petugas lapangan< paramedik adalah

1( Men$aga air!a" dan breathing.

+( Mengontrol perdarahan dan s"ok. 2( Imobilisasi penderita.

-( Pengiriman ke rumah sakit terdekat< tu$uan dengan segera. 15.

 b. Tahap 4umah Sakit

1/. Pada fase rumah sakit perlu dilakukan peren#anaan sebelum  penderita tiba% sebaikn"a ada ruangan khusus resusitasi serta perlengkapan

air!a" &laringoskop% endotracheal tube) "ang sudah dipersiapkan. Selain itu%  perlu dipersiapkan #airan kristaloid &mis  4L( "ang sudah dihangatkan%  perlengkapan monitoring serta tenaga laboratorium dan radiologi. Semua

tenaga medik "ang berhubungan dengan penderita harus dihindarkan dari kemungkinan penularan pen"akit menular dengan #ara pengan$uran

(4)
(5)

menggunakan alat;alat protektif seperti masker<fa#e mask% proteksi mata<google% ba$u kedap air% sepatu dan sarung tangan kedap air.

18. 10. 19. +. Triage

+,. Triage adalah #ara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapai dan sumber da"a "ang tersedia Terapi didasarkan pada prioritas A)' & Airway dengan kontrol ertebra serikal(% Breathing % dan Circulation dengan kontrol perdarahan. +1. Triage $uga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit "ang akan diru$uk. 3ua $enis keadaan triase "ang dapat ter$adi

a.  Multiple Casualties

++. Musibah massal dengan $umlah penderita dan beratn"a  perlukaan tidak melampaui kemampuan rumah sakit. 3alam keadaan ini  penderita dengan masalah "ang mengan#am $i!a dan multi trauma akan

dila"ani terlebih dahulu. b. Mass Casualties

+2. Musibah massal dengan $umlah penderita dan beratn"a luka melampaui kemampuan rumah sakit. 3alam keadaan ini "ang akan dilakukan  penanganan terlebih dahulu adalah penderita dengan kemungkinan surial

"ang terbesar% serta membutuhkan !aktu% perlengkapan dan tenaga "ang  paling sedikit.

+-.

2. Sure" primer &A)'3E(

+5. Primar" sure" dilakukan untuk menilai keadaan penderita dan  prioritas terapi berdasarkan $enis perlukaan% tanda;tanda ital dan mekanisme

trauma. Pada primary survey dilakukan usaha untuk mengenali keadaan "ang mengan#am n"a!a terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut  !. A  Airway

+8. >ang pertama kali harus dinilai adalah kelan#aran $alan nafas. 6al ini meliputi pemeriksaan adan"a obstruksi $alan nafas "ang disebabkan oleh  benda asing% fraktur tulang !a$ah% fraktur mandibula atau ma?illa% fraktur

laring<trakhea. :saha uhtuk membebaskan air!a" harus melindungi ertebra serikal & servical spine control (% dimulai dengan melakukan #hin lift atau $a! trust. *ika di#urigai ada kelainan pada ertebra serikalis berupa fraktur maka harus dipasang alat immobilisasi serta dilakukan foto lateral serikal.

(6)
(7)

+0. Pemasangan air!a" definitif dilakukan pada penderita dengan

gangguan kesadaran atau @'S &"lasgow Coma #cale(  0% dan pada penderita dengan gerakan motorik "ang tidak bertu$uan.

+9. 2,. 21. 2+. 22. 2-. 25. 2/. $%. B  Breathing 

20. Airway "ang baik tidak men$amin entilasi "ang baik. Bentilasi "ang  baik meliputi fungsi "ang baik dari paru% dinding dada dan diafragma. 3ada  penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan dan dilakukan

auskultasi untuk memastikan masukn"a udara ke dalam paru. Perkusi dilakukan untuk menilai adan"a udara atau darah dalam rongga pleura.

Sedangkan inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada "ang mungkin mengganggu entilasi.

29. Trauma "ang dapat mengakibatkan gangguan entilasi "ang berat adalah tension pneumothoraks% &lailchest  dengan kontusio paru dan open  pneumotoraks. Sedangkan trauma "ang dapat mengganggu entilasi dengan

dera$at lebih ringan adalah hematothoraks% simple pneumothoraks% patahn"a tulang iga% dan kontusio paru.

-,. C  Circulation

• Bolume darah dan cardiac output 

-1. Perdarahan merupakan sebab utama kematian "ang dapat diatasi dengan terapi "ang #epat dan tepat di rumah sakit. Suatu keadaan hipotensi pada trauma harus dianggap disebabkan oleh hipoolemia sampai terbukti sebalikn"a. 3engan demikian maka diperlukan penilaian "ang #epat dari status hemodinamik penderita "ang meliputi 

 C Tingkat kesadaran

-+. )ila olume darah menurun% perfusi otak dapat  berkurang "ang mengakibatkan penurunan kesadaran.

(8)
(9)

-2. Da$ah pu#at keabu;abuan dan kulit ekstremitas "ang  pu#at meruoakan tanda hipoolemia.

 C Nadi

--. Perlu dilakukan pemeriksaan pada nadi "ang besar seperti arteri femoralis atau arteri karotis kiri dan kanan untuk melihat kekuatan nadi% ke#epatan% dan irama. Nadi "ang tidak #epat% kuat% dan teratur% biasan"a merupakan tanda normoolemia. Nadi "ang #epat dan ke#il merupakan tanda hipoolemia% sedangkan nadi "ang tidak teratur merupakan tanda gangguan $antung. Apabila tidak ditemukan pulsasi dari arteri besar maka merupakan tanda perlu dilakukan resusitasi segera.

• Perdarahan

-5. Perdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka. Sumber perdarahan internal adalah perdarahan dalam rongga thoraks% abdomen% sekitar fraktur dari tulang pan$ang% retroperitoneal akibat fraktur  pelis% atau sebgai akibat dari luka dada tembus perut.

'!. D  Disability(neurologic evaluation

-8. Pada tahapan ini "ang dinilai adalah tingkat kesadaran% ukuran dan reaksi pupil% tanda;tanda lateralisasi dan tingkat atau leel #edera spinal. @'S < @lasgo! 'oma S#ale adalah sistem skoring sederhana dan dapat meramal out#ome penderita. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh  penurunan oksigenasi atau<dan penurunan perfusi ke otak% atau disebabkan

trauma langsung.

'. E  *+posure(environmental 

-9. Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiann"a% biasan"a dengan #ara menggunting dengan tu$uan memeriksa dan mengealuasi  penderita. Setelah pakaian dibuka penderita harus diselimuti agar tidak

kedinginan. 5,.

-. 4esusitasi

51. 4esusitasi "ang agresif dan pengelolaan #epat pada "ang mengan#am n"a!a merupakan hal "ang mutlak bila ingin penderita tetap hidup.

a. Airway

5+. Pada penderita "ang masih sadar dapat dipakai naso&aringeal airway. )ila penderita tidak sadar dan tidak ada refleks batuk & gag re&le,s( dapat dipakai oro&aringeal airway.

(10)
(11)

52.  b.   Breathing

5-. Kontrol $alan nafas pada penderita "ang air!a" terganggu karena faktor mekanik% ada gangguan entilasi dan atau ada gangguan kesadaran% di#apai dengan intubasi endotrakheal baik oral maupun nasal. #urgical airway < krikotiroidotomi dapat dilakukan bila intubasi endotrakheal tidak memungkinkan karena kontraindikasi atau karena masalah teknis.

c. Circulation

55. )ila ada gangguan sirkulasi harus dipasang minimal dua IB line. Kateter IB "ang dipakai harus berukuran besar. Pada a!aln"a sebaikn"a menggunakan ena pada lengan. Selain itu bisa $uga digunakan $alur IB line "ang seperti ena seksi atau ena sentralis. Pada saat memasang kateter IB harus diambil #ontoh darah untuk pemeriksaan laboratorium rutin serta  pemeriksaan kehamilan pada semua penderita !anita berusia subur.

5/. Pada saat datang penderita diinfus #epat dengan +;2 liter #airan kristaloid% sebaikn"a 4inger Laktat. )ila tidak ada respon% berikan darah

segulungan atau &type speci&ic(. *angan memberikan infus 4L dan transfusi darah terus menerus untuk terapi s"ok hipoolemik. 3alam keadaan harus dilakukan resusitasi operatif untuk menghentikan perdarahan.

58.

5. Pemeriksaan penun$ang untuk sure" primer  a. Monitor EKG

50. Monitoring hasil resusitasi didasarkan pada A)' penderita.

• Air!a" seharusn"a sudah diatasi.

• )rathing pemantauan la$u nafas & sekaligus pemantauan air!a" ( dan bila

ada pulse o?imetr".

• 'ir#ulation nadi% tekanan nadi% tekanan darah% suhu tubuh dan $umlah

urine setiap $am. Apabila ada sebaikn"a terpasang monitor EK@.

• 3isabilit" nilai tingkat kesadaran penderita dan adakah perubahan pupil

b. Kateter urin dan lambung

• Kateter uretra

59. Produksi merupakan indikator "ang peka untuk menilai keadaan perkusi gin$al dan hemodinamik penderita. Kateter urin $angan dipasang $ika di#urigai ada ruptur uretra "ang ditandai dengan 

 C Adan"a darah di orifisium uretra eksterna &metal bleeding (  C 6ematom di skrotum atau perineum

(12)
(13)

 C Pada -ectal oucher % prostat letak tinggi atau tidak teraba.  C Adan"a fraktur pelis.

/,. )ila di#urigai ruptur uretra harus dilakukan uretrogram terlebih dahulu. 61.

Kateter lambung atau NGT

/+. Kateter lambung dipakai untuk mengurangi distensi lambung dan men#egah muntah. Isi lambung "ang pekat akan mengakibatkan N@T tidak berfungsi. Pemasangan N@T dapat mengakibatkan muntah. 3arah dalam lambung dapat disebabkan darah tertelan% pemasangan N@T "ang traumatik & ada perlukaan lambung(. Apabila lamina fibrosa patah & fraktur   basis kranii anterior (% kateter lambung harus dipasang melalui mulut

untuk men#egah masukkn"a N@T dalam rongga otak. 63.

64.

. !emeri"#aan rontgen dan $emeri"#aan tamba%an lainnya /5. Pemeriksaan foto rontgen harus selektif% dan $angan menghambat proses resusitasi. =oto toraks dan pelis dapat mengenali

kelainan "ang mengan#am n"a!a% dan foto pelis dapat menun$ukkan adan"a fraktur pelis.

//. Pemeriksaan 3PL & Diagnostic /eritoneal 0avage( dan :S@ abdomen merupakan pemeriksaan bermanfaat untuk menentukan adan"a  perdarahan intraabdomen.

/8.

/. Sure" sekunder &6ead to Toe 7 anamnesis(

/0. Sure" sekunder adalah pemeriksaan teliti "ang dilakukan dari u$ung rambut sampai u$ung kaki% dari depan sampai belakang dan setiap lubang

dimasukkan $ari & tube &inger in every ori&ice (. Sure" sekunder han"a dilakukan apabila penderita telah stabil. Keadaan stabil "ang dimaksud adalah keadaan  penderita sudah tidak menurun% mungkin masih dalam keadaan s"ok tetapi tidak  bertambah berat. Sue" sekunder harus melalui pemeriksaan "ang teliti pada

setiap lubang alami & tubes and &inger in every ori&ice ) a. Anamne#i#

/9. Anamnesis harus lengkap karena akan memberikan gambaran

mengenai #edera "ang mungkin diderita. )eberapa #ontoh "ang dapat dilhat sebagai berikut

• Tabrakan frontal seorang pengemudi mobil tanpa sabuk pengaman

mengalami #edera !a$ah% maksilofa#ial% serikal% thoraks% abdomen dan tungkai ba!ah.

(14)
(15)

• *atuh dari pohon setinggi / meter perdarahan intrakranial% fraktur serikal

atau ertebra lain% fraktur ekstrimitas.

• Terbakar dalam ruangan tertutup #edera inhalasi% kera#unan 'O.

8,.

81. Anamnesis $uga harus meliputi anamnesis AMPLE. 4i!a"at AMPLE didapatkan dari penderita% keluarga ataupun petugas pra; 4S "aitu

• A  alergi

• M  medikasi< obat;obatan

• P  pen"akit sebelumn"a "ang diderita & misaln"a hipertensi% 3M ( • L  last meal & terakhir makan $am berapa (

• E  eents% "aitu hal;hal "ang bersangkitan dengan sebab dari #edera.

&'.

 b. !emeri"#aan (i#i" 

82. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi% auskultasi% palpasi dan perkusi. 1( Kulit Ke$ala

8-. Seluruh kulit kepala diperiksa. Seringkali penderita tampak mengalami #edera ringan dan tern"ata terdapat darah "ang berasal dari  belakang kepala. Lakukan inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan !a$ah

untuk melihat adan"a laserasi% kontusio% fraktur dan luka termal. +( )a*a%

85. Apabila #edera ter$adi disekitar mata $angan lalai dalam

memeriksa mata karena apabila terlambat akan ter$adi pembengkakan pada mata sehingga pemeriksaaan sulit dilan$utkan. Lakukan 4e;Ealuasi

kesadaran dengan skor @'S.

• Mata periksa kornea mata ada #edera atau tidak% pupil  reflek

terhadap #aha"a% pembesaran pupil% isus

• 6idung apabila terdapat pembengkakan lakukan palpasi akan

kemungkinan krepitasi dari suatu fraktur.

• Telinga periksa dengan senter mengenai keutuhan membran timpani

atau adan"a hemotimpanum.

• 4ahang atas periksa stabilitas rahang atas. • 4ahang )a!ah periksa akan adan"a fraktur.

2( +ertebra ,er-i"ali# dan e%er

8/. Pada saat memeriksa leher% kolar terpaksa dilepas. *angan lupa untuk melakukan fiksasi pada leher dengan bantuan petugas lain. Periksa adan"a #edera tumpul atau ta$am. 3eiasi trakea dan simetri pulsasi. Tetap  $aga imobilisasi segaris dan proteksi serikal. *aga air!a"% pernafasan dan

(16)
(17)

-( T%ora"#

88. Pemeriksaan dilakukan dengan look% listen% feel.

80. Inspeksi  dinding dada bagian depan% samping dan belakang untuk adan"a trauma tumpul< ta$am% pemakaian otot pernafasan tambahan dan ekspansi torak bilateral.

89. Auskultasi lakukan auskultasi pada bagian depan untuk bising nafas & bilateral ( dan bising $antung.

0,. Palpasi lakukan palpasi pada seluruh dinding dada untuk adan"a traumata$am< tumpul% emfisema subkutan% n"eri tekan dan krepitasi. 01. Perkusi lakukan perkusi untuk mengetahui adan"a hipersonor dan keredupan.

5( Abdomen

0+. 'edera intraabdomen biasan"a sulit terdiagnosa % berbeda dengan keadaan #edera kepala "ang ditandai dengan penurunan kesadaran% fraktur ertebrae dengan kelumpuhan & penderita tidak sadar akan keluhan n"eri  perutn"a dan defans otot< n"eri tekan(.

02. Inspeksi inspeksi abdomen bagian depan dan belakang untuk melihat adan"a trauma ta$am% tumpul dan adan"a perdarahan internal.

0-. Auskultasi auskultasi bising usus untuk mengetahui adan"a penurunan  bising usus.

05. Palpasi palpasi abdomen untuk mengetahui adan"a n"eri tekan% defans muskuler% n"eri lepas "ang $elas.

0/. Perkusilakukan perkusi mengetahui adan"a n"eri ketok% bun"i timpani akibat dilatasi lambung akut atau redup bila ada hemoperitoneum.

08. Apabila ragu;ragu mengenai perdarahan intrabdomen dapat dilakukan  pemeriksaan 3PL ataupun :S@.

/( !el-i#

00. 'edera pelis "ang berat akan tampak pada pemeriksaan fisik & pelis men$adi tidak stabil(. Pada #edera berat ini% kemungkinan

 penderita akan masuk dalam keadaan s"ok "ang harus segera diatasi. )ila ada indikasi lakukan pemasangan PAS@< gurita untuk kontrol perdarahan dari fraktur pelis.

8( E"trimita#

09. Pemeriksaan dilakukan dengan look;feel;moe. Pada saat inspeksi% $angan lupa untuk memeriksa adan"a luka dekat daerah fraktur terbuka% pada saat palpasi $angan lupa untuk memeriksa den"ut nadi distal dari fraktur dan $angan dipaksakan untuk bergerak apabila sudah $elas mengalami fraktur. Sindroma kompartemen & tekanan intrakompartemen dalam ekstrimitas meninggi sehingga membaha"akan aliran darah(

(18)
(19)

mungkin akan luput dari diagnosis pada penderita "ang mengalami  penurunan kesadaran.

0( Bagian !unggung

9,. Periksa punggung dengan long roll & memiringkan penderita dengan tetap men$aga kesegarisan tubuh(.

91.

8. Pemeriksaan penun$ang untuk sure" sekunder 

9+. Pada se#ondar" sure" pertimbangkan perlun"a diadakan pemeriksaan tambahan seperti foto tambahan% 'T;s#an% :S@% endoskopi dsb.

92.

0. Penga!asan dan ealuasi ulang

9-.

Penilaian ulang penderit dengan men#atat% melaporkan setiap  perubahan pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi. Monitoring

tanda;tanda ital dan $umlah urine. 9. Terapi definitif 

95.

Terapi definitif pada umumn"a merupakan porsi dari dokter spesialis  bedah. Tugas dokter "ang melakukan penanganan pertama adalah untuk

melakukan resusitasi dan stabilisasi serta men"iapkan penderita untuk

dilakukann"a tindakan definitie atau untuk diru$uk. Proses ru$ukan harus sudah dimulai saat alas an untuk meru$uk ditemukan% karena menunda ru$ukan akan meninggikan morbiditas dan mortalitas penderita. Keputusan untuk meru$uk  penderita didasarkan atas data fisioligis penderita% #edera anatomis% mekanisme  perlukaan% pen"akit pen"erta serta fa#tor; faktor "ang dapat mengubah

 prognosis. Idealn"a dipilih rumah sakit terdekat "ang #o#ok dengan kondisi  penderita. Tentukan indikasi ru$ukan% prosedur ru$ukan% kebutuhan penderita

selama per$alanan dan #ara komunikasi dengan dokter "ang akan diru$uk. 9/.

98.

90. 4E=E4ENSI

99. Anonim. +,1,. Basic rauma 0i&e #upport dan Basic Cardiac 0i&e #upport ed.  III. *akarta >a"asan ambulans @a!at 3arurat 110

1,,. 3ar!is% Allan dkk. +,,5. /edoman /ertolongan /ertama. Ed +. *akarta  Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.

1,1. 3iakses dari https<<!!!.s#ribd.#om<do#<52885258<Initial;Assessment  pada tanggal 19 =ebruari +,1/ pukul 1-.15

1,+.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pelaksanaan tugas tersebut belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum mengurus

Oleh karena itu, Medical Council of India (MCI), membuat program pembelajaran komunitas bagi mahasiswa kedokteran dalam rotasi klinik saat mereka sedang stase di bagian

1.02.02 PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 1.01 Penyediaan Fasilitas Pelayanan, Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan untuk UKP Rujukan, UKM

Setelah terjadi krisis ekonomi pada masa Mangkunegara V, maka Mangkunegara VI berusaha meningkatkan perekonomian Praja Mangkunegaran dengan melakukan pemisahan

Aktivitas nafkah yang dijalankan oleh individu dengan maksud pemenuhan kebutuhan rumah tangga atau yang diistilahkan oleh Sanderson (2002) sebagai produksi untuk

Perencanaan proses mencakup perancangan dan implementasi suatu sistem kerja untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan jumlah yang diinginkan pada waktu yang sesuai dan

Korea Utara merupakan negara yang sangat bergantung pada pertanian, apabila bahan yang dibutuhkan untuk bertani berkurang atau menipis dan pemerintah tidak

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Quality Control,