• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi atau Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penghindaran terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan (cognitive) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu

b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

c) Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d) Trial, orang mulai mencoba perilaku baru

e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Dari teori Bloom yang dikutip dari Benjamin Bloom (1956) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

(2)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Pada situasi suatu kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2 Infeksi Menular Seksual

2.2.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang penularannya utama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital (kelamin ke kelamin) saja, tetapi dapat juga secara oro-genital (mulut ke kelamin), atau ano-genital (kelamin ke dubur). Walaupun IMS dikenal sebagai penyakit kelamin, namun bukan berarti penyakit tersebut hanya dapat terjadi dan terlihat akibatnya pada alat kelamin. Tanda-tanda IMS dapat juga terlihat di mata, tenggorokan, mulut, saluran pencernaan, hati, bahkan otak, dan organ tubuh lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, karena ada beberapa yang dapat juga

(3)

ditularkan melalui transfusi darah yang telah terinfeksi, kontak langsung dengan alat-alat, handuk, thermometer, dan ada juga yang dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya yang ada di dalam kandungan (Daili, 2007).

Infeksi menular seksual terjadi akibat berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya. Setiap orang yang sudah melakukan hubungan seksual, mempunyai risiko untuk terkena infeksi menular seksual. Risiko akan semakin tinggi apabila seseorang berhubungan seksual dengan banyak pasangan yang berbeda, atau pasangannya mempunyai banyak partner yang berbeda ataupun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom (American Association of Family Physicians, 2007).

Selama dekade terakhir ini, insidens infeksi menular seksual cukup meningkat di berbagai negara di dunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini, tetapi angka-angka yang dilaporkan tidak menggambarkan angka yang sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada undang-undang yang mengharuskan melaporkan setiap kasus baru infeksi menular seksual yang ditemukan, bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam, fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga seringkali terjadi salah diagnosa dan penanganan, banyak kasus yang asimptomatik (tanpa gejala yang khas) terutama pada wanita dan pengontrolan terhadap infeksi menular seksual ini belum berjalan baik (Daili, 2007).

Pada tahun 1999 WHO memperkirakan, 340 juta kasus baru IMS dapat disembuhkan (sifilis, gonore, klamidia dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun di seluruh dunia pada orang dewasa berusia 15-49 tahun. Di negara-negara berkembang, IMS dan komplikasinya di peringkat lima teratas kategori penyakit yang dewasa mencari perawatan kesehatan. Infeksi dengan IMS dapat menyebabkan gejala akut, infeksi kronis dan konsekuensi tertunda serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, kanker leher rahim dan kematian mendadak bayi dan orang dewasa.

Pada wanita hamil dengan sifilis awal yang tidak diobati, 25% dari kehamilan menyebabkan bayi lahir mati dan 14% kematian neonatal - sebuah kematian perinatal secara keseluruhan sekitar 40%. prevalensi Sifilis pada ibu hamil di Afrika, misalnya, berkisar antara 4% sampai 15%. Sampai dengan 35% dari kehamilan di antara

(4)

perempuan dengan hasil infeksi gonokokal diobati di aborsi spontan dan kelahiran prematur, dan sampai dengan 10% kematian perinatal. Dengan tidak adanya profilaksis, 30% sampai 50% dari bayi yang lahir dari ibu dengan gonore tidak diobati dan sampai 30% dari bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi klamidia yang tidak diobati akan terjadi infeksi mata serius (Oftalmia neonatorum), yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati dini. Diperkirakan, di seluruh dunia, antara 1000 dan 4000 bayi yang baru lahir menjadi buta setiap tahun karena kondisi ini (WHO, 2010).

Menurut satu kajian oleh Center for Research and Developmnet of Diseases

Control, NIHRD mengenai prevalensi infeksi menular seksual dan perilaku berisiko

terkait di kalangan anak jalanan di Jakarta, didapati bahawa prevalensi pemakaian kondom sangat rendah yaitu 5% selalu dan 6,5% jarang; prevalensi gonore 7,7%, klamidia 7,4%, sfilis 0% dan HIV 0%; bagian tubuh yang terinfeksi adalah dubur 2,2%, tenggorokan 2,2% dan uretra 9,5%; perilaku berisiko lain (pemakai aktif dan pernah) seperti merokok (77,5%), minum alkohol (49,4%), pakai obat terlarang, (31,7%), pakai narkoba suntik (4,4%), dan menghirup lem (20,1%); perilaku mencari pengobatan, 31,4% biasa mengobati sendiri (Sedyaningsih, 2000).

2.2.2 Cara-cara dan jenis-jenis infeksi menular seksual

Secara umum, IMS memang bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Akan tetapi, karena hubungan seksual ternyata banyak ragamnya dan setiap cara juga bisa saja mengundang resiko penyakit yang tersendiri, maka para medis menguraikan sebab-sebab atau cara-cara yang sering mengakibatkan penularan dan hubungan yang terjalin dalam terjadinya IMS.

Antara hubungan lain yang boleh mengakibatkan IMS adalah seperti heteroseksual adalah hubungan seksual antara pria dan wanita. Homoseksual merupakan hubungan seksual antara pria dengan pria. Lesbianisme pula hubungan seksual antara wanita dengan wanita. Biseksual adalah hubungan seksual antara sesama jenis dan juga dengan lain jenis (baik pria dengan pria, pria dengan wanita atau wanita dengan wanita). Organ yang digunakan genito-genital (vagina sex) iaitu antara organ genital (alat kelamin) seterusnya oro-genital (oral sex) iaitu antar-organ genital dengan mulut akhirnya ano-genital (sodomi) yaitu antar-organ genital dengan anus.

(5)

Cara-cara kontak atau hubungan seksual tersebut menetukan masuknya kuman ke dalam tubuh dan juga menentukan kelainan awal pada organ yang sakit, sehingga memudahkan dalam menentukan diagnosis.

2.2.3 Organisme penyebab infeksi menular seksual

Secara umumnya, IMS disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, parasit dan jamur dan jenis-jenisnya hanya bisa dilihat melalui mikroskop.

(6)

GAMBAR 2.1: GAMBARAN ORGANISME PENYEBAB IMS (Wicaksono, Bambang. 2001)

2.2.4 Jenis-jenis penyakit yang disebabkan infeksi menular seksual

Yang tertulis di bawah ini adalah beberapa diantara sekian banyak jenis IMS yang telah dikenal dan sering di dalam masyarakat.

(7)

A. Candidasis Genitalis

Candidasis genitalis berasal dari nama sejenis jamur yang disebut Candida atau Monililia Albicans. Candida ini sering tumbuh pada organ genital, khususnya pada alat kelamin kaum wanita yang kurang dapat menjaga kebersihannya. Candida merupakan penyebab penyakit “keputihan” dan menyebabkan rasa gatal pada alat kelaminnya. Pada kaum wanita, vagina akan menjadi berawarna merah karena telah meradang atau bengkak dan kadang-kadang terlihat adanya bercak-bercak putih yang disebut keputihan. Faktor penyebab keputihan antara lain adalah diabetes militus atau penyakit kencing manis, pemakaian obat kortikosteroid (campuran hormon) atau antibiotika yang berlebihan, Pil KB (Keluarga Berencana) dan pengaruh iritasi atau luka setempat

Iritasi vulva, kadang-kadang diketahui sebagai pruritus vulva, hal yang menimbulkan stres. Dapat terjadi pada hampir semua umur, tetapi paling sulit ditangani pada wanita yang tua. Sebab-sebabnya adalah iritasi akibat sektret vagina. Ini terutama merupakan kasus pada anak dan wanita dengan infeksi Trichonomonas atau Candida, bahan kimia yang digunakan pada kulit vulva, misalnya antiseptik dan deterjen yang digunakan untuk mencuci celana dalam, gula dalam urin terkontrol dengan buruk, seringkali terdapat infeksi bersama Candida, penyakit vulva lokal seperti distrofi vulva atau manifestasi vulva dari lesi kulit yang umum seperti psoriasis dan akhirnya faktor psikologis

Pada beberapa pasien, antispetik dan bahan terkait yang digunakan pada kulit vulva dapat menimbulkan reaksi yang nyata. Sebaiknya dinyatakan pada pasien, apa yang ditambahkan pasien pada air mandi, dengan apa mencuci celana dalam, krim apa yang dipakai dalam kasus timbulnya reaksi alergi. Pada kelompok ini penggunaan bahan penyebab bersama dengan pemakaian krim lembut, seperti zinc dan minyak kastor, akan mengatasi kondisi ini. Walaupun demikian, penggunaan bahan yang menimbulkan iritasi, dapat memperberat rasa nyeri yang disebabkan hal lain, hal ini harus dicari jika gejala tidak mereda dengan cepat.

Urin harus selalu diuji kadar gulanya pada pasien dengan nyeri vulva. Jika terdapat gula dalam urin, maka harus dilakukan tindakan lebih lanjut akan adanya

(8)

diabetes. Jika ditemukan bersama infeksi Candida albicans, maka hal ini juga harus diobati.

B. Condyloma Acuminatum Condyloma Acuminatum adalah penyakit kelamin yang disebut sebagai kutil

kelamin yang sering menyerang organ genitalia pria mapun wanita. Penyakit ini disebabkan oleh virus golongan Human Papiloma Virus (HPV). dengan gejala klinis berupa bintil-bintil yang mencuat runcing dan dapat membesar, menyerupai bentuk jengger ayam sehingga disebut pula penyakit jengger ayam. Virus HPV yang paling umum menyerang adalah tipe 4 dan 11 tetapi kadang-kadang tipe 16 dan 18 juga dijumpai. Tonjolan-tonjolan dapat timbul disetiap tempat di vulva dan mungkin sampai ke daerah anus.

C. Gonore

Gonore disebut juga dengan kencing nanah yang disebabkan oleh kuman Gonokokus atau neisseria yang tergolong dalam bakteri diplokokus. Gonore selain ditularkan dengan cara berhubungan seksual, juga dapat ditularkan melalui barang perantara yang sudah dipakai oleh penderita, seperti misalnya pakaian dalam, handuk dan sebagainya.

Ia menyerang laki-laki maupun perempuan, terutama kelompok dewasa muda di seluruh dunia. Pasien yang tidak diobati selama berbulan-bulan bisa menulari orang lain. Umumnya seseorang yang terkena Gonore akan terkena Klamidia secara bersamaan. Gonore akan menimbulkan gejala umum atau khusus setelah terinfeksi selama 2-7 hari. Antara lain gejala umumnya adalah nyeri, gatal, panas saat kencing. Pada laki-laki dan perempuan infeksi ini bisa tanpa gejala, namun umumnya baik perempuan maupun laki-laki gejala yang umum terjadi adalah tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan, atau ada perasaan tidak enak ketika pembuangan air kecil. Bila melakukan seks anal maka akan keluar cairan yang sama dari dubur. Jika melakukan oral seks (melalui mulut) maka Gonore akan menginfeksi kerongkongan.

(9)

Gejala kronis yang umum terjadi dari Gonore ini adalah kemandulan. Bayi yang baru lahir dan terinfeksi Gonore akan menunjukkan gejala seperti mata merah dan bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setelah kelahiran, mata itu akan mengeluarkan cairan yang kental. Apabila tidak ditindak lanjuti, maka akan terjadi kebutaan pada si bayi. Jenis tes yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan nanah dengan pemeriksaan gramstrain atau dengan cara pembiakan.

D. Herpes Genitalis

Herpes genitalis penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2). Kebanyakan herpes genital disebabkan oleh HSV-2. Kebanyakan orang tidak memiliki atau hanya tanda minimal atau gejala dari infeksi HSV-1 atau HSV-2. Ketika tanda-tanda yang terjadi, mereka biasanya muncul sebagai satu atau lebih lepuh pada atau di sekitar kelamin atau dubur. Istirahat lecet, meninggalkan borok tender (luka) yang dapat berlangsung dua sampai empat minggu untuk menyembuhkan merekayang pertama kali terjadi. Biasanya, wabah lain dapat muncul minggu atau bulan setelah yang pertama, namun hampir selalu kurang parah dan lebih pendek daripada wabah pertama. Meskipun infeksi dapat tinggal dalam tubuh tanpa batas, jumlah wabah cenderung menurun.

Gejala umum yang timbul adalah badan lemas, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam. Gejala lain yang umum adalah bintil-bintil kecil berisi cairan yang terasa sakit, di alat kelamin, anus atau mulut.

Gejala khusus yang seing terjadi adalah bintil-bintil akan timbul selama 1-3 minggu, dan kemudian menghilang. Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang. Sebelum bintil-bintil muncul alat kelamin akan terasa gatal atau panas. Pada waktu bintil-bintil tersebut muncul maka kemungkinan besar orang tersebut mengalami gejala seperti flu.

E. Trichomoniasis

Trichomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh jenis protozoa atau penyakit parasit bersel tunggal yang disebut Trichomonas

(10)

Vaginalis yang sering menyerang bagian bawah traktus uro-genitalis yakni saluran alat kemih/kelamin baik pria maupun wanita sehingga sering disebut pula infeksi trichomonas vaginalis. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, nyeri saat buang air kecil, dan peradangan pada vagina sehingga mengeluarkan banyak cairan vagina berwarna kuning dan berbau tidak enak, tetapi umumnya tidak menimbulkan komplikasi yang berat. Dalam skala kecil biasanya menunjukkan gejala berupa peradangan saluran kencing, tetapi umumnya tidak memiliki gejala. Pengobatan bakunya adalah dengan metronidazol oral.

F. Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri

Treponema pallidum. Hal ini sering disebut "peniru hebat" karena begitu banyak

tanda-tanda dan gejala yang bisa dibedakan dari orang-penyakit lainnya. Biasanya terdapat edema vulva generalisata unilateral yang cukup besar. Chancre dimulai sebagai makula kemerahan yang tidak nyeri, yang kemudian menjadi papula. Erosi permukaan dengan segera menimbulkan ulkus dengan tepi yang berbatas jelas, bulat dan teratur.

Dasarnya dapat memperlihatkan jaringan granulasi yang bersih, dengan warna merah yang suram, walaupun ada kemungkinan terdapat keropeng kekuningan yang kemudian mongering sebagai scab. Jika tidak diobati, lesi biasanya memerlukan waktu satu atau dua bulan untuk sembuh. Biasanya tidak terdapat nyeri, kecuali bila terdapat infeksi sekunder yang bermakna.

Manifestasi sekunder dari sifilis adalah generalisata, tetapi dapat termasuk daerah kemerahan pada vulva atau ulkus yang berkaitan dengan bercak kulit berwarna merah mawar yang umum. Lesi seperti ini harus selalu dicurigai.

Diagnosis sebelum terapi merupakan hal yang wajib. Pencarian spiroketa dalam kerokan dari dasar chancre biasanya mudah dilakukan, asal sampel diambil secara langsung. Walaupun demikian, kasus yang mencurigakan sebaiknya dirujuk ke klinik penyakit kelamin karena diagnose yang tepat sangat penting. Dalam diagnose banding harus dipikirkan lesi granulomatosa yang jarang-granuloma venereum atau imfogranuloma inguinale. Herpes vulva dengan inflamasi berat dan papula yang

(11)

memecah menjadi ulkus, jarang menyerupai sifilis. Diagnosis serologis biasanya memakan waktu enam minggu, dimana pada keadaan ini uji flokulasi seperti reaksi.

G. HIV/AIDS

Masa tunasnya adalah 3-11 tahun. Gejala Umum dari IMS jenis ini adalah virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala khususnya pula adalah cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.

Gejala tidak terlihat walau telah terjangkit virus, bahkan alat kelamin masih terlihat sehat. HIV/AIDS ini sangat berbahaya dan mematikan, karena menyerang sistem imunitas tubuh manusia. Gejala yang ditimbulkan sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut. Namun,umumnya gejala yang ditimbulkan akibat HIV/AIDS adalah demam, keringat malam, sakit kepala, kemerahan di aksila, paha atau leher, mencret yang terus menerus, penurunan berat badan secara cepat, batuk, dengan atau tanpa darah, dan bintik ungu kebiruan pada kulit.

2.3 Pencegahan

Dalam konteks kesehatan publik, tindakan mencegah merupakan tindakan yang lebih baik dari pada mengobati, oleh karena itu dorongan melakukan tindakan preventif dan promotif ditekankan untuk membantu masyarakat merubah perilaku yang lebih selaras dengan kaidah-kaidah hidup yang sehat UNAIDS, sebuah badan WHO yang khusus menangani IMS, memperkenalkan formula pencegahan IMS yang disebut sebagai kombinasi ABC, pola atau model pencegahan ini telah dikenal cukup lama dan diterapkan oleh berbagai institusi dalam pencegahan IMS.

(12)

a) A (Abstinence) artinya berpantang hubungan seks atau tidak berhubungan seks. Dalam konteks ini berpantang berarti menunda hubungan seks sampai pernikahan. b) B (Be faithful) artinya setia terhadap pasangan seks yaitu suami dan istri, dan tidak

memperpanjang jaring pasangan seksual. Hal ini bermakna himbauan untuk menimbang poligami dan peringatan untuk tidak melakukan aktifitas seksual diluar pernikahan.

c) C (Cleanliness) artinya menjaga kebersihan termasuk didalamnya adalah organ-organ reproduksi dan menjaga kesehatannya agar tidak tertular penyakit. IMS (infeksi Menular Seksual) dapat dicegah melalui kebersihan, terutama yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau kutu. IMS merupakan pintu penularan HIV, apalagi jika ada perlukaan. Bagi laki-laki, C juga berarti Circumsition atau khatan. d) D (Do the test) artinya melakukan tes secara sukarela berbasis konseling (VCT,

Voluntary Counseling Test). Terutama bagi komunitas yang beresiko tinggi. Tes

dapat mendorong seseorang beresiko tinggi untuk dapat mengetahui statusnya untuk selanjutnya dapat terlibat dalam proses pencegahan penularan lebih lanjut. e) E (Equipment sterilization) artinya sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan

penularan HIV/AIDS seperti jarum suntik. Untuk mengurangi dampak-dampak buruk sebaiknya para medis atau dokter menggunakan jarum suntik sekali pakai

(disposable syringe).

f) F (Find to an update information) artinya untuk terus dan senantiasa mencari serta belajar dari informasi terkini. Demikian pula informasi mengenai epidemiologisnya, kemungkinan mutasi virus, cara baru penularan, metode dan pendekatan perawatan dukungan dan treatment yang baru, termasuk kemungkinan adanya obat yang dapat ‘membunuh’ virus dan lain-lain.

g) G (Get action to prevent and for an appropriate care, support and treatment) artinya ketika menyadari bahwa penyebaran virus ini yang mengglobal di tengah hiruk pikuk globalisasi, dimana mobilitas manusia semakin cepat dan realtime, maka melakukan tindakan preventif tidak dapat ditunda lagi.

h) H (Harm reduction) artinya pengurangan dampak buruk terutama bagi IDU’s (pengguna jarum suntik) maupun juga dengan kelompok resiko tinggi lainnya.

(13)

Prinsip yang dianut tidak hanya mengurangi resiko penularan IMS saja tetapi juga sebagai upaya bertahap untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan.

2.4 Alat kontrapsepsi dalam pencegahan IMS

Selain itu secara lebih khusus dari pencegahan terjadinya IMS, Student Sexuality

Information Series (SSIS) of Brandeis University menyarankan beberapa alat-alat

kontrasepsi dalam pencegahan terjadinya IMS seperti berikut dibawah yang terbukti tinggi keefektifannya.

2.4.1 Bendungan Gigi (dental dams)

Dental dams atau bendungan gigi adalah suatu alat kontrasepsi yang di perbuat

daripada lateks dan berbentuk segi empat lembar yang digunakan untuk perlindungan dan keamanan semasa melakukan hubungan seks oral-vaginal atau seks oral-anal. Pelbagai jenis IMS dapat ditularkan antara pasangan selama melakukan oral seks, oleh karena itu adalah penting untuk menggunakan gigi bendungan bagi menghindari dari infeksi. Dental dams harus ditempatkan pada bahagian yang berkontak dengan mulut. Pastikan tidak dibalikkan bendungan gigi yang sudah digunakan bagi mencegah transmisi IMS antara pasangan. Selain itu, bila beralih dari vagina ke anus, atau ketika bertukar pasangan, jangan menggunakan gigi bendungan yang sama.

2.4.2. Kondom laki-laki

Kondom laki-laki adalah salah satu yang paling umum tersedia dalam mengamalkan seks aman dan sebagai kontrasepsi. Kondom sangat efektif bagi perlindungan terhadap kedua IMS / HIV dan sebagai kontrasepsi. Bila digunakan dengan spermisida atau cadangan metode lain, ia memberikan perlindungan yang optimal. SSIS merekomendasikan menggunakan kondom laki-laki selama oral, anal, dan vaginal seks dan tidak menggunakan kondom yang sama untuk kedua seks vagina dan anal. Kebanyakan kondom laki-laki adalah terlubrikasi dan terbuat dari latex.

Referensi

Dokumen terkait

UANG SAKU MAKAN UANG (ORANG/HARI) (ORANG/HARI) UANG MAKAN UANG MAKAN 2 2 BIAYA PENGINAPAN (ORANG/HARI) PELAKSANA PELAKSANA 2 PELAKSANA PELAKSANA (ORANG/HARI) NO Sesuai dengan

Lampiran 61 .Perhitungan fase dan waktu sinyal hari Sabtu siang MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA Formulir SIG-IV SIMPANG BERSINYAL Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara mengenai hubungan pengetahuan, pola makan, dan aktivitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas netralisasi fragmen Imunoglobulin Y (IgY) Kering Beku anti enteropathogenic Escherichia coli (EPEe)

Dalam Pasal 57 berbunyi sebagai berikut :“ayat.(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tertulis dan harus menggunakan bahasa indonesia dan huruf latin; ayat

Alhamdulillahirobbil’alamin, first and foremost, my gratitude goes to Alloh SWT for the blessing and inspiration leading the research paper entitled “Naturalistic Study on

Hasil pemeriksaan laporan keuangan selama Semester II Tahun 2013 pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berupa temuan SPI sebanyak

Suaka Margasatwa Kuala Lupak (SMKL) merupakan salah satu habitat bekantan di Kalimantan Selatan. Degradasi habitat akibat konversi mangrove menjadi areal budidaya di SMKL saat