HELLENISME
HAKIKAT HELLENISME
• Hellenes adalah nama kuno bagi Yunani.
• Nama Hellenisme diambil dari kata Hellenes, yakni
keturunan Hellen, ratu Yunani.
• Hellenisme adalah filsafat di Yunani yang
berkembang setelah wafatnya, Socrates, Plato dan
Aristoltels.
• Hellenisme bermakna Hellenizein yakni berbicara
dan berkelakuan seperti orang Yunani (to speak
and make greek). Kemudian Hellenisme digunakan
untuk sebutan bagi kebudayaan, pemikiran
Latar Belakang Kelahiran
Hellenisme
• Iskandar Agung (Alexander The Great) menaklukan banyak wilayah antara lain menyatukan Athena dan Sparta menjadi satu negara Macedonia. Dia pun menaklukan negara Timur seperti Asia Kecil, Syiria, Mesir, Babilonia, Persia,
Mesopotamia, Samarkand dan Punyab India, lantas
mendirikan negara rasksasa WTOLEMEI yang terbentang dari Yunani di Barat sampai Pakistan di Timur. Alexander Agung wafat usia 33 tahun, hanya 10 tahun setelah dia berhasil mendirikan negara raksasa itu.
• Di seluruh wilayah kerajaan raksasa ini diwajibkan
menggunakan pola hidup (budaya, pemikiran, filsafat) Hellenisme. Alexander The Great mempropagandakan Hellenisme untuk semua wilayah kekuasaannnya.
• Isi Hellenisme adalah campuran antara kebudayaan
Yunani, Timur dan kebudayaan kerajaan Rumawi.
• Beberapa abad kemudian, Helelenisme menjadi alat
penyebaran agama Kristen.
• Berbagai macam cara dilakukan untuk menyebarkan
hellenisme, bahkan kadang kala dengan cara paksa.
Contoh : Rumah Ibadah Yahudi (kenisah) di Sumeria,
tahun 164 SM. diganti fungsi menjadi tempat
pemujaan dewa Zeus dari Olypus.
• Secara kewilayahan, penyebaran hellenisme dibagi
tiga wilayah pokok, yakni (1). Athena (2). Alexandria
Mesir (3). Antiokis Syiria.
Pembagian Masa Hellenisme
• Hellenisme masa Klasik berlangsung sejak abad 5 s/d
4 SM.
• Hellenisme (325 SM s/d wafatnya Aristotels atau
abad 20 SM).
• Kota Alexandria menjadi pusat pengembangan ilmu.
• Di Byzantium Romawi (dari akhir abad 6 SM. s/d 6 M).
• Di Iskandariyah (s/d abab 7).
• Di Syiria, Irak Selatan, Urfa, Ar-Ruha, Antiokia (s/d
abad 8 M) atau sampai zaman keemasan Islam.
Pada waktu itu terjadi penerjemahan besar-besaran
buku dan manuskrif filsafat ke dalam bahasa Arab.
TIGA FASE HELLENISME
1. Fase satu, Masa Klasik yakni abad 6 SM s/d 1 SM). Corak
filsafat yang berkembang adalah filsafat Epicurus, Stoa, Skeptisisme, dan filsafat Elektika Pertama.
2. Fase kedua, 1 SM s/d 3 SM. Berkembang filsafat Parepatetik
terakhir, Stoa baru, epicurus baru dan Phytagoras baru.
3. Fase ketiga :
a) Dimulai abad 3 M sampai dengan abad 6 M di Byzantium dan Rowa.
b) Sampai dengan abad 7 di Iskandariyah
c) Sampai abad 8 di Syiria, Irak Selatan, Urfa, Ar-Ruha, dan
Antiokia (s/d abad 8 M) atau sampai zaman keemasan Islam. Pada waktu itu terjadi penerjemahan besar-besaran buku dan manuskrif filsafat ke dalam bahasa Arab.
FILSAFAT YANG PALING MENONJOL
DI MASA HELLENISME
• Stoaisme : Tokoh Stoa adalah Zeno (336 SM). Titik berat filsafatnya adalah etika. Menurut Stoaisme, manusia dianggap bahagia jika ia tunduk kepada akal
budinya, serta mampu bertindak rasional tanpa emosi.
• Epicurus : (341 SM). Titik berat filsafatnya adalah etika. Manusia mencari dan membutuhkan kesenangan, itu tidak apa-apa selama tidak berlebihan. Juga kita harus memiliki kesenangan tetapi kesenangan tidak boleh memiliki kita. Ilmu pengetahuan itu berasala dari pengalaman, bukan dari rasio sebagaimana pendapat Aristotels.
• Neoplatonisme : adalah ajaran filsafat Plotinus dari Mesir yang sebahagian pandangannya bersumber dari filsafat Plato tetapi telah dimodifikasi di berbagai tempat dan bercampur dengan ajaran Pitagoras. Dia menyatakan bahwa seluruh realitas merupakan hasil dari proses emanasi yang bersumber dari Yang Maha Esa yakni Tuhan. Dan semuanya akan kembali kepada Yang Maha Esa.
• Pytagoras membahas falsafah akhlak, pensucian ruh, falsafah alam dan falsafah bilangan. (Hellenisme Pytagoras ini kelak akan menjadi salah satu pemikiran
yang membentuk tasawuf – tarekat di dunia Islam beserta dua pemikiran lainnya yakni konsep hidup ascetic gurun dan pemikiran Budhisme tentang pertapaan dan kesucian ruh.
TEORI EMANASI
• Emanasi (Emanation) atau al-Faidl adalah
proses munculnya sesuatu dari pemancaran.
• Substansi yang dipancarkan sama dengan yang
memancarkan.
• Filsafat Emanasi adalah proses terjadinya wujud
yang beraneka ragam, baik langsung maupun
tidak langsung, bersifat jiwa maupun materi.
• Semua yang ada, bersumber dari Yang Wujud
yakni Tuhan, sedangkan semua yang maujud
merupakan bagian dari Tuhan.
TEORI EMANASI PLOTINUS
•
Yang Satu (The One) adalah sumber semuanya.
Di dalam Yang Satu tidak mengandung sesuatu
pun dari yang banyak. Dasar dari yang banyak
tidak bisa dari banyak itu sendiri.
•
Yang Satu adalah Yang Asal. Yang Asal adalah
penggerak pertama, yang berada di luar alam
lahir. Yang Satu bersifat transendental. Yang
Satu adalah Ultimate Reality.
•
Yang Satu adalah sumber segala yang ada
HELLENISME DI DUNIA
ISLAM
• Al-Kindi : Dia berusaha memadukan
filsafat yang bersumbet kepada akal
dengan agama yang bersumber kepada
wahyu dan kenabian.
• Keesaan Tuhan selain didasarkan kepada
wahyu, juga proposisi filosofis.
• Akal terbagi tiga yakni akal potensial, akal
aktual dan akal pasca aktual.
• Jiwa ada tiga macam yakni daya nafsu,
daya pemarah dan daya berfikir.
FILSAFAT SKOLASTIK
• Dimulai abad 8 M sampai dengan 14
M menjelang Rennaissance.
• Seiring dengan perubahan dari
Paganisme kepada agama Kristen di
Jerman.
Latarbelakang Filsafat
Skolastik
• Abad 5 s/d 6 M, filsafat Krsiten bercorak
Patrisme (kebapakan), maksudnya filsafat
dikuasai oleh dogma gereja.
• Abad 6 s/d 7, terjadi kekisruhan politik sehingga
pengembangan ilmu dan filsafat terhenti.
• Abad 8 M, mulai lagi upaya pengembangan ilmu
dan filsafat yakni pada masa kekuasaan Karl
Agung ( 742 – 824 M).
• Filsafat Kristen berubah nama menjadi filsafat
skolastik.
FILSAFAT SKOLASTIK
• Berasal dari kata : scholasticus yang artinya murid.
• Pengajaran filsafat yang semua berpola paripatetik (mengajar di alam terbuka sambil jalan-jalan), menjadi pengajaran skolastik, pengajaran filsafat berbentuk sekolahan yang menggunakan
bangku.
• Corak filsafat : Berupaya mengadakan sintesa antara akal dan budi manusia dengan keimanan. Para filosouf berupaya
menerapkan metafisika Yunani untuk menjelaskan keimanan Kristen.
• Metodanya : Disputatio yakni membandingkan argumentasi pro – kontra (sic et non).
• Ide dasar filsafat skolastik adalah ingin mendekatkan filsafat dengan agama.
• Tujuannya adalah filsafat bisa dijadikan penopang kebenaran agama sehingga agama bisa dipahami dan diterima masyarakat.
Masa Kejayaan Filsafat
Skolastik
• Masa kejayaan filsafat skolastik dicapai pada abd 12 dengan tokohnya antara lain bernama Anelmus dan Thomas Aquinas.
• Anelmus (1033 – 1109), adalah seorang uskup. Pokok pikiran filsafat Anelmus antara lain :
1. Mempertanyakan mengapa Allah menciptakan manusia (cur deus homo). 2. Akal dengan wahyu atau ilmu dengan iman, harus terpadu. (credo ut
intellec). Motonya, aku percaya untuk mengerti, bukan mengerti dulu baru
percaya.
3. Wahyu pada hakikatnya adalah logos (pengetahuan) .
4. Filsafat berperan untuk memperdalam ilmu tentang Tuhan dan tentang segenap objek pemikiran (realitas).
5. Sesuatu yang ada (maujud) terbagi dua, yakni ada dengan sendirinya yakni Tuhan, dan ada yang diadakan yakni alam.
6. Sesuatu yang ada terbagi dua, yakni (1). Ada dalam pemikiran (exist in
under standing). (2). Ada dalam kenyataan (exist in reality). Dalam hal ini,
menurut Anelmus, Tuhan itu ada dalam pemikiran sekaligus dalam kenyataan.
ALBERTUS AGUNG
(1206 – 1280)
Dia adalah dari Launingen Jerman. Pokok pemikirannya antara lain bahwa :
1. Teologi dan filsafat harus dibedakan sesuai bidang masing-masing.
2. Kebenaran teologi adalah perasaan tanpa akal, sedangkan kebenaran filsafat berdasarkan akal semata.
3. Teologi dan Filsafat memiliki titik singgung yakni sama-sama membicarakan kebenaran.
4. Alam diciptakan dari tiada bukan melalui emanasi (sebagaimana pandangan Neoplatonisme).
5. Pengertian ada 3 bentuk : (1). Ada dalam idea Tuhan (2). Ada dan telah terwujud dalam alam empirik. (3). Ada yang dihasilkan oleh babstraksi manusia.
THOMAS AQUINAS
(1225 – 1274)
• Pokok-pokok pemikirannya :
• Pengetahuan terbagi dua yakni (1). pengetahuan insani yakni hasil akal dan tentang realitas alam. (2). Pengetahuan teologis yang bersumber kepada wahyu.
• Lima bukti adanya Tuhan : (1). Adanya sesuatu bukanlah karena dirinya sendiri tetapi karena ada yang lain yakni Tuhan. (2). Di dunia ini ada tingkatan baik, sangat baik dan paling baik, itu menunjukan adanya yang Maha Mengatur yakni Tuhan (3). Ada makhluk tidak berakal tetapi memilliki kemampuan luar biasa seakan-akan berakal dan
berengetahuan, ini pasti di belakangnya ada Zat yang Maha Mengetahui. (4). Adanya causality pasti ada causa Prima yakni Tuhan (5). Adanya gerak yang amat teratur pada alam ini