• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING TERAPI NYERI HAID TERHADAP SIKAP DALAM PEMILIHAN TERAPI NYERI HAID PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN DARUS SYAHADAH BOYOLALI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSELING TERAPI NYERI HAID TERHADAP SIKAP DALAM PEMILIHAN TERAPI NYERI HAID PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN DARUS SYAHADAH BOYOLALI ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSELING TERAPI NYERI HAID TERHADAP SIKAP DALAM PEMILIHAN TERAPI NYERI HAID

PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN DARUS SYAHADAH BOYOLALI

Surani*), Priyanto**), Anggun Trisnasari***) *) Alumnus Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Penanganan nyeri haid di Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali sebagian besar 83 (69,2%) santriwati, menggunakan terapi nyeri haid secara tidak sehat. Adapun kesalahan pemilihan terapi nyeri haid yang dilakukan santriwati antara lain melakukan pijat, minum jamu, minum kiranti, memakai korset, minum soda dan minum obat secara terus menerus. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya program penyuluhan kesehatan seperti konseling. Konseling merupakan proses pemberian bantuan informasi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada santriwati Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali.

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan rancangan Posttest Only Control Design. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali pada bulan Agustus 2015. Populasi yang digunakan adalah santriwati di Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali dan menggunakan teknik sampling purposive sampling dan Simple Random Sampling diambil secara acak yaitu 44 santriwati. Uji analisis menggunakan Uji Mann Whitney.

Hasil dari penelitian ini adalah sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok eksperimen adalah dengan kategori positif (77,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol adalah dengan kategori positif (45,5%). Hasil Uji Mann Whitney didapatkan nilai ρ (0,000) < (0,05), yang berarti ada pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada santriwati Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya program penyuluhan kesehatan (konseling) agar sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid secara positif.

(2)

ABSTRACT

The incidences of menstrual pain in Islamic Boarding School Darus Syahadah Boyolali were in 120 females (44.5%), those who got unhealthy menstrual pain therapy were 70 (58.3%). One cause is the absence of health education programs such as counseling. Counseling is the process of providing information that is intended to aid to make decision in the selection of a menstrual pain therapy. The purpose of this research was to know the influence of menstrual pain therapies in female adolescents at Islamic Boarding School Darus Syahadah at Boyolali.

The research method used quasy experimental design with posttest only control design. The research was conducted at the boarding school in August 2015. The population used female adolescents in boarding school Darus Syahadah Boyolali and used purposive sampling technique and simple random sampling taken randomly in 44 females. Test analysis used Mann Whitney test.

The results of this research was that the attitude in selecting a menstrual pain therapy in the experimental group was in the positive category (77.3%). Whereas in the control group was in the positive category (45,5%). Mann Whitney test results obtained p-value (0,000) < (0,05), which meant an influence of the menstrual pain therapies on the attitudes in selecting a menstrual pain therapy in female adolescents at islamic boarding school Darus Syahadah at Boyolali.

Based on the results of research conducted, health education programs (counseling) are needed so that the attitude in selecting menstrual pain therapy can be done positively. Keywords: Menstrual pain therapy, Counseling, Attitudes in selecting a menstrual pain

therapy

PENDAHULUAN

Angka kejadian nyeri haid didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami nyeri haid. Di Amerika angka persentase sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama haid. Angka kejadian (prevalensi) nyeri haid berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif (Proverawati & Misaroh, 2009).

Nyeri haid seringkali dimulai segera setelah mengalami haid pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah haid, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode haid. Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat haid kontraksi lebih kuat. Kontraksi yang

terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum haid terjadi zat ini meningkat dan begitu haid terjadi, kadar prostaglandin menurun (Proverawati & Misaroh, 2009).

Banyak cara untuk menangani nyeri haid, baik secara farmakologis ataupun non farmakologis. Tindakan penanganan tersebut seperti dengan pemberian obat analgesik, terapi hormonal, obat nonsteroid anti prostaglandin, penerangan atau nasihat (Prawirohardjo, 2009), latihan aerobik, istirahat, orgasme, relaksasi (Proverawati & Misaroh, 2009), kompres hangat (Podomoro, 2009), aroma terapi, musik (Solehati, 2015), minuman hangat, posisi menungging (kusmiran, 2012), mandi air hangat, minuman kunyit dan minuman teh aroma mint (Sukarni & Margareth, 2013).

Berdasarkan penelitian Ningsih (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan remaja putri tentang

(3)

penanganan nyeri haid dengan ketapatan penanganan nyeri haid. Dari 49 siswi, melakukan penanganan disminore dengan tidak tepat sebanyak 43 siswi (87,7%) yaitu feminax 12 siswi (24,5%), minum jamu-jamuan 24 siswi (49,0%), diurut 5 siswi (10,2%), minum-minuman bersoda 1 siswi (2,0%), dan pakai korset 1 siswi (2,0%) dan yang melakukan penanganan disminore dengan tepat sebanyak 6 siswi (12,3%) yaitu obat dari tenaga kesehatan 2 siswi (4,1), kompres hangat 4 siswi (8,2%).

Kesalahan dalam penanganan nyeri haid seperti pemijatan perut bagian bawah dapat mengakibatkan posisi rahim yang tidak sesuai dengan normal, pemakaian korset akan mengakibatkan gangguan proses kerja peristaltic usus (Andira, 2010). Pemakaian obat yang berkelanjutan dapat memunculkan efek samping terhadap sistem pencernaan, sistem hematopoietik dan sistem saraf (Fitrianingsih & Zulkoni, 2009). Minum-minuman bersoda bukanlah cara untuk penanganan nyeri haid tetapi salah satu mitos yang berkembang dimasyarakat.

Sikap itu sendiri merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi terhadap suatu obyek, memihak atau tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin, 2005).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan angket pada seluruh santriwati di Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali terdapat 270 santriwati, yang mengalami nyeri haid 120 (44,5%) santriwati, dan yang tidak mengalami nyeri haid 150 (55,5%) santriwati. Kemudian yang memakai terapi secara sehat 37 (30,8%) santriwati dan yang memakai terapi secara tidak sehat terdapat 83 (69,2%) santriwati. Adapun kesalahan pemilihan terapi nyeri haid yang dilakukan santriwati antara lain melakukan pijat 63 (75,9%), minum jamu 1 (1,2%), minum kiranti 4 (4,8%), memakai korset 2

(2,4%), minum soda 2 (2,4%), minum obat secara terus menerus 11 (13,3%). Hal ini juga dipengaruhi oleh belum adanya program pelayanan kesehatan dari sekolah, belum adanya program penyuluhan kesehatan dan juga belum adanya kerjasama antara sekolah dengan bidan/puskesmas/rumah sakit. Penanganan dengan cara tidak sehat secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping menghambat sintesis prostaglandin, toksisitas dan kerusakan prostaglandin.

Pemilihan penanganan nyeri haid yang tidak sehat ini akan berdampak buruk pada kesehatan remaja. Banyaknya cara untuk menghilangkan nyeri haid ini harus diketahui oleh remaja, agar remaja dapat memilih terapi nyeri haid secara sehat. Cara-cara ini bisa diinformasikan dengan konseling yang merupakan bentuk preventif. Karena itulah remaja harus diberikan konseling agar mempunyai sikap yang positif dalam memilih terapi nyeri haid. Sesuai dengan salah satu tujuan konseling yaitu untuk pengambilan keputusan.

Rumusan Masalah

Adakah pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada santriwati Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui gambaran sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok eksperimen; 2) Mengetahui gambaran sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok kontrol; 3) Mengetahui pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang terapi nyeri haid dalam pemilihan terapi nyeri haid. Masukan program pelayanan

(4)

kesehatan berupa penyuluhan kesehatan seperti konseling serta adanya kerjasama antara sekolah dengan bidan/puskesmas/ rumah sakit.

BAHAN DAN CARA Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan desain quasy eksperiment dengan rancangan Posttest-Only Control Design

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Darus Syahadah Boyolali pada tanggal 6-12 Agustus 2015.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati pondok pesantren Darus Syahadah Boyolali yang mengalami nyeri haid yaitu sebanyak 120 santriwati.

Sampel

Penentuan dalam pengambilan jumlah sampel pada penelitian ini dengan teknik purposive sampling dan teknik Simple Random Sampling.

Dalam penelitian ini sampel untuk masing-masing kelompok, minimal 14 responden pada kelompok eksperimen dan 14 responden kelompok kontrol.

Kriteria inklusi dalam penentuan sampel antara lain: 1) Santriwati yang mengalami nyeri haid; 2) Santriwati yang menggunakan terapi nyeri haid secara tidak sehat; 3) Santriwati yang belum pernah mendapatkan konseling; 4) Santriwati yang bersedia menjadi responden. Dan kriteria eksklusinya: 1) Santriwati yang sedang mengalami sakit. Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Analisa Data Analisa Univariat

Distribusi frekuensi relatif merupakan perubahan data kualitatif menjadi persentase dilakukan dengan membagi frekuensi (f) dengan jumlah observasi (N) dan dikalikan 100.

Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu variabel independen dengan variabel dependen, hal ini berguna untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang telah dibuat yaitu ada pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid.

HASIL PENELITIAN Analisa Univariat

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok eksperimen

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Hasil Pengukuran Sikap dalam Pemilihan Terapi Nyeri Haid Pada Kelompok Eksperimen Sikap dalam pemilihan terapi f Persentase (%) Positif 17 77,3% Negatif 5 22,7% Total 22 100%

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok kontrol

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Hasil Pengukuran Sikap Dalam Pemilihan Terapi Nyeri Haid Pada Kelompok Kontrol Sikap dalam pemilihan terapi f Persentase (%) Positif 10 45,5% Negatif 12 54,5% Total 22 100%

(5)

Analisa Bivariat

Tabel 3.

Hasil Analisis Uji Mann Whitney pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid

Kelompok Z Asym. Sig

Eksperimen-Kontrol -3.674 0,000

Keterangan: signifikasi nilai p = 0,000 PEMBAHASAN

Analisa Univariat

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok eksperimen

Kelompok eksperimen pada penelitian adalah santriwati yang diberikan konseling tentang terapi nyeri haid dengan jumlah 22 santriwati. Terdapat 17 santriwati (77,3%) yang sikapnya positif dan 5 orang santriwati (22,7%) bersikap negatif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Magdalena (2009), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap siswi dalam pemilihan terapi nyeri haid. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswi yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai sikap yang positif dalam pemilihan terapi nyeri haid.

Sikap positif pada kelompok eksperimen dalam penelitian ini yaitu santriwati yang memilih terapi nyeri haid pada soal favorable dengan jawaban sangat setuju dan setuju serta soal unfavorable dengan jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

Sikap positif yang ditunjukkan oleh santriwati dikarenakan santriwati sudah mendapatkan informasi melalui konseling, kompres hangat dianggap paling mudah dalam mengurangi rasa nyeri haid, pengaruh lingkungan teman-teman di pondok pesantren, pengalaman pribadi yang sering dilakukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap diantaranya pengalaman pribadi dan pengaruh orang lain. Hal tersebut dibuktikan dari hasil jawaban kuesioner responden pada pernyataan no.2 yaitu tentang pemilihan

terapi nyeri haid dengan menggunakan kompres hangat, sebagian besar responden bersikap positif.

Hal ini sesuai dengan pendapat Potter dan Perry, (2006) yang mengatakan bahwa pemberian kompres hangat merupakan salah satu cara terapi nyeri dengan stimulasi kulit bersifat terapeutik. Area pemberian kompres hangat bisa menyebabkan respon sistemik dan respon lokal. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi temperatur tubuh secara normal.

Selain kelompok eksperimen dengan sikap positif namun ada juga sikap negatif, sikap negatif merupakan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Heri purwanto, 1998 dalam Wawan & Dewi, 2010). Sedangkan sikap negatif pada kelompok eksperimen dalam penelitian ini yaitu santriwati yang memilih terapi nyeri haid pada soal favorable dengan jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju serta soal unfavorable dengan jawaban sangat setuju dan setuju.

Sikap negatif pada kelompok eksperimen yang ditunjukkan oleh santriwati dikarenakan sikap tidak hanya dipengaruhi dari konseling saja melainkan dipengaruhi juga oleh pengaruh orang lain atau lingkungan memberikan pengaruh kepada individu, karena ada kecenderungan seorang individu berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya atau lingkungannya. Selain pengaruh lingkungan pengaruh dari lembaga pendidikan juga menentukan sikap seseorang, lembaga pendidikan pengaruhnya terhadap anak-anak didiknya juga besar, peraturan dari lembaga pendidikan tentang tidak diperbolehkannya mendengarkan musik akan dijadikan panutan bagi anak-anak didiknya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Pratiwi (2008), yang mengatakan bahwa dengan menggunakan musik yang bertujuan untuk menigkatkan atau memperbaiki kondisi

(6)

fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut positif maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negatif, justru akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut (Azwar, 2003).

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok kontrol

Kelompok kontrol yang tidak diberikan konseling juga terdiri dari 22 santriwati. Terdapat 10 santriwati (45,5%) yang sikapnya positif dan 12 orang santriwati (54,5%) bersikap negatif.

Dari hasil jawaban kuesioner responden didapatkan bahwa pada pernyataan no. 5 yaitu tentang pemilihan terapi nyeri haid dengan menggunakan minum-minuman bersoda, sebagian besar responden bersikap negatif.

Hal ini sesuai dengan pendapat Gray, (2010) yang mengatakan bahwa minum-minuman bersoda bukanlah cara untuk penenganan nyeri haid tetapi salah satu mitos yang berkembang di masyarakat.

Selain sikap negatif pada kelompok kotrol juga terdapat sikap positif. Hal tersebut dibuktikan dari hasil jawaban kuesioner responden didapatkan bahwa pada pernyataan no. 8 yaitu tentang pemilihan terapi nyeri haid dengan menggunakan aroma terapi lavender, sebagian besar responden bersikap positif.

Hal ini sesuai dengan pendapat Solehati (2015), yang mengatakan bahwa Bunga lavender memiliki aroma yang sangat digemari oleh semua kalangan terutama para wanita. Bunganya berwarna lembayung muda. Kini dibudidayakan di berbagai penjuru dunia. Sari minyaknya yang diambil dari bagian pucuk bunga selain mengusir nyamuk juga dapat berefek menenangkan dan memberikan kesegaran.

Analisa Bivariat

Pengaruh Konseling Terapi Nyeri Haid Terhadap Sikap dalam Pemilihan Terapi Nyeri Haid

Hasil uji Mann Whitney memperoleh angka signifikasi (nilai p) = 0,000 dengan nilai p < 0,05. Dikarenakan nilai p < 0,05 (0,000 < 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Magdalena (2009), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap siswi dalam pemilihan terapi nyeri haid. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswi yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai sikap yang positif dalam pemilihan terapi nyeri haid.

Berdasarkan hal tersebut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling yang dilakukan terhadap para santriwati menunjukkan keberhasilan. Jumlah skor pada santriwati yang diberi konseling mencapai 758 sedangkan pada kelompok santriwati yang tidak diberikan konseling hanya mencapai 615. Perbedaan nilai sikap pada santriwati yang diberi konseling dapat dipahami karena konseling dapat memberikan informasi, materi, dan teknik mengatasi nyeri haid, sehingga para santriwati menjadi tahu, mengerti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan para santriwati ini merupakan hasil respon internal setelah adanya pemikiran, tanggapan, sikap, dan pengetahuan. Pengetahuan ini menjadi meningkat setelah adanya konseling.

Sesuai dengan teori Azwar (2003), yang menyatakan bahwa konseling merupakan kegiatan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip mengajar, pemberian informasi atau nasehat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat mengenai hidup sehat. Konseling memberikan penyuluhan kesehatan dan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

(7)

masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran hidup sehat.

Efektivitas konseling dalam meningkatkan pengetahuan sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa strategi perubahan perilaku adalah dengan memberikan informasi tentang cara menghindari penyakit dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan tersebut dapat menimbulkan kesadaran di antara masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Keterbatasan penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat menpengaruhi sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid.

KESIMPULAN

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid sesudah diberikan konseling pada kelompok eksperimen sebagian besar santriwati memiliki sikap yang positif terhadap pemilihan terapi nyeri haid (77,3%).

Sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid pada kelompok kontrol sebagian besar santriwati memiliki sikap yang negatif terhadap pemilihan terapi nyeri haid (54,5%).

Ada pengaruh konseling terapi nyeri haid terhadap sikap dalam pemilihan terapi nyeri haid. Hasil uji Mann Whitney memperoleh angka signifikasi (nilai p) = 0,000 dengan nilai p < 0,05.Dikarenakan nilai p < 0,05 (0,000 < 0,05).

SARAN

Para santriwati perlu meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan alat reproduksi dan tidak malu untuk melakukan konsultasi dan konseling dengan ustadzah pengasuh pondok pesantren sehingga dapat melakukan

antisipasi dan memilih terapi yang tepat dalam menangani nyeri haid.

Bagi pengasuh pondok pesantren perlu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya yang berhubungan dengan penanganan nyeri haid bagi santriwati dengan pengadaan buku-buku bacaan tentang kesehatan dan pengadaan kegiatan konseling baik secara individu maupun kelompok yang bekerja sama dengan puskesmas.

Dinas Kesehatan setempat Perlu meningkatkan pelaksanaan program pemberian pendidikan kesehatan khusunya kesehatan reproduksi remaja di lingkungan pendidikan khususnya pondok pesantren. Dinas kesehatan perlu meningkatkan variasi metode pemberian pendidikan kesehatan untuk menambah daya tarik bagi para santriwati dalam mengikuti kegiatan konseling.

Peneliti selanjutnya perlu memperbaiki keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu keterbatasan faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A+ Plus Book.

[2] Azwar, Syaifudin. 2008. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya Edisi ke-2. Jakarta: Pustaka Pelajar. [3] Budiarto, Eko. 2006. Biostatistika

untuk kedokteran & kesehatan masyarakat. Bandung: EGC ; h. 37 [4] Fitrianingsih & Zulkoni. 2009.

Farmakologi Obat-obat Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

[5] Gray, Jerry. 2010. Rasulullah Is My Doctor. Jakarta: Sinergi Publishing. [6] Hidayat, Aziz. 2010. Metode

Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. [7] Judha & Erwanto. 2011. Anatomi &

Fisiologi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

(8)

[8] Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Salemba Medika.

[9] Manuaba, I. G. B. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

[10] Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[11] Mira, Dwi. 2009. Biologi Reproduksi. Jakarta: EGC.

[12] Ningsih, Anikurnia. 2011. Hubungan Pengetahuan Disminore Dengan Ketepatan Penanganan Dismenore Pada Siswi Di SMA Negri 1 Sragi Pekalongan. Perpustakaan Stikes Ngudi Waluyo.

[13] Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

[14] Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

[15] Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehtan. Jakarta: Rineka Cipta.

[16] Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

[17] Potter & Perry .2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan praktik vol 2. Jakarta:EGC.

[18] Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: p.t Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

[19] Priyanto, Agus. 2012. Komunikasi Dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika.

[20] Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Numed. [21] Rakhmat, Jalaludin. 2006. Psikologi

Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. [22] Riwidikdo, Handoko. 2012. Statistik

Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

[23] Saryono, Ari. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII DIV S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. [24] Siswanto, Yuliaji. 2011. Modul Mata

Kuliah Biostatistik. Ungaran: Stikes Ngudi Waluyo.

[25] Smeltser, Suzanne & Bare, Brenda. 2006. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

[26] Soleheti, Tetti & Cecep Eli Kosasih. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi. Bandung: Refika Aditama.

[27] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung:

Alfabeta.

[28] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualititatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

[29] Sukarni & Margareth. 2013. Kehamilan Persalinan dan Dilengkapi Dengan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.

[30] Wawan & Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

[31] Wirakusumah, dkk. 2011. Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

[32] Yulifah & Yuswanto. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan reaktor alir kontinyu bertujuan untuk menghitung harga konstanta reaksi penyabunan (k) etil asetat dengan NaOH, mengetahui pengaruh pengadukan terhadap konstanta

Hal yang serupa ditemukan oleh Januarti (2008) yang menunjukkan bahwa opini audit sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern,

Namun jika dibandingkan puncak kenaikan kenaikan kadar glukosa darah dari roti tawar yaitu 120,2 mg/dL, puncak kenaikan sponge cake sukun pada t.30’ lebih rendah yaitu 107 mg/dL atau

Suwoto Mulyosudarmo ini sangat membantu saya sebagai awam, dalam memulai mencari jawaban-jawaban sejarah tentang peristiwa pergantian kekuasaan dalam R.I., yang bagi banyak

Tuberkulosis (TB) dan histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal

Dalam hal ini energi listrik yang dihasilkan dari kebisingan mesin induk kapal dapar digunakan sebagai sumber energi penerangan ruang mesin, penggerak awal mesin (Machine

Menurunnya produksi padi di Kalimantan Barat disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, sementara

You will use this data access layer throughout this book, and from Chapter 4 onward you will build a web application repeatedly by rebuilding the web layer using different