TERM SPEKRA
TERM SPEKRA
SENYAWA
SENYAWA
KOORDINASI
KOORDINASI
AHMAD FADILLAH
AHMAD FADILLAH
SYIFA NURSHABRINA
SYIFA NURSHABRINA
A. Term Simbol
A. Term Simbol
B.
B.
Sp
Sp
ekr
ekr
a
a
El
El
ekt
ekt
ron
ron
ik
ik
Ko
Ko
mp
mp
lek
lek
s
s
Lo
Lo
ga
ga
m
m
Tr
Tr
an
an
si
si
si
si
C. P
C. P
emb
emb
ela
ela
han
han
Ter
Ter
m Io
m Io
n
n
Be
TERM SIMBOL
TERM SIMBOL
Men
Men
afs
afs
irk
irk
an
an
ke
ke
ada
ada
an
an
spe
spe
ctr
ctr
a
a
ya
ya
ng
ng
sif
sif
atn
atn
ya
ya
kom
kom
ple
ple
ks
ks
ata
ata
u
u
leb
leb
ih
ih
dar
dar
i
i
sat
sat
u
u
pun
pun
cak
cak
ser
ser
apa
apa
n
n
Men
Men
ek
ek
ank
ank
an
an
pa
pa
da
da
pen
pen
gga
gga
bu
bu
nga
nga
n
n
ata
ata
u
u
int
int
era
era
ks
ks
i
i
ant
ant
ara
ara
spi
spi
n
n
dan
dan
orb
orb
ita
ita
l
l
ya
ya
ng
ng
di
di
ke
ke
na
na
l
l
de
de
ng
ng
an
an
bi
bi
la
la
ng
ng
an
an
ku
ku
an
an
tu
tu
m
m
ba
ba
ru
ru
ya
ya
it
it
u
u
L
L
,
,
S
S
, dan
, dan
J
J
L =
L =
bila
bila
nga
nga
n
n
kuan
kuan
tum
tum
mome
mome
ntum
ntum
sudu
sudu
t
t
orbi
orbi
tal
tal
total
total
S = bila
S = bila
ng
ng
an
an
kua
kua
ntu
ntu
m
m
sp
sp
in tot
in tot
al
al
J = bil
J = bil
ang
ang
an
an
kua
kua
ntu
ntu
m
m
mo
mo
men
men
tum
tum
sud
sud
ut
ut
tot
tot
al
al
Me
Me
mb
mb
er
er
ik
ik
an
an
ga
ga
mb
mb
ar
ar
an
an
me
me
ng
ng
en
en
ai
ai
en
en
er
er
gi
gi
da
da
n
n
ke
ke
si
si
me
me
tr
tr
ia
ia
n
n
da
da
ri
ri
at
at
om
om
at
at
au
au
ion juga
ion juga
men
men
ent
ent
uka
uka
n
n
kem
kem
un
un
gki
gki
nan
nan
-ke
-ke
mu
mu
ngk
ngk
ina
ina
n
n
tra
tra
nsi
nsi
si
si
ele
ele
ktr
ktr
on
on
da
da
ri
ri
sat
sat
u
u
tin
tin
gk
gk
at
at
en
en
er
er
gi
gi
ke
ke
tin
tin
gk
gk
at
at
en
en
er
er
gi
gi
la
la
in se
in se
pe
pe
rt
rt
i
i
te
te
rj
rj
ad
ad
in
in
ya
ya
sp
sp
ek
ek
tr
tr
a
a
da
da
la
la
m
m
seny
Ada tiga jenis interaksi
diantara elektron, yaitu:
Kopling spin-spin (MS =Σm s)
Kopling orbit-orbit (ML= Σml)
Kopling spin-orbit (ML - MS)
Kekuatan relative transisi kopling Russell-Saunder diasumsikan, (MS =Σm s) > (M
L = Σml) > (ML - MS)
Prinsip utama yang harus
diperhatikan dalam
melakukan kopling
Terjadinya kopling
Rausell-Saunders atau kopling L-S
Menjelaskan sifat-sifat spektra logam transisi
Terjadinya kopling J-J
Hanya menjelaskan sifat-sifat spectra logam transisi dengan nomor atom lebig besar dari 30
Kopling Spin-spin
S adalah resultan bilangan kuantum spin dari suatu sistem elektron
Misal untuk d
2dengan spin berlawanan, maka S = 0
Kopling Orbit-orbit
L menyatakan total dari bilangan kuantum momentum sudut orbital
Total Momentum Orbital
L 0 1 2 3 4 5
Kopling Spin-orbit
Kopling ini terjadi di antara resultan momentum spin dan orbital
suatu elektron yang menghasilkan bilangan kuantum momentum
sudut total J (L ± S)
Melalui kopling L-S ini, maka term symbol Russell-Saunders
diungkapkan dengan lambing sebagai berikut:
L
(2S + 1)
J = L ± S
(2S + 1) = multiptisitas spin
J = bilangan kuantum momentum sudut total L = bilangan kuantum sudut orbital
L
(2S + 1)
J = L ± S
Untuk konfigurasi elektron d
1S = +½
Harga multiplisitas = 2(½) + 1 = 2
L = 2
J = (2 ± ½) = 3/2 dan 5/2
2
D
3/2
dan
2
D
5/2
Penentuan Term Keadaan Dasar Berdasarkan Aturan Hund
Term keadaan dasar adalah term yang memiliki harga multiplisitas spin
paling tinggi, (2S + 1) paling tinggi
Apabila terdapat lebih dari satu jenis term yang memiliki multiplisitas pin
yang sama, maka term dengan energy terendah adalah yang memiliki
harga L tertinggi
Apabila ditemukan dua term atau lebih yang memiliki multiplisitas dan
harga L yang sama, maka term yang menunjukkan energy terendah
ditentukan oleh harga J.
Untuk konfigurasi elektron dalam orbital dibawah setengah penuh,
term yang menunjukkan energy terendah adalah yang memiliki
harga J terendah.
Untuk konfigurasi elektron dalam orbitas diatas setengah penuh,
term yang menunjukkan energy terendah adalah yang memiliki
harga J tertinggi.
3
F,
3
P,
1
G,
1
D,
1
S
(2S +1) L 3F 3 3 3P 3 1 1G 1 4 1D 1 2 1S 1 0Cara untuk menentukan term simbul keasaan
dasar dari suatu konfigurasi elektron
Cara menentukan term dimbol di luar keadaan
dasar (keadaan term tereksitasi)
Menetapkan konfigurasi elektron yang akan dicari termnya
Contoh:
Menentukan jumlah konfigurasi elektron yang diperbolehkan (tidak
melanggar kaidah larangan Pauli). Jumlah ini menyatakan keadaan
bilangan kuantum dalam keadaan mikro (
microstate)
Π =
2
!
! 2
0
!
Π= jumlah
microstaten0 =
jumlah orbital di mana elektron berada
ne =jumlah elektron dalam orbital
d
2n
0=
5
n
e= 2
Π =
(5)!
Membuat tabel
microstatedengan memetakan keadaan elektron
Membuat tabel untuk menghitung jumlah
microstatepada setiap
hubungan antara M
Ldan M
Skemudian memecahnya menjadi
tabel-tabel kecil hingga menentukan term simbolnya
d
2Elektron ke-1, l = 2
Elektron ke-2, l = 2
L = 4
M
L= +4, +3, +2, +1, 0, -1, -2, -3, -4
M
S= +1, 0, -1
L = 4, S = 0, term simbol
1G
L = 2, S = 0, term symbol
1D
L = 1, S = 1, term symbol
3P
Memeriksa jumlah
microstatedari term-term symbol yang disusun
Menentukan term yang menunjukkan konfigurasi keadaan dasar dan keadaan
tereksitasi
Term Simbol Microstate
3F 3 x 7 = 21microstate 3P 3x 3 =9 microstate 1G 1 x 9 = 9 microstate 1D 1x 5 =5 microstate 1S 1x 1 = 1microstate Jumlah 45microstate (2S + 1) L 3F 3 3 3P 3 1 1G 1 4 1D 1 2
3
F <
3
P <
1
G <
1
D <
1
S
SPEKRA ELEKTRONIK KOMPLEKS
LOGAM TRANSISI
Timbulnya spektra serapan disebabkan oleh naiknya elektron dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya. Transisi elektronik ini perlu lebih besar dibandingkan tansisi vibrasi dan rotasi yang menyertainya. Pita serapan tersebut umumnya berada pada 100-300nm.
spektrum larutan berwarna lebih mudah diukur dengan spektrofotometer dengan menghasilkan data yang menghubungkan absorbansi atau tetapan absorptivitas molar pada panjang gelombang maksimum.
Karena tidak semua transisi dapat di amati, maka dibedakan menjadi:
1. Transisi diperbolehkan (allowed transition) lebih sering terjadi 2. transisi terlarang (forbidden transistion)
Pengaturan transisi ini disebut aturan seleksi. Ada 2 jenis aturan , yaitu:
1. Aturan seleksi orbital laporte (Δl = ±1)
Aturan seleksi orbital laporte menyatakan transisi yang melibatkan
perubahan bilangan kuantum orbital yaitu
Δl = ±1.
Yang mengikuti aturan ini menunjukan absorptivitas tinggi/intensitas
serapan tinggi.
Contoh:
Ca, mengalami transisi S
2s
1p
1dengan perubahan l sebesar 1.
koefisien serapan molar nya sebesar 5.000-10.000 L Mol
-1cm
-1(termasuk transisi diperbolehkan)
Sedangkan transisi d-d termasuk transisi terlarang karena
Δl=0
spektra ini dapat termati walau intensitasnya rendah (5-10 L Mol
-1cm
-1) karena mengabaikan aturan laporte disebut transisi
terlarang.
Pada kenyataannya timbulnya warna tidak hannya di sebabkan oleh
transisi d-d tetapi juga ada campuran orbital d dan p.
campuran orbital d dan p.
Yang terjadi apabila:
Kompleks yang tidak memiliki pusat simetri, ex: kompleks tetrahedral
[MnBr
4]
4-dan oktahedral tersubtitusi [Co(H
2
O)Cl]
2+.
Tidak terjadi apabila:
Kompleks oktahedral yang memiliki pusat simetri, ex: [Co(H
2O)
6]
2+atau
2. Aturan seleksi spin
Transisi spin yang diperbolehkan adalah jika
ΔS = 0.
Misalnya:
3F
3p atau
4A
2 4
T
1Sedangkan spin yang terlanggar, jika
ΔS ≠0.
Misalnya :
3F
1 1
G atau
4A
2 2A
2Contoh kasus:
[Mn(H
2O)
6]
2+berada dalam medan oktahedral lemah, terjadi transisi
d-d dengan spin terlanggar . Sehingga dihasilkan warna putih atau
warna pucat.
Pembelahan Term Ion Bebas
dalam medan Kristal
Telah diketahui:
orbital s = simetri bola dan tidak dipengaruhi medan kristal oktahedal maupun medan kristal yang lainnya. orbital p = mengarah tepat pada sumbu-sumbu koordinat,
sehingga orbital p dipengaruhi oleh medan kristal oktahedral, akan tetapi dengan energi yang sama orbital d = akan terpecah dalam orbital oktahedral jadi 2 tingkat
yaitu T2g dan Eg dengan perbedaan energi 10 Dq atau
Δ
o.
T2g= memiliki 3 orbital yaitu d xz, dyz, d xydengan energi 4Dq dibawah tingkat orbital d bebas.
Eg = memiliki 2 orbital yaitu dz2 dan d
x2-y2 dengan energi
Konfigurasi ion bebas d1 akan memiliki term simbol
spektroskopi ion bebas keadaan dasar 2D dan term
simbol spektroskopi oktahedral yaitu2T
2g, 2Egdengan
tingkat dasar 2T 2g.
Pembelahan Term Ion Bebas dalam medan kristal
Konfigurasi ion bebas d2 memiliki term
keadaan dasar 3F . Term ini dalam
oktahedral akan pecah jadi 3 tingkat energi yaitu T1g dengan energi 6Dq dibawah term F ion bebas, T2g dengan 2Dq diatas energi ion bebas dan A2g dengan 12 Dq diatas energi ion bebas. Dengan demikian ion bebas 3F dalam
medan kristal oktahedral akan memiliki term 3T
1g
Contoh 1
Tentukan term keadaan dasar ion yang memiliki konfigurasi elektron d1 sebagai
ion bebas dan sebagai ion yang berada dalam medan oktahedral.
Jawab:
total spin, S = ½
multiplisitas spin, (2S+1) = 2
total bilangan kuantum orbital, L= 2
jadi term simbol (term spektroskopi) d1sebagai ion bebas = 2D
(term simbol melibatkan harga J untuk d2= 2D 3/2)
term simbol keadaan dasar d1 dalam oktahedral =2T 2g
term simbol keadaan eksitasi d1 dalam oktahedral =2E g
Contoh 2
Tentukan term keadaan dasar ion yang memiliki konfigurasi elektron d9 sebagai
ion bebas dan sebagai ion yang berada dalam medan oktahedral. Jawab:
total spin, S = ½
multiplisitas spin, (2S+1) = 2
total bilangan kuantum orbital, L= 2
jadi term simbol (term spektroskopi) d1 sebagai ion bebas =2D
(term simbol melibatkan harga J untuk d9 = 2D 5/2)
term simbol keadaan dasar d9dalam oktahedral = 2E g
term simbol keadaan eksitasi d9dalam oktahedral = 2T 2g
Contoh 3
Tentukan term keadaan dasar ion yang memiliki konfigurasi elektron d4 dan d6
sebagai ion bebas dan sebagai ion yang berada dalam medan oktahedral. Jawab:
total spin, S = 2
multiplisitas spin, (2S+1) = 5
total bilangan kuantum orbital, L= 2
jadi term simbol (term spektroskopi) d1 sebagai ion bebas =5D
(term simbol melibatkan harga J untuk d9 = 2D 5/2)
Untuk d4 ; (untuk d6kebalikannya)
term simbol keadaan dasar d4dalam oktahedral = 5E g
term simbol keadaan eksitasi d4dalam oktahedral = 5T 2g
Contoh 4
Tentukan term keadaan dasar ion yang memiliki konfigurasi elektron d2 dan d8
sebagai ion bebas dan sebagai ion yang berada dalam medan oktahedral. Jawab:
total spin, S = 1
multiplisitas spin, (2S+1) = 3
total bilangan kuantum orbital, L= 3
jadi term simbol (term spektroskopi) d2sebagai ion keadaan dasar = 3F
term simbol (term spektroskopi) d2sebagai ion keadaan tereksitasi = 3P
Untuk d2; (untuk d8 kebalikannya)
term simbol keadaan dasar d2 dalam oktahedral =3T 1g
term simbol keadaan eksitasi d2dalam oktahedral = 3A 2g
Contoh 5
Tentukan term keadaan dasar ion yang memiliki konfigurasi elektron d3 dan d7
sebagai ion bebas dan sebagai ion yang berada dalam medan oktahedral. Jawab:
total spin, S = 3/2
multiplisitas spin, (2S+1) = 4
total bilangan kuantum orbital, L= 3
jadi term simbol (term spektroskopi) d2sebagai ion keadaan dasar = 4F
term simbol (term spektroskopi) d2sebagai ion keadaan tereksitasi = 4P
Untuk d3; (untuk d7 kebalikannya)
term simbol keadaan dasar d2 dalam oktahedral =4A 2g
term simbol keadaan eksitasi d2dalam oktahedral = 4T 1g