• Tidak ada hasil yang ditemukan

CD4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CD4"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5. Pemeriksaan CD4 a. Tujuan pemeriksaan

Untuk mengetahui kadar CD4 dalam tubuh pasien b. Metode

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan CD4 ini adalah metode flowcytometri

c. Prinsip

Sampel darah (wholeblood) dimasukkan ke dalam reagen (catridge) CD4, lalu penutup reagen (catridge) CD4 dibuka dan reagen (catridge) CD4 dimasukkan ke dalam alat. Reagen kering yang ditempelkan dalam cartridge tes Alere Pima CD4 mengandung CD3 dan CD4 penanda deteksi. Setelah cartridge dimasukkan ke dalam Analyser, reagen akan dilarutkan ke dalam sampel darah. Pada saat ini sampel berinteraksi dengan CD3 dan CD4 antibodi monoklonal spesifik masing-masing dan diberi label dengan pewarna fluorescent yang berbeda. Hasil pemeriksaan akan keluar dalam bentuk angka.

d. Dasar teori

Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T. Ada dua macam sel-T. Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan kadang kala disebut sel CD4+, adalah sel pembantu. Sel T-8 (CD8) adalah sel penekan, yang mengakhiri tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel pembunuh, karena sel tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus. Sel CD4

(2)

dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai reseptor untuk HIV. HIV mengikat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok. Setelah kita terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit (Yayasan Spiritia, 2013).

HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Ketika sel CD4 menggandakan diri untuk melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat banyak duplikasi HIV. Semakin menurunnya sel CD4 berarti sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak dan semakin rendahnya jumlah CD4 yang ada dalam tubuh manusia, semakin mungkin kita akan mudah sakit atau mungkin akan mengalami infeksi oportunistik (Masrukhi, tanpa tahun).

Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah diambil, kelelahan, dan stres. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang sama setiap kali dites CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sama.

Infeksi lain dapat sangat berpengaruh pada jumlah CD4. Jika tubuh kita menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limfosit) naik. Jumlah CD4 juga naik. Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi (Yayasan Spiritia, 2013).

(3)

Tes CD4, Tes ini adalah tes baku untuk menilai prognosis berlanjut ke AIDS atau kematian, untuk membentuk diagnosis diferensial pada pasien bergejala, dan untuk mengambil keputusan terapeutik mengenai terapi antiretroviral (ART) dan profilaksis untuk patogen oportunistik. Jumlah CD4 adalah indikator yang paling diandalkan untuk prognosis (Ashari, 2011).

Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600 (Yayasan Spiritia, 2013)

Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang lebih cocok kita lihat persentase sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4% = 34%, ini berarti 34% limfosit kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil dibandingkan jumlah sel CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdasarkan CD4%, kecuali untuk anak berusia di bawah lima tahun (Yayasan Spiritia, 2013).

Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan yang berat pada sistem kekebalan tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramalkan perkembangan penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak tetap dipakai untuk menentukan kapan ART sebaiknya dimulai (Ashari, 2011).

Flow cytometri adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik permukaan setiap sel dengan kemampuan memisahkan sel-sel yang berada dalam suatu suspensi menurut karakteristik masing-masing secara automatis melalui suatu celah yang ditembus oleh seberkas sinar laser (Pradipta, 2015).

(4)

Metode flow cytometry terus berkembang sejalan dengan perkembangan elektrik komputer dan reagen, termasuk digunakannya monoklonal antibodi. Sampai saat ini, pengukuran dengan flow cytometry menggunakan label flouresensi, selain mengukur jumlah, ukuran sel, juga dapat mendeteksi petanda dinding sel, granula intraseluler, struktur intra sitoplasmik, dan inti sel (Pradipta, 2015).

Tes CD4 sebaiknya diulang setiap tiga sampai enam bulan untuk pasien yang belum diobati dengan ART dan jangka waktu dua sampai empat bulan pada pasien yang memakai ART. Tes tersebut sebaiknya diulangi bila hasil tidak konsisten dengan kecenderungan sebelumnya. Frekuensi akan berbeda-beda tergantung keadaan individu. Kalau tidak diobati, jumlah CD4 akan menurun rata-rata 4 persen per tahun untuk setiap log viral load. Dengan terapi awal atau perubahan terapi, usulan adalah dilakukan tes CD4 (serta viral load) pada 4, 8 sampai 12, dan 16 sampai 24 minggu (Yayasan Spiritia, 2013).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah CD4 seperti perubahan diurnal yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah pada pukul setengah satu siang sedangkan nilai puncak pada pukul setengah sembilan malam. Penurunan dapat terjadi juga pada penderita infeksi akut dan operasi mayor. Pemberian kortikosteroid pada penyakit akut dapat menurunkan jumlah CD4, tetapi pemakaian lama untuk penyakit kronik menunjukkan tidak terlalu berpengaruh. Jenis kelamin,usia pada orang dewasa, stres, psikologi,stres fisik dan kehamilan mempunyai efek minimal terhadap jumlah CD4. Pemakaian obat antiviral dapat meningkatkan jumlah CD4 sebanyak ≥ 50 sel/mm3 . Setelah pemakaian 4 sampai 8 minggu dan meningkat

(5)

50-e. Alat dan Bahan 1) Alat:

a) Alat pemeriksaan CD4 (Alere Pima TM CD4)

b) Mikropipet 2) Bahan:

a) Sampel darah pasien (whole blood) b) Reagen (Catridge) CD4

f. Prosedur Kerja

1) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan dan diletakan diatas meja kerja. 2) Reagen dan sampel dikondisikan dalam suhu ruang.

3) Nyalaka PIMA Analyser dengan menekan tombol power ON di belakang Pima Analyser (± 5 detik)

4) Layar akan menampilkan “Run test press OK”. Klik Ok pada keyboard. Lalu pintu slot cartridge akan terbuka dan layar akan menampilkan “Insert new cartridge”

5) Sampel darah (wholeblood) dipipet ke dalam pipa kapiler reagen (catridge) CD4. 6) Dimasukan cartridge hingga terdengar “klik” dan pima analyser akan secara

otomatis menarik cartridge kedalam mesin.

7) Kemudian masukan nama operator dan nama sampel

8) Hasil ditunggu hasilnya selama ± 20 menit. setelah proses selesai, cartridge dikeluarkan. Hasil analisis diprint dengan menekan tombol OK.

g. Hasil Kegiatan

Jumlah permintaan pemeriksaan CD4 di sub laboratorium imunoserologi RSUD Kabupaten Badung dari tanggal 7 Maret - 13 Mei 2016, sebagai berikut:

No. Hari, Tanggal Jumlah Pasien (orang)

1. Senin, 7 Maret 2016 -2. Selasa , 8 Maret 2016 -3. Rabu, 9 Maret 2016 -4. Kamis, 10 Maret 2016 -5. Jumat, 11 Maret 2016 -6. Sabtu, 12 Maret 2016 -7. Minggu, 13 Maret 2016

(6)

-8. Senin, 14 Maret 2016 -9. Selasa, 15 Maret 2016 -10. Rabu, 16 Maret 2016 -11. Kamis, 17 Maret 2016 -12. Jumat, 18 Maret 2016 -13. Sabtu, 19 Maret 2016 -14. Minggu, 20 Maret 2016 -15. Senin, 21 Maret 2016 -16. Selasa, 22 Maret 2016 -17. Rabu, 23 Maret 2016 -18. Kamis, 24 Maret 2016 -19. Jumat, 25 Maret 2016 -20. Sabtu, 26 Maret 2016 -21. Minggu, 27 Maret 2016 -22. Senin, 28 Maret 2016 -23. Selasa, 29 Maret 2016 -24. Rabu, 30 Maret 2016 -25. Kamis, 31 Maret 2016 -26. Jumat, 1 April 2016 -27. Sabtu, 2 April 2016 -28. Minggu, 3 April 2016 -29. Senin, 4 April 2016 -30. Selasa, 5 April 2016 -31. Rabu, 6 April 2016 -32. Kamis, 7 April 2016 -33. Jumat, 8 April 2016 -34. Sabtu, 9 April 2016 -35. Minggu, 10 April 2016 -36. Senin, 11 April 2016 -37. Selasa, 12 April 2016 -38. Rabu, 13 April 2016 -39. Kamis, 14 April 2016 -40. Jumat, 15 April 2016 -41. Sabtu, 16 April 2016 6 42. Minggu, 17 April 2016 -43. Senin, 18 April 2016 5 44. Selasa, 19 April 2016 6 45. Rabu, 20 April 2016 6 46. Kamis, 21 April 2016 3 47. Jumat, 22 April 2016 5 48. Sabtu, 23 April 2016 -49. Minggu, 24 April 2016 -50. Senin, 25 April 2016 7

(7)

51. Selasa, 26 April 2016 8 52. Rabu, 27 April 2016 7 53. Kamis, 28 April 2016 9 54. Jumat, 29 April 2016 6 55. Sabtu, 30 April 2016 7 56. Minggu, 1 Mei 2016 -57. Senin, 2 Mei 2016 6 58. Selasa, 3 Mei 2016 8 59. Rabu, 4 Mei 2016 10 60. Kamis, 5 Mei 2016 -61. Jumat, 6 Mei 2016 62. Sabtu, 7 Mei 2016 63. Minggu, 8 Mei 2016 64. Senin, 9 Mei 2016 65. Selasa, 10 Mei 2016 66 Rabu, 11 Mei 2016 67. Kamis, 12 Mei 2016 68. Jumat, 13 Mei 2016 TOTAL

Sumber : Data Primer

h. Permasalah yang Dihadapi dan Solusinya

Pemeriksaan CD4 adalah salah satu pemeriksaan imunoserologi yang bertujuan untuk mengetahui jumlah CD4 pada sampel pasien dimana jumlah CD4 adalah indikator yang paling diandalkan untuk prognosis untuk AIDS. Permasalahan yang dihadapi pada saat PKL pemeriksaan CD4 sempat tidak dapat dilayani karena control yang tidak tersedia pada reagen yang diberikan oleh pusat karena reagen pemeriksaan CD4 ini merupakan bantuan dari pemerintah, sehingga harus menunggu control tersebut datang. Selain itu, permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan pemeriksaan CD4 adalah terkadang saat menutup cartridge tidak dilakukan dengan tepat sehingga pada saat alat melakukan pemeriksaa akan muncul error sehingga pemeriksaan harus diulang kembali. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan CD4 adalah selalu berhati-hati, pastikan darah masuk kedalam cartridge dengan baik,

(8)

menutup catridge dengan benar dan pastikan alat selalu dalam keadaan baik dan dikalibrasi.

Referensi

Dokumen terkait

1 2 3 4 1 Mengucapkan salam ketika memasuki ruang kelas Siswa tidak mengucapkan salam Siswa jarang mengucapkan salam Siswa mengucapkan salam tidak sepenuh hati Siswa

Untuk mencapai hal tersebut, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0 - 24

Upaya represif, merupakan upaya yang bertujuan untuk menakan atau menghapuskan kejahatan pencurian disertai kekerasan yang dilakukan oleh anak dijalanan dengan melakukan

Gambar 6 Flow Chart Orangtua serta siswa dalam meminta informasi catatan serta pelanggaran- pelanggaran

Di Tana Toraja, Jumlah angkatan kerja berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2015 sebanyak 126.148 orang atau sekitar 82,79 persen dari penduduk usia kerja (15

Selain mempengaruhi keadaan psikologis dan keseharian sang ibu, depresi post partum juga mempengaruhi perkembangan sang bayi.Anemia maternal menjadi risiko

Ketika pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah di terapkan untuk  penegembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini di sebut  pengembangan

Ingham Ashworth, Profesor Arsitektur, Universitas Sydney.. Sydney Opera House|Bab I|Deskripsi Bangunan 5 negara ikut berkompetisi dalam ajang tersebut dengan kriteria