• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE

INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

POWER ENDURANCE TUNGKAI

Rizki Mulyawan1, Dikdik Zafar Sidik1, Nida’ul Hidayah1

Program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga1, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung

e-mail: [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan latihan harness dengan menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurance tungkai. Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Futsal Putri UPI. Dimana 20 sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan simple acak beraturan (pola A-B-A-B) Tes 10 hop digunakan untuk mengetahui besarnya dampak perbedaan power endurance. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan interval dan satu kelompok lain menggunakan eksperimen latihan repetisi. Penelitian dilakukan selama 6 minggu, dengan dua kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Pengolahan data menggunakan perhitungan uji homogenitas, uji normalitas, uji kesamaan dua rata-rata dan uji beda. Menghasilkan kesimpulan bahwa peningkatan yang diberikan tidak signifikan, baik metode interval (1.94 ± 2.26) maupun repetisi (1.40 ± 2.26) terhadap peningkatan power endurance tungkai. Tetapi jika dibandingkan antar metode yang digunakan dalam penelitian, metode interval peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan metode repetisi. Penulis menyarankan untuk menggunakan metode interval dan repetisi sebagai salah sau varan untuk meningkatkan kondisi fisik.

Kata Kunci: Harness, Metode Interval, Metode Repetisi, Power Endurance Tungkai.

Abstract

The purpose of this research is to know the influence from harness training used interval method and repetition method toward leg power endurance increased. 10 Hop test used for knowing how big affect about power endurance in leg. Whereas, 20 sample is the result from simple random sampling technic. And then, 20 sample divided in two groups with ordinal sampling (A-B-A-B pattern). Research design use One Group Pretest-Posttest Design. One group uses interval training experiment and the other group uses repetition training experiment. This research ongoing to six weeks, twice a week. Using pre-test and post-test tabulation. To know differences affect from interval training and repetition training. For data process used homogeneus test, normality test, equality test for two averages and two different test averages. The result of comparison in this research that is not got difference of significant increase from interval method (1.94 ± 2.26) and repetition (1.40 ± 2.26) to power endurance. Never the less is looked on the average final test because increase interval method is better than repetition method. Base the result of research the writer recommends interval method and repetition method are used as one of varians to increase physical condition.

(2)

Pendahuluan

Futsal adalah permainan yang cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampr tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini disebabkan dalam permainan futsal pemain selalu berangkat dengan falsafah 100% ball possesion. Akan tetapi melalui timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat direbut kembali [4].

Kemampuan fisik merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam penampilan olahraga. Pada kenyataannya kemampuan fisik yang prima dapat menunjang atlet untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna. Guna meningkatkan kemampuan fisik, pelatih diharuskan untuk menerapkan pola latihan. Salah satu pola yang dapat diterapkan dalam pelatihan fisik adalah pola pelatihan harness.

Pelatihan harness merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitas fisik yang sangat prima. Banyaknya komponen fisik yang dapat ditingkatkan melalui pelatihan harness, seperti a)kemampuan kelenturan, b)kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), c)kekuatan maksimal, d)kekuatan yang cepat (power), e)daya tahan kekuatan, f)daya tahan anaerob, g)daya tahan aerob [7].

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan latihan harness. Dalam penelitian ini akan membandingkan dua metode yang memiliki kemiripan. Yaitu metode interval dan metode repetisi. Interval training sangat dianjurkan oleh pelatih karena memang hasilnya sangat positif bagi perkembangan daya tahan atlet. “Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa istirahat.”[5]. Metode latihan interval merupakan metode latihan yang sangat berat karena intensitas yang digunakan adalah intensitas tinggi sehingga kondisi atlet harus benar-benar dinyatakan siap agar hasil penerapan metode ini menjadi berpengaruh secara signifikan. [5] Ciri dari metode latihan interval adalah konsistensi dalam norma pembebanan, yaitu jarak yang ditempuh konsisten, usaha (intensitas) yang dilakukan konsisten, dan yang paling penting adalah masa istirahat yang dilakukan antar pengulangan berlangsung secara konsisten.

Metode repetisi adalah metode latihan yang menekankan pada unsur pengulangan (repetisi) dengan durasi istirahat (rest interval) dan jarak (distance) yang tetap

atau bervariasi. Untuk istirahat latihan antar repetisi dan set bergantung pada masa pemuilhan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti) [9]. “An important asset of repetition method is developing willpower through the demand to perform many repetitions.” [2]. Terdapat modal penting dalam latihan dengan menggunakan metode repetisi yaitu dapat meningkatkan atau menumbuhkan kemauan yang keras untuk menyelesaikan seluruh tuntutan dengan repetisi yang banyak.

Dari metode interval dan repetisi, terdapat persamaan pada pengulangan gerakan sedangkan letak perbedaan diantara keduanya terdapat pada masa istirahat. Setelah dilakukan treatment dengan menggunakan kedua metode, peneliti berusaha untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan hasilnya dari dua metode ini.

Dalam olahraga futsal dibutuhkan kemampuan power, apabila dilihat dari karakteristik permainan maka menendang bola baik itu passing maupun shooting dapat dilakukan berulang-ulang. Dalam pengamatan saat pertandingan Piala Dunia Spanyol tahun 2012, tim Spanyol melakukan 908 kali passing dalam 2 x 25 menit Sedangkan untuk shooting, tim Spanyol melakukan 15 kali shooting. Sehingga dapat disimpulkan ketika latihan power, aspek power endurance harus ditingkatkan juga karena terjadi banyak pengulangan teknik yang harus mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yg cepat dan dilakukan dalam durasi yang lama.

Kekuatan otot dan kecepatan tidak dapat dipisahkan karena pada prinsip kerjanya kedua komponen fisik ini bekerja bersamaan untuk menghasilkan kemampuan daya ledak otot (power). Dasar dari power ini adalah kekuatan, maka sebelum melatih kondisi fisik power haruslah terlebih dahulu melatih kekuatan. Dijelaskan bahwa: “Strength tetap merupakan dasar (basis) untuk menentukan power. Oleh karena itu, sebelum latihan power, orang harus sudah memiliki suatu tingkatan kekuatan otot yang baik.” [4]

Di dalam futsal power yang ada tidak hanya dilakukan untuk satu kali pengulangan tetapi terdiri dari banyak pengulangan. Oleh karena itu, dibutuhkan power endurance untuk menunjang kemampuan seseorang dalam bermain futsal. Richard Paul Ham William mengatakan bahwa power endurance yaitu melakukan kekuatan dan kecepatan yang berulang-ulang. [6] Hipotesis yang dibuat oleh peneliti bahwa terdapat peningkatan yang signifikan latihan harness

(3)

menggunakan metode interval terhadap kemampuan power. Dan terdapat peningkatan yang signifikan latihan harness menggunakan metode repetisi terhadap kemampuan power.

Dari penjelasan di atas, penulis berusaha untuk meneliti seberapa besar dampak yang diberikan latihan harness dengan menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurance tungkai. Agar dapat menjadi salah satu varian latihan yang dianjurkan bagi pelatih di lapangan untuk meningkatkan kemampuan fisik, dalam hal ini variabelnya adalah untuk meningkatkan power endurance.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen. Dan desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. [8] Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal putri tingkat perguruan tinggi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal Putri UPI (Isola FC) yaitu sebanyak 45 orang.

Dari sekian banyak populasi yang ada, akan diambil beberapa orang untuk dijadikan sampel penelitian. Tentang teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. [8] Dari seluruh populasi yang ada, diundi dan diperhitungkan jumlah sampel menjadi sebanyak 20 orang. Dimana sebanyak 20 orang tersebut termasuk ke dalam sampel yang representatif. Dan kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, pembagian sampelnya menggunakan cara simple acak beraturan (pola A-B-A-B). [1]

Langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai berikut: a) Menetapkan populasi, b) Menetapkan sampel , c) Melakukan tes awal, d) Melakukan Treatment, e) Melakukan tes akhir, f) Pengolahan data dan analisis data, dan g) Menentukkan kesimpulan.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 Hop. Validitas dan realibilitas 10 hop adalah 0,84 dan 0,94 [9].

Prosedur Penelitian

Cara pelaksanaan tes yaitu testee bersiap di garis start, setelah mendengar aba-aba si tester melakukan hop sebanyak 10 langkah. Dimana dilakukan dua kali, pertama dilakukan 10 hop dengan menggunakan kaki

kanan sampai ke finish. Kedua melakukan 10 hop dengan menggunakan kaki kiri sampai ke finish.

Peralatan yang dibutuhkan adalah a.) Meteran untuk mengukur jarak hop, b.) Stopwatch untuk mengetahui waktu tempuh, c.) Lapangan. d.) Cones atau corong untuk patokan start dan finish, e.) Bendera start.

Mengenai teknis pengukurannya, jarak lompatan (hop) diambil dari awal garis start sampai ke titik pada pendaratan melompat kesepuluh (belakang tumit). Catat jarak terpanjang melompat, yang terbaik dari dua kali kesempatan.

Nantinya data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test. Dimana perhitungannya menggunakan uji homogenitas, uji normalitas, uji persamaan dua rata-rata dan uji beda dua rata-rata. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar perbedaan dampak antara metode interval dan repetisi.

Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh dari hasil tes masih dalam bentuk data-data mentah, sehingga harus diolah dan dianalisis secara statistika. [1] Adapun hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan bakutes awal kelompok metode interval dan metode repetisi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Tes Awal Kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi

Tabel 2. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi

Setelah mengetahui nilai rata-rata dan simpangan baku kedua kelompok, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dengan uji dua varian. Tujuannya

Kelompok S Metode Interval 16,54 2,27 Metode Repetisi 16,69 1,87 Kelompok S Metode Interval 17,89 2,05 Metode Repetisi 17,35 1,72

(4)

adalah untuk mengetahui apakah data berdistribusi homogen atau tidak. Apabila data berdistribusi homogen, maka untuk selanjutnya pengujian normalitas menggunakan uji Lilliefors. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat di tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Homogenitas (dua variansi) Kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis untuk uji homogenitas adalah terima hipotesis (Ho) apabila F

hitung< Fα dan tolak hipotesis (Ho) apabila F hitung > F

tabel. Hasil dari pengujian dua variansi dapat diketahui bahwa F-hitung kedua metode yaitu 1.24 dan 1.49 lebih kecil dari F-tabel pada dk(9,9) dengan taraf signifikansi α = 0.05 yaitu 3.18, maka hipotesis diterima. Dengan demikian kesimpulannya adalah kedua kelompok varians homogen.

Setelah diketahui bahwa data homogen, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kenormalan Lilliefors.Hasil dari uji Lilliefors dapat dilihat di tabel 4.

Tabel 4. Hasil pengujian Liliofers kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi

Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa Lo tes awal

untuk metode interval = 0.0714 dan untuk metode repetisi = 0.1159, sedangkan Lo tes akhir untuk metode

interval= 0.0082 dan untuk metode repetisi = 0.0823. Pada taraf α = 0.05, dengan n=10,makaLtabel0= 0.258.

Terima Ho jika Lo < Lα = Normal, Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil data dari kedua kelompok sampel baik tes awal maupun tes akhir berdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis penelitian menggunakan pendekatan parametrik.

Setelah data menunjukan berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya melakukan pengujian untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil latihan yang signifikan dari dua kelompok sampel terhadap peningkatan kemampuan power endurance. Dapat dilihat di tabel 5.

Tabel 5. Hasil Perhitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi

Ho = Tidak terdapat peningkatan yang signifikan latihan

harness menggunakan metode interval terhadap kemampuan power endurance.

H1 = Terdapat peningkatan yang signifikan latihan

harness menggunakan metode interval terhadap kemampuan power endurance.

Ho = Tidak terdapat peningkatan yang signifikan latihan

harness menggunakan metode repetisi terhadap kemampuan power endurance.

H1 = Terdapat peningkatan yang signifikan latihan

harness menggunakan metode repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

Dari tabel 5. dapat diketahui bahwa t-hitung untuk metode interval = 1.94 dengan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk (n-1) = 9 adalah 2.26. Tolak Ho apabila t hitung > t tabel dan terima Ho apabila

t hitung < t tabel. Dari hasil data diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa Hoditerima berarti H1 ditolak.

Dengan demikian latihan harness menggunakan metode interval tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan power endurance. Dan untuk t-hitung metode repetisi = 1.40 dengan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk (n-1) = 9 adalah 2.26. Tolak Ho apabila t hitung > t table dan

terima Ho apabila t hitung< t tabel.Dari hasil data diatas

dapat diperoleh kesimpulan bahwa Ho diterima berarti

H1 ditolak. Dengan demikian latihan harness

menggunakan metode repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan power endurance.

Kelompok F hitung F Tabel Kesimpulan Metode Interval 1.24 3.18 Homogen Metode Repetisi 1.49 3.18 Homogen Selisih (Gain) 1.49 3.18 Homogen

Kelompok Lo tes awal Lo tes akhir L tabel Kesimpulan

Metode

Interval 0,0714 0,0082 0.258 Normal

Metode

Repetisi 0,1159 0,0823 0.258 Normal

Kelompok t-hitung t-tabel

(0.975) Signifikansi Metode Interval

1.94

2.26

Tidak Signifikan Metode Repetisi

1.40

2.26

Tidak Signifikan

(5)

Tabel 6. Hasil Perhitungan dan Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil Latihan Menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi

Ho = Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang

signifikan latihan harness menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap kemampuan power endurance. H1 = Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan

latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap kemampuan power endurance.

Dari tabel 5. diatas dapat diketahui bahwa t-hitung adalah 0.64, dan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk (n1+n2-2) = 18 adalah 2.10. Dengan kriteria

terima Ho apabila t hitung ≤ t-tabel, dan tolak Ho apabila

t hitung ≥ t-tabel. Oleh karena 0.64 ≤ 2.10 berarti Ho

diterima dan H1 ditolak.

Maka kesimpulannya Hipotesis (H0) adalah tidak

terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance. Dengan kata lain, hipotesis penelitian ini ditolak.

Tabel 7. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Menggunakan Metode Interval

Tabel 8. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Menggunakan Metode Repetisi

Kelompok t-hitung t-tabel Signifikansi

Metode Interval

dan Repetisi 0.64 2.10 Tidak Signifikan

0 5 10 15 20 25

Tes Awal Interval Tes Akhir Interval

0 5 10 15 20 25

Tes Awal Repetisi Tes Akhir Repetisi

(6)

Dari grafik di atas bisa dilihat perbedaan antara kemampuan power endurance ketika pres-test dan post-test. Terjadi peningkatan namun sesuai dengan statistiknya peningkatan yang terjadi tidak signifikan. Terdapat perubahan peningkatan kemampuan power endurance jika dilihat dari nilai rata-rata. Namun perubahan peningkatan yang terjadi tidak signifikan. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan statstik yang menunjukkan bahwa nilai t-hitung metode interval yaitu 1.94, sedangkan t-hitung metode repetisi menunjukkan angka 1.40. Dimana lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 2.26. Akibatnya, metode interval dan repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan. Namun, jika kedua metode tersebut dibandingkan, peningkatan yang terjadi pada kelompok yang menggunakan metode interval lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode repetisi.

Menurut para ahli,

Jika ingin meningkatkan kemampuan power yang eksplosif harus melalui pelatihan beban (weight training) yang spesifik dan ditujukan pada kekuatan maksimal melalui koordinasi intramuscular kelompok otot (neural activation) agar dapat menghasilkan daya yang lebih eksplosif. [3]

Dilihat dua hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan Jaohariah (2011) dan Mulyadi (2011). Pada penelitian yang dilakukan Jaohariah pada tahun 2011, harness tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan power. [3] Ini terjadi karena pada saat treatment tidak diberikan latihan beban (weight training).

Sedangkan pada penelitian Mulyadi di tahun 2011, bentuk latihan yang digunakan adalah complex training, dimana di dalamnya diberikan treatment dengan menggunakan latihan beban (weight training). Dan akibat pemberian latihan beban, hasil penelitiannya pun menyatakan bahwa complex training dapat meningkatkan kemampuan power endurance secara signifikan. [5]

Penjabaran di atas adalah jawaban mengapa pada penelitian yang dilakukan oleh penulis menghasilkan kesimpulan bahwa Penerapan pola pelatihan harness menggunakan metode interval dan repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan power endurance. Karena dalam perbandingan antara kedua metode latihan (interval dan repetisi) melalui pelatihan harness tidak diberikan treatment latihan beban (weight training) secara khusus.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis skor dari metode latihan interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurancetungkai melalu pola pelatihan harness pada olahraga futsal, maka penulis akan menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa:

1. Latihan harness menggunakan metode interval tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

2. Latihan harness menggunakan metode repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance. 3. Tidak terdapat perbedaan peningkatanyang

signifikan latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan tambahan program weigth training agar peningkatan yang dicapai dapat signifikan.

Pustaka

1. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006.

2. Bompa, T. Periodization: Theory and Methodology of Training. York University, 1999. 3. Jaohariah, R. Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Power. Bandung: UPI, 2011.

4. Lhaksana, J. Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group), 2011.

5. Mulyadi, S. Dampak Penerapan Pelatihan Complex Training terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance. Bandung: UPI, 2011.

6. Sidik, D.Z. dkk., Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob dan Aerob. Laporan Penelitian Penerapan IPTEK untuk Mendukung SKO, PPLP dan PPLM. Bandung: UPI, 2010.

7. Sidik, D.Z. Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob.

Available Online: http://dizas424starper-formance.blogspot.com/ (2011)

(7)

8. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013.

9. Sumpena, A. DampakMetode Latihan Harness dan Kapasitas Aerobik terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI, 2013.

Gambar

Tabel 1. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan  Baku Tes Awal Kelompok Metode  Interval dan  Metode  Repetisi
Tabel  3.  Hasil  Pengujian  Homogenitas  (dua  variansi)  Kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi
Tabel 7. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Menggunakan Metode Interval

Referensi

Dokumen terkait

“ Penggunaan Alat Peraga Akuarium Bilbul Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar ”. Pengertian

Refers to explanation above, the reconstruction of tradition remains an important issue in the Indonesian constitutional law because there are incoherencies between

Whereas, article 18 (4) of the Second Amendment of the 1945 Constitution states that the head of regional government should be elected democratically, without provision

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau. ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

Secara keseluruhan, resiko yang mungkin terjadi meliputi pengetahuan konsumen atau kepercayaan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk juga respon dari

Internet Protocol Vitual Private Network atau yang lebih dikenal dengan IP VPN merupakan sebuah jaringan komunikasi private yang menggunakan jaringan publik untuk membentuk

Implementasi Model Pembelajaran Investigating, Evaluating Environmental Issue And Action (ieeia) Untuk Membangun Literasi Lingkungan Siswa SMPA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Perilaku Peralihan Merek (Brand Switching Behavior) Pengguna Kartu Seluler Simpati (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi).. Skripsi Tidak