• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN I Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan Ponsel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN I Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan Ponsel"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan

Ponsel

(2)

Langkah-langkah perbaikan kerusakan ponsel untuk kelimabelas kasus yang tercantum pada Tabel 3 disarikan dari [3].

1. Kasus 1 : Tombol on/off rusak Jenis ponsel : Nokia 8310

Penyebab kerusakan : - Dudukan patri tombol on/off hilang - Jalur on/off putus

Akibat : Tombol on/off rusak sehingga ponsel tidak dapat dinyalakan

Langkah-langkah perbaikan:

1) Solder kawat email ke kaki tombol on/off, kemudian pada bagian dudukan plat yang hilang diberi lem plastik atau besi sampai melekat kuat pada PCB ponsel. 2) Lapisi kaki tombol dengan pasta solder, selanjutnya kaki tombol disolder

menggunakan solder filamen.

3) Pastikan tombol bekerja dengan baik. Lakukan pengujian menggunakan multimeter, ukur hambatan dengan memutar skala pengatur multimeter ke 1 x W.

4) Apabila tidak ada masalah, lakukan pen-jumper-an jalur yang terputus antara rangkaian IC Power dengan tombol on/off. Namun, jumpering membutuhkan skematik diagram rangkaian resistor-kapasitor yang terhubung dengan tombol. Umumnya, jalur tombol on/off menuju UEM melalui sebuah komponen resistor-kapasitor sebagai rangkaian biasnya. Pada rangkaian ponsel yang akan Anda perbaiki, jalur tombol on/off terhubung dengan resistor-kapasitor. Apabila jalur ini terputus, upaya jumpering dilakukan menggunakan kabel kecil yang memiliki serabut halus yang dilapisi email anti-penghantar listrik.

5) Lakukan pengecekan ulang jalur-jalur setelah dilakukan jumpering, apakah tersambung dengan baik atau tidak.

(3)

2. Kasus 2 dan 3 : Ponsel Mencari Sinyal lalu Mati dan Ponsel Mati Total Karena IC PA Korslet

Jenis ponsel : Nokia 3650

Penyebab kerusakan : IC PA (Power Amplifier) rusak atau korslet Akibat : - Ponsel mati total

- Ponsel terlihat normal, lalu seolah-olah mencari sinyal, lalu mati

Langkah-langkah Perbaikan:

Komponen IC PA bermasalah. Sebelum diangkat atau diganti, periksa hambatan konektor menggunakan multimeter. Jarum hitam multimeter dihubungkan ke kutub positif (+) dan jarum merah ke konektor negatif (-) ponsel. Apabila terdapat nilai resistansi, lakukan pengangkatan dengan menggunakan solder uap. Apabila tidak ada nilai resistansi, komponen tidak rusak.

3. Kasus 4 : Mikrofon Ponsel Rusak Jenis ponsel : Nokia 3650 Penyebab kerusakan : Microphone rusak

Akibat : Suara penelepon tidak dapat didengar jelas oleh lawan bicara, namun tidak sebaliknya

Langkah-langkah Perbaikan:

1) Ukur resistansi microphone dengan menggunakan multitester, atur pada skala 1 x W. Perhatikan apakah terdapat nilai resistansi pada microphone. Pada kondisi normal, tidak ada resistansi pada kutub + dan - microphone. Namun, apabila terbalik menempatkan posisi jarum multimeter dengan kutub-kutub microphone, multimeter akan menunjukkan nilai resistansi sekitar 200 ohm. Hal ini juga berlaku untuk hampir semua jenis ponsel.

2) Periksa konektor microphone, apakah terhubung dengan baik pads-nya atau tidak.

3) Untuk memudahkan pengecekan kontrol audio, ukur tegangan pada pads microphone menggunakan voltmeter DC. Nyalakan ponsel dan lakukan

(4)

pemanggilan pada ponsel. Dalam keadaan normal, tegangan searah kontrol audio (UEM) berkisar 1,8 volt.

4) Apabila tidak terdapat nilai tegangan, periksa kembali jalur-jalur microphone yang terhubung dengan komponen lainnya, seperti kapasitor dan koil. Bisa jadi, patrian komponen kurang baik atau jalur IC Audio putus. Perlu diketahui, kasus seperti ini jarang terjadi. Solusinya adalah melakukan jumpering pada jalur yang putus. Ada solusi yang lebih efektif, yaitu dengan melakukan blow merata pada IC Control Audio (UEM). Pada tipe ponsel seperti ini, kontrol audio sudah menyatu dengan dengan IC UEM yang berfungsi sebagai power ponsel. Agar tidak merusak komponen lainnya, temperatur solder uap diatur sekitar 275 derajat Celcius.

5) Apabila langkah-langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, solusi terakhir adalah mengganti komponen IC UEM dengan yang baru. Perlu diketahui, setiap mengganti komponen IC UEM, ponsel harus di-flashing ulang.

4. Kasus 5 : Ponsel 33xx Mati Total Jenis ponsel : Nokia 33xx Penyebab kerusakan : IC Charging rusak

Akibat : Ponsel mati total

Langkah-langkah Perbaikan:

Pada jenis ponsel ini, IC Charging langsung terhubung dengan kutub positif (+) baterai melalui resistor fuse, dengan nilai resistansi hampir mendekati 0 ohm. Kondisi ini memudahkan untuk mengetahui apakah komponen IC Charging korslet atau tidak.

(5)

5. Kasus 6 dan 7 : Ponsel Tidak Bisa Dimatikan dan Contact Service

Jenis ponsel : Nokia 8250, 3610, 5210 Penyebab kerusakan : IC Audio rusak

Akibat : - Muncul peringatan "Contact Service"

- Ponsel tidak dapat dimatikan, kecuali dengan melepas baterai

Langkah-langkah Perbaikan:

1. Lakukan pengecekan software dengan mendeteksi ponsel menggunakan Tornado Box. Klik tombol [INFO] pada software Tornado. Hasil pengecekan software akan menampilkan serial number IC Audio berinisial [000000]. Hal tersebut menandakan bahwa komponen IC Audio COBBA (Common Baseband Analog) mengalami gangguan. Oleh karena itu, kita harus perbaiki dulu IC Audio COBBA dengan melakukan langkah-langkah berikut:

a. Blow IC Audio COBBA dan sentuh perlahan menggunakan pinset sehingga

terasa 'agak goyang'. Namun jangan sampai mengubah posisi IC COBBA. b. Jika dirasa perlu, angkat dan cetak kaki BGA (Ball Grid Array) bola timah,

kemudian pasang kembali komponen tersebut. Catatan: apabila serial number IC Audio terbaca dengan baik saat melakukan pendeteksian menggunakan Tornado Box, lanjutkan dengan melakukan flashing. Seharusnya, ponsel kembali normal.

2. Apabila langkah di atas tidak membuahkan hasil, lakukan penggnatian IC Memory. Selanjutnya lakukan flashing ulang software ponsel. Seharusnya ponsel kembali normal.

3. Apabila kedua langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, yakni tulisan 'Contact Service' masih muncul, CPU ponsel terpaksa diganti dan setelah ponsel di-flash ulang.

(6)

6. Kasus 8 : Suara Dering Ponsel Bermasalah Jenis ponsel : Nokia 7250

Penyebab kerusakan : - Buzzer rusak - IC UEM rusak

Akibat : Suara dering kecil atau berisik atau tidak berbunyi Langkah-langkah Perbaikan:

1. Buka casing ponsel, periksa hambatan pada komponen buzzer dengan menggunakan multitester. Pada komponen buzzer normal, jarum naik 20 W. Selain itu, akan terdengar suara 'kresek' pada saat jarum menempel pada kaki buzzer. Resistansi buzzer yang melebihi 50 ohm menyebabkan besar nada dering mengecil dan sebaiknya buzzer diganti.

2. Bersihkan pads dan konektor buzzer dengan cairan IPA. Pastikan komponen buzzer terhubung baik pada pads-nya. Selanjutnya, periksa koil yang sejalur dengan input buzzer (IC UEM).

3. Ukur tegangan buzzer menggunakan voltmeter pada skala 10 V. Pada kondisi normal, tegangan buzzer sebesar 4 Volt. Apabila tegangan tidak ada, dipastikan buzzer tidak terhubung dengan baik. Sebaiknya ponsel di-flash ulang menggunakan Tornado Box atau Griffin.

4. Apabila masih belum menyelesaikan masalah, dipastikan IC UEM bermasalah karena di samping mengontrol power (charging), IC UEM juga berfungsi mengontrol audio. Penggantian komponen IC UEM beresiko tinggi hingga menyebabkan ponsel mati total. Jadi, lakukan penggantian dengan ekstra hati-hati.

5. Lumuri timah pada kaki IC UEM dengan songka, kemudian blow menggunakan solder uap. Temperatur yang dibutuhkan sekitar 320 derajat Celcius dengan daya dorong 2,5. Hembuskan secara merata sampai terlihat asap dan cairan songka mengering. Setelah dirasa cukup panas, angkat IC UEM sedikit demi sedikit dengan menggunakan pinset.

6. Selanjutnya ganti komponen IC UEM yang asli (original) dan sejenis. Sebelum memasang IC UEM, bersihkan sisa timah yang masih tersisa pada pads.

7. Berikan lotfet atau pasta solder di sekitar area yang akan dipasangkan pada IC UEM. Kemudian pasang pin-pin IC UEM ke pads PCB. Lanjutkan dengan

(7)

mem-blow bagian pin secara merata. Setelah dirasa IC cukup kuat, goyang sedikit body IC UEM untuk memastikan apakah IC benar-benar sudah terpasang dengan baik atau belum.

8. Tunggu beberapa saat untuk menurunkan temperatur pads PCB. Lanjutkan dengan melakukan flashing pada ponsel.

7. Kasus 9, 10, 11 : Cahaya LED Padam, Suara Dering Ponsel Mati dan Ponsel Tidak Bisa Bergetar

Jenis ponsel : Nokia 82xx

Penyebab kerusakan : IC UI (User Interface) rusak/korslet

Akibat : - Cahaya LED padam

- Komponen vibra tidak bergetar - Komponen buzzer tidak berbunyi Langkah-langkah Perbaikan:

Tidak ditemukan pada sumber penelitian.

8. Kasus 12 : Nokia DCT3 Mati Total Jenis ponsel : Nokia DCT3

Penyebab kerusakan : IC Power rusak, CPU, memory atau sistem clock ponsel rusak

Akibat : Ponsel mati total

Langkah-langkah Perbaikan:

1. Periksa baterai, apakah tegangan baterai dapat menyalakan ponsel atau tidak. Biasanya pada label baterai tercantum tegangan 3,6 V sampai 4 V yang masing-masing merupakan batas minimum dan maksimum tegangan baterai untuk dapat menyalakan ponsel.

2. Lakukan pengecekan, apakah terjadi korslet atau tidak pada ponsel. Pada kondisi normal, tidak ditemukannya adanya nilai resistansi saat konektor positif dan negatif ponsel dihubungkan dengan multitester. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ponsel mati total disebabkan terjadi hubungan singkat atau tidak. Apabila ponsel mati total karena korslet, solusi perbaikan seperti pada bahasan gangguan ponsel korslet.

(8)

3. Apabila kondisi ponsel baik (tidak korslet), langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian menggunakan power supply tester. Caranya, ketika tombol on/off ditekan, idealnya terdapat arus listrik sekitar 200 miliAmpere. Apabila tidak terdapat arus sama sekali, dipastikan tombol rusak atau bisa jadi jalur yang berasal dari IC Power putus.

4. Apabila semua hasil pengujian normal, langkah selanjutnya adalah menguji software ponsel dengan menggunakan Griffin atau Tornado Box. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ponsel mengalami gangguan software atau tidak. Ketika ponsel disambungkan dengan pernagkat reparasi dan terdeteksi kerusakan software-nya, Anda dapat melanjutkan proses flashing sampai selesai. 5. Akan tetapi, apabila kerusakan ponsel tidak terdeteksi oleh Griffin atau Tornado Box, kemungkinan besar hardware ponsel mengalami kerusakan. Langkah-langkah perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Buka ponsel dengan menggunakan obeng khusus.

b. Mengukur tegangan pada tombol on/off. tegangan yang terukur sekitar 2 Volt.

c. Ketika tombol on/off ditekan atau diaktifkan, tegangan terukur pada kaki tombol menjadi 0 V. Pada ponsel normal, kondisi seperti ini seharusnya ponsel menyala.

6. Apabila ponsel masih belum bisa menyala, lakukan pengukuran pada komponen RF Processor dengan menggunakan frekuensi counter. Bagian output clock yang menuju CPU sekitar 13 MHz.

7. Apabila tidak diperoleh nilai frekuensi output clock 13 MHz, lanjutkan dengan pengecekan tegangan Vcc pada komponen Vxo. Jika diukur, tegangan Vcc sebesar 2,8 volt. Selain itu, ukur juga tegangan Vcore sebagai sumber tegangan CPU. Apabila tidak terdapat nilai tegangan, dipastikan IC Power mengalami gangguan.

8. Lanjutkan dengan pendeteksian komponen kristal. Pada kondisi standar, akan didapatkan nilai frekuensi sekitar 32, 786 KHz. Hal ini menunjukkan bahwa IC Power masih bagus. Apabila tidak ada frekuensi pada bagian kristal maka kemungkinan besar IC Power rusak.

(9)

9. Lakukan blow pada komponen IC Power terlebih dahulu dengan menggunakan solder uap secara merata. Selagi masih panas, tes kembali komponen IC Power ponsel atau coba ulangi lagi perbaikan software dengan menghubungkan Griffin atau Tornado Box. Apabila tidak berhasil, komponen IC Power harus diganti dengan yang baru.

9. Kasus 13 : Ponsel Tidak Mendapatkan Sinyal Jenis ponsel : Nokia 82xx

Penyebab kerusakan : - Audio control rusak

- RF (Radio Frekuensi) Processor rusak - IC PA (Power Amplifier) rusak - Switch antenna rusak

- Antenna.rusak

Akibat : Ponsel tidak mendapatkan sinyal (no signal) Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Tx (Pemancar) : 1) Buka [Menu} ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] >

[Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan didapatkan nama operator jaringan (misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom) dan ponsel masih belum mendapatkan sinyal, dipastikan ponsel mengalami gangguan pada unit pemancar Tx. Lakukan pemeriksaan komponen-komponen yang berhubungan dengan unit pemancar Tx, seperti kontrol audio, RF processor (Radio Frekuensi), IC PA (Power Amplifier), switch antenna dan antenna.

2) Lepas baterai dan hubungkan ponsel dengan power supply tester analog. Perhatikan jarum penunjuk amperemeter. Pada kondisi normal, jarum akan bergerak naik-turun. Hal tersebut menandakan bahwa generator clock penghasil sinyal bekerja dengan baik. Analisis ini juga menandakan bahwa unit pemancar yang terdiri dari kontrol audio, RF Processor dan CO (Control Oscillator) dalam keadaan normal.

3) Ukur tegangan Vcc pada kaki (pin) Vxo dengan menggunakan voltmeter. Jika komponen normal, nilai tegangan Vcc sebesar 2,8 volt.

(10)

5) Ukur input IC PA pada kaki APC (Automatic Power Control) dengan menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya jarum voltmeter naik-turun.

6) Ukur tegangan pada control antenna 1 dan antenna 2 pada switch antenna dengan menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya jarum voltmeter naik-turun.

7) Apabila hasil pengukuran mengindikasikan adanya tegangan, dipastikan kedua komponen tersebut (IC PA dan switch antenna) mengalami gangguan. Biasanya, kemungkinan besar kerusakan terjadi pada komponen IC PA karena komponen ini sering dibebani arus yang besar untuk memancarkan gelombang elektromagnetik.

8) Langkah perbaikan selanjutnya adalah dengan menyolder ulang komponen IC PA dan komponen yang berada di sekitarnya. Kemungkinan kondisi patrian sudah rusak. Setelah itu lakukan re-test. Apabila tetap tidak mendapatkan sinyal, maka IC PA harus diganti.

9) Dari berbagai pengecekan dan penggantian IC PA, biasanya sinyal akan penuh, tetapi terkadang ponsel tidak mendapatkan sinyal. Jika hal ini terjadi, lakukan langkah-langkah berikut:

• Memasang antiradiasi di belakang ponsel.

• Nyalakan ponsel. Perhatikan apakah terdapat kerlip pada antiradiasi. Apabila ditemukan kerlip, kemungkinan komponen switch antenna juga mengalami gangguan. Solusi yang paling mudah adalah melakukan jumper pada kaki Tx dan Rx, kemudian menyatukannya ke pin antenna.

• Langkah terakhir, nyalakan ponsel. Pada tahap ini, sinyal ponsel kembali normal.

Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Rx (Penerima): 1) Buka [Menu} ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] >

[Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan tidak didapatkan nama operator jaringan (misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom), dipastikan ponsel mengalami gangguan pada unit penerima Rx. Lakukan pemeriksaan komponen-komponen

(11)

yang berhubungan dengan unit penerima Rx, seperti kontrol audio, RF (Radio Frekuensi) processor, IC PA (Power Amplifier), switch antenna dan antena. 2) Hubungkan ponsel dengan power supply test. Perhaitkan jarum amperemeter.

Pada saat ponsel dinyalakan dan jarum amperemeter tidak berdetak (naik-turun), berarti sinyal ponsel bermasalah. Sinyal unit penerima yang terdiri dari kontrol audio, RF processor, dan VCO perlu diperiksa.

3) Selanjutnya, lakukan pengukuran tegangan dengan menggunakan voltmeter di tiap titik kapasitor yang berasal dari IC Power. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik komponen IC, RF dan processor.

4) Apabila semua tegangan titik pengukuran sama atau hampir mendekati tegangan acuan, berarti IC Power dalam kondisi baik. Analisis kerusakan berikutnya adalah komponen control oscillator. Komponen ini menghasilkan output dengan frekuensi 3,8 GHz yang nantinya akan diolah oleh IC RF Processor. Apabila output tidak ditemukan, periksa kembali tegangan Vcc-nya yang diatur oleh komponen regulator zenner (Vcp atau voltage charge pump). Vcc yang dihasilkan oleh regulator zenner sebesar 2,8 volt. Jika tidak ada tegangan output, ganti komponen regulator zenner.

5) Ukur output 26 MHz pada komponen Vxo dengan menggunakan frekuensi counter. Apabila tidak ditemukan nilai frekuensi sebesar 26 MHz atau yang mendekatinya, ganti komponen Vxo.

6) Selanjutnya, apabila semua hasil pengukuran baik, kemungkinan kerusakan pada RF Processor. Komponen tersebut berfungsi mengolah semua sinyal Tx dan Rx. Apabila bermasalah, ganti komponen RF Processor. Tahap ini adalah langkah terakhir, dijamin ponsel akan kembali normal.

(12)

10.Kasus 14 : Insert Simcard

Jenis ponsel : Semua tipe Nokia Penyebab kerusakan : - IC Regulator rusak

- IC Power rusak

- Reader card patah atau tidak tersambung dengan baik. Akibat : Muncul peringatan 'Insert Simcard'

Langkah-langkah Perbaikan:

2. Pastikan gangguan yang terjadi tidak berasal dari gangguan yang bersifat mekanik. Caranya, bersihkan slot konektor atau pads card dengan menggunakan cairan IPA.

3. Ukur resistansi pada 6 slot pads socket sim-card dengan menggunakan ohmmeter pada skala 1 x ohm. Sebagai gambaran, jarum hitam ohmmeter dihubungkan ke ground, sedangkan jarum merah ohmmeter dihubungkan secara bergantian pada 6 slot pads socket sim-card. Apabila hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai resistansi kira-kira 10 ohm, berarti regulator zenner dalam kondisi baik. Apabila ponsel tetap dalam kondisi 'Insert Simcard', kemungkinan IC Power mengalami gangguan. Hal tersebut terjadi karena chip membutuhkan tegangan 3 volt dari IC Power untuk beroperasi (Vsim).

4. Lakukan penyolderan ulang pada pin-pin 'rumah sim' dengan menggunakan solder filamen. Apabila tidak berhasil mengatasi masalah 'Insert Simcard', kemungkinan terdapat gangguan pada IC Power Supply.

5. Langkah selanjutnya, lakukan blow pada IC Power. Bila perlu, cetak ulang BGA IC (Ball Grid Array), kemudian pasang kembali. Apabila ponsel masih tetap mengeluarkan pesan 'Insert Simcard', bisa jadi IC Power rusak dan perlu diganti dengan yang baru.

(13)

11. Kasus 15 : LCD Putus-putus

Jenis ponsel : Nokia 3310

Penyebab kerusakan : Jalur input data yang berasal dari CPU terputus. Akibat : LCD putus-putus horizontal

Langkah-langkah Perbaikan:

1. Buka casing ponsel dan sekrup LCD, kemudian nyalakan ponsel. Ketika LED menyala, perhatikan pads interface LCD yang terdiri dari 8 kaki (pin). Setiap pin memiliki fungsi tersendiri yang sesuai dengan ketentuan pabrik (vendor). 2. Gangguan LCD bergaris disebabkan oleh terputusnya jalur tengah PCB.

Lakukan pengecekan ulang pada pin ke-1. Apabila tidak ada tegangan pada pin ke-1, berarti jalur tersebut memang terputus.

3. Untuk mengatasi masalah pada nomor 2, lakukan jumper jalur yang terputus dengan kawat yang berlapis email dari titik kapasitor menuju pin ke-1. Caranya, solder kawat pada titik kapasitor Cb dan masukkan ke dalam lubang atas ponsel yang menuju ke pads LCD pin ke-1.

4. Lakukan pengukuran antara titik kapasitor Ca dengan pin ke-7. Jangan lupa untuk melepaskan baterai, kemudian ukur resistansi menggunakan ohmmeter dengan skala 1 x ohm. Indikasinya, nilai resistansi mendekati 0 ohm.

5. Apabila tidak ada respon atau tidak ada nilai resistansi, dipastikan jalur antara Ca dengan pin ke-7 juga terputus. Lakukan jumpering seperti pada langkah sebelumnya. Langkah terakhir, re-test ponsel dengan melakukan prosedur pengecekan dan LCD akan kembali normal.

(14)

LAMPIRAN II

(15)

Tabel GEJALA

Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan

ID_gejala Int (4) Primary Key

Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan

ponsel

Isi_gejala Varchar (250) Isi detail gejala

kerusakan ponsel

Tabel PENYEBAB

Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan

ID_penyebab Int (4) Primary Key

Nama_penyebab Varchar (250) Nama penyebab

kerusakan ponsel dari suatu gejala

Tabel RULE

Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan

ID_rule Int (4) Primary Key

Nama_rule Varchar (100) Nama rule

Nama_tipe Varchar (50) Nama tipe ponsel

Nama_penyebab Varchar (100) Nama penyebab

kerusakan ponsel

Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan

ponsel

Solusi Varchar (50) Nama solusi

langkah-langkah perbaikan kerusakan ponsel dalam format HTML

(16)

Tabel TIPE

Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan

ID_tipe Int (4) Primary Key

(17)

LAMPIRAN III

SOURCE CODE

(18)

gejala.php

<HTML> <HEAD>

<TITLE>Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE> </HEAD>

<BODY>

<?php

$isi = $_POST['isi'];

echo "<font face='Arial' size=3>";

print "<H4 align='center'><B>Beri tanda centang bila mengalami kerusakan pada gejala tersebut :</B></H4>";

print "<p align='center'><B>Jenis ponsel Nokia Anda : $isi</B></p><BR><BR>"; echo "<font size=3>";

echo "<FORM ACTION='selesai.php' METHOD=POST align='center'>"; echo "<input type='hidden' name='nama' value='$isi'>";

$pemakai="Admin"; $password=""; //open connection

$dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

$sql1 = "SELECT Isi_gejala FROM Gejala"; $hasil1 = odbc_do($dbc, $sql1);

$jum_field1 = odbc_num_fields($hasil1);

$sql2 = "SELECT count(*) AS jum FROM Gejala"; $hasil2 = odbc_do($dbc, $sql2);

$jum_field2 = odbc_num_fields($hasil2);

while ($baris2 = odbc_fetch_row($hasil2)) {

for($i=1; $i <= $jum_field2; $i++) {

$data2 = odbc_result($hasil2, $i); }

}

while ($baris1 = odbc_fetch_row($hasil1)) {

for($i=1; $i <= $jum_field1; $i++) {

$data1 = odbc_result($hasil1, $i);

echo "<INPUT TYPE='CHECKBOX' name='Pilihan$i'> $data1"; print "<BR><BR>";

} }

echo "<p align='center'>";

echo "<INPUT TYPE=SUBMIT VALUE='Selesai'>"; echo "</FORM>";

echo "</font>"; ?>

</BODY> </HTML>

(19)

solusi.php <HTML> <HEAD>

<TITLE>Analisa Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE> </HEAD> <BODY> <?php $pemakai="Admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

echo "<font face='Arial'>";

$nama = $_POST['nama']; $jum_pil = $_POST['jum_pil']; $pilihan = $_POST['pilihan']; $nilai_pil = $_POST['nilai_pil'];

print "<B>Jenis ponsel Nokia Anda : $nama</B>"; print "<p style='line-height: 150%'>";

for($i=0; $i < $jum_pil; $i++)

{ $nilai_on=$pilihan[$i];

if ("$nilai_on"=="on") { print "<br>";

$nilai_gejala = $nilai_pil[$i]; print "Nama Gejala = $nilai_gejala";

$sql = "SELECT Nama_penyebab, Langkah FROM [RULE] where Nama_tipe='$nama' and Nama_gejala='$nilai_gejala'";

$hasil = odbc_exec($dbc, $sql);

$jum=0; print "<br>"; cetak_perintah();

while ($baris = odbc_fetch_array($hasil)) { echo "<tr>";

echo "<td>";

//dapetin isi kolom "nama" pada tabel "nama" print "<li>";

print($baris["Nama_penyebab"]); print "<br>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;"; print "Langkah penanganan : ";

$lang=$baris['Langkah']; if ($lang!="")

{ print "<A HREF='$lang'>lihat</A>"; print "<br>";

} else

{ print "belum ada"; print "<br>"; } print "</li>"; $jum=$jum+1; } if ($jum=="0")

{ print "Belum didefinisikan<br>"; }

(20)

}

function cetak_perintah() {

print "Maka penyebab dari gejala tersebut adalah : <BR>"; } echo "</font>"; ?> </BODY> </HTML> tambah_tipe.php <?php $tipe = $_POST['tipe']; $pemakai="Admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

if (empty($tipe)) {

print "<B>Anda belum memasukkan tipe ponsel baru. Silahkan ulangi lagi.</b>";

}

else {

print "Anda memasukkan tipe ponsel baru yaitu Nokia tipe <B>$tipe.</B> ";

echo "<BR><BR>";

print "Data sudah dimasukkan ke dalam database."; $sql = "INSERT INTO TIPE VALUES ('$tipe')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); } ?> tambah_penyebab.php <?php $penyebab = $_POST['penyebab']; $pemakai="Admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

if (empty($penyebab)) {

print "<B>Anda belum memasukkan penyebab baru. Silahkan ulangi lagi.</b>";

}

(21)

{

print "Anda memasukkan penyebab baru yaitu <B>$penyebab.</B><BR><BR>"; print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.";

$sql = "INSERT INTO PENYEBAB VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); } ?> tambah_gejala.php <?php $nama = $_POST['nama']; $gejala = $_POST['gejala'] $pemakai="Admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

if (empty($nama) or empty($gejala)) {

print "<B>Anda belum memasukkan nama dan isi gejala baru. Silahkan ulangi lagi.</b>";

}

else {

print "Anda memasukkan nama dan isi gejala baru yaitu <B>$nama</B> dan <B>$gejala</B> ";

echo "<BR><BR>";

print "Data sudah dimasukkan ke dalam database."; $sql = "INSERT INTO GEJALA VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql); } ?> tambah_rule.php <?php $nama = $_POST['nama']; $tipe = $_POST['tipe']; $penyebab = $_POST['penyebab']; $gejala = $_POST['gejala']; $solusi = $_POST['solusi']; $pemakai="Admin"; $password=""; //open connection $dbc = odbc_connect("SQL","Admin",""); odbc_exec($dbc, "USE Nokia");

if (! $dbc)

{ die("Koneksi gagal"); }

(22)

{ print "<B>Anda belum mengisi nama rule dan solusi. Silahkan ulangi lagi.</B>";

}

else {

print "<B>Anda telah membuat rule baru."; echo "<BR><BR>";

print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.</B>"; $sql = "INSERT INTO RULE VALUES ('$penyebab')"; $hasil = odbc_do($dbc, $sql);

} ?>

Gambar

Tabel GEJALA
Tabel TIPE

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini (Spam Panel - Domain Level - Domain Pengaturan Halaman) Anda dapat mengatur bouncing maksimum, mengaktifkan / menonaktifkan logging untuk penerima yang tidak valid,

Dalam tulisan ini disampaikan beberapa perkembangan teknik transportasi ikan laut hidup yang telah dilakukan pada kegiatan budidaya laut dan perdagangan ikan laut di Belitung,

Namun belum sesuai dengan mekanisme pembagian kerja dengan proses dan prinsip-prinsip pengorganisasian mutu (4) Pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu dalam pembinaan kompetensi

mahasiswa dapat menjelaskan Gambar sistem &amp; Cara kerja sistem refrigerasi siklus udara, Teori dasar, siklus Carnot, siklus Bell Coleman, Siklus Reversi Brayton, Sistem

Data tersebut meli- puti karakteristik rumahtangga (usia, pendidik- an, dan pekerjaan orangtua; pendapatan ru- mahtangga; dan besar rumahtangga); karakter- istik anak

Judul Penelitian : Gambaran Histopatologi Tumor Phyllodes Dengan Pulasan Van Gieson Di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dan Rumah Sakit

Untuk arus DC dan berfrekuensi rendah pembagi tegangan cukup akurat jika dibuat hanya dari 2 resistor, dimana respon frekuensi dengan bandwidth yang lebar sangat diperlukan

Penelitian ini merupakan uji diagnos- tik untuk menentukan validitas foto polos sinus paranasal 3 posisi dan CT scan potongan koronal sebagai alat diagnosis pada pasien dengan