EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Astita Anggun P.
1, Catharina Badra N.
2,
Romy Loice
3 1,2)Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang sudah umum terjadi di Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah tidak pada tempatnya, permasalahan pengangkutan, hingga masalah di Tempat Pemrosesan Akhir. Fenomena tersebut dapat dilihat di lingkungan sekitar, baik itu di lingkungan perumahan maupun universitas. Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) merupakan salah satu universitas besar di kota Bandung, dimana juga berperan sebagai salah satu penyumbang sampah. Oleh karena itu sudah sewajarnya UNPAR turut mengurangi timbulan sampah dan melakukan penanganan sampah secara rutin.
Pengelolaan sampah di UNPAR sebenarnya dilakukan dengan membagi beberapa tempat sampah berdasarkan jenisnya dan juga melakukan pengolahan terhadap sampah organik. Meskipun pada pengolahan sampah organik belum maksimal, namun perlu diketahui dampak terhadap lingkungan dari kegiatan pengelolaan sampah tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode Material Flow Analysis (MFA) menggunakan software STAN (short for subSTance flow Analysis) untuk memetakan aliran sistem pengelolaan sampah di UNPAR Jl. Ciumbuleuit saat ini. Dari hasil pemetaan aliran sampah saat ini kemudian dievaluasi, sehingga diketahui bagian aliran proses yang harus diperbaiki agar dihasilkan sistem pengelolaan sampah yang efisien. Berdasarkan hasil evaluasi, dikembangkan tiga alternatif skenario usulan untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah saat ini. Skenario usulan yang terpilih yaitu dengan menghilangkan aktivitas dalam aliran proses pengelolaan sampah yang membuat proses tidak efisien, yaitu kegiatan pemilahan sampah kembali sementara tempat sampah di UNPAR sudah dikelompokkan berdasarkan jenis sampah, membuat proses pengolahan sampah organik menjadi efisien dengan mencacah sampah tisu menggunakan mesin pencacah sampah organik, dan mencacah sampah plastik menggunakan mesin pencacah sampah plastik. Usulan ini diprediksi dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah dan pengolahan yang lebih terjadwal.
Kata kunci: pengelolaan sampah, Material Flow Analysis (MFA), STAN (short for subSTance flow
Analysis)
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang sudah umum terjadi di kota-kota di Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, permasalahan pengangkutan, hingga masalah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pelaksanaan pengelolaan sampah yang tidak disiplin menimbulkan beberapa masalah, seperti banjir. Penyebab banjir umumnya adalah menumpuknya sampah, baik itu sampah organik dan sampah anorganik (seperti plastik dan kaleng-kaleng minuman) yang sulit terurai.
Fenomena tumpukan sampah dapat dilihat di lingkungan sekitar, baik itu di lingkungan perumahan dan di lingkungan universitas. Universitas merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar dalam suatu kota. Sebagaimana dilansir dalam artikel Detik News (4 Juni 2009), bahwa berbagai jenis sampah (organik/ non-organik, recycleable/
non-recycleable) jika digabungkan menjadi
satu kemudian dibuang ke TPA di satu kota, maka dapat dibayangkan berapa banyak kontribusi volume sampah yang masuk ke TPA
hanya dari lingkungan universitas saja dalam satu kota. UNPAR di Jl. Ciumbuluit No. 94 menggunakan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Punclut. Sampah-sampah dari UNPAR sudah cukup sering ditolak di TPS tersebut, karena sampah yang diterima di TPS Punclut sudah sampai pada kapasitas maksimal. Tambahan sampah dari UNPAR akan membuat TPS kelebihan muatan. Oleh karena itu, perlu dicari solusi pengelolaan sampah yang tepat, sehingga dapat meminimasi menumpuknya sampah, khususnya di lingkungan universitas termasuk UNPAR.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga mengenai Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Pasal 5 ayat (2), yaitu target pengurangan timbulan sampah dan prioritas jenis sampah secara bertahap, dan target penanganan sampah untuk setiap kurun waktu tertentu. Universitas sebagai institusi pendidikan dalam masyarakat seharusnya turut mengimplementasikan peraturan pemerintah tersebut. Sudah saatnya sistem pengelolaan sampah lama dengan mengutamakan pembuangan sampah ke TPA
atau TPS ditinggalkan mulai dari lingkungan terdidik di universitas. UNPAR sudah mulai perlu memberikan kontribusi penting dalam pengelolaan sampah (waste management) dan target penanganan sampah untuk mengurangi penumpukan sampah di kompleks UNPAR.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di awal, dapat dilihat bahwa pengelolaan sampah di UNPAR belum maksimal. UNPAR sudah mengupayakan memisahkan sampah plastik atau kaleng, dan mengumpulkan sampah kertas dan cardboard untuk dijual. Jadi, sampah anorganik tersebut tidak langsung dibuang ke TPS. Saat ini UNPAR sedang mengupayakan melakukan pengolahan sampah organik untuk menangani sampah organik di kompleks UNPAR.
Saat ini UNPAR memiliki dua skenario pengelolaan sampah, yaitu pengelolaan sampah organik dan pengelolaan sampah anorganik. Skenario pengelolaan sampah organik ada dua, yaitu mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, dan membuang sampah organik ke TPS. Skenario pengelolaan sampah anorganik ada dua, yaitu sampah anorganik dijual untuk kemudian didaur ulang, dan sampah anorganik dibuang ke TPS. Namun perlu diketahui evaluasi dampak terhadap lingkungan dari masing-masing skenario penanganan sampah.
Penilaian dampak lingkungan dilakukan berdasarkan Material Flow Analysis (MFA) dengan menggunakan software STAN (short
for subSTance flow Analysis). Tujuan dari MFA
adalah untuk menggambarkan dan menganalisis sebuah sistem nyata sesederhana mungkin, tetapi cukup detail untuk membuat keputusan yang benar. Hal ini membantu dalam menerapkan skenario terbaik untuk penanganan sampah di kampus UNPAR kemudian hari. Software STAN berisi kombinasi fitur-fitur yang dibutuhkan MFA dalam bentuk sebuah produk sofware, yaitu pemodelan grafis, manajemen data, perhitungan & presentasi grafis dari hasil pemetaan. Software ini akan membantu menilai skenario pengelolaan sampah di UNPAR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui skenario pengelolaan sampah di UNPAR Ciumbuleuit berdasarkan Material
Flow Analysis (MFA). Selain itu, penelitian ini
berjuan untuk mengetahui usulan perbaikan skenario pengelolaan sampah di UNPAR Jl. Ciumbuleuit No. 94.
1.3 Pembatasan Masalah & Asumsi
Batasan masalah yang digunakan diantaranya adalah masalah sampah yang diteliti difokuskan terhadap evaluasi pengelolaan yang berada di dalam lingkungan
di Jalan Ciumbuleuit No. 94 saja; pemetaan aliran sampah menggunakan MFA hanya terbatas pada aliran “goods”, tidak sampai pada “substance”; Pemetaan sampah hanya dibatasi pada sampah organik dan sampah anorganik yang ditampung pada berbagai tempat sampah yang tersebar di kompleks UNPAR; penelitian ini tidak memasukkan sistem pembiayaan pada proses pengelolaan sampah; dan Jangka waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 sampai dengan Juni 2016.
Asumsi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan sampah organik dilakukan per minggu (sampah dari hari senin-jumat), dengan massa sampah yang dihasilkan setiap minggunya dianggap konstan.
1.4 Metodologi Penelitian
Gambar 1. Metodologi Penelitian
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan dan pengolahan data penelitian mengikuti tahapan Material Flow
Analysis (MFA). Pada proses penelitian terjadi
hambatan penelitian dari pihak stakeholder universitas, sehingga penelitian pengelolaan sampah khususnya pengolahan sampah organik belum dapat dilakukan. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian menjadi Fakultas Ekonomi (FE) di gedung 9 lantai 3 s.d. lantai 8. FE dipilih karena fakultas ini sudah menjalankan pengelolaan sampah dengan sistem sendiri, termasuk melakukan pengolahan sampah organik seperti yang direncanakan UNPAR. Dengan harapan pemodelan sistem pengolahan sampah organik skala kecil di gedung 9 lantai 3 s.d. lantai 8 dapat menjadi acuan pemodelan sistem pengolahan sampah organik skala besar universitas.
2.1 Identifikasi Masalah Kunci
Identifikasi masalah kunci yaitu dengan mengidentifikasi aliran sampah di gedung 9 lantai 3 s.d. lantai 8. Dari tahap ini dapat diketahui masalah aliran sampah di UNPAR dengan parameter penelitian yang digunakan.
Gambar 2. Bagan Aliran Sampah di Gedung 9 (Lt. 3-Lt. 8)
Parameter penelitian ini:
1. Sampah organik berasal dari makanan dan tisu. Di gedung 9 (khusus FE) sendiri sampah makanan dan tisu memiliki perbandingan 1:10.
2. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang
(refundable recycles) adalah material
plastik jenis PET dan HDPE, kaleng minuman, plastic bag, serta kemasan tetra
pack.
3. Sampah anorganik yang tidak dapat diolah secara langsung atau tidak dapat didaur ulang (garbage) adalah material plastik jenis PVC, LDPE, PP, PS; bohlam lampu, dan styrofoam.
4. Jumlah unit material dalam sistem dinyatakan dalam satuan massa (kg).
5. Tidak ada sampah atau emisi padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah organik.
2.2 Analisis Sistem
Pada tahap ini ditentukan balanca scoop;
balance period; mengidentifikasi &
menentukan tahapan proses pembuangan/ pengolahan sampah; dibutuhkan data relevan dalam aliran sampah: komponen, nilai, volume/massa, relevansi ekologi. Balance
scoop penelitian ini adalah aktivitas-aktivitas
pengelolaan sampah di FE (gedung 9 lantai 3-lantai 8) sebagai model sistem pengelolaan sampah untuk skala universitas. Balance
period penelitian ini sekitar lima bulan,
terhitung dari bulan maret-juli 2016. Dari data yang diperoleh lalu dibuat flowchart aliran sampah-pendekatan kualitatif.
Pengolahan sampah organik di FE hanya pada sampah tisu saja, selain karena perbandingan volume sampah tisu 10 kali lipat lebih besar dari makanan, sampah makanan tidak diolah karena akan bau jika didiamkan berhari-hari. Sampah organik tidak langsung diolah ketika dikumpulkan pada hari tersebut.
Gambar 3. Flowchart Sampah Gedung 9
2.3 Kuantifikasi Aliran Massa Dari Objek Penelitian dan Substansi Indikator
Pada tahap ini massa unit (kg) aliran dihitung, lalu membuat balance pada flowchart aliran material, sehingga dihasilkan flowchart aliran sampah-pendekatan kuantitatif. Pada tahap ini pemetaan aliran sampah menggunakan software STAN.
Gambar 4. Contoh Flowchart dengan STAN
2.4 Identifikasi Poin Lemah Sistem
Poin lemah sistem diidentifikasi berdasarkan hasil pemetaan aliran sampah MFA dengan software STAN. Selanjutnya dari poin lemah sistem akan dikembangkan skenario usulan. Mengidentifikasi poin lemah sistem pada penelitian ini berdasarkan beberapa faktor manajemen, yaitu men,
machine, methods.
2.5 Pengembangan dan Evaluasi Skenario, Representasi Bagan, dan Interpretasi Hasil
Setelah mengidentifikasi poin lemah sistem, lalu dibuat pengembangan dan evaluasi skenario usulan berdasarkan poin lemah sistem yang telah ditentukan. Skenario usulan merupakan usulan perbaikan terhadap sistem pengelolaan sampah saat ini. Skenario usulan diberikan agar sistem pengelolaan sampah lebih efisien. Pengembangan skenario usulan berdasarkan hasil identifikasi poin lemah sistem: menghilangkan kegiatan pemilahan sampah, dan menyediakan mesin pencacah sampah organik untuk mencacah sampah tisu. Ada 3 usulan skenario yang dibuat sebagai usulan perbaikan pengelolaan sampah di UNPAR. Berikut adalah perbandingan 3 skenario usulan tersebut.
Tabel 1. Perbandingan Skenario Usulan
3. Analisis
3.1 Analisis Mengenai Ruang Lingkup
Pada tahap awal penelitian, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pihak Badan Sarana dan Prasarana UNPAR (saat ini adalah Biro Umum dan Teknik atau BUT) menyatakan jika kegiatan pengelolaan sampah di komplek universitas sudah direncanakan. Kegiatan pengelolaan sampah di komplek universitas yang akan dilakukan adalah pengolahan sampah organik. Pengolahan sampah organik merupakan kegiatan pengelolaan sampah baru di komplek universitas. Pengolahan sampah organik juga sudah direncanakan, yaitu mengenai proses yang akan dilakukan, bahan dan alat yang dibutuhkan untuk mengolah sampah organik di komplek UNPAR, serta tempat untuk mengolah sampah organik tersebut.
Namun, kegiatan pengolahan sampah organik belum juga dijalankan setelah kurang lebih empat minggu dari masa persiapan alat, bahan, dan tempat. Kegiatan pengolahan sampah organik belum dapat dilaksanakan karena kebutuhan stakeholder. Kendala yang pengolahan sampah organik di komplek universitas belum dapat dilakukan adalah karena halaman belakang poliklinik UNPAR yang awalnya akan dijadikan sebagai tempat pengolahan sampah organik, diubah akan dijadikan lahan perluasan poliklinik. Hal ini dikarenakan poliklinik UNPAR akan dijadikan fasilitas kesehatan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), dan harus memenuhi syarat yang ditentukan. Oleh karena itu. penelitian ini tidak dapat dilakukan sesuai ruang lingkup awal yaitu di lingkungan universitas. Keterbatasan infrastruktur dan sarana, serta keterbatasan data yang akan diperoleh menjadi pertimbangan pemilihan ruang lingkup penelitian.
Fakultas Ekonomi melakukan kebijakan berbeda dalam hal pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah di Fakultas Ekonomi dilakukan dengan membagi tempat sampah menjadi 4 kelompok, sehingga sampah yang dibuang ke tempat sampah tersebut sesuai dengan kategori jenis sampah dan tidak
tercampur dengan jenis sampah berbeda. FE juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, dan media tanam. Kegiatan pengelolaan sampah di FE dapat diadaptasi untuk menjadi model acuan sistem pengelolaan sampah di skala besar (universitas). Oleh karena itu, FE dipilih untuk dijadikan ruang lingkup penelitian ini.
3.2 Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Saat Ini
Balance scoop penelitian ini adalah
aktivitas pengelolaan sampah di FE, yaitu di gedung 9 lantai 3-lantai 8. Balance scoop dikhususkan pada aktivitas pengelolaan sampah di gedung 9 lantai 3-lantai 8 dikarenakan kegiatan pengelolaan sampah skala universitas belum dapat dijalankan.
Balance period penelitian ini sekitar empat
bulan, yaitu dari bulan Maret-Juli 2016.
Balance period penelitian diambil selama bulan
Maret-Juli karena pada rentang waktu tersebut merupakan kegiatan akademik semester regular (bukan semester pendek). Ketika kegiatan akademik semester regular, jumlah mahasiwa merupakan jumlah mahasiwa sebenarnya. Sementara pada semester pendek tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan akademik tersebut. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari sistem pengelolaan sampah saat ini.
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pengelolaan Sampah Saat Ini
3.3 Analisis Metode
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi waste
management. Metode evaluasi yang dapat
digunakan antara lain Material Flow Analysis (MFA) (Brunner & Rechberger, 2004),
Economic Input-Output Analysis (Satish Joshi,
2000), dan Life Cycle Assessment (LCA) (Giudice, Rosa, & Risitano, 2006). Metode yang digunakan untuk memetakan aliran sampah adalah Material Flow Analysis (MFA). MFA dipilih karena metode ini memberikan informasi proses dan aliran material dalam sebuah sistem, serta mengidentifikasi bagian yang memiliki potensial paling besar untuk diperbaiki dari sistem tersebut. Hal ini sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu
mengevaluasi sistem pengelolaan sampah saat ini.
3.4 Analisis Level Akurasi Pemetaan Aliran Material
Aliran material yang dipetakan menggunakan STAN merupakan aliran
“goods”. Tidak semua aliran dalam sistem
pengelolaan sampah dapat dikuantifikasi. Nilai massa material yang merupakan input sistem tidak dapat dikuantifikasi. Material tersebut adalah sampah-sampah yang berasal dari tempat sampah, yaitu sampah organik, sampah refundable recycle, sampah kertas dan cardboard, dan garbage. Jadi, untuk sampah yang akan dibuang langsung dibuang, untuk sampah yang akan dijual akan langsung dijual, tanpa ditimbang dahulu. Nilai massa material yang dapat dikuantifikasi dalam pemetaan aliran sampah di gedung Fakultas Ekonomi hanya pada proses pengumpulan dan pengolahan sampah organik, karena setiap input pada proses ini ditimbang terlebih dahulu massanya. Input pada proses pengumpulan dan pengolahan sampah organik adalah tisu, air, pupuk kandang, dan
bio compound. Material tersebut ditimbang
menggunakan timbangan yang dinyatakan dalam satuan gram dan liter, dimana akurasi unit nilai hasil timbangan dinyatakan dalam tiga angka desimal.
3.5 Skenario Usulan Terpilih
Usulan skenario perbaikan dari sistem pengelolaan sampah adalah menghilangkan kegiatan pemilahan sampah, baik kegiatan pemilahan sampah dari aliran sampah secara umum, dan kegiatan pemilahan sampah dari proses pengolahan sampah organik. Pada ketiga usulan skenario perbaikan yang dibuat sudah tidak ada kegiatan pemilahan sampah baik di proses pengolahan sampah organik, serta di aliran sampah secara umum. Skenario usulan terpilih adalah skenario 2.
Usulan skenario 2 (tanpa mencacah kertas) dipilih karena mempertimbangkan sampah kertas yang telah dicacah umumnya belum banyak diterima pengepul kertas. Mencacah tisu dan kertas dalam mesin yang sama, selain memberi resiko sampah kertas tercampur dengan sampah tisu, juga memberi resiko jenis kertas tercampur ketika proses pencacahan. Hal ini yang membuat pengepul kertas kurang berminat menerima sampah kertas yang sudah dicacah. Sampah organik lain yang tidak dicacah adalah sampah cardboard. Sampah
cardboard tidak dicacah dahulu sebelum dijual
karena lebih mudah dimanfaatkan kembali dalam keadaan utuh, baik itu didaur ulang atau digunakan ulang. Sampah refundables recycles (plastik) dicacah dulu sebelum dijual
menggunakan mesin pencacah sampah organik. Jadi, skenario usulan terpilih adalah
mencacah sampah tisu sebelum diolah menjadi pupuk kompos dan media tanam, sampah refundable recycles (plastik) dijual setelah dicacah menggunakan mesin pencacah plastik, sampah kertas dan cardboard dijual dalam keadaan utuh, sedangkan sampah kompos (sisa makanan) dan garbage dibuang.
3.6 Hambatan Sistem Pengelolaan Sampah Saat Ini dan Prediksi Hambatan Yang Mungkin Muncul
Hambatan yang cukup menantang untuk perbaikan sistem pengelolaan sampah di UNPAR adalah partisipasi masyarakat. Perencanaan dan realisasi kegiatan pengolahan sampah di UNPAR menjadi tidak efisien jika civitas akademika tidak berpartisipasi aktif untuk menyukseskan program ini. Hal utama mengenai kebijakan pengelolaan sampah di kompleks UNPAR adalah aturan tertulis dan baku dari para
stakeholder. Salah satu hambatan pengelolaan
sampah UNPAR saat ini adalah tidak adanya aturan tertulis atau aturan baku mengenai kebijakan pengolahan sampah organik di UNPAR sebagai program baru dari pengelolaan sampah di UNPAR saat ini. Tidak adanya peraturan tertulis yang mewajibkan kegiatan pengolahan sampah organik baik di kompleks UNPAR maupun di gedung fakultas membuat pekarya tidak merasa harus melakukan pengolahan sampah organik. Hal ini mengakibatkan kegiatan pengolahan sampah organik di gedung Fakultas Ekonomi tidak dijalankan dengan disiplin.
Kesadaran masyarakat UNPAR membuang sampah ke tempat sampah sesuai jenis sampahnya masih kurang. Hal ini terlihat dari proses pemilahan sampah kembali, meskipun tempat sampah sudah dikelompokkan. Cara meningkatkan kesadaran masyarakat UNPAR saat ini agar bijak dalam membuang sampah yaitu dengan cara sosialisasi. Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk presentasi, yaitu menjelaskan masing-masing kelompok tempat sampah dan alasan tempat sampah tersebut dikelompokkan, sampah-sampah apa saja yang saat ini akan diolah oleh UNPAR sebagai target penanganan sampah, proses pengolahan sampah, dan menunjukkan hasil dari olahan sampah yang sudah dimanfaatkan. Harapan dari menunjukkan hasil tanaman dan pupuk kompos adalah membuat mahasiswa sadar bahwa UNPAR memiliki komitmen untuk mewujudkan target penanganan sampah di kompleks UNPAR dengan pengolahan sampah.
Hambatan lain yang mungkin muncul dalam kegiatan pengelolaan sampah adalah ketika civitas akademika sudah sadar mengenai kebutuhan pengolahan sampah, tetapi kapasitas tempat sampah tidak mencukupi.
Sebagai contoh adalah ketika ada mahasiswa yang berniat membuang sampah botol plastik ke tempat sampah khusus refundable recycle plastik, tetapi tempat sampah tersebut sudah penuh. Kemudian dengan pertimbangan daripada sampah botol plastik berserakan diluar tempat sampah, maka botol plastik tersebut dibuang ke tempat sampah jenis lainnya, misal di tempat sampah garbage. Hal ini mengakibatkan jenis-jenis sampah menjadi tercampur, sehingga pengelompokan tempat sampah menjadi tidak efektif lagi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan ukuran dan kapasitas tempat sampah yang diletakkan di kompleks UNPAR sesuai dengan yang umum dikonsumsi masyarakat UNPAR, serta volume dari sisa sampah tersebut.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat dirangkum dalam beberapa poin, yaitu:
1. Saat ini skenario pengelolaan sampah di UNPAR Ciumbuleuit untuk sampah organik cenderung dominan pada sampah tidak terolah menjadi terolah, sehingga mengurangi massa sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pengolahan sampah organik hanya sampah tisu yang berasal dari toilet. Sampah tisu yang tercampur dengan sisa makanan tidak diolah menjadi kompos/ media tanam, upaya pemilahan sudah dilakukan dalam skala terbatas. Hasil pengolahan sampah organik saat ini belum maksimal mengurangi sampah.
2. Usulan perbaikan skenario pengelolaan sampah di UNPAR Ciumbuleuit adalah membagi jenis sampah menjadi enam kelompok, yaitu kompos (sisa makanan), tisu, kertas dan cardboard, refundable
recycles (plastik), refundable recycles
(kaleng dan tetra pak), dan garbage. Sampah tisu tidak tercampur lagi dengan makanan, sehingga memaksimalkan pengolahan sampah tisu. Pengadaan mesin pencacah sampah organik dan mesin pencacah sampah plastik, sehingga waktu pengerjaan lebih efisien. Sampah
refundable recycles (plastik) dicacah
sebelum dijual agar memudahkan proses daur ulang plastik di tahap selanjutnya. Usulan ini diprediksi dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah dan pengolahan yang lebih terjadwal.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini sebagai masukan pada penelitian selanjutnya, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan sampah organik, tidak hanya pada sampah tisu juga pada sampah sisa makanan. Salah satu caranya adalah
dengan self composting indoor garden. Hasil kompos ini dapat dijual. Pengolahan ini diprediksi dapat menambah nilai ekonomi dan meningkatkan volume
refundable recycle. Namun, hal ini
membutuhkan ruang dan sumber daya. 2. Peningkatan skala pengelolaan sampah.
Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di Fakultas Ekonomi ke lingkungan UNPAR. Penerapan skala yang lebih besar akan membutuhkan fasilitas lebih besar, seperti drum kompos dengan kapasitas lebih besar atau dengan jumlah yang lebih banyak, kapasitas mesin pencacah sampah yang lebih besar. Namun, penerapan ini dapat meningkatkan
refundable recycles secara signifikan.
3. Menggunakan metode MFA kuantitatif yang perlu didukung dengan nilai massa atau volume aliran material.
4. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti seberapa besar kemauan orang untuk berpartisipasi membuang sampah ke tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampahnya.
Daftar Pustaka
Brunner, P. H., & Rechberger, H. (2004).
Practical Handbook of MATERIAL FLOW ANALYSIS. Florida: CRC Press
LLC.
Cencic, O., & Rechberger, H. (2008). Material Flow Analysis with Software STAN.
Environmental Informatics and Industrial Ecology.
Commision, E. (2006). Integrated Pollution
Prevention and Control. Reference Document on the Best Available Techniques for Waste Incineration.
Giudice, Fabio. La Rosa, Giudo. dan Risitano, Antonino. (2006). Product Design for
The Environment: A Life Cycle Approach. New York: CRC Press.
http://www.nea.gov.sg/energy-waste/waste- management/waste-to-energy-(wte)-incineration-plants http://www.sswm.info/content/material-flow-analysis-mfa http://stan2web.net
Kumar, I., Tyner, W. E., & Sinha, K. C. (2016). Input-output Life Cycle Environmental Assessment Of Greenhouse Gas Emissions From Utility Scale Wind Energy In The United States. Energy
Policy, 294-301.
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA. Diunduh dari
http://www.menlh.go.id/DATA/PP_NO_ 81_TAHUN_2012.pdf
Pongrácz, E. (2002). RE-DEFINING THE
CONCEPTS OF WASTE AND WASTE MANAGEMENT Evolving the Theory of Waste Management. Oulu: Oulu
University Press. Diunduh dari http://eippcb.jrc.ec.europa.eu/referenc e/BREF/wi_bref_0806.pdf
Satish Joshi. (2000). Product Environmental LIfe-Cycle Assessment Using Input-Output Techniques. Journal of