• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Teori Signal

Menurut Jama’an (2008), teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini bisa berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal juga dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Informasi laba merupakan sinyal yang dapat digunakan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Dimana laba yang baik membantu perusahaan untuk mendapatkan reputasi untuk keandalan dari pasar modal dan pasar utang. Sehingga investor maupun stakeholders lain percaya terhadap prospek perusahaan dimasa depan.

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh

(2)

investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham). Jadi Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan /

(3)

menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Selanjutnya menurut Harahap (2011:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

Laporan keuangan dibuat untuk digunakan dalam rangka memenuhi tujuan – tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak – pihak di luar perusahaan , seperti kreditur, pemerintah, masyarakat secara umum , dan lain – lain.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan.

(4)

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun memiliki tujuan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.

Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan antara lain:

1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

3) Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas, sumberdaya yang di percayakan kepadanya.

c. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena ia dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan.

Laporan kuangan disajikan kepada banyak pihak yang berkepentingan termasuk manajemen, kreditur, pemerintah dan pihak - pihak lainnya. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,

(5)

pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah seta lembaga - lembaganya, dan masyarakat.

Beberapa kebutuhan pemakai laporan keuangan meliputi (Standar Akuntansi Keuangan, 2009):

1) Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat merekan berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi yang membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

3) Pemberian pinjaman

Pemberian pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada satu jatuh tempo.

(6)

4) Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada prusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6) Pemerintah

Pemerintah dengan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan

(7)

(trend) dan perkembangn terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.

Sementara itu menurut Harahap (2011:7) Pemakai laporan keuangan antara lain: 1) Pemilik perusahaan

Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen perusahaan. b) Mengetahui hasil deviden yang akan diterima.

c) Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d) Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham.

e) Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang. f) Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi

investasi.

2) Manajemen perusahaan

Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan digunakan untuk:

a) Alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik. b) Mengatur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,

bagian segmen tertentu.

c) Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu.

d) Menilai hasil kerja individu yang diberikan tugas dan tanggung jawab. e) Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menetukan perlu tidaknya

(8)

f) Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan. Anggaran Dasar, Pasar Modal. Dan lembaga regulator lainnya.

3) Investor

Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b) Meniali kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.

c) Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan.

d) Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang. 4) Kreditur atau Banker

Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk: a) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang.

b) Menilai kualitas jaminan kredit / investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.

c) Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d) Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan

sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

e) Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

5) Pemerintah dan Regulator

(9)

a) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus di bayar. b) Sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan-kebijakan baru.

c) Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. e) Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data

dan statistik.

6) Analisis, Akademis, Pusat Data Bisnis

Para analisis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis laporan keuangan penting sebagai bahan atau sumber informasi yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisa, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.

d. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:

1) Neraca

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009):

a) aktiva berwujud, b) aktiva tidak berwujud,

(10)

c) aktiva keuangan,

d) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, e) persediaan,

f) piutang usaha dan piutang lainnya, g) kas dan setara kas,

h) hutang usaha dan hutang lainnya, i) kewajiban yang diestimasi,

j) kewajiban berbunga jangka panjang, k) hak minoritas,

l) modal saham dan pos ekuitas lainnya. 2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2010:26).

Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) :

a) Pendapatan, b) Laba rugi usaha c) Beban pinjaman

(11)

d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,

e) Beban pajak,

f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, g) Pos luar biasa,

h) Hak minoritas,

i) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

j) Laporan Perubahan Ekuitas , Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan.

3) Laporan perubahan ekuitas,

Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

4) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

(12)

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

3. Analisa Rasio Keuangan

Panduan penting para investor untuk membeli saham suatu perusahaan adalah kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari laporan keuangannya. Laporan keuangan perusahaan merupakan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan, karena kondisi keuangan perusahaan yang baik menunjukan bahwa perusahaan akan mendapatkan laba yang tinggi, hal ini akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dibutuhkan suatu analisis yang tepat pada laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini lalu dilaporkan kepada calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Melalui analisis yang tepat dapat menilai kinerja perusahaan dari segi modal maupun tingkat profitabilitasnya.

Menurut Munawir (2010:64) mengungkapkan bahwa pengertian analisa rasio keuangan adalah rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan analisa berupa rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

(13)

a. Jenis – Jenis Analisa Rasio Keuangan

Jenis – jenis analisa rasio keuangan yang umum digunakan adalah:

1) Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar.

2) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tahun pembiayaan perusahaan yang dibiayai hutang relatif terhadap modal dan kemampuannya membayar bunga serta beban tetap lainnya.

3) Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.

4) Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan mengukur performance perusahaan dan koefisiennya dalam mengelola assets, hutang dan modal perusahaan untuk menghasilkan laba.

5) Rasio Pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio profitabilitas untuk menilai harga saham.

b. Hubungan Rasio Profitabilitas dengan Harga Saham

Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam perusahaan itu sendiri ataupun dari luar perusahaan. Hal ini disebabkan karena investor memiliki harapan atas sejumlah pengembalian atas nilai

(14)

investasinya di saat ini. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada performa perusahaan, jika dari tahun ke tahun perusahaan mengalami keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang cukup optimis akan pengembalian yang pasti didapatnya, sementara itu jika perusahan pada tahun–tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis terbayang didalam benak investor sejumlah kerugian yang dihitungnya.

4. Rasio Profitabilitas

a. Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Menurut Harahap (2011:304), Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

(15)

b. Rasio Profitabilitas yang Digunakan

Dalam penelitian ilmiah ini penulis melakukan analisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham maka analisis rasio yang akan dibahas, terdiri dari :

1) Return On Equity (Rasio Pengembalian Modal)

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah

pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Harahap, 2011:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:

Laba Bersih Setelah Pajak

ROE = x 100%

(16)

2) Net Profit Margin (Laba Bersih Dibanding Penjualan)

Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah

bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

Net profit margin dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak

NPM = x 100%

Penjualan

3) Earning Per Share

Menurut Harahap ( 2011:306), Earning Per Share adalah Rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba . Earning Per Share (EPS) juga merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik.

Earning per share dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak – Deviden Saham Preferen

EPS = x 100%

Jumlah Saham Biasa yang Beredar

5. Saham

a. Pengertian Saham (Stock)

Saham merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Bahkan saat ini dengan banyaknya emiten yang

(17)

menarik investor untuk terjun dalam jual beli saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (PT). Dengan memiliki suatu saham perusahaan, maka manfaat yang diperoleh berupa dividen yang merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham,

capitalgain merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh dari selisih jual

dan harga belinya.

Menurut Fakhruddin (2006:13), saham merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.

Menurut Jogiyanto (2010:8), harga saham adalah nilai pasar (market value) yang merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.

Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham kedalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Perwakilan kepemilikan seseorang

(18)

didalam suatu perseroan terbatas tercermin dalam sedikit banyaknya lembar saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.

b. Jenis – Jenis Saham

1) Saham biasa (common stocks)

Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang saham preferen.

Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadang - kadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogiyanto, 2010:112).

2) Saham preferen (prefered stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan

(19)

ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan

(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang

membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogiyanto, 2010:59).

Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen disebut saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi menjadi:

a) Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun – tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.

(20)

b) Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.

c) Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.

d) Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks). Adalah saham preferen yang dapat diujur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.

(21)

c. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Arifin (2008:115-116) yang dikutip dari Artatik (2007) pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai berikut:

1) Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan menggunakan analisis yang menggunakan data – data finansial yaitu data - data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividend yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto,2010:70) Sedangkan menurut Arifin (2008:116) faktor fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya. Earning per share dan Price Earning Ratio merupakan data rasio dari laporan keuangan perusahaan dan merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham (Arifin, 2008:116). Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin dalam kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar

(22)

pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor. Saham – saham yang bagus atau saham blue chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibanding dengan jenis saham lainnya. Ini karena faktor fundamental perusahaan penerbitnya bagus. Baik kondisi keuangannya, strategi bisnisnya, produknya, maupun manajemennya.

2) Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

3) Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank

(23)

seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibanding dengan investasi dalam bentuk saham. Karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

4) Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara - negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong - bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

5) Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosialpolitik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

(24)

6) Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

7) News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, parainvestor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi biasa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa.

Begitu banyaknya faktor - faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

6. Penelitian Terdahulu

Menurut Penelitian Kencana (2009) yang berjudul “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Harga Saham (Suatu Studi pada Perusahaan Whole Sale and Retail Trade yang Terdaftar di BEI)” yaitu berdasarkan hasil penelitian secara simultan mengenai pengaruh rasio profitabilitas dan rasio pasar terhadap harga saham terdapat pengaruh yang

(25)

signifikan antara rasio profitabilitas dan rasio pasar terhadap harga saham dan peneliti hanya menggunakan 11 sampel perusahaan periode 2005 – 2008 saja.

Menurut penelitian Prastiwi (2012) yang berjudul “Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Sektoral pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2012” dengan menggunakan 15 sampel perusahaan dengan periode penelitian tahun 2008 – 2012, menyimpulkan bahwa Hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukan bahwa Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap harga saham. Hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Return On Asset (ROA)

dan Return On Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Menurut penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh EVA dan Rasio - Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode 2001 - 2002. Indikator dari Rasio Profitabilitas yang diteliti adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return on

Sales (ROS), Earning Per Share (EPS), Basic Earning Power (BEP), Economic

Value Added (EVA). Hasil penelitian yang menggunakan analisis regresi linier

berganda menunjukan bahwa hanya Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh terhadap harga saham, artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

(26)

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis meneliti adalah penelitian Aji (2014) yang berjudul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa hasil penelitian NPM, ROE, ROI, EPS bersama – sama berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial , hanya NPM yang berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan ROI, ROE & EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan peneliti hanya menggunakan 8 sampel maka pada penelitian ini penulis meneliti rasio profitabilitas hanya dengan menggunakan indikator NPM, ROE, dan EPS dengan menggunakan beberapa sampel pada perusahaan manufaktur sub sektor aneka industry periode 2010 – 2014.

B. RERANGKA PEMIKIRAN

Tujuan utama perusahaan (dalam hal ini investor) pada umumnya adalah memaksimalkan keuntungan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan investasi di pasar modal. Investasi tersebut dapat berupa investasi dalam bentuk saham. Salah satu tujuan investor membeli saham adalah untuk memperoleh pendapatan dari saham yang dimilikinya.

Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001:8), keuntungan dari saham ada (dua) macam yaitu:

1. Laba Modal (Capital Gain), yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada harga beli sahamnya. 2. Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada

(27)

Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa laba akibat perubahan harga saham akan diperoleh, setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen akan diperoleh jika pemegang saham tetap mempertahankan sahamnya sampai waktu pembagian dividen dilaksanakan oleh perusahaan dan besarnya tergantung dari keuntungan dan kebijakan perusahaan.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

C. HIPOTESIS

Hipotesis alternative (Ha) yang ditetapkan menunjukan adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut:

1. H1 : Terdapat pengaruh EPS secara Parsial terhadap harga saham. 2. H2 : Terdapat pengaruh ROE secara Parsial terhadap harga saham. 3. H3 : Terdapat pengaruh NPM secara Parsial terhadap harga saham.

Earning Per Share (X1)

Return On Equity (X2)

Net Profit Margin (X3)

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Network Monitoring berfungsi untuk mengakusisi data – data kualitas yang terdiri dari RxLevel dari serving cell.. dan RxLevel dari neighboring cell , menampilkan data –

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011-2015 menggunakan

Hasil yang diperoleh dari pengujian prototype digital library terkait kompatibilitas browser sistem dapat berjalan dengan baik saat diuji dengan mengakses

Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Pengungkapan Sukarela (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007) , Skripsi Strata-1,

8 Seringkali tungau tidak dapat dapat ditemukan ditemukan walau terdapat lesi skabies nodula yang klasik di genitalia, atau ruam yang khas dengan riwayat gatal-gatal pada

Oleh karena itu, tekanan gas tersebut akan lebih kecil daripada tekanan gas ideal karena pada gas ideal dianggap tidak terjadi gaya tarik menarik antar molekulb. Makin besar jumlah

Teori Warna: 3 Elemen Dasar Yang Harus Anda Pahami Sebelum Melakukan Optimasi Warna Pada Desain

Hasil penelitian mengenai evaluasi program diklat manajerial BEC-TF bagi kepala sekolah dasar se Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 adalah sebagai berikut: (1) Conteks, tujuan