PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN
PADA TAHUN 2012
Oleh :
THIRUKUMARAN THIAGARAJAN 100100274
PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN
PADA TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
THIRUKUMARAN THIAGARAJAN 100100274
ABSTRAK
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan pada ginjal diantaranya adalah gagal jantung konjestif. Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Kedua organ ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi serta mempunyai dampak yang sangat besar antara satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional dengan mengambil data rekam medis pasien gagal jantung kongestif yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subyek penelitian berjumlah 62 orang dengan sampel diperoleh secara total sampling, setelah memenuhi kriteria pemilihan sampel. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melihat rekam medis penderita dan mengambil data yang dibutuhkan. Data kemudian dioleh dengan menggunakan sistem komputerisasi.
Hasil yang diperoleh adalah jumlah penderita gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif sebanyak 62 orang (17,5%), dimana 51 orang (82.3%) berada di stadium I , 8 orang (12.9%) di stadium II dan 3 orang (4.8%) di stadium III. Dari sampelini 56.5% menpunyai riwayat hipertensi, 43.5% mempunyai riwayat dislipidemia, 43.5% mempunyai riwayat diabetis dan 21% mempunyai riwayat anemia.
ABSTRACT
Chronic Kidney Failure (CKF) is a condition where the function of the kidney reduces which is chronic, progressive and long term. There are few other diseases that contributes to kidney failure, among those is congestive heart failure. Research says 70% of cause of death due to Kidney failure is caused by heart disease. Both this organ is closely related to each other in which it can cause a huge impact on one another. Therefore this research is done to evaluate the prevalence of chronic kidney failure in Congestive heart failure patients at Haji Adam Malik Hospital, Medan in the year 2012.
This research is done by descriptive method with cross sectional studies applied by taking the data from the medical record of Congestive Heart Failure patients from 1st January 2012-31st Desember 2012 at the Haji Adam Malik General Hospital, Medan. The total amount of subjects are 62 people, in which the samples are collected by total sampling method after considering if the sample had fulfilled the kriteria’s for selections. The data are collected by looking into the medical record and recording the data from it then its interpreted using computer system.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2012”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.
2. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.KK, Sp.GK, selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.
3. dr. Maya Savira, M.Kes & dr. Dairion Gatot, Sp.PD-KHOM selaku Dosen Penguji yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terutamanya dari Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 10 Januari 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Gagal Ginjal Kronis ... 4
2.1.1. Definisi ... 4
2.1.2. Epidemiologi ... 4
2.1.3. Etiologi ... 5
2.1.4. Diagnosis ... 6
2.1.5. Patofisiologi ... 8
2.1.6. Klasifikasi ... 8
2.1.7. Faktor Resiko ... 9
2.1.8. Komplikasi ... 9
2.2. Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure-CHF) 9 2.2.1. Definisi ... 9
2.2.2. Epidemiologi ... 9
2.2.3. Etiologi ... 10
2.2.4. Diagnosis ... 10
2.2.5. Patofisiologi ... 11
2.2.6. Klasifikasi ... 12
2.2.7. Pemeriksaan Penunjang ... 13
2.2.8. Faktor Resiko ... 13
2.2.9. Komplikasi ... 15
2.3. Hubungan Gagal Jantung Kongestif Dengan Gagal Ginjal Kronis ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 19
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19
3.2 Definisi Operasional... 19
3.2.1. Variabel Independen ... 19
3.2.2. Variabel Dependent ... 20
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21
4.1. Jenis Penelitian ... 21
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
4.3. Populasi dan Sampel ... 21
4.4. Kriteria Inklusifdan Eksklusif ... 21
4.5 Teknik Pengumpulan Data ... 22
4.6. Pengolahan dan Analisa Data ... 22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN ... 23
5.1. Hasil Penelitian ... 23
5.1.1. Lokasi Penelitian ... 23
5.1.2. Karakteristik Sampel ... 24
5.2. Pembahasan ... 25
BAB 6 KESIMPULAN & SARAN... 27
6.1. Kesimpulan ... 27
6.2. Saran ... 27
DAFTAR TABEL
Nomor JUDUL Halaman
Tabel 5.1. Prevelensi Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis ... 24
Tabel 5.2. Riwayat Penyakit Hipertensi, Dislipidemia, Diabetis dan Anemia Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis ... 24
Tabel 5.3. Stadium Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Gagal Jantung
DAFTAR GAMBAR
Nomor JUDUL Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Surat Ethical Clearence
Lampiran 3. Surat Persetujuan Penelitian
Lampiran 4. Surat Izin Survei Awal Penelitian
Lampiran 5. Daftar Nama Mahasiswa Survey Awal Penelitian KTI
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
Lampiran 7. Hasil Analisis Data
DAFTAR SINGKATAN
CHF - Congestive Heart Failure GGK - Gagal ginjal kronis
K/DOQI - The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative NKF - National Kidney Foundation
GFR - Glomerular Filtration Rate PGK - Penyakit Ginjal Kronik ESRD - End Stage Renal Disease BUN - Blood Urea Nitrogen LFG - Laju Filtrasi Glomerulus DM - Diabetis Melitus
EKG - Electro Kardio Graf Hb - Hemoglobulin
NSAID - Non Steroidal Anti Inflammatory Drug SKR - Sindrom Kardio Renal
ABSTRAK
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan pada ginjal diantaranya adalah gagal jantung konjestif. Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Kedua organ ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi serta mempunyai dampak yang sangat besar antara satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional dengan mengambil data rekam medis pasien gagal jantung kongestif yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subyek penelitian berjumlah 62 orang dengan sampel diperoleh secara total sampling, setelah memenuhi kriteria pemilihan sampel. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melihat rekam medis penderita dan mengambil data yang dibutuhkan. Data kemudian dioleh dengan menggunakan sistem komputerisasi.
Hasil yang diperoleh adalah jumlah penderita gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif sebanyak 62 orang (17,5%), dimana 51 orang (82.3%) berada di stadium I , 8 orang (12.9%) di stadium II dan 3 orang (4.8%) di stadium III. Dari sampelini 56.5% menpunyai riwayat hipertensi, 43.5% mempunyai riwayat dislipidemia, 43.5% mempunyai riwayat diabetis dan 21% mempunyai riwayat anemia.
ABSTRACT
Chronic Kidney Failure (CKF) is a condition where the function of the kidney reduces which is chronic, progressive and long term. There are few other diseases that contributes to kidney failure, among those is congestive heart failure. Research says 70% of cause of death due to Kidney failure is caused by heart disease. Both this organ is closely related to each other in which it can cause a huge impact on one another. Therefore this research is done to evaluate the prevalence of chronic kidney failure in Congestive heart failure patients at Haji Adam Malik Hospital, Medan in the year 2012.
This research is done by descriptive method with cross sectional studies applied by taking the data from the medical record of Congestive Heart Failure patients from 1st January 2012-31st Desember 2012 at the Haji Adam Malik General Hospital, Medan. The total amount of subjects are 62 people, in which the samples are collected by total sampling method after considering if the sample had fulfilled the kriteria’s for selections. The data are collected by looking into the medical record and recording the data from it then its interpreted using computer system.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal. Penderita yang berada pada stadium akhir untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu hemodialisis (HD), peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan Continuous Ambulatory Peritoneal dialysis (CAPD) atau transplantasi ginjal. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan pada ginjal diantaranya adalah gagal jantung konjestif (Warianto 2011). Sistem kardiovaskular berkaitan erat dengan fungsi dari ginjal. Ternyata, bahwa kegagalan dalam komponen kardio-renal dapat memperburuk fungsi sistem yang lain secara klinis (Lisowska 2004).
Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Sebaliknya, jika seseorang telah menderita gagal jantung, dimana kemampuan otot jantung menurun sehingga jumlah darah yang dipompakan tidak mencukupi untuk keperluan tubuh, terdapat penurunan jumlah darah ke ginjal. Jika hal ini berlangsung lama maka fungsi ginjal juga akan terganggu (Indonesia Kidney Care Club, 2013).
2
1.2. Rumusan Masalah
Berapakah prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah pasien dengan gagal ginjal kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.
2. Untuk mengetahui angka kejadian gagal ginjal pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada 2012. 3. Untuk mengetahui faktor resiko gagal ginjal kronis sebagai komplikasi
gagal jantung kongestif.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi para dokter, penyakit gagal jantung kongestif dapat digunakan sebagai prediktor yang baik untuk mendeteksi dini apakah akan terjadinya penyakit gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung.
2. Bagi peneliti muda, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai faktor risiko yang menentukan apakah ada hubungan antara penyakit gagal jantung kongestif dengan penyakit gagal ginjal kronis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gagal Ginjal Kronis 2.1.1 Definisi
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Warianto 2011).
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the National Kidney Foundation (NKF) pada tahun 2009, mendefenisikan gagal ginjal kronis sebagai suatu kerusakan ginjal dimana nilai dari GFR nya kurang dari 60 mL/min/1.73 m² selama tiga bulan atau lebih. Dimana yang mendasari etiologi yaitu kerusakan massa ginjal dengan sklerosa yang irreversibel dan hilangnya nephrons ke arah suatu kemunduran nilai dari GFR (Saragih 2010).
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi PGK atau yang disebut juga Chronic Kidney Disease (CKD) meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu tahun 1999 hingga 2004, terdapat 16.8% dari populasi penduduk usia di atas 20 tahun mengalami PGK. Persentase ini meningkat bila dibandingkan data pada 6 tahun sebelumnya, yakni 14.5% (Chelliah 2011).
5
dianggarkan sekitar 50 orang per satu juta penduduk. Pada tahun 2006 terdapat sekitar 100.000 orang penderita gagal ginjal kronik di Indonesia (Chelliah 2011).
2.1.3 Etiologi
Umumnya penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsi difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Umumnya penyakit di luar ginjal, seperti nefropati obstruktif dapat menyebabakan kelainan ginjal intrinsik dan berakhir dengan penyakit ginjal kronik (Prasetya 2010) .
Angka Perjalanan ESRD hingga tahap terminal dapat bervariasi dari 2- 3 bulan hingga 30-40 tahun. Penyebab gagal ginjal kronik yang tersering dapat dibagi menjadi tujuh kelas seperti pada tabel berikut ini (Saragih 2010);
No. Klasifikasi Penyakit Penyakit
1. Penyakit infeksi tubulointerstitial
Pielonefritis kronis dan refluks nefropati
2. Penyakit peradangan Glomerulonefritis 3. Penyakit vaskuler
hipertensi
Nefrosklerosis benign, Nefrosklerosis maligna dan stenosis arteri renalis 4. Gangguan kongenital
dan herediter
Penyakit ginjal polikistik dan asidosis tumulus ginjal
5. Penyakit metabolic Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
6. Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik dan nefropati timah
7. Nefropati obstruktif batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal, hipertropi prostat, striktur urethra.
6
(pielonefritis kronis atau nefropati refluks) dan penyakit gagal ginjal polikistik (PKD) masing-masing terhitung sebanyak 3,4% dari ESRD. Dua puluh satu persen penyebab ESRD sisanya relatif tidak sering terjadi yaitu uropati obstruktif, lupus eritematosis sistemik (SLE) (Saragih 2010).
2.1.4 Diagnosis
Gagal ginjal kronis dapat didiagnosa berdasarkan 3 stadium (Warianto 2011):
Stadium I : Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40% dan 75%). Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.
7
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5% dan 25% . Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah akan naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III : Uremik gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari hari sebagaimana mestinya. Gejala gejala yang timbul antara lain mual, munta, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90% dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10% dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang.
8
2.1.5 Patofisiologi
Apabila ginjal kehilangan sebahagian fungsinya oleh sebab apapun, nefron yang masih utuh akan mencoba mempertahankan laju filtrasi glomerulus agar tetap normal. Keadaan ini akan menyebabkan nefron yang tersisa harus bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga timbul kerusakan yang akan memperberat penurunan fungsi ginjal. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertropi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh badan kerja ginjal. Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban solut dan reabsobsi tubulus dalam setiap nefron meskipun filtrasi glomerulus untuk seluruh masa nefron yang terdapat pada ginjal turun dibawah nilai normal. Mekanisme dari adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Bila sekitar 75% masa nefron sudah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban setiap nefron demikian tinggi sehingga keseimbangan tubulus glomerulus tidak dapat lagi dipertahankan (Muharni 2010).
2.1.6 Klasifikasi
NKF-KDOQI mengajukan pengelompokan PGK ke dalam 5 stadium,dimulai dari stadium 1 (paling ringan) hingga stadium 5 (paling berat) berdasarkan nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) per luas permukaan tubuh (National Kidney Foundation) dapat diperhatikan ditabel dibawah (Chelliah 2011).
Derajat Keterangan Nilai LFG
(ml/menit/1.73m²) 1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal/↑ ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan 60-89 3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang 30-59 4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat 15-29
9
2.2.7. Faktor Resiko
Para peneliti di Amerika Serikat telah menemukan daftar delapan faktor resiko untuk mendeteksi PGK. Delapan faktor risiko tersebut meliputi usia tua, anemia, wanita, hipertensi, diabetes, penyakit vaskular perifer dan riwayat gagal jantung kongestif atau penyakit kardiovaskular (Eight-point Risk Faktor Checklist Evolved to Predict Chronic Kidney Disease, 2008) (Chelliah 2011).
2.2.8. Komplikasi
Bila ginjal tidak berfungsi sebagai salah satu alat pengeluaran (ekskresi), maka sisa metabolisme yang tidak dikeluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh sendiri dan mengakibatkan hipertensi, anemia, asidosis, ostedistrofi ginjal, hiperurisemia dan neuropati parifer. (Muharni 2010).
2.2. Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure-CHF) 2.2.1. Definisi
Gagal jantung kongestif adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh, disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena. Di mana keadaan jantung tidak dapat memompa darah secara maksimal agar dapat disalurkan ke seluruh tubuh yang memerlukan (Liza 2013).
Gagal jantung juga bisa didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung gagal untuk mengeluarkan isinya dan merupakan kondisi dimana berlakunya kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium. Gagal jantung juga bisa pula terjadi pada jantung dengan fungsi mendekati normal tapi dalam kondisi permintaan sirkulasi yang tinggi (Daniel 2010).
2.2.2. Epidemiologi
10
dan 5,1% untuk laki-laki. Gagal jantung merupakan suatu sindrom, bukan diagnose penyakit. Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur/ age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75-84 tahun (Daniel 2010).
2.2.3. Etiologi
Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload;
Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung.
Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi
pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium
Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah jantung berkurang (Siregar 2010).
2.2.4. Diagnosis
11
1) Kriteria mayor:
a. Paroxismal Nocturnal Dispneu b. distensi vena leher
c. ronkhi paru d. kardiomegali e. edema paru akut f. gallop S3
g. peninggian tekanan vena jugularis h. refluks hepatojugular
2) Kriteria minor: a. edema ekstremitas b. batuk malam hari c. dispneu de effort d. hepatomegali e. efusi pleura f. takikardi
g. penurunan kapasitas vital sepertiga dari normal 3) Kriteria Minor/Mayor
Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi
2.2.5. Patofisiologi
12
Terdapat 3 (tiga) kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung yaitu (Daniel 2010):
1) Gangguan Mekanik
Beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu :
a. Beban tekanan b. Beban volume
c. Tamponade jantung atau konstriksi perikard dimana jantung tidak dapat melakukan pengisian
d. Obstruksi pengisian ventrikel e. Aneurisma ventrikel
f. Disinergi ventrikel
g. Restriksi endokardial atau miokardial 2) Abnormalitas Otot Jantung
a. Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika.
b. Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal. 3) Gangguan Irama Jantung atau Gangguan Konduksi
2.2.6. Klasifikasi
1) Klasifikasi Gagal Jantung menurut New York Heart Association (NYHA) (Daniel 2010):
a. NYHA kelas I
Para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak nafas atau berdebar-debar, apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
b. NYHA kelas II
13
c. NYHA kelas III
Penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti yang tersebut di atas.
d. NYHA kelas IV
Penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun sangat ringan.
2.2.7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan foto thoraks untuk mengidentifikasi apakah adakardiomegali, infiltrat prekordial kedua paru dan effusi pleura. Melakukan EKG untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasari seperti infark miocard dan aritmia. Serta melakukan pemeriksaan lain seperti Hb, leukosit, ekokardiografi, angiografi, fungsi ginjal dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi. (Ziliwu 2013)
2.2.8. Faktor Resiko
Penyakit kardiovaskular disebabkan berbagai macam faktor. Antara lain: a. Kebiasaan merokok
Merokok meningkatkan 2-3 kali lipat risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dan penyakit kardiovaskular. Risiko orang berhenti merokok mengalami gangguan kardiak dan penyakit kardiovaskular lain berkurang 50% (Daniel 2010).
b. Kurang aktifitas fisik
14
c. Perubahan pola diet, kelebihan berat badan, dan hiperlipidemia
Saat ini kecenderungan pola makan masyarakat di dunia beralih pada makanan
siap saji. Kecenderungan itu melupakan tradisi pola makan tradisional, yang
kaya buah, sayur, dan padi-padian. Paling tidak sekitar 1 (satu) miliar orang di
dunia saat ini kelebihan berat badan. Kolesterol adalah faktor kunci dari
proses aterosklerosis, yang menjadi dasar meningkatnya risiko penyakit
kardiovaskular (Daniel 2010).
d. Diabetes dan hipertensi
The American Heart Association menganggap diabetes sebagai faktor utama
risiko kardiovaskular. Saat ini, diabetes dihidap sekitar 150 juta orang di
seluruh dunia dan prevalensinya terutama pada usia muda, akan berlipat dua
dalam 25 tahun ke depan. Diperkirakan 690 juta jiwa di seluruh dunia
mengidap hipertensi. Hipertensi sering kali diketemukan pada pasien diabetes
dimana prevalensinya berkisar 20 sampai 60%. Hipertensi merupakan faktor
risiko untuk penyakit kardiovaskular (Daniel 2010).
e. Faktor usia dan jenis kelamin
Resiko yang paling besar untuk terserang penyakit jantung adalah pada
laki-laki dengan usia lebih dari 45 tahun dan pada wanita usia lebih dari 55 tahun.
Faktor usia yang tidak bisa dikendalikan maka harus dapat merubah atau
mempengaruhi faktor-faktor resiko lain (Daniel 2010).
f. Faktor Keturunan
Seseorang tidak dapat merubah faktor keturunan atau riwayat penyakit jantung
pada keluarga. Faktor keturunan patut untuk dicemaskan, karena merupakan
hal yang penting untuk anda ketahui apakah penyakit-penyakit yang terjadi
dalam keluarga dan menceritakannya pada dokter. Dengan informasi tersebut
akan menjadi pertimbangan dokter dalam merekomendasikan test-test
15
g. Anemia
Anemia diketahui menyebabkan gagal jantung, bahkan pada orang dengan
tidak ada riwayat penyakit jantung, dan penatalaksanaan anemia dengan
transfusi bisa memperbaiki gagal jantung. Apa yang kurang diketahui adalah
bahwa banyak pasien gagal jantung sering anemia, dan gagal jantung sendiri
sebaliknya bisa juga berkontribusi pada anemia dan pengobatan anemia
mungkin bisa memperbaik status gagal jantung pada pasien. Jadi anemia
memperburuk gagal jantung dan menjadi salah satu alasan untuk kadar
kematian yang tinggi dan morbiditas yang tinggi. (D.S Silverberg et al. 2002)
2.1.9. Komplikasi
Komplikasi dapat berupa (Dwihendra 2012) :
1. Masalah katup jantung:
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi
kerusakan pada katup jantung.
2. Kerusakan hati:
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan
terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut
yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.
3. Serangan jantung dan stroke:
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada
di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan
mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena
serangan jantung atau stroke
4. Kerusakan atau kegagalan ginjal:
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat
16
2.3. Hubungan Gagal Jantung Kongestif dengan Gagal Ginjal Kronis
Pendapat umum menyatakan bahwa perburukan fungsi ginjal pada gagal jantung oleh karena penurunan volume intravaskular dan atau penurunan cardiac output. Keadaan ini dikenali sebagai “cardio-renal syndrome”. Terminologi ini lazim digunakan dalam dekade terakhir namun belum ada definisi yang dapat diterima secara umum terutama bagi kalangan ahli jantung dan ahli ginjal, dari tahun 2007 bisa membedakan istilah antara “cardiorenal syndrome” yaitu penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada gagal jantung sedangkan penurunan fungsi jantung akibat gagal ginjal disebut sebagai “renocardiac syndrome”.
Sebelumnya pada tahun 2004, National Heart Lung and Blood Institute
(NHLBI) di Amerika telah membentuk grup kerja “Cardio-Renal Connections”
yang mengajukan definisi sederhana tentang sindroma kardiorenal (SKR) yaitu adanya penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung (Fadly 2012).
2.4. Sindrom Kardio-Renal
Secara umum Sindrom Kardio-Renal didefinisikan sebagai suatu kondisi baik akut ataupun kronik dimana jantung ataupun ginjal gagal mengkompensasi gangguan fungsinya dan berdampak pada gangguan fungsi organ lainnya ataupun akibat sekunder dari penyakit sistemik yang mengganggu keduanya sehingga terjadi siklus lingkaran berbahaya yang menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi.
17
Keadaan akut dari gagal jantung kongestif mengalami perburukan fungsi ginjal dalam tiga hari pertama perawatan ketika pasien masih dalam keadaan hipervolemia. Diuresis yang berlebihan dan rendahnya tekanan pengisian berpotensi untuk semakin memperburuk fungsi ginjal namun hal itu jarang terjadi. Selain proses kompensasi terhadap gagal jantung, ada juga hal lain yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal pada gagal jantung diantaranya penggunaan zat kontras, NSAID dan obat-obatan yang bersifat nefrotoksik
Etiologi SKR bervariasi, namun dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu penurunan perfusi ginjal dan penyakit ginjal intrinsik yang beberapa diantaranya saling terkait menyebabkan SKR. Penyebab utama penurunan perfusi ginjal adalah hipovolemia, vasokontriksi diperantarai neurohormonal, hipotensi dengan curah jantung rendah atau normal dan obat- obatan yang bersifat toksik. Sedangkan penyakit ginjal intrinsik disebabkan oleh resistensi diuretik selain oleh hipertensi dan diabetes yang lama.
18
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
[image:34.595.116.510.232.428.2]3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Independent 3.2.2.1 Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Dikatakan gagal jantung kongestif bila gagal jantung tersebut telah menyebabkan kongesti sirkulasi (retensi cairan). Penentuan gagal jantung dapat dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan jasmani, EKG/foto toraks, ekokardiograf i- Doppler dan kateterisasi. Pada penelitian ini, rekam medis pasien gagal jantung kongestif digunakan sebagai populasi penelitian untuk menilai ada tidaknya gagal ginjal kronis serta sekaligus menilai faktor resiko gagal ginjal kronis yang diukur menggunakan
FAKTOR RESIKO 1. Hipertensi 2. Dislipidemia
3. Diabetis 4. Anemia
VARIABEL INDEPENDENT Gagal Jantung Kongestif
20
3.2.2 Variabel Dependent 3.2.2.1 Gagal Ginjal Kronis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang) yaitu dengan melakukan pengumpulan data atau variabel yang akan diteliti dilakukan bersamaan dengan melihat data rekam medis pasien gagal jantung kongestif yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rujukan di Medan serta mudah dijangkau. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2013.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medis pasien gagal jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan.
Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yang diambil dengan metode total sampling.
4.4 Kriteria Inklusif dan Eksklusif 4.4.1 Kriteria Inklusif
22
4.4.2 Kriteria Eksklusif
Kriteria eksclusif penelitian ini adalah semua rekam medis pasien gagal jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik, Medan yang tidak ada data rekam medis yang lengkap dan tidak dijumpai hasil pemeriksaan untuk gagal ginjal.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini hanya data sekunder yaitu rekam medis pasien gagal jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik. Data ini diperoleh dari bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian data yang ingin diteliti yaitu jenis kelamin, usia, jenis pemeriksaan gagal jantung kongestif, riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia, riwayat diabetis, riwayat anemia dan kejadian gagal ginjal kronis serta pemeriksaannya dicatat pada lembar observasi penelitian.
4.6 Pengolahan dan Analisa data
Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows
yang disajikan dalam bentuk tabel dengan perhitungan distribusi frekuensi dan dianalisa dengan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki 1.995 orang tenaga yang terdiri 790 orang tenaga medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi, 604 orang paramedik perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 tenaga non medis serta ditambah dengan Dokter Brgade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.
24
5.1.2. Karakteristik Sampel
Penelitian ini berbentuk survei yang bersifat deskriptif dengan desain
[image:39.595.114.511.279.408.2]cross sectional. Desain cross sectional adalah suatu desain penelitian dimana pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan secara bersamaan dengan melihat data sekunder rekam medis penderita gagal jantung kongestif yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012.
Tabel 5.1 Prevelensi Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis
No. Prevelensi Jumlah Persentasi (%)
1. Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis
62 17,5
2. Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Tidak Menderita Gagal Ginjal Kronis
292 82,5
Jumlah 354 100,0
Dari tabel 5.1, diperoleh data pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal kronis sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif sebanyak 354 orang (17.5%).
Tabel 5.2. Riwayat Penyakit Hipertensi, Dislipidemia, Diabetis dan Anemia Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis
No. Riwayat Penyakit Jumlah Persentasi (%)
1. Hipertensi 35 56,5
2. Dislipidemia 27 43,5
3. Diabetis 27 43,5
4. Anemia 13 21,0
[image:39.595.109.515.574.680.2]25
Tabel 5.3. Stadium Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis
No. Stadium GGK Jumlah Persentasi (%)
1. Stadium I 51 82,3
2. Stadium II 8 12,9
3. Stadium III 3 4,8
Jumlah 62 100,0
Dari tabel 5.3, pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal kronis pada stadium I adalah sebanyak 51 orang (82,3%), yang menderita pada stadium II adalah sebanyak 8 orang (12,9%) dan yang menderita pada stadium III adalah sebanyak 3 orang (4.8%).
5.2. Pembahasan
Dari tabel 5.1, diperoleh data pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal kronis sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif sebanyak 354 orang (17.5%). Berdasarkan penelitian sebelumnya, sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Sebaliknya, jika seseorang telah menderita gagal jantung, dimana kemampuan otot jantung menurun sehingga jumlah darah yang dipompakan tidak mencukupi untuk keperluan tubuh, terdapat penurunan jumlah darah ke ginjal. Jika hal ini berlangsung lama maka fungsi ginjal juga akan terganggu (Indonesia Kidney Care Club, 2013).
26
Diabetes melitus (DM) dapat keterlibatan ginjal, sehingga dapat dipahami bahwa penyebab masalah penyakit ginjal diabetik (PGD) (Sheila 2012). Anemia diketahui menyebabkan gagal jantung, bahkan pada orang dengan tidak ada riwayat penyakit jantung, anemia juga sering terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal kronis (Lubis 2012).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal kronis sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif sebanyak 354 orang (17.5%). Dari 62 sampel penderita, 35 orang menderita Hipertensi (56,5%), 27 orang menderita Dislipidemia (43,5%), 27 orang menderita Diabetis (43,5%) dan 13 orang menderita Anemia (21,0%). Dari segi stadium gagal ginjal, sebanyak 51 orang (82,3%) berada pada stadium I, yang menderita pada stadium II adalah sebanyak 8 orang (12,9%) dan yang menderita pada stadium III adalah sebanyak 3 orang (4.8%).
6.2. Saran
Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
Pihak Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan sumber tenaga, dana serta dapat melaksanakan pelbagai progam penyuluhan mengenai gagal jantung kongestif dan gagal ginjal kronis kepada penderita sejak awal lagi dan memastikan penderita mengetahui mengenai manfaat apabila dideteksi sejak dini lagi serta memastikan penderita datang ke rumah sakit secara berkala. 2. Petugas Kesehatan
28
3. Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Chelliah, 2011. Gambaran Tingkat Depresi dan Kualitas Hidup Pasien penyakit Ginjal Kronik Yang menjalani Haemodialisis di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Daniel, 2010. Hubungan Umur, Jenis kelamin dan Riwayat Hipertensi dengan angka Kejadian Gagal Jantung Konjestif di Poli Jantung RSPAD Gatot
Soebroto Periode 1 juli 2010-31 Desember 2010. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Universtias Pembangunan National Veteran.
D.S. Silverberg et al., 2002. The Importance of Anemia and Its Correction in the management of severe congestive heart failure. The European Journal of
Heart Failure, 4 : 681-686.
Dwihendra, 2012. Askep Gagal Jantung. Asscessed From : dwihendra.blogspot.com [Assesed 10 May 2013]
Erawan K, 2009. Gagal Jantung. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Institut Gajah Mada.
Fadly, 2012. Hubungan Disfungsi Ventrikel Kiri Dengan Gangguan Fungsi Ginjal Tahap Dini Yang Dinilai Dengan Cystatin C. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Fauci, Anthony S, 2008. Principles of Internal medicine. McGraw-Hill's company, 18th Edition : 678- 680.
Indonesian Kidney Care Club, 2013. Ginjal dan Jantung Berhubungan Sangat Erat. Avialable Forom: www.ikcc.or.id/content.php?c=2&id=421 [Accesed 16 May 2013]
30
Liza, 2012. Pathway Gagal Jantung Kongestif.
Avialable From: http://gagal-jantung.blogspot.com/2012/08/pathway-gagal-jantung-kongestif.html [Assesed 12 May 2013]
Loung M. et al., 2010. Cardiology and Cardiovascular Surgery, Toronto Notes : 32-36.
Lubis, et al., 2012. Hubungan Antara Feritin Serum dengan Inflamasi, Nutrisi dan Besi pada Pasien-pasien Hemodialisis Reguler di Medan, Sumatera
Utara. Karya Tulis Ilmiah. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Muharni S.I, 2010. Pola HidupPenderita Gagal Ginjal Kronik Sebelum Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Dearah Kota Langsa tahun
2009. Karya Tulis Ilmiah. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Prasetya A. K, 2010. Pengaruh Depresi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Rosano GM, et al., 2009. “Oestrogens and the heart”. Therapie 54 (3): 381–5. Saragih D. A, 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP
HAM Medan. Karya Tulis Ilmiah. Medan, Universitas Sumatera Utara. Sheila, 2012. Prevalensi Diabetes Mellitus Dan Hipertensi Pada Gagal Ginjal
Kronik Stage 5 Yang Menjalani Hemodialisis Di Klinik Rasyida Medan
Tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah: Medan, Universitas Sumatera Utara. Siregar, R. E, 2010. Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 darajat di
atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung
kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM. Karya Tulis Ilmiah: Medan, Universitas Sumatera Utara.
Unita L, 2008. Profil Lipida Penderita Gagal Ginjal Kronis Pada Predialisis Dan Hemodialisis. Karya Tulis Ilmiah: Medan, Universitas Sumatera Utara. Warianto C, 2011. Gagal Ginjal. Karya Tulis Ilmiah. Airlangga: Universitas
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Nama : Thirukumaran Thiagarajan
Tempat/Tanggal Lahir : Penang, Malaysia / 1 – 05 – 1988
Agama : Hindu
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl.Mongonsidi I No.26 Medan, 20152 - Indonesia Nomor Telepon : 0831 940 75466
Nama Bapak : Thiagarajan Subramaniam Nama Ibu : Vasanthi Sundramurthy
Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Menengah (SPM), 2005
2. Asian Metropolitan University (Dip.Pharmacy), 2007
3. Fakultas Kedokteran USU, Sekarang Kegiatan : Melakukan (Karya Tulis Ilmiah) berjudul :
33
34
35
36
Lampiran 7. Hasil Analisis Data
No. Usia Jenis
Kelamin Suku
Riwayat Penyakit Stadium
Gagal Ginjal Kronis Hipertensi Dislipidemia Diabetes Anemia
1 3 1 1 1 2 2 2 1
2 3 1 3 1 2 1 2 1
3 2 1 1 2 1 1 2 1
4 2 1 1 2 1 1 2 1
5 3 1 1 2 1 1 1 3
6 3 2 1 1 2 2 2 2
7 3 1 1 1 1 2 2 1
8 3 2 1 1 2 2 2 1
9 3 1 3 2 2 1 2 1
10 3 1 1 2 1 2 1 2
11 3 2 1 2 2 2 1 1
12 3 1 1 1 1 1 2 3
13 3 1 2 1 2 1 2 1
14 2 1 1 1 2 1 2 1
15 3 2 1 1 1 2 2 1
16 3 2 1 1 2 2 2 1
17 3 1 1 1 2 1 2 1
18 3 1 3 1 2 2 2 1
19 2 1 1 1 2 2 2 1
20 3 1 1 2 2 1 1 2
21 3 1 1 1 2 2 2 1
22 3 1 1 1 2 1 2 2
23 3 2 1 2 1 2 1 1
24 3 1 3 1 2 1 2 1
25 3 1 1 2 2 1 2 1
26 3 1 1 1 2 2 2 1
27 3 2 1 2 1 2 1 1
28 2 1 3 1 1 2 2 1
29 3 1 1 1 2 1 2 1
30 2 1 1 2 1 2 2 1
31 3 1 1 2 1 2 1 1
32 3 1 1 1 2 2 2 1
33 3 1 1 2 1 1 2 1
38
No. Usia Jenis
Kelamin Suku
Riwayat Penyakit Stadium
Gagal Ginjal Kronis Hipertensi Dislipidemia Diabetes Anemia
37 3 1 1 2 1 1 2 1
38 2 1 1 2 1 2 1 1
39 1 1 1 1 2 2 2 2
40 3 1 1 1 1 1 2 3
41 3 1 1 2 1 1 2 1
42 3 1 1 1 1 2 2 1
43 3 1 1 1 2 1 2 1
44 1 1 1 2 1 2 1 1
45 2 1 1 1 2 2 2 1
46 3 2 3 1 2 1 2 1
47 3 2 1 2 2 1 2 1
48 2 1 1 1 1 2 2 2
49 1 1 1 2 1 1 2 2
50 2 1 2 1 2 2 2 1
51 3 2 1 1 2 1 2 1
52 3 1 1 2 2 1 1 1
53 3 1 1 2 1 2 2 1
54 3 1 1 2 1 2 1 1
55 3 1 2 2 2 1 1 1
56 3 1 1 1 1 2 2 1
57 3 1 1 1 2 2 2 1
58 3 1 1 1 2 2 2 1
59 3 1 1 2 1 1 2 1
60 3 2 1 2 1 2 2 1
61 3 1 1 2 1 2 1 1
62 3 2 1 1 2 2 2 1
Keterangan :
Umur Jenis Kelamin Suku
1 20-40 Tahun 1. Laki-laki 1. Batak
2 41-60 Tahun 2. Perempuan 2. Jawa
3 >60 Tahun 3. Aceh
Riwayat Penyakit Stadium Gagal Ginjal Kronis
1. Ada 1. Stadium I
39
Lampiran 8. Hasil Analisis Data
Frequencies
Statistics
Usia
Jenis
Kelamin Suku
Hipertens
i Dislipidemia Diabetes
Anemi a Stadium Gagal Ginjal Kronis
N Valid 62 62 62 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-40 Tahun 3 4.8 4.8 4.8
41-60 Tahun 10 16.1 16.1 21.0
>60 Tahun 49 79.0 79.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 48 77.4 77.4 77.4
Perempuan 14 22.6 22.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Batak 52 83.9 83.9 83.9
Jawa 3 4.8 4.8 88.7
Aceh 7 11.3 11.3 100.0
40
Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 35 56.5 56.5 56.5
Tidak Ada 27 43.5 43.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
Dislipidemia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 27 43.5 43.5 43.5
Tidak Ada 35 56.5 56.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
Diabetes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 27 43.5 43.5 43.5
Tidak Ada 35 56.5 56.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
Anemia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 13 21.0 21.0 21.0
Tidak Ada 49 79.0 79.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
Stadium Gagal Ginjal Kronis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Stadium I 51 82.3 82.3 82.3
Stadium II 8 12.9 12.9 95.2