• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

A R T I K E L I L M I A H

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Akuntansi

Oleh: ARINI RIZKA NIM : 2016310176

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A

(2)

1

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Arini Rizka

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 08 Mei 1998

N.I.M : 2016310176

Program Studi : Akuntansi

Program Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

J u d u l : Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan yang terdaftar di BEI

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing, Tanggal :

(Laely Aghe Africa, SE., MM.) NIDN : 0709078301

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi, Tanggal :

(D

(3)

1

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Arini Rizka STIE Perbanas Surabaya E-mail : arinirizka85@gmail.com

Abstract

This study aimed at determining the effect of managerial ownership, firm size and leverage on environmental disclosure. The research method used was a quantitative method with secondary data obtained from the analysis of the company's financial statements and company’s sustainability report. The population in this study were all companies listed in Indonesia Stock Exchange that publishes sustainability report during 2014-2018, which numbered 30 companies as subject of observation. The sampling method used in this study was purposive sampling method, and 24 samples were obtained. This research data was collected by financial statement analysis which was then processed by a multiple linear regression analysis test with the help of SPSS version 23.The results of the study stated that firm size and leverage have significant effect on environmental disclosure. While, managerial ownership have not significant effect on environmental disclosure.

Keywords : Managerial Ownership, Firm Size, Leverage, Environmental Disclosure

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin maju, semua perusahaan selalu berusaha untuk bisa mengikuti keinginan dan permintaan pasar yang selalu berubah-ubah. Selain itu perusahaan tidak hanya dituntut untuk selalu menghasilkan laba perusahaan yang besar tetapi perusahaan juga harus memperhatikan tanggung jawab terhadap stakeholder, tanggung jawab sosial dan lingkungan masyarakat. Aktivitas berbagai jenis perusahaan seperti industri pengolahan, tambang dan perkebunan dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi dapat menimbulkan pencemaran air atau sungai, pencemaran udara, pencemaran limbah, dan pencemaran

tanah. Masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan akan membuat pihak eksternal seperti stakeholder, masyarakat dan pemerintah lebih memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.

Fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa Laporan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menguak 164 konsesi tambang mineral dan batu bara yang tersebar di 55 pulau kecil. Jatam mencatat sejumlah kerusakan lingkungan dan sosial sebagai dampak dari eksploitasi sumber daya alam di pulau-pulau kecil tersebut. Jatam mencermati daya rusak yang timbul di tiga pulau yakni Pulau Gebe di Maluku Utara, Pulau Bunyu di Kalimantan Utara, dan Pulau Bangka

(4)

2 di Sulawesi Utara. Ada tiga perusahaan tambang yang setidaknya mendominasi pulau itu yakni Pertamina untuk migas, serta Adani Group dan PT Garda Tujuh Buana untuk tambang batu bara.

Kerusakan lingkungan akibat tambang yang paling disorot dalam laporan Jatam ini adalah sumber mata air penduduk yang hilang dan makin sulitnya produksi pangan, Senin (25/3/2019). Merujuk pada kerusakan-kerusakan tersebut, Jatam berharap pemerintah mencabut izin pertambangan di pulau-pulau kecil. Mereka juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan audit terhadap tambang-tambang di pulau-pulau kecil seperti Pulau Bunyu. (www.cnnindonesia.com)

Fenomena lain yaitu Pemkab Karawang menghentikan aktivitas produksi anak perusahaan PT Sinar Mas, PT Pindo Deli Pulp & Paper mills 3 di Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan. Penghentian ini dilakukan setelah banyak keluhan dari warga sekitar dan juga pemerhati lingkungan karena Pindo Deli 3 membuang limbah cair secara langsung ke Sungai Cibeet. Padahal sebelumnya dari Satgas Citarum sudah bertindak tegas dengan mengecor saluran pembuangan limbah cair Pindo deli 3, namun oleh pihak perusahaan saluran pembuangan limbah dialihkan

melalui Sungai

Cikereteg,(10/5/2019).

(www.daerah.sindonews.com) Perkembangan tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan

lingkungan semakin tinggi, akhirnya banyak dorongan agar perusahaan untuk membuat pelaporan tentang sosial dan lingkungan perusahaan. Permintaan untuk informasi mengenai tanggung jawab lingkungan perusahaan berasal dari berbagai pihak seperti stakeholder, masyarakat dan pemerintah. Tetapi, masih belum ada pedoman pelaporan wajib bagi perusahaan di Indonesia untuk membuat informasi tentang pengungkapan lingkungan perusahaan bagi para stakeholder. Sehingga penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui pentingnya environmental disclosure dalam perusahaan karena masih banyak perusahaan di Indonesia yang memberikan informasi tentang pelaporan lingkungannya hanya secara sukarela saja, sehingga ada tidaknya pengungkapan lingkungan ini tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing. Dalam menentukan environmental disclosure, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan pada umumnya antara lain kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan leverage.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masih ada perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap environmental disclosure yaitu dengan menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan leverage dan variabel dependen yang digunakan adalah environmental disclosure pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Menurut (Sari, Yuniarta, & Wahyuni, 2019), (Putra, 2017) dan

(5)

3 (Fashikhah, Rahmawati, & Sofyani, 2018) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap environmental disclosure, sedangkan menurut (Hadiningtiyas & Mahmud, 2017) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure.

Menurut (Dewi & Yasa, 2017), (Nugraha & Juliarto, 2015), (Nurhayati & Kurniati, 2019) dan (Ijma, Nurhayati, & Nina, 2018) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap environmental disclosure. Sedangkan menurut (Fashikhah et al., 2018) dan (Anggrarini & Taufiq, 2017) menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Environmental Disclosure

Menurut (Kipngetich, Tenai, & Bonuke, 2019) menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure, sedangkan dalam penelitian (Nurhayati & Kurniati, 2019), (Kurniawan, 2019) dan (Nugraha & Juliarto, 2015) menunjukkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure.

Berdasarkan uraian diatas berbagai penelitian yang terkait dengan environmental disclosure memiliki hasil yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Dari hal ini peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS

TEORI STAKEHOLDER

Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder. Semakin kuat stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan lingkungan dianggap sebagai bagian dari hubungan antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Teori ini berfokus kepada kemampuan perusahaan dalam memenuhi dan memantau yang menjadi kebutuhan para kelompok pemangku kepentingan. Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori Stakeholder menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan tindakan dan kerja sama dengan para Stakeholder untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Pengungkapan lingkungan dapat dijadikan sebagai sarana pemberitahuan kinerja lingkungan perusahaan terhadap para Stakeholder terutama para investor atau pemilik (Dewi & Yasa, 2017)

Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan stakeholder, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari stakeholder. Semakin kuat stakeholder, maka perusahaan harus

(6)

4 semakin beradaptasi dengan stakeholder. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders, yaitu : Isu lingkungan melibatkan kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka, era globalisasi telah mendorong produk-produk yang diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan, para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program lingkungan dan LSM.

ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

Environmental disclosure merupakan pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan dalam instrumen laporan keuangan (Paramitha, B. W., & Rohman, 2014). Saat ini banyak perusahaan yang hanya berfokus melakukan pengungkapan informasi untuk keuangan perusahaan saja. Perusahaan yang melakukan pengungkapan lain yang berhubungan dengan pengungkapan kinerja dalam perusahaan masih banyak yang hanya bersifat sukarela seperti salah satunya adalah environmental disclosure masih sangat sedikit. Pengungkapan ini dapat memantau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosialnya. Perusahaan akan memperoleh kepercayaan, perhatian, dan dukungan dari stakeholder sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam jangka waktu yang panjang dan eksis di lingkungan masyarakat.

KEPEMILIKAN MANAJERIAL Kepemilikan manajerial adalah suatu kondisi dimana manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham diperusahaan (Sugiarto, 2009). Kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena manajer melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengambilan keputusan selain itu dengan adanya kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. UKURAN PERUSAHAAN

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor untuk menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar akan memiliki tekanan yang lebih tinggi dalam pengungkapan perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran yang kecil (Dewi & Yasa, 2017). Selain itu asset perusahaan dapat digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan karena

(7)

5 perusahaan dengan jumlah asset yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berukuran besar. LEVERAGE

Leverage adalah salah satu rasio perbandingan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pinjaman utang perusahaan yang dibiayai oleh assets (aset) dan equity (modal) yang dimiliki perusahaan dan sebagai rasio yang menggambarkan tentang proporsi utang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang bersumber dari luar atau dalam perusahaan untuk meningkatkan laba dan keuntungan potensial bagi pemegang saham selain itu, untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utangnya. Keputusan perusahaan sangat bergantung kepada kondisi leverage yang dialami. Di bawah ini adalah jenis-jenis rasio leverage berdasarkan pendapat (Halim & Hanafi, 2012)

KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

Kepemilikan manajerial dapat dijadikan pertimbangan dalam pengungkapan lingkungan karena berdasarkan teori stakeholder saat kepemilikan manajerial perusahaan tinggi akan membuat manajemen perusahaan semakin fokus dan peduli dengan kinerja perusahaan sehingga kinerja perusahaan semakin tinggi dan produktif demi keberlangsungan perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham, yang akan membuat manajer lebih bertanggung jawab dengan cara memberikan informasi yang relevan, mendetail dan luas bagi stakeholders. Menurut (Sari, Yuniarta, & Wahyuni, 2019),

(Putra, 2017) dan (Fashikhah, Rahmawati, & Sofyani, 2018) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap environmental disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1: Kepemilikan manajerial (X1) berpengaruh terhadap environmental disclosure UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

Ukuran perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengungkapan lingkungan perusahaan karena perusahaan yang besar akan semakin lebih terlihat oleh pembuat kebijakan, media, regulator, dan masyarakat sehingga membuat perusahaan menghadapi tekanan dan peraturan ketat dari pihak eksternal perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada para stakeholder-nya. Perusahaan yang besar akan lebih luas dalam melakukan pengungkapan informasi lingkungan perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang tinggi akan lebih melakukan dan mengungkapkan aktivitas tanggungjawab sosialnya terhadap lingkungan dibandingkan dengan perusahaan kecil (Oktafianti, D dan Rizki, 2015). Menurut (Dewi & Yasa, 2017), (Nugraha & Juliarto, 2015), (Nurhayati & Kurniati, 2019) dan (Ijma, Nurhayati, & Nina, 2018) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap environmental disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka

(8)

6 hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut: H2: Ukuran Perusahaan (X2) berpengaruh terhadap environmental disclosure. LEVERAGE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

Leverage dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan pengungkapan lingkungan perusahaan karena sesuai dengan teori Stakeholder semakin tinggi Leverage maka semakin tinggi pula risiko perusahaan, karena perusahaan harus membayar bunga hutang yang tinggi menggunakan hasil usahanya, sehingga mempengaruhi laba bersih perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang akan menimbulkan adanya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan sehingga perusahaan akan mengurangi biaya-biaya terutama biaya untuk melakukan pengungkapan lingkungan selain itu perusahaan memiliki tanggung jawab yang besar kepada kreditur saat leverage perusahaan tinggi sehingga kreditur akan mengawasi perusahaan dengan lebih ketat, sehingga membuat manajemen lebih berhati-hati dalam melaporkan kinerjanya. Menurut (Kipngetich, Tenai, & Bonuke, 2019) menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure.. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut:

H3: Leverage (X3) berpengaruh terhadap environmental disclosure.

Berdasarkan pemaparan di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu: untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap environmental disclosure.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan rumus hipotesis penelitian ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:

METODE ANALISIS DATA Teknik pengolahan dan penganalisisan data menggunakan software SPSS Versi 23.0. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda (multiple regression analysis). Statistik deskriptif dan uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji hipotesis dilakukan. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan koefisien determinasi (R2), Uji t (Parsial), Uji Kelayakan Model (Uji F) dan uji regresi berganda.

METODE PENGUMPULAN

DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber informasi dan

(9)

7 disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Untuk data laporan keuangan dan sustainability reporting perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh melalui publikasi di website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan web perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel yakni:

1. Perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan sustainability reporting periode 2014-2018

2. Perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan sustainability reporting periode 2014-2018 yang memiliki semua data dalam penelitian.

PENGUKURAN VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

Environmental Disclosure merupakan pertanggungjawaban perusahaan terhadap sosial dan lingkungan berdasarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan pada laporan tahunan perusahaan atau pada sustainability reporting. Pengukuran menggunakan Global Reporting Initiative (GRI-G4) versi 4.0 yang meliputi 12 aspek dengan 34 item indikator. Pengungkapan lingkungan dapat dilihat pada sustainability reporting dan secara subjektif mencari pengungkapan (disclosure) sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI). Tingkat

pengungkapan lingkungan menggunakan total skor GRI dilakukan dengan cara memberi skor 1 (satu) jika perusahaan mengungkapkan informasi lingkungan sesuai dengan item-item tersebut dan skor 0 (nol) jika tidak diungkapkan. Tingkat pengungkapan lingkungan perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Chanifah et al., 2019) :

KEPEMILIKAN MANAJERIAL Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham yang juga diartikan sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang aktif dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan dengan adanya kepemilikan manajerial menunjukkan porsi saham yang dimiliki oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Penelitian ini diukur menggunakan proporsi tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajerial, yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Putra, 2017):

UKURAN PERUSAHAAN

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor untuk menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar akan memiliki tekanan yang lebih tinggi dalam pengungkapan perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan

(10)

8 dengan ukuran yang kecil. Selain itu aset perusahaan dapat digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan karena perusahaan dengan jumlah aset yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berukuran besar. Rumus yang digunakan adalah (Nurhayati & Kurniati, 2019):

SIZE = log (Nilai Buku Total Aset) LEVERAGE

Merupakan salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan dari kreditur yang merupakan perbandingan antara nilai buku seluruh utang (total debt) dengan total aset (total assets). Sumber dana utang perusahaan ini digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan untuk meningkatkan laba atau meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham dan kreditur. Indikator untuk mengukur Leverage dalam (Nurhayati & Kurniati, 2019) adalah:

𝐷𝐴𝑅 = Total Hutang Total Aset HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasyarat pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2003). Pengujian asumsi klasik meliputi: normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Penelitian ini telah lolos uji asumsi klasik sebagai prasyarat pengujian regresi berganda. Persamaan model regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

ED = α + β1KMM + β2SIZE + β3LEV + ε ED : Environmental Disclosure α : Koefisien konstanta β1,2,3 : Koefisien variabel independen KMM : Kepemilikan Manajerial SIZE : Firm Size (Ln Total Aset) LEV : Leverage

: Error

Berikut merupakan hasil pengujian regresi berganda penelitian ini : Table 4.1 Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien T Sig. (Constant) 92.232 4.553 0.000 KMM 35.840 0.670 0.504 SIZE -3.486 -2.239 0.027 LEV -40.281 -7.106 0,000 R Square 0.463 Adjusted R 0.446 F 27.559 Sig. 0.000

Sumber : Lampiran 10, data diolah

Table 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,446 dan adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,463. Berdasarkan nilai adjusted R2 tersebut disimpulkan bahwa sebanyak 44,6% variable dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya sebanyak 55,4% dijelaskan oleh factor lain. Nilai F hitung sebesar 27,559 dengan probabilitas 0,000 (probabilitas <0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap environmental disclosure. Berdasarkan tabel 4.1 di atas juga

(11)

9 menunjukkan bahwa variable – variable independen yang berpengaruh posisif signifikan terhadap variable dependen adalah ukuran perusahaan dan leverage pada tingkat signifikansi <0,05. Namun, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengujian H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Environmental Disclosure.

Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0,504 (0,504 > 0,05) sehingga hipotesis pertama ditolak, yang artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Hadiningtiyas & Mahmud, 2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial yang cenderung tinggi atau rendah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan dalam perusahaan karena tingkat kepemilikan manajerial pada perusahaan yang ada di Indonesia masih sedikit dengan rata-rata kepemilikan manajerial masih di bawah 1 persen (0,00474) dari total saham yang beredar dalam perusahaan karena di Indonesia sendiri masih sedikit perusahaan yang memperbolehkan pihak manajemennya memiliki kepemilikan saham dalam perusahaan jadi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing.

Pengujian H2: Ukuran Perusahaan

berpengaruh terhadap

Environmental Disclosure.

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua yaitu ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil tabel 4.1 terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0,027 (0,027 < 0,05) sehingga hipotesis kedua diterima, yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Nurhayati & Kurniati, 2019) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap environmental disclosure. Berdasarkan teori Stakeholder, semakin terlihat aktivitas dan skala perusahaan maka Stakeholder akan menuntut dengan adanya pelaporan pengungkapan lingkungan untuk menunjang aktivitas Stakeholder sebagai tambahan informasi dalam pengambilan keputusan. Pada penelitian ini prediksi peneliti tidak sejalan secara teoritis karena pengungkapan informasi lingkungan perusahaan akan tinggi tidak hanya saat ukuran perusahaan berskala besar.

Pengujian H3: Leverage

berpengaruh terhadap

Environmental Disclosure.

Hasil tabel 4.1 terlihat bahwa nilai signifikansinya Debt ratio (DAR) adalah 0,000 (0,000 < 0,05) sehingga hipotesis ketiga diterima, yang artinya leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Kipngetich et al., 2019) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap environmental

(12)

10 disclosure. Berdasarkan teori Stakeholder semakin rendah Leverage maka semakin rendah pula risiko perusahaan, karena perusahaan tidak harus membayar bunga hutang yang tinggi menggunakan hasil usahanya, sehingga mempengaruhi laba bersih perusahaan. Karena, perusahaan yang menggunakan hutang akan menimbulkan adanya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan sehingga perusahaan akan mengurangi biaya-biaya terutama biaya untuk melakukan pengungkapan lingkungan. Hal ini berarti perusahaan dengan leverage yang rendah akan lebih memprioritaskan untuk melakukan pengungkapan lingkungan agar meningkatkan citra perusahaan kepada pihak kreditur agar pihak kreditur tetap memberikan modal kepada perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan.

KESIMPULAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap environmental disclosure. 3. Leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure.

KETERBATASAN DAN SARAN

KETERBATASAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya gangguan

dalam melakukan penelitian sehingga mempengaruhi hasil penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hasil pengujian pertama untuk uji normalitas pada penelitian ini tidak berdistribusi normal sehingga data sampel pada penelitian ini dilakukan proses outlier. 2. Terdapat perusahaan yang

tidak menampilkan informasi variabel yang dibutuhkan dalam penelitian sehingga mengurangi beberapa sampel. SARAN

Saran yang dapat dikemukakan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar menambah periode penelitian agar jumlah data lebih banyak sehingga dapat meminimalisir data ekstrim pada penelitian agar tidak perlu melakukan proses outlier.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen dan lebih baik dalam menentukan variabel independen lain dalam penelitian yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu environmental disclosure.

DAFTAR RUJUKAN

Anggrarini, D., & Taufiq, E. (2017). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan terhadap Environmental Disclosure. Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis, 18(2), 119–126.

(13)

11 B., Uzliawati, L., & Yulianto, A. S.

(2012). Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2008-2011. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 15 Banjarmasin.

Chanifah, N., Nur Laela Ermaya, H., & Ajengtyas Saputri Mashuri, A. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan. Widyakala Journal, 6(1), 45. https://doi.org/10.36262/widyak ala.v6i1.146

Dewi, I. A. P. O. Y., & Yasa, G. W. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tipe Industri, Dan Kinerja Lingkungan terhadap Environmental Disclosure. 20(3), 2362–2391.

Fashikhah, I., Rahmawati, E., & Sofyani, H. (2018). Determinan Environmental Disclosures Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. Jurnal Akuntansi Indonesia, 7(1), 31. https://doi.org/10.30659/jai.7.1. 31-55

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Hadiningtiyas, S. W., & Mahmud, A. (2017). Determinant of Environmental Disclosure on Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).

Accounting Analysis Journal, 6(3), 380–393.

Halim, A., & Hanafi, M. (2012). Analisis Laporan Keuangan (UPP SYIM). Yogyakarta: UPP SYIM YKPN. https://jabar.sindonews.com/read/703 4/1/pemkab-karawang- hentikan-aktivitas-produksi-pt-pindo-deli-3-1557464737 https://www.cnnindonesia.com/nasio nal/20190325172953-32- 380525/ratusan-konsesi- tambang-disebut-merusak-pulau-kecil https://www.globalreporting.org/stan dards/gri-standards- translations/gri-standards- bahasa-indonesia-translations-download-center/

Ijma, Nurhayati, H., & Nina, Y. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Porsi Kepemilikan Publik, terhadap Environtmental Disclosure (Studi pada Perusahaan Logam dan Mineral Lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Katalogis, 6(4), 1–9.

Kipngetich, T. J., Tenai, J., & Bonuke, R. (2019). Determinants of Environmental Disclosure. Does Leverage Matter? Reflection from Firms Listed in the Nairobi Security Exchange. Journal of Accounting, Business and Finance Research, 7(2), 107–

(14)

12 114.

Kurniawan, I. S. (2019). Pengaruh corporate governance , profitabilitas , dan tperusahaan terhadap environmental disclosure. The effect of corporate governance , profitability , and company leverage on environmental disclosure. 21(2), 165–171. Nugraha, D. E. B., & Juliarto, A.

(2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tipe Industri, Profitabilitas, Leverage, dan Kinerja Lingkungan terhadap Environmental Disclosure. Diponegoro Journal of Accounting, 4(4), 1–15.

Nurhayati, P., & Kurniati, S. (2019). Determinan Karakteristik Perusahaan Terhadap Environmental Disclosure (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur. Inventory: Jurnal Akuntansi, 3(1), 24–32.

Oktafianti, D dan Rizki, A. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial , Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan Terhadap Corporate Environmental Disclosure sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan ( Studi pada Perusahaan Peserta Proper 2011-2013 ). Simposium Nasional Akuntansi XVIII Lampung, 22.

Paramitha, B. W., & Rohman, A. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Environmental Disclosure. Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 1–11.

Putra, T. M. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan Terhadap Corporate Environmental Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan di Indeks Sri Kehati Periode 2013-2015. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 3(4), 16–34.

Sari, G. A. C. N., Yuniarta, G. A., & Wahyuni, M. A. (2019). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Kinerja Lingkungan Terhadap Environmental Disclosure (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar di PROPER Ta. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 10(1). Sugiarto. (2009). Struktur Modal,

Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri (Edisi 1; G. Ilmu, ed.). Yogyakarta.

Gambar

Table 4.1 di atas menunjukkan bahwa  nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,446 dan  adjusted  R  Square  (Adjusted  R 2 )  sebesar  0,463

Referensi

Dokumen terkait

Langkah awal dari pengolahan data adalah penentuan komponen kritis dengan fokus dua komponen, yaitu dua komponen yang mempunyai frekuensi kerusakan terbanyak. Komponen

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang

Pada bab ini dibahas mengenai definisi karakter untuk representasi grup hingga G, fungsi kelas, relasi orthogonal, karakter reguler, beserta ketunggalan dekomposisi representasi

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada analisis variabel lokasi, pelayanan, dan harga

Pembuatan MPL pada CP dengan metode screen printing untuk memperoleh MPL yang bagus dan melakukan studi lanjutan, untuk mengetahui kemungkinan MPL mampu mengalirkan gas

Untuk mengetahui pengaruh tingkat leverage, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial

Karbon dalam gas bio merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah

Ini berarti bahwa bagi masyarakat, makanan ringan yang bermerek asing menempati pikiran individu relatih baik artinya masyarakat beranggapan bahwa makanan ringan merek