• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Labuhanbatu TA RPIJM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Labuhanbatu TA RPIJM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 | bab 7

7.1 Petunjuk Umum

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu serta terjamin keterlanjutannya. Hal ini juga disesuaikan dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dimana pengaturan tentang kelembagaan perangkat daerah, diatur dalam pasal 120 s/d 128, menekankan penataan organisasi perangkat daerah dengan prinsip-prinsip otonomi daerah, yaitu perlunya suatu organisasi yang efisien, efektif dan rasional serta didukung dengan kemampuan, kebutuhan dan potensi yang tersedia untuk masing-masing daerah.

Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta aturan-aturan pelaksanaannya membutuhkan upaya-upaya terkoordinasi agar tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi di daerah tercapai. Selanjutnya pedoman/ acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K) dalam rangka mendukung desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS tanggal 06 Nopember 2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) - ketrampilan dan kualifikasi, perubahan pada sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan good governance, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.

(2)

2 | bab 7

Adanya keseimbangan pembagian tanggung jawab antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah bertujuan untuk menselaraskan dan menjamin keterlanjutan setiap program yang direncanakan. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-Undang No.33 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dimana disebutkan Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan (konkuren) dan/ atau susunan pemerintahan diluar urusan pemerintahan.

Dengan adanya pembagian tanggung jawab kelembagaan tersebut, akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam menilai kelayakan suatu lembaga untuk investasi pembangunan daerahnya.

Kelayakan merupakan hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatu subyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan. Sedangkan kelembagaan adalah suatu subyek dan sekaligus juga menunjuk kepada bentuk, sifat-sifat dan atau fungsi-fungsinya (build in) yang terkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung-jawab (responsible) untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait dan bertanggungjawab atas terselenggaranya visi dan misi-nya, sangat penting artinya bagi tercapai tujuan yang dikehendaki dengan efektif dan efisien. Makin layak ia makin tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, demikian juga sebaliknya.

Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan memandang “lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dan lain-lainnya, karena itu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”, lembaga mempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu berada pada manusia-manusianya, yang menjadi anggota lembaga tersebut. Sehingga upaya meningkatkan kelayakan suatu lembaga, tidak cukup dengan hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal-hal lainnya yang bersifat fisik saja, tetapi juga penting untuk meningkatkan kapasitas/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan moral-etika) orang-orang yang bertugas dalam lembaga tersebut.

Ketika Undang-Undang mengenai otonomi daerah telah disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, para perangkat Pemerintahan Daerah diberikan suatu kebebasan yang bertanggung jawab untuk memajukan pembangunan daerahnya masing-masing. Namun

(3)

3 | bab 7

dalam pelaksanaannya pada saat ini, Pemerintah Pusat menyadari bahwa penyelenggaraan otonomi daerah dalam realitasnya masih mengalami kendala yang tidak kecil, yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

 Kendala regulasi. Regulasi untuk pelaksanaan otonomi masih menyisakan persoalan yang berarti, dilihat dari kelengkapan, kejelasan dan kemantapannya, yang berakibat penyelenggaraan otonomi daerah yang kini berjalan ditanggapi secara beragam, dan bahkan menimbulkan ekses berupa konflik kepentingan;

 Kendala koordinasi. Proses koordinasi pelaksanaan otonomi daerah antara Instansi Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait dengan penyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik, sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;

 Kendala persepsi. Proses keterbukaan yang berkembang telah berdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi dalam menyikapi otonomi luas, sehingga menimbulkan friksi pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan distribusi kewenangan;

 Kendala waktu. Euphoria otonomi daerah yang begitu menggebu-gebu di era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang tinggi untuk menyusun berbagai peraturan dan kebijakan yang diperlukan. Sementara Pemerintah (Pusat dan Daerah) tidak punya cukup waktu untuk melakukannya, walau sadar bahwa yang ada memang belum lengkap;

 Kendala keterbatasan sumberdaya. Rendahnya kualitas/kapasitas SDM jelas merupakan faktor yang dominan dalam ketidakmampuan memberdayakan kapasitasnya. Juga masih terbatasnya penyedia jasa/layanan (service provider) untuk mendukung percepatan desentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan keuangan untuk membiayai penyelenggaraan desentralisasi, yang ternyata membutuhkan biaya yang tidak kecil.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) adalah:

 Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);

 Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholders;

 Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/ luar tetapi datang dari stakeholder-nya sendiri;

(4)

4 | bab 7

7.2

KONDISI KELEMBAGAAN

7.2.1 KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAH KABUPATEN LABUAHANBATU

A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Labuhanbatu Sebagai Penyelenggara RPIJM Kabupaten Labuhanbatu

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No. 36 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu, pasal 6,7 dan 8, menyebutkan bahwa:

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan Daerah Bidang perencanaan pembangunan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugas pokok seperti yang disebutkan diatas, BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan;  Menyelenggarakan pengoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan;

 Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan;

 Pengelolaan urusan kesekretariatan Badan. Organisasi BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari:

a. Kepala Badan;

b. Sekertariat, terdiri dari: 1). Sub Bagian Program; 2). Sub Bagian Keuangan;

3). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendataan, Peneliian dan Pengembangan, terdiri dari: 1). Sub Bidang Pendataan dan Pelaporan;

(5)

5 | bab 7

d. Bidang Perencanaan Ekonomi, terdiri dari: 1). Sub Bidang Perencanaan Pertanian;

2).Sub Bidang Perencanaan Perekonomian Daerah.

e. Bidang Perencanaan Fisik dan Lingkungan Hidup, terdiri dari: 1). Sub Bidang Perencanaan Perhubungan dan Sumber Daya Air; 2). Sub Bidang Perencanaan Permukiman, Tata Ruang dan Lingkungan

Hidup;

f. Bidang Perencanaan Sosial Budaya, terdiri dari: 1). Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat;

2). Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Kependudukan. g. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan Organisasi BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu lihat Gambar7.1 berikut :

GAMBAR 7.1

BAGAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU

`

``

BADAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENDATAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

SUB BIDANG PENDATAAN DAN PELAPORAN

SUB BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PERENCANAAN EKONOMI SUB BIDANG PERENCANAAN PERTANIAN SUB BIDANG PERENCANAAN PEREKONOMIAN DAERAH SEKERTARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN

PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN

BIDANG PERENC.ANAAN PRASARANA FISIK DAN

LINGKUNGAN HDUP

BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA

SUB BIDANG PERENC. PERHUBUNGAN DAN SUMBER DAYA AIR

SUB BIDANG PERENC. KESEJAHTERAAN RAKYAT

SUB BIDANG PERENC. PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LING. HIDUP

SUB BIDANG PERENC. PEMERINTAH DAN

(6)

6 | bab 7

B. Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Labuhanbatu

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No. 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu, Pasal 12, 13, 14 menyebutkan bahwa:

 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempuyai tugas pokok melaksanakan urursan Pemerintahan Daerah bidang Cipta Karya dan Tata Ruang berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Serta dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam keterangan diatas, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi.

 Perumusan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.

 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.

 Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas di bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang.

 Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.

Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari : a. Kepala Dinas.

b. Sekertariat, terdiri dari:

1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2). Sub Bagian Program;

3). Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Tata Ruang, terdiri dari:

1). Seksi Perencanaan Kota; 2). Seksi Perencanaan Wilayah; 3). Seksi Pemetaan.

d. Bidang Bangunan dan Permukiman, terdiri dari: 1). Seksi Perumahan dan Gedung;

2). Seksi Prasarana Permukiman;

(7)

7 | bab 7

e. Bidang Pertamanan dan Perkotaan, terdiri dari: 1). Seksi Pertamanan;

2). Seksi Fasilitas Listrik dan Perkotaan; 3). Seksi Pemeliharaan.

f. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang lihat Gambar 7.2 berikut :

GAMBAR 7.2

BAGAN ORGANISASI DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN LABUHANBATU

DINAS

SEKRETARIAT BIDANG TATA RUANG BIDANG

BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

BIDANG PERTAMANAN DAN PERKOTAAN SEKSI PERTAMANAN SEKSI LISTRIK PERKOTAAN SEKSI PEMELIHARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

DINAS

SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PERENCANAAN KOTA SEKSI PERENCANAAN WILAYAH SEKSI PEMETAAN SEKSI

PERUMAHAN DAN GEDUNG SEKSI

PRASARANA PERMUKIMAN SEKSI

PEMELIHARAAN GEDUNG DAN PRASARANA PERMUKIMAN

(8)

8 | bab 7

C. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Labuhanbatu

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No. 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu, Pasal 27, 28, 29 menyebutkan bahwa:

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan daerah bidang Administrasi Keuangan Daerah khusus urusan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada keterangan diatas, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

 Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

 Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.

Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekertariat, terdiri dari:

1). Sub Bagian Umum Kepegawaian 2). Sub Bagian Program;

3). Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pendapatan, terdiri dari:

1). Seksi Pendataan dan Penetapan; 2). Seksi Penagihan;

(9)

9 | bab 7

d. Bidang Anggaran, terdiri dari: 1). Seksi penyusunan; 2). Seksi Pembinaan; 3). Seksi Evaluasi.

e. Bidang Kekayaan dan Aset, terdiri dari: 1). Seksi Inventarisasi Kekayaan Daerah; 2). Seksi Penilaian dan Penghapusan; 3). Seksi Pengamanan Aset.

f. Bidang Pengelolaan Keuangan, terdiri dari: 1). Seksi Verifikasi;

2). Seksi Penatausahaan dan Akuntansi; 3). Seksi Penyusunan Laporan Keuangan. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah lihat Gambar 7.3 berikut ini :

(10)

10 | bab 7

GAMBAR 7.3

BAGAN ORGANISASI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU

DINAS

BIDANG

PENDAPATAN ANGGARAN BIDANG

SEKSI INVETARISASI KEKAYAAN DAERAH

SEKRETARIAT

SEKSI PERUNDANG-UNDANGAN SEKSI PENAGIHAN SUB BAGIAN KEUANGAN SEKSI PEMBINAAN BIDANG KEKAYAAN DAN ASET BIDANG PENGOLAHAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENILAIAN DAN PENGHAPUSAN SUB BAGIAN PROGRAM SEKSI PENYUSUNAN SEKSI PENDAPATAN & PENETAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS SEKSI PENANGANAN ASET SEKSI FERIVIKASI SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

SEKSI EVALUASI

SEKSI PENATA USAHAAN &

AKUTANSI

SEKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

(11)

11 | bab 7

D. Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Labuhanbatu

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No. 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu, Pasal 39 dan 40 menyebutkan bahwa:

Dinas Pasar dan kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan daerah bidang Pekerjaan Umum khusus pasar dan kebersihan berdasarkan azas ekonomi dan tugas pembantuan.

Dinas Pasar dan kebersihan dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada keterangan diatas, Dinas Pasar dan kebersihan menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan teknis di bidang Pasar dan kebersihan;

 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pasar dan kebersihan;

 Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas di bidang pasar dan kebersihan;  Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas.

Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekertariat, terdiri dari:

1). Sub Bagian Umum Kepegawaian 2). Sub Bagian Program;

3). Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pendapatan dan Pembinaan Pedagang, terdiri dari: 1). Seksi Pendataan dan Penetapan;

2). Seksi Penagihan dan Pendapatan;

3). Seksi Pembinaan Pedagang dan Ketertiban. d. Bidang Kebersihan, terdiri dari:

1). Seksi Kebersihan Lingkungan;

2). Seksi Kebersihan Pasar dan Pertokoan;

3). Seksi Pengangkutan dan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). e. Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari:

1). Seksi Prasarana dan Sarana Pasar; 2). Seksi Prasaraba dan Sarana Kebersihan; 3). Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.

(12)

12 | bab 7

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan organisasi Dinas Pasar dan Kebersihan lihat Gambar 7.4 berikutn ini :

GAMBAR 7.4

BAGAN ORGANISASI DINAS PASAR DAN KEBERSIHAN KABUPATEN LABUHANBATU

KEPALA DINAS KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG PENDAPATAN & PEMBINAAN PERDAGANGAN SEKSI PENDAPATAN &

PENETAPAN SEKSI PENAGIHAN &

PENDAPATAN SEKSI PEMBINAAN PERDAGANGAN & KETERTIBAN BIDANG KEBERSIHAN SEKSI KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKSI KEBERSIHAN PASAR DAN TOKO

SEKSI PENGANGKUTAN & PENGOLAHAN TPA SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN

PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN

BIDANG SARANA & PRASARANA SEKSI SARANA &

PRASARANA SEKSI SARANA & PRASARANA KEBERSIHAN

SEKSI

PEMELIHARAAN SARANA & PRASARANA

(13)

13 | bab 7

7.2.2 KONDISI KELEMBAGAAN NON PEMERINTAH

A. PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bina, sebagai lembaga non pemerintah yang menjadi sumber penyuplai air bersih di Kota Rantauprapat.

PDAM Tirta Bina.

1. Direktur Utama

Tugas Pokok:

Tanggung jawab administratif fungsional perusahaan daerah air minum kepada bupati sebagai Kepala Daerah, dilakukan oleh direktur utama perusahaan air minum.

 Direksi secara besama-sama dalam menjalakan tugasnya bertanggung jawab kepada bupati sebagai Kepala Daerah atas semua tindakan dan pelaksanaan tugas yang dibebankan ke direktur utama melalui badan pengawas;

 Direksi wajib mengadakan rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas secara menyeluruh penyelenggara perusahaan;

 Rapat dipimpin oleh Direktur utama dan apabila berhalangan untuk menjalankan pekerjaan tersebut maka yang bersangkutan menunjuk seseorang penggantinya salah satu anggota Direksi yang ada;

 Direksi menetapkan kebijaksanaan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. Masing-masing anggota Direksi membawahi masing-masing bidang dengan tidak mengurangi tugasnya dan secara umum membawahi semua kegiatan;

 Mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan dan dapat menyerahkan kuasa kepada seseorang staf yang khusus ditunjuk untuk kepada seseorang dan beberapa pegawai perusahaan baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada seseorang maupun badan lain;

 Melaporkan secara berkala tentang kegiatan perusahaan dan laporan realisasi anggaran kepada Bupati Labuhanbatu/ Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bina.

(14)

14 | bab 7

2. Direktur Umum

Tugas Pokok:

Direktur Umum mempunyai tugas wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bidang administrasi keuangan, pelayanan, personalia, akutansi, logistik dan komputer.

 Mengkoordinasikan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan;

 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan , pengolahan dan perlengkapan;

 Mengendalikan penerimaan dari hasil penagihan rekening penjualan air;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur utama;

 Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama;

3. Direktur Teknik

Tugas Pokok:

 produksi, distribusi, peralatan teknik;

 mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi, sumber mata air, sumber air permukaan dan sumber air tanah;

 Mengkoordinasikan kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia;

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan direktur utama;

 Dalam menjalankan tugasnya Direktur Teknik bertanggung jawab kepada direktur utama.

4. Seksi Anggaran dan Pembukuan

Tugas Pokok:

 Mengkoordinasikan tugas-tugas pada urusan buku jurnal, buku pembantu, buku besar dan laporan keuangan;

 Mengendalikan pembukuan dari setiap transaksi dan biaya pada buku jurnal dan buku pembantu serta pembukuan semua unsur biaya operasi perusahaan, baik biaya langsung maupun tidak langsung;

 Mengawasi/ memeriksa perhitungan harga pokok produksi dan penjualan air;

 Mengawasi dan memeriksa perpindahan dari buku jurnal kedalam perkiraan buku pembantu dan buku besar secara bulanan;

(15)

15 | bab 7

 Meneliti laporan-laporan operasional dari bagian-bagian lain, terutama yang menyangkut keuangan dan biaya serta memeriksa kebenaran tentang pos-pos pembukuan;

 Menganalisa unsur-unsur harga pokok penjualan air serta pendapatan lain, untuk mengusulkan tentang kenaikan tarif, perobahan golongan tarif air minum dan biaya pemasangan sambung baru dan biaya lainnya;

 Melaksanakan dan menyesuaikan kebijaksanaan pembukuan sesuai dengan prinsip akutansi indonesia dan norma pemeriksa akuntan yang berlaku di indonesia;

 Mengadakan koordinasi dengan semua bagian-bagian dan Unit-Unit IKK untuk memperoleh data seluruh biaya operasional perusahaan dan data-data lain yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut;

 Membantu pemeriksa ekstern untuk menyediakan data dan bahan-bahan yang diperlukan;

 Melaksanakan pembuatan voucer serta meneliti kebenaran dokumen pendukung yang akan dibayar serta pembebanan perkiraanya;

 Menyusun anggaran dan biaya perusahaan pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam semua kegiatan;

 Merencanakan/mengawasi serta memberikan rekomendasi tentang pembayaran dan pengeluaran biaya guna memenuhi kebutuhan perusahaan berdasarkan anggaran dan biaya yang telah ditetapkan dalam rencana;

 Menyusun anggaran biaya sesuai dengan kondisi perusahaan serta menyerahkan kepada Kepala Bagian Keuangan dalam rencana-rencana kerja yang akan dilaksanakan;

 Melaksanakan penyusunan realisasi anggaran dan biaya dalam hal pengawas/kontrol terhadap biaya-biaya yang sudah dan yang akan diselesaikan;

 Menyusun anggaran yang menyakinkan dari sumber-sumber mana dana yang akan diperoleh perusahaan;

 Bertanggung jawab atas terlaksananya semua tugas-tugas pekerjaan yang telah ditetapkan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Keuangan;

 Seksi Anggaran dan Pembukuan dikepalai oleh Kepala Seksi dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan.

(16)

16 | bab 7

5. Bagian Pelanggan

Tugas Pokok:

 Mengkoordinaksikan tugas-tugas pemasaran, pelayanan dan pengolahan pelayanan langganan dibidang Lingkungan Hidup seluruh wilayah Rantauprapat dan Unit IKK;

 Melaksanakan penyusunan, usulan kebijakan dan ketentuan baru mengenai tarif air minum, tarif sambungan baru air minum bilamana perkembangan perusahaan membutuhkannya;

 Melaksanakan evaluasi perkembangan sambungan baru langganan air minum guna mencapai target yang telah ditentukan;

 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan hierarki tentang langkah-langkah yang perlu diambil;

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi;

 Melanyampaikan laporan berkala kepada Direksi sesuai dengan pedoman yang berlaku;

 Bagian hubungan langganan dalam menjalankan tugas membawahi seksi pelayanan lapangan;

 Bagian langganan dikepalai oleh seorang Kepala Bagian langganan yang dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Direktur Umum.

6. Bagian Produksi

Tugas Pokok:

 Mengkoordinasikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengolahan dan laboratorium air minum;

 Melakukan pengendalian atas kwalitas dan kwantitas produksi air minum rencana kebutuhan meterial produksi;

 Melaksanakan kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan kimia yang diperlukan;

 Menyusun laporan berkala sesuai dengan pedoman yang berlaku;

 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.

(17)

17 | bab 7

7. Bagian Pengolahan

Tugas Pokok:

 Melakukan pengawasan dan memberi saran serta menjaga kelestarian sumber-sumber air yang telah ada dan mengelolah produksi secara baik;  Melakukan dan memonitoring kegiatan pengujian kualitas dan kuantitas air

minum sehingga didapat produksi yang diharapkan;

 Melakukan pengawasan dan memonitoring meter-meter kontrol secara kontiniu pada instalasi-instalasi produksi dan bertanggung jawab dengan kebenaran langkahnya;

 Membuat standart pemakaian bahan kimia terhadap meter kubik air yang diproduksi;

 Melakukan pengambilan contoh air dari sumber pengolahan, pipa transmisi, pipa distribusi dan rumah-rumah langganan untuk diperiksa guna mengawasi kwalitas air minum;

 Merencanakan dosis bahan-bahan kimia untuk pengobatan dan penjernihan air;

 Melaksanakan pemeriksaan kimia dan bakteriologis air minum secara teratur, melakukan pemeriksaan secara rutin atas sampel air pada jaringan pipa distribusi, pipa dinas dan jaringan pipa dirumah pelanggan;

 Melayani permintaan kwalitas air dari masyarakat/instansi yang memerluka;  Menyusun rencana kebutuhan bahan kimia untuk pengolahan air;

 Seksi dikepalai oleh seorang Kepala Seksi yang dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bagian produksi;

8. Bagian Distribusi/Transmisi

Tugas Pokok:

 Mengkoordinasi tugas-tugas yang berhubungan dengan transmisi, distribusi, perawatan meter dan keuangan kehilangan air;

 Melaksanakan pemasangan pipa transmisi dan distribusi dalam rangka pembagian tekanan secara merata dan terus menerus serta melayani gangguan kelancaran air minum termasuk rencana kebutuhan material transmisi distribusi diseluruh Unit-Unit IKK;

 Melaksanakan penyambungan pipa induk/ jaringan pipa, pompa tekanan dan pelayanan gangguan;

(18)

18 | bab 7

 Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pelaksanaan pekerjaan instalasi penyambungan, pemutusan meterisasi, pengolahan pipa induk/ jaringan, pompa tekan dan pelayanan gangguan;

 Menyampaikan saran, atau pertimbangan kepada direksi sesuai dengan hierarki;

 Menyusun laporan berkala sesuai dengan pedoman yang berlaku.

9. Bagian Perencanaan

Tugas Pokok:

 Mengkoordinasikan tugas-tugas yang berhubungan dengan perencanaan & survey, pengawasan dan arsip & gambar;

 Merencanakan rancangan proyek pengembangan sumber air baku, sistem transmisi/ distribusi beserta perlengkapan dan peralatan yang diperlukan;  Melaksanakan penyusunan anggaran dan biaya, jadwal pelaksana

konstruksi dan program kerja secara terperinci untuk berbagai proyek;  Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi fisik dari proyek-proyek

yang sedang berlangsung apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan;

 Mencari informasi pasar tentang harga barang;

 Menyampaikan data kalkulasi biaya dan jumlah kebutuhan bahan yang berkairan dengan pipa distribusi dan transmisi kepada Direksi;

 Melakanakan pengumpulan data-data situasi dan lain-lain;

 Menyimpan perhitungan-perhitungan instalasi dan melaksanakan opname lapangan atas pemasangan pipa distribusi/transmisi;

 Membuat desain dan menyusun syarat-syarat kerja proyek;

 Menyusun SPK-SPL, melaksanakan opname dalam rangka pengembangan gedung, bangunan air, instalasi produksi, transmisi dan distribusi;

 Membuat gambar dan rencana jaringan air minum baru dan rehabilitasi;  Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan

hierarki tentang lengkap yang perlu diambil dibidang tugasnya;

 Bagian perencana dikepalai oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan bertanggung jawab kepada Direktur Teknik. Untuk lebih jelas mengenai Bagan Organisasi PDAM, lihat Gambar 7.5 berikut ini :

(19)

19 | bab 7

GAMBAR 7.5

BAGAN ORGANISASI PDAM TIRTA BINA KABUPATEN LABUHANABATU

7.3.MASALAH, ANALISIS DAN USULAN PROGRAM

7.3.1 MASALAH YANG DIHADAPI

Permasalahan yang banyak terjadi di suatu struktur kelembagaan adalah:

 Terjadinya tumpang tindih antara tugas dan fungsi pokok yang menjadi tanggung jawab suatu pemimpin di dalam struktur organisasi itu sendiri;  Kurangnya SDM pegawai pemerintah dan non pemerintah, baik dalam tingkat

pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri, sehingga masing-masing individu kurang menguasai lingkup pekerjaannya;

 Kurangnya prasarana, sarana maupun fasilitas kelembagaan, seperti ruangan, perangkat komputer, alat survey, maupun inventaris lainnya, sehingga dapat menghambat kinerja pegawai kelembagaan.

KEPALA DIREKSI JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIS

KASUBAG

KEPEG. KASUBAG KEU. KASUBAG PENRAM KASUBAG

UMUM

KABID TALIH.

KABID APDAL KABID WASDAL

KABID TEKNIK APDAL KASUBBID PENING. KELEMB. KASUBBID

EVALUASI KASUBBID PEMANT. LINGKUNGAN

KASUBBID

PEMULHAN KASUBBID TEKNIK AMDAL

KASUBBID TEKNIK

(20)

20 | bab 7

7.3.2 ANALISIS PERMASALAHAN

Adanya tumpang tindih dalam tugas dan fungsi pokok instansi tersebut disebabkan kurangnya jumlah pegawai yang menguasai bidang-bidang khusus, tertutama sektor yang berkaitan dengan pengembangan investasi jangka menengah Kabupaten Labuhanbatu, sehingga satu orang dipaksakan untuk menangani beberapa bidang, yang bahkan bidang tersebut tidak dikuasinya.

Sedangkan adanya kekurangan di bidang SDM pegawai pemerintah dan non pemerintah tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dala perkembangan zaman yang semakin maju dan tidak diimbanginya dengan sarana dan prasrana yang memadai terutama di dalam hal sarana teknologi.

7.3.3 USULAN PROGRAM

Beberapa program yang disulkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah:

 Diadakannya penseleksian pegawai yang benar-benar berkualitas sesuai dengan bidang yang dibutuhkan di instansi pemerintah dan non pemerintah;  Diberlakukannya sistem satu kepala bagian untuk satu bidang khusus,

sehingga kepala bagian tersebut dapat berkonsentrasi dalam mengawasi dan memajukan bidangnya tersebut;

 Peningkatan kualitas pegawai dengan rutinnya diadakan pelatihan-pelatihan mapun kursus yang dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM;

 Adanya penyaluran dana khusus dan wajib untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana maupun fasilitas yang dibutuhkan.

7.3.4 FORMAT UMUM RENCANA TINDAKAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang kecipta karyaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang kecipta karyaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu pemberian masalah diawali dengan masalah yang sederhana untuk siswa kemudian menuju ke masalah yang lebih sulit Pemberian masalah yang tidak tepat

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Dari hasil simulasi terhadap model ini dapat disimpulkan bahwa peningkatkan efisiensi pemanfaatan knowledge merupakan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Untuk mengetahui hubungan tersebut maka penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

Berdasarkan Tabel 4.4 telah di paparkan bahwa dari ketiga model data curah hujan tersebut dapat di lihat dari nilai AIC atau nilai dari SBC/BIC bahwa model yang baik