• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohana Bipo

NIM: 161134062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

(2)

i

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohana Bipo

NIM: 161134062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

(3)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orangtua dan adik saya, mereka adalah harta saya yang paling berharga, Seperius Selimin, Helen Nonong, dan adik saya, Albertus Nopriyanus Senobol yang selalu setia memberi semangat kepada saya agar terus maju dan menjadi anak yang bisa membanggakan mereka.

2. Sahabat saya, Tere dan Mega yang selalu memberikan saya semangat setiap kali saya jatuh dan yang telah menemani saya dalam mengerjakan skripsi. 3. Teman kontrakan saya, Eka, Elin, dan Merry yang telah memberikan motivasi

serta dukungan kepada saya.

4. Teman-teman saya yang selalu memberi saya dukungan berupa motivasi dan semangat.

5. Dosen PGSD yang telah memberikan saya ilmu selama kuliah. 6. Universitas Sanata Dharma.

(4)

v MOTTO

Kita hidup untuk diri sendiri bukan untuk orang lain. Jadi diri sendiri bukan menjadi orang lain hanya untuk disenangi dan kita pemeran utama dalam hidup

kita.”

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan hari ini cukuplah sehari.”

(5)

viii ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Yohana Bipo

Universitas Sanata Dharma 2020

Penelitian ini dilatarbelakangi untuk menganalisis kesalahan ejaan karangan siswa SD. Namun dalam pembuatan ejaan karangan penggunaan huruf, kata dan tanda baca masih mengalami kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian ini menggunakan ketujuh langkah yaitu, (1) observasi, (2) tahap perencanaan, (3) mempertajam fokus dan perumusan masalah penelitian, (4) pelaksanaan (observasi dan interview), (5) analisis, (6) pengecekan kesalahan, (7) temuan. Pendekatan penelitian ini termasuk dalam penelitian kebahasaan dengan menganalisis ejaan karangan siswa SD. Subjek penelitian adalah 15 siswa kelas IV di salah satu SD Swasta yang ada di Sleman. Objek penelitian adalah analisis kesalahan ejaan pada karangan siswa SD. Intrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan analisis kualitatif yang terdiri dari, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini yaitu (1) kesalahan pemakaian huruf kapital ada 6 kasus kesalahan, (2) penulisan kata ada 4 kesalahan yaitu kurang huruf, kelebihan huruf, perangkai kata, dan penulisan huruf. (3) pemakaian tanda baca ada 5 kesalahan yaitu, tanda titik pada akhir kalimat, tanda koma, tanda tanya, tanda petik, dan kesalahan tanda titik dua. Secara keseluruhan kesalahan ejaan karangan pada siswa kelas IV SD adalah kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

(6)

ix

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF SPELLING ERRORS ON THE FOURTH GRADER STUDENTS’ WRITINGS

Yohana Bipo Sanata Dharma University

2020

The research background is to analyze the spelling errors within the elementary students’ writings. However, there are some spelling errors which include the use of letter orders, words, and punctuation. This research is aimed to describe spelling errors especially on letter orders, word writing, and punctuation usage.

The research employs descriptive qualitative research. This research is designed using seven main steps which are, (1) observation, (2) planning stage, (3) sharpen the focus and formulation of research problems, (4) implementation (observation and interview), (5) analysis, (6) error checking, (7) findings. The research approach is included into language observation by analyzing the spelling of elementary students’ writings. Subject of the research are 15 fourth grader students of one of the private schools in Sleman. The research object is the spelling error analysis on the elementary students’ writings. The research instrument is the research itself. The research employs observation and interview as the data gathering technique. The data analysis technique of this research employs the qualitative analysis which are data gathering, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this research are (1) 6 major errors in capital letter usage; (2) 4 errors in word spelling which include lack letter errors, excess letter errors, word conjunctions, and letter writings; (3) 5 errors in punctuation usage which include full stop at the end of the sentence, comma, question mark, apostrophe, and error in colon usage. In conclusion, the spelling errors on the fourth grader students’ writings are letter usage, words writing, and punctuation usage..

(7)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang ...1

B.Rumusan Masalah ...4

(8)

xiii

D.Manfaat Penelitian ...5

E.Asumsi Penelitian ...5

F.Definisi Operasional ...6

BAB II LANDASAN TEORI ...8

A.Kajian Pustaka ...8

1. PUEBI ...8

2. Analisis ...23

3. Analisis Kesalahan Bahasa...23

4. Ejaan ...24

5. Karangan ...24

B.Penelitian yang Relevan ...25

C.Kerangka Berpikir ...27

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A.Jenis Penelitian ...30 B.Setting Penelitian ...30 1. Subjek Penelitian ...30 2. Objek Penelitian ...30 3. Tempat Penelitian ...31 4. Waktu Penelitian ...31 C.Desain Penelitian ...31

(9)

xiv

1. Observasi ...33

2. Wawancara ...34

E.Instrumen Penelitian ...36

F.Kredibilitas dan Transferabilitas ...36

1. Kredibilitas ...36

2. Transferabilitas ...37

G.Teknik Analisis Data ...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...41

A.Hasil Penelitian ...41

1. Kesalahan Pemakaian Huruf ...42

2. Kesalahan Penulisan Kata ...45

3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ...47

B.Pembahasan ...55

1. Kesalahan Pemakaian Huruf ...55

2. Kesalahan Penulisan Kata ...57

3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ...59

BAB V PENUTUP ...62

A.Kesimpulan ...62

B.Keterbatasan Penelitian ...62

C.Saran ...63

(10)

xv

LAMPIRAN ...66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...93

(11)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel Kartu Data ...36 Tabel 4.1 Tabel Daftar Judul Karangan Siswa ...41 Tabel 4.2 Tabel Kesalahan Ejaan yang Terdapat pada Karangan Siswa Kelas IV disalah satu SD Swasta, Sleman, Yogyakarta ...50

(12)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Karangan Siswa No 9 ...43

Gambar 4.2 Karangan Siswa No 9 ...43

Gambar 4.3 Karangan Siswa No 9 ...44

Gambar 4.4 Karangan Siswa No 4 ...44

Gambar 4.5 Karangan Siswa No 4 ...44

Gambar 4.6 Karangan Siswa No 1 ...45

Gambar 4.7 Karangan Siswa No 3 ...46

Gambar 4.8 Karangan Siswa No 3 ...46

Gambar 4.9 Karangan Siswa No 15 ...46

Gambar 4.10 Karangan Siswa No 1 ...47

Gambar 4.11 Karangan Siswa No 5 ...48

Gambar 4.12 Karangan Siswa No 5 ...48

Gambar 4.13 Karangan Siswa No 6 ...48

Gambar 4.14 Karangan Siswa No 6 ...49

(13)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Tabel 1 Analisis Kesalahan Data Ejaan Karangan ...67 Lampiran 2 Tabel 2 Analisis Data Kesalahan dan Pembetulan Ejaan Karangan Kelas IV ...76 Lampiran 3 Karangan Siswa yang Sudah dianalisis ...88 Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ...92

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi bagi kehidupan sehari-hari sangat penting untuk lingkungan masyarakat. Dimana dengan berbahasa, setiap orang dapat mengetahui berbagai macam informasi berita, fakta, opini, dan masih banyak lainnya yang sering ditemukan lingkungan sekitar. Bahasa adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia satu dengan yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dipakai untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran orang.

Pembelajaran Bahasa Indonesia bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pembelajaran bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, konsep, perasaan, dan pesan kepada orang lain. Dari hal tersebut kita mengenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis, sedangkan berbicara dan mendengarkan merupakan komunikasi lisan. Dalam komunikasi tetulis terdapat adanya kegiatan membaca dan menulis. Kegiatan tersebut merupakan hal yang sesuai dalam EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

Suyanto (2011: 90) menjelaskan bahwa ejaan ialah sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana ucapan atau apa yang dilakukan secara lisan oleh seseorang, kemudian ditulis dalam bentuk tulisan. Ejaan karangan itu sendiri berupa, karangan narasi dan lainnya. Namun adanya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri, yaitu tingkat pemahaman siswa pada Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pengantar Pendidikan yang masih sulit untuk dipahami oleh siswa, khususnya pada

(15)

Ejaan Karangan. Sebagai seorang guru yang merupakan peran penting harus mampu membuat siswa-siswa memahami dengan mampu memberikan penjelasan. Sebagaimana cara membuat karangan sesuai dengan Ejaan dari PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).Kemudian guru juga harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu dengan metode pembelajaran Kualitatif. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk siswa dalam membuat sebuah karangan.

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan juga diartikan sebagai rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Tulisan tersebut dapat berupa karangan narasi. Keraf, (2010: 135) menjelaskan bahwa karangan narasi adalah suatu bentuk rencana, tujuan utamanya adalah tindakan yang dijalin serta dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa dalam hasil karangan. Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, dan lainnya. Pada penelitian ini karangan berupa tulisan sesuai dengan tema dan subtema pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) merupakan tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna.

Ejaan yang disempurnakan ini terdiri dari lima bab, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. Dalam sebuah

(16)

karangan pasti terdapat ejaan bahasa tulis yang sering kali masih salah dalam pengunaan ejaan. Penyebabnya penulis ejaan karangan belum memahami apa itu ejaan dan penempatan ejaan tersebut. Kesalahan ejaan merupakan kesalahan dalam komunikasi tertulis. Kesalahan tersebut dapat mempengaruhi isi dari karangan siswa dan ejaan karangan yang memiliki kesalahan dapat membuat karangan menjadi tidak dapat tersampaikan dengan baik karena adanya kesalahan ejaan.

Berdasarkan observasi kelas IV, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kebingungan dalam menuliskan karangan. Kertas yang dibagikan masih kosong dan belum ada coretan karangan hanya coretan nama siswa. Siswa mengalami kebingungan saat mulai menulis karangan meski ada tema yang diberikan. Tema yang diberikan sesuai dengan pembelajaran di kelas yaitu tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku, Subtema 1 Keberangaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku pada materi Bahasa Indonesia pembelajaran 1. Dengan KD (Kompetesi Dasar) 3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi dan 4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Teks tersebut berisi tentang Suku Bangsa di Indonesia yang meminta siswa untuk membaca, Kemudian peneliti meminta siswa untuk membuat karangan berdasarkan tema yang diberikan. Saat sedang membuat karangan siswa masih kebinggungan merangkai kata dalam tulisan. Kesulitan-kesulitan siswa yang kebinggungan dalam menulis ejaan karangan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dalam menulis karangan terutama dalam ejaan itu sendiri. Dengan demikian, penelitian melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesalahan ejaan dalam penulisan yang dibuat oleh siswa SD di salah satu SD Swasta di Sleman dan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis karangan .

Hal ini pernah diteliti oleh Susan Nauli Silitonga (2016) di dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “ Analisis Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman. Penelitian ini bertujuan

(17)

untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman. Kesalahan ejaan tersebut mencakup: a) kesalahan pemakaian huruf, b) kesalahan penulisan kata, c) kesalahan penggunaan tanda baca. Subjek penelitian ini adalah karangan siswa SD Negeri Gemawang kelas IV dan V. Objek dari penelitian ini adalah penerapan ejaan yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Instrumen penelitian ini menggunakan human instrumen, yaitu peneliti sendiri. Lalu peneliti ingin meneliti hal yang sama berkaitan dengan kesalahan ejaan. Namun pada penelitian yang akan diteliti oleh peneliti memiliki perbedaan, yaitu pada SD yang akan diteliti. Peneliti terdahulu meneliti di salah satu SD negeri, sedangkan peneliti akan meneliti di salah satu SD swasta di Sleman, Yogyakarta. Lalu ada satu lagi perdebaan, yaitu peneliti terdahulu meneliti dua kelas, sedangan peneliti fokus meneliti pada satu kelas.

Maksud dari penelitian ini yaitu meneliti tentang kesalahan ejaan karangan pada siswa disalah satu SD Swasta di Sleman. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan ejaan pada karangan siswa sesuai pada penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti kesalahan ejaan pada karangan siswa yaitu pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa siswa masih ada yang salah dalam pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Solusi untuk mengetahui kesalahan ejaan pada karangan siswa yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan masalah, penelitian in sebagai berikut:

1) Bagaimana kesalahan pemakaian huruf dalam karangan siswa kelas IV?

(18)

3) Bagaimana kesalahan pemakaian tanda baca pada karangan siswa kelas IV?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan kesalahan pemakaian huruf dalam karangan siswa kelas IV

2) Mendeskripsikan kesalahan penulisan kata dalam karangan siswa kelas IV

3) Mendeskripsikan kesalahan pemakaian tanda baca pada karangan siswa kelas IV

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, manfaat penelitian yaitu:

1. Bagi Guru

Guru dapat menjadi pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca sebagai pedoman saat proses belajar mengajar dikelas

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami dan mengetahui pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

3. Bagi Peneliti

Peneliti memberikan wawasan dan pengetahuan baru tentang bagaimana pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

E. Asumsi Penelitian

1. Hal yang Mendukung Penelitian

Siswanya sangat antusias saat peneliti melakukan penelitian, Guru wali kelas 4 bersedia diminta untuk diwawancara serta kelasnya bersedia diluangkan waktu untuk dijadikan tempat penelitian tugas akhir skripsi,

(19)

dan kepala sekolah bersedia diluangkan waktu belajar sekolahnya, untuk dilakukan sebagai tempat penelitian tugas akhir skripsi.

2. Hal yang Tidak Mendukung Penelitian

Pada saat ingin melakukan penelitian, peneliti menghadapi hambatan yaitu harus ganti kelas, Pada saat akan melakukan penelitian pihak sekolah sulit untuk diminta tempat penelitian, Hambatan saat melakukan penelitian, peneliti harus menyesuaikan jadwal pelajaran.

F. Definisi Operasional 1. PUEBI

PUEBI adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. 2. Analisis

Analisis adalah suatu pemeriksaan terhadap suatu objek untuk menentukan permasalahan yang akan diselidiki atau unsur-unsur yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemudian dikupas, diberi penilaian, dan dapat disimpulkan agar mudah dimengerti dimana letak permasalahannya.

3. Analisis Kesalahan Bahasa

Kesalahan bahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengedintikasian kesalahan terdapat dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya

4. Ejaan

Ejaan adalah aturan yang berkaitan dengan tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf,

(20)

penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca dalam sebuah ejaan.

5. Karangan

Karangan adalah hasil mengarang, tulisan, cerita, artikel, dan lainnya kedalam suatu tulisan.

(21)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. PUEBI

EYD adalah salah satu ejaan di Indonesia. Sejak tahun 2015 EYD menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). PUEBI merupakan tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan. Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna.

a) Pedoman-pedoman PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi) 1) Pemakaian Huruf

Dalam pemakaian huruf terdiri dari beberapa huruf yang digunakan sebagai berikut.

a. Huruf Abjad

Huruf Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf , yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z.

b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas 5 huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

c. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

(22)

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Contoh pemakaian dalam kata: autodidak, geiser, dan amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny dan sy masing-masing melambangkan suatu bunyi konsonan.

Contoh pemakaian dalam kata: khusus, banyak, dan senang f. Huruf Kapital

1) Huruf kapital dipakai sebagai hururf pertama awal kalimat. Misalnya: Kamu adalah seorang pelajar

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:Ruben Onsu, Kristina Indah

3) Huruf kapital dipakai dalam petikan langsung. Misalnya: Rina berkata, “Kapan kita pergi?”

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata, nama, agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Misalnya: Mohhamad Hatta,

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

(23)

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya: Profesor Supomo, Wakil Presiden Jusuf Kalla.

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Bali.

9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,dan hari besar atau hari raya.

Misalnya: hari Pancasila, bulan Maulid, hari Minggu.

10)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Meja Bundar, Perang Dunia I

11)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografis. Misalnya: Yogyakarta, Korea Utara, Gunung Merapi.

12)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, yang, dan untuk.

Misalnya: Dewan Perwakilan Rakyat, Republik Indonesia,

Perserikatan Bangsa Bangsa.

13)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke, dan, dari, yang dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca koran Dari Tribun ke Jawa Post.

14)Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama untuk singkatan nama, gelar, pangkat, atau sapaan.

Misalnya: S.Pd. (sarjana pendidikan), S.E. (sarjana ekonomi), Drs. (doktorandus)

(24)

15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Misalnya: Danur bertanya, “ Itu apa, Bu?” g. Huruf Miring

1) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya: Berita kecelakan mobil muncul dari surat kabat Jawa Post. 2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,

bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya: Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya: Ungkapan bhineka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

4) Huruf Tebal

Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.

Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.

5) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau sub bab.

(25)

2) Penulisan Kata

Dalam penulisan kata terdiri dari beberapa kata yang digunakan sebagai berikut.

a. Kata Dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Buku itu sangat tebal.

b. Kata Berimbuhan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya: berjalan,kemauan

c. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: adibusana, infrastruktur, proaktif

d. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.

Misalnya: anak-anak, serba-serbi, sayur-mayur e. Gabungan Kata

Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.

Misalnya: duta besar, orang tua, cendera mata

f. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-istri pejabat, anak istri-pejabat

(26)

g. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.

Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi

h. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan

i. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangakai. Misalnya: acapkali, beasiswa, barangkali

Pemenggalan Kata

j. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: bu-ah, ma-in

k. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya: pan-dai, au-la

1) Jika ditengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk

gabungan huruf konsonan) diantara dua huruf vokal

pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: ba-pak, de-ngan

2) Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya: cap-lok sang-gup

3) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: ul-tra, ben-trok.

(27)

l. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.

Misalnya: ber-jalan, mem-pertanggungjawabkan, per-buat

m. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.

Misalnya: biografi bio-grafi bi-o-gra-fi

n. Nama orang yang terdiri dari dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.

Misalnya: Lagu “Indonesia Raya” diubah oleh Wage Rudolf Supratman.

o. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.

Misalnya: Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita

p. Kata Depan

Kata depan seperti di, ke, dan, dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya: Di mana dia sekarang? Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan

(28)

q. Partikel

1) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik!

2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang terjadi, kamu bisa mengatasinya dengan bijaksana.

3) Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap, atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

r. Singkatan dan Akronim

1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan. Misalnya: S.E.: sarjana ekonomi, A.H. Nasution: Abdul Haris Nasution.

2) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap nama lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisai, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya: NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

3) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: PT perseroan terbatas, MAN madrasah aliah negeri 4) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan

tanda titik. Misalnya: hlm. Halaman, dsb. dan sebagainya.

5) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. atas nama, s.d. sampai dengan.

(29)

6) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: cm sentimeter, kg kilogram, Rp rupiah.

s. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: LAN Lembaga Administrasi Negara, PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

t. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog Badan Urusan Logistik

u. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: iptek ilmu pengetahuan dan teknologi, tilang bukti pelanggaran.

v. Angka dan Bilangan

1) Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Angka Arab (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9), angka Romawi (I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,...)

2) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Misalnya: Mereka membaca buku sampai dua kali.

3) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Misalnya: Lima belas siswa teladan mendapatkan beasiswa.

4) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.

(30)

5) Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih muadh dibaca. Misalnya: Dani mendapatkan bantuan 270 juta rupiah untuk membuka usahanya. 6) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,

isi, dan waktu serta (b) nilai uang. Misalnya: 0,5 sentimeter, 2 tahun 6 bulan 8 hari, 1 jam 30 menit.

7) Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Misalnya: Jalan Mawar 1 No. 15

8) Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya: Markus 16: 7-10

w. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut: 1) Bilangan Utuh. Misalnya: enam belas (16)

2) Bilangan Pecahan. Misalnya: sepuluh persen (10%)

3) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut: misalnya abad XX abad ke-20 abad kedua puluh

4) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. Misalnya: tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)

5) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.

6) Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf.

7) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Misalnya: Simpanglima, Kelapadua

y. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya

1) Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai

(31)

dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Rumah itu telah kujual.

2) Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Surat ini akan dikembalikan kepada si pengirim.

3) Pemakaian Tanda Baca

Dalam pemakaian tanda baca terdiri dari beberapa pemakaian tanda baca yang digunakan sebagai berikut.

a. Tanda Baca Titik (.)

1.Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

2.Tanda titik digunakan dibelakang angka atua huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya:

III. Dapartement Dalam Negeri Direktorat Dalam Negeri Direktorat Jenderal Agraria

3.Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka tersebut merupakan yang terakhir dari deretan angka atau huruf.

4.Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

5.Tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul tulisan, yang tidak berakhir dengan tanda tanya, tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

6.Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya, tetapi tidak jika tidak menunjukkan jumlah.

7.Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepada ilustri, tabel, dan sebagainya.

(32)

b. Tanda Baca Koma (,)

1.Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta

2.Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.

Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

3.Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.

Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak datang

4.Tanda koma tidak gunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan Anang lupa akan janjinya karena sibuk

5.Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.

Misalnya: ....Oleh karena itu, kita harus berhati-hati

6.Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seperti o, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat dalam kalimat.

Misalnya: -O,begitu?

-Wah,bukanmain!

-Hati-hati, ya, nanti jatuh

7.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

(33)

8.Tanda koma digunakan dalam surat.

9.Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama pengarang yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya: Pramudya,Andi. 1996, Tatabahasa Baru Bahasa

Indonesia. Jilid 2 dan 3. Jakarta: PT. Pustaka Rakyat

10.Tanda koma digunakan antara bagian-bagian dalam catatan kaki. 11.Tanda koma digunakan antara nama orang dan gelar akademik yang

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.H.

12.Tanda koma digunakan di muka angka perpuluhan atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

13.Tanda koma digunakan untuk menempatkan keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

14.Tanda koma digunakan untuk menghindari salah baca dibelakangan keterangan awal kalimat. Namun, tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang diakhiri dengan tanda baca tanya atau tanda seru.

c. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua digunakan untuk akhir suatu pernyataan jika diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja dan lemari.

2. Tanda titik dua tidak jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh: Kita memerlukan meja,kursi dan lemari

3. Tanda titik dua digunakan sebuah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

(34)

4. Tanda titik dua digunakan diantara jilid, diantara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul, serta nama kota dan penerbit buku dalam karangan.

Contoh:

Tempo, I (1971), 34: 7 Surah Yasin: 9

d. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara. Misalnya, Malam makin larut; pekerjaan belum selesai.

2. Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dikalimat majemuk. Misalnya, Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk berkerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”

e. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Contoh: Di samping cara-cara lama itu ada juga cara baru

2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung awalan bagian kata belakangnya atau akhiran dengan bagian kata didepannya pada pergantian baris.

Conto: Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.

3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.

(35)

4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu bagian dan juga untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang ditulis dengan angka.

5. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan penghilangan bagian kelompok kata.

Misalnya: ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan, (20x 5000), kesetiakawanan-sosial, bertanggung jawab, bandingkan dengan be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1x25000), tanggung jawab, dan kesetiakawanan sosial

6. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan kata angka, angka dengan –an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.

Misalnya: se-indonesia, se- jawa barat, hadiah ke- 2, tahun 50 – an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri Sekertaris Negara. 7. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa

Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash, pen-tackle-an f. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

2. Tanda tanya yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya

g. Tanda Petik (“)

1. Tanda petik dipakai untuk menempatkan petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lainnya.

2. Tanda petik dipakai untuk menempatkan judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

(36)

3. Tanda petik dipakai untuk menempatkan istilah ilmiah yang kurang dikenal atau yang mempunyai arti khusus.

2. Analisis

Menurut LexyJ. Moleong (2002), pengertian analisis data adalah teknik mengolah data, menggelompokkan data ke dalam suatu susunan dan menjadi satu kesatuan. Hastuti (2003: 19) mengatakan bahwa analisis merupakan suatu penelitian yang bertujuan menemukan inti permasalahan, kemudian dianalisis dari berbagai segi, diberi masukan, lalu disimpulkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dendy Sugiono. (2008: 58) analisis adalah penelitian terhadap peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan sebenarnya (sebab, masalah, dan sebagainya). Dari kedua pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa analisis adalah suatu penelitian (pemeriksaan) terhadap suatu objek untuk mengetahui (menentukan) permasalahan yang akan dianalisis atau unsur-unsur yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemudian dianalisis, diberi komentar atau masukan, dan disimpulkan agar dapat dimengerti letak permasalahannya.

3. Analisis Kesalahan Bahasa

Analisis kesalahan berbahasa, menurut Crystal (dalam Pateda, 1989: 32), adalah suatu cara untuk meneliti, menemukan, menjelaskan kesalahan-kesalahan yang peserta didik yang mempelajari bahasa asing atau bahasa ibu. Analisis kesalahan bahasa merupakan suatu cara yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa tentang pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, mencari kesalahan itu berdasarkan akar permasalahannya, serta penilaian kesalahan itu menurut Ellis dalam Gufron, (2015: 3). Analisis kesalahan adalah sebuah proses yang didasarkan pada analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek yang jelas. Jelas, dimaksudkan sesuatu yang telah ditargetkan

(37)

menurut Hastuti, (2003: 77). Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa kesalahan bahasa adalah cara pengumpulan data dengan menganalisis kesalahan. Kemudian dari hasil data analisis dapat simpulkan dimana letak permasalahannya, dengan berdasarkan pada objek yang telah ditargetkan.

4. Ejaan

Kaidah ejaan dalam tata tulis sangat penting. Kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan pendapat dari pembaca, terhadap pemikiran yang dikemukakan oleh penulis Gantamitreka, (2016: 179). Menurut pendapat lain Gantamitreka, (2016: 9) Ejaan adalah unsur-unsur secara lisan (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta bagaimana penggunaan tanda baca tersebut. Menurut Setyawati, (2010: 156), secara teknis ejaan adalah cara penulisan dalam suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata, proses penulisan, dan penggunaan tanda baca. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah penyusunan penulisan dalam menggambarkan suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, penulisan kata, proses penulisan atau makna penulisan, dan penggunaan tanda baca dalam sebuah ejaan.

5. Karangan

Karangan adalah hasil mengarang tulisan, cerita, artikel, dan lainnya. Karangan adalah hasil karya tulis seseorang untuk mengungkapkan pemikiran ide yang dituangkan dalam tulisan dan menyampaikannya melalui bahasa tulisan kepada pembaca agar mudah dipahami. Depdiknas (2003: 13). “Karangan adalah bentuk ungkapan atau penyampaian ide dengan bahasa tulis yang formal” menurut Siparno, (2007: 3) sedangkan menurut Pratiwi, (2008: 6.37) “karangan adalah penjelasan dari suatu pemikiran ide yang benar dan teratur berdasarkan suatu topik atau pokok pembahasan. Berdasarkan pendapat tersebut, karangan adalah bentuk

(38)

ungkapan, penjelasan berdasarkan gagasan dengan bahasa tulis secara teratur mengenai suatu pokok bahasa yang akan diuraikan lebih luas.

Karangan narasi merupakan penyampaian suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca. Narasi menurut Suparno dan M. Yunus (2006: 4.31) narasi berasal dari kata bahasa inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi ialah yang menyajikan serangkaian peristiwa serta kejadian secara urut. Pastinya berdasarkan urutan waktu, penulis lebih mudah dalam merangkai sebuah karangan narasi. Dalam karangan narasi itu ada beberapa ciri-ciri karangan narasi sebagai berikut: (1) karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa, (2) disajikan dalam waktu serta kejadian menunjukkan peristiwa awal sampai akhir, (3) menampilkan pelaku dalam peristiwa/kejadian, (4) latar digambarkan secara hidup dan terperinci, (5) menunjukan tindakan langsung pada tokoh.

B. Penelitian yang Relevan

Susan Nauli Silitonga (2016) di dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesalahan Ejaan Dalam Karangan Siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman. Kesalahan ejaan tersebut mencakup: a) kesalahan pemakaian huruf, b) kesalahan penulisan kata, c) kesalahan penggunaan tanda baca. Subjek penelitian ini adalah karangan siswa SD Negeri Gemawang kelas IV dan V. Objek dari penelitian ini adalah penerapan ejaan yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Instrumen penelitian ini menggunakan human instrumen, yaitu peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data mengggunakan teknik membaca dan mencatat. Teknik analisis data menggunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu

(39)

sendiri. Teknik keabsahan data menggunakan teknik intrarater. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pemakaian huruf salah satunya kesalahan penggunaan huruf kapital. Ditemukan 6 kasus kesalahan, di antara 6 kasus tersebut kesalahan pemakain huruf kapital yang paling dominan ditemukan. Kedua, penulisan kata ditemukan kesalahan kurang huruf, kelebihan huruf, perangkai kata dan kesalahan dalam penulisan huruf. Ketiga, pemakaian tanda baca yang ditemukan adalah kesalahan tanda titik pada akhir kalimat, kesalahan tanda koma, kesalahan tanda titik koma, dan kesalahan tanda hubung. Secara umum kesalahan pada karangan siswa SD adalah pemakaian huruf kapital, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni (2017) “ Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Guru-Guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur Tahun 2015. Penelitian ini membahas kesalahan ejaan pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal serta penulisan kata yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan dalam pedoman EYD pada Permediknas No. 50 tahun 2015. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015.

Berdasarkan kedua penelitian di atas yaitu, keduanya saling menganalisis kesalahan Ejaan Karangan siswa. Persamaan dari penelitian tersebut menggunakan penelitian kualitatif dan yang dianalisis juga hampir sama dari keduanya yaitu, kesalahan pemakaian huruf, tanda baca dan penulisan kata. Perbedaan dari kedua penelitian tersebut ialah menganalisis karangan siswa dan menganalisis karangan guru. Berdasarkan penelitian yang

(40)

peneliti amati yaitu sedikit berbeda dari kedua penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti kesalahan pemakaian huruf siswa kelas IV SD, kesalahan penulisan kata dan kesalahan tanda baca dalam karangan siswa kelas IV SD. SD yang diteliti berbeda tempat dan juga pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di SD Swasta di Sleman, sedangkan penelitian sebelumnya melakukan penelitian di SD Negeri. serta kelas yang diteliti berbeda. Karangan siswa yang peneliti analisis ialah, karangan narasi tentang aktivitas siswa-siswa pada tema pembelajaran yang sudah dipelajari oleh siswa. Berdasarkan yang terjadi dilapangan siswa dalam menulis karangan masih merasa binggung. Pada saat akan menulis karangan dilembar kertas yang diberikan. Dalam penulisan karangan masih ada ejaan yang perlu diperbaiki. Berdasarkan kesalahan tersebut peneliti meneliti kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca dalam karangan siswa dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

C. Kerangka Berpikir

Pada permasalahan yang peneliti teliti di kelas. Peneliti menemukan bahwa masih ada siswa yang kebinggungan dalam menulis karangan. Kertas yang dibagikan masih kosong dan belum ada coretan karangan meski ada tema yang diberikan. Setelah membuat ejaan karangan kemudian peneliti menganalisis ejaan karangan pada karangan siswa kelas IV untuk menemukan letak permasalahan yang akan peneliti terliti berdasarkan rumusan masalah.

Kemudian dari hasil ejaan karangan peneliti menganalisis kesalahan tersebut berdasarkan PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). PUEBI merupakan tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. Hasil dari analisis Karangan siswa kemudian disimpulkan letaknya\Kesalahan Ejaan pada

(41)

Karangan Siswa Kelas IV SD Swasta yang ada di Sleman. Dalam PUEBI peneliti hanya berfokus pada ketiga kesalahan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. Penelitian yang dianalisis berupa hasil karangan siswa berdasarkan tema yang sudah diberikan.

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangan dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, dan lainnya. Menurut Suyanto (2011: 90) Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang diucapkan secara lisan oleh seseorang, kemudian ditulis dalam betuk tulisan. Terdapat susunan sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad. Menurut pendapat Gantamitreka, (2016: 9), ejaan adalah unsur-unsur secara lisan (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta bagaimana penggunaan tanda baca tersebut.

Ejaan karangan itu sendiri berupa, karangan narasi dan lainnya. Namun adanya permasalahan yang terjadi dalam Bahasa Indonesia sendiri yaitu, pemahaman siswa pada Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan masih sulit untuk dipahami, khususnya pada Ejaan Karangan. Sebagai seorang guru yang merupakan peran penting yang harus mampu membuat siswa-siswa paham tentang ejaan karangan. Dalam ejaan karangan terdapat penulisan huruf, pemakaian kata, serta pemakaian tanda baca. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis kesalahan penulisan huruf, kesalahan pemakaian kata, kesalahan pemakaian tanda baca, sesuai dengan Ejaan dari PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Setelah dianalisis peneliti menemukan kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca dari hasil ejaan karangan siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

(42)

Berdasarkan permasalahan tersebut pada penelitian yang akan peneliti gunakan yaitu, dengan menggunakan penelitian deskriftif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berupa kata-kata yang didapat dari hasil yang diamati. Dengan menganalisis hasil karangan siswa sebagai sampel dalam penelitian ini. Setelah dianalisis kemudian peneliti dapat mengetahui letak kesalahan yang terdapat dalam ejaan karangan siswa. Kesalahan yang terdiri dari kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan pemakaian tanda baca yang peneliti temukan berdasarkan hasil dari desain penelitian yang peneliti gunakan. Kemudian didapat dari teknik pengumpulan data yang terdiri dari observasi dan wawancara dengan guru kelas. Selain teknik pengumpulan data peneliti juga menggunakan intrumen penelitian, kredibilitas, transferabilitas dan teknik analisis data untuk menemukan letak kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas IV.

Kesalahan yang peneliti akan analisis yaitu kesalahan penulisan huruf, kesalahan pemakaian kata, kesalahan pemakaian tanda baca yang kemudian dibuat kedalam tabel kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas IV di satu SD Swasta yang ada di Sleman, Yogyakarta. Dari hasil analisis peneliti dapat menyimpulkan hasil secara keseluruhan sehingga mengetahui apa-apa saja yang perlu dibenarkan dalam ejaan karangan siswa. Berdasarkan hasil kesimpulan pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca tersebut dapat menjadi pedoman guru untuk proses belajar mengajar saat berada di kelas.

(43)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti pilih adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati oleh peneliti (Bogdan dan Taylor melalui Moleong, 2004: 4). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan pada Bogdan dan Taylor lewat Moleong, (2006: 4) mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif digunakan karena masalah yang diteliti adalah berupa data karangan siswa yang lebih tepatnya, dijelaskan dengan menggunakan kata-kata.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin menganalisis kesalahan ejaan pada karangan siswa dengan menggunakan metode kualitatif. Karangan siswa yaitu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV di Salah Satu SD Swasta yang ada di Sleman. Dalam menganalisis kesalahan ejaan karangan siswa sesuai dengan Ejaan dari PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 15 Siswa Kelas IV SD Swasta di Sleman Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Siswa SD Kelas IV Dengan Menggunakan Metode Kualitatif. Analisis Kesalahan penulisan huruf, Kesalahan pemakaian kata dan kesalahan pemakaian tanda baca dalam Ejaan Karangan sesuai dengan Ejaan dari PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

(44)

Objek penelitian tersebut adalah karangan siswa kelas IV SD Swasta di Sleman.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di salah satu SD Swasta yang ada di daerah Sleman di Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Januari 2020 dan hanya satu hari. C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bagian yang diperlukan saat melakukan perencanaan penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk memberikan solusi dalam suatu masalah yang ada. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif yang diperoleh dari pengumpulan data. Moleong (2008: 11) menyebutkan bahwa dalam penelitian deskriptif kualitatif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Langkah-langkah rancangan penelitian (1) observasi, (2) tahap perencanaan, (3) mempertajam fokus dan perumusan masalah penelitian, (4) pelaksanaan (observasi dan interview), (5) analisis, (6) pengecekan kesalahan, (7) temuan. Untuk lebih jelas, berikut di bawah ini langkah pendekatan deskriptif kualitatif menurut Moleong (2008:11).

3.1 Bagan desain penelitian pendekatan deskriptif kualitatis menurut Moleong (2008: 11) Observasi Tahap Perencanaan Mempertajam fokus dan perumusan masalah penelitian Pelaksanaan (observasi, interview) Analisis Pengecekan kesalahan Temuan

(45)

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat akan melakukan penelitian. Saat observasi peneliti melakukan pengamatan kelas di salah satu SD Swasta yang ada di Sleman, Yogyakarta. Saat melakukan observasi peneliti juga mewawancarai salah satu wali kelas dan Kepala Sekolah, untuk meminta ijin melakukan penelitian TA (Tugas Akhir) dengan memberikan surat pengantar dari kampus. Wali kelas yang peneliti wawancarai adalah wali kelas IV saat jam istirahat.

2. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang peneliti lakukan saat akan melakukan penelitian yaitu dengan menyiapkan apa yang digunakan saat melakukan penelitian. Hal-hal yang peneliti siapkan saat akan melakukan penelitian yaitu menyiapkan pertanyaan untuk wawancara wali kelas. Peneliti menentukan waktu akan melakukan penelitian dan di kelas yang menjadi fokus penelitian.

3. Mempertajam fokus dan perumusan masalah penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada kelas IV. Peneliti juga berfokus pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu tentang karangan siswa berdasarkan tema dan subtema pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.

4. Pelaksanaan (observasi,wawancara)

Pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 30 Januari 2020. Peneliti melakukan penelitian di kelas IV dengan meminta siswa untuk membuat sebuah karangan berdasarkan Tema dan Subtema yang telah mereka pelajari sebelumnya. Sementara menunggu siswa meneyelesaikan pekerjaannya saya melakukan interview kepada wali kelas berkaitan dengan pemahaman siswa tentang apa itu membuat karangan dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu sendiri. Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa kelas IV dan

(46)

guru serta berpamitan dengan kepala sekolah kemudian mengucapkan terimakasih karena telah bersedia untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

5. Analisis

Peneliti hanya menganalisis pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca pada ejaan karangan siswa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kemudian data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dikelas. Data hasil analisis juga diperiksa oleh peneliti dan teman sejawat untuk memperoleh kesalahan ejaan pada karangan. 6. Pengecekan kesalahan

Dalam pengecekan kesalahan peneliti menggunakan metode deskrptif kualitatif dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah data yang di koreksi tidak hanya satu orang namun, oleh tiga pengoreksi. Data yang dikoreksi adalah pemakaian huruf, pemakaian kata, dan penulisan tanda baca dalam ejaan pada karangan siswa.

7. Temuan

Hasil koreksian kemudian dibuat kedalam tabel. Dalam tabel tersebut terdapat kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian dalam ejaan pada karangan siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data berdasarkan penelitian kualitatif metodenya yaitu sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal. Riyanto (2010: 98-100) menjelaskan jenis-jenis observasi adalah sebagai berikut: 1.) Observasi Partisipan, dimana orang yang sedang melakukan pengamatan juga ikut serta dalam kehidupan orang yang sedang diobservasi, 2.) Observasi Non Partisipan, apabila

(47)

observer tidak ikut ambil bagian di dalam mengamati, 3.) Observasi Sistematik, apabila pengamat menggunakan pedoman untuk instrumen observasi, 4.) Observasi Non Sistematik, dilakukan oleh pengamat tanpa menggunakan instrumen pengamatan, 5.) Observasi Ekperimental, dilakukan dengan pengamat dimasukkan ke dalam suatu situasi tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan observasi non sistematik. Observasi Non Sistematik dilakukan oleh pengamat (peneliti) tanpa menggunakan instrumen pengamatan untuk mengamati siswa. Hal yang akan diamati peneliti berfokus pada pemahaman siswa dalam penggunaan ejaan karangan, yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, serta pemakaian tanda baca.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode untuk mendapatkan keterangan tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dan penjawab atau informasi dengan menggunakan alat berdasarkan panduan wawancara menurut Moleong, (2008: 186). Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dimana suatu upaya yang dilakukan dengan pengumpulan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, untuk menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong, (2012).

Menurut Koentjroro (2010) ciri dari wawancara semi terstruktur adalah pertanyaannya terbuka namun ada batasan tema dan alur di dalam pembicaraan. Hal ini juga berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh narasumber tidak dibatasi, sehingga narasumber bebas untuk mengemukakan pendapat apa pun selama masih masuk ke dalam konteks pembicaraan. Selain itu, dalam wawancara semi terstruktur ini memiliki sifat fleksibel namun terkontrol. Pertanyaan yang diajukan bersifat

(48)

fleksibel tetapi masih ada kontrol dari peneliti, yaitu tema wawancara. Selanjutnya peneliti dapat mengembangkan pertanyaannya sesuai dengan alur pembicaraan dan sesuai kebutuhan. Dalam wawancara terstruktur ini diperlukan pedoman wawancara yang dijadikan pedoman dalam mengatur alur pembicaraan. Hasil dari wawancara tersebut kemudian akan dikumpulkan dan menjadi informasi yang akan digunakan sebagai bahan kajian di dalam penelitian.

Selain observasi dan wawancara peneliti mendapatkan data narasi siswa yaitu peneliti membagikan selembar kertas kosong untuk menunjang peneliti dan memberikan informasi sebelum mereka menulis karangan narasi.

Untuk memperoleh data dan mengklasifikasikan kalimat-kalimat yang mempunyai kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas IV SD. Peneliti menggunakan teknik membaca dan mencatat. Kemudian peneliti menggunakan metode triangulasi data agar hasilnya lebih valid, jadi dikoreksi tidak hanya satu orang saja melainkan tiga orang. Hasil analisis yang ada dalam data tersebut dicatat ke dalam kartu data, disaring, kemudian diklasifikasikan (dikelompokan). Kartu data tersebut berfungsi untuk mencatat kesalahan ejaan, sedangkan proses penyaringan yaitu untuk menyaring data yang benar-benar mengandung kesalahan ejaan. Berikut format kartu data sebagai berikut.

(49)

Tabel 3.1 Tabel Kartu Data Kartu Data

04/1/P1/K3 Hari Kamis di Kelas 4 ada maha siswa

KPHK Kesalahan Pemakaian Huruf Kata

KPK Kesalahan Penulisan Kata

KPTB Kesalahan Pemakaian Tanda Baca

Keterangan :

04/1 : Menunjukkan nomor data (kelas 4 no 1) P1 : Menunjukkan nomor paragraf dalam tulisan

K3 : Menunjukkan nomor kalimat dalam dalam paragraf KPHK : Menunjukkan kesalahan pemakaian huruf

KPK : Menunjukkan penulisan kata

KPTB : Menunjukkan pemakaian tanda baca E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2013: 262). Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Moloeng (2007: 168) menjelaskan yang dimaksud dengan peneliti sendiri atau manusia sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasi penelitiannya.

F. Kredibilitas dan Transferabilitas 1. Kredibilitas

Validitas kualitatif atau kreadibilitas adalah cara penganalisis terhadap akuransi hasil penelitian dengan menerapkan metode-metode tertentu menurut Creswell, (2007: 285). Kreadibilitas penelitian kualitatif

(50)

ditemukan dari pencapaian keberhasilan dalam mengeksplorasikan masalah atau penguraian tempat (setting), proses pengelompokan sosial atau model interaksi. Deskripsi menyeluruh tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan salah satu tolak ukur kredibilitas dari penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif validitas atau kreadibilitas yaitu dapat diartikan sebagai jujur, adil, sama, serta sesuai dengan sudut pandang informasi yang diteliti. Menilai dengan cermat hasil penelitian seperti penjelasan Creswell (2007: 286) disebutkan bahwa beberapa metode yang dapat dilakukan. Metode tersebut diantaranya adalah triangulasi sumber data, yaitu yang digunakan berupa sumber data, triangulasi metode pengumpulan data, atau triangulasi peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode triangulasi sumber data dengan cara membandingkan hasil penelitian karangan peneliti berdasarkan observasi dan wawancara. Dengan tujuan data yang peneliti ambil memiliki kredibilitas yang akurat dan mendapatkan data yang lengkap agar dapat dianalisis dengan tepat.

2. Transferabilitas

Transferabilitas yaitu pengidentifikasi pendekatan yang digunakan peneliti konsisten untuk diterapkan oleh peneliti lain serta untuk rencana-rencana yang berbeda menurut Creswell, (2007: 285). Transferabilitas lebih mengarah pada suatu penelitian yang dilakukan oleh kelompok tertentu sejauh mana dapat diterapkan pada kelompok lain, tetapi penelitian yang akan diterapkan harus relevan atau memiliki banyak kesamaan dengan setting penelitian itu dilakukan.

Penelitian yang peneliti lakukan yaitu disalah satu SD Swasta yang ada di Sleman, Yogyakarta. SD tersebut memiliki lingkungan dan kondisi fisik sekolah yang baik serta tempat pembelajarannya lumayan kecil karena tiap kelas tidak paralel. SD ini memiliki 9 ruangan. Lingkungan sekolah bersih dan rapi serta penjagaan sekolah yang ketat ada satpamnya.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Kartu Data ........................................................................................36
Tabel 3.1 Tabel Kartu Data  Kartu Data
Tabel 4.1 Tabel Daftar Judul Karangan Siswa
Gambar 4.1 karangan siswa no 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang potensial menjadi penyebab komitmen kalkulatif antara lain usia, masa kerja, kepuasan karir dan niat untuk keluar (Dunham dkk., 1994). Usia dan masa kerja

Mutta työlläni on myös käytännöllinen puolensa, sillä kaiken tämän teorioissa käytetyn ajan jälkeen saan uudenlaisen käsityksen siitä, mistä maineen käsite

Beberapa buah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa‟i, dan yang selain mereka meriwayatkan sejumlah hukum, antara

Model Driven Development (MDD) ini merupakan strategi pengembangan sistem yang menekankan gambar model sistem untuk membantu visualisasi dan menganalisa permasalahan,

Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang

From the tabulated data obtained, it can be observed that the PI-zeolite mixed matrix membrane fabricated with medium polymer concentration coated with silicon rubber

Kepala Dinas Kimpraswil Kota yogyakarta/eko suryomaharsono menegaskan bahwa curah hujan yang mengguyur kota /mengakibatkan kerusakan jalan //kerusakan jalan tersebut /dinilai

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa kesimpuan adalah kemampuan berpidato memiliki hubungan positif dengan penguasaan diksi dan minat berbicara,