• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4. Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam. LO Manusia Sempurna-BAB 4.indd 135 6/4/15 00:12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 4. Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam. LO Manusia Sempurna-BAB 4.indd 135 6/4/15 00:12"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4

Analisa SWOT Untuk

Diamalkan Kaum Awam

(2)

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai

(3)

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan

yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal

yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya

dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana

kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi

Bab 4

Analisa SWOT Untuk

Diamalkan Kaum Awam

(4)

kelemahan (weaknesses) yang ada dan mendapatkan keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada. Selanjutnya,

bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman

(threats) yang ada. Terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Strength (Kekuatan)

Dalam ilmu manajemen atau bisnis sering didengar istilah ini untuk memetakan dan evaluasi strategi perusahaan. Bagi para biarawan/biarawati, para biksu, para petapa, para religius, dan yang khusus menghidupi jalan mistik, semua hal yang dibicarakan di atas sudah paham atau paling tidak pernah mendengarnya, tetapi belum tentu juga menghidupinya. Paling tidak bagi kalangan ini bukan lagi suatu “barang aneh” atau asing di telinga mereka. Selain itu, para biarawan/biarawati atau biksu, para petapa atau sufi atau orang yang memilih jalan mistik sebagai pilihan hidupnya, mereka sebagian besar tidak lagi perlu memikirkan kepentingan atau kehidupan duniawi. Pada umumnya, mereka tidak kawin sebagai jalan penyerahan diri secara total kepada Tuhan Sang Pencipta atau kepada Keyakinan agamanya. Saya tidak akan membahas kalangan ini, karena asumsinya mereka sudah paham.

Bagaimana dengan kaum awam yaitu orang-orang yang

hidup berumah tangga dan punya pasangan suami atau isteri dan

mempunyai anak-anak yang harus diberikan hal terbaik dalam kehidupannya? Harus bekerja dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Orang awam di sini digambarkan sebagai

(5)

Bab 4 Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa

orang yang biasa saja dengan rutinitas kehidupan bersama istri atau suami, anak-anak, dan mereka yang tidak kawin tetapi tidak mempunyai keahlian atau pengetahuan khusus di bidang kesempurnaan manusia beserta tahapannya.

Bagi kaum awam ini apa yang menjadi kekuatan untuk dapat mencapai kesempurnaan manusia dengan melepaskan label-label ke-aku-an hingga pembersihan “aku” dapat melalui tahapan yang dijelaskan pada bab sebelumnya? Sedangkan kaum awam ini dikenal dengan kesibukan rutinitasnya yang harus bekerja mencari nafkah, berkompetisi sesama manusia, berjuang membesarkan dan mendidik anak dan sebagainya. Apalagi hal-hal yang dijelaskan sebelumnya bagi sebagain besar orang pada zaman ini adalah hal asing atau aneh. Bahkan, sebagian besar mereka sudah habis waktunya untuk hal-hal rutinitas kehidupan. Justru keawaman mereka yang menjadi kekuatan sebenarnya. kenapa? Semua yang ada di dalam kehidupan ini adalah ilusi dan ilusi itu selalu seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Di mana ada hal yang biasa pasti ada hal yang luar biasa. Artinya, karena orang awam itu adalah manusia biasa dan tidak mempunyai keahlian atau pengalaman khusus, juga tidak mengkhususkan diri dalam bidang tahap-tahap kesempurnaan yang sudah disebutkan pada bab-bab sebelumnya sehingga yang menjadi kekuatan atau hal yang luar biasa adalah mereka dapat menjalani keseluruhan tahapan kesempurnaan itu lebih luwes seperti air yang mengalir dan tidak terikat dengan disiplin waktu seperti kaum religius atau kaum mistik.

Paling penting bagi awam adalah membuka hati seluas-luasnya untuk Tuhan atau Penciptanya dan menjadikan suara hati sebagai navigator dalam kehidupan. Untuk mendapatkan kekuatan ini dan

(6)

menjadikan suara hati sebagai navigator, maka cukup mendalami dan menekuni segala sesuatu yang diajarkan oleh agama atau kepercayaannya masing-masing. Tidak perlu memikirkan semua tahapan-tahapan kesempurnaan yang disebutkan dalam bab-bab sebelumnya. Pada saatnya, dengan hati nurani yang terbuka akan menuntunnya memasuki atau menjalani semua tahapan tersebut. Hal yang mendasar dari kaum awam adalah berani mendengar dan melakukan apa yang dikatakan suara hati. Untuk memastikan suara hati mempunyai kepekaan apa yang harus dilakukan dan lebih condong kepada kebenaran, maka yang diperlukan adalah “mengasahnya” setiap saat dengan pengetahuan agama atau kepercayaan yang diyakininya.

Para awam mempunyai kelonggaran dan fleksibilitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dapat menentukan pilihan dan jalan hidupnya dengan bebas, dengan dibatasi oleh hukum, norma, moral, etika, budaya dan sosial setempat. Berbeda dengan kaum religius, kaum petapa, mereka yang hidup selibat dan para mistikus serta biarawan/biarawati yang sudah mendedikasikan hidupnya secara khusus langsung menuju tahap-tahap kesempurnaan, mereka mendapatkan pendidikan cukup bahkan terkadang lebih dari yang dibutuhkan untuk memperoleh semua pengetahuan mencapai tahap kesempurnaan.

Sejak lahir ke dunia, manusia sudah dilekati dengan berbagai label kepalsuan hidup, tetapi semua itu dibutuhkan untuk “mengisi” aku atau diri. Pada saat sudah “penuh,” maka saatnya untuk “dikosongkan.” Jadi, semua kepalsuan itu semacam “saringan” atau alat pembantu untuk membersihkan. Bagaimana “mengosongkan” diri jika tidak ada isinya? Ilustrasinya seperti yang dikatakan dalam

(7)

Bab 4 Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa

salah satu recognition: “Delta tahu tidak ada yang salah dengan aku.” Benar dan salah dalam kehidupan juga bagian dari kepalsuan kehidupan dan hal ini seringkali menjadi penghambat bagi manusia untuk menjadi sempurna. Untuk itulah, diperlukan proses tahapan meditasi yaitu mengembangkan kesadaran terhadap semua kepalsuan hidup. Dengan kekuatan kelonggaran, high flexibility, dan kebebasan yang dimiliki para awam serta pengertian yang dalam tentang agamanya maka: Just do it…because nothing is wrong with

me!

Pada saat salah menurut dunia dan mendapat kritik atau masukan, menderita, sedih, galau, takut, merasa bersalah dan lainnya, maka ini sangat bagus untuk semakin memenuhi “aku.” Sebaliknya, jika benar menurut dunia maka akan mendapatkan pujian, gembira, sukses, sukacita, damai, bahagia dan lainnya. Semua ini juga menjadi kesempatan untuk mengisi “aku.” Jadi, apapun yang dilakukan manusia awam semuanya bermanfaat untuk memenuhi “aku.” Dari sini, dapat dikatakan untuk memenuhi “aku” hingga ke level sempurna lainnya maka harus selalu “bergerak” mengembangkan semua talenta yang dimilki tanpa batas. Setelah ini, peluang kekuatan berikutnya adalah bagi kaum awam adalah diberikan alternatif “short cut” melalui hipnoterapi self hypnosis 7th Path. Sedangkan, bagi kaum

religius dan sejenisnya sudah jelas semua ukuran dan aturan serta disiplin yang harus mereka jalankan kecuali para siswa Llama di Tibet yang memberikan kebebasan kepada muridnya. Jika mereka melanggar aturan atau disiplin dan ukuran yang sudah ditetapkan, maka status mereka dapat beralih kembali menjadi awam. Dari sini juga dapat dilihat bahwa kaum awam dan religius mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Semuanya mengambil

(8)

peranan masing-masing dengan saling membantu atau kerjasama tanpa perlu ada yang merasa paling benar, paling suci, paling kudus atau paling tahu dari lainnya.

Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan bagi para awam adalah keterbatasan mereka akan pengetahuan dan tahap-tahap dari proses kesempurnaan. Pada tahap-tahap tertentu agama atau kepercayaan tidak dapat menjangkaunya karena batasan dogma, aturan, hukum dan ajaran yang diberikan agama atau kepercayaan tersebut kepada pengikutnya. Seperti yang dijelaskan pada pembahasan agama dan kepercayaan, hal itu dibutuhkan supaya pengikutnya berjalan di koridor yang jelas, terang dan benar. Dengan kata lain, tidak kacau balau. Selain itu, kaum awam juga disibukkan atau tersita waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidup, persaingan hidup, memenuhi kebutuhan keluarga, memperhatikan pasangannya, memenuhi kebutuhan seksnya, memenuhi kebutuhan raganya, memenuhi kebutuhan psikisnya, pekerjaan dikejar target dan lain sebagainya. Sehingga, semua itu bisa dikatakan sebagai hambatan untuk menuju sempurna. Tetapi, hal itu sekaligus dapat digunakan untuk memenuhi “aku” lebih cepat jika sungguh tenggelam dan menjalani semuanya dengan total dalam “present moment.” Artinya, jika sudah berdamai dan mengerti dengan masa lalu dan tidak ada lagi kekhawatiran atau ketakutan dalam hidup untuk menghadapi masa yang akan datang. Yang ada hanya saat ini demi saat ini (present moment).

Semua kelemahan yang dikatakan di sini tidak ada yang salah dan benar karena sekali lagi itu semua illusi atau kepalsuan. Jadi,

(9)

Bab 4 Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa

kalau merasa perlu kaya, maka usahakan segala cara yang sehat untuk menjadi kaya. Jika ingin punya rumah mewah maka kerahkan segala daya upaya untuk mendapatkannya. Jika ingin punya mobil Ferrari, maka raihlah dengan segala kemampuan. Jika ingin apapun, maka kejarlah dan dapatkan semua yang Anda impikan atau cita-citakan tersebut. Hanya saja, supaya semuanya tidak menjadi “mesin pembunuh” dalam kehidupan atau menjadi penghalang abadi untuk menjadi sempurna, maka sangat disarankan untuk tetap berpegang teguh menghidupi agama atau kepercayaannya, meski berlumur dosa atau salah atau benar atau sukses sekalipun.

Ingatlah selalu bahwa semua itu dibutuhkan untuk memenuhi “aku.” Jika manusia tetap dalam koridor agama atau kepercayaannya, maka “bibit” jiwa kehidupan yang diberikan sejak lahir ke dunia akan menjadi penyeimbang, sehingga jika salah maka “bibit” kehidupan yang sudah berkembang dalam suara hati itu akan menjadi penyeimbang untuk kesadaran pada pertobatan. Jika sukses atau benar, maka juga akan menjadi penyeimbang untuk bersyukur. Sehingga dari semua peristiwa kehidupan yang ada dan dengan hadirnya penyeimbang dalam kehidupan melalui agama atau kepercayaannya, maka dengan sendirinya, jika sudah saatnya, akan seperti air yang mengalir dan membawa manusia pada tahap kesempurnaan yang berikutnya.

Opportunity (Peluang/Kesempatan)

Peluang atau kesempatan untuk mencapai tahap sempurna hingga melalui jalan mistik sangat besar bagi kaum awam dengan penemuan dan pengertian yang baru tentang perlunya

(10)

“membakar” alam bawah sadar dengan hipnoterapi self hypnosis 7th Path yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ilustrasinya seperti

teori membuat kopi dengan alat yang dibakar di api. Bahkan, peluang atau kesempatan untuk menjadi sempurna lebih besar dibandingkan dengan kaum religius dan sejenisnya. Selama ini, dan dari pembelajaran sejarah, justru membuktikan sebaliknya, di mana kaum religius dan sejenisnya yang mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai kesempurnaan. Kenapa saya berani melawan sejarah dan mengatakan sebaliknya, yaitu kaum awam mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai kesempurnaan? Perlu dicermati di sini adalah waktu, tempat dan kondisinya.

Pada abad-abad sebelumnya, kaum religius, mistikus dan sejenisnya, sungguh-sungguh terbenam dalam keterkondisian mereka untuk memahami kehadiran manusia, alam semesta dan Tuhan atau pencipta yang tidak pernah disaksikan atau dilihatnya sendiri. Semuanya menjadi misteri yang mengasyikkan untuk dicerna, diolah, dan ditemukan. Sehingga, lahirlah para kudus, mistikus, kaum religius, sesuai dengan denominasi agama atau kepercayaannya. Sementara pada zaman sekarang, semua itu menjadi kurang menarik karena ditenggelamkan oleh sifat manusia yang konsumeristik dan komersialis, di mana mereka menginginkan segalanya serba instan.

Bagi awam ini akan menjadi peluang yang besar karena dengan

sifat itu menjadi yang paling banyak menghadapi penderitaan, kekhawatiran, ketakutan, kegagalan, kesuksesan dan lain sebagainya. Disebabkan menjadi yang paling banyak, kaum awam menjadi “motor” dalam kehidupan dunia dan pasti yang paling banyak mendapatkan dampaknya. Sehingga, dengan dampak yang banyak itu, maka akan mempercepat “aku” untuk penuh dan membawa

(11)

Bab 4 Analisa SWOT Untuk Diamalkan Kaum Awam MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa

manusia menuju tahap kesempurnaan selanjutnya. Kepenuhan “aku” adalah syarat mutlak sebagai “bahan bakar” yang dipakai dalam 7th

Path untuk “membakar” semua pengalaman suka dan duka serta pengalaman illusi atau kepalsuan lainnya dengan menggunakan Tuhan atau The Highest Power yang diyakininya.

Sekali lagi, saya menekankan dan mengulangi, bahwa untuk itulah diperlukan konsep Tuhan atau Sang pencipta atau Tuhan lainnya melalui agama atau kepercayaan yang diyakininya. Jika tidak ada konsep ini, maka “bahan bakar” yang diperoleh dari alam sadar menjadi tidak berguna dan tidak dapat “membakar” kopi hingga menguap menjadi cairan kopi yang siap untuk diminum. Selain daripada kaum awam yang paling banyak terkena dampaknya (seharusnya jika manusia total dalam setiap aktifitasnya), maka sesuai dengan perkembangan zaman di mana manusia ingin lebih cepat, maka proses kesempurnaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya menjadi faktor pendukung untuk memperoleh peluang atau kesempatan yang lebih besar menjadi sempurna. Hanya saja, saya perlu memberi catatan penting di sini, dengan syarat kaum awam beraktifitas dengan total dan mengalir serta tetap dalam ajaran agama atau kepercayaannya.

Threat (Ancaman)

Dari pendekatan kekuatan, kelemahan, dan kesempatan yang sudah dijelaskan di atas, maka yang menjadi ancaman adalah risiko yang ditimbulkannya. Risiko yang ditimbulkan dan yang menjadi

faktor ancaman adalah kesombongan rohani, meskipun bagi dunia

(12)

dunia sangat membutuhkan faktor ini untuk meraih segala impian atau cita-cita untuk membuat yang mustahil menjadi mungkin. Ini bisa menjadi ancaman karena akan menjadi penghambat atau penghalang bagi manusia. Bahkan, bisa menghentikan manusia untuk terus bergerak ke tingkat proses kesempurnaan selanjutnya. Jangan khawatir, meski ada ancaman yang bisa menghentikan manusia mencapai kesempurnaanberteguhlah kepada ajaran agama. Selain itu, hal ini dapat diatasi dengan kerjasama dengan kaum religius atau sejenisnya, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sehingga, dengan keadaan ini, religius dan awam saling membutuhkan dan dapat bekerjasama untuk mencapai kesempurnaan atau kekudusan bersama. (*)

Referensi

Dokumen terkait

dengan keunggulan memiliki multifungsi dimana dapat digunakan untuk meja tulis dan dapat mengefesiensikan tempat, tempat benang/rak benang yang terpilih adalah alternatif 3

Dengan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu

hal ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap mutu kesesuaian (comformance quality) cukup sesuai karena kesesuaian rasa dengan warna sesuai, kesesuaian

Analis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) yaitu insentif dan variabel tidak bebas (Y) yaitu produktivitas kerja karyawan yang

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang atau Asungkertha Waranugraha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan

kerja adalah hukuman manusia sebenarnya hidup bahagia tanpa kerja di taman firdaus, tetapi karena ia jatuh kedalam dosa, maka ia dihukum untuk bisa hidup

Variabel yang paling berpengaruh antara Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Mura>bah}ah dan Dana Simpanan Wadi>‘ah terhadap Bonus Wadi>‘ah pada Laporan

Cahaya matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan dibumi. Matahari sangat berguna bagi petani untuk mengeringkan hasil-hasil bumi, para nelayan menjemur ikan dibawah sinar