• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi V, Juli - Desember"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DENGAN MENERAPKAN SISTEM ISO 9000

Oleh : Mardiaman

Dosen Universitas Mpu Tantular, Jakarta

ABASTAK

Stasiun pengisian bahan bakar telah banyak dibangun, terutama di kota yang pertumbuhan jumlah kendaraannya cukup tinggi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mencari nilai perbandingan biaya pelaksanaan dan nilai kontrak pembangunan stasiun pengisian bahan bakar oleh kontraktor. Metode yang digunakan ialah dengan cara survey dengan mengambil data pengeluaran biaya pelaksanaan dan kontrak pada 13 proyek yang dilaksanakan oleh Kontraktor. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perbandingan biaya pelaksanaan dan nilai kontrak sebesar 81,837 %.

Kata kunci: stasiun bahan bakar, biaya pelaksanaan, nilai kontrak, kontraktor.

ABSTRACT

Many the fuel tank fill station have been built, primarily in cities in which motorization growth rate is highly enough. The objective of this paper is to find ratio of the construction cost and contract value by contractor. Method used by surveying with taking construction cost and contract value of 13 project conducted by contractor. The data analysis shows that ratio construction cost and contract value is 81.837%.

Keywords: fuel tank station, construction cost, contract value, contractor

PENDAHULUAN

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah banyak dibangun oleh operator SPBU di seluruh Indonesia, khususnya di Jakarta Jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta sebanyak 264 dan harus melayani sekitar 4,9 juta unit kendaraan bermotor (www. Jakarta.com). Pembangunan Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Umum (SPBU) sangat cepat karena adanya peningkatan jumlah pengguna kendaraan bermotor (Tabel 1)

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar (tidak termasuk TNI, Polri, CD), Tahun 2001-2006.

Jenis Kendaraan Bermotor

Tahun Sepeda Mobil Mobil Mobil Jumlah Motor Penumpang Beban Bis

2001 1813136 1130496 347443 253648 3544723 2002 2257194 1195871 366221 254849 4074135 2003 3316900 1529824 464748 315652 5627124 2004 3940700 1645306 488517 316396 6390919 2005 4647435 1766801 499581 316502 7230319 2006 5310068 1835653 504727 317050 7967498

(2)

Pembangunan SPBU sangat penting bagi kelangsungan usaha pemilik usaha. Selain itu, pesatnya pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga akan menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan bisnis nasional.

Pelaksanaan pembangunan proyek SPBU dilakukan kontraktor melalui proses tender ataupun penunjukan langsung. Pemilik proyek memberikan kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab pembangunan SBU kepada Kontraktor Pelaksana dengan sistem kontrak tertentu.

Pelaksanaan semua proyek konstruksi termasuk proyek SPBU oleh PT. Sinar Mutiara Indah akan dikerjakan dengan perencanaan yang baik. Pada pembangunan SPBU ini akan dikerjakan menurut standar mutu ISO 9000 seri 9001:2000 untuk meningkatkan kinerja mutu. Manajemen kontraktor harus mampu memimpin sebuah organisasi pelaksana proyek sampai pada pemilihan sumber daya manusia yang profesional dan handal. Dalam hal ini Kontraktor Pelaksana membentuk Tim Manajemen yang bertanggung jawab untuk melaksanakan proyek tersebut dengan konsep pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan secara berkelanjutan meningkatkan keefektifan melalui komunikasi kepada organisasi yang dibentuk tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan termasuk peraturan-peraturan hukum didalamnya, penetapan kebijakan mutu, menjamin bahwa sasaran-sasaran mutu telah ditetapkan, melaksanakan tinjauan manajemen dan yang juga penting yaitu menjamin tersedianya sumber daya.

Organisasi yang dibentuk oleh Kontraktor Pelaksana harus dapat menetapkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek pembangunan SPBU. Pembangunan SPBU oleh kontraktor diharapkan mendapatkan keuntungan dari perbedaan antara biaya pelaksanaan dan kontrak.

Permasalahan

Pada pembangunan SPBU oleh kontraktor diperlukan manajemen yang dapat memuaskan secara ekonomi tetapi tetap menjaga mutu. Masalah yang ada adalah berapa besar perbedaan antara biaya pelaksanaan dan kontrak sehingga pada saat melakukan tender, kontraktor dapat memnentukan penawaran harga yang tepat. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan besarnya simpangan persentase biaya pelaksanaan dan kontrak.

PEMBAHASAN

Sistem manajemen mutu ISO 9000 seri 9001:2000 merupakan sistem yang berfokus pada proses dan pelanggan. Pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9000 seri 9001:2000 akan membantu organisasi dalam menetapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Salah satu acuan standar sebuah kontrak kerjasama berdasarkan ISO 9000 seri 9001:2000 adalah mengacu kepada tingkat kedisiplinan pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah kontrak kerja. Maksud kontrak kerja dimaksudkan bahwa setiap pihak yang lalai dari tugas/tanggung jawabnya akan mendapatkan sangsi(denda) sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Interpretasi terhadap persyaratan standar ISO 9000 seri 9001:2000 dilakukan berdasarkan pemahaman serta pengalaman penulis ketika menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 seri 9001:2000 pada proyek pembangunan SPBU Sunter dan SPBU lainnya.

Karakteristik Proyek SPBU

Rincian pelaksanaan pekerjaan pembangunan sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), mulai dari tahap awal pekerjaan sampai selesai adalah: pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan tangki pendam, pekerjaan instalasi pemipaan, bangunan SPBU, pekerjaan struktur lantai tingkat, pekerjaan struktur atap bangunan kantor, bangunan SPBU, pekerjaan pondasi dan lantai dasar, pekerjaan struktur atap bangunan kantor, pekerjaan arsitektur, pekerjaan pemasangan kanopi SPBU, pemasangan kanopi trailer 5x9.3 m, pekerjaan pemasangan kanopi motor, pekerjaan jalan beton slab, dinding penahan tanah, pekerjaan instalasi listrik, pekerjaan BRC, pekerjaan saluran tertutup, pekerjaan saluran terbuka, bak kontrol, pekerjaan saluran grill, pekerjaan rumah racun api, pekerjaan kansteen jalan, perlengkapan, pekerjaan pertamanan/rumput gajah dan tanaman kecil, pekerjaan rekondisi saluran kota, pekerjaan genset dan rumah genset Aplikasi Manajemen Mutu

Apabila ada persyaratan-persyaratan dari Standar Internasional ISO 9000 seri 9001:2000 yang tidak dapat diterapkan karena keadaan organisasi dan produknya, maka persyaratan itu dapat dipertimbangkan untuk dikeluarkan. Akan tetapi, persyaratan-persyaratan yang tidak dapat diterapkan tetap harus dibuktikan sehingga tidak akan mempengaruhi kemampuan organisasi dan juga tanggung jawabnya untuk memberikan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan peraturan-peraturan yang dapat diterapkan.

(3)

Manajemen mutu dapat dijalankan melalui

Total Quality Management (TQM), yang

sesungguhnya merupakan payung dari segala sistem manajemen mutu pada penerapan TQM. Pada penerapan TQM dituntut adanya siklus yang berjalan terus menerus yang meliputi perencanaan (plan), pendidikan dan latihan, tindakan/pelasanaan (action), pemeriksaan (monitor), perbaikan (improve) dan peninjauan (review).

Menekankan pada komitmen manajemen puncak (top management commitment).

Manajemen organisasi harus memberikan komitmen menuju pengembangan dan peningkatan sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 melalui beberapa hal berikut : 1). Memiliki kesadaran yang cukup terhadap

persyaratan dan peraturan-peraturan yang

ada serta diterapkan pada lingkup organisasi dari produk yang ditawarkan.

2). Memulai atau mengajukan tindakan/ukuran-ukuran serta mengkomunikasikannya

keseluruh organisasi tentang pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan.

3). Menetapkan Kebijakan Mutu (Quality

Policy) dan tujuan Mutu (Quality Objectives).

Dalam sektor industri konstruksi, keterlambatan waktu penyelesaian proyek adalah suatu resiko yang paling sering terjadi. Hal ini merupakan refleksi dari sifat dan karakteristik proyek itu sendiri dimana dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal dari proyek tersebut (Gambar 1).

Waktu

Biaya

Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, dimana waktu

Perencanaan

Biaya

waktu

Changes

Sukses/ Resiko

Kontraktor

Jadwal

Mutu

Pemilik

Kontrak

k

(4)

penyelesaian pelaksanaan proyek konstruksi adalah merupakan suatu pertimbangan yang penting bagi pemilik proyek dan bagi pelaksana konstruksi/kontraktor. Setiap perjanjian kerja antara kontraktor dan pemilik proyek, waktu penyelesaian konstruksi menjadi salah satu bahasan utama. Kontraktor diwajibkan dalam perjanjian kerja tersebut untuk menyelesaikan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan waktu penyelesaian yang ditentukan beserta denda/sangsi keterlambatannya.

Dalam pelaksanaan konstruksi beberapa hal yang tidak diharapkan dan tidak diantisipasi dapat terjadi dan mempengaruhi waktu penyelesaian yang dibutuhkan, dan jika kontraktor gagal menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja, maka keterlambatan dipastikan terjadi dalam proyek tersebut dan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan. Terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat disebabkan oleh kontraktor dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan konstruksi proyek seperti schedule kerja yang mundur, keterlambatan material, dan lain-lain. Keterlambatan juga dapat disebabkan oleh pihak pemilik proyek, perencana proyek, kondisi alam, dan organisasi-organisasi/pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam proses pelaksanaan konstruksi.

Menurut CM Popescu dan C Chaorengam, (1995) ada beberapa kategori keterlambatan diatas, sebagai berikut

1. Excusable Delay, adalah suatu keterlambatan

yang bukan merupakan tanggung jawab kontraktor, dan dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :

2. Compensatory Delay, yaitu diakibatkan oleh

pihak owner atau pihak perencana, dan keterlambatan ini memberikan hak kepada kontraktor untuk mendapatkan kompensasi tambahan biaya dan waktu atas keterlambatan tersebut.

Faktor-faktor penyebab keterlambatan ini adalah sebagai berikut :

Penyebab dari pihak pemilik proyek/owner: 1. Gagal menyediakan lahan

2. Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja

3. Menyediakan dana yang tidak mencukupi 4. Kegagalan dalam menyediakan

perlengkapan atau kompone material

5. Menghambat pekerjaan  Penyebab dari pihak perencana :

1. Rencana dan spesifikasi yang tidak sempurna

2. Tidak dapat menyediakan gambar kerja sesuai dengan jadwal

3. Keterlambatan dalam proses persetujuan gambar kerja

4. Keterlambatan dalam Changes Order

5. Instruksi penghentian pekerjaan 3. Noncompensatory Delay, yaitu keterlambatan

yang tidak disebabkan oleh pihak manapun yang terlibat, dan pihak kontraktor mendapatkan hak untuk ntambahan waktu dengan tanpa penambahan biaya. Penyebab keterlambatan ini adalah seperti Acts of God, kerusuhan, embargo, cuaca buruk, dan pemogokan.

4. Nonexusable Delay, adalah suatu keterlambatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat penggantian biaya atau perpanjangan waktu karena penyebabnya sepenuhnya merupakan kesalahan dan tanggung jawab kontraktor.

Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan ini antara lain :

1. Lambatnya pengiriman material 2. Lambatnya mobilisasi

3. Keahlian tenaga kerja yang tidak sesuai 4. Jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi 5. Pemogokan tenaga kerja yang disebabkan

oleh perlakuan yang tidak adil

6. Gagal dalam mengkoordinasi sub kontraktor

Concurrent Delay, Merupakan keterlambatan

yang disebabkan oleh faktor-faktor dari Non Excusable Delays dan faktor-faktor dari

Excusable Delays yang terjadi secara bersamaan. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan pengkajian lebih dalam oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek untuk melihat penyebab keterlambatan proyek, sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi keterlambatan.

Ada beberapa faktor penyebab keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor yang akan diuraikan pada Tabel 2.

(5)

Tabel 2. Faktor-faktor penyebab keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor (MZ Abdul Majid and Ronald MC Caffer, 1998) PENYEBAB

KETERLAMBATAN

FAKTOR KONTRIBUSI

Material

o Keterlambatan pengiriman

o Kemampuan suplier/sub kontraktor o Kerusakan material

o Jeleknya mutu

o Tidak adanya komunikasi

o Kurangnya perencanaan dan pengendalian

Tenaga Kerja

o Keterlambatan mobilisasi o Ketrampilan dan keahlian o Kurangnya motivasi o Tidak adanya komunikasi

o Kurangnya perencanaan dan pengendalian Peralatan o Keterlambatan mobilisasi

o Jenis dan jumlah peralatan o Peralatan yang tidak layak pakai o Tidak adanya komunikasi

o Kurangnya perencanaan dan pengendalian Perencanaan yang

tidak matang

o Kurangnya pengalaman/keahlian o Kurangnya fasilitas

o Prosedur yang tidak menunjang

Keuangan

o Kurangnya monitoring dan pengendalian o Kemampuan pendanaan

o Keterlambatan pembayaran ke suplier/subkontraktor Kurangnya pengendalian dan monitoring o Kurangnya pengalaman/keahlian o Kurangnya fasilitas o Keterbatasan personil o Kurangnya motivasi

o Parameter-parameter dalam kontrak yang tidak jelas o Prosedur yang tidak menunjang

Sub Kontraktor

o Keterlambatan pengiriman /mobilisasi o Kemampuan subkontraktor

o Jeleknya mutu

o Kurangnya monitoring dan pengendalian o Keterkaitan dengan suplier lain

o Subkontraktor bangkrut Koordinasi yang

tidak baik

o Kurangnya pengalaman o Prosedur yang tidak menunjang o Keterbatasan personil

PENYEBAB

KETERLAMBATAN FAKTOR KONTRIBUSI

Metode konstruksi yang tidak sesuai

o Kurangnya pengalaman o Prosedur yang tidak menunjang o Keterbatasan sumber daya o Kesalahan metode Keterbatasan

tenaga ahli

o Keterlambatan mobilisasi o Perencanaan yang tidak memadai o Kurangnya pengalaman

o Ketersediaan tenaga ahli Komunikasi yang

tidak baik

o Kurangnya pengalaman o Kurangnya fasilitas

(6)

Selanjutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi jadwal pelaksanaan konstruksi, yang diuraikan dalam Tabel 3. sebagai berikut ;

Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Jadwal Pelaksanaan Konstruksi(B. Mulholand dan J.Christian)

o Fasilitas sementara o Persetujuan gambar kerja o Persyaratan dan standar o Standar dokumen kontrak o Fasilitas yang ada o Perijinan pemerintah o Hubungan tenaga kerja

o Perencanaan sumber daya tenaga kerja o Pengendalian kualitas

o Keselamatan kerja o Produktivitas

o Koordinasi dalam pelaksanaan o Jalan masuk proyek

o Keterlibatan pihak ketiga o Rencana Start up

o Perencanaan peralatan utama o Pengalaman manajemen proyek o Anggaran manajemen proyek o Proses pengendalian proyek

o Sumber daya manajemen pengelolaan proyek

o Jaminan kualitas o Kompleksitas proyek o Durasi proyek

o Prosedur dalam proyek

o Kejelasan wewenang dan tanggung jawab kerja

o Campur tangan owner o Kesalahan desain o Pekerjan tambah o Perubahan desain

o Peninjauan Constructability o Strategi kontrak

o Kondisi lapangan yang berbeda o Ketersediaan material dan peralatan o Pengendalian prestasi pekerjaan o Lokasi proyek

o Staf manajemen dilapangan o Pengaruh cuaca

o Kesalahan dalam pelaksanaan o Manajemen penyimpanan material o Kerusakan material

o Model Organisasi proyek

o Estimasi dan definisi lingkup pekerjaan o Pendanaan dan anggaran proyek o Penjadwalan proyek

o Manajemen dokumentasi o Aturan dan pelaporan o Pengendalian Changes Order

Pengukuran dan pemantauan produk. Sebuah perusahaan kontraktor pelaksana harus menetapkan tahap-tahap yang ketat untuk mengukur dan memantau karakteristik produk, memiliki bukti yang mengkonfirmasikan bahwa karakteristik produk memenuhi persyaratan sesuai standar mutu serta memiliki bukti-bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang didokumentasikan. Di sisi lain itu, perusahaan kontraktor pelaksana juga harus menjamin bahwa produk yang akan diserahkan kepada pelanggan apabila semua aktivitas yang di spesifikasikan telah diselesaikan secara memuaskan, kecuali hal-hal lain yang sebelumnya telah disetujui oleh pelanggan. Penerapan Sistem Mutu ISO 9000 seri 9001:2000

Standar Manajemen Mutu ISO 9000 seri 9001:2000 merupakan standar yang mengatur proses. Industri manufaktur maupun konstruksi jelas memiliki suatu proses, yaitu sejak menerima order ataupun mengikuti tender sampai dengan penyerahan hasil kerja. Proses inilah yang diatur dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sedemikian rupa, sehinga

setiap langkahnya akan mengarah dan mendukung tercapainya hasil akhir yang disyaratkan pelanggan, pemberi tugas/pemilik proyek yang antara lain adalah waktu penyelesaian proyek.

Dengan menetapkan persyaratan-persyaratan dalam ISO 9000 seri 9001:2000 maka sebab-sebab ketidaksesuaian produk seperti antara lain sebab-sebab keterlambatan waktu penyelesaian proyek dapat dicegah/diminimalkan. Dengan menerapkan ISO 9000 seri 9001:2000, maka faktor-faktor penyebab keterlambatan dapat dicegah dan diminimalisasi, sehingga masalah kinerja waktu proyek tersebut menjadi semakin terkendali dan meningkat.

Konsep Nilai Hasil

Konsep dasar nilai hasil yang digunakan untuk menganalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran biaya. Ada tiga indikator yang dipergunakan untuk prakiraan pencapaian biaya yaitu:

1. ACWP (actual cost of work performed) Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, yang merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang

(7)

digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya akhir bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead.

2. BCWS (budgeted cost of work scheduled). Anggaran yang disusun untuk paket pekerjaan tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal, dan lingkup kerja, dimana pada tiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dengan menggunakan indikator di atas dapat dihitung berbagai faktor yang menentukan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek. Kinerja proyek SPBU ditentukan dengan perbandingan ACWP dan BCWS dinyatakan dengan persentase. Makin kecil nilai perbandingan ini, maka keuntungan makin tinggi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dengan Objek penelitian proyek-proyek pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikerjakan oleh PT. Sinar Mutiara Indah. Periode pekerjaan dilakukan mulai bulan Oktober 2008 sampai dengan Bulan Maret 2009.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data primer berupa data pengeluaran biaya masing-masing pada 13 proyek Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikerjakan oleh PT. Sinar Mutiara Indah. Biaya tersebut adalah biaya yang tercantum sesuai data kontrak kerja dan biaya realisasi di lapangan. Sampel data proyek yang digunkan sebanyak 13 (tiga belas) berkas proyek. Data yang diambil dari kontraktor PT. Sinar Mutiara Indah adalah data biaya pelaksanaan konstruksi dan data nilai kontrak yang diterima. Dengan membagi biaya pelaksanaan dan nilai kontrak, maka akan diperoleh persentasi biaya pelaksanaan untuk ke tiga belas proyek.

Hasil dan Analisis Hasil

Data-data kontrak kerja dan analisis data simpangan untuk ke 13 (tiga belas) data/nilai kontrak kerja pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), disajikan pada Tabel 4.

Tabel. 4 Data BCWS dan ACWP Proyek SPBU No Jenis Proyek Kontrak (Rp)

( BCWS) Realisasi (Rp) (ACWP) P= (BCWS/ACWP) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SPBU 1 SPBU 2 SPBU3 SPBU 4 SPBU 5 SPBU6 SPBU 7 SPBU8 SPBU 9 SPBU 10 SPBU 11 SPBU 12 SPBU13 5.534.205.000.- 1.185.949.000.- 2.703.450.000.- 4.158.302.000.- 3.004.631.500.- 3.175.000.000.- 1.609.809.000.- 2.793.000.000.- 3.700.000.000.- 4.500.507.000.- 3.235.665.500.- 1.142.831.500.- 5.892.124.000.- 5.478.784.500.- 981.365.500.- 1.637.404.000.- 2.300.109.500.- 2.574.021.000.- 2.941.863.500.- 1.542.002.000.- 2.515.875.500.- 3.494.330.000.- 3.510.619.500.- 2.522.036.500.- 946.816.000.- 4.055.844.500.- 98,998 82,749 60,567 55,313 85,668 92,657 95,787 90,077 94,441 78,004 77,944 82,848 68,835 Rata-rata ratio biaya pelaksanaan dan kontrak P = 81,837

Dari hasil perhitungan diperoleh (%) persentase biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan kontraktor pelaksana untuk 13 sampel proyek yang dianalisis, yaitu sebesar 81,837 % dari nominal nilai kontrak kerja. Dengan hasil tersebut, maka kontraktor mendapatkan keuntungan rata-rata 18,163 % untuk setiap proyek yang dikerjakan.

Sebuah perusahaan kontraktor pelaksana harus merencanakan dan menetapkan tahap-tahap yang ketat untuk mengukur dan memantau karakteristik produk, memiliki bukti yang mengkonfirmasikan bahwa karakteristik produk memenuhi persyaratan sesuai standar mutu serta memiliki bukti-bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang didokumentasikan. Sebuah

(8)

perusahaan kontraktor harus menjamin bahwa proses realisasi produk di bawah pengendalian mutu agar memenuhi persyaratan produk sesuai standar mutu guna mencapai tujuan kualitas produk, kebutuhan menetapkan proses-proses dan dokumentasi serta memberikan sumber daya dan fasilitas yang spesifik terhadap produk, aktifitas verifikasi dan validasi serta kriteria untuk penerimaan produk, catatan-catatan yang diperlukan agar memberikan keyakinan akan kesesuaian dari proses-proses dan produk yang dihasilkan.

Dengan hasil rata-rata dari simpangan baku sebesar 81,837 % dapat disimpulkan bahwa (%) persentase biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan kontraktor PT. Sinar Mutiara Indah untuk 13 sampel proyek sebesar 81,837 % dari nominal nilai kontrak kerja. Dengan hasil tersebut, maka kontraktor mendapatkan keuntungan rata-rata 18,163 % untuk setiap proyek yang dikerjakan.

Banyak upaya telah dirumuskan para pakar Manajemen Mutu untuk mendefinisikan kualitas jasa atau pelayanan agar dapat didesain, dikendalikan dan dikelola sebagaimana halnya dengan mutu produk yang dihasilkan. Secara konseptual manajemen mutu dapat diterapkan pada semua aspek kegiatan ekonomi khususnya yang menyangkut hubungan dengan kepuasan pelanggan seperti penerapan manajemen mutu pada perusahaan barang/perusahaan jasa. Penekanan dalam sistem manajemen mutu adalah perbaikan sistem kualitas secara terus menerus, bukan pada waktu-waktu tertentu saja. Dengan menetapkan persyaratan-persyaratan dalam ISO 9000 seri 9001:2000 maka sebab-sebab ketidaksesuaian produk seperti antara lain sebab-sebab keterlambatan waktu pengiriman/distribusi barang dapat dicegah/diminimalkan. Dengan kata lain, dengan menerapkan ISO 9000 seri 9001:2000, maka faktor-faktor penyebab keterlambatan dapat dicegah dan diminimalisasi, sehingga masalah kinerja waktu tersebut menjadi semakin terkendali dan semakin ditingkatkan untuk meraih kepuasan pelanggan.

Dengan demikian yang perlu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan manajemen mutu adalah pengembangan sistem kualitas yang terdiri dari :

1. Perencanaan sistem kualitas

2. Yang mencakup didalamnya adalah perencanaan sumber daya yang akan dijalankan, sistem organisasi yang akan melaksanakan/menjual produk agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 3. Pengendalian sistem kualitas

4. Pengendalian sistem ini mencakup keberlanjutan (kontinuitas) dari organsasi pelaksana untuk terus menjaga agar mutu produk terjaga dan pelayanan terhadap pelanggan (customer) semakin baik dan terus ditingkatkan.

5. Perbaikan sistem kualitas

6. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa apabila terjadi hal-hal yang kurang baik, hendaknya segera diambil tindakan perbaikan-perbaikan secepat mungkin agar permasalahan yang terjadi tidak menjadi semakin serius dan semakin sulit dikendalikan.

Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa sebuah perusahaan jasa konstruksi adalah :

1. Ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu dicermati dalam hal ketepatan pelaksanaan jadwal kerja yang telah ditentukan.

2. Akurasi pekerjaan, dalam hal ini apabila dederapa item pekerjaan mengalami penundaan/keterlambatan maka dapat dipastikan kegiatan lainnya juga akan mengalami imbas dari pekerjaan yang mengalami masalah tersebut.

3. Tanggung jawab, seluruh komponen dalam organisasi yang terkait dalam manajemen sebuah proyek harus saling melengkapi dan bertanggung jawab kepada tugas masing-masing sesuai dengan yang telah diamanatkan.

Berbagai dimensi kualitas pekerjaan di atas harus diperhatikan oleh manajemen sebuah perusahaan jasa kontraktor terutama dalam menerapkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan sebuah proyek guna mendapatkan hasil maksimal dan mendapatkan keuntungan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi faktor-faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan konstruksi dalam penerapan sistem Manajemen Mutu sesuai standar ISO 9000:2000 seri 9001 dengan 13 sampel proyek didapatkan pembahasan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis didapat bahwa semua

faktor-faktor keterlambatan dapat mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan sebuah proyek.

2. Terdapat banyak item pekerjaan yang saling mempengaruhi, dimana apabila salah satunya mengalami keterlambatan maka pekerjaan yang lainnya juga akan mengalami keterlambatan.

3. Beberapa faktor keterlambatan yang dapat mempengaruhi kinerja waktu dan dapat berpengaruh pada pembengkakan biaya,

(9)

diantaranya adalah: Keterlambatan karena kurangnya peralatan penunjang, keterlambatan pengadaan tenaga kerja, keterlambatan pengiriman material, keterlambatan proses perijinan, mutu pekerjaan dari perusahaan sub kontraktor yang kurang baik sehingga perlu adanya pengulangan pekerjaa dan lain-lain.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Rata-rata pengeluaran nominal biaya realisasi yang dikeluarkan oleh perusahaan kontraktor PT. PT. Sinar Mutiara Indah untuk 13 sampel proyek yang dianalisis sebesar 81,837 % dari nominal nilai kontrak.

2. Persentase keuntungan rata-rata yang didapat PT. Sinar Mutiara Indah adalah 18,163 % untuk setiap proyek yang dikerjakan, dan diharapkan agar bagian estimator perusahaan sebisa mungkin menggunakan angka estimasi 18,163 % tersebut sebagai acuan untuk memperhitungkan besaran keuntungan untuk proyek-proyek

3. Estimasi keuntungan perusahaan tidak berada pada kisaran angka dibawah 18,163 % guna mencapai hasil yang optimal dengan tetap mencapai target kepuasan owner sebagai pemilik proyek serta meningkatkan mutu secara terus menerus guna mencapai standar ISO 9000 seri 9001:2000.

Saran

1. Sebaiknya perusahaan mengupayakan biaya pengeluaran rata-rata untuk proyek-proyek berikutnya maksimal sebesar 81,837 % dari besar nilai nominal kontrak dan keuntungan perusahaan tidak berada dibawah 18,163 % guna mencapai hasil yang optimal dengan tetap mencapai target kepuasan owner sebagai pemilik proyek dan dapat meningkatkan mutu pekerjaan secara terus menerus guna mencapai standar ISO 9000 seri 9001:2000. 2 Sebaiknya kontraktor SPBU menghindari

kesalahan estimasi/perhitungan pekerjaan yang dapat mengakibatkan beban biaya sebuah proyek sampai dengan 81 – 100% yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecilnya keuntungan yang akan diterima perusahaan dan menyebabkan kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulaziz A Bubshait, Michael Cuninghan, “Comparison of Delay Analisis Methodologies”, Journal of Construction

Engineering and Management, July/Agustus 1998.

Bambang H. H dan Wibisono, S. Memasuki

Pasar Internasional dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu” Chalia

Indonesia. 2000.

B. Mulholand dan J.Christian. Risk Assesment

in Construction Schedules. Journal of

Construction Engineering & Management, vol.1, January/February, 1999.

C.M. Popescu, C Chaorengam, “Project

Planning, Scheduling, and Control In Construction”, John Wiley & Sons,

Canada, 1995.

Djojowirno, Soegeng ir, Manajemen Konstruksi, KMTS FT UGM 2002.

Esther Iriana. Pengaruh Sertifikasi ISO 9000

terhadap Kinerja Mutu Proyek Konstruksi di Indonesi. Tesis

PPSBIT-UI. 2001.

Hartopo. Strategi Pengembangan Sumber Daya

Manusia Dalam Peningkatan Produktifitas dan Kualitas”, Makalah

Seminar Nasional Improving Construction Productifity and Quality, Universitas Atmajaya-Yogyakarta. 1997. International Organization for Standarization,

ISO 9000 – 2000 ”Title ISO 9001:2000 Quality Management System Requirements”, ISO/TC/176 ISC2/1994. Jonathan Jing Sheng Shi, So Cheung, David

Arditi. Construction Delay Computation Method. Journal of Construction Engineering and Management. 2001. Koolma A. dan C.J.M. Van de Schoot,

Manajemen Proyek. UI PRESS 2007.

KS. Pribadi, F Afandi, A Firmandi, “Analisis

Penerapan Standar Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000 pada Proyek Konstruksi, Studi Kasus Suatu Perusahaan Konstruksi Nasional”, Jurnal

Teknik Sipil, Vol.5 no.1, Januari 1998. MZ Abdul Majid and Ronald MC Caffer,

“Factors of Nonexcusable Delays That

Influence Contractors Performance”,

Journal of Management in Engineering vol.14, May/June, 1998

Paul A Nee. ISO 9000 In Constructio. John Wiley & Sons. 1996.

Soetrisno P.H, Drs, Dasar-Dasar Evaluasi dan

Manajemen Proyek. Yogyakarta, 1985.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  Kendaraan  Bermotor  yang  Terdaftar  (tidak  termasuk  TNI,  Polri,  CD),  Tahun 2001-2006
Gambar 1.  Success-Risk Triangle ( Abdulaziz A.B dan Michael, C. 1998)
Tabel 2. Faktor-faktor penyebab keterlambatan yang mempengaruhi   kinerja kontraktor (MZ Abdul Majid and Ronald MC Caffer, 1998) PENYEBAB
Tabel 3.  Faktor-faktor yang mempengaruhi Jadwal Pelaksanaan Konstruksi(B. Mulholand dan  J.Christian)

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran.. Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,. Tambahan Lembaran Negara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan GGK beserta kerasionalan terapi di RSUD Pandan

[r]

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik cukup dapat di adaptasi terhadap berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat,

Kadar glukosa darah rata-rata tikus sehat, tikus hasil induksi MLD-STZ dan tikus hasil terapi herbal spray Spirulina sp.. Perlakuan Rata-rata Glukosa

Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh,

Untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, mohon maaf jika saya