• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inside HI.. 5 P - GAME MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inside HI.. 5 P - GAME MANUSIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja 2. Debu penyebab Pneumoconiosis 3. Dermatitis industri

4. Kebisingan industri

5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion 6. Radiasi non-pengion: laser, microwave, cahaya 7. Efek temperatur dan tekanan barometrik ekstrim 8. Stres ergonomik

Higiene

Industri

Inside HI..

1. Fundamental of Industrial Hygiene, Olishifski 2. The Industrial Environment its Evaluation and control,

Powell 3. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Suma’mur

Sejarah perkembangan

 Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya

 Perkembangan produksi: produksi domestikkerajinansistem prabrik modern

 Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap - perlu banyak bahan baku

- perlu banyak tenaga kerja

 Data revolusi industri:

- 50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th

- usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi = 44 th CDR 22/1000

 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi

ERA INDUSTRIALISASI MANUSIA I N T E R -A K S I

5 P - GAME

1. PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION) 2. KENAIKAN PRODUKSI (PRODUCTION)

3. PERTAMBAHAN PENGGUNAAN ENERGI (POWER) 4. PERLUASAN PENGGUNAAN LAHAN (PLACE) 5. BERTAMBAHNYA PENCEMARAN (POLLUTION)

(2)

ILLUSTRATION MODEL

TECHNOLOGY & SURVIVAL RUN

( BRAUN – 1976 )

1900 2000 2023

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Penyakit jabatan

 Penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor berbahaya yang ada didalam lingkungan kerjanya

 Diketahui sejak lama:

- Mesir kuno: kesehatan petani, pekerja pencelup menderita penyakit yang sama

- Yunani & Romawi: keracunan Pb, keracunan Cu pada pekerja tambang, dst.

- Sebelum Ramazinni: Paracelcus  penyakit akibat logam (orang pertama kesehatan industri)

- Ramazinni (1633-1714): Bapak ilmu kesehatan kerja, menulis buku ‘penyakit jabatan dan cara pencegahannya’

- Revolusi industri  aturan kesejahteraan pekerja

Latar belakang mengapa K-3 sangat

dibutuhkan dalam kegiatan industri :

1.

Bahwa setiap aktifitas industri selalu

mengandung bahaya dan resiko

keselamatan dan kesehatan

2. Bahwa bahaya dan risiko tersebut

akan menimbulkan konsekuensi

3. Apabila K-3 tidak dikelola dengan

baik, maka akan menimbulkan

kerugian (Loss)

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

WORRYING TRENDS

 Kemajuan dan kecanggihan teknologi ternyata membawa:     Masalah baru.     Risiko tinggi.

Sering kejadian kecelakaan. Bencana

 Yang memberi efek negative jangka panjang terhadap:

 KESEHATAN MASYARAKAT.  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.  KUALITAS TANAH, AIR, UDARA.

(3)

PRESSURE ON INDUSTRY

TO IMPROVE OF MANAGING

SAFETY, HEALTH, AND ENVIRONMENT

 THE QUALITY OF LIFE

 ADVANCING TECHNOLOGY SAFELY

 DEVELOP HAZARDS IDENTIFICATION

 DEVELOP POSSIBLE CONSEQUENCES

 DEVELOP MITIGATION SYSTEMS

 DEVELOP EMERGENCY ALARM SYSTEMS

HAZARDS EVALUATION

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

PREVENTING



INJURIES



ACCIDENTAL DEATHS



PRODUCTION DELAYS



WASTE



HUMAN MISERY

IMPROVING

IMPROVING

• MORALE

• DAMAGE CONTROL

• DISABILITY CONTROL

• COST CONTROL

• TOTAL PROCESS SAFETY

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Kita sering “UNDER ESTIMATE” terhadap

bahaya, risiko, dan konsekuensinya, sehingga

lingkungan kerja dan lingkungan hidup berada

dalam posisi:

“THE LOWER PRIORITY”

Cepat atau lambat, akan memberikan

pengaruh:







 ACCIDENT RATE.







 SEVERITY RATE.







OCCURRENCE OF DANGEROUS,

BERUPA:

. INCIDENTS

. DISASTERS

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

TUJUAN AKHIR DARI K-3 :

Yang berarti sehat :



FISIK



MENTAL



SOSIAL



SPIRITUAL

Sehingga mendapatkan tingkat :

yang tinggi.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

(4)

QUALITY OF WORKING LIFE :

Tidak menderita cacat Tidak menderita sakit

Tidak terjadi “Premature Death” Usia harapan hidup tinggi

Memiliki kapasitas kerja yang tinggi

Mampu menikmati masa pensiun

sekurang-kurangnya 10 tahun setelah purna karya

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

MENGAPA PERLU HIGIENE INDUSTRI

 Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya

terhadap kesehatan kerja

 Bahwa pekerja merupakan modal utama dalam suatu

perusahaan

 Banyaknya kejadian penyakit maupun injuri akibat

kerja

 Perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak

ternilai jumlahnya jika terjadi peningkatan kejadian penyakit akibat kerja dan meningkatnya ketidakhadiran pekerja karena sakit yang diakibatkan oleh bahaya yang timbul ditempat kerja.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

• Mulai dikeluarkannya peraturan-peraturan yang

mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerjanya

- Undang-undang

- Peraturan (nasional dan internasional) - Standar-standar

- Regulasi - ISO - dll

• Mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat berarti

melanggar HAM

• Higene industri merupakan suatu metode yang

efektif dalam mengelola lingkungan kerja dan pekerja dalam menekan tingkat kejadin injury dan penyakit akibat kerja

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Peraturan K3

 Di luar negeri dimulai dari UU yang membatasi jam kerja dari 79 jam menjadi 40 jam per minggu

- Usia chimney sweeper dari 10 th menjadi 14 th (1788) dan 21 th (1840) -1980-1900 terbentuk asosiasi dari pekerja

 Di Indonesia: 1910 aturan perburuhan dari Belanda, berdasarkan survey tenaga ahli ILO 1953 dicabut diundangkan UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja  dibentuk Lembaga K3 dibawah Dep.Perburuhan

- UU kecelakaan 1947-1951 mengatur kompensasi

- 1970 mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha dan pekerja - 1997 NAB

- Jamsostek - SMK3 - K3 untuk B3

(5)

Higiene Industri

Mempelajari, mengevaluasi dan mengontrol pengaruh-pengaruh dari lingkungan kerja yang menyebabkan timbulnya penyakit, gangguan pada kesehatan, kenyamanan bekerja dari pekerja tersebut.

Dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya untuk dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif terhadap lingkungan kerja.

Kesehatan Kerja:

Bertujuan agar pekerja memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja

Tujuan Utama:

 Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.

 Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan lingkungan kerja yang memenuhi syarat.

Definisi :

ILMU dan SENI yang berperan dalam melaksanakan upaya pegenalan,

pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pengontrolan BAHAYA di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu :

KESEHATAN

KESELAMATAN

KENYAMANAN

EFESIENSI

dikalangan pekerja dan atau masyarakat disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

(6)

Loss Control

MATERIALS ENVIRONMENT

PEOPLE

EQUIPMENT

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

INJURY AND ILLNESS

FALL ON SAME LEVEL (Injury/Damage) STRUCK BY (Injury/Damage)

EXPOSURE (Illness)

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

ILO ESTIMATES (ILC-2003) :

 6,000 workers die each day  2,190,000/year as a

result of work –related accidents and illnesses

 590,000 deaths are caused by 270 million

accidents at work per year.

 1,600,000 deaths are caused by 160 million

work-related diseases

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan formal seperti :

• ENGINEERING • CHEMISTRY • PHYSIC • MEDICINE • BIOLOGICAL SCIENCE • RELATED DISCIPLINES

Ditambah dengan pengalaman dan

special training yang erat hubungannya dengan HSE.

(7)

RUANG LINGKUP

RECOGNITION:

Mengenal bahaya lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan ( Work Operation) dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun masyarakat disekitarnya.

EVALUATION:

Mengevaluasi faktor bahaya dilingkungan kerja dengan melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan dan kehidupan para pekerja.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

CONTROL TECHNOLOGY:

Pemilihan cara /metode pengontrolan yang efektif efesien untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bahayanya.

PERANAN DAN FUNGSI

Membantu pimpinan secara professional dalam upaya memlihara tenaga kerja yang sehat, serta upaya

memelihara/meningkatkan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

 Melakukan inspeksi daerah operasi perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk mengenal dan mengukur serta memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan dan keselamatan.

 Turut aktif mereview aspek HSE terhadap setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi/ operasi agar tetap mematuhi / memenuhi aturan panduan Industrial Hygiene Engineering.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

 Membuat, merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi program kegiatan mengenai upaya

mengurangi atau menghilangkan bahaya dilingkungan kerja, serta resiko dampaknya.

 Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja beserta resikonya kepada employees, contractors, atau kelompok beresiko tinggi, melalui :

HAZARD COMMUNICATION PROGRAM (HAZCOM)

 Membantu pelaksanaan program pelatihan Health, Safety and Environment

(8)

PRIMARY RESPONSIBILITY

A. IN GENERAL :

1. To protect the health of employee

2. To maintain an objective attitude toward :



RECOGNITION OF HEALTH HAZARDS



EVALUATION OF HEALTH HAZARDS



CONTROL & CORRECTIVE MEASURES



HEALTH AND WELFARE OF WORKERS

3. To counsel employees regarding the health hazards

and necessary precaution to avoid adverse health effects.

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

B. TO EMPLOYERS :



respect confidences



advise honestly



report findings



recommend accurately

2.

To act responsibly in the application of

healthful working environments of IH

principle toward the attainments.

3.

To hold responsibilities to the employer

or client to the ultimate responsibility to

protect the health of employees

1. To :

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja

Agar pekerja berada dalam keserasian yang sebaik baiknya maka perlu adanya keseimbangan di antara:

 Beban kerja (fisik, mental, sosial)

 Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja fisik, kimia, biologi,

fisiologis, mental psikologis

 Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan, keserasian-fitness,

keadaan gizi, jenis kelamin, usia ukuran tubuh).

Penyakit akibat kerja

Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:

 Golongan Fisik  Golongan Kimia  Golongan Infeksi  Golongan Fisiologi

(9)

Penyakit akibat kerja (1)

Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:

 Golongan fisik:

 Suara (pekak, tuli)

 Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan darah)

 Radiasi infra merah (katarak pada lensa)

 Suhu (heat stroke, frost bite)

 Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan karena silau, mudah kecelakaan).

 Golongan kimia:

 Debu: pneumoconiosis (silicosis, asbestosis)

 Uap: metal fume fever, penyakit kulit, keracunan

 Gas CO: kurang O2 terbentuk carboxy haemoglobine

 Larutan: penyakit kulit

Penyakit akibat kerja (2)

 Golongan infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh

bibit penyakit anthrax & brucella pada pekerja penyamakan kulit.

 Golongan fisiologis: yang diakibatkan oleh peralatan

yang tidak anatomis, akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.

 Golongan mental, psikologis: yang diakibatkan oleh

hubungan kerja yang tidak baik, membosankan (monoton).

Diagnosa

Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda

dengan penyakit umum…..

?

Diagnosa

Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum…..

?

Pemeriksaan klinis tidak cukup, harus diteliti tempat kerja dan cara kerja, wawancara dan kuesioner untuk mengetahui keadaan sebelum kerja, kebiasaan hidup (merokok dan hal lain yang mendukung).

(10)

Langkah-langkah penelitian

 Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan (sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan terdahulu, sebelumnya).

 Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi).

 Pemeriksaan lab untuk memastikan dugaan yang

diperoleh dari pemeriksaan klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).

 Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang

terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone) diameter 5-10 micron.

Metoda Pengontrolan

Sumber Lingkungan Kerja Penerima

 Substitusi bahan - pemeliharaan lingkbersih - training, penyuluhan  Perubahan proses - ventilasi umum - rotasi pekerja  Menutup proses - perlebar jarak S&P - ruangan khusus (AC)  Isolasi proses - pemantauan menerus - alat pemantauan film  Metoda basah - program maintenance badge

 Ventilasi lokal LEV yang menerus - perlindungan individu - pembatas (respirator)

- pemeliharaan kesehatan

Pembahasan

Bagaimana caranya melakukan pengontrolan lingkungan kerja selama periode pekerjaan itu berlangsung (dikaitkan dengan risiko yang terjadi apabila penanganannya kurang benar).

Di dalam pengontrolan akan dibahas mengenai potensi dari risiko-risiko yang ditemukan dalam industri terhadap kesehatan pekerja dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut sekecil mungkin.

Keahlian yang dituntut

 Mampu mengenal faktor-faktor lingkungan kerja yang memberikan pengaruh kepada: kesehatan pekerja, kenyamanan bekerja.

 Mampu mengevaluasi lingkungan kerja tersebut yaitu dengan melalui pengukuran-pengukuran.

 Menyimpulkan apa yang diperlukan untuk mengurangi/mengontrol pengaruh-pengaruh tersebut.

(11)

Bidang pekerjaan

1. Pengenalan lingkungan kerja dan pengaruhnya, yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori.

• Kimia: cair, debu, asap, uap, gas

• Fisika: elektromagnet, radiasi, ionisasi, bising, vibrasi, panas, tekanan

• Biologi: insekta, fungi, bakteri, virus

• Ergonomi: hubungan antara alat yang digunakan pekerja, disesuaikan dengan organ tubuh (bentuk), kerja monoton. 2. Evaluasi dari hasil penelitian lingkungan kerja dan memberikan

pendapat usulan perbaikan yang disesuaikan dengan standar yang berlaku.

3. Kontrol/pengawasan terhadap bahaya yang timbul pada lingkungan kerja.

Pelaksanaan pekerjaan

 Pengumpulan data primer dan sekunder dari industri yang bersangkutan

 Analisis data dan rekomendasi dari hasil data yang diperoleh

 Penentuan hal-hal yang perlu dilakukan melalui pengontrolan dan pengukuran

 Tindakan yang perlu diambil sehubungan dengan hasil pengukuran yang dilakukan.

MAN

WORKPLACE

MEDICINE HYGIENE SAFET Y

PREVENTION OF DESEASES

PREVENTION OF INJURIES

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

BASIC CONCEPT

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

(12)

PREVENTION TREATMENT OCCUPATIONAL HYGIENIST HAZARDENVIRONMENT MODES OF ACTION METABOLISME CLINICAL SIGNS HAZARD EFFECTS PHYSICIAN WORKER

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

PERSONAL HEALTH SERVICE PHYSICAL MECHANICAL KINETICAL ELECTRICAL CHEMICAL

BIOLOGICAL PSYCHOSOCIALERGONOMICS

RELEVANT LEGISLATION

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

ANTICIPATION SURVEILLANCE ANALYSIS CONTROL TREAT WORKERS COMPENSATION YES CONTROL PREPLACEMENT EXAMS OUTCOME EXPOSURE PLANNING HEALTH EFFECTS ? POSITIVE ? YES POSITIVE ? YES OCCUPTI ONAL DISEASE ? EXCESSIV E ? YES OUTCOME MONITORING EPIDEMIOLOGY TOXICOLOGY EXPOSURE MONITORING

Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

HEALTH HAZARD ENGINEE RING CONTRO L INTERIM PERSO NAL PROTECT ENGINEE RING CONTRO L LABEL • Manufacturing • Legal • Manufacturing • Purchasing • R & D • Medical • Employee Relation • EEO

• Comp. & Benefits

• Engineering • Manufacturing • Environment Control • Product safety •Training I N D U S T R I A L H Y G I E N E P R O C E S S F U N C I O N A L I N P U T

RECOGNITION EVALUATION CONTROL

MONITO R ENV INFORM EMP MEDICA L EXAM NEGATIVE ABOVE REGULATE D LEVEL BELOW REGULATE D LEVEL

(13)

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

 MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN.

 MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT PEKERJAAN.

 MENCEGAH ATAU MENGURANGI KEMATIAN.

 MENCEGAH ATAU MENGURANGI CACAT TETAP.

 MENGAMANKAN MATERIAL, KONTRUKSI, PEMELIHARAAN BANGUNAN-BANGUNAN, ALAT KERJA, MESIN PESAWAT INSTALASI.

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TANPA MEMERAS TENAGA KERJA DAN MENJAMIN

KEHIDUPAN PRODUKTIF.

 MENCEGAH PEMBOROSAN TENAGA KERJA, MODAL, ALAT, WAKTU DAN SUMBER PRODUKSI LAINNYA SEWAKTU KERJA, DSB.

 MENJAMIN TEMPAT KERJA YANG SEHAT, BERSIH, NYAMAN DAN AMAN SEHINGGA MENIMBULKAN SEMANGAT & KEGAIRAHAN KERJA.

 MEMPERLANCAR, MENINGKATKAN DAN MENYAMANKAN PRODUKSI INDUSTRI SERTA PEMBANGUNAN INDUSTRI

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

KESEHATAN KERJA/

HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA

 PERENCANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (PEMERIKSAAN AWAL, BERKALA & KHUSUS).

 PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK).

 PERSYARATAN KONDISI KERJA

(14)

 PEMBINAAN GIZI KERJA AL :

 PEMBERIAN MAKAN SESUAI POLA 4 SEHAT DAN 5 SEMPURNA SERTA PEMENUHAN KALORI YANG DIPERLUKAN.

 PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERUPA : SUSU MURNI SEGAR /BUBUR KC.HIJAU.

 PENGUKURAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA AL. :

 FAKTOR FISIK : SUHU, KELEMBABAN, BISING, GETARAN, DSB.

 FAKTOR KIMIA : UAP/GAS/FUME, DEBU, DSB.  FAKTOR BIOLOGI : JAMUR, CACING, KUTU, DSB.

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

 PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA, DENGAN CARA, SBB :

 PEMASANGAN VENTILASI → SUHU PANAS  PEMASANGAN LOCAL EXHAUST SYSTEM → UAP  PEMASANGAN BLOWER → UAP/GAS

 PEMASANGAN DUST COLEKTOR → DEBU  DINDING KEDAP SUARA → BISING

 DLL.

 INVENTARISASI DAN PENELITIAN TERHADAP POTENSI BAHAYA (POTENSIAL HAZARD).

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

LINGKUNGAN HIDUP

 PEMERIKSAAN/PENGUKURAN KUALITAS UDARA (AMBIEN).

 PEMERIKSAAN/PENGUKURAN AIR LIMBAH.

 PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN TINGKAT SOSEKBUD, KEAMANAN, TRANSPORTASI, KEANEKARAGAMAN FLORA.

 PEMANTAUAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KEBISINGAN, CUACA DLL.

Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

 PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B-3

 PENGAWASAN IPAL/WASTE WATER TREATMENT TERMASUK BAK KONTROL.

 BINA LINGKUNGAN : PROGRAM PROKASIH.

 PENATAAN LINGKUNGAN DAN PENGHIJAUAN.

 PELATIHAN-PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP.

 PEST & RODENT CONTROL

 HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN INDUSTRI.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam suatu usaha akan mempengaruhi tingkat

Data yang dikumpulkan dianalisis sebagai berikut : 1) audit teknologi terhadap penerapan teknologi oleh perusahaan inti (STA) dan perusahaan penyokongnya (CPIN) pada kemitraan

Pola perlawanan yang dikembangkan oleh organisasi petani SPPQT tidak dilakukan dengan mengubah struktur yang ada, melainkan mempergunakan struktur yang ada dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, fungsi sumber daya manusia pada Rumah Sakit Persada Malang telah berjalan cukup efektif untuk tujuh fungsi antara

BPR yang telah menyampaikan Laporan Tahunan, namun penyusunan dan penyajiannya tidak sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi kondisi keuangan

Ini menjadikan jumlah keseluruhan kes positif COVID-19 yang telah pulih atau dibenarkan discaj setakat hari ini adalah seramai 52,609 orang atau 82.43% dari jumlah keseluruhan

Karakterisasi yang telah dilakukan tidak sebatas identifikasi gugus fungsi menggunakan spektrofotometer FT-IR saja, akan tetapi penggunakan spektroskopi 29 Si NMR

sebab itu maka, yang paling tepat dalam hakim menjatuhkan vonis dalam perkara pecandu narkotika adalah dengan menjatuhkan vonis rehabilitasi. Sebab pecandu