• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 10 Analisis Standar Biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 10 Analisis Standar Biaya"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR

ANALISA STANDAR BELANJA

&

(2)

ASB

(3)

PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

APBN

Dalam penganggaran berbasis kinerja diperlukan indikator

kinerja, STANDAR BIAYA, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan”

(mengacu pada Pasal 7 ayat (2) PP No.21/2004)

APBD

Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, ANALISIS STANDAR BELANJA, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

(4)

ANGGARAN

BERDASARKAN PRESTASI KINERJA

Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kinerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja indikator kinerja

analisis standar belanja

standar satuan harga

(5)

Pengertian

CAPAIAN KINERJA adalah ukuran prestasi kerja yang akan

dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan

faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan

dari setiap program dan kegiatan.

INDIKATOR KINERJA adalah ukuran keberhasilan yang

dicapai pada setiap program dan kegiatan satuan kerja

perangkat daerah.

ANALISIS STANDAR BELANJA adalah penilaian kewajaran

atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Penyusunan RKA-SKPD

dengan pendekatan analisis standar belanja dilakukan secara

bertahap disesuaikan dengan kebutuhan.

STANDAR SATUAN HARGA adalah harga satuan setiap unit

barang/jasa yang berlaku disuatu daerah.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL adalah tolok ukur kinerja

dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar

yang merupakan urusan wajib daerah.

(6)

Pengertian

Analisis Standar Belanja

(ASB)

Penjelasan PP 58/2005 Pasal 39 ayat (2)

Yang dimaksud dengan analisis standar belanja adalah penilaian

kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

ASB merupakan salah satu komponen yang harus dikembangkan

sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBD dengan pendekatan kinerja.

ASB adalah standar untuk menganalisis anggaran belanja yang digunakan dalam suatu program atau kegiatan untuk menghasilkan

tingkat pelayanan tertentu dan kewajaran biaya di unit kerja dalam satu tahun anggaran

(7)

ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Program/

Kegiatan

Output

capaian kinerja indikator kinerja

analisis standar belanja

standar satuan harga

Input

Kualitas?

Outcome

Kemampuan Anggaran

(8)

LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah

yang semakin ekonomis. efisien. efektif. akuntabel. dan

transparan.

Adanya ketidakadilan dan ketidakwajaran anggaran belanja

antar kegiatan sejenis. antar program dan antar SKPD. yg

disebabkan oleh:

 Tidak jelasnya definisi suatu kegiatan;

 Perbedaan output kegiatan;

 Perbedaan lama waktu pelaksanaan;

 Perbedaan kebutuhan sumberdaya;

 Beragamnya perlakuan objek/rincian objek/item belanja;

Terjadinya pemborosan anggaran;

(9)

BEBARAPA PERMASALAHAN

DALAM PENGANGARAN

1. Banyaknya Program & Kegiatan dalam Permendagri No 13 / 2006

2. TIDAK JELASNYA DEFINISI KEGIATAN AKIBATKAN BERAGAMNYA

PEMAHAMAN DARI SKPD TERHADAP SUATU KEGIATAN

Ketidaktepatan dalam menggunakan rekening belanja

Perbedaaan memahami definisi kegiatan yang mirip :

Keragaman dalam penggunaan Rekening Belanja

2. TIDAK STANDAR / BERAGAMNYA CARA PENGHITUNGAN RINCIAN ANGGARAN BELANJA

3. BANYAKNYA REKENING BELANJA TAMBAHAN PER KEGIATAN

(10)

BANYAKNYA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD

PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD

01 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

01 01 Penyediaan jasa surat menyurat

01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

01 03 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 01 04 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS 01 05 Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah

01 06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan

01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor

01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 01 10 Penyediaan alat tulis kantor

01 11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

01 12 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

01 13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 01 14 Penyediaan peralatan rumah tangga

01 15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

01 16 Penyediaan bahan logistik kantor

01 17 Penyediaan makanan dan minuman

01 18 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah 01 19 Dst………..

(11)

02

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

02 01 Pembangunan rumah jabatan

02 02 Pembangunan rumah dinas

02 03 Pembangunan gedung kantor

02 04 Pengadaan mobil jabatan

02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operasional

02 06 Pengadaan perlengkapan rumah jabtan/dinas

02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor

02 08 Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas

02 09 Pengadaan peralatan gedung kantor

02 10 Pengadaan mebeleur

02 11 Pengadaan ……….

02 19 dst………….

02 20 Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan

02 21 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas

02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

02 23 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

02 25 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinas 02 26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 02 27 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinas 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 02 29 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur 02 30 Pemeliharaan rutin/berkala ………. 02 39 dst………….

02 40 Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatan 02 41 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas 02 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor 02 43 Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatan 02 44 Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional 02 45 dst………….

(12)

12

KEGIATAN BERDASARKAN

PERMENDAGRI NO. 13/2006

Total Kegiatan

= 1.602 nama kegiatan;

= 215 kegiatan Dsb ……..

Total Program

= 215 nama program

= 23 program Dsb ……..

(13)

No Kegiatan Rekening Belanja kode Uraian 1 penyediaan jasa surat menyurat (

x.xx x.xx.xx 01.01 )

5.2.2.03.05 Belanja Surat Kabar / Majalah

5.2.3.12.09 Belanja Modal Pengadaan Kelengkapan Komputer (flash disc, mouse, keyboard, hard disc, dll)

2 penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor ( x.xx x.xx.xx 01.03 )

5.2.3.10.01 Belanja Modal Pengadaan Mesin Tik 5.2.3.11.04 Belanja Modal Pengadaan Filling Kabinet 5.2.2.02.10 Belanja Suku Cadang Peralatan Kantor

3 penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik (x.xx x.xx.xx 01.02

5.2.2.03.05 Belanja Surat Kabar / Majalah

4 penyediaan jasa jaminan barang milik daerah

5.2.1.02.01 Honorarium Tenaga Ahli / Instruktur /

Narasumber/Moderator/Notulen/Fasilitator/Peserta Non PNS

5 penyediaan alat tulis kantor ( x.xx x.xx.xx 01.10 )

5.2.2.01.04 Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos Lainnya

6 penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor ( x.xx x.xx.xx 01.13 )

5.2.2.01.04 Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos Lainnya 5.2.2.01.05 Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih 5.2.2.01.13 Belanja Pengisian Tabung Oksigen

5.2.3.13.01 Belanja Modal Pengadaan Meja Kerja 5.2.3.13.02 Belanja Modal Pengadaan Meja Rapat 5.2.3.13.04 Belanja Modal Pengadaan Kursi Kerja 5.2.3.13.05 Belanja Modal Pengadaan Kursi Rapat 5.2.3.13.08 Belanja Modal Pengadaan Sofa

(14)

Uraian

Volume Satuan

Harga Satuan Jumlah

Kepala ( 1 orang ) 12 bulan 350 Liter 4,500 18,900,000

Kabag TU / Kabid ( 6 orang ) 12 bulan 1200 Liter 4,500 64,800,000

Kasubag / Kasubid ( 16 orang ) 12 bulan 2400 Liter 4,500 129,600,000

Pelaksana Gol III ( 20 orang ) 12 bulan 1000 Liter 4,500 54,000,000

Pelaksana Gol II ( 38 orang ) 12 bulan 1330 Liter 4,500 71,820,000

Operasional ( 2 unit ) 12 bulan 165 Liter 4,500 8,910,000

Contoh : Belanja Bahan bakar Minyak / Gas dan Pelumas ( 5.2.2.05.03 )

Uraian Volume Satuan

Harga

Satuan Harga Satuan pembelian bensin 1 tahun 27,750 liter

4,500

124,875,000

Pembelian bensin 700 liter 4,500 3,150,000 Oli mobil Top1 40 liter 31,000 1,240,000 Oli motor Top1 50 liter 25,000 1,250,000

TIDAK STANDAR / BERAGAMNYA CARA PENGHITUNGAN RINCIAN ANGGARAN BELANJA

(15)

5.2.1.01.02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 5.2.1.01.03 Honorarium Tim Pemeriksa Barang dan Jasa 5.2.1.02.03 Honorarium Tim Kerja Non PNS

5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor

5.2.2.01.02 Belanja Dokumen / Administrasi Tender

5.2.2.03.04 Belanja Jasa Pengumuman Lelang / Pemenang Lelang

5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat

5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah

6.2.2.06.01 Belanja Cetak

6.2.2.06.02 Belanja Penggandaan

Contoh : Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan ( x.xx x.xx.xx 01.11 )

Perlu standarisasi penggunaan kode rekening dlm setiap kegiatan

BANYAKNYA REKENING BELANJA TAMBAHAN PER KEGIATAN

(16)

Manfaat Standar Analisa Belanja

(ASB)

Mudah dalam menentukan kewajaran biaya

untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Meminimalisir terjadinya pengeluaran yang

kurang jelas yang menyebabkan inefisiensi

anggaran.

Penentuan anggaran berdasarkan pada tolok

ukur kinerja yang lebih jelas.

Penentuan besaran alokasi setiap kegiatan

menjadi objektif.

(17)

POSISI ASB DALAM PENGANGGARAN

Digunakan pada saat proses penyusunan PPAS

Digunakan SKPD pada saat proses penyusunan

RKA-SKPD

Digunakan TAPD pada saat Evaluasi RKA-SKPD

Digunakan DPRD pada saat Evaluasi RAPBD

(18)

PRINSIP DASAR

PENYUSUNAN ASB

Penyederhanaan (Modelling);

Mudah diaplikasikan;

Tidak Mudah Basi;

Mudah diup-date;

Berlaku umum untuk spesifikasi output dan

(19)

STANDARISASI DALAM BELANJA

Standarisasi Volume

Jumlah Peralatan/Kantor, Jumlah Cleaning Service / SKPD

Standarisasi Total Belanja

Belanja ATK

Rp 20 Juta / SKPD

Belanja Pemeliharaan Kendaraan

 Roda 2 Rp 2 juta/th

 Roda 4 Rp 18 juta/th

Standarisasi per Satuan Belanja

Belanja Pemeliharaan Kendaraan Roda 4

 Services Rutin Rp. 3 juta / th

 Suku Cadang Rp. 4 juta / th

 BBM Rp. 10 juta / th

(20)

METODE PENYUSUNAN ASB

Analisis Statistik:

Mencari nilai Min-Max;

Menghitung Biaya Rata-rata;

Menghitung prosentase alokasi jenis belanja

(Catatan :

metode-metode diatas mengandalkan data

yang ada – time siries atau cross section, dengan

syarat data tersebut cukup akurat

)

Metode Survey – Data existing

FGD = Focussed Group Disscussion

(21)

PERILAKU BIAYA

 Totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan.

 Biaya per unit tidak berubah untuk berbagai tingkat kegiatan.

Pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan (activity

drivers) dalam kurun waktu tertentu (relevant range).

Biaya variabel:

 Totalnya tetap tidak bergantung pada perubahan tingkat kegiatan dalam kisar tertentu.

 Biaya per unit semakin turun dengan meningkatnya tingkat kegiatan.

Biaya tetap:

 Mengandung komponen biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya campuran:

 Besarnya bertingkat sejalan dengan meningkatkan kisaran kegiatan.

(22)

PERILAKU BIAYA

Tingkat Kegiatan Biaya Variabel per Unit Biaya

per unit

Tingkat Kegiatan Biaya Tetap per Unit Biaya

per unit Tingkat Kegiatan

Biaya Variabel Total Biaya

total

Tingkat Kegiatan Biaya Tetap Total Biaya

(23)

Biaya Campuran Secara Grafis

500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 500.000 1.000.000 2.000.000 1.500.000 2.500.000 3.500.000 3.000.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000 0 Kilometer Terpakai Biaya Sewa

Grafik Biaya Total

Grafik Biaya Tetap

Grafik Biaya Variabel

Biaya Variabel: 1.000X

Biaya Tetap: Rp 1.800.000

(24)

Biaya Campuran Secara Grafis

Hubungan

Korelatif/Statistis

Cacah Order per Bulan

400 600 700 800 4.500 5.000 6.000 5.500 6.500 7.500 7.000 450 550 650 750 850 0 500 • • • • • • • • • • • Biaya Pengantaran

(25)

Pemisahan Biaya Campuran

 Karena hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya campuran

umumnya bersifat korelatif bukan fungsional, perlu metoda estimasi untuk memisahkan komponen secara tepat

Metode pemisahan :

1. Tinggi-rendah (high-low method)

2. Pengepasan grafis (graphical fitting method)

3. Regresi (regression method)

(26)

Metode Tinggi-Rendah

Tingkat kegiatan tertinggi Tingkat kegiatan terendah

800 400 400 Rp 6.900.000 4.500.000 Rp 2.400.000 Banyaknya Order Biaya Pengantaran

Biaya variabel per unit = = = Rp 6.000 Perubahan biaya Perubahan kegiatan

Rp 2.400.000 400

Komponen biaya tetap = Biaya total - Komponen biaya variabel total = Rp 4.500.000 - (400 X Rp 6.000)

= Rp 5.400.000 – Rp 2.400.000 = Rp 2.100.000

(27)

Metode Pengepasan Grafis

 Metoda ini mengandalkan kemampuan visual

 Prinsipnya sama dengan metoda tinggi-rendah tetapi semua titik dipertimbangkan untuk menemukan garis estimasi

 Memerlukan kertas grafis (milimeter)

 Metoda ini jarang digunakan karena tidak praktis dan objektif.

(28)

Metode Regresi

 Mirip dengan pengepasan grafis tetapi dilakukan secara ilmiah yaitu dengan mencari angka terkecil penjumlahan kuadrat penyimpangan (galat) dari garis estimasi

 Meregresi: menghubungkan satu atau beberapa variabel independen

dengan variabel dependen untuk menentukan apakah satu variabel independen atau lebih menjelaskan variasi variabel dependen

Biaya overhead diperlakukan sebagai variabel dependen, tingkat kegiatan diperlakukan sebagai variabel independen

(29)

TAHAPAN Penyusunan ASB

Mencakup beberapa langkah yaitu:

Penentuan Pengertian/definisi yang lebih OPERASIONAL

Penetuan Rekening-rekening Belanja yang Terkait

Pencarian Pengendali Belanja (cost driver) dari tiap-tiap jenis

kegiatan. ( jumlah pegawai, luas , jml/jenis kendaraan,

jumlah peserta, Tipe organisasi – koordinator?)

Penentuan Dasar Perhitungan Biaya Kegiatan

Pencarian Standarisasi Belanja ( Via survey, rata2 )

Membuat Contoh Perhitungan Belanja dengan

(30)

KOMPONEN

PERHITUNGAN ASB

Pengertian Kegiatan

Pengendali Belanja (cost driver)

Dasar Perhitungan Belanja

Standarisasi Belanja

Rekening Belanja Terkait

(31)

DEFINISI OPERASIONAL

KOMPONEN-KOMPONEN ASB

Pengertian :

merupakan paparan yang menjelaskan pengertian yang

benar dan definisi dari suatu kegiatan .

mempermudah pengguna untuk mengetahui indikator

kinerja dan jenis belanja apa yang seharusnya digunakan

untuk suatu jenis kegiatan tertentu.

Pengendali Belanja (cost driver) :

merupakan faktor-faktor yang memicu biaya/belanja dari

suatu kegiatan yang dilakukan.

Pengendali belanja berbeda-beda antara satu SAB dengan

SAB lainnya tergantung pada jenis kegiatan yang

dilaksanakan. dapat berupa jumlah peserta, jumlah hari,

jumlah jpl, jumlah lembaga, jenis even, tingkat pelatihan,

luas bangunan, durasi, dan lain-lain.

(32)

Contoh cost driver

Rincian Pengukuran SAB Pendidikan dan Pelatihan

Profesi

Cost Driver: Jumlah Jam Pelatihan, Jumlah Peserta,

Kategori Even

Indeks 1,5 : untuk tingkat nasional dengan kejuaraan,

indeks 1 : untuk tingkat nasional tanpa kejuaraan, indeks

0,75 : untuk tingkat daerah

(33)

Dasar Perhitungan Biaya

Merupakan formula / rumus yang digunakan dalam

menghitung besarnya belanja total dari suatu kegiatan.

Contoh

:

Dasar Perhitungan Biaya Kegiatan Penyediaan Jasa

Jaminan Barang Milik Daerah =

x

Jumlah & Jenis barang milik daerah yang

diasuransikan

Standard biaya premi asuransi /tahun

(34)

• Standarisasi Belanja :

• Merupakan standard harga atau standar biaya dari komponen-komponen belanja yang digunakan untuk menghitung jumlah belanja pada suatu kegiatan

• Dalam satu kegiatan bisa terdapat lebih dari satu standar belanja • Contoh

• Standarisasi Belanja pada Kegiatan Penyediaan Jasa Jaminan

Barang Milik Daerah

1. Standard Premi asuransi kendaraan (total lost) = 4 % x harga pasaran kendaraan tahun berjalan 2. Standar premi asuransi kebakaran gedung

= 0,5 % x harga perolehan gedung

•Rekening Belanja Terkait :

• merupakan rincian rekening-rekening belanja yang terkait dengan kegiatan yang bersangkutan

(35)

KORIDOR REKENING BELANJA KEGIATAN

Merupakan Panduan yang berisi tentang

PENGERTIAN serta

REKENING-REKENING BELANJA YANG TERKAIT

dari Kegiatan-KEGIATAN yang ada pada setiap

SKPD

(36)

Contoh : Koridor rekening

belanja

RINCIAN OBJEK BELANJA

NO NAMA KEGIATAN PENGERTIAN

KODE URAIAN

I program pelayanan administrasi perkantoran ( x.xx x.xx.xx 01 )

1 penyediaan jasa surat menyurat ( x.xx x.xx.xx

01.01 ) Ket : digabung ke

penyediaan ATK

Kegiatan yang terkait dengan pembuatan dan

pendistribusian/ pengiriman surat

BELANJA PEGAWAI

5.2.1.01.01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan*

BELANJA BARANG DAN JASA

5.2.2.01.04 Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos Lainnya

5.2.2.03.07 Belanja paket/pengiriman

(37)

RINCIAN OBJEK BELANJA NO NAMA KEGIATAN PENGERTIAN

KODE URAIAN

I program pelayanan administrasi perkantoran ( x.xx x.xx.xx 01 )

2 penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik (x.xx x.xx.xx

01.02 )

Kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan jasa komunikasi, air & listrik

BELANJA PEGAWAI

5.2.1.01.01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan*

BELANJA BARANG DAN JASA

5.2.2.03.01 Belanja Telepon

5.2.2.03.02 Belanja Air

5.2.2.03.03 Belanja Listrik

5.2.2.03.06 Belanja Faksimili / Internet

5.2.2.03.18 Belanja Langganan PJU Kabupaten Tangerang

(38)

Nama Kegiatan : Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Kode Kegiatan : x.xx x.xx.01.08

Pengertian : Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor adalah kegiatan yang terkait pemanfaatan jasa

petugas cleaning service dan penyediaan alat-alat kebersihan untuk menjaga kebersihan kantor

Pemicu Biaya (Cost Driver ) : Luas areal yang dijaga kebersihannya ( meter 2)

Dasar Perhitungan Biaya :

Standarisasi Belanja : - Standar jumlah tenaga kebersihan

1 orang tenaga kebersihanper 100m2 gedung kantor ( Rata-rata luas gedung per SKPD adalah 200 m2 sd 300 m2 Maka Rata-rata tenaga kebersihan adalah 3 orang /SKPD)

- Standar Honorarium tenaga kebersihan = Rp. 400.000 per gedung SKPD / bulan

- Standard Belanja peralatan kebersihan kantor : Rp 20.000 / meter2luas gedung kantor/tahun ,

Rekening Belanja Terkait : Kode Rekening Uraian Rekening ( rekening utama )

5.2.2.03.13 Belanja jasa cleaning service 5.2.2.01.05 Belanja peralatan kebersihan

dan bahan pembersih

x

Jumlah tenaga kebersihan per gedung SKPD

Standar Honorarium untuk tenaga kebersihan

x

Luas Gedung Standard biaya peralatan kebersihan kantor

(39)

Nama Kegiatan : Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah Kode Kegiatan : x.xx x.xx.01.05

Pengertian : Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah adalah kegiatan yang terkait pemanfaatan jasa jaminan berupa asuransi atas barang milik daerah.

Pemicu Biaya (Cost Driver ) : Jumlah & Jenis barang milik daerah yang diasuransikan Dasar Perhitungan Biaya :

Standarisasi Belanja : Standard Biaya Premi asuransi Jenis barang milik daerah

- Standard Premi asuransi kendaraan (total lost)

4 % x harga pasaran kendaraan tahun berjalan (Jasindo) - premi asuransi kebakaran gedung

0,5 % x harga gedung

Rekening Belanja Terkait : Kode Rekening Uraian Rekening

5.2.2.04.02 Belanja premi asuransi barang milik daerah

x

Jumlah & Jenis barang milik daerah yang diasuransikan

Standard biaya premi asuransi / th

(40)

Contoh Perhitungan Belanja

: Kegiatan Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah

Keterangan : SKPD memiliki asset berupa kendaraan sejumlah 11 unit dan 1 buah gedung kantor, maka dapat menganggarakan untuk

membayarkan premi asuransi dengan perincian sebagai berikut - Kendaraan

a. Kijang Innova, dengan harga sebesar Rp. 150.000.000, maka akan membayarkan premi 4 % sebesar Rp. 6.000.000 / unit per tahunnya

b. Kijang LGX, dengan nilai perolehan sebesar Rp. 90.000.000 akan membayarkan premi 4 % sebesar Rp. 3.600.000 / unit per

tahunnya

c. Suzuki Carry, dengan nilai perolehan sebesar Rp. 50.000.000 akan membayarkan premi 4 % sebesar Rp. 2.000.000 / unit per tahunnya

- Gedung ( seharga Rp. 2.000.000.000)

premi asuransi kebakaran yang dbayarkan adalah sebesar 0.5% x Rp. 2.000.000.000 = Rp. 10.000.000 / gedung per tahun

(41)

CONTOH ASB Versi UGM: KEGIATAN

WORKSHOP ATAU LOKAKARYA

Deskripsi:

Standar analisis belanja workshop atau lokakarya merupakan kegiatan yang

diselenggarakan dengan tujuan untuk membekali para peserta dengan

kemampuan yang diharapkan sekaligus juga menghasilkan sesuatu karya yang berkaitan dengan tujuan kegiatan tersebut. Kegiatan ini bisa dilaksanakan

dengan menginapkan peserta atau tidak.

Pengendali belanja (cost driver):

 Jumlah Peserta Workshop atau Lokakarya, Jumlah Hari Lokakarya, serta Bobot

Menginap atau tidak.

Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost):

= Rp. 4.124.300,00 per kegiatan

Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

= Rp. 56.700,00 per peserta per hari disesuiakan dengan menginap atau tidak.

Rumus Penghitungan Belanja Total:

Belanja Tetap + Belanja Variabel

= Rp. 4.124.300,00 + (Rp. 56.700,00 x Jumlah Peserta x Jumlah Hari Pelaksanaan x Bobot Menginap atau Tidak).

Keterangan Bobot menginap:

(42)

SB

(43)

1. Pasal 3 ayat (1) UU No 17 Th 2003 ttg Keuangan Negara

Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

1. Pasal 7 ayat (2) PP No 21 Th 2004 ttn RKA-KL

Dalam menyusun anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis

kegiatan

1. Pasal 7 ayat (4)PP No 21 Th 2004 ttn RKA-KL

Menteri Keuangan menetapkan standar biaya baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus bagi Pemerintah Pusat setelah

berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait

4. Pasal 3 PMK no 96/PMK.02/2006 ttg Standar Biaya Th 2007

Standar Biaya digunakan sebagai pedoman bagi K/L dalam menyusun RKA-KL Tahun anggaran 2007

(44)

ANGGARAN

BERDASARKAN PRESTASI KINERJA

Dalam penganggaran berbais kinerja diperlukan indikator kinerja Standar biaya Evaluasi kinerja ditetapkan oleh Menkeu

(45)

LANDASAN LEGAL FORMAL SB

(46)

1. SANTUAN KERJA

SEBAGAI PENGELOLA ANGGARAN

SEBAGAI PENANGGUJAWAB PENCAPAIAN KINERJA

2. KEGIATAN

SEBAGAI SYARAT UTAMA DAPAT DIBENTUKNYA SATKER

UNSUR DINAMIS YANG MENGARAHKAN UNTUK MENCAPAI KINERJA

3. KELUARAN/OUTPUT

SEBAGAI SYARAT UTAMA DAPAT DITETAPKANNYA KEGAITAN

SEBAGAI UKURAN KEBERHASILAN SUATU SATKER

4. STANDAR BIAYA

SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN ANGGARAN

UNTUKMEMBIAYAN KEGIATAN DALAM MENCAPAI KELUARAN 5. JENIS BELANJA

(47)

MAKSUD DAN TUJUAN:

Maksud.

Tersedianya standar biaya yang akuntabel sebagai

dasar penyusunan RKAKL sesuai peraturan

perundang-undangan.

Tujuan.

1. Sebagai acuan dalam menggunakan satuan biaya

2. Memudahkan kementerian negara / lembaga

menggunakan satuan biaya input dan / atau satuan

biaya output/kegiatan dalam penyusunan RKAKL

(48)

PENGERTIAN STANDAR BIAYA (1):

(1)

Standar biaya adalah satuan biaya setinggi-tingginya

dari suatu barang atau jasa baik secara mandiri

maupun gabungan yang diperlukan untuk memperoleh

keluaran tertentu dalam rangka penyusunan anggaran

berbasis kinerja

(2) Standar biaya terdiri dari standar biaya input dan

standar biaya output/standar biaya kegiatan, keduanya

dapat bersifat umum atau khusus

(3) Standar biaya input disusun berdasarkan hasil survei,

bekerjasama dengan BPS dan kementerian negara /

lembaga yang dilakukan secara ekonomis, efektif,

efisien, transparan, dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.

(49)
(50)

Pengertian Standar Biaya (2): Depkeu

(4) STANDAR BIAYA OUTPUT, atau standar biaya kegiatan disusun

berdasarkan usulan kementerian negara / lembaga bekerjasama

dengan BPS. Besarannya merupakan penjumlahan biaya dari

seluruh input terkait. Kombinasi dan volume input ditetapkan

secara ekonomis, efektif, efisien, transparan, dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan.

ini yg disebut ASB

(5) STANDAR BIAYA YANG BERSIFAT UMUM disebut Standar Biaya

Umum, penggunaannya bersifat lintas kementerian negara /

lembaga dan / atau lintas wilayah;

(6) STANDAR BIAYA YANG BERSIFAT KHUSUS disebut Standar Biaya

Khusus, penggunaannya untuk kegiatan yang khusus dilaksanakan

oleh kementerian negara / lembaga tertentu

(51)

STANDAR BIAYA YANG

DAPAT DIPAKAI UNTUK

PENGANGGARAN

KEGIATAN/SATKER/

WILAYAH/LOKASI

SECARA UMUM

UMUMNYA BERUPA

STANDAR BIAYA INPUT

/ BIAYA MASUKAN

STANDAR BIAYA

YANG DIPAKAI

UNTUK

PENGANGGARAN

KEGIATAN/SATKER/

WILAYAH/LOKASI

TERTENTU

UMUMNYA BERUPA

STANDAR BIAYA

OUTPUT / BIAYA

KELUARAN

(52)

STANDAR

BIAYA

S.B.

UMUM

S.B.

KHUSUS

HONORARIUM UANG LEMBUR PERJALANAN KEGIATAN UMUM

BARANG & JASA KEG. KHUSUS

Pengelola Keu Pengadaan B&J Tim Teknis Keg. Tim Fungsional Luar Negeri Dalam Negeri

KOMPONEN

STANDAR BIAYA

ATK Bahan M Barang lainnya Perawatan Aset BARANG & JASA

Sewa

(53)

Persyaratan SBK (1)

Dilaksanakan secara rutin setiap tahun (bukan temporer);

Mempunyai keluaran (output) yang jelas dan terukur;

Merupakan penjabaran dari Tugas dan Fungsi Kementerian

Negara/Lembaga;

Kegiatan yang dimaksud dapat berada di tataran kegiatan, sub

kegiatan sebagaimana dalam referensi RKAKL maupun detil

kegiatary sepanjang masih berada di bawah program

Kementerian Negara/Lembaga dalam rangka pencapaian kinerja

Kementerian Negara / Lembaga;

Bersifat khusus/spesifik dan hanya dilaksanakan oleh

Kementerian Negara/Lembaga tertentu dan atau di wilayah

tertentu.

(54)

Persyaratan SBK (2)

Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diusulkan menjadi

SBK adalah:

Kegiatan-kegiatan kesekretariatan yang sifatnya umum

dalam rangka operasional perkantoran pada Kementerian

Negara/Lembaga seperti: pembayaran gaji, operasional dan

pemeliharaan kantor ;

Kegiatan-kegiatan yang bersifat insidentil seperti:

pengadaan barang antara lain komputer dan kendaraan,

pembangunan gedung kantor.

(55)

KEMENTERIAN / LEMBAGA DEPARTEMEN KEUANGAN BADAN PUSAT STATISTIK Membahas kebutuhan biaya input untuk

membiayai

kegiatan/sub kegiatan guna menghasilkan

output yang telah ditetapkan INDEKS STANDAR BIAYA UMUM DAN KHUSUS MENYEDIAKAN DATA HARGA DAN TINGKAT KEMAHALAN DAERAH MENGUSULKAN RINCIAN BIAYA INPUT UNTUK MENCAPAI OUTPUT SETIAP KEGIATAN/SUB KEGIATAN

MENGHIMPUN DATA HASIL PEMBAHASAN STANDAR BIAYA

KE DALAM DAFTAR STANDAR BIAYA YG AKAN DITETAPKAN

(56)

Standar Biaya Masukan

Contoh standar biaya masukan (input)

Satu rim kertas ukuran A4 70 gram

Rp. 25.000,-

Satu unit PC Pentium 4 Multimedia

Rp. 10.000.000,-

Honorarium Narasumber

Rp. 450.000,-

Biaya Perjalanan Dinas Gol IV

Rp. 400.000,-

Standar Biaya Keluaran

Contoh ilustrasi standar biaya keluaran (output)

Biaya lokakarya tipe A per peserta

Rp. 250.000,-

Biaya buku panduan Paket A per buku

Rp.

100.000,-

(57)

750.000,-NANGGROE ACEH DARUSSALAM 90.000 300.000 SUMATERA UTARA 65.000 300.000 R I A U 55.000 300.000 KEPULAUAN RIAU 65.000 300.000 J A M B I 55.000 300.000 SUMATERA BARAT 100.000 300.000 SUMATERA SELATAN 85.000 300.000 LAMPUNG 95.000 300.000 BENGKULU 65.000 300.000 BANGKA BELITUNG 55.000 300.000 B A N T E N 220.000 300.000 D.K.I. JAKARTA 140.000 450.000 JAWA BARAT 45.000 350.000 JAWA TENGAH 40.000 300.000 D.I. YOGYAKARTA 50.000 350.000 JAWA TIMUR 85.000 350.000 B A L I 85.000 400.000

NUSA TENGGARA BARAT 30.000 350.000

NUSA TENGGARA TIMUR 110.000 350.000

KALIMANTAN BARAT 80.000 300.000 KALIMANTAN TENGAH 65.000 300.000 KALIMANTAN SELATAN 90.000 300.000 KALIMANTAN TIMUR 275.000 350.000 SULAWESI UTARA 80.000 300.000 GORONTALO 220.000 300.000 SULAWESI BARAT 65.000 300.000 SULAWESI SELATAN 95.000 350.000 SULAWESI TENGAH 35.000 300.000 SULAWESI TENGGARA 90.000 300.000 MALUKU 165.000 300.000 MALUKU UTARA 110.000 300.000 PAPUA 220.000 450 000

IRIAN JAYA BARAT 110.000 400.000

(58)

Contoh ilustrasi Standar Biaya Keluaran &

Penganggaran Kegiatan

Nama Kegiatan : Peningkatan Kualitas Guru MI & MTs

Sub kegiatan : Lokakarya Peningkatan Kualitas Guru MTs

--- Output : Jumlah guru peserta lokakarya

Spesifikasi Kegiatan : Lokakarya Tipe A, 30 orang, 30 hari

Standar Biaya Keluaran / peserta : Rp. 10.000.000.-

--- Jumlah output : 30 orang guru

Jumlah Anggaran : 30 x Rp. 10.000.000,- = Rp.300.000.000,-

--- Outcome : (1) Proses belajar mengajar di MTs lebih lancar dengan

sistem dan materi ajar yang lebih berkualitas (2) Jumlah muurid yang lulus ujian lebih banyak dan lebih lulusan lebih berkualitas

(59)

Standar Biaya Umum (SBU)

1.

Honor penanggung jawab pengelola keuangan

2.

Honor pejabat/panitia pengadaan barang dan jasa

3.

Honor panitia pemeriksa/penerima barang/jasa paket

4.

Honor pengelola PNBP

5.

Honor pelaksana kegiatan penelitian

6.

Honor narasumber dalam rangka seminar/sosialisasi

7.

Honor Penyuluh non PNS

8.

Honor Pengemudi, pramubakti, dan Satpam

9.

Honor Tim Pelaksana Kegiatan

(60)

31. Diklat pimpinan/struktural

32. Latihan prajabatan

33. Pengadaan bahan makanan

34.Pemeliharaan gedung

35. Pemeliharaan gedung untuk perwakilan RI

36. Pemeliharaan kendaraan

37. Lain-lain pemeliharaan

38. Perjalanan dinas dalam negeri

39. Perjalanan dinas luar negeri

(61)

Standar Biaya Khusus

1.

Badan Pemeriksa Keuangan

2.

Komisi Yudisial

3.

Departemen Luar Negeri

4.

Kejaksaan Agung

5.

Departemen Dalam Negeri

6.

Departemen Agama

7.

Badan Pusat Statistik

8.

Departemen Keuangan

9.

Departemen Sosial

10.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

11.

DST

Gambar

Grafik Biaya Total

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, maka perusahaan dapat menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan setiap

Menurut Hansen dan Mowen (2009) Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya produksi:

Menghitung analisis biaya konstruksi perkerasan dimulai dari komponen bahan, alat dan tenaga kerja sehingga didapat Harga.. Satuan Dasar sebagai

Dengan cara ini, saldo akun barang dalam proses mencerminkan biaya standar produksi; unit yang ditransfer ke Persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan pada biaya

Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah kuantitas sesungguhnya.. Model satu selisih (the

X hendaknya pada waktu menetapkan harga standar harus memilih atau menghitung harga yang mencerminkan harga pasar sekarang untuk menghindari selisih harga bahan baku

Yang dimaksud dengan kuantitas standar yang diperkenankan (standard quantity allowed) atau jam standar yang diperkenankan (standard hours allowed), adalah jumlah

Harga pokok produksi merupakan salah satu unsur yang penting bagi pengendalian biaya produksi.57 Terdapat dua motede yang dapat digunakan dalam menghitung biaya produksi pada rumah