I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN
T
Tokoksopsoplaslasmosmosis is sereserebral bral adaadalah lah penpenyakyakit it infinfeksi eksi opopporportuntunistiistik k yanyang g biabiasanysanyaa menyerang pasien-pasien dengan HIV-AIDS dan merupakan penyebab paling sering terhadap menyerang pasien-pasien dengan HIV-AIDS dan merupakan penyebab paling sering terhadap abses serebral
abses serebral pada pasien-paspada pasien-pasien ini. ien ini. ToToxoplaxoplasma gondii sma gondii juga dapat juga dapat menimmenimbulkabulkan n radangradang pada
pada kulit kulit kelenjar kelenjar getah getah bening bening jantung jantung paru paru mata mata dan dan selaput selaput otak.otak.!"#!"# Infeksi paling Infeksi paling
umum dapat didapat dari kontak dengan ku$ing-ku$ing dan fe$es mereka atau daging mentah umum dapat didapat dari kontak dengan ku$ing-ku$ing dan fe$es mereka atau daging mentah atau yang kurang masak.
atau yang kurang masak.!-%!-%
&enyakit ini bisa diobati dan sembuh se$ara total namun jika tidak dira'at akan &enyakit ini bisa diobati dan sembuh se$ara total namun jika tidak dira'at akan berakhir
berakhir dengan dengan kematian. kematian. &enyakit &enyakit ini ini disebabkan disebabkan oleh oleh parasitparasit ToToxoplasma gondii,xoplasma gondii, yangyang mer
merupaupakan kan penpenyakyakit it parparasit asit padpada a he'he'an an yanyang g dapdapat at ditditulaularkan rkan ke ke manmanusiausia. . &ar&arasiasit t iniini me
merurupakpakan an gogololongngan an prprototo(o(oa oa yayang ng memengngininfekfeksi si sebsebagagiaian n bebesar sar popopupulalasi si duduninia a dadann merupa
merupakan penyebab tersering kan penyebab tersering penypenyakit-pakit-penyakenyakit it infeksinfeksi i otak pada otak pada pasien dengan pasien dengan HIV HIV--AIDS.
AIDS.!"#!"# Infeksi toksoplasma gondii biasanya bersifat laten dan dormant asimptomatik pada Infeksi toksoplasma gondii biasanya bersifat laten dan dormant asimptomatik pada
indi)idu baik dengan imunokompeten atau dengan HIV-AIDS. *amun pasien dengan HIV indi)idu baik dengan imunokompeten atau dengan HIV-AIDS. *amun pasien dengan HIV lebih $enderun
lebih $enderung g terkena toksoplterkena toksoplasmosiasmosis s akut karena akut karena proseproses s reakti)reakti)asi asi orgorganisme ini anisme ini apabilapabilaa jumlah
jumlah +D% +D% T T sel sel mereka mereka kurang kurang di di ba'ah ba'ah !,,sel/ !,,sel/ atau atau apabila apabila jumlah jumlah +D% +D% T T sel sel didi ba'ah ",, sel/ tetapi ada infeksi-infeksi oportunistik lainnya atau malignansi.
ba'ah ",, sel/ tetapi ada infeksi-infeksi oportunistik lainnya atau malignansi."#"# 0eakti)asi 0eakti)asi
tok
toksopsoplasmlasma a gongondii dii yayang ng latelaten n padpada a paspasien ien HIVHIV--AIDAIDS S umumumnumnya ya akaakan n menymenyebabebabkankan toksoplasmosis serebral dan bisa membahayakan ji'a jika diagnosis dan terapi tidak tepat. toksoplasmosis serebral dan bisa membahayakan ji'a jika diagnosis dan terapi tidak tepat. &enya
&enyakit ini kit ini $ukup sulit didiagnos$ukup sulit didiagnosis is dan diterapi terutama di dan diterapi terutama di negaranegara-negara berkemb-negara berkembang diang di mana jumlah pasien HIV sangat tinggi. 1erdasarkan gejala klinis dan terlibatnya organ sefal mana jumlah pasien HIV sangat tinggi. 1erdasarkan gejala klinis dan terlibatnya organ sefal menyebabkan kasus ini menjadi lebih serius dari toksoplasmosis ekstraserebral.
menyebabkan kasus ini menjadi lebih serius dari toksoplasmosis ekstraserebral.
2ambar !. To
2ambar !. Toksoplasma gondii ekstra $erebral ksoplasma gondii ekstra $erebral dengan pe'arnaan H.A.dengan pe'arnaan H.A.
1 1
II. EPIDEMIOLOGI
&re)alensi (at anti T. gondii berbeda di berbagai daerah geografik seperti pada ketinggian yang berbeda di daerah rendah pre)alensi (at anti lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang tinggi. &re)alensi (at anti ini juga lebih tinggi di daerah tropik. &ada umumnya pre)alensi (at anti T. gondii yang positif meningkat sesuai dengan umur tidak ada perbedaan antara pria dan 'anita. Anjing sebagai sumber infeksi mendapatkan infeksi dari
makan tinja ku$ing atau bergulingan pada tanah yang mengandung tinja ku$ing yang merupakan instrumen penyebaran se$ara mekanis dari infeksi T. gondii. /alat dan ke$oa se$ara praktis juga penting dalam penyebarannya.3
Di Indonesia pre)alensi (at anti T. gondii pada he'an adalah sebagai berikut4
• ku$ing #3-5# 6 • babi !!-#7 6 • kambing !!-7! 6 • anjing 53 6
• ternak lain kurang dari !, 6 .3
III. ETIOLOGI
Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang diba'a oleh ku$ing burung dan he'an lain yang dapat ditemukan pada tanah yang ter$emar oleh tinja ku$ing dan kadang pada daging atau sayur mentahkurang matang. Apabila parasit masuk ke dalam sistem
kekebalan ia menetap di dalam tubuh tetapi sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat mela'an parasit tersebut hingga tuntas dan dapat men$egah penyakit. Transmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging babi atau domba yang mentah yang mengandung kista. 1isa juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan feses ku$ing. Selain itu dapat terjadi transmisi le'at transplasental transfusi darah dan transplantasi organ. Infeksi akut pada indi)idu yang immunokompeten biasanya asimptomatik. &ada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reakti)asi dari infeksi laten. 8ang akan mengakibatkan timbulnya infeksi opportunistik dengan predileksi di otak.!-%
2ambar ". Siklus Hidup Toxoplasmosis Siklus Hidup dan 9orfologi Toxoplasmosis
Toxoplasma gondii terdapat dalam # bentuk yaitu bentuk ta$hy(oite kista dan :okista4"#
• Ta$hy(oit berbentuk o)al dengan ukuran #-5 um dapat mengin)asi semua sel
mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut dari infeksi. 1ila infeksi menjadi kronis ta$hy(oit dalam jaringan akan membelah se$ara lambat dan disebut bradi(oit.
2ambar #. Ta$hy(oit
• 1entuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan
berukuran !,-!,, um. ;ista penting untuk transmisi dan paling banyak terdapat dalam otot rangka otot jantung dan susunan syaraf pusat.
2ambar %. ;ista
• 1entuk yang ke tiga adalah bentuk :okista yang berukuran !,-!" um. :okista
terbentuk di sel mukosa usus ku$ing dan dikeluarkan bersamaan dengan fe$es ku$ing. Dalam epitel usus ku$ing berlangsung siklus aseksual atau s$hi(ogoni dan siklus seksual atau gametogenidan sporogoni yang menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama fe$es ku$ing. ;u$ing yang mengandung toxoplasma gondii dalam sekali ekskresi akan mengeluarkan jutaan ookista. 1ila ookista ini tertelan oleh pejamu perantara seperti manusia sapi kambing atau ku$ing maka pada berbagai jaringan pejamu perantara akan dibentuk kelompok-kelompok ta$hy(oit yang membelah se$ara aktif. &ada pejamu perantara tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista. 1ila ku$ing makan tikus yang mengandung kista maka terbentuk kembali stadium seksual di dalam usus halus ku$ing tersebut.
2ambar 3. :okista
IV. PATOFISIOLOGI
&enularan pada manusia dimulai dengan tertelannya tissue $yst atau oo$yst diikuti oleh terinfeksinya sel epitel usus halus oleh brady(oites atau sporo(oites se$ara berturut-turut. Setelah bertransformasi menjadi ta$hy(oitesorganisme ini menyebar ke seluruh tubuh le'at peredaran darah atau limfatik. &arasit ini berubah bentuk menjadi tissue $ysts begitu men$apai jaringan perifer. 1entuk ini dapat bertahan sepanjang hidup pejamu dan berpredileksi untuk menetap pada otak myo$ardium paru otot skeletal dan retina.
&ada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reakti)asi dari infeksi laten yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi oportunistik dengan predileksi di otak. Tissue $yst menjadi ruptur dan melepaskan in)asi)e trofo(oit <taki(oit=. Taki(oit ini akan menghan$urkan sel dan menyebabkan fo$us nekrosis.!"7
&atogenesis Toxoplasmosis
&ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah +D% limfosit T dapat menjadi prediktor kemungkinan adanya infeksi oportunistik. HIV se$ara signifikan berdampak pada kapasitas fungsional dan kualitas kekebalan tubuh. HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit T% yang mempunyai reseptor +D%. 1eberapa sel lain yangjuga mempunyai reseptor +D% adalah 4 sel monosit sel makrofag sel folikular dendritik sel retina sel leher rahim dan sel langerhans. Infeksi limfosit +D% oleh HIV dimediasi oleh perlekatan )irus kepermukaan sel reseptor +D% yang menyebabkan kematian sel dengan meningkatkan tingkat apoptosis pada 5 Ookista (Daging Tachyzoit (usus) Immunocompromiz ed Imune !espon "radyzoit (otak# ske$eta$# myocard# Darah % &im'e
sel yang terinfeksi. Selain menyerang sistem kekebalan tubuh infeksi HIV juga berdampak pada sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelainan pada saraf. Infeksi oportunistik dapat
terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada penderita HIVAIDS. Infeksi tersebut dapat menyerang sistem saraf yang membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. 9ekanisme bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistik seperti toxoplasmosis sangat kompleks. Ini
meliputi deplesi dari sel T +D%> kegagalan produksi I/-" I/-!" dan I?*-gamma> kegagalan akti)itas /imfosit T sitokin. Sel-sel dari pasien yang terinfeksi HIV menunjukkan penurunan produksi I/-!" dan I?*-gamma se$ara in)itro dan penurunan ekspresi dari +D !3% sebagai
respon terhadapT gondii.!"7
0espon Imun V. GAMBARAN KLINIS ekspresi D154 *ktiasi D4 se$ T Tachyzoit
se$ dendritik dan makro'ag
I&+12
,e$ T→I-.+y
2ejala toxoplasmosis $erebral tidak bersifat spesifik dan agak sulit untuk dibedakan dengan penyakit lain seperti lymphoma tuber$ulosis dan infeksi HIV akut. Toksoplasmosis dapatan tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. 2ejala yang ditemui pada de'asa maupun anak-anak umumnya ringan.
Apabila menimbulkan gejala maka gejalanya tidak khas seperti demam nyeri otot sakit tenggorokan nyeri dan ada pembesaran kelenjar limfe ser)ikalis posterior suprakla)ikula dan suboksiput. &ada infeksi berat meskipun jarang dapat terjadi sefalgia muntah depresi nyeri otot pneumonia hepatitis miokarditis ensefalitis delirium dan dapat terjadi kejang.!"#
2ejala-gejala klinis pada toksoplasmosis pada umumnya sesuai dengan kelainan patologi yang terjadi dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala-gejala klinis pada
toksoplasmosis $ongenital dan toksoplasmosis didapat.
2ejala $erebral toksoplasma atau dikenali sebagai toksoplasma otak termasuk ensefalitis demam sakit kepala hebat yang tidak ada respon terhadap pengobatan lemah pada satu sisi tubuh kejang kelesuan kebingungan meningkat masalah penglihatan )ertigo afasia masalah berjalan muntah dan perubahan kepribadian. Tidak semua pasien menunjukan tanda infeksi. &ada ensefalitis fokal ditemukan nyeri kepala dan rasa bingung kerna adanya pembentukan abses akibat dari terjadinya infeksi toksoplasma. &asien dengan sistem imunnya menurun gejala-gejala fokalnya $epat sekali berkembang dan penderita mungkin akan mengalami kejang dan penurunan kesadaran.!"#
Toksoplasmosis serebral sering mun$ul dengan onset subakut dengan gejala fokal nerologik. @alau bagaimanapun terdapat juga onset yang tiba-tiba disertai kejang atau pendarahan serebral. Hemiparesis dan gangguan per$akapan sering ditemui sebagai gejala
klinis a'al.
;eterlibatan batang otak bisa menghasilkan lesi saraf $ranial dan pasien akan mempamerkan disfungsi serebral seperti disorientasi kesadaran menurun lelah atau koma. &engibatan medulla spinalis akan menghasilkan gangguan motorik dan sensorik bagi beberapa anggota badan serta kantung kemih atau kesakitan fokal.!"#
VI. PROSEDUR DIAGNOSTIK 1
Identifikasi dan Is!asi Pa"asit
Diagnosis definitif membutuhkan pembuktian adanya parasit pada spesimen. @alaupun jarang pada pasien dengan meningoensefalitis yang disebabkan T. 2ondii parasit tersebut dapat diisolasi pada $airan /+S. &arasit dapat juga diisolasi dari kultur darah pasien 'alaupun dengan atau tanpa bukti adanya ensefalitis yang sedang berlangsung. Dulu isolasi T. 2ondii yang didapatkan dari spe$imen klinis memerlukan perlakuan intensif dan hasil yang didapat setelah 7 minggu kemudian. 9etode diagnostik lainnya yang sedang diteliti adalah amplikasi selektif dengan &+0 dari produksi khusus D*A spe$imen klinik T. 2ondii. ;arena keuntungan klinis dari teknik pemeriksaan yang sangat senditif ini untu mengidentifikasi parasit pada /+S <pada infeksi yang predominan ensefalitis dibandingkan meningitis= pemeriksaan ini tetap perlu dilakukan.
Test Se"!#is
Tes terhadap Ig9 digunakan untuk menentukan apakah suatu pasien telah terkena infeksi baru-baru ini atau di 'aktu yang lalu. :leh karena ada kemungkinan dalam salah menafsir hasil positif Ig9 dari hasil per$obaan pengujian untuk konfirmasi harus dilakukan.
a. Toxoplasma Serologi$al &rofile <TS&=
TS& telah se$ara klinis sangat menolong dalam mendiagnosis toxoplasmik limfadenitis myo$arditis polyomiositis $horioretinitis dan selama kehamilan. ;arena pemeriksaan TS& dengan hasil positif pada Ig2 dan Ig9 dapat membedakan antara infeksiperadangan kronis atau infeksi yang didapat dan lebih baik daripada pemeriksaan serologi tunggal manapun.
b. Dye test
Antibodi Ig2 diukur terutama menggunakan sabin-fieldman dye test <DT=. &emeriksaan ini merupakan tes netralisasi sensitif dan sangat spesifik dimana organisme dilisiskan kemudian dipresentasikan dengan komplemen dan Ig2 antibodi spesifik T. 2ondii. Ig2 biasanya timbul dalam !-" minggu infeksi pun$aknya dalam !-" bulan kemudian turun dengan rata-rata penurunan ber)ariasi dan biasanya tetap ada selama hidup. Tingginya titer tidak berkorelasi dengan keparahan penyakit.
Dye test positif menyatakan bah'a pasien pernah terpapar oleh parasit sebaliknya DT yang negatif mempunyai arti penting dalam mengesampingkan kemungkinan terpapar T.gondii. &ada sebagian ke$il pasien antibodi Ig2 mungkin saja tidak terdeteksi dalam "-# minggu setelah a'al paparan terhadap parasit.
$. Test differential aglutination <A+HS=
Test differential aglutination menggunakan dua preparat antigen yang dapat menggambarkan antigen penentu yang ditemukan pada a'al infeksi akut <antigen A+= atau antigen pada tahap akhir infeksi <HS=. 0asio titer menggunakan antigen A+ dibandingkan antigen HS dapat menginterpretasikan sebagai akut.
d. A)idity
Test a)idity digunakan sebagai test konfirmasi diagnostik tambahan pada TS& untuk pasien dengan Ig9 positif atau eui)o$al atau hasil tes A+HS yang akut atau eui)o$al.
Hasil antibody a)idity Ig2 rendah atau eui)o$al jangan diinterpretasikan sebagai diagnostik infeksi yang didapat sekarang.
e. Antibody Ig9
Antibodi Ig9 diukur dengan menggunakan metode double sand'i$h atau immune $apture Ig9-B/ISA. 9etode ini menghindari kesalahan false positi)e.
&ada pasien dengan infeksi didapat saat ini antibodi Ig9 T.gondii dideteksi pada a'al penyakit dan titer ini akan negatif dalam beberapa bulan. Ig9 yang tetap persisten tidak
menggambarkan rele)ansi klinis dan pada pasiennya harus dipertimbangkan infeksi kronis.
f. Antibody IgA
Antibodi IgA mungkin dapat ditemukan pada infeksi akut dalam serum penderita de'asa dan infan yang terinfeksi se$ara kongenital menggunakan B/ISA atau metode ISA2A. Antibodi IgA dapat tetap ada untuk beberapa bulan sampai lebih dari satu tahun. 1erdasarakan hal ini pemeriksaan antibodi ini mempunyai peranan yang sedikit untuk menegakkan infeksi akut pada orang de'asa hal ini kontras dibandingkan apabila ada peningkatan sensitifitas dengan hasil pemeriksaan IgA yang melebihi Ig9 untuk
mendiagnosis toxoplasmosis kongenital. g. Antibody IgB
Antibodi IgB dideteksi dengan menggunakan B/ISA pada serum penderita de'asa dengan infeksi akut neonatus yang terinfeksi se$ara kongenital anak-anak dengan $horioretinitis toxoplasmosis kongenital. Durasi seropositif IgB kurang dibandingkan antibodi Ig9 atay IgA.
Ne$"i%a#in#
&ada gambaran +T-s$an di otak menunjukkan gambaran lesi noduler tunggal <#,6= atau multipel <5,6=. /ebih sering gambaran +T-s$an menunjukkan lesi ka)itasi dengan dinding yang tipis dan diikuti adanya ring enhan$emen setelah pemberian kontras. 2ambaran edema di sekeliling 'hit matter juga sering ditemukan.
Sekitar 536 nodul-nodul berlokasi di basal ganglia tetapi dapat juga tersebar sampai ke bagian serebral lain pada gray matter- 'hite matter. Toxoplasmosis mempunyai ke$enderungan untuk melibatkan basal ganglia lesi juga dapat timbul di sepanjang serebellum batang otak dan medulla spinalis. &erdarahan dan kalsifikasi dapat timbul selama pengobatan dan dikatakan kalsifikasi berupa $in$in tergambar pada a'al dilakukan +T-s$an
sebagai diagnosis pertama 'alaupun dikatakan bah'a kalsifikasi berupa $in$in jarang terjadi pada penyakit yang diapat dibandingkan dengan kelainan kongenital.
Tanda karakteristik dari toxoplasma di SS& adalah target yang asimetris yang dapat dideteksi baik dengan +T-s$an maupun dengan 90I dengan 90I lebih sensitif dibandingkan +T-s$an. Target asimetris yang timbul berupa abses ring enhan$ement yang mengandung nodul eksentris pada ka)itas absesnya. Tanda target asimetri ini sebenarnya patognomonik untuk toxoplasmosis SS& tetapi hanya terlihat pada #,6 penderita.
90I lebih sensitif dibandingkan +T-s$an pada a'al infeksi. 90I dapat mendeteksi lesi pada penderita toxoplasmosis aktif yang pada +T-s$an didapatkan hasil yang normal. Dengan demikian 90I direkomendasikan pada penderita yang dijumpai gejala neurologis dan antibodi toxoplasma dengan gambaran +T-s$an yang normal. Toxoplasmosis memperlihatkan area hipointens ringan pada T!@! dan hiperintense pada T"@!. ;adang lesi dapat menunjukkan sedikit isointense sampai hipointense pada T"@! dikelilingi oleh edema dengan intensitas lebih tinggi. &ada +B+T dan +B90 ring-like dan nodular enhan$ement dikelilingi edema 'hite matter dengan berbagai tingkatan. *odul atau ring enhan$ement fokal dijumpai sekitar 5,6 pendeita setelah pemberian gadolinium.
2ambar 7. +T-s$an kontras pada pasien dengan toksoplasmosis $erebri
Dia#nsis didasarkan pada gejala klinis tingkat resiko pemeriksaan antibodi Ig2 terhadap Toxoplasma gondii dan hasil dari pemeriksaan radiologi yang menunjang selain itu
dugaan diagnosis dapat pula didasarkan adanya respon klinis pengobatan terhadap Toxoplasma.
VII. PENATALAKSANAAN1
Terapi diberikan dalam jangka 'aktu minimal 7 bulan dan dibagi menjadi dua bagian yaitu terapi fase akut yang diberikan selama sekitar % sampai 7 minggu yang kemudian dilanjutkan dengan fase pera'atan.
&emberian terapi kortikosteroid sebagai terapi tambahan untuk mengatasi edema akan tetapi apabila toksoplasmosis ini terjadi karena adanya infeksi opportunistik maka harus dipertimbangkan pemberian kortikosteroid ini. &ada kasus ini sebaiknya hanya diberikan untuk jangka pendek agar tidak mengurangi immunitas penderita.
Terapi empiris Toxoplasmosis dapat diberikan pada penderita HIV dengan +D% yang kurang dari !,,mm# dan didapatkan gambaran abses otak dengan seropositif dari
Toxoplasma. Terapi fase akut dapat diberikan pyrimethamine dengan dosis a'al ",,mg peroral yang kemudian dilanjutkan dengan dosis 53-!,,mghari ditambah dengan sulfadia(in !-!3 gram yang diberikan setiap 7 jam atau !,,mgkghari <maksimum dosis C grhari= dan ditambah pula dengan asam folat !,-", mghari. &ada penderita yang mempunyai alergi terhadap sulfa maka preparat sulfa ini dapat digantikan dengan klindamisin dengan dosis 7,,-!",, mg yang diberikan setiap 7 jam sekali selain ini dapat pula diberikan preparat lain sebagai alternatif yaitu trimetoprim sulfametoksa(ol 3mgkg!" jam <dosis maksimum !3-", mgkghari= a(itromy$in <,,-!",, mghari= $larithromy$in !,,, mg diberikan per oral setiap !" jam atau ato)auone !3mg per oral setiap !" jam mino$y$lin !3,-",, mg diberikan setiap !" jam atau doksisiklin diberikan #,,-%,, mghari. ;ombinasi pemberian pyrimetamin dengan sulfadia(in dibandingkan kombinasi pyrimetamin dengan klindamisin
tidak memberikan hasil yang berbeda.
Terapi fase pera'atan dapat diberikan pyrimetamin "3-3, mghari ditambah dengan sulfadia(in 3,,-!,,, mghari diberikan sebanyak empat kali perhari dan juga diberikan asam folat bersama-sama. Apabila pasien tidak tahan atau alergi terhadap sulfadia(in dapat diganti dengan klindamisin !",, mg diberikan # kali perhari. &ada penderita yang mendapat terapi HAA0T < Highly Active Anti-Retroviral Therapy= terapi pera'atan dapat diberikan apabila kadar +D% lebih ",,dl selama # bulan pada pen$egahan primer dan selama 7 bulan pada pen$egahan sekunder.
VIII. DIAGNOSA BANDING1&'
Diagnosa banding penyakit yang paling dekat adalah primary central nervous system lesion (PCNS!. Diagnosa banding yang lain adalah tumor metastase tuberkuloma abses otak.
Toxoplasmosis &+*S/
/okasi 1asal ganglia perbatasan
'hite matter-gray matter
&eri)entri$ular
Eumlah lesi 1anyak <multipel= Tunggal F multipel
2ambaran enhan$ement +in$in Heterogen atau homogen
Bdema Sedang sampai berat 1er)ariasi
T" 'eighted image <lesion relatif to 'hite matter=
Hiperintense Isontense sampai hipointense
Diffusion 'eighted image 1iasanya hipointense Seringkali hiperintense
90 perfusion 9enurun 9eningkat
90 spe$tros$opy ;adar laktat meningkat ;adar $holine meningkat
/ain-lain Antibodi Ig2 Toxoplasma
positif <,6 penderita=
B1V D*A amplified by &+0 in +S? <hampir seluruh penderita=
Tabel !. Diagnosis banding ensefalitis toxoplasma dengan &+*S/
I(. PEN)EGAHAN *on farmakologi
&emeriksaan antitoksoplasma Ig2 antibodi harus dilakukan sebaik mungkin pada pasien yang didiagnosis dengan HIV-AIDS untuk melihat faktor-faktor resiko terjadinya toksoplasmosis akut. &asien dengan hasil laboratorium seronegatif harus diperiksa ulang apabila jumlah +D% T sel menurun di ba'ah !,,mm# untuk melihat apakah telah terjadi
serokon)ersi. Semua pasien dengan infeksi HIV harus diberikan edukasi mengenai $ara menjaga makanan karena penularan toxoplasma gondii bisa melalui makanan. Eadi makanan yang dikonsumsi terutama daging harus benar-benar masak <pada suhu 5%-55 derajat $el$ius=. Tangan harus di$u$i sebelum dan setelah menyentuh makanan. 1uah-buahan dan sayur-sayuran harus di$u$i bersih.!"%
Hindari menyentuh barang yang kemungkinan terkontaminasi dengan kotoran ku$ing. Eika ada kotoran ku$ing maka harus dibersihkan untuk menghindari maturasi sel-sel telur
toxoplasma gondii. Se'aktu berkebun harus memakai sarung tangan untuk menghindari transmisi toxoplasma gondii yang ada di tanah ke tangan manusia."#
?armakologi
&en$egahan primer diberikan pada penderita HIV dengan seropositif toxoplasma gondii dan kadar +D% G !,,mm#. ntuk pen$egahan primer ini dapat diberikan pyrimetamin
dengan sulfadia(in dan apabila penderita mengalami alergi terhadap sulfadia(in maka dapat digunakan pyrimetamin dengan klindamisin. &ilihan kedua dapat menggunakan trimetoprim sulfametoksa(ol atau dapat juga menggunakan pyrimetamin dengan dapson pilihan yang lain adalah pyrimetamin dengan ato)auone.!
&rofilaksis monoterapi dengan menggunakan pyrimetamin atau dapson atau a(itromi$in tidak dianjurkan karena penggunaan profilaksis monoterapi tidak memberikan hasil yang memadai untuk pen$egahannya. &en$egahan primer dihentikan apabila penderita telah memberikan respon terhadap antiretro)iral dan kadar +D% F ",,mm#selama # bulan.
&en$egahan sekunder dihentikan apabila penderita sudah tidak menampakkan gejala dan kadar +D% F ",,mm# selama 7 bulan setelah pemberian antiretro)iral.!
(. PROGNOSIS1
&ada umumnya ensefalitis toksoplasma dapat diterapi dengan baik sehingga prognosisnya baik. Angka kematian berkisar !-"36 pada penderita yang mendapat penanganan dengan baik. &ada penderita dengan defisiensi imun terdapat kemungkinan
terjadinya kekambuhan apabila pengobatan profilaksis dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
!. Suroto Soedomo A Addinar I 1udianto &. *eurology update dalam &I* ",!% Solo. *S &ress4 Solo> ",!%.h.!"#-#5.
". Sude'i AA0 Sugianto & 0itar'an ;. Infeksi pada sistem saraf. Airlangga ni)ersity &ress4 Surabaya> ",!!.h.!-!,".
#. Eaya'ardena S Singh S 1ur(yantse)a : +larke H. +erebral Toxoplasmosis in Adult &atients 'ith HIV Infe$tion. Hospital Physician. ",,C4!5-"%.
%. Ad)isory +ommitee on the 9i$robiologi$al Safety of ?ood4 0isk profile in 0elation to Toxoplasma in the ?ood +hain.
3. +hahaya I. Bpidemiologi Toxoplasma gondiiJ. 1agian ;esehatan /ingkungan ?akultas ;esehatan 9asyarakat4 ni)ersitas Sumatera tara.
7. 8asuhiro Su(uki. Immunopathogenesis of +erebral Toxoplasmosis. Department of 1iomedi$al S$ien$e and &athology Virginia. ",,".