• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH MERITA NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH MERITA NIM."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

ARTIKEL ILMIAH

MERITA

NIM. 09010098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

1

Merita, Nurhadi dan Ade Dewi Maharani³

e-mail:meritameri007@gmail.com

Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Jln. Gunung Panggilun Padang

Abstract

The purpose of this is to evaluate Biology practical work class XI Semester I in SMA Solok Selatan regency. This research is descriptive by using total sampling method. The data in this research is qualitative and quantitative where gotten from questioner analysis, observation and interview with biology teacher. The sample in this research are all biology teachers class XI who are active in SMA Solok Selatan Regency year 2015/2016. The data analysis technique in this research is descriptive statistic analysis technique that by describe data and serve data in distribution frequency with percentage. The result is gotten that, the highest percentage of practical work was cell structure plant and animal with 87,01%, as Very done criteria. Meanwhile in not done criteria is blood structure material system of animal 0%. The highest school percentage is SMAN 3 Solok Selatan with 82,16% as done criteria meanwhile the lowest done criteria is SMAN 2 Solok with 0% as not done criteria. The percentage of practical work overall in SMAN Solok Selatan regency is 55,45% with not too done criteria. It can be concluded biology practical work in class XI Semester 1 in SMAN Solok Selatan regency year 2015/2016 is not too done. Keyword: Done, Practical Work and Biology

PENDAHULUAN

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial atau aktual telah dimiliki peserta didik tidak selalu harus diberi atau dilatih, mereka dapat mencari, menemukan dan memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan,pengetahuan,kemampuan,ketera mpilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik. Untuk membantu mengembangkan pontensi siswa, diharapkan dalam proses pembelajaran diselengarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan untuk tercapainya pembelajaran yang baik maka guru diharapkan untuk tidak hanya memberi materi saja di dalam kelas, namun guru juga harus dapat membangun minat siswa melalui kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan agar siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya, terutama pada pelajaran biologi yang membutuhkan pemahaman yang lebih. Mempelajari biologi orang akan mengetahui sejarah kehidupan, baik kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu siswa disekolah terutama di SMA perlu mempelajari biologi. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan IPA, jadi harus diperlakukan dan diberikan kepada siswa sebagai IPA atau Sains yang lahir dan berkembang melalui observasi dan eksperimen. Karena itu, dalam pembelajaran biologi siswa harus aktif melakukan kegiatan pengamatan atau eksperimen,

(4)

2

mendiskusikan hasilnya dan menarik kesimpulan. Siswa bukan hanya mendengar dan menerima informasi, membuat catatan, menghafal kemudian menyelesaikan tugas yang sifatnya mengingat apa yang dihafalnya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara pontensial atau aktual telah dimiliki peserta didik tidak selalu harus diberi atau dilatih, mereka dapat mencari, menemukan dan memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan, pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik.

Menurut Wildan (dalam Prasaditarini 2012:2), biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Dengan mempelajari biologi, orang akan mengetahui sejarah kehidupan, manusia, hewan dan tumbuhan. Menurut Kertiasa (dalam Awwaluddin 2012:1), pembelajaran biologi harus ditekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mamapu menjelajahi alam sekitar secara alamiah.

Pembelajaran biologi ini di tuntut untuk melaksanakan praktikum dimana praktikum ini di laksanakan dilaboratorium baik yang alamiah maupun buatan. Menurut Tarmizi (2009:5) bahwa laboratorium merupakan ruangan baik tertutup maupun terbuka yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang saling terintegrasi serta ditunjang oleh adanya suatu infrastruktur yang dibutuhkan demi terwujudnya hasil optimal, sedangkan menurut Rustaman dalam Yulianingsi (2007:9), laboratorium biologi merupakan suatu tempat percobaan atau penelitian biologi dilakukan.

Menurut Nasution (2010:185), laboratorium adalah suatu bentuk mengajar yang menghadapkan murid dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia (2007:621), laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan.

Menurut Permenpan No. 03 Tahun 2010, laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Di Kabupaten Solok Selatan ada sembilan SMA Negeri yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 9. Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara yang penulis lakukan pada bulan November 2015. Terdapat kendala yang dialami guru saat melakukan praktikum yaitu kesedian alat dan bahan yang tidak cukup, banyaknya materi yang dipraktikumkan, waktu yang disediakan sekolah tidak cukup, laboratorium yang masih dipakai untuk PBM, tidak adanya tenaga laboran, laboratorium biologi masih disatukan dengan laoratorium kimia atau fisika. Sehingga kegiatan praktikum tidak berjalan dengan optimal sedangkan pembelajaran biologi dituntut untuk melaksanakan praktikum. Kalau praktikum tidak dilaksanakan maka salah satu tujuan pembelajaran tidak tercapai. Kelancaran praktikum ditentukan oleh kesediaan alat dan bahan, jadwal pemakaian laboratorium pemakaiannya diatur bergantian, tata tertib dilaboratorium, manajemen dan pengelolaan laboratorium.

Menurut Tarmizi (2009:6-7) suatu laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan yaitu berupa peralatan laboratorium dan sumber daya manusia. Sejalan dengan itu maka laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan yaitu berupa peralatan laboratorium perlu diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana laboratorium IPA biologi untuk SMA adalah sebagai berikut :

a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.

(5)

b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar.

c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m.

d. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan. Ruang laboratorium biologi dilengkapi oleh sarana dan prasarana.

Selain itu, menurut Wirjosoemarto dkk, (2004:44) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan untuk pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci , aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus merupakan peralatan seperti meja siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan dan ruang timbang, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K dan pemadam kebakaran.

Penelitian tentang laboratorium telah diteliti oleh Mastika (2014) dengan judul Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bawah kondisi daya dukung fasilitas alat-alat laboratorium IPA/Biologi yang ada di kota Denpasar sangat baik yakni berada pada interval 90 % artinya daya dukung alatnya sangat baik, segi managemen pengelolaan laboratorium SMA Negeri kota Denpasar smuanya tergolong sangat baik berada pada interval 86.04 %, sedangkan untuk efektivitas dalam pemanfaatan ruang laboratorium yang ada di kota denpasar menunjukkan sangat baik berada pada interval 85.12 %.

Penelitian tentang laboratorium juga dilakukan oleh Mahiruddin (2008) dengan judul Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola Terhadap Efektivitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten

Konawe. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kondisi fasilitas laboratorium IPA SMA di kabupaten Konawe tergolong baik (60,34%), kompetensi pengelola laboratorium IPA tergolong baik (60,35%), dan efektivitas manajemen laboratorium IPA tergolong tinggi (63,79%). Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa fasilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas manajemen laboratorium IPA (Fhitung = 3,505 dan p = 0,066) dengan kontribusi sebesar 5,9%. Kompetensi pengelola berpengaruh signifikan terhadap efektivitas manajemen laboratorium IPA (Fhitung = 10,922 dan p = 0,002) dengan kontribusi sebesar 16,3%. Hasil uji regresi ganda menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari fasilitas dan kompetensi pengelola terhadap efektivitas manajemen laboratorium IPA (Fhitung = 6,516 dan p = 0,003) dengan kontribusi sebesar 19,2%.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Keterlaksanaan Praktikum Biologi Kelas XI Semester I di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan”. Dengan tujuan untuk meninjau keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI semester I di SMAN se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitia yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dilihat gambaran atau informasi tentang keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI semester I di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan pada 31Maret – 30 April 2016. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh anggota populasi (Total Sampling) yakni guru bidang studi biologi yang aktif mengajar di kelas XI di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diadopsi dari angket Faradila (2015:54) menggunakan skala Guttman. Alternatif jawaban pada jenis skala ini hanya terdiri dari dua alternatif yaitu Ya dan Tidak. Masing-masing akan diberi skor 1 dan 0. Teknik

(6)

4

analis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data dan penyajikan data dalam bentuk distribusi frekwensi dengan presentase. Menurut Purwanto (2010:102) adapun teknik analisis data yang menggunakan persen dapat dicari dengan mengunakan rumus sebagai berikut:

% 100 X SM R NP Keterangan :

NP:Nilai prosentase yang dicari atau diharapkan

R :Skor mentah yang diperoleh siswa SM:Skor maksimum ideal dari tes yang

bersangkutan 100:Bilangan tetap

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengelompokan data dengan kriteria variabel menurut Purwanto (2010:103) yaitu : 86% - 100% :Sangat Terlaksana 76% - 85% :Terlaksana 60% - 75% :Cukup Terlaksana 55% - 59% :Kurang Terlaksana ≤54 :SangatKurang Terlaksana HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI semester I, maka diperoleh persentase keterlaksanaan praktikum pada setiap materi biologi kelas XI semester 1 SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan, dapat dilihat pada tabel.

Tabel . Persentase Keterlaksanaan Praktikum Biologi Kelas XI Semester 1 di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan

M SMAN % M K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 97.38 0 100 96,07 96,22 98,03 98,03 98,03 100 87,06 ST 2 100 0 100 100 100 100 0 91,08 100 76,78 T 3 66,23 0 100 88,46 100 83,02 0 98,71 100 70,71 CT 4 75,48 0 100 0 100 100 0 95,76 95,76 63 CT 5 98,5 0 100 83,78 100 95,81 93,59 93,85 100 85,05 T 6 33,75 0 100 0 0 0 0 91,43 94,16 35,48 SKT 7 66,66 0 100 0 100 100 0 92,12 100 62,08 CT 8 66,66 0 59,19 0 100 55,09 0 45,1 0 36,22 SKT 9 33,33 0 52,28 0 64,69 49,01 0 54,81 83,33 37,49 SKT 10 92,29 0 92,29 50,78 100 81,63 0 86,07 0 55,89 KT 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SKT JP 730,2 8 0 903,7 6 419,9 1 860,9 1 762,5 9 191,6 2 846,9 6 773,2 5 - - % P 66,38 0 82,16 38,09 78,26 69,32 17,42 76,99 70,29 55,43 KT K CT SKT T SKT T CT SKT T CT Keterangan: K : Kreteria M : Materi

1. Struktur Sel Tumbuhan & Hewan 2. Organel-Organel Sel Tumbuhan &

Hewan

3. Transfor pada Membran (Difusi , Osmosis)

4. Jaringan Tumbuhan (Jaringan Epidermis dan Derivatnya) 5. Struktur Aanatomi Daun, Akar dan

Batang Monokotil dan Dikotil 6. Struktur Jaringan Epitel dan Sistem

Organ pada Hewan

7. Struktur Jaringan Pengikat pada Hewan

8. Sistem Gerak pada Manusia (Zat Penyusun Tulang Keras dan Klasifikasi Tulang Rangka Manusia) 9. Otot sebagai Alat Gerak Aktif 10. Sistem Peredaran Darah Manusia 11. Sistem Peredaran Darah Hewan P : Permateri JP : Jumlah Persekolah % M : Persentase Materi % P : Persentase Persekolah ST : Sangat Terlaksana T : Terlaksana CT : Cukup Terlaksanana KT : Kurang Terlaksana SKT : Sangat Kurang Terlaksana

(7)

Berdasarkan Tabel diatas bahwa persentase keterlaksanaan praktikum permateri tertingi yaitu materi struktur sel tumbuhan dan hewan sebanyak 87,06 % (sangat terlaksana) dan kreteria sangat kurang terlaksana yaitu pada materi struktur sistem peredaran darah hewan, struktur jaringan epitel dan sistem organ pada hewan,otot sebagai alat gerak aktif dan sistem peredaran darah manusia. Sedangkan persentase keterlaksanaan praktikum persekolah tertinggi yaitu SMA Negeri 3 Solok Selatan sebanyak 82,16 % (terlaksana) dan kreteria sangat kurang terlaksana pada SMA Negeri 2 Solok Selatan 0 %. Persentase keterlaksanaan praktikum secara keseluruhan di SMA Negeri Sekabupaten Solok Selatan 55,43 % (kurang terlaksana).

Jumlah SMA Negeri di Kabupaten Solok Selatan terdapat 9 sekolah. Sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar. Dimana lembaga ini memberikan pengajaran secara formal. Menurut Hamalik (2008:5) sekolah adalah sesuatu lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya.

Berdasarkan analisis data deskriptif penelitian diatas, yang diberikan kepada responden dapat dilihat bahwa keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI semester I di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dikategorikan dengan kriteria kurang terlaksana. Hal ini terjadi karena ada beberapa kendala yang di alami oleh responden. Seperti kekurangan alat bahan, waktu yang tidak cukup serta tenaga pengajar yang kurang, tenaga laboran yang tidak ada dengan demikian praktikum tidak akan berjalan dengan lancar.

Menurut Tarmizi (2009:143) kelancaran praktikum ditentukan oleh ketersediaan alat dan bahan, jadwal pemakaian laboratorium yang diatur bergantian, disiplin, peraturan tata tertib dilaboratorium dan manajemen pengelolaan laboratorium.

Praktikum di SMA Negeri 1 Solok Selatan cukup terlaksana. Berdsarkan hasil wawancara dan pemberian angket kepada guru SMA Negeri 1 Solok Selatan ada satu materi yang tidak di praktikumkan oleh semua guru biologi yang mengajar di kelas XI. Di SMA Negeri 1 Solok Selatan ini memiliki alat dan bahan yang memadai,

memiliki tenaga laboran untuk mengelola labor dengan baik sehingga proses pelaksanaan praktikum terorganisir dengan baik serta pengelolaan laboratorium juga berjalan dengan baik. Sesuai dengan pendapat Sugiharto dalam Awwaluddin (2012:9), pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium menyangkut beberapa aspek yaitu: perencanaan, pengamanan, perawatan dan pengawasan.

Praktikum sangat tidak terlaksana di SMA Negeri 2 Solok Selatan baik secara permateri maupun persekolah karena tidak ada satupun materi yang dipraktikumkan. Berdasarkan hasil wawancara dan pemberian angket kepada guru biologi hal ini terjadi karena alat dan bahan yang tidak lengkap serta guru yang kurang karena hanya dua orang guru yang mengajar biologi, tidak adanya guru honor biologi dan tenaga laboran. Disaat guru biologi yang satu cuti maka hanya ada satu guru yang mengajar biologi dari kelas X sampai kelas XII sehingga jam mengajar guru tersebut menjadi padat. Dengan padatnya jam mengajar sehingga waktu untuk melaksanakan praktikum tidak ada dengan keadaan demikian tidak ada satupun materi yang di praktikumkan. Sehingga salah satu tujuan pembelajaran tidak tercapai. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan untuk tercapainya pembelajaran yang baik maka guru diharapkan untuk tidak hanya memberi materi saja di dalam kelas, namun guru juga harus dapat membangun minat siswa melalui kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan agar siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya, terutama pada pelajaran biologi yang membutuhkan pemahaman yang lebih.

Praktikum di SMA Negeri 3 Solok Selatan terlaksana baik persekolah maupun permateri karena di SMA Negeri 3 Solok Selatan alat dan bahan yang memadai, memiliki tenaga laboran untuk mengelola labor dengan baik sehingga proses pelaksanaan praktikum terorganisir dengan baik. Sesuai dengan pendapat Wirjosoemarto dkk, (2004:46) agar

(8)

6

kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola dengan baik. Salah satu bagian dari pengelola laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium yang mempunyai tanggung jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat, dan bahan-bahan praktikum.

Kegiatan praktikum di SMA Negeri 4 Solok Selatan sangat kurang terlaksana persekolah. Di SMA Negeri 4 ini ada tujuh materi yang tidak di praktikumkan karena mengalami beberapa kendala yaitu alat dan bahan yang tidak lengkap, tenaga laboran yang tidak ada dan waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan praktikum. Sedangkan, materi yang dipraktikumkan sangat padat sesuai yang dikatakan oleh Mulyasa (2010: 60) isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukan banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

SMA Negeri 5 Solok Selatan kegiatan praktikumnya sudah terlaksana persekolah dan permateri, walaupun masih ada dua materi yang tidak dipraktikumkan. Kendala yang dialami oleh guru SMA Negeri 5 Solok Selatan ini adalah waktu yang tidak cukup dan laboratorium yang digunakan untuk PBM dan praktikum dilaksanakan diluar jam pelajaran serta bahan yang tidak lengkap. Namun di SMA Negeri 5 Solok Selatan ini sudah memilik tenaga laboran sehingga kegiatan labor terorganisir dengan baik dan kegiatan praktikum berjalan dengan baik juga.

SMA Negeri 6 Solok Selatan kegiatan praktikum cukup terlaksana persekolah dan permateri. Di SMA Negeri 6 ini ada hanya satu materi yang tidak di praktikumkan. Namun, materi yang dipraktikumkan juga tidak berjalan sebagai mana mestinya karena, kendala yang dialami SMA Negeri 6 ini adalah alat dan bahan yang tidak sarana dan prasarana yang kurang lengkap. Menurut Wirjosoemarto dkk, (2004:44) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan untuk pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya

penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus merupakan peralatan seperti meja siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan dan ruang timbang, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K dan pemadam kebakaran.

Kegiatan praktikum di SMA Negeri 7 Solok Selatan sangat tidak terlaksana dan hanya dua materi yang di praktikumkan dan sembilan materi yang tidak di praktikumkan. Kendala yang dialami SMA Negeri 7 Solok Selatan sama dengan sekolah yang lainnya, yaitu kekurangan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan tenaga laboran yang tidak ada. Menurut Tarmizi (2009:143) kelancaran praktikum ditentukan oleh ketersedian alat dan bahan, jadwal pemakaian laboratorium yang diatur bergantian, disiplin, peraturan tata tertib dilaboratorium dan manajemen pengelolaan laboratorium.

Kegiatan Praktikum di SMA Negeri 8 Solok Selatan cukup terlaksana. SMA Negeri 8 ini hanya satu materi yang tidak di praktikumkan dan ada beberapa materi yang dipraktikumkan tapi tidak berjalan semana mestinya. Karena alat dan bahan yang masih kurang serta tenaga laboran yang tidak ada sehigga kegiatan laboran tidak dikelola dengan baik. Menurut Wirjosoemarto dkk, (2004:46) juga mengemukakan agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola dengan baik. Salah satu bagian dari pengelola laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium yang mempunyai tanggung jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat, dan bahan-bahan praktikum.

SMA Negeri 9 Solok Selatan kegiatan praktikum cukup terlaksana dan ada tiga materi yang tidak dipraktikumkan. Kendala yang dialami dalam melaksanakan praktikum karena kekurangan alat dan bahan serta tenaga laboran yang tidak ada. Menurut Tarmizi (2009:6-7) suatu laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan yaitu berupa peralatan laboratoriuum dan sumber daya manusia. Sejalan dengan itu maka laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan yaitu berupa peralatan laboratorium perlu diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(9)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI semester I di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan tahun Pelajaran 2015/2016 kurang terlaksana.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Awwaluddin, A. 2012. Analisis Kesipan Laboratorium dalam Mendukung Pembelajaran Biologi SMA Negeri di Kabupaten Demak. Jurnal MIPA Universitas Negeri Semarang. Hlm. 1-14.

Faradila, S. S. 2015. Tinjauan Keterlaksanaan Praktikum pada SMP Negeri dan SMP Swasta Piloting se-Kota Padang. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang.

Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mastika, N. 2014. Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. Jurnal MIPA Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA .Vol. 4. Hlm 1-10.

Mahiruddin. 2008. Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola terhadap Efektivitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe. Hlm 1-7. Prasaditarini, E. 2012. Pengelolaan

Laboratorium Biologi Di SMA Negeri 1 Pacitan. Jurnal MIPA Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hlm 9-12.

Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), (Online). Diakses pada tanggal 19 November 2015.

Permendiknas. 2010. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional

Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya, (Online). Diakses pada tanggal 19 November 2015.

Purwanto, N. 2010. Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya.

Riandi. 2012. Pengelolaan Laboratorium. (online). http://file.upi.edu/Direktori/FPMI PA/JUR_PEND_BIOLOGI/1963 05011988031-RIANDI/Bahan_kuliah/pengelola an_laboratorium.pdf. Diakses Tanggal 20 November 2015. Tarmizi. 2009. Manajemen Laboratorium.

UNP Press : Padang.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Undang-undang Republik Indonesia. 2003.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 (PP.19/2005) Tentang Standar Nasional Pendidikan. (Online). Diakses pada tanggal 19 November 2015.

Yulianingsih. 2007. Kesiapan Laboratorium Biologi di SMA Negeri se-Kabupaten Pati dalam Mendukung Pembelajaran Biologi. Jurnal FMIPA Universitas Negeri Semarang. Hlm. 9-26.

Tarmizi. 2009. Manajemen Laboratorium. UNP Press : Padang

Wirjosoemarto, Yusuf, Bambang dan Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Gambar

Tabel  .  Persentase  Keterlaksanaan  Praktikum  Biologi  Kelas  XI  Semester  1  di  SMA  Negeri  se- se-Kabupaten Solok Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi slot time bukan hanya mengalokasian jadwal ke waktu/jam yang renggang atau menempatkan jadwal diantara waktu celah tetapi juga memberi batasan waktu

Masalah yang akan digali dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana gaya bahasa dalam novel Teratak karya Evi Idwati, dan (2) Gaya bahasa apa yang terdapat pada novel

Video dokumenter merupakan sebuah media yang dibuat peneliti sebagai salah satu sarana atau media untuk mengenalkan pulau Karimunjawa dengan keindahan baharinya

Pengujian daya serap air dan Besi sebagai alat pengujian internal bond pengembangan tebal. Contoh uji direkatkan pada besi Pengujian

• Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut

Tujuan utama analisis data dalam penelitian dibidang modifikasi perilaku adalah untuk mengetahui efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran yang

Tujuan perancangan ini yaitu untuk menyampaikan informasi menggenai kejahatan frotteurisme kepada masyarakat terutama kepada wanita yang lebih banyak menjadi

Laporan akhir ini bertujuan untuk merancang aplikasi berbasis Android yang dapat melakukan kendali jarak jauh tanpa kabel kepada alat dengan panel surya sebagai sumber