• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa fisiko kimia Bahan

Analisa fisiko kimia yang dilakukan untuk teh herbal terdiri dari analisa fisiko kimia bahan baku utama yaitu daun pegagan kering dan bahan tambahan yaitu teh hijau kering, daun jeruk purut kering dan stevia kering (untuk teh herbal pegagan sweet). Serta dilakukan analisa terhadap kantong yaitu meliputi keadaan kantong dan keadaan seduhan.

1. Analisa Sifat penting bahan utama dan bahan tambahan teh herbal Analisa yang dilakukan terhadap pegagan kering ini meliputi kadar air, kadar abu, kadar abu larut dalam air, pengamatan visual. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik teh herbal yang dihasilkan.

Tabel 4. Hasil analisa sifat penting bahan utama dan bahan tambahan teh herbal kering dibandingkan dengan SNI 01-3836-2000

K

K

a

a

r

r

a

a

k

k

t

t

e

e

r

r

i

i

s

s

t

t

i

i

k

k

D

D

P

P

T

T

H

H

D

D

J

J

S

S

T

T

V

V

S

S

N

N

I

I

K Kaaddaarraaiirr((%%bb//bb)) 77,,4433 66,,559 9 66,,336 6 55,,888 8 MMaakkss8 8 K Kaaddaarraabbuu((%%bb//bb)) 55,,6688 55,,441 1 44,,6655 55,,776 6 MMaakkss8 8 K Kaaddaarraabbuullaarruuttddaallaammaaiirr((%%bb//bb)) 4400,,556 6 4411,,222 2 3355,,6633 3388,,773 3 mmiinn445 5 K Kaaddaarrsseerraatt((%%bb//bb)) 1111,,224 4 1122,,665 5 1122,,7744 1100,,223 3 MMaakkss116 6  Kadar Air

Pada hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa pegagan kering memiliki kadar air yang normal yaitu sebesar 7,43 %. Pada analisa bahan tambahan yaitu teh hijau kering, daun jeruk purut kering, dan stevia kering berturut turut memberikan hasil kadar air sebesar 6,59 %; 6,36 %; 5,88 %. Semua bahan memberikan hasil yang telah memenuhi aturan pengujian SNI 01-3836-2000 yaitu sebesar maksimal 8 %.

Pengukuran kadar ini menurut Hall (1957) yaitu kadar air yang cukup tinggi dapat mempengaruhi daya tahan terhadap serangan mikroorganisme, sehingga bahan tersebut mudah rusak dan tidak tahan dalam penyimpanannya. Oleh karena itu, untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan terhadap mikroorganisme dan penyimpanan, maka sebagian air pada bahan dihilangkan, sehingga mencapai kadar air tertentu.

(2)

Apabila mengandung kadar air yang besar (lebih dari 10%), maka bahan tersebut akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba seperti kapang, ragi dan bakteri. Pertumbuhan mikroba ditandai dengan peningkatan kegiatan metabolisme terutama respirasi. Selama respirasi akan menimbulkan energi yang mengakibatkan suhu penyimpanan menjadi naik sehingga terjadi penguapan di sekitar bahan. Dengan adanya air tersebut, maka tempat itu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu komposisi zat-zat yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut berubah dan menghasilkan zat-zat yang tidak diinginkan, seperti bau tengik, bau busuk, bau asam dan bau apek.

Proses untuk mengurangi kadar air pada pegagan dan bahan tambahannya tersebut dapat dilakukan melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian menuju kadar air keseimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar air yang menyebabkan bahan pertanian tahan tehadap serangan jamur, enzim dan aktivitas serangga (Henderson et al, 1976).

Daun pegagan yang telah dikeringkan dapat digunakan sebagai teh kesehatan yang memiliki ekek farmakologis atau efek pengobatan yaitu sebagai obat untuk revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Tak kalah penting, pegagan juga dapat dikonsumsi sebagai brain tonic atau obat anti lupa bagi orang dewasa dan manula (manusia usia lanjut). Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga, menimbulkan selera makan, memperindah suara, dan mengurangi dahaga. Di samping itu, pegagan mempermudah timbulnya rasa kantuk bagi penderita sulit tidur, menenangkan syaraf, memperbanyak sel-sel darah merah, serta menyembuhkan gangguan ringan di hati dan limpa yang membengkak.

Bahan tambahan selain teh berfungsi sebagai bahan flavor untuk pembuatan teh herbal pegagan. Menurut Vishweswarairah et al (1992), penambahan flavor adalah usaha untuk memperbaiki cita rasa yang biasanya dilakukan dengan penambahan cita rasa. Jenis flavor yang digunakan untuk pembuatan teh herbal pegagan merupakan jenis flavor alami. Menurut Heat et

(3)

al. (1986), sumber bahan flavor alami dapat berasal dari tanaman dan bagian-bagiannya yang sudah dikenal bermanfaat di dalam pangan. Teh hijau dan daun jeruk purut yang digunakan sebagai flavor untuk pembuatan teh celup pegagan sudah dalam bentuk kering.

 Kadar Abu

Berdasarkan hasil analisa, kadar abu yang dihasilkan daun pegagan kering sebesar 5,68 %. Sedangkan untuk bahan tambahannya yaitu teh hijau memiliki kadar abu sebesar 5,41 %, daun jeruk purut sebesar 4,65 %, dan stevia sebesar 5,76 %. Semua hasil analisa kadar abu memenuhi SNI 01-3836-2000 yang menetapkan kadar abu maksimal 8 %. Ini menandakan bahwa bahan utama dan bahan tambahan memiliki kandungan mineral yang cukup baik, karena terbuat dari bahan-bahan yang alami. Kandungan abu total yang tinggi dalam bahan dan produk pangan merupakan indikator yang sangat kuat bahwa produk tersebut potensi bahayanya sangat tinggi untuk dikonsumsi. Tingginya kandungan abu berarti tinggi pula kandungan unsur-unsur logam dalam bahan atau produk pangan.

Menurut Sudarmadji (1989), abu adalah zat organik (mineral) sisa hasil pembakaran suatu bahan. Komponen mineral dalam suatu bahan sangat bervariasi baik jenis maupun jumlahnya.

Abu total didefinisikan sebagai residu yang dihasilkan pada proses pembakaran bahan organik pada suhu 550oC, berupa senyawa anorganik dalam bentuk oksida, garam dan juga mineral. Abu total yang terkandung di dalam bahan pangan sangat dibatasi jumlahnya, kandungan abu total bersifat kritis.

Kadar Abu Larut Dalam Air

Dari hasil pengujian diperoleh kadar abu larut air pegagan sebesar 40,56 %, teh hijau sebesar 41,22 %, daun jeruk purut sebesar 35,63 %, dan stevia sebesar 38,73 %. Semua bahan belum memenuhi standar SNI dalam hal kadar abu larut dalam air, yaitu 35,63-41,22%b/b (SNI min 45%b/b). Kendala rendahnya kadar abu larut dalam air dapat diatasi dengan tambahan formula berupa bahan yang mengandung abu larut air, terutama adalah bahan yang sekaligus memiliki nilai fungsional bagi kesehatan.

(4)

Penentuan pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang dapat larut dalam air, karena produk teh herbal ini akan banyak dipergunakan dalam air, sehingga mineral-mineral yang ada pada bahan masih dapat ditolerir oleh tubuh atau tidak

 Kadar Serat

Dari hasil pengujian diperoleh kadar serat pegagan menghasilkan sebesar 11.24%, teh hijau menghasilkan sebesar 11.65%, daun jeruk purut menghasilkan sebesar 12.74%, dan stevia menghasilkan sebesar 10.23%. Dari nilai-nilai tersebut membuktikan bahwa kadar serat yang dihasilkan telah memenuhi ketentuan SNI yaitu maksimal 16%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut memiliki kadar serat kasar yang normal dan dapat dimanfaatkan misalnya sebagai suplemen dalam meningkatkan kadar serat kasar pada produk (FAO, 1997).

Pengujian kadar serat ini bertujuan untuk mengetahui jumlah serat yang terkandung pada bahan. Bahan yang memiliki kadar serat yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai suplemen dalam meningkatkan kadar serat produk untuk mencegah berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, jantung dan diabetes melitus.

Serat kasar adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia maupun hewan. Pilliang dan Djojosoebagjo (2002) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan serat kasar ialah sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit.

(5)

B. Analisa Fisik Kantong

Tabel 5. Hasil pengujian ketahanan kantong teh celup jenis non sweet

F Foorrmmuullaa DDPP((ggrr) ) TTHH((ggrr) ) DDJJ((ggrr) ) KKeeaaddaaaann k kaannttoonngg A A 1 1 00,,55 00,,55 TTiiddaakkssoobbeekk B B 1 1 00,,55 1 1 TTiiddaakkssoobbeekk C C 1 1 00,,55 11,,55 TTiiddaakkssoobbeekk D D 11,,5 5 1 1 00,,55 TTiiddaakkssoobbeekk E E 11,,5 5 1 1 1 1 TTiiddaakkssoobbeekk F F 11,,5 5 1 1 11,,55 TTiiddaakkssoobbeekk G G 00,,5 5 11,,5 5 00,,55 TTiiddaakkssoobbeekk H H 00,,5 5 11,,55 1 1 TTiiddaakkssoobbeekk I I 00,,5 5 11,,5 5 11,,55 TTiiddaakkssoobbeekk

Tabel 6. Hasil pengujian ketahanan kantong teh celup jenis sweet

F Foorrmmuullaa DDPP((ggrr) ) TTHH((ggrr) ) DDJJ((ggrr) ) SSTTVV((ggrr) ) KKeeaaddaaaann k kaannttoonngg A A 1 1 00,,55 00,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k B B 1 1 00,,5 5 1 1 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k C C 1 1 00,,55 11,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k D D 11,,5 5 1 1 00,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k E E 11,,5 5 1 1 1 1 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k F F 11,,5 5 1 1 11,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k G G 00,,5 5 11,,55 00,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k H H 00,,5 5 11,,55 1 1 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k I I 00,,5 5 11,,55 11,,55 00,,5 5 TTiiddaakkssoobbeek k

Hasil analisis mutu terhadap semua sampel terpilih menunjukkan bahwa sebagian besar sampel telah memenuhi SNI dalam hal keadaan kantong, yaitu tidak sobek setelah direndam selama 15 menit baik dalam air dingin maupun air panas; keadaan seduhan, yaitu memiliki warna, rasa dan aroma khas teh. Menurut SNI 01-4324-1996 kantong dinyatakan baik apabila tidak sobek/rusak

C. Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji hedonik (kesukaan). Uji hedonik atau kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan

(6)

pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya, disamping itu mereka juga diminta untuk mengemukakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaannya.

Komposisi penggunaan daun pegagan kering, teh hijau kering, daun jeruk purut kering dan stevia kering ditentukan berdasarkan trial error campuran bahan dalam 250 ml air. Campuran tersebut kemudian diseduh dengan menggunakan air panas (80oC) maksimal selama 3 menit. Merendam teh terlalu lama ketika menyeduh akan mengurangi khasiat dari teh itu sendiri. Selain itu, makin lama kita menyeduh, tanin akan semakin banyak keluar sehingga menyebabkan rasa teh menjadi pahit dan sepat. Karena kebiasaan kita minum teh manis, rasa pahit dan sepat ini disamarkan dengan manisnya gula. Untuk teh kualitas tinggi, seduhan ala Gongfu Cha untuk seduhan pertama cukup 25 detik, dan bisa diseduh berulangkali dengan tambahan waktu 5 detik dari seduhan sebelumnya. Jadi setelah 25 detik, teh dituang ke cangkir lain. Seduhan berikutnya adalah 30 detik, dituang lagi, dan seterusnya dengan ditambahkan waktu 5 detik.

Untuk hasil yang terbaik digunakan suhu 80oC karena komposisi teh hijau apabila diseduh dalam suhu 70-80oC keluar dengan baik. Suhu yang dibutuhkan untuk seduhan teh hijau sekitar 70 derajat. Jika terlalu panas kualitas rasa teh akan berubah.

Untuk mencegah kanker perut, teh yang baik untuk diminum berjenis teh hijau, yang mengandung zat antioksidan. Hal itu berdasar riset terkini mengenai manfaat teh hijau telah membuktikan mampu mencegah terjadinya kanker perut

Dari hasil riset terbaru itu, satu gelas minuman teh hijau yang dikonsumsi setiap harinya, ternyata sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan peradangan pada lambung. Peradangan itulah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker perut.

Panelis yang digunakan dalam uji hedonik ini adalah 30 orang panelis agak terlatih. Pada pengujian ini panelis diminta untuk mengutarakan tanggapannya terhadap beberapa parameter yaitu rasa, aroma dan warna seduhan teh celup pegagan. Data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisa dengan statistik.

(7)

1. Rasa

Rasa makanan dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup kecapan yang terletak pada papila yaitu bagian pada lidah. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. Selain itu suhu makanan akan mempengaruhi kemampuan kuncup cecapan ntuk menangkap rangsangan rasa. Makanan yang terlalu panas akan membakar lidah dan merusak kuncup cecapan, sedangkan makanan yang dingin akan membius kuncup kecapan sehingga tidak peka lagi (Winarno, 2004). Menurut Nasution (1980), rasa dapat di nilai dengan adanya tanggapan rangsangan kimiawi oleh indera pencicip (lidah).

Gambar 7. Grafik Tingkat Kesukaan Parameter Rasa

Dari grafik di atas terlihat bahwa panelis cenderung menyukai teh celup jenis sweet dibandingkan dengan jenis non sweet. Semakin rendah nilai parameter maka akan semakin disukai. Untuk jenis sweet lebih disukai pada formulasi D dan E, sedangkan untuk jenis non sweet lebih disukai formulasi G. Hal ini dimungkinkan karena panelis lebih terbiasa untuk merasakan pengecapan rasa yang manis, sehingga pada saat di ujikan, hasil rata-rata panelis lebih menyukai seduhan teh celup dengan tambahan pemanis alami dari daun stevia. Daun tanaman stevia rebaudiana mengandung campuran dari diterpen, triterpen, tanin, stigmasterol, minyak yang mudah menguap dan delapan senyawa manis diterpen glikosida. Stevia rebaundiana mengandung delapan glikosida diterpen yang

104115112106108112 91 112113 979594 838395 10210199 0 20 40 60 80 100 120

Non sweet Sweet

Jenis Teh Celup

Tingkat Kesukaan Parameter Rasa

A B C D E F G H I

(8)

menyebabkan daun tersebut terasa manis, yaitu steviosida, steviol biosida, rebaudiosida A - E dan dulkosida A. Menurut Kinghorn (1985), steviosida memiliki kemanisan kira-kira 300 kali lebih manis dari sukrosa pada konsentrasi 0.4%, 150 kali lebih manis dari sukrosa pada konsentrasi 4% dan 100 kali lebih manis dari sukrosa pada konsentrasi 10%. Sementara itu siklamat, pemanis sintesis kontroversial yang masih digunakan, ternyata hanya mempunyai tingkat kemanisan antara 30-80 kali dari tingkat kemanisan sukrosa. Aspartam juga termasuk pemanis sintesis kontroversial dan sering digunakan, tingkat kemanisan antara 100-200 kali kemanisan sukrosa. Dengan kata lain, tingkat kemanisan gula stevia lebih unggul apabila dibandingkan dengan siklamat atau aspartam yang selama ini banyak dipakai sebagai pemanis produk makanan dan minuman (Sudarmaji, 1982). Hasil uji organoleptik yang dijelaskan oleh Lutony (1993) bahwa setiap 0.1 gram pemanis stevia setara dengan 20 gram sukrosa (gula putih) pada minuman teh manis tanpa mengurangi rasa kesukaan, sedangkan pada minuman ringan yang mengandung essence jeruk dan juga frombosen untuk penggunaan 2 gram pemanis stevia setara dengan 4 gram gula putih.

Hasil perhitungan statistik antara non sweet dan sweet menunjukkan perbedaan yaitu adanya pengaruh yang nyata kesukaan panelis terhadap rasa produk. Perhitungan skala numerik respon tingkat kesukaan panelis terhadap rasa teh celup pegagan dapat dilihat pada Lampiran 3a dan 9a. Panelis cenderung menyukai teh celup jenis sweet dibandingkan jenis non sweet. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada

lampiran 3b dan 9b. 2. Aroma

Aroma merupakan sensasi bau yang ditimbulkan leh rangsangan kimia, senyawa volatile yang tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori yang berada di rongga hidung ketika bahan pangan masuk ke mulut. Sensasi atau rangsangan tersebut senantiasa akan menimbulkan kelezatan, yang kemudian dapat mempengaruhi tingkat atau daya terima panelis atau konsumen terhadap suatu produk pangan tertentu (Peckham, 1969).

(9)

Gambar 8. Grafik Tingkat Kesukaan Parameter Aroma

Penilaian terhadap parameter aroma dilakukan dengan cara merasakan bau dengan indera penciuman saat menghirup dan meminum air seduhan teh celup yang disajikan. Dari grafik di atas terlihat bahwa panelis cenderung menyukai aroma seduhan teh celup jenis sweet dibandingkan dengan jenis non sweet. Tingkat kesukaan yang paling rendah mewakili aroma yang palung disukai. Untuk jenis sweet lebih disukai pada formulasi D, sedangkan untuk jenis non sweet lebih disukai formulasi D pula. Hal ini disebabkan karena komposisi antara jenis sweet tidak terlalu berbeda sehingga aroma yang keluar dari seduhan pun tidak jauh berbeda.

Setiap bahan memiliki komposisi kimia yang berbeda. Aroma yang keluar dari seduhan berasal dari minyak atsiri yang terkandung pada bahan. Barnes et al. (2002) menyatakan bahwa minyak atsiri yang ditemukan pada pegagan terdiri atas berbagai macam terpenoid, termasuk

 -caryophyllen, tran--farnesen, dan germacrena D (seskuiterpen) yang merupakan komponen utama, α-pinene dan  -pinene. Selain golongan-golongan tersebut, ada kandungan lain dalam pegagan, yaitu alkaloida hidrokatilina, valerin, beberapa asam lemak seperti asam linolenat, asamlinoleat, lignosen, asam oleat, asam palmitat dan asam stearat, fitosterol seperti kampesterol, sitosterol, dan stigmasterol, resin, dan juga tanin. Menurut Eden (1976), daun teh mengandung komponen penting

10210599989910999 115 102 879191 77 92989195 103 0 20 40 60 80 100 120

Non sweet Sweet

Jenis Teh Celup

Tingkat Kesukaan Parameter Aroma

A B C D E F G H I

(10)

yaitu kafein, senyawa-senyawa fenolik dan aroma. Senyawa aroma teh tersusun dari senyawa-senyawa minyak atsiri (essential oil). Senyawa polifenol akan mengalami perubahan kimia menjadi beberapa seri senyawa yaitu turunan asam-asam galat dan katekin. Turunan asam galat yang paling terkenal yaitu senyawa tanin. Seyawa ini sangat memegang peranan penting dalam penentuan mutu teh, karena hasil kondensasi dari oksidasi tanin akan menentukan “briksness”, “strength” dan warna air seduhan teh. Sedangkan pada daun jeruk purut mengandung zat tanin (1,8 %), steroid triterpenoid dan minyak atsiri (1 - 1,5 % v/b).

Perhitungan skala numerik respon tingkat kesukaan panelis terhadap rasa teh celup pegagan dapat dilihat pada lampiran 5a dan 11a. Hasil perhitungan statistik antara non sweet dan sweet tedapat perbedaan, yang menunjukkan adanya pengaruh yang nyata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma produk. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 5b dan 11b.

3. Warna

Faktor warna merupakan faktor penentu mutu bahan makanan dan kadanga sangat menentukan suatu bahan yang dinilai bergizi, enak dan layak untuk dikonsumsi atau tidak. Suatu bahan pangan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan menyimpang dari warna yang seharusnya maka konsumen tidak akan tertarik untuk membelinya. Selain itu warna dapat digunakan sebagai indikator kesegaran dan kematangan. Baik atau tidaknya cara pencampuran atau pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata.

(11)

Gambar 9. Grafik Tingkat Kesukaan Parameter Warna

Penilaian terhadap parameter warna dilakukan dengan melihat secara visual teh celup yang disajikan. Dari grafik di atas terlihat bahwa panelis cenderung menyukai warna seduhan teh celup jenis sweet dibandingkan dengan jenis non sweet. Tingkat kesukaan yang paling rendah mewakili warna yang paling disukai. Untuk jenis sweet lebih disukai pada formulasi D, sedangkan untuk jenis non sweet lebih disukai formulasi F. Antara jenis sweet dan non sweet, seduhan yang paling disukai panelis yaitu jenis non sweet formulasi F. Hal ini disebabkan karena pencampuran komposisi pada formula F lebih banyak mengandung teh hijau dan dun jeruk purut. Warna air seduhan ini dipengaruhi oleh komponen pembentuk warna dari pencampuran daun pegagan, teh hijau dan daun jeruk purut. Warna yang dihasilkan teh celup pegagan berasal dari teh hijau ( bahan-bahan organik,ikatan-ikatan nitrogen, karbohidrat dan turunannya, polifenol, pigmen, enzim, dan vitamin), daun pegagan (asam amino, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri), dan daun jeruk purut (tanin, steroid triterpenoid, dan minyak atsiri)

Perhitungan skala numerik respon tingkat kesukaan panelis terhadap warna teh celup pegagan dapat dilihat pada lampiran 7a dan 13a. Dalam perhitungan statistik antara non sweet dan sweet tidak terdapat perbedaan yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang nyata pada kesukaan panelis terhadap warna produk. Sehingga dapat disimpulkan

96969696 100 91 98100 93 95969693 9898 9696 102 85 90 95 100 105

Non sweet Sweet

Jenis Teh Celup

Tingkat Kesukaan Parameter Warna

A B C D E F G H I

(12)

bahwa penambahan stevia tidak berpengaruh terhadap warna seduhan teh. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 7b dan 13b.

D. Penentuan produk Terbaik

Produk terbaik dihasilkan berdasarkan hasil analisa yang dipilih secara subyektif melalui pembobotan setiap parameter yang diukur diberi bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingannya dengan skala 1 sampai 5, penilaian dinyatakan sebagai berikut:

1 = untuk parameter yang dianggap sangat penting 2 = untuk parameter yang dianggap penting

3 = untuk parameter yang dianggap biasa (netral) 4 = untuk parameter yang dianggap tidak penting

5 = untuk parameter yang dianggap sangat tidak penting

Tabel 7. Skor tingkat kesukaan Teh Celup Jenis Non-Sweet

Formulasi Parameter Jumlah

Rasa Aroma Warna

A 104 102 96 302 B 115 105 96 316 C 112 99 96 307 D 106 98 96 300 E 108 99 100 307 F 112 109 91 312 G 91 99 98 288 H 112 115 100 327 I 113 102 93 308

Tabel 8. Skor tingkat kesukaan Teh Celup Jenis Sweet

Formulasi Parameter Jumlah

Rasa Aroma Warna

A 97 87 95 279 B 95 91 96 282 C 94 91 96 281 D 83 77 93 253 E 83 92 98 273 F 95 98 98 291 G 102 91 96 289 H 101 95 96 292 I 99 103 102 304

(13)

Dari hasil perhitungan di atas, maka hasil dengan jumlah terkecil yang menjadi formula yang disukai oleh panelis. Berdasarkan tabel di atas, yang menjadi formulasi terbaik teh herbal pegagan non sweet adalah formula G dengan komposisi 20% daun pegagan; 60% teh hijau; dan 20% gram daun jeruk purut. Sedangkan untuk formulasi terbaik teh herbal pegagan sweet adalah formulasi D yaitu dengan komposisi 42,86% pegagan; 28,57% teh hijau; 14,285% daun jeruk purut; dan 14,285% stevia.

Jika dibandingkan antara teh celupl pegagan non-sweet dan sweet, tingkat kesukaan panelis lebih cenderung menyukai teh celup jenis sweet, yang diperlihatkan dengan jumlah penilaian yang labih kecil. Hal ini dikarenakan indera pengecap panelis yang lebih sering mengecap rasa manis. Rasa manis yang timbul berasal dari pemanis alami yaitu stevia yang tidak mengandung kalori sehingga dengan penambahan pemanis ini akan baik untuk kesehatan.

E. Analisa usaha

Tujuan menganalisis aspek finansial adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Dalam melakukan investasi diperlukan perhitungan kemungkinan keuntungan yang tinggi agar harapan untuk mendapatkan nilai lebih pada waktu mendatang dapat tercapai. Sebagai tolak ukur analisis finansial diperlukan parameter-parameter yang berasal dari analisis sebelumnya, antara lain adalah kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan mesin dan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi harga-harga.

Untuk menentukan perkiraaan biaya diperlukan asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan biaya. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Merupakan jenis usaha kecil

b. Dikerjakan sendiri (tanpa membayar pekerja)

c. Dilakukan pada rumah milik sendiri (tanpa harus membayar sewa ruang produksi)

d. Biaya hanya berdasarkan harga bahan tanpa memperhitungkan alat e. Modal usaha dari modal sendiri

(14)

1. Biaya produksi

Perhitungan secara sederhana dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 9. Perhitungan sederhana biaya produksi teh celup pegagan

Bahan & alat yang digunakan

Jumlah

Satuan Harga/kg Jumlah

Bahan

1. Daun pegagan kering 2. Teh hijau kering

3. Daun jeruk purut kering 4. Stevia kering 5. Tea bag 1 kg 2 kg 1 kg ½ kg 666 bag @ Rp. 80.000,00 @ Rp. 8.000,00 @ Rp. 7.000,00 @ Rp. 25.000,00 @ Rp. 100,00 Rp. 80.000,00 Rp. 16.000,00 Rp. 7.000,00 Rp. 12.500,00 Rp. 66.600,00 Total Rp. 182.100,00

Untuk satu kali pembuatan tiap kilogramnya akan menghasilkan 666 kantong celup dengan rincian biaya pada tabel diatas. Maka dapat ditentukan harga produk penjualan per satuan berikut ini:

HPP = roduksi Kapasitasp Biaya = 666 00 , 100 . 182 . Rp = Rp. 273,42 Harga Jual = HPP+(50%*HPP) = Rp. 273,42 + Rp. 136,71 = Rp. 410,13  Rp 450,00 Maka harga jual per kantong Rp 450,00

2. Pendapatan

Satu kantong teh celup dijual dengan harga Rp. 450,00. Dengan demikian untuk kapasitas 666 kantong akan diperoleh penghasilan sebesar Rp. 299.700,00.

3. Keuntungan

Keuntungan sekali produksi per kg = pendapatan – total biaya

= Rp 299.700,00 – Rp. 182.100,00 = Rp. 117.600,00

(15)

4. Analisis kelayakan usaha

Untuk mengetahui usaha teh celup pegagan jenis sweet dan non-sweet ini, dilakukan dengan menghitung efisiensi penggunaan modal (return of investment, ROI), titik balik modal (break event point, BEP), serta rasio biaya dan pendapatan (benefit cost ratio,B/C).

1. Return of investment (ROI)

ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal atau untuk mengukur keuntungan usaha dalam kaitannya dengan investasi yang digunakan.

ROI = (hasil penjualan / total biaya produksi) x 100% = (299.700 / 182.100) x 100%

= 164,58%

Nilai 164% menunjukkan bahwa dengan modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan kembali sebanyak Rp 1,64.

2. Break even point (BEP)

Break even point (BEP) adalah suatu kondisi saat investasi tidak mengalami kerugian dan tidakmendapatkan keuntungan (titik impas). Titik impas ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu produksi dan harga. BEP produksi berarti pada jumlah produksi tersebut, usaha berada pada titik impas. Adapu BEP harga berarti pada harga yang diperoleh,usaha tidak rugi dan tidak untung, alias impas.

BEP produksi = a h totalbiaya arg = 450 100 . 182 = 404,67 bag BEP harga = ksi totalprodu totalbiaya = 666 100 . 182 = Rp. 273,42

Dengan harga jual Rp. 450,00 per kantong, usaha berada pada titik impas saat produksi mencapai 404 kantong. Sebaliknya, dengan jumlah produksi 666 kantong maka titik impas usaha berada pada saat harga jual mencapai Rp. 273,42.

(16)

3. Benefit cost ratio (B/C)

Benefit cost ratio (B/C) adalah salah satu cara mengukur kelayakan usaha yang sederhana. B/C ratio sebagai perbandingan antara hasil penjualan (keuntungan) dengan total biaya produksi.

B/C ratio = keuntungan / biaya produksi = Rp. 117.600,00 / Rp.182.100,00 = 0,65

B/C ratio sebesar 0,65 menunjukkan bahwa dari modal Rp 100,00 akan diperoleh keuntungan sebesar 0,65 kalinya atau 65%

Gambar

Tabel 4. Hasil analisa  sifat penting  bahan utama  dan  bahan tambahan teh  herbal  kering dibandingkan dengan SNI 01-3836-2000
Tabel 5. Hasil pengujian ketahanan kantong teh celup jenis non sweet  Fo F or rm mu ul la a  DPD P   ( (g gr r) )  THT H   ( (g gr r) )  DJD J   ( (g gr r) )  KeK ea ad da aa an n  ka k an nt to on ng g     A A  1 1 0,0 ,5 5  0,0 ,5 5  TiT id da ak k   s s
Gambar 8. Grafik Tingkat Kesukaan Parameter Aroma
Gambar 9. Grafik Tingkat Kesukaan Parameter Warna
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka pemerintah mewacanakan beberapa konsep untuk pencegahan supaya Negara Indonesia tidak menjadi negara yang komsumtif, karena pada saat ini masyarakat Indonesia lebih

Jadi dapat disimpulkan bahwa senam ergonomik yang dikombinasikan dengan relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada

[r]

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang karakteristik water heater ,antara lain : (a) merancang dan membuat water heater, (b)

Sementara transponder dapat bekerja walaupun tidak dilengkapi TCAS untuk mengirimkan sinyal, tapi pesawat yang tidak memiliki TCAS, tidak bisa melakukan komunikasi

Beberapa hambatan yang seringkali ditemui antara lain adalah sebagai berikut (Mardiasmo, 2008): (a) Perlawanan Pasif, berwujud pada keengganan WP dalam membayar

Manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa sebagai salah satu alat komunikasi. Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Secara keseluruhan dapat dilihat adanya perbedaan grafik hasil pre-test yang lebih rendah daripada hasil post-test.Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor