• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Keberadaan buku teks memberikan dampak yang signifikan dalam belajar. Buku teks berfungsi sebagai pendukung bagi guru dalam pembelajaran, sedangkan bagi siswa buku teks merupakan alat bantu dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Deshmukh & Deshmukh (2007: 122) menjelaskan: “The textbook as a tool of instruction has great significance in

learning because it presents a treasure of knowlegde to students and also creates real interest for subjects”.

Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menyediakan buku teks pelajaran. Mulai tahun 2007, Kemendikbud membeli hak cipta buku-buku teks pelajaran termasuk buku teks sains yang disajikan dalam bentuk electronic book (e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). BSE merupakan wadah penunjang bagi program masal buku teks pelajaran murah.

Kemendikbud menyediakan BSE secara cuma-cuma mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA. Masyarakat dapat memperoleh BSE tersebut melalui situs-situs penyedia seperti www.diknas.info. Buku tersebut dapat digandakan dan dijual dengan harga yang relatif murah.

Penyediaan BSE oleh Kemendikbud disambut baik oleh pihak sekolah diseluruh Indonesia dengan menggunakan BSE sebagai referensi sumber belajar. BSE diharapkan dapat menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun dari beberapa penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kualitas BSE masih kalah dibandingkan dengan buku cetak lain non-BSE. Dalam prasurvei yang dilakukan oleh Nugroho (2011) menyatakan bahwa susunan materi BSE kurang sesuai dengan kurikulum, meterinya terlalu

(2)

commit to user

singkat, memiliki penampilan yang kurang menarik, gambar-gambar dalam buku yang tidak fokus dan kabur sehingga tidak menjelaskan materi, dan ditemukan beberapa kesalahan konsep. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa. Terlebih lagi kurikulum yang berlaku saat ini adalah KTSP. Suparno (2009: 113) menyatakan bahwa tidak ada buku teks yang dianggap paling tepat berdasarkan KTSP. Beliau juga menambahkan yang paling penting buku-buku teks tersebut benar dan tidak menimbulkan miskonsepsi.

Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah konsep alternatif, karena dengan istilah itu menunjukkan keaktifan dan peran siswa mengonstruksi pengetahuan mereka. Konsep yang dianggap “salah” tersebut dalam banyak hal dapat membantu orang dalam memecahkan persoalan hidup mereka. (Suparno, 2005: 8).

Ada lima hal yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi terutama di bidang sains Fisika, yaitu: berasal dari siswa, guru, buku ajar, konteks, dan cara mengajar (Suparno, 2005: 29). Disamping itu, miskonsepsi juga terjadi ketika siswa menggabungkan dua konsep belajar yang baru dengan konsep yang lama (Tekkaya, 2002: 260).

Menurut Odom (1993) bahwa buku ajar yang mengandung miskonsepsi dan dijadikan satu-satunya sumber informasi maka akan mendorong terjadinya miskonsepsi Prastiwi (2011: 3). Berdasarkan penelitian oleh Prastiwi (2011) yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Materi Semester I”, pada BSE Fisika SMA kelas X semester I cetakan pertama, tedapat miskonsepsi pada Bab I besaran Fisika dan Pengukurannya (7,31%), Bab III Kinematika Gerak Lurus (8,82%), Bab IV Gerak Melingkar (16,67%), Bab V Hukum Newton (15,38%), dan Bab II Besaran Vektor (0%). Selain itu, Prastiwi (2011) juga menemukan beberapa keterangan lain terkait kandungan BSE yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, antara lain: perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki, penambahan keterangan gambar, penulisan rumus diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan.

Penelitian buku ajar oleh Adisendjaja & Romlah (2007) yang berjudul “Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU”,

(3)

commit to user

menyimpulkan bahwa dari tujuh topik Biologi (struktur tumbuhan, struktur dan fungsi sel,sistem koordinasi, metabolisme sel, bioteknologi, reproduksi sel, dan biogeografi) buku teks Biologi SMU yang diteliti, terdapat kesalahan sebesar 17%, miskonsepsi 11%, dan memerlukan konsep alternatif sebesar 25% dari seluruh konsep. Sebagian kecil siswa (< 25%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam buku teks.

Terdapat beberapa materi atau konsep yang tidak sesuai dengan indikator pada BSE IPS Terpadu Kelas VII SMP/MTs yang diteliti oleh Wardani (2010). Wahyu menjelaskan bahwa kebenaran konsep (konsep terdefisi dan konsep konkrit) pada kompetensi dasar mendiskripsikan gejala atmosfer dan hidrosfer serta pengaruhnya bagi kehidupan dalam BSE IPS Terpadu masih rendah.

Beberapa data penelitian di atas menunjukkan masih terdapat miskonsepsi dalam buku BSE yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap buku teks pelajaran yang beredar saat ini. Penelitian yang berkaitan dengan analisis materi buku ajar dapat dilatarbelakangi oleh segi kedalaman, keluasan, dan kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku serta analisis dari segi miskonsepsi.

Miskonsepi terdapat dalam semua bidang, baik pada bidang sains maupun bidang sosial. Miskonsepsi di bidang sains banyak dijumpai seperti pada matematika, fisika, kimia, biologi dan astronomi. Menurut Wandersee, Mintzes, dan Novak (1994) dalam Suparno (2005: 11) menjelaskan bahwa miskonsepsi terjadi dalam semua bidang Fisika, dari 700 studi mengenai miskonsepsi bidang Fisika, terdapat 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai Fisika Modern.

Pada penelitian kali ini telah diteliti miskonsepsi pada materi pokok Usaha dan Energi dalam BSE yang diterbitkan Kemendikbud. Alasan pemilihan materi ini karena Usaha dan Energi adalah salah satu konsep yang penting dalam Fisika. Usaha dan Energi merupakan gejala fisika yang sangat akrab dengan manusia serta memainkan peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya masih sulit dipahami oleh siswa. Hal tersebut

(4)

commit to user

dikarenakan masih ada kesalahan memahami konsep sejak awal. Kesalahan dalam pemahaman konsep tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah buku ajar yang digunakan sebagai referensi belajar siswa. Dengan demikian untuk meminimalkan adanya kesalahan konsep pada buku teks pelajaran Fisika khususnya pada materi Usaha dan Energi, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui miskonsepsi yang terdapat pada materi tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian kali ini, telah ditelit miskonsepsi-miskonsepsi dalam BSE Fisika SMA Kelas XI semester I yang terdapat pada materi Usaha dan Energi.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang bisa diidentifikasi terkait dengan buku ajar siswa antara lain:

1. Menurut beberapa penelitian disebutkan bahwa kualitas BSE masih kalah dengan buku cetak non-BSE dari segi susunan materi, penampilan dan ditemukan beberapa kesalahan konsep.

2. Miskonsepsi terdapat pada semua bidang, baik sains maupun sosial.

3. Miskonsepsi yang terdapat pada buku ajar merupakan salah satu sumber miskonsepsi pada siswa.

4. Buku teks pelajaran Fisika banyak mengalami miskonsepsi.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Buku ajar yang dianalisis miskonsepsi Fisikanya adalah tiga buah buku BSE Fisika untuk SMA kelas XI semester I.

2. Analisis miskonsepsi BSE Fisika SMA Semester I pada konsep Usaha dan Energi.

(5)

commit to user

3. Analisis miskonsepsi Usaha dan Energi kelas XI semester I berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam silabus Fisika SMA Kelas XI berlandaskan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

4. Selain menganalisis miskonsepsi pada konsep Usaha dan Energi, juga mengidentifikasi keterangan lainnya yaitu konsep benar atau konsep yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi yang meliputi: konsep benar, konsep tidak ada, konsep tidak lengkap, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, dan perbaikan keterangan perumusan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat miskonsepsi pada materi Usaha dan Energi pada buku teks pelajaran Fisika untuk SMA kelas XI semester I?

2. Berapa besarnya persentase miskonsepsi Usaha dan Energi pada buku teks pelajaran Fisika untuk SMA kelas XI semester I?

3. Apakah terdapat identifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi pada materi Usaha dan Energi pada buku teks pelajaran Fisika untuk SMA kelas XI semester I?

E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk:

1. Menemukan ada atau tidaknya miskonsepsi pada materi Usaha dan Energi pada buku ajar Fisika untuk SMA kelas XI semester I.

2. Mengetahui persentase miskonsepsi Usaha dan Energi pada buku ajar Fisika untuk SMA kelas XI semester I.

3. Menemukan ada atau tidak adanya keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi pada materi Usaha dan Energi pada buku ajar Fisika untuk SMA kelas XI semester I.

(6)

commit to user F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Para guru memiliki acuan lebih lengkap khususnya pada materi Usaha dan Energi dalam menentukan rujukan bagi pelaksanaan proses pembelajaran mereka.

2. Memberikan wawasan tentang konsep yang benar pada materi Usaha dan Energi pada buku ajar Fisika untuk SMA kelas XI semester I.

3. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang dalam penerbitan buku ajar untuk dapat memperhatikan kembali dan menyempurnakan instrumen yang digunakan oleh BSNP sekaligus menyempurnakan buku-buku yang telah dinilai layak sebagai sumber belajar siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.

Referensi

Dokumen terkait

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Karyawan akan melakukan segala cara (dedikasi) agar organisasi mampu mencapai kesuksesan. Dalam diri karyawan yang komitmennya tinggi terjadi proses identifikasi, adanya