• Tidak ada hasil yang ditemukan

LBE Bener

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LBE Bener"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PT

KIMIA FARMA

Disusun Oleh:

1. Indah Anugrah H.

(201512193)

2. Renie Pratiwi

(201512215)

3. Azzahro Fatihah S.

(201512219)

FAKULTAS EKONOMI PROGAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2015/2016

(2)

Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya, mungkin tim penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengerti dan memperluas ilmu tentang auditing, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dari permasalahan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah pengantar manajemen. Makalah ini disusun oleh tim penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

Makalah ini memuat tentang permasalahan terhadap etika akuntan KAP pada PT.Kimia Farma yang kiranya sangat penting untuk diinformasikan kepada pembaca terutama mahasiswa ekonomi sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik yang sesuai kaidah.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas pada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Terima kasih

(3)

HALAMAN JUDUL 1 KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan Penulisan 5 D. Manfaat Penulisan 5 BAB II PERMASALAHAN 6

BAB III LANDASAN TEORI 7

A. Pengertian Manajemen Keuangan 7

B. Pihak-Pihak Pengguna Laporan Keuangan 8

C. Laporan Keuangan (Laporan Akuntansi) 9

D. Rasio-Rasio Keuangan 10

E. Prinsip-Prinsip Etika Seorang Akuntan 10

BAB IV PEMBAHASAN 15 BAB V PENUTUP 22 A. Kesimpulan 22 B. Saran 22 DAFTAR PUSTAKA 23 BAB I

(4)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman sekarang banyak perusahaan yang mempunyai masalah mengenai manipulasi terhadap laporan keuangannya. Banyak faktor-faktor yang melatar belakangi masalah tersebut seperti unsur kesengajaan, kesalahan dalam perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan ataupun kelalaian. Tidak dapat dipungkiri, setiap perusahaan pasti akan mengalami permasalahan seperti itu.

Setiap perusahaan pasti akan membuat laporan keuangan untuk melaporkan keuangan dalam perusahaannya, dan untuk menyajikan suatu laporan keuangan dari periode satu ke periode lain. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam maklah ini akan disajikan tentang kasus manipulasi laporan keuangan PT. Kimia Farma. PT.Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Pada pengauditan tanggal 31 desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Namun laba tersebut dianggap terlalu besar. Setelah di audit kembali tanggal 3 oktober 2002 oleh kementerian BUMN dan Bapepam laba bersihnya adalah Rp. 99,5 milyar. Jadi, disini sudah terlihat adanya kesalahan penulisan laporan keuangan pada labanya sebesar Rp. 32,6 milyar. Kesalahan ini timbul pada :

1.Unit industri baku penjualannya terlalu overstated Rp. 2,7 milyar 2.Unit logistik sentral persediaan barang terlalu overstated Rp 23,9 milyar 3.Unit perdagangan besar persediaan barang terlalu overstated Rp 8,1 milyar

Di dalam pengauditan laporan keuangan PT.Kimia Farma sudah mengikuti standart audit yang berlaku namun gagal mendeteksi kecurangan. Dan auditor tidak terbukti membantu manajemen yang melakukan kecurangan.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Pada setiap perusahaan pasti akan membuat laporan keuangan untuk melaporkan keuangan dalam perusahaannya. Dalam kasus ini, PT Kimia Farma melakukan manipulasi keuangan sehingga perusahaan mengalami kerugian yang signifikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana solusi yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi PT Kimia Farma ?

2. Siapa saja pihak-pihak yang terkena dampak dalam kasus manipulasi keuangan pada PT Kimia Farma?

C. TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan perumusaan permasalahan diatas maka tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengtahui solusi-solusi yang tepat untuk mengembalikan kondisi keuangan PT Kimia Farma.

2. Dalam hal ini, kita akan membahas pihak-pihak mana saja yang dirugikan dalam kasus manipulasi yang dilakukan PT. Kimia Farma tersebut.

3. MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah :

1. Dapat memahami langkah-langkah pemecahan masalah dalam kasus ini. 2. Dapat mengetahui cara pengendalian dalam menghadapi kasus tersebut

BAB II PERMASALAHAN

(6)

Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma melalui Direktur Produksinya, menerbitkan 2 buah daftar harga persediaan atau master price pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002 .Daftar harga per 3 februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi kimia farma per 31 desember 2001.

Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan sehingga tidak berhasil dideteksi.

Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Sebagai akibat dari kejadiannya maka PT Kimia Farma dikenakan denda Sebesar 500 juta , Direksi lama PT Kimia Farma terkena denda 1 Milyar, serta partner HTM yang mengaudit Kimia Farma di denda sebesar 100 juta rupiah. Kesalahan yang dilakukan oleh partner HTM tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi resiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai SPAP

Di dalam pengauditan laporan keuangan PT Kimia Farma terdapat penggelembungan laba sebesar Rp 32,6 Milyar , tentu memberikan pengaruh pada pihak-pihak yang saling berkaitan antarkeduanya. Sehingga dalam mengatasi permasalahan penggelembungan laporan keuangan PT Kimia Farma tersebut diperlukan solusi-solusi yang ampuh agar manajemen keuangan PT.Kimia Farma segera membaik.

BAB III LANDASAN TEORI

(7)

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan (Financial Management) merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan bagaimana manajer keuangan memelihara dan menciptakan nilai ekonomi atau kekayaan para pemegang saham.

Beberapa definisi manajemen keuangan juga diberikan sebagai beikut:

a) Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.

b) Suad Husnan: manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

c) Grestenberg: How business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof is business are distributed.

d) James Van Horne: Segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.

e) Bambang Riyanto: Keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefesien mungkin.

Pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama:

a. Allocation of funds (Akivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana berbentuk:

 Financial assets (aktiva financial) yaitu slembar kertas berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertifikat, deposit, dan obligasi.

 Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: Tanah, bangunan, peralatan.

(8)

b. Raising of funds (Aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana baik dari internal perusahaan maupuneksterna perusahaan, termasuk juga politik deviden. Sumber-sumber dana pada peusahaan keseluruhan.

c. Management assets (Aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk-bentuk aktiva dan harus dikelola gengan seefisien mungkin.

B. PIHAK-PIHAK PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Manajemen

Setiap level manajemen menggunakan data akuntansi untuk memonitor seberapa jauh kesuksesan manajemen dalam merealisasikan perencanaan perusahaan dibandingkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

b. Pemilik

Pemilik menggunakan data akuntansi untuk mengeevaluasi keputusan yang telah dibuat, yaitu apakah keputusan tersebut meningkatkan atau bahkan memperburuk kinerja perusahaan. Dengan laporan keuangan akuntansi, pemilik dapat melihat seberapa besar resiko yang harus ditanggung dikaitkan dengan kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Mengetahui besarnya tingkat resiko yang ditanggung, pemilik juga dapat menentukan berapa besar tingkat keuntungan yang diminta dari investasinya.

c. Calon investor

Bagi calon investyor, laporan akuntansi yang berisi data keuangan perusahaan yang sehat merupakan daya tarik keuntungan di masa depan. Adanya daya tarik keuntungan akan mendorong calon investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.

(9)

Untuk kreditor, laporan keuangan merupakan salah satu tolok ukur untuk memberikaan atau menolak pengajuan kredit dari perusahaan.

e. Serikat buruh

Untuk buruh, laporan keuangan merupakan indikasi kondisi perusahaan saat ini dan prospek perusahaan di masa depan, sehingga perjanjian buruh dengan perusahaan dapat dibuat secara rasional artinya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Perjanjian buruh dengan perusahaan meliputi penentuan gaji dan bonus lainnya.

f. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

C. LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN AKUNTANSI)

Annual report atau laporan tahunan adalah dokumen yang berisi ringkasan perkembangan usaha serta kondisi keuangan perusahaan selama setahun yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahun. Laporan keuangan meliputi : laporan laba-rugi, dan neraca.

1. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menyajikan rincian pendapatan (revenue), beban (expencess), laba (profit/income), dan rugi dari perusahaan sebagai entits akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu.

2. Neraca

Adalah laporan akuntansi yang menunjukkan kondisi kekayaan, kewajiban dan modal sendiri perusahaan pada akhir periode akuntansi.

3. Laporan arus kas

Adalah dokumen yang menunjukkan dari mana perusahaan memperoleh uang kas selama periode akuntansi dan bagaimana perusahaan menggunakan uang kas tersebut untuk membiayai opersi. Perubahan kas dilihat dari fluktuasi modal kerja bersih setiap hari. Modal kerja bersih adalah selisih aktiva lancar dengan utang lancar.

(10)

Untuk menilai apakah kinerja suatu perusahaan baik atau tidak, manajer perusahaan akan melirik pada lima ukuran utama dari kinerja keuangan perusahaan yaitu :

1. Profitability Ratio, Rasio ini mengukur seberapa baik manajer perusahaan menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan laba.

2. Liquidity Ratio, Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan memiliki aset lancar yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo.

3. Average Ratio, rasio ini mengukur berapa besar utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai total aset. Semakin besar utang yang digunakan maka semakin besar pula resiko yang akan dihadapi perusahaan dalam memenuhi kewajiban kontraktual dengan para kreditor.

4. Activity Ratio, rasio ini mengukur berapa cepat berbagai akun yang ada dalam neraca, terutama yang berbentuk akun lancar dapat berubah menjadi penjualan atau kas.

5. Market rtio, rasio ini dihitung dengan menghubungkan nilai pasar perusahaan yang tercermin dari harga jual saham di pasar ssat ini dengan nilai akuntansi-akuntansi tertentu. Rasio ini akan memberikan gambaran mengenai seberapa baik investor di pasar modal menilai kinerja dan resiko perusahaan saat ini.

E. PRINSIP-PRINSIP ETIKA SEORANG AKUNTAN

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut,

(11)

anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

b. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atasprofesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

(12)

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

d. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa

(13)

profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

f. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

g. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi

(14)

oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

h. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

(15)

BAB IV PEMBAHASAN

Di dalam pengauditan laporan keuangan PT Kimia Farma terdapat penggelembungan laba sebesar Rp 32,6 Milyar , tentu memberikan pengaruh pada pihak-pihak yang saling berkaitan antar keduanya. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

a. Calon Investor

Bagi calon investor, laporan akuntansi yang berisi data keuangan perusahaan yang sehat merupakan daya tarik keuntungan di masa depan yang akan mendorong calon investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Namun pada kenyataannya dengan adanya masalah penggelembungan laba ini, mungkin para calon investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modal pada PT. Kimia Farma. Sehubungan terdapat ketidak sesuaian laporan keuanganya .

Dalam hal ini investor menganggap perusahaan tersebut sedang bermasalah , dan dalam penyajian laporan keuangannya tidak akurat , sehingga para investor yang sudah menanamkan modalnya tidak lagi mempercayakan investasinya di PT.Kimia Farma .

b. Kreditur

Untuk kreditur , laporan keuangan merupakan salah satu tolok ukur untuk memberikan ataupun menolak pengajuan kredit dari perusahaan . adanya penggelembungan laporan keuangan tersebut kreditur juga akan berfikir kembali untuk memberikan atau menolak pengajuan kredit dari perusahaan , karena yang ditakutkan dalam memenuhi kewajiban kredit akan mengalami banyak kesulitan sehingga perusahaan tidak dapat membayar utangnya .

c. Serikat buruh

Untuk buruh , laporan keuangan merupakan indikasi kondisi perusahaan saat ini dan prospek perusahaan dimasa depan , sehingga perjanjian buruh dengan perusahaan dapat dibuat secara rasional (sesuai dengan

(16)

kemampuan perusahaan ).Dengan adanya permasalahan dalam perusahaan PT.Kimia Farma serikat buruh merasa khawatir akan pembayaran gajinya yang tertunda dan para buruh juga khawatir akan putusnya perjanjian kerja dengan PT.Kimia Farma sehingga para buruh kehilangan pekerjaanya dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka

d. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan . dalam kasus ini perusahaan PT.Kimia Farma sudah terbukti melanggar peraturan bapepam no.VII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan atas indikasi penggelembungan keuntungan ( overstated ), selain itu juga dalam memnuhi kewajiban perpajakan terdapat kesalahan karena tidak sesuai dengan keadaan perusahaan , jadi pemerintah berhak memutuskan untuk meberi sanksi / keputusan apa dalam proses operasional perusahaan . dalam hal ini pemerintah tidak merasa dirugikan namun dengan indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) membuat data menjadi tidak akurat dan adanya indikasi kecurangan sehingga kementrian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah.

e. Pemilik

Pemilik menggunakan data akuntansi untuk mengevaluasi keputusan yang telah dibuat , yaitu apakah keputusan tersebut meningkatkan atau bahkan memperburuk kinerja perusahaan . dengan laporan keuangan akuntansi , pemilik dapat melihat seberapa besar resiko yang harus ditanggung dikaitkan dengan kondisi kesehatan keuangan perusahaan . mengetahui besarnya tingkat resiko yang harus ditanggung , pemilik juga dapat menentukan berapa besar tingkat keuntungan yang diminta dari investasinya .

Dalam permasalahan kasus di PT.Kimia Farma , pemilik akan mendapat kerugian dari banyak pihak . pihak yang pertama adalah calon investor akan merasa ragu untuk menginvestasikan modalnya karena perusahaan kurang akurat dalam menyajikan laporan keuanganya . pihak yang kedua

(17)

adalah kreditur , dalam pengajuan kredit perusahaan kurang dipercaya untuk membayar kewajibanya sehingga kreditur akan mempertimbangkan untuk memberikan / menolak pengajuan kredit tersebut . pihak yang ketiga adalah serikat buruh dalam hal ini para buruh enggan bekerja sehingga perusahaan tidak mendapat kepercayaan lagi dari buruh. Pihak yang keempat adalah pemerintah . dengan kasus ini pemerintah memutuskan penghentian proses divestasi saham pada perusahaan PT.Kimia Farma . terkait dengan itu semua pemilik telah dirugikan oleh kinerja perusahaan yang kurang kompeten .

Dengan timbulnya permasalahan penggelembungan laporan keuangan yang terjadi pada PT Kimia Farma tersebut diperlukan solusi-solusi yang tepat agar manajemen keuangan PT.Kimia Farma segera membaik. Solusi-solusi berikut diantaranya :

1. Memilih akuntan yang memenuhi persyaratan prinsip-prinsip etika profesi akuntansi.

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:

a. Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

(18)

b. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atasprofesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

c. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak

(19)

disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

d. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.

(20)

Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

f. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

g. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

h. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus

(21)

ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

2. Membuat koreksi laporan keuangan . Beberapa yang harus disusun :

a.) Menyiapkan neraca atau laporan laba rugi sebelum dikoreksi b.) Menyiapkan jurnal koreksi / jurnal pembantu

(22)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kasus tersebut ditemukan adanya rekayasa dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma, menurut Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar, sebesar Rp 132 milyar. Terjadinya penyalah sajian laporan keuangan yang merupakan indikasi dari tindakan tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen PT. Kimia Farma Tbk. Sehingga kementrian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah di PT.Kimia Farma setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Laporan keuangan tersebut akan berpengaruh pada pihak-pihak yang menggunakanya. Selain itu akuntan yang melakukan hal tersebut memberikan informasi yang menyebabkan pemakai laporan keuangan tidak menerima informasi yang benar.

Cara PT.Kimia Farma mengatasi permasalahan penggelembungan laporan keuangan dengan memilih akuntan yang berdasarkan prinsip-prinsip etika profesi akuntansi dan membuat koreksi laporan keuangan.

B. Saran

Sebagai akuntan yang baik seharusnya lebih teliti dalam menulis laporan keuangan. Laporan keuangan itu akan berpengaruh pada pihak-pihak yang menggunakan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Edris,Mochammad.2015.Pengantar Manajemen.UMK,Kudus. Ismail,Solihin.2014.Pengantar Bisnis.Erlangga,Jakarta

http://dhedhemugi.blogspot.co.id/2014/12/tugas-kelompok-softskill.html

Mulyadi.2001.Prinsip-Prinsip Etika Akuntan.Graha Ilmu.Yogjakarta.

http://dokumen.tips/documents/kasus-kimia-farma.html

https://prezi.com/ewuvz2et6my_/kasus-kimia-farma-etika-bisnis/

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Penentuan Prioritas Lokasi

Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank Disadur oleh: MSyam – Juni 2007 Informasi lebih lanjut

Port Serial 89C51 dapat digunakan untuk komunikasi data secara sinkron maupun asinkron Komunikasi data serial secara sinkron adalah merupakan bentuk komunikasi data serial

Merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus) dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara batinnya akan lebih

Istimewa Kaki” Baru Smua Mesin Kering Interior Ori Pajak Telat.. Raya

Bradyrhizobium japonicum adalah salah satu jenis bakteri bintil akar (BBA) yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai secara simbiosis.. Bintil

Ada perbedaan yang signifikan dalam penggunaan enam kategori strategi tersebut: (1) kecenderungan penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda; (2) jurusan Non-Inggris