• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PIUTANG NEGARA pupn dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PIUTANG NEGARA pupn dalam"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

M 4N4 J3 M3 N

P1UT4N6

KELOMPOK 9

(2)

MANAJEMEN PIUTANG DALAM MANAJEMEN

PERBENDAHARAAN DI INDONESIA.

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Piutang dan

Pengendaliannya.

Pengertian Piutang Negara dan

Jenis-Jenis Piutang Negara.

Kerangka Umum

Pengelolaan/Pengurusan Piutang Negara.

Gambaran Umum Pengurusan Piutang

Negara oleh Departemen Keuangan RI..

Penyelesaian Kerugian Negara.

Tata Cara Penghapusan Piutang

(3)

FILOSOFI

“Memberdayakan orang yang

memiliki

hutang

hingga

menjadi mampu membayar

hutang lebih baik daripada

memberi

sejumlah

uang

(4)

Kieso and Weygandt (1995)

MENDEFINISIKAN PIUTANG

(RECEIVABLES) SEBAGAI SUATU

KLAIM/HAK MENAGIH KEPADA

PELANGGAN ATAU PIHAK LAIN

BERUPA UANG, BARANG,

(5)

KRONOLOGIS PIUTANG

Munculnya

piutang

mengindikasikan

pula munculnya hak pada pihak yang

bersangkutan untuk menagih sesuatu

berupa uang, barang, ataupun jasa

kepada pihak lain. Sebaliknya, akan

terdapat pihak yang memiliki kewajiban

untuk

memberikan

uang,

barang,

ataupun

jasa

sebagai

bentuk

(6)

PIUTANG NEGARA

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, adalah jumlah

uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah

Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang

dapat dinilai dengan uang sebagai akibat

perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

atau akibat lainnya yang sah.

PIUTANG DAERAH

(7)

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN PIUTANG

DAN PENGENDALIANNYA

Pengelolaan piutang yang timbul dari aktivitas utama biasanya mempunyai sejumlah persoalan penting.

1. Persoalan pertama adalah penetapan kebijakan pemberian pinjaman ataupun penetapan perjanjian yang berakibat pada munculnya piutang.

2. Persoalan kedua menyangkut cara penanganan piutang sebaik-baiknya demi kesinambungan hubungan baik dengan para debitur.

(8)

PADA DASARNYA,

PENGELOLAAN PIUTANG MELIPUTI

TIGA TAHAP :

Tahap

pertama

menyangkut

kondisi-kondisi

yang

menyebabkan

timbulnya

piutang.

Tahap kedua ialah mengenai

administrasi

dan

pengorganisasian piutang.

Tahap

terakhir

menyangkut

(9)

PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN YANG DAPAT

DILAKUKAN ATAS TIMBULNYA PIUTANG

Reviu oleh pejabat yang

independen serta prosedur

persetujuan kredit

.

Penentuan tersedianya produk

(barang/jasa).

Otorisasi mengenai harga (nilai

kontrak) dan syarat-syarat

penjualan/pemberian jasa

.

Penggunaan salinan

(10)

TAHAP ADMINISTRASI PIUTANG

(11)

Prinsip-prinsip pengendalian pada

tahap Administrasi Piutang meliputi:

Penyelenggaraan

catatan-catatan perkiraan piutang secara

independen

Pencatatan yang mutakhir dari

perkiraan piutang

Pelaporan yang memadai dan

segera

Pemberitahuan berkala kepada

(12)

TAHAP PELUNASAN PIUTANG

Berkurang atau hapusnya piutang dapat

disebabkan oleh hal-hal :

Adanya pelunasan piutang.

Penghapusan piutang karena tak dapat

ditagih

Adanya retur barang atau pembatalan

(13)

Pengertian Piutang Negara

Samsul Chorib, dkk (2006) mengungkapkan bahwa

pengertian piutang Negara dapat ditemukan pada dua buah undang-undang yang saat ini masih berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960

mendefinisikan piutang negara atau hutang kepada negara sebagai jumlah uang yang wajib dibayar kepada negara atau badan-badan yang baik secara langsung atau tidak langsung dikuasai oleh Negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian, atau sebab apapun.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 mendefinisikan

(14)

JENIS-JENIS

PIUTANG NEGARA

Ditinjau dari kegiatan yang mengakibatkan muncul piutang bagi negara, terdapat dua jenis piutang yang menjadi bagian dalam piutang negara, yaitu Piutang Negara Perbankan (PNP) dan Piutang Negara Non Perbankan (PNNP)

PIUTANG NEGARA PERBANKAN

Piutang yang timbul dari pelaksanaan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh bank-bank pemerintah maupun oleh bank-bank swasta yang mendapatkan dana tertentu dari pemerintah (bank sentral). Piutang jenis ini biasanya berupa kredit macet bank-bank pemerintah dan penunggakan pengembalian bantuan dana (kredit) likuiditas kepada bank sentral.

PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN

(15)

KERANGKA UMUM PENGELOLAAN/PENGURUSAN

PIUTANG NEGARA

(16)

UPAYA PERCEPATAN DAN EFEKTIVITAS PENGURUSAN PIUTANG NEGARA TERSEBUT MEMILIKI TUJUAN MASING-MASING, YANG BILA DICERMATI KEDUANYA BERMUARA PADA UPAYA PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA

Tujuan tersebut adalah :

Upaya percepatan proses pengurusan negara

ditujukan untuk efisiensi sumber daya yang

digunakan, seperti waktu, biaya, dan tenaga.

Efisiensi tersebut tidak lain adalah bagian dari

upaya penghematan keuangan negara, yang

pada gilirannya dapat diartikan sebagai salah

satu bentuk penyelamatan keuangan negara.

(17)

INSTITUSI YANG DAPAT MELAKUKAN

PENGURUSAN PIUTANG NEGARA

INSTITUSI YANG DAPAT MELAKUKAN

PENGURUSAN PIUTANG NEGARA

Pengadilan Negeri

Kejaksaan

Badan Arbitrase

Badan Penyehatan Perbankan

Nasional (BPPN)

Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)

ATURAN MAIN YANG MASIH BERLAKU TERSEBUT MENENTUKAN BATAS YURISDIKSI UNTUK SETIAP BADAN PERADILAN. KHUSUS MENGENAI

PERMASALAHAN SENGKETA PERKREDITAN, YURISDIKSI TERMASUK KEWENANGAN LINGKUNGAN PERADILAN UMUM, SEHINGGA BADAN PERADILAN YANG SECARA RESMI BERTUGAS MENYELESAIKAN KREDIT

MACET BILA DISENGKETAKAN ADALAH

PENGADILAN

(18)

PENYELESAIAN SENGKETA KREDIT MACET DAPAT DISELESAIKAN MELALUI PERADILAN UMUM DENGAN BEBERAPA CARA, YAITU :

Pemilik Piutang menggugat nasabah karena

telah melakukan wanprestasi atas perjanjian

kredit yang telah disepakati. Pemilik Piutang

(Kreditur) dapat menggugat debitur yang

melakukan

wanprestasi

dengan

tidak

membayar hutang pokok maupun bunga ke

Pengadilan Negeri.

Pemilik

Piutang

meminta

penetapan

Pengadilan Negeri tentang sita eksekusi

terhadap barang agunan debitur yang telah

diikat secara sempurna.

Pemilik Piutang bersama dengan satu atau

lebih kreditur lain yang memiliki tagihan

kepada debitur yang sama mengajukan

gugatan kepada Pengadilan Niaga (yang

berada dalam lingkungan peradilan umum),

(19)

Penyerah Piutang (Kreditur)

Penyerah piutang atau kreditur adalah instansi pemerintah badan negara baik tingkat pusat maupun tingkat daerah termasuk pemerintah daerah dan badan usaha yang jumlah saham atau modalnya dimiliki badan usaha milik negara/daerah seusai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib menyerahkan pengurusan piutang macetnya kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN).

TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN DI BAWAH INI

MENGACU PADA KETENTUAN YANG TERTUANG

DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 49 PRP TAHUN

(20)

PEMILIK PIUTANG NEGARA BERDASARKAN

PASAL 8 UNDANG-UNDANG NOMOR 49 PRP. TAHUN 1960

Pemerintah

Pusat,

seperti

Departemen,

Lembaga

Negara

Non

Departemen,

Sekretariat Lembaga Tertinggi Negara, dan

Sekretariat Lembaga Tinggi Negara;

Pemerintah Daerah, baik Provinsi, Kabupaten,

maupun Kota; dan

Badan-badan yang secara langsung dikuasai

oleh negara, seperti BUMN dan BUMD; dan

(21)

Gambaran Umum Pengurusan Piutang Negara

oleh Departemen Keuangan RI

(22)

Penyerahan Pengurusan

Piutang Negara

Penyerahan Pengurusan

Piutang Negara

Penyerahan pengurusan piutang negara wajib

(23)

Hak eksekutorial yang dimiliki pemerintah

didasarkan pada:

1. Persetujuan, bila proses penyelesaian kerugian negara ditempuh melalui Penyelesaian Damai

dengan membuat dan menandatangani SKTM. 2. Putusan Pembebanan Ganti Rugi yang

ditetapkan Menteri/Ketua Lembaga bahkan sampai putusan tingkat banding oleh Presiden, dalam hal yang dituntut mengganti kerugian negara adalah pegawai negeri.

3. Putusan Pembebanan yang ditetapkan BPK, bila yang diwajibkan mengganti kekurangan

perbendaharaan adalah Bendahara.

4. Putusan Hakim Perdata, bila yang merugikan negara adalah pihak III.

(24)

Dasar Penagihan Piutang Negara

Dasar Penagihan Piutang Negara

Piutang negara yang terjadi melalui proses

penyelesaian damai

(25)

LANJUTAN…

LANJUTAN…

Piutang Negara yang terjadi karena dilaksanakan

proses TGR/TP

1. Dasar hukum pelaksanaan penagihan.

a) Surat

Putusan

Pembebanan

yang

ditetapkan

Menteri/Ketua Lembaga, bila:

b) Surat

Putusan

Pembebanan

untuk

mengganti

kekurangan perbendaharaan

2. Pelaksanaan Putusan Pembebanan mengganti kerugian

negara (TGR/TP).

(26)

Tata Cara Penyelesaian

Tata Cara Penyelesaian

Berdasarkan pasal 8 Undang-undang Nomor

(27)

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG

NEGARA/DAERAH

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG

NEGARA/DAERAH

Pengelolaan Piutang Negara/Daerah yang

menganut prinsip-prinsip pemerintahan

yang baik,

juga mengikuti sistem akuntansi

sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Piutang Negara/Daerah dapat dihapuskan

(28)

Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan

Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana

Investasi/Rekening Pembangunan Daerah

Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan

Pinjaman Luar Negeri/Rekening Dana

Investasi/Rekening Pembangunan Daerah

Pengelolaan Piutang

Negara/Daerah yang menganut

prinsip-prinsip pemerintahan

yang baik, juga mengikuti sistem

akuntansi sesuai standar

(29)

Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara

Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara

Upaya

optimalisasi

Piutang

Negara

ini,

dilakukan terhadap penanggung utang yang:

 Kegiatan usahanya melaksanakan pelayanan

umum di sektor yang berhubungan dengan

kebutuhan dasar masyarakat, misalnya:

pelayanan di sektor air minum dan

kebersihan/ persampahan;

Melaksanakan pelayanan yang mempunyai

keterkaitan dengan kepentingan Daerah;

Mengalami kesulitan keuangan di dalam

(30)

PENGHAPUSAN PIUTANG PERUSAHAAN NEGARA/DAERAH

PENGHAPUSAN PIUTANG PERUSAHAAN NEGARA/DAERAH

Penghapusan

Secara

Bersyarat

dan

(31)

LANJUTAN

KESIMPULAN

LANJUTAN

KESIMPULAN

(32)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedudukan hukum daftar piutang adalah sebagai objek jaminan tambahan yang menjamin atas ketertiban dan kelancaran dari pembayaran hutang

Tahun 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara, Pasal 8 menyatakan bahwa: “piutang negara atau hutang kepada negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada negara

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedudukan hukum daftar piutang adalah sebagai objek jaminan tambahan yang menjamin atas ketertiban dan kelancaran dari pembayaran hutang

Munculnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77/PUU-IX/2011 tentang pengujian Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitya Urusan Piutang Negara dengan

Penyerah Piutang adalah Instansi Pemerintah, Lembaga Negara, atau badan usaha yang modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh negara atau dimiliki Badan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap gagalnya penagihan piutang dagang oleh perusahaan Factor, maka tanggung jawab Klien tergantung pada apa yang sudah

pada pengendalian internal piutang dalam meningkatkan efektivitas penagihan piutang, karena jika perusahaan sudah melakukan pengendalian internal piutang dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa proses penagihan piutang negara debitur dari rumah sakit yang dikelola oleh kantor XYZ dari penerimaan