• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP STRUKTUR MODAL (pada Perusahaan sektor perbankan LQ 45 di Bursa Efek Inodensia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP STRUKTUR MODAL (pada Perusahaan sektor perbankan LQ 45 di Bursa Efek Inodensia)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP STRUKTUR MODAL

(pada Perusahaan sektor perbankan LQ 45 di Bursa Efek Inodensia)

Mela Anisa Pauji

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115 Email : memel.anisa@yahoo.com

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang dengan unsur-unsur modal sendiri yang harus digunakan oleh perusahaan. Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien terutama pada perusahaan sektor perbankan.

Secara umum permodalan bagi industri perbankan sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi kegiatan usaha bank. Besar kecilnya modal bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Apabila modal bank sedikit, maka kapasitas usaha bank menjadi terbatas mengingat modal menunjukan kemampuan mengcover risiko-risiko usaha yang dihadapi. Sebagaimana diketahui bahwa industri perbankan bersifat capital insentive, dimana bank mengelola dana masyarakat dengan berbagai risikonya, sehingga bank harus memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai untuk menanggung kerugian yang timbul dari risiko yang dihadapi oleh bank.

Menurut Van Horne (2008) ketika suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan financing yang berkaitan dengan modal sendiri (equity) memperhatikan dua hal, yaitu 1) Apabila perusahaan ingin mempertahan posisi solvabilitas dan likuiditas diperlukan modal sendiri yang memadai; 2) Pertumbuhan modal sendiri yang berlebihan dapat menurunkan rentabilitas modal

(2)

sendiri dan meningkatkan biaya modal. Ini karena biaya penerbitan saham relatif besar dibanding dengan pembiayaan obligasi. Karena struktur modal pada tingkat tertentu akan meminimumkan biaya modal, tapi bila penambahan terlalu berlebihan justru berakibat meningkat biaya modal. Namun pemakaian unsur hutang yang lebih tinggi dari modal sendiri juga akan meningkatkan risiko perusahan, karena beban perusahaan bertambah akibat dari kewajiban membayar hutang beserta bunganya, tidak peduli bagaimana kondisi perusahaan pada saat itu. Sehingga akan mengakibatkan risiko kebangkrutan semakin bertambah.

Seperti yang dinyatakan oleh Weston dan Brigham (2005: 150), kebijakan mengenai struktur modal melibatkan tradeoff antara risiko dan tingkat pengembalian-penambahan utang memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Dengan kata lain keputusan stuktur modal yang diambil perusahaan tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Saham-saham sektor perbankan menjadi penggerak utama kinerja indeks LQ 45 dengan total kapitalisasi 26, 23% dari seluruh nilai kapitalisasi saham-saham unggulan. Dominasi saham perbankan tersebut berpotensi mempengaruhi fluktuasi Indeks LQ 45 hingga akhir kuartal 2011

dan mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG)

(www.indonesiafinancetoday.com).Oleh karenanya, peran manajemen keuangan dalam pengambilan keputusan mengenai permodalan sangat penting dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan, khususnya pada sektor perbankan LQ 45.

Struktur modal adalah perbandingan atau perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri Bambang Riyanto (2001: 296). Struktur modal (capital structure) sangat penting dalam rangka membiayai aktivitas operasional bank. Sumber modal suatu bank terdiri dari dari modal sendiri dan modal pihak ketiga. Makin besar modal disetor oleh para pemegang saham, makin leluasa bagi manajemen untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, sebab sewaktu-waktu tidak akan mengalami kesulitan memenuhi kewajiban kepada kreditur. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai emiten di LQ 45. Sebagai lembaga intermediasi yang menerima dana dari pihak luar (masyarakat, industri dan pihak lainnya) sekaligus

(3)

penyaluran kredit kepada masyarakat dan industri lainnya sangat memungkinkan timbulnya nilai struktur modal yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan fungsi bank yaitu selain untuk menghimpun dana dari mayarakat dalam bentuk tabungan, bank juga berperan sebagai penyedia dana dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam fungsinya tersebut bank harus bijak dalam mengelola dananya, sehingga kegiatan operasional bank tidak terhambat.

Berdasarkan hal tersebut, struktur modal menjadi satu hal yang sangat penting bagi peningkatan nilai perusahaan. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Dalam menentukan struktur modal perusahaan terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Bambang Riyanto (2001: 297).

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam keputusan struktur modal. Menurut Bambang Riyanto (2001: 25), likuiditas perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya ketika perusahaan tersebut diwajibkan untuk melunasi kewajibannya yang akan mengurangi dana operasionalnya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannnya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaaan “likuid” dan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut menpunyai alat pembayaran atau pun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknya, Munawir (2004: 31). Sehingga besar nya rasio likuiditas akan berpengaruh pada struktur modal perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yulinda (2007) bahwa likuiditas perusahaan memilki pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Akan tetapi menurut Ozkan (2001) likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Untuk itu perlu diteliti mengenai bagaimana pengaruh likuiditas perusahaan terhadap struktur modal perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah salah satu variabel yang dipertimbangkan dalam keputusan struktur modal. Ukuran perusahaan merupakan cerminan total asset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka asset yang dimiliki perusahaan pun semakin besar dan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan kegitan operasionalnya pun semakin besar. Semakin besar ukuran perusahaan akan mempengaruhi keputusan manajemen dalam memutuskan pendanaan apa yang akan digunakan oleh perusahaan agar keputusan pendanaan tidak merugikan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Joni dan Lina (2010) menunjukan bahwa

(4)

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Namun Penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2011) menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai yang positif dan berpengaruh terhadap struktur modal.

Seperti yang dicantumkan oleh Bambang Riyanto (2001: 297). Tingkat bunga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga” (Bambang Riyanto, 2001:105). Secara teoritis, tingkat bunga atau keuntungan yang diisyaratkan mencerminkan biaya modal. Tingkat bunga atau biaya modal apabila dipandang dari pihak yang memerlukan dana, sedangkan dari pihak yang memiliki kelebihan dana ini merupakan keuntungan disyaratkan dan mencerminkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Di dalam laporan rugi-laba perusahaan, bunga ditampakkan sebagai biaya yang menggambarkan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para kreditur atas uang yang dipinjamnya. Pemilihan Bambang Riyanto (2001: 297) menyatakan bahwa ketika perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Sehingga tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Dengan demikian dapat dikatakan tingkat bunga berpengaruh terhadap struktur modal.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, hasil penelitian menunjukan tidak adanya konsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai beberapa faktor yang telah diteliti yang mempengaruhi struktur modal. maka perlu di analisis beberapa faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi struktur modal untuk mempertahankan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka maka penulis tertarik melakukan penelitian “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana Likuiditas pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagaimana Ukuran Perusahaan pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(5)

3. Bagaimana Tingkat Bunga pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagaimana struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Bagaimana pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal baik secara simultan dan parsial pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Likuiditas pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Ukuran perusahaan pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3. Tingkat bunga pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal baik seraca simultan dan parsial pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Kegunaan Hasil Penalitian

Sejalan dengan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh pihak diantaranya:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya materi pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang

(6)

terdaftar di bursa efek indonesia. 2. Terapan Ilmu Pengetahuan

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun suatu penelitian khususnya ilmu manajemen keuangan mengenai pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia. b. Bagi Lembaga / Fakultas Ekonomi

Sebagai sumber informasi dalam menjunjung perkuliahan, diharapakan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan dan sebagai perbandingan bagi rekan-rekan mahasiswa.

c. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi perusahaan tentang struktur modal sehingga dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata sehingga dapat meningkatkan laba di masa mendatang dalam perencanaan pengelolaan dana.

d. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi yang kiranya dapat memberikan manfaat untuk dapat dijadikan bahan perbandingan, petunjuk untuk keperluan penelitian pada masalah yang sama atau penelitian lanjutan, atau sebagai masukan bagi pihak lain yang membutuhkan.

Kerangka Pemikiran

Likuiditas dan struktur modal mempunyai pengaruh terhadap jenis modal apa yang akan ditarik. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka dirasa perlu bagi perusahaan tersebut mengeluarkan sekuritas secara bersama-sama begitu pun sebaliknya. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi Bambang Riyanto (2001: 22). Pengukuran likuiditas perusahaan dapat menggunakan beberapa alat untuk mengukur naik turunnya jumlah likuiditas perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang dianggap mempengaruhi struktur modal. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Saidi, 2004). Dalam suatu perusahaan tingkat ukuran perusahaan akan ditunjukan oleh

(7)

perubahan volume penjualan yang mengakibatkan adanya perubahan yang tidak proposional dalam laba/rugi resiko bisnis, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar variasi keuntungan akibat perubahan pada penjualan perusahaan dan mengakibatkan semakin besar resiko bisnis perusahaan. Pada tingkat resiko yang tinggi, sebaiknya struktur modal dipertahankan atau menggunakan hutang yang lebih besar. Pengukuran besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besarnya total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi ukuran perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang ukurannya relatif besar cenderung untuk menggunakan dana eksternal, dikarenakan perusahaan yang memiliki asset yang besar bisa mempengaruhi kepercayaan dari kreditur untuk memberikan pinjamannya pada perusahaan tersebut.

Bambang Riyanto (2001 : 297) menyatakan bahwa ketika perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Dalam penelitian ini tingkat bunga yang dimaksud adalah tingkat bunga pinjaman yang dikeluarkan oleh perusahaan sektor perbankan LQ 45 periode 2011.

Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, khususnya likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga akan digunakan dalam penelitian ini, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat di bangun hipotesis penelitian yaitu “Terdapat Pengaruh Likuiditas , Ukuran Perusahaan, Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal Baik Secara Simultan Maupun Secara Parsial”

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelian ini penulis menggunakan empat variable yang disesuaikan dengan judul penelitian yaitu”Pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan dan Terhadap struktur modal”. Keempat variable tersebut terdiri dari 3 variable independen dan satu variable dependen adalah sebagai berikut:

(8)

1. Analisis Rasio likuiditas (curren ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current Assets yaitu kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, formulasinya:

  =    100%

(Bambang Riyanto 2001:332)

2. Analisis Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah total asset pada perusahaan sektor perbankan LQ45 yang terdaftar dalam BEI tahun 2011. Ukuran perusahaan dapat di-proxi dengan logaritma natural (ln) dari total asset. Formulasinya sebagai berikut :

    = ln Total Asset

3. Analisis Tingkat Bunga

Bunga menurut Bambang Riyanto (2008 : 105) adalah “sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut”. Sehingga tingkat bunga bisa dikatakan merupakan tingkat imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok.

Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik,Tingkat bunga dalam penelitian ini adalah tingkat bunga pinjaman bisa berupa ritail , korporasi, KPR, dan non KPR.

4. Analisis struktur modal

Menurut Bambang (2001: 22), struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. Maka struktur modal tercermin pada utang jangka panjang dan unsur-unsur modal

(9)

sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Struktur modal dapat dirumuskan sebagai berikut :

Struktur Modal =Total Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri

Analisis Statistik

Kegiatan yang paling penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tantang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Untuk mempermudah dalam menganalisa data, penulis menggunakan software SPSS 17.0 for

Windows. Untuk menguji analisis yang digunakan, dilakukan pengujian secara korelasional

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya dari likuiditas, ukuran perusahaan dan tingkat bunga terhadap struktur modal yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut:

1. Pengujian Model / Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian model statistik yang dilakukan, digunakan tiga pengujian model Asumsi Klasik atau bisa disebut dengan Uji Linieritas yang terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Dengan menggunakan uji normalitas diharapkan apakah data kita memiliki distribusi norml sehingga dapat dipakai dalam statistic parametric. Medeteksi normalitas data menggunakan pendekatan kormogoron-smirnov yang dipadukan dengan kurva normal p-p plots serta pada diagram normal P-P plot regression standardized yang menggambarkan keberadaan titik-titik disekitar yang menyebar yang kesemuanya menunjukan model berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel independen. Metode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflaton Factor (VIF) yang diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

-. =1  =-.1

(10)

Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Pertama, uji

Durbin-Waston (DW test). Kedua, uji Lagrange Multiplier (LM) yaitu statistik Breusch-Godfrey. Ketiga, uji autokorelasi dengan statistik Q yaitu Box pearce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara yang pertama, yaitu uji Durbin-Waston (DW test). Menurut Danang (2011: 91) keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan ketentuan sebagai berikut:

- Terjadi autukorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 ( DW < -2) - Tidak terjadi autukorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 - Terjadi autukorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas, pada umumnya sering terjadi pada model-model yang menggunakan data cross section daripada time series. Namun bukan berarti model-model yang menggunakan data time series bebas dari heteroskedastisitas. Sedangkan untuk menditeksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scetterplot model tersebut. Tidak terdapat heteroskedastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola; (2) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol dan (3) titik-titik data tidak megumpul hanya di atas atau di bawah saja. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Danang, 2011: 82).

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik atau turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih varibel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Menurut Sugiyono (2008: 277) dengan model persamaan sebagai berikut:

(11)

Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 Keterangan : a = Intercept (konstanta) X1 = likuiditas X2 = ukuran perusahaan X 3 = Tingkat Bunga Y = Struktur Modal

b = Koefisien Regresi, digunakan untuk mengetahui koefisien arah variable X terhadap variable Y jika terjadi perubahan pada variable Y.

Sedangkan untuk menghitung nilai a dan b mengunakan rumus (Sugiyono, 2006 : 245) a = (∑ 1)(∑3)(∑31)

4 ∑ 356(∑ 3)5

b =4 ∑ 316(∑3)(∑1)4 ∑356(∑ 3)5

Koefisien Determinasi dan Non Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain atau pengaruh dari faktor lain, penulis menggunakan analisis koefisien determinasi dan non determinasi. Adapun koefisien determinasi dan non determinasi menurut Sugiyono (2003: 208) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Koefisien Determinasi = r2 x 100% Koefisien Non Determinasi = 1 – (r2) x 100%

Dimana r adalah koefisien korelasi (alat analisis untuk mengukur kuatnya hubungan antar variabel x dan variabel y). Untuk menghitung koefisien korelasi dapat digunakan rumus (Sugiyono, 2006: 250) sebagai berikut :

r =

7 ∑ 896(∑ 8) (∑9)

:{7 ( ∑8<)6 (∑ 8)<} {7 (∑9<)6 (∑9)<}

Keterangan :

X = Merupakan variabel bebas Y = Merupakan variabel terikat r = Koefisien korelasi

(12)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Pengujian hipotesis secara simultan

-Menentukan Hipotesis: H0 dan Ha

H0 : ρ = 0 secara simultan likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia

Ha : ρ ≠ 0 secara simultan likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perhitungan dengan menggunakan software SPSS, maka penerimaan dan penolakan atas hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

- Significance F change < α = 0,05 Ho ditolak - Significance F change > α = 0,05 Ho diterima

- Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisis secara statistic melalui program spss versi 16. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah diterapkan itu diterima atau ditolak.

2. Pengujian hipotesis secara parsial

1. Pengujian Secara Parsial: - Menentukan hipotesis

H01 : ρ = 0 Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

Ha1 : ρ ≠ 0 Secara parsial likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H02 : ρ = 0 Secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(13)

Ha2 : ρ ≠ 0 Secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H03 : ρ = 0 Secara parsial tingkat bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

Ha3 : ρ ≠ 0 Secara parsial tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perhitungan dengan menggunakan software SPSS, maka penerimaan dan penolakan atas hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

- Significance t < α = 0,05 Ho ditolak - Significance t > α = 0,05 Ho diterima - Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisis secara statistic melalui program spss versi 17. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah diterapkan itu diterima atau ditolak.

Perkembangan Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaaan Sektor Perbankan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Untuk mengetahui perkembangan likuiditas, ukuran perusahaan dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia terlebih dahulu disajikan data sebagai berikut:

(14)

Tabel

Perkembangan likuiditas,ukuran perusahaan dan tingkat bunga pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Tahun 2011

Berdasarkan data yang di olah pada tabel di atas, dapat terlihat yang bervariasi dari setiap saham sektor perbankan LQ 45 pada tahun 2011. Likuiditas dengan rata-rata sebesar 99,87%. Pada tahun 2011 likuiditas tertinggi dimiliki oleh bank danamon indonesia (persero) Tbk, sebesar 118%, sedangkan likuiditas terendah dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk sebesar 84%.

Dapat terlihat Ukuran Perusahaan Sektor Perbankan LQ 45 pada tahun 2011 dengan rata-rata total assets sebesar 255.680.689,3. Sedangkan rata-rata-rata-rata ln total asset sebesar 19,0. Pada tahun 2011 total asset tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri Tbk sebesar 551.891.704, dan ln total asset tertinggi dimilik juga oleh Bank Mandiri sebesar 20,1. Sedangkan total asset terendah dimiliki oleh BPD Jawa Barat Dan Banten Tbk sebesar 54.448.658. Dan ln total asset terendah dimiliki oleh BPD Jawa Barat Dan Banten sebesar 17,8. Dan Berdasarkan data yang di olah dari tabel diatas, dapat terlihat Tingkat Bunga Sektor Perbankan LQ 45 pada tahun 2011. Tingkat

No Kode saham

Nama Perusahaan likuiditas Ukuran

perusahaan

Tingkat bunga

Struktur modal

1 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 95% 19,5 11,90% 41%

2 BBCA Bank Central Asia Tbk 84% 19.8 9,50% 9%

3 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 100% 20.0 11,49%. 45%

4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 118% 18.8 12,50% 41%

5 BMRI Bank Mandiri Tbk 94% 20.1 11,75%. 43%

6 BJBR Bpd Jawa Barat Dan Banten Tbk 94% 17.8 8,72%. 17%

7 BBBKP Bank Bukopin Tbk 97% 17.9 11% 29%

8 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk 117% 18.3 10,85%. 109%

(15)

bunga tertinggi dimiliki oleh bank danamon indonesia sebesar 12,50 %, sedangkan tingkat bunga terendah dimiliki oleh BPD Jawa Barat Dan Banten Tbk sebesar 8,72%. Berdasarkan data yang di olah pada tabel 4.4 diatas, maka dapat terlihat struktur modal yang bervariasi dari setiap saham sektor perbankan LQ 45 pada tahun 2011 dengan rata-rata sebesar 41,75%. Pada tahun 2011 struktur modal yang tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Negara Tbk. Sebesar 109%. Sedangkan struktur modal yang terendah dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk. Sebesar 9%.

Untuk keperluan analisis, digunakan metode statistic, yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.Namun, sebelumnya dilakukan pengujian apakah persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini layak digunakan sebagai model uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji heterokedstisitas, uji normalitas, uji autokorelsi.Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS v. 17.

Uji Asumsi Klasik

Model persamaan regresi linier berganda dapat diterima jika memenuhi syarat asumsi klasik antara lain bebas dari normalitas, autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heterokedastisitas.

a. Uji normalitas

Hasil penelitiannya sebagai berikut uji normalitas tampak pada table 4.5 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Struktur Modal Likuiditas

Ukuran

Perusahaan Tingkat Bunga

N 8 8 8 8

Normal Parametersa,,b Mean .4175 .9987 19.0250 .1111

Std. Deviation .30198 .12011 .94680 .01237

Most Extreme Differences Absolute .332 .262 .192 .214

Positive .332 .262 .153 .161

Negative -.139 -.186 -.192 -.214

Kolmogorov-Smirnov Z .939 .741 .543 .605

Asymp. Sig. (2-tailed) .341 .643 .929 .858

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil penelitian di atas hasil keempat variabel berdistribusi normal, itu terlihat dari nilai sig (2-tailed) > 5%. Variabel struktur modal menghasilkan nilai 0.341 atau 34.1%, variabel likuiditas menghasilkan nilai 0.643 atau 64.3% , variabel ukuran perusahaan menghasilkan nilai 0.929 atau 92.9% dan variabel tingkat bunga menghasilkan 0.858 atau 85.8%. Dari keempat variabel tersebut nilainya lebih dari 5% maka data dikatakan berdistribusi normal.

Pengujian ini juga dapat dilakukan dengan memperhatikan penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik melalui grafik normal P-P plot. Berdasarkan grafik P-P plot untuk variabel dependen

(16)

struktur modal, variabel independen likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terlihat titik-titik pada grafik masih menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Grafik P-P plot untuk variabel struktur modal, likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga dapat terlihat pada gambar di bawah ini: - Variabel struktur modal - Variabel likuiditas

- -Variabel ukuran perusahaan - Variabel tingkat bunga

Gambar 4.1 Grafik p-plot b. Uji Autokorelasi Table 4.6 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .782a .611 .319 .24914 1.791

a. Predictors: (Constant), Tingkat Bunga, Ukuran Perusahaan, Likuiditas b. Dependent Variable: Struktur Modal

Maka dapat terlihat hasilnya karena nilai DW berada diantara -2 dan +2, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

(17)

c. Uji Multikolinearitas

Dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan program spss versi 17 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Likuiditas .419 2.385 Ukuran Perusahaan .512 1.955 Tingkat Bunga .425 2.351

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Dari hasil pengolahan data dapat diketahui tersebut dapat diketahui bahwa nilai VIF dan

tolerance dari variabel likuiditas adalah sebesar 0.419 ukuran perusahaan sebesar 0.512 dan tingkat bunga sebesar 0.425. dan juga nilai VIF dari variabel likuiditas sebesar 2.385, ukuran perusahaan sebesar 1.955 dan tingkat bunga sebesar 2.351. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa dari ketiga variabel nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0.10, sehingga dapat dijelaskan menurut pengujian model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas.

d.Uji heterokedastisitas

Gambar 4.2

Dari grafik scatterplot tersebut menunjukan pola yang berbentuk (berupa titik) menyebar di atas dan di bawah angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

(18)

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik atau turunnya) varibel dependen. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan program SPSS v. 17 diperoleh output regresi linier berganda sebagai berikut:

Table 4.8 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.415 2.761 -1.237 .284 Likuiditas 2.620 1.211 1.042 2.164 .096 Ukuran Perusahaan .114 .139 .357 .819 .459 Tingkat Bunga -8.560 11.675 -.351 -.733 .504

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Berdasarkan hasil penelitian, persamaan regresi yang dapat disusun adalah Y = -3.415 + 2.620X1 + 0.114 X2 – 8.560X3

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar -3.415 menyatakan bahwa jika tidak ada kebijakan likuiditas, ukuran perusahaan dan tingkat bunga maka struktur modal sebesar –3.415.

2. Koefisien regresi X1 sebesar 2.620 mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel

lainnya dipertahankan (tidak berubah) maka perubahan variabel likuiditas satu satuan (1) akan menambahkan struktur modal sebesar 2.620.

3. Koefisien regresi X2 sebesar 0.114 mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel

lainnya dipertahankan (tidak berubah) maka perubahan ukuran perusahaan satu satuan, menambah struktur modal sebesar 0.114.

4. Koefisien regresi X3 sebesar -8.560 mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi

variabel lainnya dipertahankan (tidak berubah) maka perubahan variable tingkat bunga satu satuan, akan menurunkan struktur modal -8.560.

Koefisien Determinasi (><)

Hasil perhitungn spss diperoleh nilai koefisien sebagai berikut: Tabel 4.9 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .782a .611 .319 .24914

(19)

a. Predictors: (Constant), Tingkat Bunga, Ukuran Perusahaan, Likuiditas

b. Dependent Variable: Struktur Modal

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.611. Hal ini berarti besar variasi variabel struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia dapat diterangkan oleh variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan tingkat bunga adalah sebesar 61.1% sedang sisanya 38.9% dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian.

Uji Hipotesis

1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini didasarkan pada hasil perhitungan ANOVA dengan melihat nilai F-test dan probabilitas signifikansi

Tabel 4.10

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .390 3 .130 2.095 .244a

Residual .248 4 .062

Total .638 7

a. Predictors: (Constant), Tingkat Bunga, Ukuran Perusahaan, Likuiditas b. Dependent Variable: Struktur Modal

Berdasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh nilai sig 0.244> 0.05 maka H0 diterima. Hal ini berarti variabel likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal, tetapi tidak signifikan.

2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian signifikansi individual (Uji t) di gunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel independen likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga, dan variabel dependen struktur modal secara parsial sebagai berikut:

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.415 2.761 -1.237 .284 Likuiditas 2.620 1.211 1.042 2.164 .096 Ukuran Perusahaan .114 .139 .357 .819 .459

(20)

Tingkat Bunga -8.560 11.675 -.351 -.733 .504 a. Dependent Variable: Struktur Modal

a. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Perbankan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011.

Dari hasil SPSS versi 17 diatas di peroleh hasil yang menyatakan bahwa likuiditas mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.096 > 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia, tetapi tidak signifikan.

b. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Perbankan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011.

Dari hasil SPSS versi 17 diatas di peroleh hasil yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.459 > 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal Pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia, tetapi tidak signifikan.

c. Pengaruh tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan lq 45 di bursa efek indonesia periode 2011.

Dari hasil SPSS versi 17 diatas di peroleh hasil yang menyatakan bahwa tingkat bunga mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,504> 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga berpengaruh terhadap struktur modal Pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia, tetapi tidak signifikan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan pengujian regresi berganda tentang pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia periode 2011 diperoleh hasil sebagai berikut:

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal

Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan yang telah dilakukan hasil penelitian ini menunjukanbahwa secara simultan tidak terdapat pengaruh antara likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia. Hal ini ditunjukan dengan hasil nilai signifikansi F sebesar 0.244 > 0.05 maka Hₒ diterima atau berpengaruh terhadap struktur modal tetapi tidak signifikan, besarnya pengaruh yang diberikan adalah sebesar 61.1% sedang sisanya 38.9% dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia maka dapat disimpulkan likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga berpengaruh terhadap struktur modal, tetapi tidak signifikan.

(21)

Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, variabel independen likuiditas berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Ditunjukan dengan nilai sig 0.096> 0.05 maka H0 diterima yaitu berpengaruh terhadap struktur modal tetapi tidak signifikan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Ditunjukan dengan nilai sig 0.459 > 0.05 maka H0 diterima yaitu berpengaruh tetapi tidak signifikan.

Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, variabel independen tingkat bunga berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Ditunjukan dengan nilai sig 0.504 > 0.05 maka H0 diterima yaitu berpengaruh tetapi signifikan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan hasil dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan tingkat bunga terhadap struktur modal pada perusahaan perbankan LQ 45 di bursa efek indonesia. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terlihat likuiditas yang bervariasi dari setiap saham sektor perbankan LQ 45 pada tahun 2011 dengan Rata-rata likuiditas sebesar 99.87%. Pada tahun 2011 likuiditas tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon Indonesia (Persero) Tbk, sebesar 118%, maka perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban jangka pendek karena perusahaan tersebut dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan dapat menguntungkan perusahaan, sedangkan likuiditas terendah dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk sebesar 84%.

2. Ukuran perusahaan merupakan besaran asset yang dimiliki suatu perusahaan dan untuk mengetahui seberapa besar total assets yang dimiliki oleh saham sektor perbankan LQ 45 . terlihat ukuran perusahaan yang bervariasi pada sektor perbankan LQ 45 periode 2011. Ln total asset tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri Tbk sebesar 20,1%, sedangkan Ln total assets terendah dimiliki oleh BPD Jawa Barat Dan Banten sebesar 17,8%.

3. Tingkat bunga ketika perusahaan merencanakan pemenuhan modal biasanya sangat depengaruhi tingkat bunga yang berlaku saat ini . terlihat tingkat bunga yang bervariasi dari

(22)

setiap saham sektor perbankan LQ 45 tahun 2011. Tingkat bunga tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon Indonesia sebesar 12,50%, sedangkan tingkat bunga terendah dimiliki oleh BPD Jawa Barat Dan Banten Tbk sebesar 8,72%.

4. Dapat terlihat struktur modal yang bervariasi setiap saham sektor perbankan LQ 45 pada tahun 2011 dengan rata-rata sebesar 41.75%. Struktur modal tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Negara Tbk. Sebesar 109%. Sedangkan struktur modal yang terendah dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk. Sebesar 9%.

5. Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Tingkat Bunga baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor perbankan LQ 45 yang terdaftar di Bursa efek Indonesia, tetapi tidak signifikan.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi investor, perusahaan dan penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang .adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan sektor perbankan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia , bagi perusahaan yang

likuiditasnya < 100% disarankan harus meningkatkan likuiditas agar bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Bagi perusahaan yang mempunyai kesempatan untuk dapat memperbesar ukuran perusahaannya supaya dimanfatkan sebaik-baiknya, dan sebaiknya bank agar dalam menentukan tingkat bunga pinjaman , tidak terlalu jauh berbeda, dan sesuai dengan peraturan pemerintah.

2. Perusahaan sektor perbankan LQ 45 supaya memperhatikan likuiditas, ukuran perusahaan dan tingkat bunga dalam menetapkan struktur modalnya.

3. Bagi perusahaan sektor perbankan LQ 45 di Bursa Efek indonesia untuk dapat mengoptimalkan struktur modalnya melalui penggunaan yang tepat pada operasi perusahaan, untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencegah hilangnya kepercayaan investor maupun dari publik bahkan dapat menarik investor lain untuk membeli saham, sehingga dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan harga pasar sahamnya, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan yang menunjukan bahwa menyimpan dana atau ikut memiliki perusahaan-perusahaan tersebut, merupakan hal yang bijaksana bagi masyarakat sebagai alternatif investasi. Jadi jika kinerja perusahaan-perusahaan bagus karena dapat mengoptimalkan struktur modalnya dan akan direspon dengan meningkatnya harga saham

(23)

pasar diharapkan investor dapat memperoleh return dari dividen dan capitalgain dan juga akan meningkatkan nilai perusahaan-perusahaan tersebut.

(24)

Gambar

Gambar 4.1  Grafik p-plot  b.   Uji Autokorelasi  Table 4.6  Model Summary b Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std
Table 4.8  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Tabel 4.10  ANOVA b

Referensi

Dokumen terkait

Asas kelayakan merupakan asas terpenting pada pengupahan syariah selain asas keadilan. Dimana asas kelayakan upah merupakan penentu atas jaminan kehidupan pekerja/buruh

Berdasarkan survey awal dapat diketahui bahwa di MA NU Mu’allimat Kudus guru pengampu mata pelajaran SKI menerapkan metode Circle Of Learning (CL) dalam pembelajaran

Perilaku yang tidak baik yang banyak dilakukan para siswi antara lain tentang kesadaran untuk periksa ke tenaga kesehatan saat terjadi keputihan masih rendah, rendahnya

Cairan tubuh yang dibuang pada saat ultrafiltrasi adalah cairan intravaskuler, dengan berkurangnya jumlah cairan intravaskuler secara cepat pada saat proses hemodialisa maka

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, rahmat, anugerah serta karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian kehamilan preeklamsi pada ibu hamil trimester 3 di wilayah

Dari hasil simulasi pemanenan konstan dan musiman berdasarkan parameter kemampuan tangkap ikan diperoleh nilai yaitu real positif dan negatif yang menunjukkan kestabilan

Pelaksanaan konsep desain kapasitas struktur adalah memperkirakan urutan kejadian dari kegagalan suatu struktur berdasarkan beban maksimum yang dialami struktur, sehingga