• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Klasifikasi Gangguan Jiwa

menurut PPDGJ III

Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

(2)

Definisi

• Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang

mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi dan perilaku

• Psikologi : Ilmu yang mempelajari perilaku dalam kehidupan sehari-hari

• Gangguan jiwa adalah suatu sindoma yang secara klinis bermakna dan menimbulkan

disfungsi dalam pekerjaan.

• - PPDGJ III, gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala,

penderitaan (distress) serta hendaya (impairment) dalam fungsi psikososial.

(3)

Klasifikasi Gangguan Jiwa

menurut PPDGJ III

• Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki  penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan mencakup gejala-gejala

pada hierarki yang ada dibawahnya. Selain itu penggunaan hierarki mempunyai makna bahwa penyakit yang diatas mempunyai

kecenderungan lebih berat dan mengancam jiwa.

(4)

F0. Gangguan Mental Organik

• F0.0-9. Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatik

• GMO adalah gangguan mental yang berkaitan dengan kondisi medik/penyakit

• Kondisi medik/penyakit tersebut secara

langsung atau tidak langsung menyebabkan disfungsi pada otak

• Langsung  pada otak

• Tidak langsung  akibat sekunder penyakit/ gangguan sistemik di luar otak

(5)

F0

Gambaran utama :

1. Gangguan fungsi kognitif (gg daya ingat)

2. Gangguan sensorium (gg kesadaran, gg

perhatian)

3. Gangguan pada persepsi, isi pikir,

suasana perasaan

(6)

Klasifikasi F0

Demensia :

• Sindroma akibat penyakit/gg otak yang bersifat kronik-progresif dan terdapat gangguan fungsi tertinggi (luhur) yang multipel seperti daya ingat, bahasa, daya nilai, dll

• Ditanai dengan penurunan fungsi kognitif dan

adanya gangguan dalam fungsi eksekutif (fungsi harian/ADL)

• Tidak terdapat gangguan kesadaran

• Demensia Alzheimer (F00), Demensia Vaskular (F01)

(7)

Klasifikasi F0 (2)

Demensia Alzheimer :

• Onset bertahap dengan kemunduran lambat • Onset : early onset bila dibawah 65 tahun

• Late onset bila diatas 65 tahun

• Etiologi : genetik, neurotransmiter asetilkolin dan

norepinefrin, regulasi yang abnormal dari metabolisme membran sel phospolipid dll.

Demensia Vaskular :

• Onset mendadak atau kemunduran bertahap • Gangguan Neurologis fokal

(8)

F0(3)

Delirium

• Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut-koma, 3P terganggu

• Gangguan kognitif secara umum : distorsi persepsi (ilusi, halusinasi (visual)), disorientasi, hendaya daya ingat segera dan pendek

• Gangguan psikomotor : hipo/hiperaktivitas

• Gangguan siklus tidur-bangun : insomnia, gejala memburuk di malam hari

• Gangguan emosional : depresi, anxietas/takut, mudah marah, apatis, kehilangan akal

 Onset cepat, hilang timbul sepanjang hari kurang dari 6 bulan

(9)

F0(4)

Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik

• Adanya penyakit fisik/medik, kerusakan atau disfungsi otak yang berhubungan dengan satu sindroma mental yang tercantum

• Adanya hubungan waktu (bbrp minggu atau bulan) antara perkembangan penyakit dgn sindroma mental

• Gangguan mental sembuh setelah gangguan fisik hilang

(10)

F0(5)

Jenis-jenisnya :

1. Halusinosis organik

2. Gangguan katatonik organik

3. Gg waham organik

4. Gg afektif organik

5. Gg cemas organik

(11)

F1. Gangguan mental dan perilaku

akibat pengunaan zat

• Gangguan mental yang diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif

Intoksikasi akut  menggunakan zat sehingga menimbulkan perubahan kesadaran

Penggunaan yang merugikan Sindroma ketergantungan

Putus zat

Gangguan psikotk, amnestik, anxietas, kepribadian karena zat

(12)

F2. Skizofrenia, Gangguan

Skizotipal, dan gangguan waham

Skizofrenia

• Ditandai dengan penyimpangan dari

pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar

(inappropriate) atau tumpul

• Kesadaran jernih

• Kemampuan intelektual biasanya

terpelihara

(13)

Pedoman diagnosis Skizofrenia

Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas :

• Tought echo, tought insertion/ithdrawal, broadcasting • Delusion of control, influence, passivity, perception • Halusinasi auditorik

• Waham2 menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil

Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas :

• Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai waham yang mengambang

• Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan  inkoherensi, neologisme

• Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme, stupor

(14)

• Telah berlangsung > 1 bulan Jenis-jenis :

1. Skizofrenia paranoid  halusinasi, waham

2. Skizofrenia katatonik  perilaku katatonik, negativisme, fleksibilitas cerea

3. Skizofrenia hebefrenik  disorganisasi 4. Skizofrenia tak terinci  tdk penuhi

5. Depresi pasca skizofrenia  depresi setelah 1 tahun skizofrenia

6. Skizofenia residual  gejala negatif setelah 1 tahun skizofrenia 7. Skizofrenia simpleks  gejala negatif

(15)

F2

• Gangguan Skizotipal (F21)  eksentrik, mistik

• Gangguan waham menetap (F22)  waham yang menonjol, sistematik, khas pribadi, waktu > 3 bulan. Tidak ada halusinasi.

• Gangguan psikotik akut dan sementara (F23) polimorik akut, lir skizofrenia, psikotik akut lainnya,< 1 bulan

• Gangguan waham terinduksi (F24)  dua atau lebih orang punya sistem waham yang sama, punya

hubungan dekat, satu orang menginduksi yang lain

• Gangguan skizoafektif (F25)  gejala skizofrenia dan afektif menonjol bersama dan timbul bersama  tipe manik, tipe depresi

(16)

F3. Gangguan suasana perasaan

• Perubahan suasana perasaan (mood)

kearah depresi atau kearah elasi

(meningkat)

• F30. Episode manik mood yang

meningkat, perilaku meningkat :

 hipomanik F30.0

Mania tanpa gejala psikotik F30.1

Mania dengan gejala psikotik F30.2

(17)

F3(2)

• F31. Gangguan afektif bipolar : terdapat episode mania-depresi yang berulang (sekurangnya 2 episode).

• Khas : terjadi penyembuhan sempurna antar episode • Episode manik : 2 minggu-5 bulan

• Episode depresi : rata-rata 6 bulan

• F31.1.Bipolar kini manik tanpa ciri psikotik • F31.2.Bipolar kini manik dengan ciri psiotik

• F31.4.Bipolar kini depresi berat tanpa ciri psikotik • F31.5.Bipolar kini depresi berat dengan ciri psikotik • F31.6.Bipolar episode kini campuran

(18)

F3(3)

• F32. Episode Depresi Gejala utama :

- Afek depresi

- Kehilangan minat dan kegembiraan - Berkurangnya energi

Gejala lainnya :

- konsentrasi dan perhatian berkurang

- harga diri dan kepercayaan diri berkurang - Ide rasa bersalah dan tidak berguna

- Pandangan masa depan suram dan pesimis - Tidur terganggu

- Nafsu makan terganggu

(19)

F3(4)

• F32.0. Episode depresi ringan (2 utama, 2 tambahan)

• F32.1. Episode depresi sedang (2 utama, 3-4 tambahan)

• F32.2. Episode depresi berat tanpa gejala psikotik (3 utama, 4 tambahan)

• F32.3. Episode depresi berat dengan gejala

psikotik (disertai adanya waham atau halusinasi) • F33.Gg depresi berulang

(20)

F4. Gangguan Neurotik, gangguan

somatoform, dan gangguan terkait stres

F40. Gg anxietas fobik : dicetuskan oleh

adanya situasi atau objek yang

sebenarnya tidak membahayakan,

dihindari dan bila dihadapi dengan

kecemasan hebat

F40.0. Agorafobia : takut tempat terbuka

F40.1. Fobia sosial : situasi sosial tertentu

F40.2. Fobia khas

(21)

F4(1)

• F41.0. Gangguan panik :

- Serangan anxietas berat berulang dalam satu bulan - Timbul tiba-tiba

- Berlangsung sebentar (5-15 menit)

• F41.1. Gangguan cemas menyeluruh :

- Gejala anxietas primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam waktu beberapa minggu-bulan - Mengenai kehidupan sehari-hari,

- Bersifat free floating

- Gejala berupa : kecemasan, ketegangan motorik, overaktivitas otonom

• F41.2. Gangguan campuran anx-dep : anxietas dan depresi tidak berat

(22)

F4(2)

• F42. gangguan obsesif kompulsif :

- Gejala obsesif atau kompulsif ditemukan hampir setiap hari selama 2 minggu berturut-turut

Gejala obsesif :

- pikiran disadari berasal dari diri sendiri, - terkadang tidak berhasil dilawan,

- bila dilakukan hanya menimbulkan perasaan lega - Pikiran tersebut berulang-ulang dan tidak

(23)

F4(3)

• F43. Reaksi terhadap stres berat dan gg penyesuaian

• F43.0. Reaksi stres akut :

- Reaksi terhadap trauma/stresor bersifat

katastropik, biasanya setelah beberapa menit atau segera, menghilang dalam beberapa hari (3 hari) - Gejala yang timbul : terpaku (daze), dapat disertai

(24)

F4(4)

• F43.1. Gangg stres pasca trauma

- Dalam kurun waktu 6 bulan setelah

kejadian traumatik

- Gejala flashback, re-experience,

avoidance

F43.2. Gangguan penyesuaian

- Reaksi terhadap stres dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini tergantung dari berat

ringan stres, kepribadian seseorang

(25)

F4(5)

• F44. Gangguan disosiatif (konversi)

- Gejala utama adalah kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal antara ingatan masa lalu, identitas, kontrol terhadap gerakan tubuh - Ada bukti penyebab psikologis yang bersifat

stresful

- Amnesia disosiatif (daya ingat) (F44.0), fugue

dis (perjalanan)(F44.1), stupor dis (hilang respon terhadap rangsangan) (F44.2), trans dis

/kesurupan (hilangnya kesadaran identitas) (F44.3)

(26)

F4(6)

• F45. Gangguan somatoform

- Keluhan gejala-gejala fisik yang berulang-ulang, disertai dengan permintaan pemeriksaan medik  tidak ditemukan kelainan

- Menyangkal adanya konflik

- Tidak mau mendengarkan penjelasan dokter

F45.0. Gg Somatisasi : banyak keluhan fisik  2 tahun

F45.1. Gg somatoform tak terinci : keluhan> tapi tidak penuhi somatisasi

F45.2. Gg hipokondrik : keyakinan menetap adanya penyakit fisik yang serius

F45.3. Disfungsi otonomik : keluhan otonomik berulang

F45.4. Nyeri somatoform menetap : gejala nyeri dominan dan menetap

(27)

F5. Sindrom perilaku yang berhubungan

dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

• F5.0. Gangguan makan

• F5.1. Gangguan tidur non organik

• F5.2. Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik

• F5.3. Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK

• F5.4. Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit YDK

• F5.5. Penyalahgunaan zat yang tidak menyebaban ketergantungan

• F5.9. Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

(28)

F6. Gangguan kepribadian dan perilaku

masa dewasa

• F6.0. Gangguan kepribadian khas

• F6.1. Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

• F6.2. Perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit

• F6.3. Gangguan kebiasaan dan impuls (judi,trikotilo)

• F6.4. Gangguan identitas jenis kelamin (transeksualisme, transvetisme peran ganda)

• F6.5. Gangguan preferensi seksual (fetisme, pedofil)

• F6.6. Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual

(29)

F7. Retardasi Mental

Retardasi mental adalah suatu keadaan

perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak

lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan selama masa perkembangan  mempengaruhi kecerdasan secara menyeluruh  IQ

• F7.0. Retardasi mental ringan (IQ 50-69) • F7.1. Retardasi mental sedang ( 35-49) • F7.2. Retardasi mental berat (20-34)

(30)

F8. Gangguan perkembangan

psikologis

• F8.0. Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa

• F8.1. Gangguan perkembangan belajar khas • F8.2. Gangguan perkembangan motorik khas • F8.3. Gangguan perkembangan khas campuran • F8.4. Gangguan perkembangan pervasif

• F8.8. Gangguan perkembangan psikologis lainnya

(31)

F9. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja

• F9.0. Gangguan hiperkinetik • F9.1. Gangguan tingkah laku

• F9.2. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi • F9.3. Gangguan emosional dengan onset khas pada

masa kanak

• F9.4. Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada masa kanak dan remaja

• F9.5. Gangguan Tic

• F9.8. Gangguan perilaku dan emosional lainnya

dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja (contoh : pica pada bayi dan kanak)

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Seksi (P3PL) mengatakan bahwa pada pelaksanaan program BIAS Campak di wilayah puskesmas Tegal Barat masih ada yang menolak di imunisasi campak yaitu di

shinggan shingni hku myit hkrum ai lam (visible or Organic unity) ngu ai gaw 'shinggyim masha yawng Karai Kasang hpan tawn da ai mungkan hta rau shanu machyu nga ai ni hkrai re'

Dinas kesehatan Kabupaten Enrekang merupakan salah suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi salah satunya adalah membuat kebijakan teknis dibidang

10 41122165 Mohamad Aldy Tofan RPL Penentuan Penerimaan Bantuan Dana Rumah Tidak Layak Huni ( Rutilahu) Melalui Penerapan Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode

Apabila semakin baik tinggi Perceived User Web Vendor Reputation dan Perceived Website Quality berarti persepsi terhadap reputasi vendor dan kualitas website

(a) Menurut Saudara, apa yang dimaksud dengan gempa bumi dan sebutkan sedikitnya tiga peristiwa geologi yang dapat menimbulkan gempa

Peruntukkan tapak sesuai dengan Peruntukkan tapak sesuai dengan sasaran fungsi bangunan, yakni lokasi sasaran fungsi bangunan, yakni lokasi  yang strategis, dekat dengan

Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda sangat tergantung pada pH.. Beberapa