Sinergi Industri Hijau Dengan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Staf Ahli Menteri Bidang Energi Bersih dan Terbarukan
Kementerian Lingkungan Hidup
Disampaikan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
Hotel Borobudur-Jakarta, 6 Februari 2014
Trends to
Green
Lifestyle
Green
Industry
Green
Office
Green
Building
Green
Office
Green
Hotel
Green
School
Sustainable
Production and
Consumption
Instrumen “Green Industry”
Penerapan Sistim Manajemen Lingkungan (SML)-ISO 14001
Sertifikasi produk dan pemenuhan baku mutu
Efisiensi pengunaan sumber daya alam
Produksi Bersih
Sertifikasi Kompetensi misal: MPPU/MPPA (Manajer
Pengendalian Pencemaran Air / Udara)
Pelaksanaan 4 R ( Reuse, Recycle, Recovery, Reduce)
Body text
Konsumsi Energi Dunia
Konsumsi Energi Primer
Dunia sejak 1970 dan
proyeksi sampai 2025
Konsumsi Energi Dunia antara
1800 - 1990
Kualitas
lingkungan &
ketersediaan
sumber daya
alam
semakin
menurun
Kebutuhan
akan
sumberdaya
alam semakin
meningkat
Green
Industry
Industri Hijau (Green Industry)
adalah industri berwawasan
lingkungan yang menyelaraskan
pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mengutamakan efisiensi dan
efektifitas penggunaan sumber
daya alam secara berkelanjutan
(RUU Perindustrian).
Tujuan Penghargaan Industri Hijau
Mendorong
kepedulian
perusahaan/industri
dalam
melakukan proses produksi yang ramah lingkungan
dalam rangka mewujudkan industri hijau
Objek Penilaian:
Semua jenis kegiatan industri yang telah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan hidup
Kriteria Penilaian
a. Aspek proses produksi
b. Aspek kinerja pengolaan limbah/emisi
c. Aspek manajemen perusahaan
Bobot
70%
20%
10%
A. Aspek Produksi (70%)
1. Program efisiensi Produksi : Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi
produksi; Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan
dalam meningkatakn efisiensi produk.
2. Material input : Material Input yang digunakan; Rasio material input terhadap
produk; Substitusi material input; Penanganan material input dan ketersediaan
informasi MSDS/spesifikasi bahan; SOP penanganan material input; Upaya efisiensi
penggunaan material input; Sertifikasi/Izin material input; Penggunaan komponen
dalam negeri.
3. Energi : Upaya efisiensi energi; Upaya penggunaan/pemanfaatan Energi Baru
Terbarukan (EBT); Melakukan audit energi secara berkala.
4. Air : Upaya efisiensi pengguanaan air dan melakukan audit pengguanaan air
secara berkala.
5. Teknologi Peoses : Penerapan reduce, reuse, recycle (3R); Pemisahan air dari
proses produksi; Peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan, Penerapan
SOP proses produksi; Inovasi produk ramah ligkungan; Tingkat produk reject dan
defect terhadap proses produksi.
6. SDM: Peningakatan kapasitas SDM di proses produksi dan jumlah SDM yang sudah
memiliki sertifikat kompetensi
7. Lingkungan Kerja Pada Proses Produksi: Melakukan pemantauan dan penilaian
kinerja K3L
B. Aspek Kinerja Pengelolaan
Limbah/Emisis (20%)
1.Program Penurunan Emisi CO2 : Upaya
penurunan emisi CO2
2.Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan :
Limbah cair, Limbah gas dan debu.
3.Sarana pengelolaan Limbah/Emisi :
Operasional sarana pengelolaan limbah
dan emisi; Pengelolaan limbah B3
C. Aspek Manajemen Perusahaan (10%)
1.Sertifikasi : Produk dan sistem
manajemen
2.CSR : Penerapan CSR dan alokasi
dana CSR
3.Penghargaan : Penghargaan terkait
bidang produksi dan pengelolaan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
Pemeliharaan
Pengawasan
-Inventarisasi
SDA
-Penetapan
Ekoregion
- Keberlanjutan
Proses
- Keberlanjutan
Produktifitas
- Keselamatan dan
Kesejahteraan
Masyarakat
-Pencegahan
-Penanggulangan
-Pemulihan
-Konservasi SDA
-Pencadangan SDA
-Pelestarian fungsi
Atmosfer (mitigasi,
adaptasi, lapisan
ozon dan hujan asam
-Pembinaan
-Sanksi Administrasi
-Sanksi Perdata
-Sanksi Pidana
-Baku Mutu LH
-Kriteria Kerusakan LH
-Perizinan
-Anggaran berbasis LH
-Analisa Risiko LH
-Audit LH
UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
-KLHS
-Tata Ruang
-AMDAL
-UKL-UPL
-Instrumen Ekonomi
-Rencana PPLH
-Daya Dukung
-Daya Tampung
-Perubahan iklim
-Rekayasa genetika
-Sumber daya genetik
-PUU berbasis LH
-Ijin lingkungan
Data dan Informasi
Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT
Perencanaan
Dilakukan melalui tahapan:
Inventarisasi lingkungan hidup
Penetapan wilayah ekoregion
Penyusunan Rencana Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Pencegahan
Instrumen Pencegahan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Tata ruang
Baku mutu lingkungan hidup
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
AMDAL
BAKU MUTU
LINGKUNGAN
HIDUP
1.
Baku mutu air;
2.
Baku mutu air limbah;
3.
Baku mutu air laut;
4.
Baku mutu udara ambien;
5.
Baku mutu emisi;
6.
Baku mutu gangguan;
7.
Baku mutu lain sesuai
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan &
teknologi.
Penentuan terjadinya
pencemaran diukur
melalui baku mutu
lingkungan hidup
...Ianjutan
Perizinan
Instrumen ekonomi lingkungan hidup
Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup
Anggaran berbasis lingkungan hidup
Analisis resiko lingkungan hidup
Audit lingkungan hidup
Instrumen lain sesuai kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan
Perizinan
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal
atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.
Pasal 36 ayat (1), UU PPLH
Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 atau
rekomendasi UKL-UPL.
Pasal 36 ayat (2), UU PPLH.
PP nomor 27 tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
Dilakukan berdasarkan RPPLH
Bila RPPLH belum tersusun, pemanfaatan SDA dilakukan
berdasarkan daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
dengan memperhatikan
Keberlanjutan proses & fungsi lingkungan hidup
Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup
Keselamatan, mutu hidup, & kesejahteraan masyarakat
Pencegahan
Penanggulangan
Pemulihan
Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup meliputi:
UUPLH
32/2009
AIR
PP. No. 41 Tahun 1999
UD
A
R
A
PP No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
PP No. 19 Tahun 1999
P
P
. No
.
82 T
ah
u
n
2001
LIMBAH B3
Pengaturan AMDAL dan Izin Lingkungan
DUMPING KE LAUT
Kepmen No. 13 Tahun 1995 Permen No. 17 Tahun 2008
Kepdal No. 205 Tahun 1996 Permen No. 18 Tahun 2008
Kepkadal No. 205 Tahun 1995 Permen No. 21 Tahun 2008
Kepmen No. 129 Tahun 2003 Permen No. 13 Tahun 2009
Permen No. 07 Tahun 2007
P
P
No
. 18 T
ah
u
n
1999
J
unc
to
P
P
No
. 85 T
ah
u
n
1999
Kepdal No. 68 Tahun 1994
Kepdal No. 01 Tahun 1995
Kepdal No. 02 Tahun 1995
Kepdal No. 03 Tahun 1995
Kepdal No. 04 Tahun 1995
Kepdal No. 05 Tahun 1995
KepMenLH No. 51 Tahun 1995
KepMenLH No. 58 Tahun 1995
KepMenLH No. 42 Tahun 1996 jo
KepMenLH No. 09 Tahun 1997
KepMenLH No. 3 Tahun 1998
KepMenLH No. 52 Tahun 1995
KepMenLH No. 28 Tahun 2003
KepMenLH No. 29 Tahun 2003
KepMenLH No. 112 Tahun 2003
KepMenLH No. 113 Tahun 2003
KepMenLH No. 202 Tahun 2005
PerMENLH No. 05 Tahun 2007
PerMENLH No. 06 Tahun 2007
Sumber Pencemar Industri Manufaktur
Bahan Baku
PROSES PRODUKSI
Produk jadi
Utilitas
Pabrik Pendukung
Emisi Udara
Limbah B3
Air Limbah
Domestik
Fugitive
emission
Opsi-opsi pengelolaan air limbah
PROSES
KEGIATAN
limbah
Air
IPAL
Buangan
APLIKASI
LINGKUNGAN
Run-off
KEGIATAN
LAIN
1. MINIMISASI
in-plant treatment
cleaner production/waste minimization
recycle/reuse/recovery ( 3R )
2. PENGOLAHAN
end-of-pipe treatment
3. exp : land application, gardening
4. WASTE EXCHANGE
Pemanfaatan oleh kegiatan lain,
misalnya : pupuk cair.
PROPER
PROKASIH
PROGRAM LANGIT BIRU
(PROKASIH DAN
PROGRAM LANGIT BIRU
DALAM PROGRAM
ADIPURA)
AIR LIMBAH DOMESTIK
USAHA SKALA KECIL
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pengendalian
pencemaran oleh KLH dilaksanakan dalam bentuk
program-program aksi agar lebih mudah dikenal
masyarakat, yaitu:
PENGENDALIAN
PENCEMARAN
PROPER
PROKASIH
LANGIT
BIRU
USAHA
SKALA
KECIL
AIR LIMBAH
DOMESTIK
Program Aksi
Program-program Penaatan &
Pengendalian Pencemaran Air
Program PROPER (Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan):
Scheme: Disclousure peningkatan
Penaatan
Target: Sumber industri skala besar,
berdampak penting, berpotensi mencemari
lingkungan, orientasi ekspor, dan masuk
dalam daftar Bursa Efek
.
Program PROKASIH:
Scheme: Penurunan Beban
Target: Sumber Institusi,
USK, dan domestik (air limbah
dan sampah)
Pemantauan Intensif:
•
Scheme: Penaatan dan
Penurunan Beban
•
Target: sumber
institusi bukan
peserta PROPER &
PROKASIH
Penaatan dan
Penurunan
Beban
Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER) Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan:
Mendorong perusahaan
taat terhadap peraturan pengelolaan
lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan
(environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa,
dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 4 R,
efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis
yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat
melalui program pengembangan masyarakat.
Kriteria Perusahaan Peserta PROPER antara lain:
1. Berdampak penting terhadap lingkungan.
2. Produk berorientasi ekspor
3. Terdaftar di pasar bursa
25
2/6/2014
Aspek Penilaian
Aspek Penilaian
Pencemaran Air
Pencemaran Laut
Pencemaran Udara
Limbah B3
AMDAL
Kerusakan lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan
Pengelolaan Sumber Daya dan
Konservasi
Community Development/CSR
Peringkat
Hitam
Merah
Biru
Hijau
Emas
Cara Perusahaan untuk
mendapatkan peringkat
End of Pipe
Eco Efficiency
(Reduce, Reuse, Recycle &
Recovery)
5 Peringkat Warna PROPER 2013
• Telah secara konsisten menunjukkan keunggulan
lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi
dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat
Emas
•
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial
(CSR/Comdev) dengan baik
Hijau
•
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
sesuai dipersyaratkan dengan ketentuan dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Biru
• Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi
administrasi
Merah
•
Sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
tidak melaksanakan sanksi administrasi
Manfaat
PROPER,
(bagi stakeholder utama)
Pemerintah
Instrumen penaatan yang
lebih murah
“cost effective”
Media untuk mengukur
keberhasilan program
lingkungan
Pendorong untuk
penerapan basis data
yang modern
Instrumen untuk
mendorong ke arah lebih
dari sekedar taat
Perusahaan
Benchmarking untuk
kinerja non-keuangan
Nilai tambah
“citra perusahaan”
Pendorong untuk ke
arah eco efficiency
Meningkatkan
komunikasi antara
perusahaan dengan
Pemerintah
Investor & Publik
Clearing house untuk
kinerja perusahaan
Ruang untuk pelibatan
masyarakat dalam
BEYOND COMPLIANCE AREA
PENTAATAN TERHADAP PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP
PRINSIP DASAR PENILAIAN PROPER
BIRU
MERAH
HITAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN LAUT
PENGELOLAAN LIMBAH B3
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PENERAPAN AMDAL
TIDAK ADA UPAYA
BELUM TAAT
TAAT
Pemanfaatan
Sumber
Daya
Pelaksanaan
Pengembangan
Masyarakat
(Community
Development)
EMAS
HIJAU
S
K
O
R
E
B O B O T
N
I
L
A
I
Penerapan
Sistem
Manajemen
Lingkungan
Passing Grade
Passing Grade
Best Practices ; Best Available Technology;
Best Corporate Social Responsibility
X
=
management
untuk
mengurangi
biaya dan
risiko
meningkatkan
keuntungan
meningkatkan
nilai dan reputasi
– environmental
stewardship
Penilaian Air dan Air Limbah
Air & Air Limbah
Upaya Mengindari Kebocoran dan Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air
dan Perbaikan Sumber Kebocoran
Pengelolaan Air LImbah Domestik yang Ramah Lingkungan
Pengawasan Konsumsi Air dan Upaya Efisiensi Penggunaan
Air dalam Proses Produksi
Upaya Reuse/Recycle Air dan Pengurangan Konsumsi Air
di Lokasi Area Produksi jumlah konsumsi air
jumlah dan komposisi air limbah data perihal area produksi konsumsi terbanyak
ail limbah terbanyak
biaya konsumsi air dan pengelolaan air limbah menghilangkan proses pencucian dan pembilasan yang berlebihan
menggunakan sistem pengolahan air secara tertutup menginformasikan keberhasilan serta memberikan saran mengenai upaya konservasi air
tangki air yang digunakan untuk proses produksi diawasi secara rutin untuk menghindari tumpahan
mengukur secara otomatis debit air spesifikasi pompa air dan pipa pipa sehingga
debit air memenuhi / sesuai dengan kebutuhan produksi alat pengukur untuk mengukur tingkat konsumsi air tertinggi
memeriksa semua pipa pipa air dari kerusakan dan melakukan perbaikan memperbaiki seal2 pipa yang rusak
jadwal perawatan rutin telah menentukan jumlah , kualitas , dan lokasi sumber sumber air yang dapat dipergunakan kembali
telah memverifikasi bahwa penggunaan kembali air tersebut tidak menurunkan
kualitas akhir produk perusahaan perusahaan telah memeriksa kemungkinan
untuk melakukan recycle air pembersih telah memeriksa kemungkinan lainnya untuk
mengurangi dan mendaur ulang air di dalam tahapan proses lain telah mengkaji untuk mengumpulkan
dan mempergunakan air hujan untuk penyiraman toilet dan taman bahwa semua keran yang mengalir sudah tertutup menutup atau memindahkan semua keran air yang tidak terlalu dibutuhkan
memasang alat penghemat konsumsi air mengingatkan memasang stiker karyawan di dekat untuk keran melakukan keran konservasi air untuk air toilet telah dilengkapi dengan kontrol penghentian
aliran air berikut instruksi penggunaannya instruksi tidak membuang segala jenis sampah ke dalam toilet
meletakan tempat sampah di dekat toilet air limbah domestik memenuhi baku mutu
jadual perawatan rutin
Air & Air Limbah