• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinergi Industri Hijau Dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sinergi Industri Hijau Dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Sinergi Industri Hijau Dengan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Staf Ahli Menteri Bidang Energi Bersih dan Terbarukan

Kementerian Lingkungan Hidup

Disampaikan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian

Hotel Borobudur-Jakarta, 6 Februari 2014

(2)

Trends to

Green

Lifestyle

Green

Industry

Green

Office

Green

Building

Green

Office

Green

Hotel

Green

School

Sustainable

Production and

Consumption

(3)

Instrumen “Green Industry”

Penerapan Sistim Manajemen Lingkungan (SML)-ISO 14001

Sertifikasi produk dan pemenuhan baku mutu

Efisiensi pengunaan sumber daya alam

Produksi Bersih

Sertifikasi Kompetensi misal: MPPU/MPPA (Manajer

Pengendalian Pencemaran Air / Udara)

Pelaksanaan 4 R ( Reuse, Recycle, Recovery, Reduce)

(4)

Body text

Konsumsi Energi Dunia

Konsumsi Energi Primer

Dunia sejak 1970 dan

proyeksi sampai 2025

Konsumsi Energi Dunia antara

1800 - 1990

(5)

Kualitas

lingkungan &

ketersediaan

sumber daya

alam

semakin

menurun

Kebutuhan

akan

sumberdaya

alam semakin

meningkat

Green

Industry

Industri Hijau (Green Industry)

adalah industri berwawasan

lingkungan yang menyelaraskan

pembangunan industri dengan

kelestarian fungsi lingkungan hidup

serta mengutamakan efisiensi dan

efektifitas penggunaan sumber

daya alam secara berkelanjutan

(RUU Perindustrian).

(6)

Tujuan Penghargaan Industri Hijau

Mendorong

kepedulian

perusahaan/industri

dalam

melakukan proses produksi yang ramah lingkungan

dalam rangka mewujudkan industri hijau

Objek Penilaian:

Semua jenis kegiatan industri yang telah melakukan

upaya pengelolaan lingkungan hidup

(7)

Kriteria Penilaian

a. Aspek proses produksi

b. Aspek kinerja pengolaan limbah/emisi

c. Aspek manajemen perusahaan

Bobot

70%

20%

10%

(8)

A. Aspek Produksi (70%)

1. Program efisiensi Produksi : Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi

produksi; Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan

dalam meningkatakn efisiensi produk.

2. Material input : Material Input yang digunakan; Rasio material input terhadap

produk; Substitusi material input; Penanganan material input dan ketersediaan

informasi MSDS/spesifikasi bahan; SOP penanganan material input; Upaya efisiensi

penggunaan material input; Sertifikasi/Izin material input; Penggunaan komponen

dalam negeri.

3. Energi : Upaya efisiensi energi; Upaya penggunaan/pemanfaatan Energi Baru

Terbarukan (EBT); Melakukan audit energi secara berkala.

4. Air : Upaya efisiensi pengguanaan air dan melakukan audit pengguanaan air

secara berkala.

5. Teknologi Peoses : Penerapan reduce, reuse, recycle (3R); Pemisahan air dari

proses produksi; Peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan, Penerapan

SOP proses produksi; Inovasi produk ramah ligkungan; Tingkat produk reject dan

defect terhadap proses produksi.

6. SDM: Peningakatan kapasitas SDM di proses produksi dan jumlah SDM yang sudah

memiliki sertifikat kompetensi

7. Lingkungan Kerja Pada Proses Produksi: Melakukan pemantauan dan penilaian

kinerja K3L

(9)

B. Aspek Kinerja Pengelolaan

Limbah/Emisis (20%)

1.Program Penurunan Emisi CO2 : Upaya

penurunan emisi CO2

2.Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan :

Limbah cair, Limbah gas dan debu.

3.Sarana pengelolaan Limbah/Emisi :

Operasional sarana pengelolaan limbah

dan emisi; Pengelolaan limbah B3

(10)

C. Aspek Manajemen Perusahaan (10%)

1.Sertifikasi : Produk dan sistem

manajemen

2.CSR : Penerapan CSR dan alokasi

dana CSR

3.Penghargaan : Penghargaan terkait

bidang produksi dan pengelolaan

(11)

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian

Pemeliharaan

Pengawasan

-Inventarisasi

SDA

-Penetapan

Ekoregion

- Keberlanjutan

Proses

- Keberlanjutan

Produktifitas

- Keselamatan dan

Kesejahteraan

Masyarakat

-Pencegahan

-Penanggulangan

-Pemulihan

-Konservasi SDA

-Pencadangan SDA

-Pelestarian fungsi

Atmosfer (mitigasi,

adaptasi, lapisan

ozon dan hujan asam

-Pembinaan

-Sanksi Administrasi

-Sanksi Perdata

-Sanksi Pidana

-Baku Mutu LH

-Kriteria Kerusakan LH

-Perizinan

-Anggaran berbasis LH

-Analisa Risiko LH

-Audit LH

UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH

-KLHS

-Tata Ruang

-AMDAL

-UKL-UPL

-Instrumen Ekonomi

-Rencana PPLH

-Daya Dukung

-Daya Tampung

-Perubahan iklim

-Rekayasa genetika

-Sumber daya genetik

-PUU berbasis LH

-Ijin lingkungan

Data dan Informasi

Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT

(12)

Perencanaan

Dilakukan melalui tahapan:

Inventarisasi lingkungan hidup

Penetapan wilayah ekoregion

Penyusunan Rencana Perlindungan &

Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)

(13)

Pencegahan

Instrumen Pencegahan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Tata ruang

Baku mutu lingkungan hidup

Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

AMDAL

(14)

BAKU MUTU

LINGKUNGAN

HIDUP

1.

Baku mutu air;

2.

Baku mutu air limbah;

3.

Baku mutu air laut;

4.

Baku mutu udara ambien;

5.

Baku mutu emisi;

6.

Baku mutu gangguan;

7.

Baku mutu lain sesuai

dengan perkembangan

ilmu pengetahuan &

teknologi.

Penentuan terjadinya

pencemaran diukur

melalui baku mutu

lingkungan hidup

(15)

...Ianjutan

Perizinan

Instrumen ekonomi lingkungan hidup

Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup

Anggaran berbasis lingkungan hidup

Analisis resiko lingkungan hidup

Audit lingkungan hidup

Instrumen lain sesuai kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu

pengetahuan

(16)

Perizinan

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal

atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

Pasal 36 ayat (1), UU PPLH

Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan

hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 atau

rekomendasi UKL-UPL.

Pasal 36 ayat (2), UU PPLH.

PP nomor 27 tahun 2012

tentang Izin Lingkungan

(17)

Dilakukan berdasarkan RPPLH

Bila RPPLH belum tersusun, pemanfaatan SDA dilakukan

berdasarkan daya dukung & daya tampung lingkungan hidup

dengan memperhatikan

Keberlanjutan proses & fungsi lingkungan hidup

Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup

Keselamatan, mutu hidup, & kesejahteraan masyarakat

(18)

Pencegahan

Penanggulangan

Pemulihan

Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup meliputi:

(19)

UUPLH

32/2009

AIR

PP. No. 41 Tahun 1999

UD

A

R

A

PP No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

PP No. 19 Tahun 1999

P

P

. No

.

82 T

ah

u

n

2001

LIMBAH B3

Pengaturan AMDAL dan Izin Lingkungan

DUMPING KE LAUT

Kepmen No. 13 Tahun 1995 Permen No. 17 Tahun 2008

Kepdal No. 205 Tahun 1996 Permen No. 18 Tahun 2008

Kepkadal No. 205 Tahun 1995 Permen No. 21 Tahun 2008

Kepmen No. 129 Tahun 2003 Permen No. 13 Tahun 2009

Permen No. 07 Tahun 2007

P

P

No

. 18 T

ah

u

n

1999

J

unc

to

P

P

No

. 85 T

ah

u

n

1999

Kepdal No. 68 Tahun 1994

Kepdal No. 01 Tahun 1995

Kepdal No. 02 Tahun 1995

Kepdal No. 03 Tahun 1995

Kepdal No. 04 Tahun 1995

Kepdal No. 05 Tahun 1995

KepMenLH No. 51 Tahun 1995

KepMenLH No. 58 Tahun 1995

KepMenLH No. 42 Tahun 1996 jo

KepMenLH No. 09 Tahun 1997

KepMenLH No. 3 Tahun 1998

KepMenLH No. 52 Tahun 1995

KepMenLH No. 28 Tahun 2003

KepMenLH No. 29 Tahun 2003

KepMenLH No. 112 Tahun 2003

KepMenLH No. 113 Tahun 2003

KepMenLH No. 202 Tahun 2005

PerMENLH No. 05 Tahun 2007

PerMENLH No. 06 Tahun 2007

(20)

Sumber Pencemar Industri Manufaktur

Bahan Baku

PROSES PRODUKSI

Produk jadi

Utilitas

Pabrik Pendukung

Emisi Udara

Limbah B3

Air Limbah

Domestik

Fugitive

emission

(21)

Opsi-opsi pengelolaan air limbah

PROSES

KEGIATAN

limbah

Air

IPAL

Buangan

APLIKASI

LINGKUNGAN

Run-off

KEGIATAN

LAIN

1. MINIMISASI

in-plant treatment

cleaner production/waste minimization

recycle/reuse/recovery ( 3R )

2. PENGOLAHAN

end-of-pipe treatment

3. exp : land application, gardening

4. WASTE EXCHANGE

Pemanfaatan oleh kegiatan lain,

misalnya : pupuk cair.

(22)

PROPER

PROKASIH

PROGRAM LANGIT BIRU

(PROKASIH DAN

PROGRAM LANGIT BIRU

DALAM PROGRAM

ADIPURA)

AIR LIMBAH DOMESTIK

USAHA SKALA KECIL

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pengendalian

pencemaran oleh KLH dilaksanakan dalam bentuk

program-program aksi agar lebih mudah dikenal

masyarakat, yaitu:

PENGENDALIAN

PENCEMARAN

PROPER

PROKASIH

LANGIT

BIRU

USAHA

SKALA

KECIL

AIR LIMBAH

DOMESTIK

Program Aksi

(23)

Program-program Penaatan &

Pengendalian Pencemaran Air

Program PROPER (Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan):

Scheme: Disclousure  peningkatan

Penaatan

Target: Sumber industri skala besar,

berdampak penting, berpotensi mencemari

lingkungan, orientasi ekspor, dan masuk

dalam daftar Bursa Efek

.

Program PROKASIH:

Scheme: Penurunan Beban

Target: Sumber Institusi,

USK, dan domestik (air limbah

dan sampah)

Pemantauan Intensif:

Scheme: Penaatan dan

Penurunan Beban

Target: sumber

institusi bukan

peserta PROPER &

PROKASIH

Penaatan dan

Penurunan

Beban

(24)

Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan (PROPER) Dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Tujuan:

Mendorong perusahaan

taat terhadap peraturan pengelolaan

lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan

(environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa,

dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 4 R,

efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis

yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat

melalui program pengembangan masyarakat.

Kriteria Perusahaan Peserta PROPER antara lain:

1. Berdampak penting terhadap lingkungan.

2. Produk berorientasi ekspor

3. Terdaftar di pasar bursa

(25)

25

2/6/2014

Aspek Penilaian

Aspek Penilaian

Pencemaran Air

Pencemaran Laut

Pencemaran Udara

Limbah B3

AMDAL

Kerusakan lingkungan

Sistem Manajemen Lingkungan

Pengelolaan Sumber Daya dan

Konservasi

Community Development/CSR

Peringkat

Hitam

Merah

Biru

Hijau

Emas

Cara Perusahaan untuk

mendapatkan peringkat

End of Pipe

Eco Efficiency

(Reduce, Reuse, Recycle &

Recovery)

(26)

5 Peringkat Warna PROPER 2013

• Telah secara konsisten menunjukkan keunggulan

lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi

dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan

bertanggung jawab terhadap masyarakat

Emas

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang

dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui

pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan

sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,

Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial

(CSR/Comdev) dengan baik

Hijau

Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang

sesuai dipersyaratkan dengan ketentuan dan/atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Biru

• Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai

dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi

administrasi

Merah

Sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang

mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau

tidak melaksanakan sanksi administrasi

(27)

Manfaat

PROPER,

(bagi stakeholder utama)

Pemerintah

Instrumen penaatan yang

lebih murah

“cost effective”

Media untuk mengukur

keberhasilan program

lingkungan

Pendorong untuk

penerapan basis data

yang modern

Instrumen untuk

mendorong ke arah lebih

dari sekedar taat

Perusahaan

Benchmarking untuk

kinerja non-keuangan

Nilai tambah

“citra perusahaan”

Pendorong untuk ke

arah eco efficiency

Meningkatkan

komunikasi antara

perusahaan dengan

Pemerintah

Investor & Publik

Clearing house untuk

kinerja perusahaan

Ruang untuk pelibatan

masyarakat dalam

(28)

BEYOND COMPLIANCE AREA

PENTAATAN TERHADAP PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP

PRINSIP DASAR PENILAIAN PROPER

BIRU

MERAH

HITAM

PENGENDALIAN PENCEMARAN LAUT

PENGELOLAAN LIMBAH B3

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PENERAPAN AMDAL

TIDAK ADA UPAYA

BELUM TAAT

TAAT

Pemanfaatan

Sumber

Daya

Pelaksanaan

Pengembangan

Masyarakat

(Community

Development)

EMAS

HIJAU

S

K

O

R

E

B O B O T

N

I

L

A

I

Penerapan

Sistem

Manajemen

Lingkungan

Passing Grade

Passing Grade

Best Practices ; Best Available Technology;

Best Corporate Social Responsibility

X

=

management

untuk

mengurangi

biaya dan

risiko

meningkatkan

keuntungan

meningkatkan

nilai dan reputasi

– environmental

stewardship

(29)

Penilaian Air dan Air Limbah

Air & Air Limbah

Upaya Mengindari Kebocoran dan Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Air

dan Perbaikan Sumber Kebocoran

Pengelolaan Air LImbah Domestik yang Ramah Lingkungan

Pengawasan Konsumsi Air dan Upaya Efisiensi Penggunaan

Air dalam Proses Produksi

Upaya Reuse/Recycle Air dan Pengurangan Konsumsi Air

di Lokasi Area Produksi jumlah konsumsi air

jumlah dan komposisi air limbah data perihal area produksi konsumsi terbanyak

ail limbah terbanyak

biaya konsumsi air dan pengelolaan air limbah menghilangkan proses pencucian dan pembilasan yang berlebihan

menggunakan sistem pengolahan air secara tertutup menginformasikan keberhasilan serta memberikan saran mengenai upaya konservasi air

tangki air yang digunakan untuk proses produksi diawasi secara rutin untuk menghindari tumpahan

mengukur secara otomatis debit air spesifikasi pompa air dan pipa pipa sehingga

debit air memenuhi / sesuai dengan kebutuhan produksi alat pengukur untuk mengukur tingkat konsumsi air tertinggi

memeriksa semua pipa pipa air dari kerusakan dan melakukan perbaikan memperbaiki seal2 pipa yang rusak

jadwal perawatan rutin telah menentukan jumlah , kualitas , dan lokasi sumber sumber air yang dapat dipergunakan kembali

telah memverifikasi bahwa penggunaan kembali air tersebut tidak menurunkan

kualitas akhir produk perusahaan perusahaan telah memeriksa kemungkinan

untuk melakukan recycle air pembersih telah memeriksa kemungkinan lainnya untuk

mengurangi dan mendaur ulang air di dalam tahapan proses lain telah mengkaji untuk mengumpulkan

dan mempergunakan air hujan untuk penyiraman toilet dan taman bahwa semua keran yang mengalir sudah tertutup menutup atau memindahkan semua keran air yang tidak terlalu dibutuhkan

memasang alat penghemat konsumsi air mengingatkan memasang stiker karyawan di dekat untuk keran melakukan keran konservasi air untuk air toilet telah dilengkapi dengan kontrol penghentian

aliran air berikut instruksi penggunaannya instruksi tidak membuang segala jenis sampah ke dalam toilet

meletakan tempat sampah di dekat toilet air limbah domestik memenuhi baku mutu

jadual perawatan rutin

Air & Air Limbah

(30)

Air & Air Limbah

Tujuan : Pengurangan Konsumsi Air, Air Limbah dan Bahan Pencemar

Hal yang perlu dilakukan

Hasil Pemeriksaan

Pengawasan Konsumsi Air dan Upaya Efisiensi Penggunaan Air

dalam Proses Produksi

Ya

Tidak

Sebagian

Apakah perusahaan mengetahui jumlah konsumsi air per

bulan?

Apakah perusahaan mengetahui jumlah dan komposisi air

limbah yang dihasilkan perusahaan setiap bulan?

Apakah perusahaan memiliki data perihal area produksi

mana yang mengkonsumsi jumlah air terbanyak atau

menghasilkan air limbah terbesar?

Apakah perusahaan mengetahui jumlah biaya konsumsi air

dan pengelolaan air limbah perusahaan tiap bulan?

Sudahkah perusahaan menghilangkan proses pencucian

dan pembilasan yang berlebihan dalam tahap produksi

perusahaan?

Apakah perusahaan dapat menggunakan sistem

pengolahan air secara tertutup untuk mengurangi jumlah

konsumsi air?

Apakah perusahaan telah menginformasikan kepada

karyawan perusahaan mengenai apa yang dapat dicapai

dari pengurangan jumlah konsumsi air (efisiensi air)?

Apakah perusahaan telah mengakomodir para pekerja

untuk turut serta memberikan saran mengenai upaya

konservasi air?

(31)

31

31

INDUSTRI HIJAU VS PROPER

PROPER

INDUSTRI HIJAU

Peraturan Pengelolaan

LH Nasional

Dasar Hukum

Peraturan Perindustrian

dan Peraturan lainnya yang

relevan

Penaatan terhadap

peraturan

Prinsip Dasar

Penaatan terhadap

peraturan

Result oriented (end of

pipe)

Metode Penilaian

Process Oriented (Proses

Produksi)

Wajib

Sifat keikutsertaan

Sukarela

Pejabat Pengawas LH

Penilai

Pegawai Kementerian

Perindustrian

(32)

32

32

INDUSTRI HIJAU VS PROPER (lanjutan)

PROPER

INDUSTRI HIJAU

Pemerintah (Kementerian

Lingkungan Hidup)

Serifikasi

Pemerintah (Kementerian

Perindustrian)

Hasil Penilaian

diumumkan terbuka ke

seluruh stakeholders

Liability

Hasil Penilaian diumumkan

terbuka ke seluruh

stakeholders

Pihak luar / instansi yang

bertanggung jawab dalam

bidang LH

Driving Force

Kompetitor dan konsumen

serta instansi yang

bertanggung jawab dalam

bidang industri

LSM, Lembaga Hukum,

Lembaga pembiayaan,

konsumen

lokal/internasional,

pemda, perguruan tinggi

Stakeholders

Konsumen, perguruan

tinggi, Lembaga penelitian

Nasional (KLH)

Institusi penentu

kriteria

Nasional (Kementerian

Perindustrian)

(33)

33

33

INDUSTRI HIJAU VS PROPER (lanjutan)

PROPER

INDUSTRI HIJAU

Pemerintah

Penanggung biaya

penilaian

Pemerintah

Sistem peringkat :

1.Emas (insentif)

2.Hijau (insentif)

3.Biru (insentif)

4.Merah (disinsentif)

5.Hitam (disinsentif)

Hasil Penilaian

Sertifikat

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

• Dari manajemen

puncak sampai level

pekerja terbawah

• Pemenuhan terhadap

peraturan

Komitmen

Manajemen

• Dari manajemen puncah

sampai level pekerja

terbawah

• Pemenuhan terhadap

Peraturan

(34)

D

O

W

N

S

I

D

E

MORE CERTAIN /

SHORT TERM

U

P

S

I

D

E

LESS CERTAIN / LONG

TERM

REVENUE

• Eco design

• Eco-sales and

marketing

• Eco defined

new market

space

INTANGIBLES

• Intagibles

value :

• Build

reputation and

trusted brand

COSTS

• Eco-Efficiency

• Eco-expense

reduction

• Value chain

eco - efficiency

RISK

• Eco risk control

MENGAPA “LINGKUNGAN” DAPAT

MENINGKATKAN NILAI & REPUTASI ?

Alasan mendasar untuk

memasukkan “faktor

lingkungan” kedalam

strategi bisnis :

berpotensi untuk

meningkatkan keuntungan

management untuk

mengurangi biaya dan risiko

meningkatkan nilai dan

reputasi – environmental

stewardship

(35)

TREND PENGGUNAAN OWN USE GAS 2004 - 2010

PENGGUNAAN GAS UNTUK

OPERASIONAL DITAHUN

2009 MENCAPAI 1040.7

MMSCFD..

4286 KL SOLAR

RP 34,18 M/TAHUN

0

200

400

600

800

1000

1200

2006

2007

2008

2009

Juni 2010

MMS

C

F

D

Tahun

Own Gas VS Flare Gas

Own

Use

Gas

Flare

Gas

(36)

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI (BBM)

Intensitas Konsumsi Energi rata-rata sistem

penambangan non BWE pada tahun 2008

sebesar 1,35 ltr/Bcm, kemudian tahun

2009 turun menjadi 1,07 ltr/ Bcm

(penurunan sebesar 21%).

Kenaikan produksi rata-rata tahun 2008

adalah 2.359.533 BCM naik menjadi

3.593.359 BCM pada tahun 2009

(kenaikan produksi sebesar 53%).

(37)

Efisiensi Penggunaan Air (Medco Rimau)

IPAL ONSTREAM

INSTALASI METER

UTILITIES

Reduce

22,5%

(38)

Terima Kasih

Staf Ahli Menteri Bidang Energi Bersih dan Terbarukan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Telp: 62-21-85907086| Fax : 62-21-85907086

email :sabartk75@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi yang valid berupa sederetan huruf alfabet mulai dari a sampai z, bisa berupa huruf kapital atau nonkapital, panjang huruf sama setiap sukunya, dalam sebuah suku

Xampp sebagaimana yang terlihat pada gambar 2.1 adalah perangkat lunak open source, yang mendukung banyak sistem operasi, Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri

Pengkajian tentang pola sebaran polutan panas dari kanal pendingin pembangkit listrik perlu dilakukan untuk dapat mengetahui luas daerah yang terkena dampak dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan'bahwa ada perbedaan antara rerata pretest dan posttest, sehingga dapat dikatakan bahwa daya tahan otot lengan dan

harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata, dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai

Kepala UPTD Puskesmas Watumanu EDA DAMIANUS NIP.19631231 198511 1 065 Terbitan :  No.. Pengertian Kondisi terjadinya tekanan darah sistolik lebih dari ≥140 mmHg dan atau diastolic

Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara status ketergantungan opioid dengan berbagai masalah psikiatrik seperti keadaan depresi, keadaan cemas,

Proses Produksi Bahan Baku dan Penolong Energi Air Teknologi Proses Produk Sumber Daya Manusia (SDM) Lingkungan Kerja Manajemen Perusahaan Efisiensi Produksi CD / CSR