BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya dinegara yang sedang berkembang . sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal terjadi dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila mendapat pertolongan pertama yang adekuat ( Manuaba,2007: 6).
Menurut WHO Tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 585.00 orang pertahun.penyebab utama masih trias penyebab kematian yaitu perdarahan 60% (343.00 orang), infeksi 25 % (143.250 orang),gestosis 15% (85.595 orang). Penyebab lainnya hanya menimbulkan kematian 5 % kematian maternal/perinatal (28.650 orang) (manuaba,2007:6).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (Sarwono,2008:459)
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah perdarahan disertai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri, wanita
dengan riwayat abortus mempunyai resiko tinggi terjadi abortus berulang,premature, BBLR (Cuningham.2005:54).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10% - 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu – 1,5 juta setiap tahunnya (Ulfa, 2006).
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens
2. Tujuan Khusus
a) Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dan mengumplkan data untuk menegakkan diagnosa dengan abortus imminens
b) Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pasien dengan abortus imminens
c) Agar mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman pada pasien dengan abortus imminens.
d) Agar mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada pasien dengan abortus imminens.
e) Agar mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada pasien dengan abortus imminen
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep teoritis Abortus Imminens 1. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan ( Sarwono, 2008:467).
Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2001:147)
2. Klasifikasi Abortus
Menurut Winkjosastro (2005:305-308) klasisikasi abortus dibagi : 2.1 Abortus spontan
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
- Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 28 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi servik.
- Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim.
- Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret. - Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong.Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk.Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis. 2.2 Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:
- Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya :
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan. 6. Dokumen medik harus lengkap.
- Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
2.3 Abortus Buatan
Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 28 minggu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan tertentu sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia; dan keterampilan operator. Indikasi abortus buatan :
a. Hamil di luar kandungan.
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat dimana hasil pembuahan “menempel” diikuti, perdarahan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan kematian.
b. Hamil anggur (mola hidatidosa).
Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti segugus buah anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya kanker trofoblas.
c. Cacat bawaan pada janin.
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat dideteksi secara dini.
d. Penyakit Ibu yang berat/ menahun. Misalnya kelainan jantung.
e. Hamil akibat perkosaan atau incest.
f. Penyakit kelainan jiwa yang berat. Misalnya percobaan bunuh diri. g. Kegagalan kontrasepsi.
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang bebas dari kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat menyebabkan cacat bawaan.
3. Etiologi
Menurut Winkjosastro (2005:302-303) penyebab terjadinya abortus dapat dibagi sebagai berikut:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan biasanya menyebabkan kematian mudighah pada hamil muda. Factor-faktor yang menyebabkan kematian mudighah adalah :
1) Kelainan kromosom: yang sering dijumpai adalah pada kejadian abortus adalah trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan kurang semmpurna: bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi kurang sempurna.
3) Pengaruh dari luar: radiasi, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya didalam uterus. Pengaruh ini dinamakan pengaruh teratogen.
b. Kelainan plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korealis dan menyebabkan segmen plasenta terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin, keadan nini bias terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
c. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pilonefritis , malaria , dll dapat menyebabkan abortus. Toksin bakteri, virus , plasmodium dapat melewati plasenta dan masuk kejanin kemudian terjadilah abortus. d. Kelainan traktus genitalis
Retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan uteri dapat menyebabkan abortus, tetapi hanua retruversi uteri gravid dan mioma uteri sub mukosa yang dapat memegang peranan penting . sebab lain juga karena servik yang inkompeten yang disebabkan karena kelemahan bawah servik, dilatasi servik yang berlebihan dank arena robekan servik luas yang tidak dijahit.
4. Patofisiologi
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena benda yang dianggap asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002).
Patofisiologis terjadina keguguran, mlai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga jann kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepasdi anggap benda asing, sehingga
rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan di sertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi. Berntuk perdarahn bervariasi, di antarnya : - Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
- Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat di sertai gumpalan
- Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok.
5. Prognosis
Menurut winkjosastro (2005:306) macam dan lamanya kehamilan menentukan prognosa kelangsungan kehamilan. Perdarahan kurang baik bila perdarahan berlangsung lama , mules-mules yang disertai pendataran dan pembukaan servik.
6. Diagnosa
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri internum disertai rasa mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kelainan, servik belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapaa wanita hamil laainnya dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan . hal ini terjadi karena penembusan vili korealis kedalam desidua pada saat implantasi. Perdarahan biasanya sedikit, warnanya merah, tidaak disertai rasa mules. ( Winkjosastro, 2005: 305)
7. Penatalaksanaan /Perawatan
Perawatan abortus imminens menurut Winkjsastro (2005:305-306) a. Istirahat barinng
Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah keuterus dan berkurangnya raangsangan mekanik.
b. Tentang pemberian hormon progestin pada abortus belum ada persesuaian faham . sebagian besar ahli tidak menyetujui dan mereka yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dulu adanya kekurangan hormone progesterone. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus terjadi didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan karena banyak factor, maka pemberian progestin tidak banyak manfaatnya. c. Pemriksaan USG penting untuk memeriksa apakah janin masih hidup
Penatalaksanaan abortus imminens menurut Syaifuddin (2002: M-12) a. Tidak perlu pengobatan khusus
b. Jangan melakukan aktifitas fisik yang berlebihan c. Jika perdarahan:
1) Berhenti:lakukan asuhan antenatal seperti biasa
2) Terus berlangsung: nilai konndisi janin atau USG, lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyakit lain
d. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen dan progestreon) atau tokolitik seperti salbutamol atau endometason, karna obat ini tidak dapat mencegah abortus.
BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN DATA Data Subjektif Identitas Suami
Nama : Ibu Ita Tn Yadi Umur : 36 Tahun 39Tahun Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia Jawa/Indonesia Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Swasta Alamat : Sungai
Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak tadi pagi merasakan keluar darah sedikit dari jalan lahir serta ibu merasakan mules pada perut bagian bawah.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Bau : amis Lama : 5-6 hari Teratur/tidak : teratur Siklus : 30 hari Keluhan : tidak ada Warna : merah konsistensi : cair HPHT : 6.12.2013
Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali Status pernikahan : sah
Lama menikah : 13 tahun Usia menikah : 23 tahun GV P4 A0 Ah0
Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti jantung, ginjal, hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung, Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
3) Riwayat keturunan kembar gangguan jiwa
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami. Tidak ada riwayat gangguan jiwa
4) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi, mastektomi, dan kista
5) Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik, Anti piretik, Antalgin dan lainnya.
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT: 06.12.2013 HPL: 13.9.2014 UK: 10 minggu 1) Selama hamil ibu periksa di bidan
3) Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin a) Trimester I
ANC : 2 kali di bidan Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Banyak istirahat, makan sedikit dikit tapi sering Terapi : Berikan ibu omedom dan caviplex 1×1 tab/hari b) Trimester II ANC : - c) Trimester III ANC : - 4) Riwayat Imunisasi TT 1 : - TT 2 : -
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari 1) Pola pemenuhan nutrisi
Sebelum hamil Selama Hamil Makan
Frekuensi : 3x sehari 4-5x sehari Jumlah : 1 piring 1/2piring
Jenis : Nasi, lauk, sayur Nasi, sayur, lauk Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada Minum
Frekuensi : 6-7 gelas sehari 7-8 gelas sehari Porsi : 1 gelas 1 gelas
Jenis : Air putih, teh Air putih, teh, susu Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada 2) Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x / hari 1x / hari Konsistensi : lunak lunak Warna : khas feses khas feses Bau : khas feses Khas feses Keluhan : tidak ada tidak ada BAK
Frekuensi : 3-4 x / hari 4-5 x/ hari Warna : kuning jernih kuning jernih Bau : khas urine khas urine Konsistensi: : cair cair Keluhan : tidak ada tidak ada 3) Pola istirahat
Tidur Siang : 1 pukul 1 pukul Tidur Malam : 7-8 pukul 7-8 pukul Keluhan : tidak ada tidak ada 4) Personal higiene
Mandi : 2x /hari 2x /hari Keramas : 3x /minggu 3x /minggu Ganti pakaian : 2x /hari 2x /hari Gosok gigi : 3x /hari 2x /hari
5) Hubungan seksual
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu Keluhan : tidak ada tidak ada Data psikososial spiritual, budaya, ekonomi
1) Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini dan sangat menantikan kelahiran bayi mereka, namun setelah ada keluhan ini ibu mengatakantakut dan cemas kehilangan bayinya.
2) Ibu mengikuti kegiatan PKK secara rutin di masyarakat 3) Ibu rutin melaksanakan sholat 5 waktu
4) Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan
Data pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang kehamilan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamian TM I yaitu: keluar darah dari jalan lahir, pandangan kabur, pusing yang berlebihan dan mual muntah lebih dari 10 kali sampai tidak bisa menjalankan aktivitas.
2. Data Objektif Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) kesadaran : composmentis 3) BB sebelum hamil : 47 kg 4) BB sekarang : 49 kg 5) Tinggi Badan : 155 cm 6) LILA : 25 cm 7) Vital Sign
Tekanan darah : 120/70 Mmhg Suhu : 36,5oC Nadi : 88x/menit Respirasi : 24 x/menit Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi Kepala :
Bentuk mesocephal, tidak ada bekas luka operasi,tidak ada nyeri, rambut tidak rontok, rambut lurus
Muka :
Bentuk simetris, tidak berjerawat, tidak ada bekas luka operasi, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada benjolan, pendengaran baik
Mata :
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda,sklera putih, kelopak mata tidak oedema, penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut :
Bibir tidak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis, tidak epulis, tidak ada karies gigi, lidah tidak kotor
venajugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar parotis
Dada :
Gerakan nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada,tidak wheezing
Payudara :
Simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan puting susu, tidak ada benjolan, belum ada pengeluaran colostrum
Abdomen :
Membesar sesuai umur kehamian, tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea dan striae gravidarum,nyeri perut bagian bawah, tidak ada nyeri tekan
Genetalia :
Keluar darah kurang lebih 10 cc warna merah, bau khas, terpasang pembalut, tidak ada varises, tidak adapembesaran kelenjar bartolini dan skene.
Ekstremitas Atas :
Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili, tidak oedem, kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan aktif
Ekstremitas Bawah :
Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili,tidak oedem dan varices, kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan aktif
Anus : tidak hemoroid 2) Palpasi
TBJ : -
Leopold I : TFU 2 jari di diatas simfisis. Leopold II : belum bisa dilakukan
Leopold III : belum bisa dilakukan Leopold IV : belum bisa dilakukan Auskultasi : DJJ belum terdengar Perkusi : Reflek patella (+) ada 3) Pemeriksaan Penunjang
a) Panggul luar : Tidak dilakukan b) Pemeriksaan panggul dalam: Tidak dilakukan c) Pemeriksaan laboratorium : Hb: 11,7 gr/% d) PP Test : Positif (+) e) USG : Tidak dilakukan f) Rontgen : Tidak dilakukan g) Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher) 1) Vagina: fleks ada sedikit
2) Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan tidak ada, digoyangkan tidak terasa nyeri. 3) Adnexa parametrium kanan: nyeri tidak ada.
4) Adnexa parametrium kiri: nyeri tidak ada 5) Cavum douglas: tidak menonjol.
B. INTERPRETASI DATA Diagnosa kebidanan
Seorang ibu G5P4A0 umur 36tahun hamil10 minggu, dengan abortus iminens Data dasar :
DS:
ibu mengatakan ini kehamilan yang kelima Ibu mengatakan berumur 36 tahun
Ibu mengatakan belum pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT: 6.12.2013 HPL : 12.09.2014 Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
DO:
Ekspresi wajah nampak cemas Keadaan umum : baik
kesadaran : composmentis BB sebelum hamil : 47 kg BB sekarang : 49 kg Tinggi Badan : 155 cm LILA : 25 cm Vital Sign Tekanan darah : 120/70 Mmhg Suhu : 36,5oC Nadi : 88x/menit Respirasi : 24 x/meni TFU 2 jari di jari diatas simfisis Hb: 11,7 gr/%
C. DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL Abortus Insipiens
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA - Bed rest
- Kolaborasi dengan dokter Obsgyn
E. PERENCANAAN
- Beritahu ibu dan keluarga kondisi ibu dan hasil pemeriksaan
- Beri ibu dukungan psikologis dan libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
- Observasi keadaan umum dan tanda vital ibu - Kaji perdarahan pasien tiap jam
- Anjurkan bed rest total
- Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk memberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasien
- Anjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti
- Anjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau bertambah banyak
F. PELAKSANAAN
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang mengalami abortus iminens yaitu keguguran yang masih dapat dipertahankan sehingga ibu harus tetap berada di RS untuk dilakukan pemantauan selama 2 jam. Informasikan juga pada
ibu dan keluarga bahwa keluhan nyeri perut bagian bawah yang dirasakan terjadi karena adanya kontraksi uterus.
Memberi ibu dukungan psikologis
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support kepada ibu, dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan serta menghadirkan keluarga yang paling dekat dengan ibu.
Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu setiap 1 jam selama ibu
Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang digunakan
Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah selama 48 jam, apabila kehamilan masih dapat dipertahankan perdarahan dalam waktu 48 jam akan berhenti
Melakukan kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasian yaitu:
- Papaverin tab 2×1 tab - Pregnabion tab 2×1 tab - Gestanon tab 1×1 tab
Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti: angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti.
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau bertambah banyak
G. EVALUASI
Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang mengalami abortus iminens
Bidan dan keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa lebih tenang
Keadaan umum baik dan tanda vital dalam batas normal Keadaan umum : baik
kesadaran : composmentis BB sebelum hamil : 47 kg BB sekarang : 49 kg Tinggi Badan : 155 cm LILA : 25 cm Vital Sign Tekanan darah : 120/70 Mmhg Suhu : 36,5oC Nadi : 88x/menit Respirasi : 24 x/menit
Perdarahan lebih kurang 10 cc, warna darah merah tua, bau khas, Ibu istirahat rebah selama 2 jam, dan ibu bersedia melakukan bad rest total di rumah
Telah diberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasian yaitu: - Papaverin tab 2×1 tab
- Pregnabion tab 2×1 tab - Gestanon tab 1×1 tab
Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu dan bersedia tidak melakukancoitusselama satu bulan setelah setelah perdarahan berhenti. Ibu bersedia untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau bertambah banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Chalik, TMA. 2007. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia2008. Jakarta: Depkes RI.
KEPMENKES RI NO. 369/MENKES/SK/III/2007. Jakarta: Menkes RI. Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Liewellyn, Derek. 2001. Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Permenkes RI No 1464/Menkes/per/x/2010. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta: Menkes RI.
Prihardjo,Robert. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.
Pusdiknakes Depkes RI, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta, Pusdiknakes RI.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. BukuPanduanPraktisPelayananKesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Saminem. 2002. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC
Sofyan, Mustika., et al. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia: Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI.
Surjadi, Charles. 2010. Kesehatan Reproduksi Jaringan Epidemiologi Nasional. Jakarta: Fitramaya.
Taher, B. 2004. Kadaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC. Uliyah. 2006. Perubahan pada Masa Kehamilan. Fitramaya: Yogyakarta.
Wahyuningsih, Heni dkk. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Varney, Helen. 1997. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro. Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Wheeler, J. 2004. Buku Saku Asuhan Kehamilan. Jakarta: EGC.