ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA KELOMPOK BINAAN DI
LEMBAGA PERMASYARAKATAN
KELOMPO
K 5
ANGGOTA KELOMPOK
Anneke Widi P
131311133016
Lisa Choirotus
131311133028
A’ida Fitriyah 131311133050
Gabriela Kando R
131311133077
M. Daud Al Abror 131311133080
Dewi Fathur R
131311133110
Wahyu Novitasari 131311133143
Alfina Maghfiroh 131311133137
DEFINISI
KELOMPOK BINAAN
Kelompok binaan adalah kelompok
atau
anggota
masyarakat
yang
berada dalam kelompok sasaran yang
secara
sengaja
mengelompokkan
atau dikelompokkan yang menjadi
sasaran bimbingan secara kontinyu
dan terencana.
CIRI – CIRI
KELOMPOK BINAAN
• Memiliki program pembinaan yang
terarah dan sistematis
• Terstruktur, yaitu mempunyai
organisasi, walaupun organisasinya
sangat sederhana, tetapi kelompok ini
memiliki sekurang-kurangnya ketua
atau koordinator.
• Kegiatan bersifat kontinyu.
DEFINISI
LEMBAGA PERMASYARAKATAN
Pengertian Lembaga Pemasyarakatan dalam Pasal 1
angka 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1995 adalah
tempat untuk melaksanakan pembinaan terhadap
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Lembaga
Pemasyarakatan sebagai unit pelaksanaan teknis
dibidang pembinaan narapidana berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM.
KEADAAN UMUM LEMBAGA
PERMASYARAKATAN
Gambaran
keadaan
di
lembaga
pemasyarakatan di Indonesia sama dengan
tata kehidupan di penjara yang amat ketat.
Semua kegiatan di lapas diatur berdasarkan
jadwal tertentu seperti kegiatan pembinaan,
jam besuk, waktu istirahat, waktu olahraga,
waktu tidur dan bangun, makan dan
sebagainya
JENIS LEMBAGA
PERMASYARAKATAN
Menurut usia :
• Lembaga Pemasyarakatan untuk anak
• Lembaga Pemasyarakatan khusus
pemuda
• Lembaga Pemasyarakatan untuk dewasa
Menurut jenis kelamin
• Lembaga Pemasyarakatan khusus wanita
• Lembaga Pemasyarakatan khusus
laki-laki
Menurut kapasitasnya :
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas III
Klasifikasi Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan
Penghuni Lembaga Pemasyarakatan
bisa narapidana (napi) atau Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa
juga yang statusnya masih tahanan,
maksudnya orang tersebut masih
berada dalam proses peradilan dan
belum ditentukan bersalah atau tidak
oleh hakim.
Penghuni suatu lembaga pemasyarakatan
atau orang-orang tahanan itu terdiri dari :
1. Mereka yang menjalankan pidana
penjara dan pidana kurungan;
2. Orang-orang yang dikenakan
penahanan sementara;
3. Orang-orang yang disandera.
4. Lain-lain orang yang tidak menjalankan
pidana penjara atau pidana kurungan,
akan tetapi secara sah telah
dimasukkan ke dalam lembaga
pemasyarakatan.
Permasalahan dalam
Kelompok Binaan
di Lembaga Permasyarakatan
• Kesehatan mental
Menurut data dari Bureau of justice, 1999
kira-kira 285.000 tahanan dilembaga
pemasyarakatan
mengalami
gangguan
jiwa. Penyakit jiwa yang sering dijumpai
adalah
skozofrenia,
bipolar
affective
disorder dan personality disorder
• Kesehatan fisik
Perawatan kesehatan yang paling penting
adalah penyakit kronis dan penyakit
menular
seperti
HIV,
Hepatitis
dan
Tuberculosis.
Proses Pembinaan
Narapidana dalam Sistem
Pemasyarakatan
Tahap pertama.
Setiap narapidana yang ditempatkan di dalam
lembaga pemasyarakatan itu dilakukan penelitian
untuk
mengetahui
segala
hal
tentang
diri
narapidana
Tahap kedua.
Jika
proses
pembinaan
terhadap
seseorang
narapidana itu telah berlangsung selama sepertiga
dari masa pidananya yang sebenarnya, dan menurut
pendapat dari Dewan Pembina Pemasyarakatan
telah dicapai cukup kemajuan, antara lain ia
menunjukkan keinsafan, perbaikan, disiplin dan
patuh pada peraturan-peraturan tata tertib
Tahap ketiga.
Jika proses pembinaan terhadap seseorang
narapidana itu telah berlangsung selama
setengah
dari
masa
pidananya
yang
sebenarnya, dan menurut pendapat dari
Dewan
Pembina
Pemasyarakatan
telah
dicapai cukup kemajuan baik secara fisik
maupun secara mental dan dari segi
keterampilan
Tahap keempat.
Jika proses pembinaan terhadap seseorang
narapidana itu telah berlangsung selama dua
per
tiga
dari
masa
pidananya
yang
sebenarnya
atau
sekurang-kurangnya
sembilan bulan, kepada narapidana tersebut
dapat diberikan lepas bersyarat.
ASUHAH KEPERAWATAN
PADA WARGA BINAAN DI
LEMBAGA
Contoh
kasus
• Sebuah lembaga pemasyarakatan X berdiri tahun 1997. Lembaga
pemasyarakatan ini khusus untuk warga binaan laki-laki dengan jumlah 454 orang dengan rentang usia 21-63 tahun. Kegiatan setiap harinya dimulai dari pukul 05.00, kegiatan yang menjadi rutinitas yaitu kegiatan keagamaan (seperti sholat berjamaah), olahraga, pembinaan kepribadian, keterampilan, pemberian motivasi, dan pemeriksaan kesehatan. Untuk pemeriksaan kesehatan dilaksanakan sekali seminggu.
• Keadaan di lapas cukup kondusif, dan kegiatan yang dilaksanakan di lapas pun berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Namun beberapa bulan terakhir ini terjadi masalah terkait kesehatan dari beberapa warga binaan yang tergolong serius, yakni Hepatitis B dan TBC. Hal ini terjadi semenjak diberlakukannya ruangan khusus untuk merokok. Para warga binaan
kemudian dengan leluasa memanfaatkan fasilitas ini untuk merokok berjamaah. Selain itu, terkadang diantara warga binaan yang merokok tersebut bergonta-ganti dalam menghisap sebatang rokok. Hal ini
menyebabkan virus ataupun bakteri dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang yang lainnya melalui air liur yang tertempel pada batang rokok. Apalagi diantara warga binaan tersebut ada yang telah menderita hepatitis B. Parahnya kondisi kesehatan para warga binaan mengalami
kemerosotan sejak sebulan terakhir ini. Ditambah lagi, personal hygine dari tiap warga binaan kurang diperhatikan oleh masing-masing orang, karena fasilitas seperti toilet dan kamar mandi terbatas oleh karena jumlah warga binaan yang melebihi kapasitas lapas. Karena keterbatasan fasilitas ini juga, menyebabkan banyak warga binaan yang mengalami gatal-gatal akibat penggunaan kamar mandi bersama secara tidak bersih.
Pengkajian
1. Pengkajian Sosial
Umur: 21-63 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Jumlah warga binaan: 454 orang
2. Pengkajian Epidemiologi
Penyakit menular: gatal-gatal, hepatitis B, TBC
3. Perilaku dan lingkungan
Diet: Petugas memberikan makan kepada warga binaan sebanyak
3x sehari
Merokok: banyak tahanan yang merokok, hampir sekitar 80% dari
warga binaan seluruhnya
Penyalahgunaan narkoba: belum terdeteksi untuk 2 bulan terakhir
Sistem layanan kesehatan
Kurang efektif, karena semakin banyak warga binaan yang akan
diperiksa, namun tenaga kesehatan terbatas dan padatnya jadwal
kegiatan dari pemberi layanan kesehatan
Analisa Data
Para warga binaan tidak nyaman dengan kondisi Lapas yang sempit,
bau dan kotor. Sehingga banyak sekali yang memiliki penyakit
sehingga warga binaan yang lain juga tertular, kebanyakan penyakit menularnya yaitu gatal-gatal karena kurangnya kebutuhan air bersih dan ruangan yang sempit.
Warga binaan menjadi kurang terkontrol perilaku hidup sehatnya yaitu
suka merokok secara bersama-sama semenjak disediakannya fasilitas berupa ruang khusus merokok di dalam lapas.
Antara warga binaan saling bertukar menghisap sebatang rokok,
sehingga penyakit dari satu warga binaan dengan mudah menular kepada warga binaan lainnya.
Prioritas Masalah
Domain 00215 Deficient community health Domain 00188 Risk-prone health behavior
Diagnosa Keperawatan Komunitas
• Resiko peningkatan kasus TBC dan Hepatitis B serta penyakit menular lainnya (gatal-gatal) pada warga binaan laki-laki di Lapas X
berhubungan dengan perilaku hidup tidak sehat (merokok) dan
Jenis Kegiatan Tujuan Strategi Aktivitas Penanggun g Jawab Waktu dan Tempat 1.Pemberian Vaksin Hepatitis B kepada para warga binaan baru
2. Health Education berupa penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok dengan fokus pada masalah penularan penyakit TBC dan Hepatitis B beserta penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam kondisi apapun 3. Pemeriksaan kesehatan secara rutin
Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka penularan hepatitis B dari warga binaan lama terhadap warga binaan yang baru
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi warga binaan tentang penyakit-penyakit menular, dan perilaku dan aktivitas apa saja yang dapat menularkan penyakit tersebut.
Selain itu, menekan penularan dari penyakit TBC dan Hepatitis B
Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu tenaga kesehatan maupun dari pihak lapas dlm
memantau keadaan
maupun status kesehatan dari tiap warga binaan
Bekerja sama dengan
kepala dinas setempat dan juga kepala dan staf dari Lapas X dalam penyelenggar aan kegiatan ini Melalui kepala dan staf Lapas X, mulai mengundang para warga binaan untuk hadir dalam pemeberian vaksin hepatitis B ini lewat pengumuman dari tiap kepala ruang
Anneke Widi
Lisa Choirotus dan Tim dari Dinkes Tim Kesehatan 5 Oktober 2015 Pukul 08.00 WIB Di Ruang Pertemuan Lapas X 5 Oktober 2015 Pukul 10.00 WIB Di Ruang Pertemuan Lapas X Tiap minggu di adakan pemeriksaan kesehatan secara rutin Di Ruang Pertemuan Lapas X